Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 8

MKM Vol. 02 No.

02 Des 2007

KAJIAN EPIDEMIOLOGI KESEHATAN DARURAT PENYAKIT FLU BURUNG


(NEW EMERGING INFECTIOUS DISEASE)

Sintha Lisa Purimahua1

Abstract : Bird flu or Avian Influenza is a contagious disease that caused by type A
inlfuenza virus and transmitted by poultry. This virus can survive in the water until 4
days at 22 0 C temperature and more than 30 days at 0 0C temperature. Avian influenza
spreads through air that polluted by H5N1 virus, derive bird droppings that suffered
Avian influenza. Infection of Avian influenza from bird to human can happen if human
have inhaled the air that contains Avian influenza or contacts with bird that infected
Avian Influenza. One of diseases that classified as New Emerging Disease is Avian
influenza or bird flu. Because of Avian influenza has impacts on society, not only on
poultry breeder, it is time for goverment to decide zoonosis disease that have potential
thread to human as natural disaster. From this condition, the aim of this study is to
explain epidemiologi aspect of New Emerging Infection Disease. The results of this
study show that : (1). Avian influenza as one of New Emerging Infection Disease (NEID)
(2). Avian influenza has impacts on society and has potential threat to the human health
(3). Goverment has decided Avian influenza as natural disaster (4) Possibility of
pandemi of Avian influenza is a problem that should be concerned of seriously.

Key words: Avian Influenza, Epidemiology of emerging health

PENDAHULUAN gangguan kehidupan sosial dan perlu


Kesehatan Darurat merujuk kepada tindakan khusus yang segera.
masalah kesehatan masyarakat yang
bersifat mendesak (emergency) dan Wabah sudah menjadi istilah yang
mengenai masyarakat luas. Untuk sangat erat dengan epidemiologi,
menanganinya maka dapat dilakukan karena asal usul epidemiologi berakar
pendekatan epidemiologi dimana dari penanggulangan masalah wabah
dilakukan pembicaraan mengenai (epidemi). Pengertian wabah kemudian
masalah kesehatan masyarakat yang berkembang sesuai dengan
bersifat darurat dalam hal distribusi perkembangan masalah kesehatan
masalah, faktor risiko dan upaya masyarakat yang dihadapi oleh
pencegahan yang dapat dilakukan epidemiologi.
untuk menanggulangi masalah
kesehatan darurat tersebut Salah satu bentuk gangguan kesehatan
(Bustan,2000). yang merupakan kejadian epidemi
adalah Penyakit Baru (Emerging
Sebagai salah satu bagian Disease). Emerging Disease adalah
pembicaraan Epidemiologi Kesehatan beberapa penyakit yang baru
Darurat adalah Wabah. Wabah itu diidentifikasi ya ng sebelumnya tidak
kejadiannya relatif mendadak, diketahui dan menyebabkan masalah
mengenai masyarakat luas dan kesehatan masyarakat baik lokal
cenderung meluas, dapat maupun internasional. (WHO, 1997).
menyebabkan gangguan kesehatan
yang berat sampai kematian, Salah satu jenis penyakit yang
memberikan kerugian ekonomi dan termasuk New Emerging Disease
adalah Avian Influenza atau Flu

1
Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja FKM Undana
MKM Vol. 02 No. 02 Des 2007

Burung . Mengingat bahwa wabah flu Berdasarkan laporan Depkes (2006) ,


burung memiliki dampak terhadap sampai dengan 28 November 2006,
masyarakat luas dan bukan hanya jumlah kasus positif flu burung secara
peternak unggas, sudah saatnya kumulatif mencapai 74 kasus, 57
kejadian wabah penyakit hewan diantaranya meninggal dunia.
menular (zoonosis) yang memiliki
potensi ancaman terhadap kesehatan Kegagalan menangani flu burung yang
manusia ditetapkan pemerintah sebagai sudah endemik di sebagian besar
darurat bencana alam (natural disaster) wilayah Indonesia berisiko munculnya
(Naipospos,2001). kasus flu burung pada manusia dengan
segala implikasinya termasuk yang
Wabah penyakit flu burung harus diakui paling ditakuti dunia yaitu pandemi
memang merupakan pukulan yang influenza.
sangat berat bagi sektor pertanian,
industri perunggasan, dan perdagangan Tinjauan Tentang New Emerging
internasional di wilayah yang terjangkit. Infectious Disease
Namun, sebenarnya ada yang lebih New Emerging Infectious Disease
ditakutkan dari sisi kesehatan (NIED) merupakan panyakit yang newly
masyarakat, yaitu pandemi Flu burung identified or previously unknown
pada manusia yang mungkin akan infections, sedangkan Re-Emerging
berdampak jauh lebih luas dan lebih Infectious Disease (REID) merupakan
berat di bidang ekonomi, sosial, dan reappearance of, or increase in number
politik. of, infections from a disease previously
known (Achmadi.2005).
Laporan yang dibuat oleh WHO sejak
bulan Desember 2003 menyatakan Sedangkan dalam Patz dkk (1996)
bahwa beberapa negara di Asia, seperti didefinisikan Emerging dan Re-
Indonesia, Vietnam, Kamboja, emerging Infectious Diseases sebagai
Hongkong, Jepang, Korea dan Taiwan, semua penyakit infeksi yang
terjangkit wabah flu burung dan besar menunjukkan gejala peningkatan pada
kemungkinan negara negara yang masa-masa terakhir dan sekaligus
terjangkit akan meningkat, seiring menunjukkan gejala kemungkinan
dengan semakin banyaknya unggas, ancaman peningkatan dalam waktu
burung dan manusia yang terdeteksi mendatang (Emerging and Re-
mengidap flu burung . emerging Infectious Diseases re-
defined as those increasing in
Kasus positif flu burung di Indonesia incidence in the recent past or
terdapat di 9 propinsi yaitu DKI Jakarta threatening to increase in the near
(18 kasus, 16 meninggal), Banten (9 future). Dengan demikian, New
kasus, 8 meninggal), Jawa Barat (25 Emerging Infectious Disease (NEID)
kasus, 20 meninggal), Jawa Tengah (4 merupakan ancaman di masa
kasus, 3 meninggal), Jawa Timur (5 mendatang yang harus diantisipasi
kasus, 3 meninggal), Sumatera Utara (7 kehadirannya.
kasus, 6 meninggal), Sulawesi Selatan
(1 kasus meninggal), Lampung (3 kasus Emerging Disease adalah beberapa
hidup) dan Sumatera Barat (2 kasus penyakit yang baru diidentifikasi yang
hidup) (www.depkes.go.id). sebelumnya tidak diketahui dan
menyebabkan masalah kesehatan
masyarakat baik lokal maupun

2
KAJIAN EPIDEMIOLOGI KESEHATAN DARURAT PENYAKIT FLU BURUNG

Internasional ( WHO, 1997 dalam hari sesudah timbul gejala. Pada anak
Leida. 2006). sampai 21 hari.

Tinjauan tentang Flu Burung (Avian Penularan


Influenza) Flu burung menular dari unggas ke
Penyebab unggas, dan dari unggas ke manusia.
Penyebab flu burung adalah virus Penyakit ini dapat menular melalui
influenza tipe A. Virus influenza udara yang tercemar virus H5N1 yang
termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus berasal dari kotoran atau sekreta
influenza tipe A dapat berubah- ubah burung/unggas yang menderita flu
bentuk (Drift, Shift), dan dapat burung. Penularan dari unggas ke
menyebabkan epidemic dan pandemi. manusia juga dapat terjadi jika manusia
Virus influenza tipe A terdiri dari telah menghirup udara yang
Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N), mengandung virus flu burung atau
kedua huruf ini digunakan sebagai kontak langsung dengan unggas yang
identifikasi kode suptipe flu burung yang terinfeksi flu burung.
banyak jenisnya. Pada manusia hanya
terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, Pencegahan
H5N1, H9N2, H1n2,H1N2, H7N7. Pada Unggas yaitu dengan
Sedangkan pada binatang H1-H5 dan pemusnahan unggas/ burung yang
N1-N9. terinfeksi flu burung dan Vaksinasi pada
unggas yang sehat. Sedangkan pada
Strain yang sangat virulen/ganas dan manusia kelompok berisiko tinggi
menyebabkan flu burung adalah dari (pekerja peternakan dan pedagang)
subtype A H5N1. Virus tersebut dapat adalah mencuci tangan dengan
bertahan hidup di air sampai empat desinfektan dan mandi sehabis bekerja,
hari pada suhu 220C dan lebih dari 30 Hindari kontak langsung dengan ayam
hari pada 00C. Virus akan mati pada atau unggas yang terinfeksi Flu Burung,
pemanasan 600 C selama 30 menit atau Menggunakan alat pelindung diri
560C selama 3 jam dan dengan (contoh: masker dan pakaian kerja),
detergent, desinfektan, misalnya Meninggalkan pakaian kerja di tempat
formalin, serta cairan yang kerja, Membersihkan kotoran unggas
mengandung iodine. setiap hari, Imunisasi. Pencegahan
pada masyarakat umum seperti
Gejala gejala menjaga daya tahan tubuh dengan
Gejala flu burung dapat dibedakan pada memakan makanan bergizi dan istirahat
unggas dan manusia.Gejala pada cukup, Mengolah unggas dengan cara
Unggas antara lain jengger berwarna yang benar, yaitu (a). Pilih unggas yang
biru, borok dikaki, kematian mendadak. sehat (tidak terdapat gejalagejala
Sedangkan pada manusia seperti penyakit pada tubuhnya); (b). Memasak
demam ( suhu badan diatas 38 C), daging ayam sampai dengan suhu 80
batuk dan nyeri tenggorokan, radang C selama 1 menit dan pada telur
saluran pernapasan atas, pneumonia, sampai dengan suhu 64C selama 4,5
Infeksi mata, dan nyeri otot. menit.

Masa Inkubasi Pemecahan Masalah Flu Burung


Masa inkubasi pada unggas selama 1 Pemecahan masalah flu burung perlu
minggu dan pada manusia : 1 3 hari, dilakukan pada tingkat Instansi
masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 pemerintah (Departemen Kesehatan

3
MKM Vol. 02 No. 02 Des 2007

dan Departemen Pertanian), maupun masyarakat diharapkan untuk: (a)Selalu


di masyarakat. menjaga kebersihan perorangan
dengan mencuci tangan menggunakan
Kegiatan yang dilakukan Depkes dalam sabun atau detergen. (b)Menjaga
pencegahan dan penanggulangan kebersihan lingkungan, terutama
kasus flu burung adalah: dengan memastikan pembersihan
(a)Mengembangkan 8 laboratorium kotoran atau tinja unggas, serta
diagnostic regional dan laboratorium kandang unggas dengan menggunakan
badan Litbangkes menjadi BSL-3 ( Bio desinfektan (penyucihama) sesuai
safety Level- 3) sehingga dapat petunjuk Dinas peternakan atau
memeriksa virus hidup; (b)Meneruskan Pertanian. (c)Apabila badan terasa
sosialisasi kebijakan dan intensifikasi panas atau demam, batuk, pilek, serta
pelaksanaan kasus serta rujukan memiliki kontak langsung dengan
kecepatan rujukan kasus, serta ayam/unggas sakit atau mati mendadak
menyediakan oseltamivir (kapsul 2 minggu sebelumnya, atau berada di
Tamiflu) di Unit terdepan yaitu tempat/wilayah yang terinfeksi flu
Puskesmas. (c)Memperkuat deteksi dini burung, segera berobat ke tempat
(Early Warning Sistem ) dan Surveilans. pelayanan kesehatan baik puskesmas
(d)Melengkapi alatalat perawatan atau rumah sakit. Bila terkena penyakit
intensif di 44 Rumah sakit rujukan. flu burung maka akan cepat menjadi
(e)Mengintensifkan komunikasi risiko sesak nafas karena terjadi radang paru
dalam membangun kesadaran seluruh paru. (d)Apabila terdapat kematian
lapisan masyarakat. ayam atau unggas mendadak, segera
(f)Mengembangkan Desa Siaga di bangkainya dibakar atau dikubur. Pada
bidang kesehatan termasuk saat membakarnya, tangan harus
pencegahan dan penanggulangan Flu dilindungi dengan sarung tangan atau
Burung. (g)Mengembangkan pilot kantung plastik. Mulut, hidung, harus
project untuk pencegahan dan ditutup dengan masker atau sapu
penanggulangan Avian Influenza di tangan. Setelah itu mencuci tangan
Kota Tangerang sebagai model, dengan desinfektan, sabun atau
bekerjasama dengan pemerintah detergen. (e)Melaporkan kasus ayam
Singapura dan akan diperluas ke atau unggas yang mati mendadak atau
kabupaten Tangerang. (h)Memperkuat sakit kepada Dinas Peternakan atau
koordinasi lintas sektoral terutama Pertanian setempat. (f)Berperan aktif
dengan Deptan yang kompeten dalam dalam gerakan Tumpas Flu Burung
menangani sumber infeksi pada dan rela berkorban demi memutus
unggas/hewan. (i)Penelitian rantai penularan flu burung dari unggas
epidemiologi, klinis dan virologist. ke unggas, dan dari unggas ke
(j)Pemerintah, atas perintah Presiden manusia.
dan dikoordinir Kementrian
Kesejahteraan rakyat, akan melakukan Epidemiologi Wabah Flu Burung
gerakan Tumpas Flu Burung di 6 (Avian Influenza)
Propinsi ( DKI jakarta, Banten, Departemen Kesehatan RI (Depkes)
Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah memberlakukan status kejadian luar
dan Sulawesi Selatan ) yang dimulai 24 biasa (KLB) flu burung di Indonesia
Februari 2006. menyusul bertambahnya pasien yang
diduga mengidap flu burung. Menteri
Dalam pencegahan dan Pertanian, Anton Apriantono
penanggulangan flu burung, menegaskan, Indonesia sudah dalam

4
KAJIAN EPIDEMIOLOGI KESEHATAN DARURAT PENYAKIT FLU BURUNG

kondisi darurat flu burung, sehingga wilayah (transboundary diseases) dan


membutuhkan penanganan yang cepat ancaman yang berkelanjutan terhadap
untuk memutus rantai penyebaran kesehatan masyarakat, sangat kritikal
penyakit tersebut (www.mediaindo- bagi masyarakat di Asia untuk bekerja
nesia.online,com) sama dalam mencegah dan
mengendalikan penyakit ini guna
Keterlambatan dalam penanganan meminimalkan kerugian yang terjadi.
wabah dapat berakibat meluasnya
daerah penyebaran penyakit dan Virus influenza H5N1 pada awalnya
permasalahannya akan bertambah diperkirakan menyebar melalui burung
kompleks. Antisipasi datangnya bahaya burung liar yang secara periodik
atau kesiapsiagaan sangat diperlukan melakukan migrasi pada setiap
untuk peningkatan kewaspadaan, perubahan musim. Virus kemudian
terutama kewaspadaan sedini mungkin menular ke peternakan unggas. Pada
sebelum semuanya menjadi terlambat awalnya virus itu hanya mampu
(Akoso, 2006). menginfeksi dan menyebabkan
kematian dalam waktu singkat pada
Oleh sebab itu, sistem kesiagaan sejumlah besar unggas. Pada
darurat perlu dikembangkan, baik kenyataannya virus kemudian juga
dalam hal manajemen penanganan- mampu menginfeksi babi dan binatang
nya, kelembagaan dan infrastrukturnya, binatang lainnya. Kedekatan antara
sumber daya manusianya, maupun manusia dan ternak unggas adalah
operasionalisasinya di lapangan. Begitu salah satu faktor yang menimbulkan
pentingnya pengendalian dampak flu genetic reassortment.
burung ini ditengahtengah derap
lajunya pembangunan bangsa Indo- Perubahan itu memberi kemampuan
nesia di segala bidang, sehingga pada H5N1 untuk menembus sel tubuh
Presiden menyatakan bahwa flu burung manusia dan menyebabkan sakit serta
sebagai salah satu musuh bangsa merusak sistem pernapasan dan pada
Indonesia di samping musuh yang lain kasus yang berat berakhir dengan
yaitu terorisme, narkoba, dan korupsi kematian.
(Akoso, BT, 2006).
Semakin banyak manusia yang
Wabah penyakit flu burung (highly berhubungan dengan unggas yang
pathogenic avian influenza) yang sakit, semakin besar kemungkinan
berjangkit di banyak negara Asia terjadinya genetic reassortment. Semua
termasuk Indonesia sejak akhir tahun memahami bahwa flu burung adalah
2003 telah menimbulkan dampak penyakit yang mampu melintas batas
negatif bagi sektor pertanian, industri wilayah (transboundary disease).
perunggasan, dan perdagangan Potensi pandemi di suatu wilayah
internasional di wilayah ini. Bahkan, sangat ditentukan oleh kerjasama
dampaknya terhadap kesehatan regional di wilayah yang memilki
manusia telah menjadi kekhawatiran potensi wabah. Rantai pandemi sangat
masyarakat di wilayah Asia dan dunia mungkin dimulai dari mata rantai
pada umumnya (www.poultryindo- terlemah dimana kemungkinan
nesia.com). terjadinya genetic reassortment paling
tinggi, yaitu di wilayah dimana praktik
Menyadari sifat alamiah dari penyakit biosecurity paling lemah (Soeroso.
flu burung yang mampu melewati batas 2006).

5
MKM Vol. 02 No. 02 Des 2007

Kemungkinan terjadinya pandemi telah menular antar manusia dalam


influenza merupakan masalah yang skala yang luas atau telah nyata terjadi
harus disikapi secara serius. Risiko pandemi di beberapa negara .
akan terjadi lebih banyak lagi kasus
pada manusia sangat mungkin selalu Mengingat hasil analisis menyimpulkan
ada. Setiap tambahan kasus pada kemungkinan akan timbulnya pandemi
orang akan memberikan kesempatan flu burung, maka WHO telah
pada virus untuk memperbaiki cara mempersiapkan program antisipasi
penularannya pada orang, dan Pandemic Preparedness Plan atau
seterusnya akan membentuk galur virus Rencana Persiapan Pandemi antara
pandemik. Tersebarnya virus ke lain dengan memperkuat jaringan
unggas atau burung liar akan laboratorium dan membentuk team
memperluas kesempatan terjadinya tanggap darurat dalam rangka
kasus pada orang. Walaupun tidak persiapan terhadap segala
dapat diprediksi kapan atau sejauh kemungkinan terburuk (Akoso, 2006).
mana keganasan pandemi, tetapi
kemungkinan akan terjadinya pandemi Disamping itu, WHO juga memetakan
mengalami peningkatan. suatu rencana tanggap dengan tiga
sasaran pokok, yaitu : mencegah
Secara Epidemiologi, untuk terjadinya terjadinya pandemi, mengendalikan
pandemi diperlukan beberapa tahapan wabah yang terjadi pada manusia, dan
atau fase perkembangan penyakit yang mencegah kemungkinan munculnya
dilalui yaitu (Akoso. 2006) : (a)Fase I , kasus selanjutnya.
Flu Burung atau Avian Influenza masih
terbatas pada populasi hewan, Untuk mendukung program tersebut di
khususnya unggas dan belum terjadi atas, WHO juga menyelenggarakan
infeksi pada orang. Risiko yang terjadi penelitian untuk memonitor situasi dan
karena penyakit ini masih rendah dan meningkatakan kesiapsiagaan,
belum menimbulkan wabah yang termasuk diantaranya segera
meluas pada hewan. (b)Fase II, yaitu mengembangkan kemampuan produksi
bila kejadian Flu Burung pada hewan vaksin untuk mengantisipasi sekiranya
telah semakin meluas dan keganasan penyakit tersebut
menimbulkan wabah, dan berisiko tinggi berkambang dan meningkat menjadi
terhadap kesehatan masyarakat tetapi pandemi(Akoso.2006).
belum terjadi penularan ke orang.
(c)Fase III, yaitu kejadian Flu Burung Strategi Kesiapsiagaan pandemi
yang telah menular dari hewan ke Influenza pada manusia adalah suatu
manusia tetapi belum ada penularan respon nasional yang terkoordinasi,
dari manusia ke manusia. (d)Fase IV, efektif pada semua tingkat administrasi
adalah fase dimana telah mulai terjadi pemerintahan, untuk mengahadapi
penularan antar manusia pada pandemi influenza dengan kegiatan
sekelompok kecil di masyarakat. kegiatan pencegahan dan pengendalian
(e)Fase V, adalah bila telah terjadi untuk mengurangi kesakitan, kematian
penularan antar manusia dan terjadi dan dampak sosio-ekonomik (Kandun.
pada sekelompok populasi di 2006).
masyarakat yang lebih besar. Dalam
keadaan ini telah terjadi risiko tinggi Secara khusus strategi kesiapsiagaan
akan terjadinya pandemi. (f)Fase VI, pandemi pada manusia adalah :
adalah terjadinya pandemi dimana virus (1)Mengurangi infeksi virus dan

6
KAJIAN EPIDEMIOLOGI KESEHATAN DARURAT PENYAKIT FLU BURUNG

kemungkinan infeksi pada manusia. DAFTAR PUSTAKA


(2)Memperkuat surveilans, peringatan Achmadi, UF, 2005. Manajemen
dini untuk suatu respon dini yang Penyakit Berbasis Wilayah.
terkoordinasi terhadap kejadian Luar Kompas. Jakarta.
biasa (KLB). (3)Memutuskan rantai Akoso, BT, 2006. Waspada Flu Burung
penularan virus influenza dan Penyakit Menular pada Hewan dan
penyebarannya. (4)Mengurangi dampak Manusia. Kanisius , Jakarta.
suatu pandemik yang mencakup Anonim, 2003. Penyakit Menular
kesakitan dan kematian juga Wabah Flu Burung KLB Nasional.
meminimalkan dampak sosio ekonomik. http// www.mediaindo.co.id
(5)Memonitor dan mengevaluasi respon (diakses 24 Maret 2006).
yang baru dan sudah dilakukan , 2005 . Panduan Praktis
terhadap pandemi itu. Penanggulangan Avian Influenza di
Dengan strategi utama yang dijalankan Tingkat Puskesmas. Direktorat
selama ini, yaitu peningkatan Jenderal PP & PL Depkes RI.
biosekuriti, vaksinasi, dan depopulasi, Jakarta .
diharapkan wabah flu burung tidak , 2006. Wabah Influenza :
akan terjadi penularan dari manusia ke Dapatkah Kita Menghindarinya ?
manusia (peristiwa pandemik). http// www.kompascybermedia.com
(Diakses 15 September 2006).
PENUTUP ..............., 2006. Situasi Flu Burung di
Simpulan Indonesia dan Peran Masyarakat
Flu Burung (Avian Influenza) dalam Upaya Penanggulangannya.
merupakan salah satu jenis penyakit http// www.depkes.go.id (diakses
New Emerging Infectious Disease 17 desember 2006).
(NEID) .Wabah Avian Influenza atau Flu ............., 2006. ESR Penderita Flu
Burung memiliki dampak terhadap Burung Akhirnya Meninggal. http//
masyarakat luas dan memiliki potensi www.depkes.go.id (diakses 9
ancaman terhadap kesehatan manusia, Desemeber 2006).
ditetapkan pemerintah sebagai darurat ............., 2006. Cumulative Number of
bencana alam (natural Confirmed Human Cases of Avian
disaster).Kemungkinan terjadinya Influenza (AI/H5N1). Reported to
pandemi Flu Burung merupakan WHO. http// www.who.int (diakses
masalah yang harus disikapi secara 17 Desember 2006.
serius. Bustan,M.N, 2000. Epidemiologi
Kesehatan Darurat . Fakultas
Rekomendasi Kesehatan Masyarakat UNHAS.
Perlu adanya tindakan preventive Makassar.
terhadap faktorfaktor risiko penyakit Kandun, I.N, 2006 . Kebijakan dan
Flu Burung (Avian Influenza), Strategi Penanggulangan Flu
khususnya bagi masyarakat yang Burung. Direktur Jenderal PP & PL
berisiko tinggi tertular virus H5N1. Serta Depkes RI. Jakarta.
perlu adanya diseminasi informasi Leida, I.M.T, 2006 . Materi Kuliah
kepada masyarakat mengenai Epidemiologi Kontemporer .
perkembangan mutasi virus Flu Burung Program Pascasarjana UNHAS.
yang mengarah pada terjadinya Makassar.
pandemic Flu Burung. Naipospos, 2001 . Wabah Flu Burung
Gelombang Kedua dan
Kemungkinan Menjadi Pandemi

7
MKM Vol. 02 No. 02 Des 2007

Asia. http// www.poultryindone-


sia.com (diakses 18 Desember
2006).
Soeroso,S. 2005. Pandemi Flu Burung
pada Manusia : Siapkah Kita ? http//
www.kompascybermedia.com
(diakses 22 Desember 2006).

You might also like