Professional Documents
Culture Documents
Laporan Penunjang Buku Pedoman Operasi dan Pemeliharaan DI. Klambu
Laporan Penunjang Buku Pedoman Operasi dan Pemeliharaan DI. Klambu
Laporan Penunjang Buku Pedoman Operasi dan Pemeliharaan DI. Klambu
16 DRAFT
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
LEMBAR PENGESAHAN
Disahkan Di Semarang
Tanggal : 201
3. Koordinator Pelaksana :
Menyetujui
PPK IRIGASI DAN RAWA II
Devi S Maulana, ST
NIP. 19811022 200912 1 001
ii
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
KATA PENGANTAR
Buku ini merupakan Buku Pedoman Operasi dan Pemeliharaan DI Klambu pekerjaan
“SUPERVISI KONSTRUKSI REHABILITASI DI KLAMBU” yang yang disusun dalam rangka
memenuhi kewajiban PT. Virama Karya berdasarkan Kontrak Nomor :
KU.03.01/Ao.6.17/Ao.5.3/05/ MYC/2015 Tanggal 28 Oktober 2015 kepada PPK Irigasi dan
Rawa II, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat SNVT PJPA Pemali –
Juana.
Buku ini menyajikan pedoman operasi dan pemeliharaan untuk semua bangunan dan
saluran Irigasi Klambu, baik berupa bangunan-bangunan utama dan bangunan-bangunan
pelengkapnya dan saluran induk beserta saluran sekundernya Daerah Irigasi Klambu.
Daerah irigasi tersebut terletak di Kabupaten Grobogan, Kudus, Jepara, Demak dan Pati,
wilayah kerja Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) Seluna, Dinas Pengelolaan
Sumber Daya Air Provinsi Jawa Tengah. Adapun sistematika pelaporan buku ini sebagai
berikut :
1. Pendahuluan
2. Gambaran Umum Daerah Irigasi
3. Pedoman Operasi,
4. Pedoman Pemeliharaan
5. Organisasi Operasi dan Pemeliharan
6. Fasilitas Operasi dan Pemeliharaan
7. Angka Kebutuhan Nyata Pengelolaan Irigasi (ANKPI)
8. Kesimpulan dan Saran
Akhir kata kami menyampaikan terima kasih kepada Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi
dan Rawa II atas kerjasama, bantuan, dan kepercayaan yang diberikan, serta kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga tersusunnya Laporan Bulan ini.
Semarang, 2017
PT. Virama Karya (Persero) (JO) –
PT. Caturbina Guna Persada – PT.
Asta Prima – PT. Daya Cipta
Dianrancana
iii
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
DAFTAR ISI
iv
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
2.13.2 Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan dan Penggantian Lapisan Air
.................................................................................................... II-92
v
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
2.15 USULAN PENYEMPURNAAN POLA TANAM DAN RENCANA TATA TANAM II-
105
3.3 KEGIATAN OPERASI JARINGAN IRIGASI SECARA RINCI MELIPUTI ....... III-2
3.5.2 Rapat Komisi Irigasi Untuk Menyusun Rencana Tata Tanam Tahunan
..................................................................................................... III-7
vi
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
3.6.5 Operasi Pintu Penguras ( Flushing Control Gates ) Pada Hilir Kantong
Lumpur ....................................................................................... III-28
3.7.4 Peran Serta P3A dalam operasi jaringan irigasi .......................... III-42
3.9 KAPASITAS ALUR, DEBIT BANJIR DAN TITIK PANTAU .......................... III-43
3.10 PREDIKSI CURAH HUJAN T.M.A DAN DAERAH RAWAN BANJIR........... III-46
3.12 TINDAKAN DARURAT PADA PRA SAAT DAN PASKA BANJIR ................ III-51
vii
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
viii
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
5.5 STRUKTUR ORGANISASI BALAI SATKER OPSDA PEMALI JUANA .......... V-7
5.8 PEGAWAI YANG TERSEDIA DAN MASALAH DALAM O & P..................... V-21
5.10.8 Tata Kerja P3A Dan Petak Tersier Yang Dilayani ......................... V-44
ix
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
5.11.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Pemberdayaan P3A /GP3A ........ V-46
x
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................................... 1
xi
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
xii
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
DAFTAR TABEL
Tabel II-1 Petak Tersier Daerah Irigasi Klambu Kiri ................................................... II-5
Tabel II-2 Petak Tersier Daerah Irigasi Klambu Kanan ............................................ II-16
Tabel II-3 Petak Tersier Daerah Irigasi Klambu Wilalung ........................................ II-24
Tabel II-4 Koefisien Tanaman Padi ......................................................................... II-55
Tabel II-5 Koefisien Tanaman Palawija Metode FAO .............................................. II-55
Tabel II-6 Pencatatan Debit Sungai Serang harian rata-rata setengah bulanan di
Bendung Klambu ..................................................................................... II-68
Tabel II-7 Perhitungan Debit Andalan Probabilitas 80% di Sungai Serang untuk Bendung
Klambu .................................................................................................... II-69
Tabel II-8 Pencatatan Debit Maksimum dan Minimum Harian setengah bulanan di
Bendung Klambu ..................................................................................... II-71
Tabel II-9 Pencatatan Debit Pengambilan Harian Rata-Rata Setengah Bulanan Di Intake
Klambu Kanan (m3/det)........................................................................... II-72
Tabel II-10 Perhitungan Debit Pengambilan Harian Rata-Rata Setengah Bulanan Di
Intake Klambu Kanan (m3/det) ................................................................ II-73
Tabel II-11 Pencatatan Debit Pengambilan Harian Rata-Rata Setengah Bulanan Di Intake
Klambu Kiri (m3/det) ................................................................................ II-75
Tabel II-12 Perhitungan Debit Pengambilan Harian Rata-Rata Setengah Bulanan di
Intake Klambu Kiri (m3/det) ..................................................................... II-76
Tabel II-13 Pencatatan Debit Pengambilan Harian Rata-Rata Setengah Bulanan di Intake
Klambu Wilalung (m3/det) ....................................................................... II-78
Tabel II-14 Perhitungan Debit Pengambilan Harian Rata-Rata Setengah Bulanan Di
Intake Klambu Wilalung (m3/det) ............................................................. II-79
Tabel II-15 Rencana Pola Tanam dan Rencana Tata Tanam Daerah Irigasi Klambu II-81
Tabel II-16 Draft Rencana Pola Tanam dan Rencana Tata Tanam MT. 2017/2018 .... II-89
Tabel II-17 Draft Rencana Pola Tanam dan Rencana Tata Tanam MT. 2017/2018 .... II-90
Tabel II-18 Perhitungan Evapotranspirasi (Eto) dengan metode Penman dari
Nedeco/Prosida daerah irigasi Klambu.................................................... II-94
Tabel II-19 Koefisien Tanaman Untuk Padi dan Palawija menurut NEDECO/PROSIDA
............................................................................................................... .II-95
Tabel II-20 Kebutuhan Air Irigasi untuk padi pendek dengan sistem 2 golongan ....... II-97
Tabel II-21 Kebutuhan Air Irigasi untuk tanaman jagung ........................................... II-98
Tabel II-22 Kebutuhan Air Irigasi untuk tanaman tebu ............................................... II-99
xiii
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tabel II-23 Tabel ZYLSTRA Kebutuhan Penjenuhan Pendahuluan (Air Irigasi) selama
penyiapan lahan untuk padi ................................................................... II-100
Tabel II-24 Koefisien Curah Hujan Efektif Untuk Padi ............................................. II-101
Tabel II-25 Curah Hujan Efektif Rata-Rata Bulanan dikaitkan dengan Et Tanaman Rata-
rata Bulanan dan Curah Hujan Mean/Bulanan/Mean Monthly Rainfall
(USDA/SCS, 1969) .................................................................................. II-102
Tabel II-26 Perhitungan Hujan Efektif DI Klambu .................................................... II-104
Tabel II-27 Rencana Pola Tata Tanam dan Kalender Tanam pada Daerah Irigasi Klambu
(Padi-padi-palawija).............................................................................. II-108
Tabel III-1 Kelebihan dan kekurangan macam golongan ........................................... III-7
Tabel III-2 Debit Pintu Radial / Radial Gate (1 Pintu ) Pada Mercu Bendung ........... III-23
Tabel III-3 Debit Lewat Pintu Intake Bendung / Sedimentation Basin Intake Gates . III-24
Tabel III-4 Debit Pintu Irigasi ( Intake Gate Irrigation ) ............................................. III-26
Tabel III-5 Debit Bukaan Pintu Penguras................................................................. III-28
Tabel III-6 Debit Bukaan Pintu Pada Undersluice (US)............................................ III-29
Tabel III-7 Data Debit Banjir Dan Kapasitas Alur Dititik Pantau ............................... III-44
Tabel III-8 Lokasi Titik Pantau ................................................................................. III-45
Tabel III-9 Kapasitas Alur Dan Debit Banjir Yang Pernah Terjadi Di Seluna ............ III-46
Tabel III-10 Daerah Rawan Banjir ............................................................................. III-47
Tabel III-11 Siaga Banjir Dan Waktu Pelaporan ........................................................ III-50
Tabel IV-1 Jadwal Inspeksi Petugas Pengairan bersama P3A ................................. IV-10
Tabel IV-2 Tugas Pemeliharan Rutin dan Metode Pelaksanaannya ........................ IV-15
Tabel V-1 Kopetensi Petugas Pemeliharaan .............................................................. V-4
Tabel V-2 Personil Yang Tersedia Untuk Kegiatan Operasi Dan Pemeliharaan....... V-18
Tabel V-3 Perhitungan Kebutuhan Personil DI. Klambu Kiri Berdasarkan Jumlah
Bangunan Bagi/Sadap dan Panjang Saluran........................................... V-24
Tabel V-4 Perhitungan Kebutuhan Personil DI. Klambu Kanan Berdasarkan Jumlah
Bangunan Bagi/Sadap dan Panjang Saluran........................................... V-25
Tabel V-5 Perhitungan Kebutuhan Personil DI. Klambu Wilalung Berdasarkan Jumlah
Bangunan Bagi/Sadap dan Panjang Saluran........................................... V-26
Tabel V-6 Wilayah Kerja P3A DI. Klambu ................................................................ V-32
Tabel V-7 Buku Administrasi P3A ............................................................................ V-39
Tabel VIII-1 Pekerjaan Konstruksi Rehabilitasi Daerah Irigasi Klambu Kiri ................ VIII-1
Tabel VIII-2 Tabel Hasil Analisis Kinerja Bendung dan Jaringan Irigasi Klambu Kiri .. VIII-2
Tabel VIII-3 Pekerjaan Konstruksi Rehabilitasi Daerah Irigasi Klambu Kanan ........... VIII-9
Tabel VIII-4 Tabel Hasil Analisis Kinerja Bendung dan Jaringan Irigasi Klambu Kanan
............................................................................................................ .VIII-10
Tabel VIII-5 Pekerjaan Konstruksi Rehabilitasi Daerah Irigasi Klambu Wilalung ...... VIII-18
xiv
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tabel VIII-6 Tabel Hasil Analisis Kinerja Bendung dan Jaringan Irigasi Klambu Wilalung
............................................................................................................. VIII-19
xv
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
DAFTAR GAMBAR
xvi
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
xvii
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Gambar V-17. Bimbingan Teknis dan pemberian bantuan akibat bencana alam dalam
rangka pemberdayaan P3A / GP3A ............................................... V-61
xviii
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
xix
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
DI : Daerah Irigasi
MT : Masa tanam
xx
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
PM : Perilaku Masyarakat
PP : Peraturan Pemerintah
QA : Quality Assurance
n : Koefisien Manning
A : Luas DPS
Sed : Sedimentasi
xxi
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Sumber air : adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang
terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan
tanah.
Prasarana sumber daya air : Bangunan air beserta bangunan lain yang menunjang
kegiatan pengelolaan sumber daya air, baik langsung
maupun tidak langsung. (Sumber: Undang‐Undang
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air.)
Bantaran sungai : Ruang antara tepi palung sungai dan kaki tanggul sebelah
dalam yang terletak di kiri dan/atau kanan palung sungai.
(Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai)
Garis sempadan : Garis maya di kiri dan kanan palung sungai yang
ditetapkan sebagai batas perlindungan sungai. (Sumber:
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38
Tahun 2011 tentang Sungai)
xxii
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Daerah irigasi : adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu
jaringan irigasi.
Jaringan irigasi primer : adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas
bangunan utama, saluran induk/primer, saluran
pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagisadap,
bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
Jaringan irigasi sekunder : adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas saluran
sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi,
bangunan bagi sadap, bangunan sadap, dan bangunan
pelengkapnya.
Jaringan irigasi tersier : adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana
pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri atas
saluran tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang,
boks tersier, boks kuarter, serta bangunan pelengkapnya.
Penyediaan air irigasi : adalah penentuan volume air per satuan waktu yang
dialokasikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah
irigasi yang didasarkan waktu, jumlah, dan mutu sesuai
dengan kebutuhan untuk menunjang pertanian dan
keperluan lainnya.
Pembagian air irigasi : adalah kegiatan membagi air di bangunan bagi dalam
jaringan primer dan/atau jaringan sekunder.
Pemberian air irigasi : adalah kegiatan menyalurkan air dengan jumlah tertentu
dari jaringan primer atau jaringan sekunder ke petak
tersier.
Penggunaan air irigasi : adalah kegiatan memanfaatkan air dari petak tersier untuk
mengairi lahan pertanian pada saat diperlukan.
xxiii
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Perkumpulan petani
pemakai air : yang selanjutnya disebut P3A adalah kelembagaan
pengelolaan irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air
dalam suatu daerah layanan/petak tersier atau desa yang
dibentuk secara demokratis oleh petani pemakai air
termasuk lembaga lokal pengelola irigasi.
Gabungan petani
pemakai air : yang selanjutnya disebut GP3A adalah kelembagaan
sejumlah P3A yang bersepakat bekerja sama
memanfaatkan air irigasi dan jaringan irigasi pada daerah
layanan blok sekunder, gabungan beberapa blok
sekunder, atau satu daerah irigasi.
Induk perkumpulan
petani pemakai air : yang selanjutnya disebut IP3A adalah kelembagaan
sejumlah GP3A yang bersepakat bekerja sama untuk
memanfaatkan air irigasi dan jaringan irigasi pada daerah
layanan blok primer, gabungan beberapa blok primer, atau
satu daerah irigasi.
Komisi irigasi
kabupaten/kota : adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara wakil
pemerintah kabupaten/kota, wakil perkumpulan petani
pemakai air tingkat daerah irigasi, dan wakil pengguna
jaringan irigasi pada kabupaten/kota.
Komisi irigasi provinsi : adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara wakil
pemerintah provinsi, wakil perkumpulan petani pemakai air
tingkat daerah irigasi, wakil pengguna jaringan irigasi pada
provinsi, dan wakil komisi irigasi kabupaten/kota yang
terkait.
Komisi irigasi antar provinsi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara wakil
pemerintah kabupaten/kota yang terkait, wakil komisi
irigasi provinsi yang terkait, wakil perkumpulan petani
pemakai air, dan wakil pengguna jaringan irigasi di suatu
daerah irigasi lintas provinsi.
Pengelolaan jaringan irigasi adalah kegiatan yang meliputi operasi, pemeliharaan, dan
rehabilitasi jaringan irigasi di daerah irigasi.
xxiv
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Operasi jaringan irigasi : adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangannya,
termasuk kegiatan membukamenutup pintu bangunan
irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem
golongan, menyusun rencana pembagian air,
melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan
data, memantau, dan mengevaluasi.
Hak guna air : untuk irigasi adalah hak untuk memperoleh dan memakai
atau mengusahakan air dari sumber air untuk kepentingan
pertanian.
dengan RTTD : (Rencana tata tanam detail ) adalah rencana tata tanam
yang menggambarkan rencana luas tanam pada suatu
daerah irigasi dan terperinci per petak tersier.
Golongan vertikal : adalah cara penentuan waktu awal pemberian air (awal
tanam) secara bersamaan pada petak tersier dari hulu ke
hilir dalam suatu saluran sekunder dengan tenggang waktu
pemberian air antargolongan, biasanya antara 10 sampai
dengan 15 hari.
Golongan horisontal : adalah cara penentuan waktu pemberian air (awal tanam)
secara bersamaan pada petak tersier yang berada di
bagian hulu dari saluran sekunder yang berlainan dan
diteruskan pada periode berikutnya ke petak tersier yang
berada di bagian hilirnya dengan tenggang waktu
pemberian air antargolongan, biasanya antara 10 sampai
dengan 15 hari.
Golongan tersebar : adalah cara penentuan waktu awal pemberian air (awal
tanam) secara bersamaan pada petak tersier yang telah
ditentukan dan tersebar pada satu daerah irigasi dengan
tenggang waktu pemberian air antargolongan, biasanya
antara 10 sampai dengan 15 hari.
xxv
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Pemeliharaan
jaringan irigasi : adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi
agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna
memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan
kelestariannya.
Pengamanan jaringan
irigasi : adalah upaya menjaga kondisi dan fungsi jaringan irigasi
serta mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan
terhadap jaringan dan fasilitas jaringan, baik yang
diakibatkan oleh ulah manusia, hewan, maupun proses
alami.
xxvi
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Pemeliharaan periodik : adalah suatu kegiatan yang mempunyai waktu yang lama
dan dampak yang diakibatkannya akan lebih besar
dibandingkan dengan pemeliharaan rutin.
Pengamanan dan
pencegahan : adalah usaha dan pengamanan untuk menjaga kondisi
dan atau fungsi bangunan.
Bangunan penangkap
Pasir : adalah bangunan yang ditempatkan di hilir bangunan
pengambil, ditujukan untuk mengendalikan laju muatan
sedimen fraksi pasir dan yang lebih besar (> 0,074 mm)
serendah mungkin ke saluran induk dengan cara
menciptakan kondisi aliran yang memungkinkan sedimen
fraksi pasir dan yang lebih besar mengendap, untuk
kemudian dibersihkan secara hidraulik ataupun mekanik.
xxvii
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Bilik pengendapan : adalah bagian dari penangkap pasir yang dibatasi oleh
tembok pemisah, ditujukan untuk mendapatkan kondisi
aliran yang menunjang proses pengendapan fraksi pasir
dan memungkinkan operasi pembilasan endapan
sedimen bilik per bilik agar gangguan pasok air
terhadap jaringan irigasi dapat diminimalkan. Di
dalam bilik pengendapan terdapat ruangan yang
ditujukan untuk menyimpan sedimen dalam waktu
tertentu (kantong endapan sedimen).
Dinding pemisah : adalah dinding tegak yang dibangun menerus mulai dari
bangunan pengambil hingga bagian akhir penangkap
pasir, yang dimaksudkan untuk membagi penangkap
pasir menjadi beberapa bilik pengendapan dan
mendapatkan kondisi aliran yang optimum guna
mengendapkan fraksi pasir dan yang lebih besar, serta
selanjutnya dapat dibilas secara hidraulik dengan tanpa
menimbulkan gangguan pasokan air ke sistem keairan.
xxviii
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Gaya seret : adalah gaya yang timbul akibat tegangan seret aliran air
terhadap bidang- bidang yang membatasinya.
Kantong endapan
Sedimen : adalah bagian dari penangkap pasir yang berfungsi untuk
menyimpan endapan sedimen dalam kurun waktu tertentu
dan selanjutnya secara berkala dibilas agar efisiensi
penangkapan pasir tetap tinggi.
Lapisan tahan aus : adalah lapisan yang dipasang pada permukaan struktur
yang bersinggungan langsung dengan aliran dan
mempunyai ketahanan terhadap abrasi, benturan batu
dan atau benda padat lainnya.
Lorong bilas : adalah bagian dari bangunan bilas yang didesain khusus
agar operasi pembilasan dapat dilakukan bilik per bilik
secara bergantian sehingga gangguan pasokan air ke
saluran induk dapat diminimalkan.
Penggerusan setempat : adalah penggerusan pada dasar dan atau tebing sungai
yang terjadi setempat di sekitar bangunan akibat
peningkatan energi dan turbulensi aliran karena gangguan
bangunan atau gangguan alami.
xxix
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
xxx
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Agradasi dasar sungai : adalah penaikan dasar sungai di suatu ruas tertentu akibat
pasokan sedimen yang datang dari udik, volumenya
lebih besar dari kemampuan aliran sungai di ruas
tersebut untuk mengangkut sedimen.
Angkutan sedimen dasar : adalah pergerakan material lepas dasar sungai yang
bergerak menggelinding, bergeser atau melompat-
melompat di dasar sungai atau saluran akibat gaya seret
aliran.
Angkutan sedimen layang : adalah pergerakan material lepas yang berasal dari dasar
sungai atau hasil kikisan permukaan daerah tangkapan
hujan, bergerak melayang bersama aliran dan dapat
mengendap jika gaya berat material tersebut lebih
besar daripada kombinasi gaya angkat air dan gaya akibat
turbulensi aliran.
xxxi
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Angkutan sedimen kikisan : adalah pergerakan material lepas yang berasal dari hasil
kikisan permukaan daerah tangkapan hujan, bergerak
melayang bersama aliran, sukar mengendap, kecuali di
tampungan waduk atau di muara sungai.
Daerah Aliran Sungai (DAS) : adalah sebuah kawasan yang dibatasi oleh pemisah
topografis, yang menampung, menyimpan, dan
mengalirkan air keanak sungai dan sungai utama yang
bermuara kedanau atau laut.
Palung Sungai : adalah cekungan yang terbentuk oleh aliran air secara
alamiah atau buatan manusia untuk mengalirkan air dan
sedimen.
Garis Sempadan Sungai : adalah garis maya batas luar pengamanan sungai.
Daerah Sempadan : adalah lahan yang dibatasi oleh garis sempadan dengan
kaki tanggul sebelah luar atau antara garis sempadan dan
tebing tinggi untuk sungai yang bertanggul.
Bantaran Sungai : adalah lahan pada kedua sisi sepanjang palung sungai
dihitung dari tepi sungai sampai dengan kaki tanggul
sebelah dalam.
Daerah Manfaat Sungai : adalah mata air, palung sungai dan daerah sempadan
yang tidak dibebaskan.
Daerah Penguasaan Sungai : adalah dataran banjir, daerah retensi, bantaran atau
daerah sempadan yang tidak dibebaskan.
Daerah Retensi : adalah lahan yang ditetapkan untuk menampung air banjir
untuk sementara waktu.
Banjir dipandang dari awal kejadiannya, berarti luapan air sungai yang lebih tinggi dari
biasanya, atau air bah.
Banjir dari segi akibat atau bahayanya, berarti genangan pada daerah-daerah rendah
yang tidak biasa tergenangi.
Pengendalian Banjir : adalah upaya fisik dan non fisik untuk pengamanan banjir
dengan debit banjir sampai tingkat tertentu yang layak
(bukan untuk debit banjir terbesar).
xxxii
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Penanggulangan Banjir : adalah segala upaya yang dilakukan agar banjir tidak
menimbulkan gangguan dan kerugian bagi masyarakat,
atau untuk mengurangi dan menekan besarnya kerugian
yang ditimbulkan oleh banjir.
Debit Banjir Rencana : adalah debit banjir yang dipakai untuk dasar perencanaan
pengendalian banjir dan dinyatakan menurut kala ulang
tertentu. Besarnya kala ulang ditentukan dengan
mempertimbangkan segi keamanan dan resiko tertentu,
serta kelayakanya baik teknis maupun lingkungan.
Bangunan Sungai : adalah bangunan air yang berada disungai, danau dan
atau didaerah manfaat sungai, berfungsi untuk konservasi,
pendayagunaan dan pengendalian sungai.
Mitigasi Bahaya Banjir (Flood Damage Mitigation) adalah upaya menekan besarnya
kerugian/bencana akibat banjir.
Biaya langsung : Komponen harga satuan pekerjaan yang terdiri atas biaya
upah, biaya bahan dan biaya alat. (Sumber : Pedoman
Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum
2012).
Biaya tidak langsung : Komponen harga satuan pekerjaan yang terdiri atas biaya
umum (overhead) dan keuntungan, yang besarnya
disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. (Sumber:
Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang
Pekerjaan Umum 2012).
xxxiii
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Bahan baku : Bahan di suatu lokasi tertentu atau sumber bahan (quarry)
dan merupakan bahan dasar yang belum mengalami
pengolahan (contoh : batu, pasir dan lain‐lain), atau bahan
yang diterima di gudang atau base camp yang
diperhitungkan dari sumber bahan, setelah
memperhitungkan ongkos bongkar‐muat dan
pengangkutannya. (Sumber: Pedoman Analisis Harga
Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum 2012)
Bahan jadi : Bahan yang merupakan bahan jadi (contoh : tiang pancang
beton pencetak, kerb beton, parapet beton dan lain‐lain)
yang diperhitungkan diterima di Base Camp/ Gudang atau
di pabrik setelah memperhitungkan ongkos bongkar‐buat
dan pengangkutannya serta biaya pemasangan (bila
diperlukan). (Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum 2012)
Harga satuan dasar (HSD): Harga komponen dari mata pembayaran dalam satuan
tertentu, misalnya: bahan (m, m2, m3, kg, ton, zak, dsb.),
peralatan (unit, jam, hari, dsb.), dan upah tenaga kerja
(jam, hari, bulan, dsb). (Sumber: Pedoman Analisis Harga
Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum 2012)
Harga satuan dasar alat : Besarnya biaya yang dikeluarkan pada komponen biaya
alat yang meliputi biaya pasti dan biaya tidak pasti atau
xxxiv
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Harga satuan dasar bahan: Besarnya biaya yang dikeluarkan pada komponen
bahan untuk memproduksi satu satuan pengukuran
pekerjaan tertentu. (Sumber: Pedoman Analisis Harga
Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum 2012)
xxxv
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Waktu siklus : Waktu yang diperlukan suatu alat untuk beroperasi pada
pekerjaan yang sama secara berulang, yang akan
berpengaruh terhadap kapasitas produksi dan koefisien
alat. (Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Bidang Pekerjaan Umum 2012)
xxxvi
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
PENDAHULUAN
Sejak selesai pembangunan Daerah Irigasi (DI) Klambu pada tahun 1992, pemanfaatan
prasarana dan sarana irigasi tersebut dewasa ini telah berlangsung sekitar 24 tahun.
Sesuai dengan perkembangan kondisi lapangan dan pengalaman selama pengoperasian
telah banyak terjadi perubahan, baik pada fisik bangunan dan saluran, kebiasaan petani,
maupun sawah/lahan pada daerah irigasi. Maka untuk lebih mengoptimalkan pemanfataan
prasarana irigasi tersebut dirasa perlu meninjau kondisi fisik bangunan/saluran dan
perbaikan yang diperlukan, termasuk prosedur Operasi dan Pemeliharaan (O&P) jaringan
irigasi.
Lebih jauh upaya penyusunan kembali Rancangan Pedoman O&P DI Klambu diperlukan
untuk lebih menjamin hak masyarakat petani mendapat air, sebagaimana diatur secara
eksplisit dalam pasal 7 (UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air) sebagai Hak
Guna Pakai Air.
I-1
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
antaranya adalah kewenangan pengelolaan pengairan atau sumber daya air pada tingkat
tertentu.
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pengairan Propinsi Jawa Tengah, dimana pada tingkat
daerah (sub wilayah sungai) terdapat Cabang Dinas DPU Pengairan. Kemudian setelah
Lokasi Daerah Irigasi Klambu adalah terletak di Kab. Demak, Grobogan, Kudus dan Pati
Provinsi Jawa Tengah.
Lokasi DI.
Klambu
DI KLAMBU KIRI
20,549 Ha DI KLAMBU DI KLAMBU
WILALUNG KANAN
6,586 Ha 10,354 Ha
I-2
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Buku Petunjuk Pedoman O&P, disebut juga Petunjuk atau Manual O&P, dimaksud sebagai
dasar pengarahan cara pelaksanaan pengoperasian dan pemeliharaan sistem irigasi
secara baik dan benar.
Bukan merupakan rancangan final, karena untuk menjadi Pedoman O&P definitif diperlukan
uji coba dan evaluasi lebih lanjut yang relatif memerlukan waktu.
Adapun tujuan Pedoman O&P ini, jika dilaksanakan dengan baik dan benar, diharapkan
akan :
Pedoman ini hanya akan bermanfaat dan berhasil baik jika pengelola prasarana irigasi dan
pengguna air memahami serta mematuhi/melaksanakan aturan yang ada. Dimana mutlak
diperlukan interaksi dan kerjasama yang baik di antara kedua pihak tersebut. Masing-
masing menyadari tugas dan kewajiban sesuai dengan fungsi dan peran mereka.
Implementasi prosedur O&P secara baik dan benar memerlukan pemahaman dan
penguasaan tata-cara sebagaimana diatur dalam Pedoman O&P. Untuk ini tak dapat
dielakkan, selain tersedianya tenaga lapangan (operasional) yang cukup, diperlukan
adanya kegiatan pelatihan-pelatihan serta bimbingan yang terprogram dan berkelanjutan,
termasuk tenaga dari pihak pengguna air atau masyarakat petani.
I-3
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Berdasarkan UU No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan bahwa air beserta sumber-
sumbernya adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mempunyai manfaat serba guna
dalam bidang ekonomi sosial maupun budaya yang dipergunakan untuk kemakmuran
Rakyat secara adil dan merata. Agar menciptakan pertumbuhan, keadilan sosial dan
kemampuan untuk berdiri atas kekuatan sendiri menuju masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila.
I-4
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Selain faktor kualitas konstruksi yang dihasilkan dalam pelaksanaan rehabilitasi suatu
jaringan irigasi mempengaruhi berfungsinya suatu jaringan irigasi adalah faktor
pengelolaannya, yang mencakup antara lain,
1. Organisasi,
2. Pengelola,operasi dan pemeliharaan
3. Pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan.
4. Waktu Operasi dan Pemeliharaan yang tepat, rutin dan berkala.
Bila salah satu dari itu tidak dipenuhi maka akan berpengaruh kepada kualitas pelayanan
dan umur pengoperasian yang akhirnya akan mengakibatkan tidak tercapainya harapan
dan tujuan dibangunnya jaringan irigasi tersebut.
I-5
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Dalam Pedoman ini berisi acuan yang bersifat umum yang harus dijabarkan lebih
lanjut dan dapat disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan daerah setempat dan
hanya menitik beratkan pada operasi dan pemeliharaan sistem jaringan irigasi dan operasi
partisipatif Petani/GP3A/IP3A, dan tidak membahas prosedur O&P untuk jaringan saluran
pembuang atau drainase secara khusus.
I-6
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
hasilnya, sedang blangko alur operasi dan pemeliharaan itu sendiri tercantum nanti dalam
lampiran laporan Buku Pedoman Operasi dan Pemeliharaan ini.
Penyusunan Rancangan Pedoman O&P ini berdasar pedoman yang ada selama
ini disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan daerah setempat, ditambah berbagai
pengalaman dan perkembangan dalam realisasi pelaksanaan O&P jaringan irigasi yang
telah berlaku selama ini.
I-7
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II. BAB 2
GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI
Daerah Irigasi Klambu yang luas terletak pada lima kabupaten, yakni Kabupaten
Grobogan, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, Kabupaten Demak dan Kabupaten Jepara.
Dengan bendung Klambu di Kali Serang mengairi areal persawahan seluruhnya berjumlah
tidak kurang dari 37.800 hektar. Pembangunan sistem irigasi Klambu merupakan salah satu
(Jragung, Tuntang, Serang, Lusi dan Juana) yang mendapat suplai air dari Waduk
Kedungombo yang dibangun sejak tahun 1987 dan selesai tahun 1992, Lokasi Bendung
Klambu sebagai bangunan utama Daerah Irigasi Klambu dapat ditempuh lewat jalan darat
dari Semarang dengan jarak ± 50 km kearah Timur menuju Kecamatan Klambu di lokasi
Bendung Klambu yang termasuk jenis bendung gerak (barrage) secara geografis,
lokasi Bendung Klambu berada pada 07º 01’ 06,71’’ Lintang Selatan dan 110º 48’ 12,67’’
Bujur Timur, terletak di sebelah hilir pertemuan sungai Serang dengan sungai Lusi di
wilayah Kecamatan Klambu di Desa Penganten. Bendung Klambu selain berfungsi utama
melayani irigasi, juga untuk memasok air baku (PDAM) untuk kota Semarang dan
pembangkit tenaga listrik (PLTA) skala kecil. Pintu-pintu bendung direncanakan selain
digerakkan secara manual dapat pula dioperasikan secara otomatis dengan tenaga listrik.
II-1
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Area yang termasuk dalam Daerah Irigasi Klambu berupa batas alam yang cukup
Selain menerima debit dari waduk Kedung Ombo, Daerah Irigasi tersebut
merupakan jaringan irigasi lintas kabupaten dan berinterkoneksi dengan 4 (empat) buah
Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar II.2. Skema Daerah Irigasi Klambu pada halaman
berikut ini.
Areal potensial adalah areal suatu daerah irigasi yang berpotensi bisa
bagian dari areal potensial yang telah memiliki jaringan irigasi yang sudah
Areal fungsional luasnya sama atau lebih kecil dari areal potensial.
Daerah Irigasi Klambu telah memiliki jaringan irigasi teknis yang sudah
dikembangkan sehingga areal fungsional saat ini luasnya sama dengan areal
potensial.
II-2
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-3
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Skema Daerah
Irigasi Klambu
Klb Pelayaran
nan
Ka
Klb Klb Wilalung
Klb Kiri
W1
W2
W3
W4
II-4
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Kondisi areal petak tersier di lapangan pada jaringan irigasi Klambu adalah
merupakan petak tersier yang sudah dikembangkan, yaitu sudah memiliki saluran
tersier dan box tersier. Saluran kwarter pada umumnya sudah tidak ada di lapangan
dimana untuk mengairi sawah petani mengambil langsung dari saluran tersier.
Batas-batas petak yang ada merupakan batas alam yang diantaranya terdiri dari
pembuang alam, jalan desa, jalan PUK dan sungai, sudah terlihat jelas.
Menurut hasil desain terdahulu, petak tersier yang ada pada DI. Klambu luas
seluruhnya adalah 38.300 Ha, meliputi areal sebagai berikut :
Adapun perincian petak tersier yang ada dapat dilihat pada Tabel II.1. Petak Tersier
Yang Ada Saat ini.
II-6
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-8
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-9
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-10
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-11
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-12
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-13
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-14
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-15
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-16
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-17
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Kutuk/Cangk
2 B. G. 2 B. G. 2 G. 2 ka 67.6 ringan Undaan Kudus
Kutuk/Cangk
ringan Undaan Kudus
Kutuk/Cangk
3 B. G. 3 B. G. 3 G. 3 ka 75.0 ringan Undaan Kudus
Kutuk/Cangk
ringan Undaan Kudus
Kutuk/Cangk
4 B. G. 4 B. G. 4 G. 4 ka 53.2 ringan Undaan Kudus
5 B. G. 5 B. G. 5 G. 5 ka. 1 48.9 Kutuk Undaan Kudus
G. 5 ka. 2 61.1 Kutuk Undaan Kudus
6 B. G. 6 B. G. 6 G. 6 ka 7.8 Kutuk Undaan Kudus
G. 6 ka.1 37.4 Kutuk Undaan Kudus
G. 6 ka.2 48.4 Kutuk Undaan Kudus
7 B. G. 7 B. G. 7 G. 7 ka. 1 42.6 Kutuk Undaan Kudus
G. 7 ka. 2 62.3 Kutuk Undaan Kudus
8 B. G. 8 B. G. 8 G. 8 ki 5.0 Galiran Sukolilo Pati
G. 8 ka 72.0 Galiran Sukolilo Pati
9 B. G. 9 B. G. 9 G. 9 ki 5.0 Galiran Sukolilo Pati
G. 9 ka 56.3 Galiran Sukolilo Pati
10 B. G. 10 B. G. 10 G. 10 ki 9.5 Galiran Sukolilo Pati
G. 10 ka. 1 53.9 Galiran Sukolilo Pati
G. 10 ka. 2 33.4 Galiran Sukolilo Pati
G. 10 ka. 3 74.6 Galiran Sukolilo Pati
11 B. G 11 B. G 11 G. 11 ki 11.6 Galiran Sukolilo Pati
12 B. G 12 B. G 12 G. 12 ki 4.3 Kaliyoso Sukolilo Pati
G. 12 ka. 1 43.6 Kaliyoso Sukolilo Pati
G. 12 ka. 2 47.6 Kaliyoso Sukolilo Pati
Jumlah ( ha ) : 1,070.6
II-18
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Prawoto
1 B. Ca. 1 B. Ca. 1 Ca. 1 ka 74.8 Kutuk Sukolilo Pati
Prawoto
2 B. Ca. 2 B. Ca. 2 Ca. 2 ka 52.9 Kutuk Sukolilo Pati
Prawoto
3 B. Ca. 3 B. Ca. 3 Ca. 3 ka. 1 57.1 Kutuk Sukolilo Pati
Prawoto
Ca. 3 ka. 2 54.3 Kutuk Sukolilo Pati
4 B. Ca. 4 B. Ca. 4 Ca. 4 ki 63.4 Cangkringan Sukolilo Pati
5 B. Ca. 5 B. Ca. 5 Ca. 5 ki 53.3 Cangkringan Sukolilo Pati
Ca. 5 ka 60.9 Cangkringan Sukolilo Pati
Ca. 5 te 77.4 Cangkringan Sukolilo Pati
Jumlah ( ha ) : 494.1
V. SAL.SEK. BANGSANG
B. Sm II. B. Sm II.
1 1 1 Sm II. 1 ki 50.3 Sarimulyo Sukolilo Pati
II-20
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
B. Sm II. B. Sm II.
2 2 2 Sm II. 2 ki 56.4 Sarimulyo Sukolilo Pati
Sm II. 2 ka 69.5 Sarimulyo Sukolilo Pati
Jumlah ( ha ) : 176.2
Poncomulyo
1 B. Mh II. 1 B. Mh II. 1 Mg II. 1 ki 68.4 Gadudero Sukolilo Pati
Poncomulyo
2 B. Mh II. 1 B. Mh II. 1 Mg II. 1 ka 40.9 Gadudero Sukolilo Pati
Jumlah ( ha ) : 109.3
Jumlah ( ha ) : 118.1
II-21
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-23
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Nama Areal
NO Sadap Desa Kecamatan Kabupaten
Bangunan (ha)
II-24
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Nama Areal
NO Sadap Desa Kecamatan Kabupaten
Bangunan (ha)
II-25
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Nama Areal
NO Sadap Desa Kecamatan Kabupaten
Bangunan (ha)
II-26
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Nama Areal
NO Sadap Desa Kecamatan Kabupaten
Bangunan (ha)
Bendung Klambu adalah salah satu bendung dengan areal layanan yang terbesar
di jaringan irigasi Pemali Juana dengan luas areal irigasi 38.745 Ha. Bendung ini terletak di
bujur timur dan -07° 01' 06,71" lintang selatan. Bendung Klambu adalah bedung gerak
dengan konstruksi beton bertulang. Pintu bendung ini terdiri dari pintu radial yang dirancang
untuk dibuka pada saat banjir (musim hujan). Konstruksi pintu pengambilan terdiri dari 4
buah pintu ke arah kanan dan 4 buah pintu kearah kiri. Debit desain untuk pintu sebelah
II-27
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
kanan adalah 25.00 m³ /det sedang yang sebelah kiri adalah 30.14 m³/det. Sistim operasi
II-29
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-30
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Bangunan Intake Kanan (DI Klambu Bangunan Intake Kiri (DI Klambu
Kanan dan Klambu Wilalung) Kiri dan Air Baku Klambu-Kudu)
ong
II-31
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-32
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-34
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-35
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-36
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-37
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-38
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-39
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-40
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-41
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-43
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-44
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-45
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-46
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-47
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-48
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-49
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
SS Ruwit SS Wedung 2
SS Wedung 1
SS Weding
SS Ngaluran
SS Tempuran
SS Gajah Lor
II-50
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Untuk mengetahui keseimbangan antara ketersediaan air (water balance) dan kebutuhan
air (water requirement) dibendung, maka perlu dianalisis secara menyeluruh, yaitu ditinjau
dari suplai air yang berasal dari hujan, dan kebutuhan air yang terdiri dari irigasi, PLTA /
minihidro dan air baku.
Dalam analisis ini lebih ditekankan sebenarnya pada optimasi dan dapat merupakan
sebagai penunjang keputusan (DSS : Decision Support System).
Sub DAS sebagai pensuplai air, yang dirangkaikan ke jaringan/ sistem, dan konstruksi lain
waduk, bendung sebagai sistem suplesi serta areal irigasi, RKI dan tambak sebagai sisi
demand dibuat lengkap yang merupakan Skema Jaringan Tata Air.
Data yang dibutuhkan antara lain :
- Hujan
- Water district
- Kebutuhan air : irigasi, RKI, air baku.
- Sistem tata air
- Alternatif pengembangan/ bangunan dan atau areal
Dan dengan pencatatan data debit irigasi dan debit limpas bendung, maka akan dapat atau
diketahui water balance di masing-masing bendung, dan atau kelebihan atau kekurangan
di daerah irigasi tertentu ataupun secara keseluruhan.
Dalam menyusun tata tanam pada suatu daerah irigasi perlu diperhatikan hal
sebagai berikut :
II-51
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Berdasarkan evaluasi debit yang tersedia, perhitungan air irigasi dan pola tanam
yang berjalan selama ini, maka pola tanam yang direncanakan untuk DI. Klambu adalah
sebagai berikut :
1. Musim tanam I pengolahan tanah dimulai pada awal bulan Oktober selama 1 bulan,
pertumbuhan mulai awal bulan Nopember sampai dengan pertengahan bulan Januari
dengan persentase tanam 100%. Sesuai jadwal masing-masing golongan.
2. Musim Tanam II pengolahan tanah dimulai pada awal bulan Januari selama 1 bulan,
pertumbuhan awal bulan Februari sampai dengan akhir bulan Mei dengan persentase
100%. Sesuai jadwal untuk masing-masing golongan.
3. Musim tanam III dimulai pada awal bulan Juni sampai dengan akhir yang
dimaksudkan untuk komoditi palawija bulan Agustus, dilanjutkan dengan pengeringan
selama 60 hari (bulan Juli-Agustus).
Kebutuhan air adalah jumlah air normal yang dibutuhkan oleh tanaman untuk
tumbuh secara normal. Untuk tumbuh secara normal tersebut menyangkut
kebutuhan untuk pembasahan tanah, pengolahan tanah, pertumbuhan tanaman
dan pematangan butir. Disamping dipengaruhi pula oleh jenis tanaman, periode
pertumbuhan, sifat tanah, keadaan iklim dan keadaan topografi.
Maksud dan tujuan dari perhitungan angka kebutuhan air untuk irigasi adalah
sebagai berikut :
Sedangkan kebutuhan air untuk irigasi tergantung pada besarnya kebutuhan air
untuk pengolahan tanah dan penjenuhan, nilai consumtive use (kebutuhan masa
pertumbuhan), perkolasi, genangan hujan efektif dan besarnya kehilangan air
selama penyaluran (efisiensi irigasi).
Secara garis besar kebutuhan air irigasi ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
II-52
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Menurut PSA 010, kebutuhan air untuk penjenuhan tanah sebagai berikut :
1. Tanaman Padi
- Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penyiapan lahan
dalam perhitungan ini adalah 30 hari.
- Jumlah air yang diperlukan untuk penyiapan lahan dan penjenuhan
dalam perhitungan ini adalah 250 mm untuk sawah yang mengalami
bero lebih dari 2,5 bulan dan 200 mm untuk sawah tanpa bero. Dan
tambahan air sebanyak 50 mm/hari untuk masa transplantasi.
2. Tanaman Palawija
- Lamanya waktu penyiapan lahan adalah 15 hari, baik untuk tanaman
tembakau, tebu, jagung maupun kedelai.
- Jumlah air yang diperlukan untuk penyiapan lahan dan penjenuhan
adalah sebagai berikut :
Jagung dan kedelai = 50 mm/15 hari
Tebu = 120 mm/15 hari
II-53
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Kebutuhan air untuk tanaman berbeda-beda tergantung dari jenis dan varitas
tanaman, periode pertumbuhan, disamping faktor-faktor jenis dan sifat tanah,
iklim, topografi dan luas areal tanaman.
Data kecepatan angin yang ada adalah kecepatan angin bertiup 0,50 m di atas
tanah. Sedangkan yang dibutuhkan dalam rumus perhitungan adalah dalam
m/dt dan bertiup + 2 m di atas tanah. Untuk itu dikonversi untuk ketinggian dari
0,50 m menjadi 2 m dan 9 m, sesuai kebutuhan rumus yang dipakai.
II-54
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Nedeco/Prosida F.A.O
Bulan
Tradisional HYV Tradisional HYV
Jenis ½ bulanan ke
tanaman 1 2 3 4 5 6
C. Perkolasi
Yang dimaksud dengan perkolasi adalah kehilangan air dalam petak sawah
baik yang meresap ke bawah maupun ke samping. Besarnya perkolasi
dipengaruhi oleh sifat tanah terutama sifat fisik tanah baik tekstur maupun
struktur tanah.
II-55
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
yang telah dilakukan oleh Proyek Jratun untuk itu nilai perkolasinya diambil 3
mm/hari.
E. Efisiensi Irigasi
- Jika debit air yang melalui intake bendung adalah Q1 l/dt, maka
kehilangan air pada jaringan primer = 10% x Q1
- Jika debit air yang melalui sadap primer adalah Q2 lt/dt, maka kehilangan
air pada jaringan sekunder = 5% x Q2
- Jika debit air pada jaringan tersier adalah Q3 l/dt, maka kehilangan air
pada jaringan tersier = 20% x Q3
II-56
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Pembagian air dilakukan secara giliran karena saat ini ketersediaan air kurang
dibanding kebutuhan, selain itu kondisi jaringan masih banyak yang rusak (banyak
bocoran dan sedimentasi yang tinggi), sehingga tidak cukup bila dilakukan
pemberian air 1 golongan dengan faktor K = I.
II-57
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
1. Sistem Golongan
2. Sistem Giliran
Berdasarkan hasil survey di lapangan serta berdasarkan data tentang pola dan tata
tanam petunjuk pelaksanaan untuk tanaman padi, palawija, horticultural dan
tanaman perkebunan di beberapa kabupaten serta berdasarkan pengamatan luas
areal masing-masing jaringan irigasi, maka untuk Daerah Irigasi Klambu diusulkan
dengan sistem pembagian air dengan beberapa golongan. Pembagian yang sudah
berjalan (A, B dan C) dinilai cukup baik dan akan dipertahankan, apalagi masyarakat
sudah terbiasa dalam pelaksanaan selama ini.
Hanya waktu awal tanam dan beberapa masukan lain, termasuk kombinasi
kelompok dalam Golongan A, B dan C tersebut dicoba diusulkan untuk perbaikan
hasilnya.
Konsep dasar adalah membandingkan debit sebenarnya yang lewat suatu pintu
debit rencana yang telah dihitung untuk suatu periode tertentu. Perbandingan
antara kedua debit ini untuk mengetahui Ratio. Pelaksanaan Pembagian air
(RPPA) atau dirumuskan sebagai berikut :
II-58
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
RPPA = Qu / Qd
Dimana :
Qu = Debit yang diukur pada waktu pengecekan
Qd = Debit rencana pembagian
- Jaringan Tersier = 20 %
- Jaringan Sekunder = 5 %
- Jaringan Primer = 10 %
Neraca Air merupakan keseimbangan antara ketersediaan air yang dapat dimanfaatkan
dan kebutuhan air. Ketersediaan air yang digunakan dalam analisis di sini adalah debit
tengah bulanan dengan probabilitas 80% terpenuhi. Sedangkan kebutuhan meliputi
kebutuhan untuk irigasi dan kebutuhan untuk keperluan air baku / air bersih, meliputi
kebutuhan rumah tangga, kota, dan industri ( RKI ).
Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian Air Irigasi disusun oleh dinas kab/kota atau
provinsi yang membidangi irigasi sesuai dengan kewenangannya berdasarkan rencana
tahunan penyediaan air irigasi dan pemakaian air untuk keperluan lainnya.
II-59
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Rencana pembagian dan pemberian air setelah disepakati oleh komisi irigasi kab/kota atau
provinsi ditetapkan melalui keputusan bupati/walikota, gubernur, atau menteri sesuai
kewenangannya dan atau penyelenggaraan wewenang yang dilimpahkan kepada
pemerintah daerah yang bersangkutan.
Rencana tahunan pembagiaan dan pemberian air irigasi pada daerah irigasi lintas provinsi
dan strategis nasional yang belum dilimpahkan kepada pemerintah provinsi atau
pemerintah kab/kota disusun oleh instansi pusat yang membidangi irigasi/sumber daya air
dan disepakati bersama dalam forum koordinasi komisi irigasi atau yang disebut dengan
nama lain yang ditetapkan oleh Menteri.
a) Kondisi debit lebih besar dari 70% debit rencana air irigasi dari saluran primer dan
sekunder dialirkan secara terus-menerus (continous flow) ke petak-petak tersier
melalui pintu sadap tersier.
b) Kondisi debit 50-70% dari debit rencana air irigasi dialirkan ke petak-petak tersier
dilakukan dengan rotasi. Pelaksanaan rotasi dapat diatur antar sal sekunder misalnya
jaringan irigasi mempunyai 2 (dua) saluran sekunder A dan sekunder B maka rotasi
dilakukan selama 3 (tiga) hari air irigasi dialirkan ke sekunder A dan 3 (tiga)
berikutnya ke sekunder B demikian seterusnya setiap 3 (tiga) hari dilakukan
penggantian sampai suatu saat debitnya kembali normal.
Rencana Pembagian Air (RPA) disusun untuk digunakan sebagai pedoman pelaksanaan
operasi suatu jaringan irigasi. Dimana untuk dapat menyusun, membuat dan menentukan
RPA Irigasi secara sistematis dan lebih mantap ke petak-petak tersier lewat masing-masing
pintu sadap, diperlukan data pendukung antara lain sebagai berikut :
Laporan keadaan air dan tanaman pada petak tersier (Laporan Blanko Operasi 04-O)
Penentuan rencana kebutuhan air di pintu pengambilan (05-O)
Laporan pencatatan debit di saluran (Laporan Blanko Operasi 06-O)
Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder dan Primer (07-O)
Laporan pencatatan debit sungai normal (Laporan Blanko Operasi 08-O)
II-60
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Sedangkan tata cara (urutan) penyusunan RPA tersebut adalah sebagai berikut :
Apabila debit sungai normal, sama dengan atau lebih dari debit total rencana kebutuhan air
irigasi di pintu pengambilan (intake) ) (Qsungai QSP) maka faktor K = 1. Hal ini berarti
pelaksanaan pembagian air di masing-masing pintu dilakukan penuh sesuai rencana.
Tetapi bila debit sungai normal, lebih kecil dari debit total rencana kebutuhan air irigasi di
pintu pengambilan (intake), maka faktor K adalah 0,6 < K < 1. Hal ini berarti pembagian air
di masing-masing pintu = Q rencana x faktor K
Faktor K adalah merupakan perbandingan antara besarnya debit yang tersedia dibagi
dengan debit yang dibutuhkan.
Sistem pembagian air yang ada di Jaringan Irigasi DI. Klambu menggunakan metode Faktor
K (Ketersediaan/Keandalan), dimana faktor K merupakan perbandingan antara besarnya
debit yang tersedia dibagi dengan debit yang dibutuhkan.
Dari hasil perhitungan kebutuhan air dan dari debit yang tersedia pada Bendung, maka
sistem pembagian air untuk Jaringan Irigasi dilakukan sistem pembagian air secara gilir,
dan proposional sesuai petak area yang diairi seperti yang selama ini sudah berjalan,
dimana petani sudah merasakan manfaat sistem tersebut.
II-61
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
DI.KLAMBU WIL
7872 ha
0,00 9,84 m³/det
0,67 faktor K
Bd. Klambu 6,61
9,84
DI.KLAMBU KI DI.KLAMBU KA
20646 ha 17,34 8,70 10354 ha
25,81 m³/det 25,81 12,94 12,94 m³/det
0,67 faktor K 0,67 faktor K
POMPA
1,50 34,15 50,09 ? ha
1,50 ? m³/det
PDAM INFLOW
1,50 m³/det K. LUSI
0 m³/det
34,15 50,09
POMPA
? ha
? m³/det DI.SEDADI
Bd. Sedadi 20,60 16055 ha
30,21 20,07 m³/det
0,68 faktor K
POMPA
54,74 80,30 8112 ha
10,14 10,14 10,14 m³/det
INFLOW
K. LANANG
0 m³/det
54,74 80,30
DI.SIDOREJO
Bd.Sidorejo 5,16 6038 ha
7,55 7,55 m³/det
0,68 faktor K
60 87,85
0,10
0,10
PDAM
INFLOW 0,10 m³/det
Wd.Kd.Ombo
60 m³/det
Keterangan:
- Angka merah di kotak : Rencana Kebutuhan Air
- Angka hitam tegak : Realisasi Kebutuhan Air Yang Harus Dilaksanakan
- Pompa di Sal.Induk Sedadi rencana & realisasi sama
- Inflow K. Lanang & K. Lusi tidak diperhitungkan
Gambar II-17 Alokasi Air Sistem Jaringan Kedungombo musim Tanam 2017-2018
II-62
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
KEBUTUHAN AIR IRIGASI (m 3/det) PER DAERAH IRIGASI LAYANAN WADUK KEDUNGOMBO
BERDASARKAN RENCANA POLA TANAM DAN RENCANA TATA TANAM MT. 2017 / 2018
NERACA AIR TENGAH BULANAN TAHUN 2017/2018
BALAI PSDA SERANG LUSI JUANA
LUAS MT-1 MT-2
NO. Uraian SAWAH SEP. OKT. NOP DES JAN FEB MAR APR MEI JUNI JUL. AGS.
(Ha) I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
I. S. Serang - Wdk. Kedungombo
Rencana Elv. Waduk (m) 87,00 84,14 82,43 80,38 78,78 77,52 78,55 79,56 81,40 83,14 84,31 85,41 86,52 87,64 88,15 88,64 88,56 88,12 87,64 87,15 87,09 87,03 87,01 87,00
Rencana debit outflow (m3/det) 0,00 0,00 60,00 60,00 60,00 50,00 50,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 25,00 25,00 25,00 15,00 10,00 0,00 0,00 0,00 0,00
PLTA (22,5 MW)
1 Sidorejo 6.038 - - 2,414 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 4,494 3,638 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 4,494 1,958 1,426 - - - -
2 Sidorejo Kiri/Lanang 1.900 - - - 1,484 1,500 1,500 1,500 1,500 1,500 1,500 0,950 1,330 1,500 1,500 1,500 1,500 1,500 1,500 0,950 0,297 - - - -
3 Pompanisasi 1.500 - - 1,172 2,344 1,922 1,500 1,500 1,500 1,500 0,750 1,050 2,100 1,800 1,500 1,500 1,500 1,500 0,750 0,234 0,469 - - - -
4 Sedadi 16.055 - 4,105 12,692 20,500 19,092 19,820 16,055 16,055 13,429 10,698 13,904 19,162 17,951 19,260 16,055 16,055 13,429 7,841 4,156 4,226 - - - -
5 Klambu Kiri 20.646 - - 10,316 21,500 21,500 21,500 20,646 20,646 20,646 14,046 12,965 21,500 21,500 21,500 20,646 20,646 20,646 14,046 5,785 5,289 - - - -
6 Klambu Kanan 10.354 - 0,786 11,000 11,000 11,000 11,000 10,354 10,354 7,156 5,176 10,932 11,000 11,000 11,000 10,354 10,354 7,156 1,979 1,998 1,998 - - - -
7 Klambu Wilalung 7.872 - 0,491 8,500 7,010 8,500 8,500 7,754 7,754 4,376 4,033 8,500 6,318 8,500 8,500 7,754 7,754 4,376 0,633 0,267 0,267 - - - -
TOTAL KEBUTUHAN 64.365 - 5,382 46,094 68,338 68,014 68,320 62,309 62,309 53,107 40,696 51,939 65,911 66,751 67,760 62,309 62,309 53,107 31,243 15,350 13,973 - - - -
TOTAL MT 526,508 424,739
Rencana Pemberian Air - - 60,000 60,000 60,000 50,000 50,000 - - - - - - - - 25,000 25,000 25,000 15,000 10,000 - - - -
Realisasi Pemberian Air
GRAFIK KEBUTUHAN AIR PER DAERAH IRIGASI SISTEM KDO TAHUN 2017/2018
100,00
90,00
80,00
0,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Waktu (2 Mingguan)
Gambar II-18 Kebutuhan Air Irigasi Per Daerah Layanan Waduk Kedungombo
II-63
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
D RAFT REN CAN A POLA TAN AM D AN REN CAN A TATA TAN AM MT. 2017 / 2018
D AERAH IRIGASI KLAMB U
T otal Kapsitas Saluran - 5.382 46.094 68.338 68.014 68.320 62.309 62.309 53.107 40.696 51.939 65.911 66.751 67.760 62.309 62.309 53.107 31.243 15.350 13.973 - - - -
Volume Ke butuhan + Air Baku (juta m³) 2,138 9,114 61,876 90,705 90,284 90,681 82,891 82,891 70,965 54,881 69,451 87,559 88,648 89,955 82,891 82,891 70,965 42,629 22,031 20,247 2,138 2,138 2,138 2,138
Volume Ke butuhan Irigasi (juta m³) - 6,975 59,738 88,566 88,146 88,542 80,752 80,752 68,827 52,743 67,313 85,420 86,509 87,817 80,752 80,752 68,827 40,490 19,893 18,109 - - - -
T otal untuk MT (juta m³) 682,354 550,461
Gambar II-19 Neraca Pengaliran Sistem Irigasi Kedungombo untuk Daerah Irigasi Klambu
II-64
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Gambar II-20 Rencana Skema Pola Tanam Musim Tanam Sistem Irigasi Waduk Kedungombo
II-65
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Debit andalan adalah debit minimum sungai dengan kemungkinan debit terpenuhi 80%
sehingga dapat dipakai untuk kebutuhan irigasi. Debit andalan pada umumnya dianalisis
sebagai debit rata – rata untuk periode setengah bulanan atau bulanan. Kemungkinan tak
terpenuhi ditetapkan 20 % (kering), untuk menilai tersedianya air berkenaan dengan
kebutuhan pengambilan (diversion requirement).
Debit andalan yang digunakan disini adalah debit dengan kemungkinan terpenuhi 80% atau
tidak terpenuhi 20% pada periode waktu yang bersangkutan.
Umumnya, saat ini perhitungan debit andalan memakai perhitungan dengan metoda van
Mock, Gumbel dan sebagainya, yakni memperhitungkan curah hujan yang jatuh dalam
Catchment Area (CA) dari suatu outlet ( misalnya bendung atau waduk ) yang langsung
memakai debit andalan tersebut untuk daerah irigasinya. Perhitungan tersebut hanya
bermanfaat untuk perhitungan operasional suatu bendung tunggal (yang berdiri sendiri)
atau Optimalisasi Storage Routing suatu waduk: yakni dengan melakukan kajian CA
(pengukuran topografi, sifat penutup permukaan, kerapatan drain dan sebagainya) serta
data klimatologi (curah hujan, kecepatan angin, tekanan udara dan sebagainya). Kemudian
dengan kajian tersebut, yang dikonfrontir dengan kondisi tampungan waduk itu sendiri (laju
sedimentasi, umur waduk, pengukuran tampungan, sistem operasional dan sebagainya)
yang akan membutuhkan waktu yang lama dan memang dikhususkan untuk keperluan
tersebut. Untuk Bendung Klambu hal itu tidak dapat dilakukan mengingat Bendung Klambu
tidak memiliki Catchment Area (CA) sendiri, termasuk sedikit areal lahan diantara Bendung
Sedadi dan Bendung Klambu yang tidak dapat diharapkan inflow-nya. Karenanya, untuk
debit andalan Bendung Klambu, prakiraan besarannya diperhitungkan dengan
menggunakan simulasi data release debit yang terjadi antara Waduk Kedung Ombo
dengan bendung-bendung yang terkait ( Sidorejo, Sedadi, Lanang, Dumpil dan Klambu
sendiri ) yang merupakan Water Balance yang diatur/kenyataan terjadi selama ini.
Data rekaman release tersedia relatif teratur antara tahun 2003 s/d 2014 (12 tahun).
Rentetan data tersebut mengesankan kondisi yang hampir serupa sepanjang periode
tinjauan, dan mengingat kondisi lingkungan yang saat ini relatif tidak berubah dibanding
tahun tinjauan serta rekaman tersebut merupakan gambaran actual (terbaru), maka metoda
simulasi release antar Waduk dengan bendung-bendung terkait tersebut sangat beralasan
untuk dipertimbangkan sebagai dasar paling nyata dan paling ideal untuk menentukan debit
andalan karena merupakan kenyataan yang terjadi selama ini.
II-66
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Hal tersebut didukung pengaturan / pola pembagian air antar bendung yang selama ini
dilakukan oleh Balai PSDA Serang Lusi Juana. Faktor yang mungkin menjadi penyebab
kadang-kadang melesetnya perhitungan andalan dan pola pembagian air tersebut adalah
kenyataan adanya sejumlah pompa pengambilan air di sepanjang sungai Serang, di
saluran induk dan beberapa tempat lainnya, yang sulit dipastikan, baik waktu, tempat
maupun besaran debit pengambilannya, karena mengingat bahwa ruas Sungai Serang di
hulu Bendung Klambu juga berfungsi sebagai alur pembawa jatah air untuk Bendung
Klambu (semacam long strorage).
Adapun data asli release Waduk Kedung Ombo dan bendung-bendung tersebut adalah
berupa data debit dalam satuan m3/dt yang direkam selama setiap 12 jam, yang dalam
perhitungan debit andalan Bendung Klambu, data ini dikonversi menjadi debit dalam satuan
m3/dt selama tengah bulanan. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan aplikasinya di
lapangan karena sesuai dengan periode operasional pengaturan air dan pola tanam yang
diberlakukan.
Hasil Analisa Perhitungan Debit Andalan Bendung Klambu dari pencatatan debit sungai
harian rata-rata setengah bulanan di lokasi Bendung Klambu dapat dilihat pada Tabel II.7.
Debit Andalan Bendung Klambu
II-67
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tabel II-6 Pencatatan Debit Sungai Serang harian rata-rata setengah bulanan di Bendung Klambu
BULAN
N0 TAHUN JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER JUMLAH
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
1 2003 53,13 22,03 102,10 26,22 75,40 55,21 28,47 34,15 29,25 26,37 21,29 14,99 9,27 3,84 0,95 1,06 4,39 3,73 27,62 26,85 7,33 89,13 94,84 222,55 980,13
2 2004 50,39 94,57 195,52 44,51 183,19 67,00 105,12 22,48 37,86 61,74 16,90 12,43 5,75 1,33 1,31 1,33 16,91 29,01 31,18 30,32 27,46 34,07 57,61 106,40 1.234,41
3 2005 110,90 24,33 11,10 53,40 51,05 102,25 241,67 50,36 38,29 29,49 18,16 23,14 10,37 6,08 2,28 1,41 1,38 3,59 25,93 31,93 29,66 39,72 35,27 103,66 1.045,42
4 2006 226,25 166,97 226,95 330,39 83,01 151,45 131,23 179,64 165,85 40,22 21,16 15,71 12,26 4,08 1,16 2,41 22,78 25,95 32,93 33,95 6,14 5,83 17,39 39,97 1.943,70
5 2007 33,35 16,84 7,51 81,56 145,23 48,72 172,27 113,88 16,06 24,73 17,00 11,59 3,97 6,93 1,18 1,18 1,18 1,18 12,97 30,10 86,63 33,55 63,91 420,46 1.352,01
6 2008 210,83 123,70 119,65 123,70 274,43 92,18 51,21 49,83 83,80 24,62 33,73 22,09 11,37 2,52 1,23 1,17 1,14 1,02 23,59 36,76 52,66 41,18 32,61 37,38 1.452,40
7 2009 156,80 82,78 298,11 216,91 178,78 96,37 51,72 86,15 35,86 59,69 39,70 9,51 4,40 1,04 21,96 23,81 17,96 30,31 28,73 34,21 32,04 31,78 21,96 23,81 1.584,38
8 2010 263,09 185,68 110,91 310,78 195,25 222,91 154,19 168,11 79,98 307,21 113,55 62,57 22,71 17,90 5,76 15,78 56,32 71,23 120,47 178,66 177,83 136,72 413,38 284,46 3.675,43
9 2011 246,54 136,43 285,02 58,24 93,15 238,46 324,40 204,18 195,95 45,53 8,93 21,78 23,95 1,50 1,18 2,27 18,42 27,58 32,83 39,38 109,95 163,72 242,28 202,89 2.724,56
10 2012 334,32 324,86 242,40 241,54 80,34 28,91 74,98 34,37 29,41 16,39 10,09 6,23 4,57 0,20 1,18 1,31 1,03 0,20 28,46 34,65 40,90 51,23 89,73 159,68 1.836,95
11 2013 227,16 145,93 133,86 156,69 113,17 165,81 408,99 337,42 29,50 92,88 98,36 110,10 64,56 10,48 1,33 0,88 20,98 35,62 33,51 40,44 56,32 33,95 177,35 197,37 2.692,64
12 2014 239,66 261,42 180,52 115,40 190,63 65,50 102,95 120,89 27,31 23,61 11,55 8,99 12,90 9,02 1,33 1,52 24,22 34,36 38,11 29,98 32,89 27,51 49,95 74,17 1.684,38
TOTAL 22.206,43
II-68
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tabel II-7 Perhitungan Debit Andalan Probabilitas 80% di Sungai Serang untuk Bendung Klambu
1 22,53 334,32 324,86 298,11 330,39 274,43 238,46 408,99 337,42 195,95 307,21 113,55 110,10 64,56 17,90 21,96 23,81 56,32 71,23 120,47 178,66 177,83 163,72 413,38 420,46 5.004,08
2 38,09 263,09 261,42 285,02 310,78 195,25 222,91 324,40 204,18 165,85 92,88 98,36 62,57 23,95 10,48 5,76 15,78 24,22 35,62 38,11 40,44 109,95 136,72 242,28 284,46 3.454,47
3 50,00 246,54 185,68 242,40 241,54 190,63 165,81 241,67 179,64 83,80 61,74 39,70 23,14 22,71 9,02 2,28 2,41 22,78 34,36 33,51 39,38 86,63 89,13 177,35 222,55 2.644,38
4 60,22 239,66 166,97 226,95 216,91 183,19 151,45 172,27 168,11 79,98 59,69 33,73 22,09 12,90 6,93 1,33 2,27 20,98 30,31 32,93 36,76 56,32 51,23 94,84 202,89 2.270,69
5 68,89 227,16 145,93 195,52 156,69 178,78 102,25 154,19 120,89 38,29 45,53 21,29 21,78 12,26 6,08 1,33 1,52 18,42 29,01 32,83 34,65 52,66 41,18 89,73 197,37 1.925,31
6 76,56 226,25 136,43 180,52 123,70 145,23 96,37 131,23 113,88 37,86 40,22 21,16 15,71 11,37 4,08 1,31 1,41 17,96 27,58 31,18 34,21 40,90 39,72 63,91 159,68 1.701,90
7 83,01 210,83 123,70 133,86 115,40 113,17 92,18 105,12 86,15 35,86 29,49 18,16 14,99 10,37 3,84 1,23 1,33 16,91 25,95 28,73 33,95 32,89 34,07 57,61 106,40 1.432,19
8 88,20 156,80 94,57 119,65 81,56 93,15 67,00 102,95 50,36 29,50 26,37 17,00 12,43 9,27 2,52 1,18 1,31 4,39 3,73 28,46 31,93 32,04 33,95 49,95 103,66 1.153,73
9 92,54 110,90 82,78 110,91 58,24 83,01 65,50 74,98 49,83 29,41 24,73 16,90 11,59 5,75 1,50 1,18 1,18 1,38 3,59 27,62 30,32 29,66 33,55 35,27 74,17 963,95
10 95,82 53,13 24,33 102,10 53,40 80,34 55,21 51,72 34,37 29,25 24,62 11,55 9,51 4,57 1,33 1,18 1,17 1,18 1,18 25,93 30,10 27,46 31,78 32,61 39,97 728,01
11 98,37 50,39 22,03 11,10 44,51 75,40 48,72 51,21 34,15 27,31 23,61 10,09 8,99 4,40 1,04 1,16 1,06 1,14 1,02 23,59 29,98 7,33 27,51 21,96 37,38 565,08
12 100,00 33,35 16,84 7,51 26,22 51,05 28,91 28,47 22,48 16,06 16,39 8,93 6,23 3,97 0,20 0,95 0,88 1,03 0,20 12,97 26,85 6,14 5,83 17,39 23,81 362,63
TOTAL 22.206,43
CATATAN :
Debit andalan dari Pencatatan Data Debit di Bendung Klambu dengan Metode Flow Characteristic :
Dengan debit pada probabilitas 80 % ( m3 / det )
JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
DEBIT
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
80 % 218,02 129,64 155,62 119,27 128,12 94,14 117,30 99,08 36,79 34,49 19,56 15,33 10,84 3,95 1,26 1,37 17,40 26,71 29,87 34,07 36,63 36,71 60,55 131,25
II-69
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
240,00
220,00
DEBIT YG TERSEDIA
200,00
180,00
160,00
140,00
DEBIT (m3/det)
120,00
100,00
80,00
60,00
40,00
20,00
0,00
JAN I JAN II PEB I PEB II MAR I MAR II APR I APR II MEI I MEI II JUN I JUN II JUL I JUL II AGU I AGU II SEP I SEP II OKT I OKT II NOP I NOP II DES I DES II
BULAN
JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
URAIAN I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
3
DEBIT ANDALAN (m /dt ) 217,21 128,43 153,29 118,44 126,00 93,52 115,83 98,82 41,34 33,70 19,34 15,29 9,64 4,34 1,26 1,36 17,50 29,65 29,85 33,07 36,23 37,85 64,64 128,47
D:\PT. VK\Data Klambu\c. Debit Andalan\[13. DEBIT ANDALAN BENDUNG KLAMBU.x ls]Flow CHARACTERISTIC
CATATAN :
DEBIT ANDALAN SUNGAI SERANG DARI PENCATATAN DEBIT HARIAN RATA-RATA SETENGAH BULANAN Sumber : Balai PSDA Serang Lusi Juana Tahun 2015
DI LOKASI BENDUNG KLAMBU ( TH 2003 - TH 2015)
II-70
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tabel II-8 Pencatatan Debit Maksimum dan Minimum Harian setengah bulanan di Bendung Klambu
PENCATATAN DEBIT MAKSIMUM DAN MINIMUM HARIAN SETENGAH BULANAN
DAERAH IRIGASI BENDUNG KLAMBU
Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Tahun
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
277,296 94,253 795,990 100,759 392,186 314,714 51,489 52,771 57,454 30,779 27,087 20,458 10,612 9,197 1,184 1,184 11,239 5,229 38,222 114,393 30,560 290,384 299,508 714,102
2003
0,738 0,998 11,831 5,463 14,175 11,634 17,208 25,312 16,314 18,478 8,369 12,059 8,112 1,016 0,908 0,998 1,137 1,090 0,865 0,276 0,436 1,090 0,658 0,78
232,264 239,535 735,579 150,046 342,192 406,185 396,278 38,967 56,033 200,676 35,441 18,875 7,204 1,432 1,331 1,331 25,909 31,709 32,682 32,400 35,652 122,821 222,102 322,700
2004
1,233 20,405 12,046 12,017 57,992 0,865 27,018 0,865 29,798 22,164 7,367 2,469 3,831 1,090 1,090 1,282 2,837 25,909 28,873 28,027 17,854 17,843 16,360 25,157
527,287 91,777 22,436 185,891 165,022 354,043 609,713 158,775 56,031 35,662 34,210 173,449 25,173 81,391 20,521 1,484 1,381 16,718 32,645 51,514 33,514 82,003 130,860 222,496
2005
6,848 8,156 5,493 8,464 6,921 10,219 38,795 16,129 28,210 19,936 12,796 8,934 1,381 1,381 1,484 1,381 1,381 0,506 17,339 21,071 21,173 22,063 19,757 19,637
550,249 732,824 657,824 688,961 359,597 521,575 372,415 458,494 491,716 98,280 29,129 18,617 14,197 9,788 1,381 19,331 26,647 27,517 35,103 35,103 7,000 6,593 37,434 216,337
2006
30,749 12,777 31,183 31,275 19,509 18,303 29,604 28,616 26,156 23,696 17,989 12,046 1,381 1,381 0,000 1,282 9,505 24,647 26,696 29,268 5,345 2,818 0,000 0,000
334,393 83,793 19,977 467,797 478,867 214,392 546,273 440,389 31,366 123,091 31,704 26,464 7,316 7,316 1,184 1,184 1,184 1,184 24,346 31,982 739,980 165,955 157,453 1006,094
2007
1,233 0,865 1,233 1,233 1,137 1,043 22,462 1,233 1,233 1,282 12,463 5,139 1,043 1,184 1,184 1,184 1,184 1,184 5,313 24,346 22,440 1,137 29,961 50,293
867,078 509,295 445,626 309,522 695,289 223,059 197,516 183,490 245,564 32,790 42,118 34,992 18,271 7,269 1,331 1,331 1,137 1,137 100,317 82,494 177,050 103,397 91,459 190,818
2008
5,281 8,174 3,626 21,522 11,112 21,114 12,368 12,368 25,906 12,726 1,137 18,271 7,269 0,000 1,137 1,137 1,137 0,471 0,337 23,666 27,267 18,850 26,260 1,137
566,000 347,177 648,000 496,707 607,596 487,580 124,292 299,715 103,134 202,379 245,796 12,122 8,209 1,043 1,184 1,233 36,211 68,333 29,573 37,654 35,425 92,073 104,346 108,185
2009
1,137 10,158 12,443 14,265 20,734 1,043 1,043 21,642 19,887 24,460 13,595 6,991 1,034 1,043 0,738 1,043 1,043 27,247 23,644 28,283 20,518 10,388 1,184 1,184
621,302 866,566 260,302 797,263 515,201 870,150 856,950 679,049 263,905 705,990 250,983 352,539 151,230 89,090 10,890 95,090 491,892 331,703 346,178 430,124 560,522 307,013 993,120 506,815
2010
22,185 2,107 15,302 47,263 16,177 23,604 24,757 23,601 22,361 133,842 3,044 2,539 6,140 1,090 1,090 1,090 5,605 25,246 34,628 29,461 30,327 49,422 95,380 28,299
595,918 339,829 602,969 192,431 279,340 594,474 771,373 543,300 469,431 298,415 11,753 179,935 213,860 2,234 1,184 5,231 31,744 35,382 35,802 101,550 509,068 697,375 780,085 701,447
2011
93,682 0,000 85,566 25,342 22,926 20,812 41,373 26,878 31,981 10,954 1,184 3,222 1,689 1,184 1,184 1,184 3,280 14,848 1,331 32,391 18,562 23,554 2,873 6,362
744,149 753,604 901,061 685,775 218,380 124,621 167,715 106,944 83,047 20,582 58,900 7,941 6,904 1,331 1,331 1,331 1,331 12,802 33,403 39,672 126,575 232,006 410,852 455,411
2012
25,183 137,928 71,112 39,763 21,906 12,876 24,253 28,907 18,321 12,019 5,838 1,960 0,000 0,000 0,658 0,580 0,353 0,000 11,332 26,879 28,671 21,958 17,690 24,875
475,386 446,839 312,781 507,020 394,033 398,033 956,191 924,264 34,193 323,990 332,275 216,927 214,359 82,863 1,331 1,331 35,687 38,019 37,416 153,618 188,083 82,703 603,598 591,551
2013
17,381 51,239 13,313 10,056 9,236 20,026 66,289 27,697 18,393 16,548 11,730 0,000 214,359 1,331 1,331 0,000 4,580 30,714 25,752 22,850 15,380 1,090 35,398 13,516
654,731 591,427 583,329 386,752 501,582 236,169 259,360 310,888 34,997 31,406 22,651 81,341 126,331 53,331 1,331 3,751 83,771 38,814 45,244 39,244 115,042 85,868 226,272 297,622
2014
8,012 53,716 36,379 19,186 24,209 1,331 23,645 26,133 1,331 12,890 1,090 1,331 1,331 1,331 1,331 1,331 1,331 18,565 34,144 1,331 1,331 1,090 1,331 1,331
II-71
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tabel II-9 Pencatatan Debit Pengambilan Harian Rata-Rata Setengah Bulanan Di Intake Klambu Kanan (m3/det)
DEBIT PENGAMBILAN INTAKE KLAMBU KANAN DARI BENDUNG KLAMBU
PENCATATAN DEBIT PENGAMBILAN HARIAN RATA-RATA SETENGAH BULANAN DI INTAKE KLAMBU KANAN (M3/DET)
ASUMSI DEBIT ANDALAN DENGAN PROBABILITAS (80%)
( METODE FLOW CHARACTERISTIC )
BULAN
N0 TAHUN JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER JUMLAH
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
1 2003 6,93 4,15 3,13 2,03 2,73 4,42 6,43 7,38 6,44 5,92 5,49 4,25 1,81 0,29 0,00 0,00 0,99 0,59 6,52 5,94 1,06 6,68 7,79 5,65 96,61
2 2004 4,94 4,12 3,02 2,69 4,04 6,28 6,84 5,31 8,75 5,81 4,39 3,55 0,05 0,00 0,00 0,00 1,53 3,76 4,99 5,98 5,43 6,20 6,76 7,20 101,63
3 2005 5,30 4,37 3,63 7,18 6,19 7,80 7,68 6,54 9,27 8,41 6,55 4,63 1,99 0,00 0,00 0,00 0,00 1,17 6,16 7,44 7,46 7,82 7,48 8,48 125,55
4 2006 5,16 3,39 2,03 3,43 5,01 7,04 8,82 9,03 8,95 8,64 6,08 5,11 3,11 0,61 0,00 0,00 5,25 6,07 8,07 6,84 7,04 6,91 4,38 4,61 125,58
5 2007 1,74 2,97 1,47 5,59 7,17 5,53 7,59 6,74 4,03 5,11 4,69 0,51 0,22 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2,81 6,96 7,52 6,50 7,74 7,35 92,24
6 2008 5,84 5,05 4,24 2,81 2,03 4,32 6,61 7,32 7,75 7,50 6,06 7,30 4,28 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4,32 6,22 8,87 8,39 8,00 7,17 114,08
7 2009 3,11 2,12 0,12 1,95 2,44 7,21 7,71 7,39 7,15 6,15 5,69 2,50 0,59 0,00 0,00 0,00 5,68 6,40 6,86 8,16 6,96 7,00 4,48 4,76 104,41
8 2010 2,78 0,88 3,95 4,50 5,88 7,40 7,23 8,03 6,95 2,71 1,49 0,59 0,79 0,00 0,00 0,00 2,35 4,89 7,11 6,64 7,07 6,82 4,85 3,01 95,91
9 2011 0,24 0,76 1,06 5,89 4,01 5,21 6,24 6,69 5,08 3,82 2,07 1,24 0,58 0,15 0,00 0,00 3,56 8,74 8,42 9,76 8,36 3,82 2,54 4,48 92,74
10 2012 0,91 0,09 1,25 4,81 6,41 6,62 8,48 9,71 7,43 4,43 2,16 0,92 1,41 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 6,83 8,11 8,92 7,92 5,64 3,67 95,73
11 2013 1,58 0,94 1,29 2,03 3,56 4,48 3,93 3,25 7,18 4,42 1,90 1,97 1,08 0,09 0,00 0,00 7,40 8,92 8,30 8,03 7,34 5,19 5,24 1,57 89,67
12 2014 1,02 0,30 0,49 3,13 6,80 6,48 6,68 5,18 6,01 4,74 2,37 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5,08 8,14 9,18 6,94 6,60 5,13 5,21 2,56 92,02
TOTAL 1.226,16
Sumber : Balai PSDA Serang Lusi Juana Tahun 2015
II-72
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tabel II-10 Perhitungan Debit Pengambilan Harian Rata-Rata Setengah Bulanan Di Intake Klambu Kanan (m3/det)
DEBIT PENGAMBILAN INTAKE KLAMBU KANAN DARI BENDUNG KLAMBU
PENCATATAN DEBIT PENGAMBILAN HARIAN RATA-RATA SETENGAH BULANAN DI INTAKE KLAMBU KANAN (M3/DET)
ASUMSI DEBIT ANDALAN DENGAN PROBABILITAS 80%
( METODE FLOW CHARACTERISTIC )
BULAN
N0 % JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER JUMLAH
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
1 13,19 6,93 5,05 4,24 7,18 7,17 7,80 8,82 9,03 9,27 8,64 6,55 7,30 4,28 0,61 0,00 0,00 7,40 8,92 9,18 9,76 8,92 8,39 7,79 8,48 161,69
2 24,95 5,84 4,37 3,95 5,89 6,80 7,40 7,68 8,03 8,95 8,41 6,08 5,11 3,11 0,29 0,00 0,00 5,68 8,14 8,42 8,16 8,87 7,92 7,74 7,35 144,19
3 35,97 5,30 4,15 3,63 5,59 6,19 7,21 7,59 7,39 8,75 7,50 5,69 4,63 1,99 0,15 0,00 0,00 5,25 6,40 8,30 8,11 8,36 7,82 8,00 7,20 135,18
4 46,27 4,94 4,12 3,02 4,81 5,88 7,04 7,71 7,38 7,75 6,15 6,06 4,25 1,81 0,09 0,00 0,00 5,08 6,07 8,07 6,84 7,52 7,00 7,48 7,17 126,23
5 55,83 5,16 3,39 3,13 4,50 6,41 6,62 8,48 7,32 7,43 5,92 5,49 3,55 1,41 0,00 0,00 0,00 3,56 4,89 7,11 8,03 7,34 5,13 6,76 5,65 117,30
6 64,25 3,11 2,97 2,03 3,43 5,01 6,48 7,23 6,69 7,18 5,81 4,69 2,50 1,08 0,00 0,00 0,00 2,35 3,76 6,83 7,44 7,46 6,91 5,64 4,61 103,20
7 72,45 2,78 2,12 1,47 3,13 4,01 6,28 6,68 6,74 7,15 5,11 4,39 1,97 0,79 0,00 0,00 0,00 1,53 8,74 6,86 6,96 7,07 6,82 5,24 4,76 100,58
8 79,32 1,74 0,94 1,29 2,81 4,04 5,53 6,61 6,54 6,95 4,74 2,37 1,24 0,59 0,00 0,00 0,00 0,99 1,17 6,52 6,94 7,04 6,50 5,21 4,48 84,24
9 85,59 1,58 0,88 1,25 2,69 3,56 5,21 6,84 5,18 6,44 4,43 2,16 0,92 0,58 0,00 0,00 0,00 0,00 0,59 6,16 6,64 6,96 6,20 4,85 3,67 76,80
10 91,18 1,02 0,76 1,06 2,03 2,44 4,48 6,43 5,31 6,01 4,42 1,90 0,59 0,22 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4,99 6,22 6,60 6,68 4,38 3,01 68,54
11 96,57 0,91 0,30 0,49 2,03 2,73 4,32 6,24 9,71 5,08 3,82 2,07 0,51 0,05 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4,32 5,94 5,43 5,19 4,48 2,56 66,18
12 100,00 0,24 0,09 0,12 1,95 2,03 4,42 3,93 3,25 4,03 2,71 1,49 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2,81 5,98 1,06 3,82 2,54 1,57 42,03
TOTAL 1.226,16
CATATAN :
Debit andalan dari Pencatatan Debit Pengambilan Intake Klambu Kanan dari Bendung Klambu dengan Metode Flow Characteristic
Dengan debit pada probabilitas 80 % ( m3 / det )
JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
DEBIT
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
80 % 1,73 0,93 1,28 2,79 3,99 5,50 6,64 6,40 6,89 4,71 2,34 1,20 0,59 0,00 0,00 0,00 0,88 1,11 6,48 6,91 7,03 6,47 5,17 4,39
II-73
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
8,00
7,00
DEBIT YG TERSEDIA
6,00
5,00
DEBIT (m3/det)
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
JAN I JAN II PEB I PEB II MAR I MAR II APR I APR II MEI I MEI II JUN I JUN II JUL I JUL II AGU I AGU II SEP I SEP II OKT I OKT II NOP I NOP II DES I DES II
BULAN
JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
URAIAN I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
3
DEBIT ANDALAN (m /dt ) 1,73 0,93 1,28 2,79 3,99 5,50 6,64 6,40 6,89 4,71 2,34 1,20 0,59 0,00 0,00 0,00 0,88 1,11 6,48 6,91 7,03 6,47 5,17 4,39
D:\PT. VK\Data Klambu\c. Debit Andalan\[14. DEBIT ANDALAN KLAMBU KANAN.x ls]Flow CHARACTERISTIC
CATATAN :
DEBIT PENGAMBILAN DARI PENCATATAN DEBIT HARIAN RATA-RATA SETENGAH BULANAN
Sumber : Balai PSDA Serang Lusi Juana Tahun 2015
DI INTAKE KLAMBU KANAN ( TH 2003 - TH 2014)
II-74
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
BULAN
N0 TAHUN JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER JUMLAH
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
1 2003 15,69 9,73 11,08 9,72 10,86 13,28 20,13 18,10 16,45 15,04 11,44 7,99 6,12 2,25 0,00 0,00 1,47 1,55 14,56 13,94 2,44 16,93 16,47 12,81 248,05
2 2004 13,36 9,54 9,06 8,35 11,90 11,31 16,95 11,87 19,35 17,21 8,43 6,40 4,42 0,00 0,00 0,00 10,29 17,71 18,89 17,80 15,08 16,66 18,61 15,29 278,49
3 2005 6,51 6,31 4,60 15,92 10,75 16,13 12,62 14,62 19,52 15,45 6,82 3,10 2,79 1,60 0,00 0,00 0,00 0,20 13,86 16,96 16,57 18,42 17,54 13,83 234,12
4 2006 7,62 7,24 8,99 13,76 12,48 14,74 18,42 15,07 17,40 18,18 10,60 7,35 7,04 3,05 0,00 0,00 11,58 14,19 16,78 17,65 16,71 15,59 9,26 10,07 273,79
5 2007 4,44 9,42 4,43 12,70 14,95 11,91 15,43 13,20 8,41 11,12 9,70 6,66 2,56 5,75 0,00 0,00 0,00 0,00 6,61 16,45 15,34 13,72 18,50 9,20 210,48
6 2008 1,02 5,33 2,47 0,00 2,65 12,95 13,58 16,37 16,28 12,69 15,81 9,54 5,65 1,79 0,00 0,00 0,00 0,00 12,03 18,01 19,89 15,02 16,65 14,62 212,33
7 2009 7,75 5,33 1,42 8,73 14,52 19,13 16,26 16,20 17,45 15,93 7,58 4,72 2,86 0,00 0,00 0,00 6,57 16,33 15,93 18,56 18,56 16,68 11,23 12,95 254,67
8 2010 6,32 2,56 10,51 10,11 11,34 13,30 14,00 17,85 15,44 4,90 4,90 3,12 4,94 1,02 0,00 0,00 6,76 17,71 17,43 16,10 18,73 19,10 10,22 8,46 234,81
9 2011 4,61 4,27 8,10 14,50 14,08 10,90 12,97 15,65 10,65 7,29 6,09 4,18 0,98 0,00 0,00 0,86 10,45 19,40 18,49 21,48 16,26 7,29 12,21 9,81 230,53
10 2012 7,30 8,06 8,41 13,09 15,32 13,63 19,18 20,88 15,49 8,33 4,48 4,25 2,11 0,00 0,00 0,00 0,00 2,00 15,59 19,07 21,48 17,04 17,82 16,66 250,17
11 2013 9,25 6,13 7,16 4,97 7,87 10,65 13,07 13,45 16,90 15,56 11,14 5,46 4,03 3,20 0,00 0,00 6,93 19,41 18,74 18,86 19,69 17,28 20,37 14,06 264,18
12 2014 4,94 1,61 3,11 20,50 15,25 16,22 17,84 19,06 15,18 13,98 7,04 2,96 1,40 0,00 0,00 0,00 12,15 18,79 21,06 17,03 17,22 13,30 16,92 13,62 269,18
TOTAL 2.960,80
II-75
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tabel II-12 Perhitungan Debit Pengambilan Harian Rata-Rata Setengah Bulanan Di Intake Klambu Kiri (m3/det)
DEBIT PENGAMBILAN INTAKE KLAMBU KIRI DARI BENDUNG KLAMBU
PENCATATAN DEBIT PENGAMBILAN HARIAN RATA-RATA SETENGAH BULANAN DI INTAKE KLAMBU KIRI (M3/DET)
ASUMSI DEBIT ANDALAN DENGAN PROBABILITAS 80%
( METODE FLOW CHARACTERISTIC )
BULAN
N0 % JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER JUMLAH
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
1 10,21 15,69 5,33 2,47 15,92 14,95 16,13 18,42 15,07 19,52 18,18 6,82 9,54 5,65 3,05 0,00 0,00 6,93 19,41 21,06 21,48 21,48 15,02 16,47 13,83 302,40
2 19,62 1,02 6,31 10,51 14,50 15,25 13,30 12,62 17,85 17,40 15,45 10,60 7,35 7,04 2,25 0,00 0,00 6,57 18,79 18,49 18,56 19,89 17,04 18,50 9,20 278,50
3 28,84 6,51 9,73 4,60 12,70 10,75 19,13 15,43 16,20 19,35 12,69 7,58 3,10 2,79 0,00 0,00 0,00 11,58 16,33 18,74 19,07 16,26 18,42 16,65 15,29 272,88
4 38,83 13,36 9,54 9,06 13,09 11,34 14,74 16,26 18,10 16,28 15,93 15,81 7,99 6,12 3,20 0,00 0,00 12,15 14,19 16,78 17,65 15,34 16,68 17,54 14,62 295,78
5 48,31 7,62 7,24 11,08 10,11 15,32 13,63 19,18 16,37 15,49 15,04 11,44 6,40 2,11 1,02 0,00 0,00 10,45 17,71 17,43 18,86 19,69 13,30 18,61 12,81 280,91
6 57,36 7,75 9,42 8,99 13,76 12,48 16,22 14,00 15,65 16,90 17,21 9,70 4,72 4,03 0,00 0,00 0,00 6,76 17,71 15,59 16,96 16,57 15,59 17,82 10,07 267,90
7 66,66 6,32 5,33 4,43 20,50 14,08 11,31 17,84 13,20 17,45 11,12 8,43 5,46 4,94 1,60 0,00 0,00 10,29 19,40 15,93 16,45 18,73 19,10 20,37 12,95 275,20
8 73,73 4,44 6,13 7,16 0,00 11,90 11,91 13,58 14,62 15,44 13,98 7,04 4,18 2,86 5,75 0,00 0,00 1,47 0,20 14,56 17,03 16,71 13,72 16,92 9,81 209,40
9 80,96 9,25 2,56 8,41 8,35 7,87 10,90 16,95 19,06 16,45 8,33 4,48 4,25 0,98 1,79 0,00 0,86 0,00 1,55 13,86 16,10 18,56 16,66 10,22 16,66 214,09
10 88,41 4,94 4,27 8,10 9,72 14,52 10,65 20,13 11,87 15,18 15,56 11,14 3,12 2,56 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 18,89 18,01 17,22 16,93 9,26 8,46 220,53
11 94,92 7,30 1,61 3,11 4,97 10,86 12,95 12,97 20,88 10,65 7,29 6,09 6,66 4,42 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 12,03 13,94 15,08 17,28 11,23 13,62 192,95
12 100,00 4,61 8,06 1,42 8,73 2,65 13,28 13,07 13,45 8,41 4,90 4,90 2,96 1,40 0,00 0,00 0,00 0,00 2,00 6,61 17,80 2,44 7,29 12,21 14,06 150,26
TOTAL 2.960,80
CATATAN :
Debit andalan dari Pencatatan Debit Pengambilan Intake Klambu Kiri dari Bendung Klambu dengan Metode Flow Characteristic
Dengan debit pada probabilitas 80 % ( m3 / det )
JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
DEBIT
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
80 % 8,61 3,04 8,24 7,24 8,40 11,03 16,50 18,47 16,31 9,08 4,82 4,24 1,23 2,32 0,00 0,75 0,19 1,37 13,96 16,22 18,31 16,27 11,11 15,75
II-76
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
19,00
18,00
DEBIT YG TERSEDIA
17,00
16,00
15,00
14,00
13,00
12,00
DEBIT (m3/det)
11,00
10,00
9,00
8,00
7,00
6,00
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
JAN I JAN II PEB I PEB II MAR I MAR II APR I APR II MEI I MEI II JUN I JUN II JUL I JUL II AGU I AGU II SEP I SEP II OKT I OKT II NOP I NOP II DES I DES II
BULAN
JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
URAIAN I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
3
DEBIT ANDALAN (m /dt ) 8,61 3,04 8,24 7,24 8,40 11,03 16,50 18,47 16,31 9,08 4,82 4,24 1,23 2,32 0,00 0,75 0,19 1,37 13,96 16,22 18,31 16,27 11,11 15,75
D:\PT. VK\Data Klambu\c. Debit Andalan\[14. DEBIT ANDALAN KLAMBU KIRI.x ls]Flow CHARACTERISTIC
CATATAN :
DEBIT PENGAMBILAN DARI PENCATATAN DEBIT HARIAN RATA-RATA SETENGAH BULANAN Sumber : Balai PSDA Serang Lusi Juana Tahun 2015
DI INTAKE KLAMBU KIRI ( TH 2003 - TH 2014)
II-77
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tabel II-13 Pencatatan Debit Pengambilan Harian Rata-Rata Setengah Bulanan Di Intake Klambu Wilalung (m3/det)
DEBIT PENGAMBILAN INTAKE KLAMBU KANAN DARI BENDUNG KLAMBU
PENCATATAN DEBIT PENGAMBILAN HARIAN RATA-RATA SETENGAH BULANAN DI INTAKE KLAMBU WILALUNG (M3/DET)
ASUMSI DEBIT ANDALAN DENGAN PROBABILITAS (80%)
( METODE FLOW CHARACTERISTIC )
BULAN
N0 TAHUN JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER JUMLAH
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
1 2003 3,55 2,14 0,79 1,04 1,91 3,33 4,55 5,22 4,12 3,77 3,22 1,63 0,44 0,27 0,00 0,00 0,33 0,25 5,48 4,95 0,79 5,44 4,98 2,37 60,56
2 2004 1,72 2,26 0,17 1,18 2,14 3,51 4,47 3,80 5,52 4,36 2,07 1,63 0,03 0,00 0,00 0,00 3,77 6,28 5,91 5,25 5,26 5,07 3,91 3,61 71,91
3 2005 1,37 1,76 1,79 5,03 3,20 5,12 2,54 4,42 5,95 3,91 1,99 0,95 0,58 0,00 0,19 0,00 0,00 1,04 4,89 5,43 5,30 4,28 3,18 1,18 64,09
4 2006 0,56 0,17 0,00 1,46 2,70 3,69 3,86 4,04 4,85 5,27 3,16 1,87 0,68 0,00 0,00 0,00 4,56 4,82 6,67 6,65 5,66 5,45 2,57 1,67 70,36
5 2007 0,43 1,49 0,67 3,24 2,43 4,33 5,10 4,13 2,63 2,58 0,76 0,25 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2,33 5,51 5,07 4,66 3,44 0,90 49,95
6 2008 0,22 0,51 0,21 0,00 0,80 3,14 4,17 4,30 4,64 3,70 4,91 2,05 0,12 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4,02 5,95 5,96 4,58 5,32 3,33 57,91
7 2009 0,77 0,06 0,02 0,55 2,15 4,53 3,77 3,98 4,01 3,91 3,28 1,22 0,00 0,00 0,00 0,00 4,96 5,08 4,88 6,03 5,44 4,18 1,31 1,80 61,92
8 2010 0,00 0,16 3,03 1,31 2,41 2,05 3,92 4,44 2,70 0,00 0,34 0,03 0,00 0,00 0,00 0,00 3,98 4,63 4,79 1,72 2,85 1,56 1,86 0,00 41,78
9 2011 0,00 0,65 1,08 3,04 2,50 3,03 1,91 2,78 2,87 1,92 1,34 1,14 0,63 0,13 0,00 0,36 3,28 4,91 4,70 4,76 2,78 1,92 0,00 0,05 45,77
10 2012 0,00 0,08 0,73 2,58 2,09 3,24 4,81 5,28 3,42 2,31 0,40 0,17 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,74 4,94 6,17 6,24 3,96 2,30 1,51 50,96
11 2013 0,32 0,00 0,84 0,42 1,05 1,79 1,50 1,12 4,22 0,82 1,38 0,33 0,02 0,21 0,00 0,00 5,74 5,96 5,15 4,22 3,49 3,65 2,78 0,05 45,05
12 2014 0,00 0,00 0,05 1,44 2,46 3,62 3,70 3,08 4,80 3,62 0,86 0,00 0,00 0,00 0,00 0,19 5,70 6,09 6,53 4,67 3,06 3,20 1,19 0,19 54,46
TOTAL 674,73
II-78
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tabel II-14 Perhitungan Debit Pengambilan Harian Rata-Rata Setengah Bulanan Di Intake Klambu Wilalung (m3/det)
DEBIT PENGAMBILAN INTAKE KLAMBU KANAN DARI BENDUNG KLAMBU
PENCATATAN DEBIT PENGAMBILAN HARIAN RATA-RATA SETENGAH BULANAN DI INTAKE KLAMBU WILALUNG (M3/DET)
ASUMSI DEBIT ANDALAN DENGAN PROBABILITAS 80%
( METODE FLOW CHARACTERISTIC )
BULAN
N0 % JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER JUMLAH
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
1 11,87 3,55 0,51 0,21 5,03 2,43 5,12 3,86 4,04 5,95 5,27 1,99 2,05 0,12 0,00 0,00 0,00 5,74 5,96 6,53 4,76 6,24 4,58 4,98 1,18 80,08
2 22,29 0,22 1,76 3,03 3,04 2,46 2,05 2,54 4,44 4,85 3,91 3,16 1,87 0,68 0,27 0,00 0,00 4,96 6,09 4,70 6,03 5,96 3,96 3,44 0,90 70,32
3 33,62 1,37 2,14 1,79 3,24 3,20 4,53 5,10 3,98 5,52 3,70 3,28 0,95 0,58 0,13 0,00 0,00 4,56 5,08 5,15 6,17 2,78 4,28 5,32 3,61 76,44
4 45,08 1,72 2,26 0,17 2,58 2,41 3,69 3,77 5,22 4,64 3,91 4,91 1,63 0,44 0,21 0,19 0,00 5,70 4,82 6,67 6,65 5,07 4,18 3,18 3,33 77,33
5 53,85 0,56 0,17 0,79 1,31 2,09 3,24 4,81 4,30 3,42 3,77 3,22 1,63 0,00 0,00 0,00 0,00 3,28 4,63 4,79 4,22 3,49 3,20 3,91 2,37 59,21
6 63,14 0,77 1,49 0,00 1,46 2,70 3,62 3,92 2,78 4,22 4,36 0,76 1,22 0,02 0,00 0,00 0,00 3,98 6,28 4,94 5,43 5,30 5,45 2,30 1,67 62,65
7 71,01 0,00 0,06 0,67 1,44 2,50 3,51 3,70 4,13 4,01 2,58 2,07 0,33 0,00 0,00 0,00 0,00 3,77 4,91 4,88 5,51 2,85 1,56 2,78 1,80 53,07
8 78,08 0,43 0,00 0,84 0,00 2,14 4,33 4,17 4,42 2,70 3,62 0,86 1,14 0,00 0,00 0,00 0,00 0,33 1,04 5,48 4,67 5,66 4,66 1,19 0,05 47,75
9 84,42 0,32 0,16 0,73 1,18 1,05 3,03 4,47 3,08 4,12 2,31 0,40 0,17 0,63 0,00 0,00 0,36 0,00 0,25 4,89 1,72 5,44 5,07 1,86 1,51 42,75
10 91,09 0,00 0,65 1,08 1,04 2,15 1,79 4,55 3,80 4,80 0,82 1,38 0,03 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5,91 5,95 3,06 5,44 2,57 0,00 45,00
11 96,79 0,00 0,00 0,05 0,42 1,91 3,14 1,91 5,28 2,87 1,92 1,34 0,25 0,03 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4,02 4,95 5,26 3,65 1,31 0,19 38,51
12 100,00 0,00 0,08 0,02 0,55 0,80 3,33 1,50 1,12 2,63 0,00 0,34 0,00 0,00 0,00 0,00 0,19 0,00 0,74 2,33 5,25 0,79 1,92 0,00 0,05 21,63
TOTAL 674,73
CATATAN :
Debit andalan dari Pencatatan Debit Pengambilan Intake Klambu Wilalung dari Bendung Klambu dengan Metode Flow Characteristic
Dengan debit pada probabilitas 80 % ( m3 / det )
JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
DEBIT
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
80 % 0,40 0,05 0,81 0,36 1,81 3,93 4,26 4,02 3,13 3,22 0,72 0,85 0,19 0,00 0,00 0,11 0,23 0,80 5,30 3,78 5,59 4,79 1,40 0,49
II-79
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
DEBIT YG TERSEDIA
5,00
4,00
DEBIT (m3/det)
3,00
2,00
1,00
0,00
JAN I JAN II PEB I PEB II MAR I MAR II APR I APR II MEI I MEI II JUN I JUN II JUL I JUL II AGU I AGU II SEP I SEP II OKT I OKT II NOP I NOP II DES I DES II
BULAN
JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
URAIAN I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
DEBIT ANDALAN (m 3/dt ) 0,40 0,05 0,81 0,36 1,81 3,93 4,26 4,02 3,13 3,22 0,72 0,85 0,19 0,00 0,00 0,11 0,23 0,80 5,30 3,78 5,59 4,79 1,40 0,49
D:\PT. VK\Data Klambu\c. Debit Andalan\[14. DEBIT ANDALAN KLAMBU WILALUNG.x ls]Flow CHARACTERISTIC
CATATAN :
DEBIT PENGAMBILAN DARI PENCATATAN DEBIT HARIAN RATA-RATA SETENGAH BULANAN
DI INTAKE KLAMBU WILALUNG( TH 2003 - TH 2014)
II-80
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tabel II-15 Rencana Pola Tanam dan Rencana Tata Tanam Daerah Irigasi Klambu
RENCANA POLA TANAM DAN RENCANA TATA TANAM MT. 2014 / 2015
DAERAH IRIGASI WADUK KEDUNGOMBO
II-81
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
NERACA AIR
RENCANA POLA DAN KALENDER TANAM (PADI - PADI - PALAWIJA) DAN TEBU
DAERAH IRIGASI KLAMBU LUAS TANAM 39.523 Ha
DENGAN SISTEM 2 GOLONGAN
(DEBIT ANDALAN DENGAN DATA PENCATATAN DEBIT)
3
KEBUTUHAN AIR (m /det) DEBIT SURPLUS DEFISIT
TOTAL
TOTAL VOLUME VOLUME KETER-
DEBIT
BULAN KLAMBU KLAMBU KLAMBU KEBUTU- KEBUTUHAN AIR SEDIAAN AIR DEBIT VOLUME DEBIT VOLUME KEANDALAN
AIR TERSEDIA
KIRI WILALUNG KANAN HAN AIR (m3) (m3)
(7.872 HA )
BAKU 3
(m /det) (m3/det) (m3) (m3/det) (m3)
(20.646 HA ) (11.005 HA )
(m3/det)
I 14,41 3,66 6,85 3,50 28,42 17,51 36.832.320,00 22.686.495,48 - - -10,91 -14.145.824,52 61,59
SEPTEMBER
II 20,35 7,19 13,76 3,50 44,80 27,49 58.060.800,00 35.628.486,31 - - -17,31 -22.432.313,69 61,36
I 27,37 12,44 17,23 3,50 60,54 29,86 78.459.840,00 38.701.296,97 - - -30,68 -39.758.543,03 49,33
OKTOBER
II 32,38 11,96 16,15 3,50 63,99 33,93 88.459.776,00 46.911.002,82 - - -30,06 -41.548.773,18 53,03
I 26,52 9,54 13,42 3,50 52,98 36,16 68.662.080,00 46.862.042,99 - - -16,82 -21.800.037,01 68,25
NOPEMBER
II 26,46 10,00 13,88 3,50 53,84 37,72 69.776.640,00 48.888.386,01 - - -16,12 -20.888.253,99 70,06
I 18,53 7,44 9,07 3,50 38,54 64,76 49.947.840,00 83.924.830,91 26,22 33.976.990,91 - - 100,00
DESEMBER
II 13,15 5,18 4,95 3,50 26,78 130,12 37.020.672,00 179.875.005,10 103,34 142.854.333,10 - - 100,00
I 11,70 2,26 4,85 3,50 22,31 217,32 28.913.760,00 281.649.928,60 195,01 252.736.168,60 - - 100,00
JANUARI
II 14,93 5,69 10,29 3,50 34,41 128,53 47.568.384,00 177.676.673,73 94,12 130.108.289,73 - - 100,00
I 21,76 10,00 13,12 3,50 48,38 158,31 62.700.480,00 205.173.013,22 109,93 142.472.533,22 - - 100,00
PEBRUARI
II 24,25 8,56 11,36 3,50 47,67 118,50 53.542.944,00 133.094.258,91 70,83 79.551.314,91 - - 100,00
I 23,14 8,31 11,80 3,50 46,75 126,23 60.588.000,00 163.592.839,83 79,48 103.004.839,83 - - 100,00
MARET
II 23,25 8,85 12,32 3,50 47,92 93,54 66.244.608,00 129.310.210,47 45,62 63.065.602,47 - - 100,00
I 22,96 9,17 11,50 3,50 47,13 116,01 61.080.480,00 150.352.858,81 68,88 89.272.378,81 - - 100,00
APRIL
II 17,04 6,83 6,97 3,50 34,34 99,00 44.504.640,00 128.302.798,69 64,66 83.798.158,69 - - 100,00
I 13,51 3,76 4,96 3,50 25,73 38,10 33.346.080,00 49.374.398,63 12,37 16.028.318,63 - - 100,00
MEI
II 9,47 3,63 5,20 3,50 21,80 33,76 30.136.320,00 46.676.690,59 11,96 16.540.370,59 - - 100,00
I 9,08 4,13 4,74 3,50 21,45 19,37 27.799.200,00 25.098.447,64 - - -2,08 -2.700.752,36 90,28
JUNI
II 9,00 2,59 4,05 3,50 19,14 15,29 24.805.440,00 19.818.501,67 - - -3,85 -4.986.938,33 79,90
I 0,00 0,00 0,00 3,50 3,50 10,18 4.536.000,00 13.189.573,47 6,68 8.653.573,47 - - 100,00
JULI
II 0,00 0,00 0,00 3,50 3,50 4,35 4.838.400,00 6.006.800,39 0,85 1.168.400,39 - - 100,00
I 0,00 0,00 0,00 3,50 3,50 1,20 4.536.000,00 1.558.349,19 - - -2,30 -2.977.650,81 34,36
AGUSTUS
II 0,00 0,00 0,00 3,50 3,50 1,32 4.838.400,00 1.818.577,64 - - -2,18 -3.019.822,36 37,59
1.047.199.104,00 2.036.171.468,08 1.163.231.273,36 -174.258.909,28
Catatan : – Bulan Juli s/d Agustus di Jadwalkan Pengeringan Saluran untuk Pemeliharaan
– Debit andalan dari Pencatatan Debit Sungai Serang Ditentukan Dengan Metode
Flow Characteristic di Lokasi Bendung Klambu
II-82
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Dari catatan debit diperoleh data ketersediaan air (data tahun 1997 s/d September
2015) ialah data debit tengah bulanan yang diterima oleh bendung Klambu yang sangat
bervariasi berkisar antara 1,388 – 31,169 m3/detik.
Jaringan irigasi DI. Klambu memanfaatkan sumber air utama dari Sungai Serang
dengan pengambilan sebelah kanan dan kiri. Data debit sungai yang masuk intake dan
yang melimpas mercu bendung perhitungan debit andalan bendung Klambu menggunakan
prakiraan dari simulasi data perolehan release dari Waduk Kedung Ombo dengan bendung-
bendung yang terkait (Sidorejo, Sedadi, Lanang, Dumpil dan Klambu sendiri).
Data tersedia antara tahun 1997 s/d 2015 (September) meskipun besaran
pasokan masing-masing debit bervariasi namun ditinjau dari aspek pola periode pemberian,
maka pola data tersebut mengesankan kondisi yang hampir serupa sepanjang periode
tinjauan dan mengingat kondisi lingkungan tidak berubah serta merupakan gambaran
aktual (terbaru), maka dengan metode simulasi release antar waduk dan bendung-bendung
tersebut cukup beralasan untuk dipertimbangkan sebagai debit andalan. Hal tersebut
didukung pengaturan pasokan antar bendung yang selama ini dilakukan oleh Balai PSDA
Seluna. Faktor yang mungkin jadi penyebab meleset perhitungan andalan tersebut adalah
II-83
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
kenyataan adanya sejumlah pompa disepanjang Sungai Serang dan saluran induk yang
sulit pengendaliannya baik waktu, tempat maupun besaran debit pengambilan.
Telah dicoba menghitung Debit Andalan dengan metode Flow Characteristic namun ini
hanya akan berpengaruh pada perhitungan inflow Waduk Kedung Ombo yang pada
akhirnya sudah terwakili oleh data rekaman release waduk tersebut.
Dari pengalaman yang berjalan beberapa tahun ini pola tanam untuk DI. Klambu
umumnya adalah Padi – Palawija/Padi – Palawija, dengan intensitas tanam 3 x 100% atau
II-84
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
300%. Musim Tanam 1 (MT 1) berlangsung mulai Oktober s/d Januari, MT 2 berlaku dari
Februari s/d Mei, dan MT 3 berlangsung mulai Juni s/d Agustus.
Pola tata tanam dan kalender tanam pada Daerah Irigasi Klambu sesuai data realisasi
tanam pada tahun 2007/2008 s/d 2013/2014, MT I (Padi) – MT II (Padi) – MT III
(Palawija/Bero) dengan tanaman tebu 18 (delapan belas) bulan, di mana MT I dan MT II
kadang ada sawah yang bero karena kekurangan air.
Periodenya sangat bervariatif yang diindikasikan akibat tingkat kesiapan mental dan materiil
dari petani yang berbeda. Kalender tanam/waktu tanam yang terjadi adalah sebagai berikut
(pada golongan yang paling awal) :
1. Musim Tanam I (MT II) pengolahan tanah dimulai pada awal bulan September untuk
golongan A, sedangkan golongan B melaksanakannya mulai pertengahan bulan
September selama 1 bulan, pertumbuhan mulai awal bulan Oktober sampai dengan
akhir bulan Desember, kemudian panen mulai awal Januari selama ½ bulan.
2. Musim Tanam II (MT II) pengolahan tanah dimulai pada awal bulan Januari (untuk
golongan A), sedangkan golongan B melaksanakannya mulai pertengahan bulan
Januari selama 1 bulan, pertumbuhan mulai awal Februari sampai dengan
pertengahan Mei, dan panen mulai akhir Mei.
3. Musim tanam III (MT III) dimulai pada awal bulan Mei sampai dengan akhir bulan Juli
yang dimaksudkan untuk komoditi palawija, dilanjutkan dengan pengeringan selama
30 hari s/d 60 hari dalam bulan Juli s/d Agustus.
Disamping itu ada pemakaian air yang diusahakan siap sepanjang tahun untuk
memenuhi kebutuhan pabrik tebu yang ada. Dalam realisasi tanam tersebut bahkan ada
areal yang memulai tanam pada Nopember periode II sehingga mengakibatkan hanya
terselenggara II musim tanam padi, tanpa sempat menanam palawija karena keburu
datangnya masa pengeringan.
II-85
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Sesuai Peraturan Bupati Pati Nomor : 50 Tahun 2014 Tentang : Pedoman Pengaturan
Pola Tanam dan Rencana Tata Tanam Untuk Musim Tanam Tahun 2014/2015 di
Kabupaten Pati adalah dengan MT I (Padi) – MT II (Padi) – MT III (Palawija) dengan
tanaman tebu 18 (delapan belas) bulan, karena sebagian besar areal Daerah Irigasi
Klambu Kanan di wilayah Kabupaten Pati.
Dengan adanya tanaman padi berumur pendek (± 4 bulan), maka dalam 1 (satu)
tahun, yang terdiri dari 2 (dua) musim yaitu musim penghujan antara bulan Oktober-
Maret (OKMAR) dan musim kemarau antara bulan April-September (ASEP) dibagi
dalam 3 (tiga) Musim Tanam (MT) yaitu :
a. Musim Tanam I (MT I) dan Musim Tanam II (MT II) dijadwalkan untuk menanam
padi yang berumur pendek.
b. Musim Tanam III (MT III) karena ketersediaan air irigasi sudah sangat
berkurang maka untuk daerah-daerah yang cukup air tidak boleh menanam
padi disarankan menanam palawija, apalagi untuk daerah-daerah yang
debitnya berkurang.
c. Untuk membantu pengadaan bahan baku bagi pabrik ditanam tebu pada
daerah-daerah irigasi tertentu sesuai dengan kesepakatan Komisi Irigasi
Kabupaten. Tanaman tebu ini ditetapkan selama 18 (delapan belas) bulan mulai
dari pembukaan tanah, penanaman, pemeliharaan sampai saat penebangan
dan diatur sebagai berikut :
II-86
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tebu II (TS II) yang merupakan keprasan dari TS I, diawali pada bulan Mei –
Oktober 2015.
a. Pada awal musim penghujan berhubung debit yang belum begitu besar
pembagian air disesuaikan dengan pembagian golongan yang ditentukan
dengan interval waktu 2 (dua) minggu.
b. Pada awal musim kemarau apabila air Waduk Kedung Ombo keadaannya
sangat kritis akan diadakan aturan giliran antar golongan.
a. Pengaturan Pola Tanam dan Rencana Tata Tanam ini berlaku untuk musim
tanam penghujan 2017 / 2018 dan musim tanam kemarau 2015 dan dapat
dipakai sebagai pedoman untuk pelaksanaan tahun-tahun berikutnya.
b. Di dalam pengaturan diserahkan kepada masing-masing dinas yang terkait.
- Pengaturan teknis irigasi oleh Bidang SDA dan ESDM DPU Kabupaten
Pati, Bidang SDA Dinas BPESDM Kabupaten Kudus serta Bidang Irigasi
Dinas Pengairan Kabupaten Demak, Pati, Kudus, Grobogan dan instansi
terkait.
- Pengaturan teknis pertaniannya oleh Dinas Peratanian Peternakan dan
Tanaman Pangan Kabupaten Demak, Pati, Kudus dan Grobogan.
c. Guna memutuskan siklus hama dan keperluan inventarisasi dan perbaikan-
perbaikan kerusakan-kerusakan serta pemeliharaan pada Jaringan Irigasi
Klambu, diadakan pengeringan total tahunan selama 1 (satu) s/d 2 (dua) bulan
yaitu : bulan Juli s/d Agustus 2015.
d. Guna menjaga keberhasilan tanaman palawija, berkaitan dengan adanya
pengeringan total selama 1 (satu) s/d 2 (dua) bulan ini diadakan pengaturan
sebagai berikut :
Bagi palawija yang membutuhkan air relatif lebih banyak ditempatkan pada
lahan yang mendapatkan pengairan palawija lebih dari 2 (dua) bulan (sejak
tutup tanam sampai dengan awal pengeringan).
Bagi palawija yang membutuhkan air relatif lebih sedikit ditempatkan pada
lahan yang mendapatkan pengairan palawija yang kurang dari 2 (dua) bulan
(sejak tutup tanam sampai dengan pengeringan).
II-87
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini sepanjang mengenai teknis
pelaksanaanya akan diatur lebih lanjut oleh Ketua Komisi Irigasi Kabupaten Pati,
Kudus, Demak dan Grobogan.
Analisa dan Kajian Pola Tata Tanam dan Kalender Tanam pada Daerah Irigasi
Klambu sesuai data realisasi tanam pada tahun 2017/2018, MT I (Padi) – MT II
(Padi) – MT III (Palawija/Bero) dengan tanaman tebu 18 (delapan belas) bulan, di
mana MT I dan MT II kadang ada sawah yang bero karena kekurangan air, dapat
dilihat pada Tabel II.17. dan Tabel II.18. berikut ini.
II-88
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tabel II-16 Draft Rencana Pola Tanam dan Rencana Tata Tanam MT. 2017/2018
D RAFT REN CAN A POLA TAN AM D AN REN CAN A TATA TAN AM MT. 2017 / 2018
DAERAH IRIGASI SISTEM WADUK KEDUNGOMBO
II-89
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tabel II-17 Draft Rencana Pola Tanam dan Rencana Tata Tanam MT. 2017/2018
D RAFT REN CAN A POLA TAN AM D AN REN CAN A TATA TAN AM MT. 2017 / 2018
DAERAH IRIGASI SISTEM WADUK KEDUNGOMBO
II-90
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
D RAFT REN CAN A POLA TAN AM D AN REN CAN A TATA TAN AM MT. 2017 / 2018
DAERAH IRIGASI SISTEM WADUK KEDUNGOMBO
Total Kapsitas Saluran - 5.382 46.094 68.338 68.014 68.320 62.309 62.309 53.107 40.696 51.939 65.911 66.751 67.760 62.309 62.309 53.107 31.243 15.350 13.973 - - - -
Volume Kebutuhan + Air Baku (juta m³) 2,138 9,114 61,876 90,705 90,284 90,681 82,891 82,891 70,965 54,881 69,451 87,559 88,648 89,955 82,891 82,891 70,965 42,629 22,031 20,247 2,138 2,138 2,138 2,138
Volume Kebutuhan Irigasi (juta m³) - 6,975 59,738 88,566 88,146 88,542 80,752 80,752 68,827 52,743 67,313 85,420 86,509 87,817 80,752 80,752 68,827 40,490 19,893 18,109 - - - -
Total untuk MT (juta m³) 682,354 550,461
KEBUTUHAN AIR IRIGASI (Juta m3 ) PER DAERAH IRIGASI LAYANAN WADUK KEDUNGOMBO
SUB DINAS MT-1 MT-2
DAERAH LUAS
NO. IRIGASI PENGAIRAN GOL. SAWAH URAIAN SEP. OKT. NOP DES JAN FEB MAR APR MEI JUNI JUL. AGS.
KABUPATEN I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
1 Sidorejo 6.038 - - 3,129 5,832 5,832 5,832 5,832 5,832 5,832 5,824 4,715 5,832 5,832 5,832 5,832 5,832 5,832 5,824 2,537 1,848 - - - -
2 Sidorejo Kiri/Lanang 1.900 - - - 1,924 1,944 1,944 1,944 1,944 1,944 1,944 1,231 1,724 1,944 1,944 1,944 1,944 1,944 1,944 1,231 0,385 - - - -
3 Pompanisasi 1.500 - - 1,519 3,038 2,491 1,944 1,944 1,944 1,944 0,972 1,361 2,722 2,333 1,944 1,944 1,944 1,944 0,972 0,304 0,608 - - - -
4 Sedadi 16.055 - 5,320 16,449 26,568 24,743 25,686 20,807 20,807 17,404 13,864 18,020 24,834 23,264 24,961 20,807 20,807 17,404 10,162 5,387 5,477 - - - -
5 Klambu Kiri 20.646 - - 13,369 27,864 27,864 27,864 26,757 26,757 26,757 18,204 16,802 27,864 27,864 27,864 26,757 26,757 26,757 18,204 7,498 6,854 - - - -
6 Klambu Kanan 10.354 - 1,019 14,256 14,256 14,256 14,256 13,419 13,419 9,274 6,708 14,168 14,256 14,256 14,256 13,419 13,419 9,274 2,565 2,590 2,590 - - - -
7 Klambu Wilalung 7.872 - 0,637 11,016 9,085 11,016 11,016 10,049 10,049 5,671 5,226 11,016 8,188 11,016 11,016 10,049 10,049 5,671 0,820 0,347 0,347 - - - -
II-91
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Kebutuhan air irigasi dengan maksud untuk menentukan besarnya debit air yang akan
dipakai mengairi lahan di daerah irigasi. Debit air ini digunakan sebagai dasar perencanaan
jaringan irigasi.
Kebutuhan air di sawah untuk padi dan palawija ditentukan oleh faktor-faktor seperti berikut :
- Penyiapan lahan
- Penggunaan konsumtif
- Perkolasi dan rembesan
- Penggantian lapisan air
- Curah hujan efektif
Curah hujan efektif diperhitungkan dalam mencari kebutuhan air di sawah. Demikian juga
efisiensi tercakup didalam hitungan tersebut.
2.13.2 Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan dan Penggantian Lapisan Air
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan ini menentukan kebutuhan maksimum air
irigasi. Faktor-faktor yang menentukan besarnya kebutuhan air untuk penyiapan
lahan tergantung dari besarnya penjenuhan tanah, lama pengolahan tanah dan
besarnya evaporasi serta perkolasi. Diambil harga-harga seperti tersebut dalam KP-
01 sebagai berikut :
Setelah tanam selesai, lapisan air di sawah ditambah 50 mm. Jadi lapisan air yang
diperlukan untuk penyiapan lahan dan untuk lapisan air awal setelah tanam selesai
seluruhnya menjadi 250 mm.
Apabila sawah telah dibiarkan bero untuk jangka waktu yang lama (2,5 bulan atau
lebih) maka diperlukan lapisan air 300 mm.
II-92
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Kebutuhan air tersebut diatas sudah termasuk kebutuhan air untuk persemaian
(pembibitan).
Kebutuhan air untuk palawija diperlukan guna menggarap lahan yang akan ditanami
dan dapat menciptakan kondisi lembab yang memadai untuk persemaian yang baru
tumbuh dengan banyaknya air yang dibutuhkan bergantung kepada kondisi tanah
dan pola tanam yang diterapkan. Jumlah air yang diperlukan antara 50 – 100 mm.
Untuk Palawija (jagung) dapat diambil 50 mm selama 15 hari (= 3,333 mm/hari).
Kebutuhan air untuk tebu diperlukan guna menggarap lahan yang akan ditanami
dan dapat menciptakan kondisi lembab yang memadai untuk persemaian yang baru
tumbuh dengan banyaknya air yang dibutuhkan bergantung kepada kondisi tanah
dan pola tanam yang diterapkan. Jumlah air yang diperlukan antara 100 – 120 mm.
Untuk tebu dapat diambil 100 mm selama 30 hari (= 3,333 mm/hari).
- Temperatur
- Lama Penyinaran Matahari (radiasi)
- Kelembaban
- Angin
II-93
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tabel II-18 Perhitungan Evapotranspirasi (Eto) dengan metode Penman dari Nedeco/Prosida daerah irigasi Klambu
II-94
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Pada hitungan digunakan koefisien tanaman untuk padi dengan varietas unggul
mengikuti ketentuan NEDECO/PROSIDA.
Besarnya koefisien tanaman untuk padi dan koefisien tanaman untuk palawija dapat
dilihat pada Tabel II.20.
7 1,12 0,95
8 0,00 0,95
9 0,55**)
Etc = Kc x Eto
Keterangan :
Etc = evapotranspirasi tanaman (mm/hari)
Eto = evapotranspirasi tanaman acuan (mm/hari)
II-95
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Kc = koefisien tanaman
Perkolasi adalah kehilangan air di petak sawah karena meresap ke bawah atau
meresap ke samping. Besar perkolasi dipengaruhi oleh sifat -sifat tanah terutama
sifat fisik tanah, yaitu tekstur tanah dan struktur tanah, juga dipengaruhi oleh
kedalaman air tanah.
Untuk lahan yang datar (dataran rendah) dapat digunakan 1 mm per hari.
Untuk lahan yang miring dengan kemiringan lebih besar 5 % perkolasi berkisar
2 – 5 mm per hari.
Atau didasarkan pada tekstur tanah hasil pengamatan di lapangan :
- Tanah bertekstur berat (lempungan) = nilai 1 – 2 mm/hari
- Tanah bertekstur sedang (lempung pasiran) = nilai 2 – 3 mm/hari
- Tanah bertekstur ringan (pasiran) = nilai 3 – 6 mm/hari
Dari pengamatan di wilayah Jaringan Irigasi Klambu Kanan untuk tekstur tanah
yang ada di lapangan bertekstur berat (lempungan) sampai bertekstur sedang
(lempung pasiran) dan daerahnya datar, maka untuk besaran perkolasi dengan nilai
1,20 mm/hari.
Kebutuhan air yaitu pembibitan dianggap telah tercakup dalam penyiapan lahan,
yaitu selama 30 hari.
Kebutuhan air irigasi untuk padi, palawija (jagung) dan tebu dapat dilihat pada
Tabel II.20, Tabel II.21. dan Tabel II.22. berikut ini.
II-96
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tabel II-20 Kebutuhan Air Irigasi untuk padi pendek dengan sistem 2 golongan
II-97
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-98
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
II-99
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tabel II-23 Tabel ZYLSTRA Kebutuhan Penjenuhan Pendahuluan (Air Irigasi) selama penyiapan lahan untuk padi
II-100
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Curah hujan efektif adalah besarnya curah hujan yang dapat dimanfaatkan oleh
tanaman untuk memenuhi kebutuhan (evapotranspirasi).
Besar koefisien curah hujan efektif padi diambil menurut Tabel II.24. berikut ini :
GOLONGAN
BULAN
1 2 3 4 5 6
II-101
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Sedangkan untuk palawija besarnya curah hujan efektif ditentukan dengan metode
setengah bulanan yang dihubungkan dengan curah hujan rata-rata bulanan
(terpenuhi 50 %) serta evapotranspirasi tanaman rata-rata bulanan lihat Tabel II.25.
Tabel II-25 Curah Hujan Efektif Rata-Rata Bulanan dikaitkan dengan Et Tanaman
Rata-rata Bulanan dan Curah Hujan Mean/Bulanan/Mean Monthly Rainfall (USDA/SCS,
1969)
Curah Hujan
Mean 12,5 25 37,5 50 62,5 75 87,5 100 112,5 125 137,5 150 162,5 175 187,5 200
Bulanan (mm)
Et 25 8 16 24
tanaman
50 8 17 25 32 39 46
Rata-
75 9 18 27 34 41 48 56 62 69
rata
100 9 19 28 35 43 52 59 66 73 80 87 94 100
Bulanan
125 10 20 30 37 46 54 62 70 76 85 92 98 107 116 120
(mm)
150 10 21 31 39 49 57 66 74 81 89 97 104 112 119 127 133
Faktor koreksi karena kedalaman bersih air yang ditampung di dalam tanah pada
waktu irigasi untuk tanaman palawija jenis jagung = 150 mm, besarnya = 1,06.
Diambil faktor koreksi tersebut karena tanaman jagung kebutuhan airnya paling
besar dibanding dengan jenis yang lainnya.
Data hujan yang digunakan dalam menghitung kebutuhan air Daerah Irigasi Klambu
adalah dari :
Stasiun hujan Ngembak Kapung Grobogan
Stasiun hujan Rendole Pati
II-102
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
1. Cara I
Mula-mula dicari data hujan menurut BMG lewat stasiun hujan tersebut di atas. Dari
data tersebut dicari curah hujan efektif rata-rata bulanan yang dikaitkan dengan
Evapotranspirasi (ET) tanaman sesuai tabel A.2.7 KP.01. Dari data curah hujan
rata-rata bulanan tersebut dicek dengan faktor koreksi untuk tampungan efektif yang
untuk DI. Klambu diperhitungkan sebesar 100 mm sehingga faktor koreksi tersebut
ditentukan sebesar 1,02.
2. Cara II
Adapun besarnya hujan efektif pada cara ini adalah diambil angka terkecil dari 2
(dua) besaran yaitu :
- 0,6 (ET o + P)
- 0,5 Curah hujan
Dimana : Eto = Standar Evapotranspirasi (mm/hr)
P = Perkolasi (mm/hr)
Besarnya hujan efektif (cara 1) untuk tanaman padi dapat dilihat pada tabel III.14.
Perhitungan Hujan Efektif DI Klambu.
II-103
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
BULAN
NO. URAIAN SAT
Sept. Okt. Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags
1 ET mm/hr 5.70 5.80 5.10 4.30 4.50 4.70 4.80 4.50 3.80 3.60 4.00 5.00
mm/bl 171.00 179.80 153.00 133.30 139.50 131.60 148.80 135.00 117.80 108.00 124.00 155.00
2 Curah Hujan , CH mm/bl 14.00 33.50 83.67 112.24 182.50 144.00 114.50 79.00 34.50 31.50 16.50 14.50
( Data BMG )
3 CH Efektif mm/bl 11.00 29.00 63.00 77.00 123.00 95.00 97.00 71.00 27.00 36.00 15.00 12.00
(Tabel A.27 KP.01)
4 CH yang diperhitungkan mm/bl 11.22 29.58 64.26 78.54 125.46 96.90 98.94 72.42 27.54 36.72 15.30 12.24
(3) x 1,02 mm/pr 5.61 14.79 32.13 39.27 62.73 48.45 49.47 36.21 13.77 18.36 7.65 6.12
L/dt 0.043 0.114 0.248 0.303 0.484 0.374 0.382 0.279 0.106 0.142 0.059 0.047
Keterangan
1. Tampungan air efektif di sawah ditaksir 100 mm
2. Faktor Koreksi ( KP 01 ) = 1.02
3. Satuan mm/pr = mm per-periode tengah bulanan
II-104
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Pola Tanam dan Rencana Tata Tanam bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
penggunaan air dan menambah luasan serta intensitas tanaman.
Pola Tanam dan Rencana Tata Tanam diusahakan menyesuaikan pola tanam yang sudah
berjalan selama ini di Daerah Irigasi Klambu Kanan dengan mempertimbangkan kondisi
ketersediaan air dan lahan yang ada. Dari hasil updating peta daerah irigasi dan pembuatan
layout bersama dengan P3A maupun instansi yang terkait, luas areal potensial dan
fungsional Daerah Irigasi Klambu Kanan kondisi sekarang dari hasil updating peta layout
daerah irigasi adalah 11.005 Ha. Sistem Jaringan Irigasi Klambu Kanan untuk layanan
kebutuhan air dari kenyataan yang ada sekarang adalah jaringan irigasi teknis yang
didasarkan pada prinsip-prinsip cara pembagian air yang paling efisien dengan
mempertimbangkan waktu-waktu merosotnya persediaan air serta kebutuhan-kebutuhan
pertanian, sebenarnya jaringan irigasi teknis memungkinkan dilakukannya pengukuran
aliran, pembagian air irigasi dan pembuangan air lebih secara efisien apabila didukung oleh
prasarana irigasi yang memadai.
Kondisi Sistem Jaringan Irigasi Klambu sekarang sudah tidak dapat lagi dengan cara
pembagian air yang efisien menurut kebutuhan karena menurunnya fungsi jaringan irigasi
akibat dari rusaknya saluran dan bangunan, hal tersebut perlu adanya perbaikan untuk
mengembalikan fungsi irigasi yang optimal sesuai dengan kebutuhan dan harapan para
petani pemakai air.
Pola Tanam dan Rencana Tata Tanam dengan pola tanam yang sudah lama para petani
inginkan selama ini yaitu : Padi ( MT I ) – Padi ( MT II ) – Palawija( MT III ) serta Tebu, untuk
meningkatkan produksi tanam terutama padi pola tanam direncanakan dengan pembagian
golongan yang sudah berjalan saat ini yaitu dengan daerah irigasi dibagi menjadi 2
golongan. Hal ini dengan pertimbangan bahwa pada musim penghujan air yang tersedia
kadang – kadang tidak mencukupi seluruh areal untuk tanaman padi secara serentak. Oleh
karena itu Daerah Irigasi Klambu Kanan dibagi menjadi 2 golongan yang sudah berjalan
saat ini dengan sistem gabungan/blok sebagai berikut :
II-105
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
bulan Desember, dilanjutkan panen selama setengah bulan mulai awal bulan
Januari.
2. Musim Tanam II : pengolahan tanah dimulai pada awal bulan Januari selama
1 bulan, pertumbuhan mulai awal bulan Februari sampai dengan akhir bulan
April, dilanjutkan panen selama setengah bulan mulai awal bulan Mei.
3. Musim Tanam III : pengolahan tanah dimulai pada awal bulan Mei selama 1/2
bulan, pertumbuhan mulai pertengahan bulan Mei sampai dengan akhir bulan
Agustus, yang dimaksudkan untuk komoditi palawija, dilanjutkan dengan
pengeringan selama 30 hari s/d 60 hari dalam bulan Juli s/d Agustus.
Berbagai faktor seperti kekurangan air irigasi dan terbatasnya tenaga buruh tani
untuk mengolah tanah dan menanam padi menjadi alasan untuk membagi air dan
tenaga buruh tani. Dengan menggunakan sistem golongan maka kebutuhan air
puncak dapat diturunkan. Pelaksanaan rencana pembagian golongan
sesungguhnya tidaklah mudah, dimana ada beberapa alasan mengapa rencana
golongan tidak dapat dilaksanakan begitu saja adalah sebagai berikut :
1. Para petani di dalam suatu golongan tidak selamanya bersedia memulai awal
tanam pada tanggal yang sama / yang telah ditetapkan.
2. Beberapa petani ingin menanam jenis tanaman yang berbeda dengan jenis
yang direncanakan semula.
3. Air yang tersedia di Waduk Kedung Ombo dan Bendung Klambu mungkin tidak
sesuai dengan yang diperkirakan.
II-106
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Oleh karena itu penyimpangan dari rencana tahunan dapat saja terjadi selama
masa pemberian air. Karena alasan ini maka perlu setiap kali pemberian air diatur
kembali dan apabila terjadi kekurangan air maka kekurangan air tersebut harus
ditanggung bersama oleh petani melalui metode pembagian air dengan faktor-K.
Penyempurnaan rencana pola tanam disesuaikan dengan kondisi sistem yang ada
guna nanti untuk menghitung neraca air (water balance).
Analisa dan Kajian Rencana Pola Tata Tanam dan Kalender Tanam pada Daerah
Irigasi Klambu sesuai rencana, MT I (Padi) – MT II (Padi) – MT III (Palawija) dengan
tanaman tebu 18 (delapan belas) bulan, dapat dilihat pada Tabel II.27. berikut ini.
Mencermati kondisi prakiraan ketersediaan air dan kebutuhan air irigasi yang harus
dipenuhi dengan luasan yang ada dapat dilihat pada gambar II.26 Neraca Air, dan
dari hal tersebut di atas perlu diperhatikan:
2) Dengan pelaksanaan pembagian air yang tepat diharapkan curah hujan pada
bulan Pebruari dapat digunakan secara optimal dan efektif.
II-107
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tabel II-27 Rencana Pola Tata Tanam dan Kalender Tanam pada Daerah Irigasi Klambu (Padi-padi-palawija)
Dengan sistem 2 golongan dan 3 golongan
II-108
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
240
220
DEBIT YG TERSEDIA DEBIT YG DIBUTUHKAN
OKTII
200
NOP I
180 NOP II
DES I
160
DES II
140 JAN I
JAN II
120
PEB I
100 PEB II
MAR I
DEBIT (m3/det)
80
MAR II
60 APR I
APR II
40 MEI I
20 MEI II
JUN I
0
SEPT I SEPT II OKT I OKTII NOP I NOP II DES I DES II JAN I JAN II PEB I PEB II MAR I MAR II APR I APR II MEI I MEI II JUN I JUN II JUL I JUL II AGU I AGU II
BULAN
SELISIH ANTARA DEBIT KEBUTUHAN DAN DEBIT ANDALAN (m3 / dt)
250,00
200,00
150,00
100,00
50,00
0,00
-50,00
SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS
URAIAN
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
TOTAL DEBIT KEBUTUHAN AIR DI KLAMBU ( m 3 / dt ) 25,77 42,05 55,92 59,56 49,10 49,83 34,88 23,49 20,36 32,35 45,37 45,00 44,25 45,29 44,17 31,28 22,74 17,36 16,62 14,94 1,50 1,50 1,50 1,50
DEBIT ANDALAN (m3 / dt ) 17,51 27,49 29,86 33,93 36,16 37,72 64,76 130,12 217,32 128,53 158,31 118,50 126,23 93,54 116,01 99,00 38,10 33,76 19,37 15,29 10,18 4,35 1,20 1,32
SELISIH ANTARA DEBIT KEBUTUHAN DAN DEBIT ANDALAN (m 3 / dt) -8,26 -14,56 -26,06 -25,63 -12,94 -12,11 29,88 106,63 196,96 96,18 112,94 73,50 81,98 48,25 71,84 67,72 15,36 16,40 2,75 0,35 8,68 2,85 -0,30 -0,18
KEANDALAN ( % ) 67,93 65,38 53,40 56,98 73,64 75,70 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 80,16 87,70
D:\PT. VK\E. Kebutuhan Air\[11.a. REALISASI POLA TANAM BENDUNG KLAMBU 38.976 Ha.xls]Pencatatan
CATATAN:
DEBIT ANDALAN DARI PENCATATAN DEBIT SUNGAI DITENTUKAN DENGAN METODE FLOW CHARACTERISTIC
DI LOKASI BENDUNG KLAMBU ( TH 2003 - TH 2014 )
Gambar II-27 Grafik Neraca Air dan selisih antara debit kebutuhan dan debit andalan (m3/dt)
II-109
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
BAB 3
Pedoman O dan P DI. Klambu
Pada dasarnya pedoman Operasi Jaringan Irigasi adalah bertujuan agar menjadi
acuan bagi petugas untuk mengoperasikan sarana dan prasarana jaringan irigasi dalam
mendistribusikan air irigasi agar optimal sesuai yang direncanakan.
Pedoman Operasi dalam sistem jaringan irigasi DI. Klambu ini meliputi :
1. Dasar Huku
2. Rencana TataTanam
Terdiri dari : Luas Areal, Jenis Tanaman, Intensitas Tanaman,
Kebutuhan Air, Ketersediaan Air / Debit Andalan.
3. Rencana tata tanam dan persetujuannya / pola tata tanam, (dalam hal melibatkan :
P3A, GP3A, Dinas Pengairan Kab. / Kota.
4. Rencana Bagian Air.
5. Operasi Musim Hujan.
Cara tindakan selama musim hujan dan lain-lain
III-1
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
1. Penelusuran J.I,
2. Pemeliharaan / Perawatan Rutin,
3. Pencegahan dan Pengamanan,
4. Perbaikan Darurat,
5. Pemeliharaan / Perawatan Fasilitas O&P Irigsi,
6. Organisasi dan Persoalan Tenaga Operasi dan Pemeliharaan,
7. Buku Catatan Pemeliharaan,
8. Buku Data D.I & P3A GP3A,
9. Buku Perhitungan Biaya Hasil Penelusuran J.I (AKNOP) Aktualisasi Kebutuhan
Nyata Operasi & Pemeliharaan,
10. Foto Aktualisasi J.I / Hasil Penelusuran.
Pekerjaan pengumpulan data (data debit, data curah hujan, data luas tanam, dll);
Pekerjaan kalibrasi alat pengukur debit;
Pekerjaan membuat Rencana Penyediaan Air Tahunan, Pembagian dan Pemberian
Air Tahunan, Rencana Tata Tanam Tahunan, Rencana Pengeringan, dll.;
Pekerjaan melaksanakan pembagian dan pemberian air (termasuk pekerjaan:
membuat laporan permintaan air, mengisi papan operasi, mengatur bukaan pintu);
Pekerjaan mengatur pintu-pintu air pada bendung berkaitan dengan datangnya
debit sungai banjir;
Pekerjaan mengatur pintu kantong lumpur untuk menguras endapan lumpur;
Koordinasi antar instansi terkait;
Monitoring dan Evaluasi kegiatan Operasi Jaringan Irigasi.
III-2
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
3.3.1 Perencanaan
3.3.2 Pelaksanaan
Agar operasi jaringan irigasi dapat dilaksanakan dengan baik, harus tersedia data
pendukung antara lain:
Peta Wilayah Kerja Pengelolaan Irigasi sesuai dengan tugas dan tanggung-
jawab (Skala 1 : 25.000 atau disesuaikan)
Dengan plotting sumber air, waduk, bendung, saluran induk, lahan irigasi
III-3
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
III-4
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
P3A maupun dengan kelompok P3A lainnya, sementara pemerintah bertindak dan
berperan sebagai pembimbing atau penasehat yang memberi masukan dan
pertimbangan berkaitan dengan ketersediaan air yang mungkin bisa dipergunakan
untuk pertanian.
Langkah 1 Pertemuan P3A untuk menentukan usulan rencana tata tanam yang
diinginkan secara musyawarah bersama anggotanya berdasarkan hak guna air
yang diberikan dengan mengisi blangko 01-O, selambat-lambatnya 2 bulan
sebelum MT-1.
Langkah 5 RTT Tahunan meliputi Rancana Tata Tanam Global (RTTG) dan
Rencana Tata Tanam Detail (RTTD).
III-5
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
1. Golongan vertikal
2. Golongan horisontal
3. Golongan tersebar
Dalam pemilihan golongan ini memiliki kelebihan dan kekurangan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini,
III-6
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Untuk Daerah Irigasi yang P3A kurang/betum/tidak aktif disarankan untuk memakai
rencana golongan vertikal, setelah P3A/petugas operasi sudah cukup aktif dan
memadai, dapat dilaksanakan rencana golongan horisontal.Jika P3A sudah
maju/terampil/terlatih dalam operasi dan kondisi jaringan irigasi bagus dapat
diterapkan rencana golongan tersebar.
3.5.2 Rapat Komisi Irigasi Untuk Menyusun Rencana Tata Tanam Tahunan
Komisi Irigasi Kabupaten/Kota atau Provinsi disetiap tahun sebelum musim tanam
ke-1 mengadakan rapat membahas dan mengkoordinasikan usulan-usulan dari
GP3A guna menentukan Rencana Tata Tanam Tahunan dari setiap daerah irigasi
yang meliputi RTTG dan RTTD. RTT Tahunan ini diusulkan ke bupati/walikota atau
gubernur untuk ditetapkan.
Setelah ada kesepakatan dalam rapat komisi irigasi maka disusun penetapan
melalui SK bupati/walikota atau gubernur tentang Rencana Tata Tanam Tahunan.
SK tersebut sebagai dasar dalam menyusun rencana pembagian dan pemberian air
serta waktu pengeringan dan sebelum MT-I SK ini harus sudah terbit/jadi.
Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian Air Irigasi disusun oleh dinas
kab/kota atau provinsi yang membidangi irigasi sesuai dengan kewenangannya
berdasarkan rencana tahunan penyediaan air irigasi dan pemakaian air untuk
keperluan lainnya.
Rencana pembagian dan pemberian air setelah disepakati oleh komisi irigasi
kab/kota atau provinsi ditetapkan melalui keputusan bupati/walikota, gubernur,
III-7
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Rencana tahunan pembagiaan dan pemberian air irigasi pada daerah irigasi lintas
provinsi dan strategis nasional yang belum dilimpahkan kepada pemerintah
provinsi atau pemerintah kab/kota disusun oleh instansi pusat yang membidangi
irigasi/sumber daya air dan disepakati bersama dalam forum koordinasi komisi
irigasi atau yang disebut dengan nama lain yang ditetapkan oleh Menteri.
a) Kondisi debit lebih besar dari 70% debit rencana air irigasi dari saluran
primer dan sekunder dialirkan secara terus-menerus (continous flow)
ke petak-petak tersier melalui pintu sadap tersier;
b) Kondisi debit 50-70% dari debit rencana air irigasi dialirkan ke petak- petak
tersier dilakukan dengan rotasi. Pelaksanaan rotasi dapat diatur antar sal
sekunder misalnya jaringan irigasi mempunyai 2 (dua) saluran sekunder A
dan sekunder B maka rotasi dilakukan selama 3 (tiga) hari air irigasi dialirkan
ke sekunder A dan 3 (tiga) berikutnya ke sekunder B demikian seterusnya
setiap 3 (tiga) hari dilakukan penggantian sampai suatu saat debitnya
kembali normal;
c) Cara pemberian air terputus-putus (intermitten) dilaksanakan dalam rangka
efisiensi penggunaan air pada jaringan irigasi yang mempunyai sumber air
dari waduk atau dari sistem irigasi pompa, misalnya 1 (satu) minggu air
waduk dialirkan ke jaringan irigasi dan 1 (satu) minggu kemudian waduknya
ditutup demikian seterusnya sehingga setiap minggu mendapat air dan
satu minggu kemudian tidak mendapat air.
3.5.5 Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air pada Jaringan Sekunder dan
Primer.
Perencanaan tersebut disesuaikan dengan luas areal yang telah ditetapkan akan
mendapatkan pembagian dan pemberian air dari jaringan sekunder dan primer.
Perencanaan tersebut merupakan jumlah Rencana Pemberian Air (RPA) di petak
III-8
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Setelah diketahui realisasi keadaan air dan tanaman pada tiap petak tersier serta
kebutuhan air di pintu pengambilan maka dengan menggunakan blangko 07-O
dapat ditetapkan pembagian air pada jaringan sekunder dan primer yang
merupakan jumlah kebutuhan air di petak-petak tersier di masing-masing jaringan
sekunder dan primer ditambah dengan kehilangan air sebesar 10% sd. 20%
III-9
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
pintu air baik yang dialirkan ke jaringan primer maupun yang limpas bendung. Hal
ini dilakukan guna mengetahui apakah debit yang tersedia sesaui dengan yang
direncanakan.
F. Perhitungan faktor K
Dari hasil pencatatan debit sungai pada bangunan pengambilan terjadi kekurangan
air (pada tanggal tertentu) maka pembagian dan pemberian air irigasi perlu dikoreksi
dengan menggunakan perhitungan faktor K. Dimana :
Q tersedia di bendung
K = --------------------------------------------------
Q yang diperlukan di bendung
ini adalah informasi mengenai rencana luas tanam, realisasi tanam, dan areal
terkena musibah.
Pada saat banjir atau pada saat kandungan endapan di sungai tinggi, pintu
pengambilan ditutup.
Tinggi muka air di hulu bendung tidak boleh melampaui puncak tanggul
banjir atau elevasi yang ditetapkan.
Elevasi muka air di hulu bendung dicatat dua kali sehari atau tiap jam di musim
banjir.
Debit air yang masuk ke saluran dicatat setiap kali terjadi perubahan.
Apabila pintu pengambilan lebih dari satu buah maka selama operasi
berlangsung tinggi bukaan pintu harus sama besar, kecuali ada salah satu pintu
yang sedang diperbaiki.
III-11
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Pada waktu banjir atau kandungan endapan di sungai terlalu besar, pintu
bangunan pengambilan harus ditutup dan pengaliran air di saluran dihentikan.
Pada cara ini semua pintu pembilas ditutup. Hanya jumlah air yang
diperlukan saluran yang dialirkan ke dalam kantong pembilas, selebihnya
dialirkan di bagian lain dari bangunan utama. Kecepatan air di dalam
kantong pembilas dengan demikian akan rendah, oleh karena itu jumlah air
yang masuk ke dalamnya kecil dan menyebabkan air yang masuk ke saluran
relatif bersih.
Cara pengoperasian ini disebut Operasi Kolam Tenang dan sangat efektif
untuk mengurangi endapan masuk ke saluran.Akan tetapi operasi semacam
ini hanya dilakukan kalau ambang pintu pengambilan relatif tinggi di atas
dasar kantong pembilas dan dapat menyebabkan penghentian pengaliran
ke saluran selama pembilasan.
Pada cara ini air dialirkan ke dalam kantong pembilas lebih besar dari debit
yang dialirkan ke dalam saluran. Kelebihan air dialirkan ke hilir melalui
pintu pembilas yang dibuka sebagian. Aliran air yang masuk ke dalam
kantong pembilas dengan demikian akan terbagi dua lapisan. Lapisan atas
mengalir ke saluran melalui pintu pengambilan, sedangkan lapisan bawah
dialirkan ke hilir melalui bukaan pintu pembilas. Akibat dari operasi ini
kecepatan aliran di kantong pembilas akan tinggi yang menyebabkan
III-12
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Pengurasan berkala.
III-13
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Bendung Tetap
Apabila alur sungai pindah dan kantung pembilas, operasi kolam semi
tenang dilaksanakan agar arus kembali menuju kantong pembilas.
III-14
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
m/det untuk membilas lumpur dari 3,0 sampai 4,0 m/det untuk membilas
pasir dan kerikil. Pada saat tersebut, pintu pembilas dibuka sesuai dengan
kebutuhan, agar kecepatan tersebut di atas tercapai.Air yang mengalir di
atas lantai atas bangunan pembersih lumpur, masuk kedalam saluran
sedangkan debit sisa dialirkan melalui bukaan pintu pembilas sungai atau
melimpas di atas mercu bendung.
Kondisi semacam ini hampir terjadi setiap tahun dan debit sungai
mencapai banjir periode 20 tahun. Pengoperasian pintu harus dilakukan
dengan hati-hati untuk mencegah endapan masuk kedalam saluran dan
terlampau banyak terjadi pengendapan di kantong pembilas.Apabila dalam
pengamatan kegiatan operasi kolam tenang dapat berfungsi dengan baik,
maka kegiatan ini dapat diteruskan bersamaan dengan pembilas
endapan pada kantong pembilas.Apabila ada bangunan pembersih lumpur,
pintu pembilas dapat dioperasikan sebagaimana pada pengoperasian debit
normal.
III-15
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Pada saat banjir seperti ini, kandungan sedimen sangat tinggi dan
dianjurkan pintu pengambilan ditutup penuh serta membuka pintu kantong
pembilas dan pintu pembilas sungai (jika ada) untuk menghindari sedimen
masuk ke dalam saluran.
Pada saat itu air irigasi tidak diperlukan di sawah dan cukup dengan air
hujan.
Setelah banjir surut dan kandungan sedimen mulai rendah atau dalam
batas toleransi, pintu pengambilan dapat dibuka.Untuk mengetahui kapan
pintu pengambilan boleh ditutup dan sebagainya, pada saat banjir sebaiknya
diambil contoh air dan sungai dan saluran untuk dianalisa kandungan
endapannya.
Bendung Gerak
Bendung gerak dibagi dalam beberapa bagian, dibatasi oleh pilar-pilar dan
tembok tepi satu ke tepi lainnya.Tiap pintu dapat dibuka untuk membilas
endapan yang berada di hulu masing-masing pintu (tidak serupa dengan
bendung tetap yang rnenyebabkan endapan bertambah terus sampai
mencapai ketinggian mendekati mercu bendung).
III-16
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Pada musim banjir kecil, operasi kolam tenang sama dengan cara pada
musim kemarau. Debit sisa dan pembilasan dan bangunan pembersih
lumpur diatur sebagai berikut :
Debit melalui pembilas sungai dengan perbandingan (Vs/Vp >1) dan debit
sisa dan pembilasan dan pembilas sungai dialirkan melalui bendung gerak
(spillway bay), dengan membuka sernua pintu / bendung gerak sama besar.
Apabila ada endapan di muka pintu gerak yang perlu dibilas, pintu tersebut
dibuka penuh untuk mengaktifkan pembilasan.
III-17
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Bukaan pintu harus demikian rupa sehingga tak ada air melimpah melalui
atas daun pintu / alas bendung gerak, kecuali didesain dengan pelimpah
alas.
Contoh bila pengambilan hanya terletak pada salah satu sisi (katakanlah sisi
kanan)
III-18
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Urutan grup pintu adalah ( dari kiri ke kanan ) W2, W5, W4, W3, W1
- Lepaskan debit sebesar 1,25 x Q1 pada pintu gerak paling dekat dengan
pintu bilas kanan (W1)
- Dengan cara yang sama atur bukaan pintu di samping dinding paling kiri
sehingga debit = 1,25 x Q2 (W2)
- Bagilah bukaan grup lain misalnya W3, W4, W5, agar (bank) grup W4
terletak paling tengah
- Atur grup pintu tengah (W4) hingga puncaknya 15 cm diatas muka air
banjir rencana
- Atur W3 disamping Wi agar bukaannya sama dengan (W1 + W4)/2
- Dengan cara sama, atur bukaan W5 = ( W4 + W2) / 2
Catatan:
Pada saat ini semua pintu (bendung gerak, pintu bilas dan pintu bilas sungai)
dibuka penuh sedangkan pintu pengambilan ditutup. Saat banjir surut, kalau
kandungan sedimen dalam air sesuai toleransi, pintu pengambilan dibuka
lagi dan pengoperasian pintu sama dengan waktu banjir kecil seperti
diterangkan terdahulu.
Apabila terjadi kekurangan air dalam kegiatan pemberian air irigasi dapat
diupayakan pemanfaatan sumber-sumber air lainnya seperti pemanfaatan air tanah
dan pemanfaatan kembali air drainase.
Air tanah dapat merupakan sumber air utama atau secara terpadu bersama-sama
dengan air permukaan memenuhi kebutuhan air irigasi (Conjunctive use).
III-19
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Pengelolaan terpadu dalam penggunaan air permukaan dan air tanah diperlukan
terutama pada pemanfaatan air tanah sebagai pengganti air irigasi permukaan pada
musim kemarau dan atau sebagai tambahan (suplesi) bagi irigasi air permukaan.
Pada daerah-daerah irigasi yang tanahnya sangat porous (berpori) dimana air
merembes ke saluran drainase maka air tersebut dapat dimanfaatkan di lahan itu
kembali seperti dengan pompanisasi dan gravitasi.
Jenis alat ukur yang dipakai dalam pembagian air sesuai dengan
1. Tipe Romijn
2. Tipe Cipoletti
3. Tipe Parshall Flume
4. Tipe CHO (Constan head orifice)
5. Tipe Crump de Gruyter
6. Tipe Drempell
Dari enam tipe di atas sudah ada rumus standar (asal dipenuhi syarat hidrolisnya).
Untuk dapat dicapainya operasi yang efektif dan efisien, pembagian dan pemberian
air harus dapat diukur dengan baik. Besarnya air yang mengalir melewati suatu alat
ukur dalam satuan waktu tertentu tidak selalu sama dengan perhitungan memakai
rumus standar yang berlaku . Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain nilai
kekasaran, endapan, umur dan kekentalan air itu sendiri. Disamping itu pengerjaan
dan pemasangan alat ukur pada saat pembangunan juga sangat berpengaruh.
III-20
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Mengingat hal tersebut sebelum dipergunakan, alat ukur harus dikalibrasi yaitu
dengan membandingkan kenyataan besarnya debit yang mengalir dengan
besarnya debit sesuai dengan perhitungan menggunakan rumus umum.
Kalibrasi harus dilakukan setiap ada perubahan/perbaikan dari alat ukur atau
minimal lima tahun sekali.
Apabila terjadi kerusakan alat ukur pada jaringan irigasi teknis maka sambil
menunggu perbaikan, pengukuran debit pada alat ukur yang rusak dapat dilakukan
antara lain sebagai berikut :
Evaluasi kinerja sistem irigasi dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kinerja sistem
irigasi yang meliputi:
a. Prasarana fisik
b. Produktivitas tanaman
c. Sarana penunjang
d. Organisasi personalia
e. Dokumentasi
f. Kondisi kelembagaan P3A
III-21
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
4. Pintu No. 1 & 8 (paling luar) dimaksudkan untuk mengontrol debit yang melewati
undersluice.
Dua buah Flap gate dipasang pada bagian atas pintu-pintu radial No. 1 & 8 ini
untuk melindungi bagian depan pintu intake dan mini hidro, hal ini juga dapat
dimanfaatkan untuk melepaskan sampah yang mengapung di hulu pintu.
- Pintu-pintu yang lebih luar selalu bertahap 0.30 m lebih tinggi dari pada
pintu-pintu di sebelah dalamnya, sehingga seluruh pintu radial terbuka
semuanya sesuai kebutuhan.
III-22
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tabel III-2 Debit Pintu Radial / Radial Gate (1 Pintu ) Pada Mercu Bendung
Pintu intake bendung dibuka sesuai kebutuhan. Sesuai tabel 3.2 Debit
lewat pintu intake.
Semua pintu radial ditutup atau bisa juga dibuka sesuai kebutuhan,
hanya dibuka 1 (satu) atau beberapa pintu (tidak seluruh pintu) misalnya
untuk membilas sedimen maka bukaan diatur < 0.6 m (debit = 52 m/dt)
untuk masing-masing pintu. Dianjurkan pintu yang dibuka diutamakan
dari bagian tepi.
III-23
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
7. Pond Water Level (Muka Air Hulu Yang Paling Ideal atau Dead Band)
Muka air hulu pintu radial agar diusahakan selalu ada pada elevasi yakni + 16,10
dan 16,20. Pintu radial mulai dibuka bila elevasi muka air hulu mencapai + 16,20
dan mulai ditutup bila muka air tersebut mencapai +16.10.
Pada kondisi normal tanpa banjir, pintu radial hanya dibuka bila terjadi kelebihan
dari debit untuk mini hidro (25 m/dt).
2. Fungsi
a. Mengontrol debit saat pengurasan dalam kantong lumpur/pasir.
b. Pembilasan sedimen pada saat pemeliharaan.
c. Pintu pengatur pada saat operasi darurat.
3. Operasional
Bila debit sungai mencapai 400 m/dt, pintu intake bendung ditutup untuk
Tabel III-3 Debit Lewat Pintu Intake Bendung / Sedimentation Basin Intake Gates
BUKAAN DEBIT
PINTU ( m ) (m/dt)
untuk 6 pintu
0.1 6.2
0.2 12.4
0.3 18.6
0.4 24.7
0.5 30.5
0.6 36.2
III-24
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
BUKAAN DEBIT
PINTU ( m ) (m/dt)
untuk 6 pintu
0.7 42.9
0.8 47.9
0.9 54.1
1.0 60.1
1.2 72.3
1.4 87.2
1.6 105.5
1.8 123.6
2.0 142.6
Untuk lebih mencapai hasil yang optimal sebaiknya lapisan sedimen diurai
(misalnya dengan cangkul ).
III-25
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
1. Terdiri dari 10 (sepuluh) buah pintu pada intake untuk Saluran Induk Klambu
Kanan dan Klambu Kiri (masing-masing = 4 buah) serta 2 buah untuk intake
Wilalung.
3. Operasional
Pintu intake ini tidak terpengaruh oleh kondisi banjir namun perlu diingat
pengaturannya disesuaikan dengan kebutuhan areal irigasi yang saat
banjir hujan kemungkinan kurang membutuhkan suplai air bahkan
mungkin tidak membutuhkan air sama sekali.
Besarnya pengaturan bukaan pintu dapat dilihat pada Tabel III.4 Debit
Pintu Irigasi ( Intake Gate Irrigation ).
DEBIT, Q
BUKAAN
Utk 6 Pintu
(m)
( m/dt )
0.1 6.2
0.2 12.4
0.3 18.6
0.4 24.7
III-26
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
DEBIT, Q
BUKAAN
Utk 6 Pintu
(m)
( m/dt )
0.5 30.5
0.6 36.2
0.7 42.9
0.8 47.9
0.9 54.1
1.0 60.1
1.2 72.3
1.4 87.2
1.6 105.5
1.8 123.6
2.0 142.6
► MA Hulu (pada sand trap) = + 15.80 untuk Klambu Kiri, Klambu Kanan
dan Wilalung.
Dibuka penuh pada saat operasional normal dan / atau dibuka sewaktu-
pintu ini dibuka. Diharapkan air dapat ikut membilas endapan yang ada
tersebut.
III-27
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Pintu ini dibuat pada puncak Radial Gate no. 1 dan 8 (bagian tepi), dan berfungsi
terutama sebagai pelepas sampah yang mengapung di bagian hulu Radial Gate.
menyangkut komponen pintu dan cukup lama sehingga seluruh sampah terlepas).
3.6.5 Operasi Pintu Penguras ( Flushing Control Gates ) Pada Hilir Kantong Lumpur
1. Terdiri dari masing-masing 4 (empat) buah pintu dengan Tinggi (H) = 2.50
m, Lebar ( B ) = 4.40 m.
2. Operasional
a. Tutup penuh saat pemasukan air kedalam pintu intake irigasi dan pada
waktu banjir
DEBIT, Q
BUKAAN
SATU PINTU
(m)
( m/dt )
0.1 2.7
0.2 5.5
0.3 8.1
III-28
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
DEBIT, Q
BUKAAN
SATU PINTU
(m)
( m/dt )
0.4 10.7
0.6 16.0
0.8 21.1
1.0 26.2
1.2 31.1
1.4 35.9
1.6 40.6
BUKAAN JUMLAH
DEBIT US DEBIT ( m/dt )
PINTU RADIAL ( m ) DEBIT
( m/dt ) ATAS US
NO. 1 & NO. 8 ( m/dt )
0.3 25 - 25
0.6 42 - 42
III-29
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
BUKAAN JUMLAH
DEBIT US DEBIT ( m/dt )
PINTU RADIAL ( m ) DEBIT
( m/dt ) ATAS US
NO. 1 & NO. 8 ( m/dt )
0.9 58 - 58
1.2 65 - 65
1.5 70 - 70
1.8 70 7 77
2.1 69 29 98
2.4 68 49 117
2.7 67 68 135
3.0 66 86 152
3.3 65 103 168
3.6 63 121 184
3.9 62 137 199
4.2 61 153 214
4.5 59 168 227
4.8 58 182 240
5.1 57 200 257
5.4 56 219 269
Skema operasi Pintu-pintu bendung dapat dilihat pada Gambar III.1 Skema Operasi Pintu-
Pintu Bendung Klambu, yang disajikan dalam gambar berikut.
III-30
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
III-31
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
a. Operasi Bangunan
Lebih jelasnya operasi bangunan seperti yang telah dijelaskan pada sub bab
sebelumnya.
Menurut prediksi BMG pada bulan Oktober sampai dengan Februari umumnya
curah hujan cukup. Meskipun dalam perhitungan Neraca Air didasarkan kriteria
standar yang telah ditentukan yakni sesuai KP ketersediaan air terlihat kurang,
namun tidak mustahil pada kenyataan di lapangan akan terjadi ketersediaan air
diupayakan pemberian air secara terus menerus (continuous flow) dengan tetap
Pada saat hujan petugas bekerja ekstra berat untuk menanggulangi akibat
hujan lebat di daerah Catchment area dan hujan lebat di wilayah sawah irigasi.
Mulai bulan Desember sampai dengan Maret tahun berikutnya (terutama
melihat pengalaman-pengalaman sebelumnya) Dinas terkait harus membentuk
regu piket bajir untuk menjaga pintu-pintu air di sekitar bangunan utama
bendung, dan regu piket banjir di Daerah Irigasi untuk pengaturan pintu-pintu
III-32
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Pada musim kemarau antara bulan April sampai dengan September, debit yang
tersedia tidak selalu mencukupi kebutuhan air. Apabila Qs > Qi, maka untuk
pemerataan dan efisiensi penggunaan air diatur secara giliran. Mengingat
tersedianya waktu tanam yakni 11 bulan mulai September – Juli (bulan Agustus
pengeringan total), maka maximum pembagian dibuat terdiri atas 3 golongan A, B
dan C. Namun berdasar pada prediksi rasio ketersediaan debit terhadap kebutuhan
air di saluran primer (lihat tabel Neraca Air) yang kecil terutama pada bulan
September, Oktober dan Pebruari, maka tidak mustahil masih perlu dilakukan gilir
antar ruas dalam masing-masing golongan pada periode tersebut.
Untuk pengelolaan air yang efektif, bangunan pengatur tinggi air harus dioperasikan
Bila debit yang di saluran dalam berubah, maka penjaga pintu air harus
memperhatikan penyetelan bangunan pengatur tinggi air agar sesuai
kebutuhan.
Bila dalam masa pemberian air ada beberapa saluran yang harus diperbaiki
maka bangunan pengatur tinggi air dapat berfungsi sebagai penutup aliran air
III-33
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Pada ujung saluran sekunder bila ada dua atau lebih bangunan sadap tersier,
disimpul saluran tersebut dipasang satu Papan Operasi Tersier Gabungan.
Untuk lebih Jelasnya dapat dilihat pada contoh Papan Operasi pada gambar III.2
– III.6, Contoh papan operasi bendung, saluran induk, saluran sekunder dan saluran
tersier serta saluran tersier gabungan.
III-34
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
LUAS
PERBANDINGAN RENCANA
RELATIF
LAMANYA KEBUTUHAN AIR LUAS
JENIS TANAMAN TERHADAP KETERANGAN
(BULAN) TERHADAP TANAMAN
PALAWIJA
PALAWIJA (Ha)
(Ha)
1. PADI
a. PENGOLAHAN TANAH FAKTOR K DITETAPKAN
PERSEMAIAN SEBESAR :
b. PERTUMBUHAN
c. PEMASAKAN TGL……, K = ……
2. TEBU TGL……, K = ……
a. PENGOLAHAN TANAH TGL……, K = ……
PENANAMAN
b. TEBU MUDA
c. TEBU TUA
3. PALAWIJA
a. YANG PERLU BANYAK AIR
b. YANG PERLU SEDIKIT AIR
JUMLAH (a)
JURU PENGAIRAN
NAMA :
III-35
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
LUAS
PERBANDINGAN RENCANA
RELATIF
LAMANYA KEBUTUHAN AIR LUAS
JENIS TANAMAN TERHADAP KETERANGAN
(BULAN) TERHADAP TANAMAN
PALAWIJA
PALAWIJA (Ha)
(Ha)
1. PADI
a. PENGOLAHAN TANAH FAKTOR K DITETAPKAN
PERSEMAIAN SEBESAR :
b. PERTUMBUHAN
c. PEMASAKAN TGL……, K = ……
2. TEBU TGL……, K = ……
a. PENGOLAHAN TANAH TGL……, K = ……
PENANAMAN
b. TEBU MUDA
c. TEBU TUA
3. PALAWIJA
a. YANG PERLU BANYAK AIR
b. YANG PERLU SEDIKIT AIR
JUMLAH (a)
JURU PENGAIRAN
NAMA :
III-36
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
LUAS
PERBANDINGAN RENCANA
RELATIF
LAMANYA KEBUTUHAN AIR LUAS
JENIS TANAMAN TERHADAP KETERANGAN
(BULAN) TERHADAP TANAMAN
PALAWIJA
PALAWIJA (Ha)
(Ha)
1. PADI
a. PENGOLAHAN TANAH FAKTOR K DITETAPKAN
PERSEMAIAN SEBESAR :
b. PERTUMBUHAN
c. PEMASAKAN TGL……, K = ……
2. TEBU TGL……, K = ……
a. PENGOLAHAN TANAH TGL……, K = ……
PENANAMAN
b. TEBU MUDA
c. TEBU TUA
3. PALAWIJA
a. YANG PERLU BANYAK AIR
b. YANG PERLU SEDIKIT AIR
JUMLAH (a)
JURU PENGAIRAN
NAMA :
III-37
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
LUAS
PERBANDINGAN RENCANA
RELATIF
LAMANYA KEBUTUHAN AIR LUAS
JENIS TANAMAN TERHADAP KETERANGAN
(BULAN) TERHADAP TANAMAN
PALAWIJA
PALAWIJA (Ha)
(Ha)
1. PADI
a. PENGOLAHAN TANAH FAKTOR K DITETAPKAN
PERSEMAIAN SEBESAR :
b. PERTUMBUHAN
c. PEMASAKAN TGL……, K = ……
2. TEBU TGL……, K = ……
a. PENGOLAHAN TANAH TGL……, K = ……
PENANAMAN
b. TEBU MUDA
c. TEBU TUA
3. PALAWIJA
a. YANG PERLU BANYAK AIR
b. YANG PERLU SEDIKIT AIR
JUMLAH (a)
JURU PENGAIRAN
NAMA :
III-38
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
LUAS
PERBANDINGAN RENCANA
RELATIF
LAMANYA KEBUTUHAN AIR LUAS
JENIS TANAMAN TERHADAP KETERANGAN
(BULAN) TERHADAP TANAMAN
PALAWIJA
PALAWIJA (Ha)
(Ha)
1. PADI
a. PENGOLAHAN TANAH FAKTOR K DITETAPKAN
PERSEMAIAN SEBESAR :
b. PERTUMBUHAN
c. PEMASAKAN TGL……, K = ……
2. TEBU TGL……, K = ……
a. PENGOLAHAN TANAH TGL……, K = ……
PENANAMAN
b. TEBU MUDA
c. TEBU TUA
3. PALAWIJA
a. YANG PERLU BANYAK AIR
b. YANG PERLU SEDIKIT AIR
JUMLAH (a)
JURU PENGAIRAN
NAMA :
III-39
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Secara garis besar organisasi P3A adalah perkumpulan petani yang berasas
kegotongroyongan dengan tujuan mendayagunakan potensi air irigasi yang tersedia
dalam petak tersier atau daerah irigasi pedesaan untuk kesejahteraan masyarakat
tani. Tugas dan kewajibannya antara lain:
a. Mengelola air dan jaringan irigasi di petak tersier secara tepat guna dan berhasil
guna dengan memperhatikan unsur pemerataan;
c. Mengatur dan memungut iuran dari para anggota guna kegiatan operasi dan
pemeliharaan jaringan tersier dan perkembangan organisasi;
Anggota P3A adalah semua petani yang mendapat manfaat langsung dari
pelayanan air irigasi, mencakup: pemilik sawah, pemilik penggarap sawah,
penggarap/penyakap, pemilik kolam ikan yang mendapat air irigasi, perangkat desa
yang mendapat bengkok sawah, badan usaha yang mengusahakan sawah/kolam
ikan, dan pemakai air irigasi lainnya.
III-40
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Semua kegiatan P3A dibiayai oleh P3A yang bersangkutan, dan sumber biaya
dapat diperoleh dari : iuran anggota, sumbangan/bantuan dan usaha - usaha lain
yang sah menurut hukum. Diharapkan kegiatan P3A tidak hanya sebatas mengelola
air irigasi, tetapi lebih jauh bergerak dalam bidang perekonomian (usaha profit)
sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan khususnya anggota-
anggota P3A itu sendiri.
III-41
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Suatu usulan pemantauan RPA harian perlu diuji coba dan diamati kegunaannya
dalam memantau operasi sistem jaringan irigasi agar waktu dan energi dapat
dihemat, untuk merealisasikan hal ini sangat diperlukan HT (Handy Talky) atau
sejenisnya. Selain untuk menghindari kepayahan, kejenuhan dan kehilangan waktu,
komunikasi langsung antar pengelola dan GP3A secara langsung akan menjadikan
kemantapan pada GP3A, pemahaman akan kondisi yang ada dan pada gilirannya
membuahkan pengertian kesadaran bekerjasama baik antar mereka sendiri
maupun dengan petugas.
Qu
RPPA = ---------------------
Qd
Untuk mengetahui akurasi hasil RPPA tersebut dapat diklarifikasi sebagai berikut :
III-42
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Dalam kegiatan operasi jaringan irigasi dilakukan dengan melibatkan peran serta
P3A/GP3A/IP3A diwujudkan mulai dari pemikiran awal, pengambilan keputusan,
dan pelaksanaan kegiatan dalam operasi jaringan.
Dinas yang membidangi irigasi, melaksanakan operasi jaringan irigasi atau dapat
dilakukan dengan melibatkan peran P3A/GP3A/IP3A untuk melaksanakannya
Berdasarkan data perencanaan yang ada di beberapa sungai dan anak sungai telah di
desain berdasarkan kapasitas tertentu, meskipun dalam perjalanan waktu telah berkurang
akibat sedimentasi yang berlebihan terutama di K.Lusi dan Juana.
Adaupun kapasitas alur tiap sungai dan data debit banjir maksimum yang pernah terjadi
seperti tercantum dalam tabel III-8
Di wilayah kerja BPSDA Seluna titik pantau secara umum dapat dibedakan dalam dua
sistem yaitu sistem Kedung Ombo dan sistem lain di luar Kedung Ombo.
III-43
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Dikaitkan dengan komunikasi yang ada dibedakan pula menjadi dua yaitu komunikasi
melalui petugas bendung dalam sistem Kedung Ombo maupun komunikasi melalui Cabang
Dinas dan Ranting Dinas PU Pengairan.
Adaupun titik pantau pada tiap sistem dan daerah pengaliran sungai dalam tabel III.9
Tabel III-7 Data Debit Banjir Dan Kapasitas Alur Dititik Pantau
Kemampuan
Design
No. Nama Sungai Alur Keterangan
( m3 /detk )
( m3 /detk )
5. K.Serang / Wulan
III-44
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Uraian Pantauan
No. DPS/ Sungai/ Waduk Lokasi Debit Elevasi Volume
( m3 /dt ) (m) ( m3 )
A Sungai
Bendung Sedadi * * --
Bendung Klambu * * *
Pintu Wilalung -- * --
Jembatan Menduran -- * --
3. Juana * * --
6. K. Gelis * * --
B Waduk Kecil
1. Waduk Gembong * * *
3. Waduk Greneng * * *
4. Waduk Tempuran * * *
Keterangan :
* = Yang harus dipantau
-- = Tidak dipantau
III-45
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Fenomena alam berupa banjir dikawasan Seluna selalu ditandai hujan merata dengan
intensitas tinggi.
Dari data curah hujan harian maksimum dibeberapa stasiun hujan diprediksi curah hujan
harian maksimum tiap bulan dimulai bulan Oktober 2005 sampai dengan November 2014,
dengan menggunakan analisis statistik cara log pearson type III.
Hasil tersebut digunakan sebagai prediksi curah hujan yang harus ditampung oleh waduk-
waduk kecil sehingga pengaturan tinggi muka air maksimum pada tiap bulan dapat
ditetapkan.
Dengan acuan banjir yang terjadi pada tahun 2014 dimana curah hujan hujan yang
terjadisaat itu sebesar 215 mm, maka dari hasil analisisnya curah hujan sebesar itu disamai
oleh curah hujan dengan periode ulang T = 200 tahun.
Dari data banjir tahun 1993 pada bendung-bendung control point dan curah hujan harian
pada hari tersebut dapat dipergunakan sebagai referensi, bila curah hujan ( harian ) yang
terjadi mendekati angka tersebut.
Dari pemantauan banjir tahun 1993 dan data t.m.a banjir tersebut akan dipakai sebagai
prediksi daerah rawan banjir baik akibat kondisi tanggul yang kritis.
Tabel III-9 Kapasitas Alur Dan Debit Banjir Yang Pernah Terjadi Di Seluna
Q Banjir
Kemampuan
tahun
No. Nama Sungai Alur Keterangan
1993
( m3 /dt )
( m3 /dt )
1 Serang (Bd.Sedadi) 1100 1018 meluap
III-46
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Q Banjir
Kemampuan
tahun
No. Nama Sungai Alur Keterangan
1993
( m3 /dt )
( m3 /dt )
6 Gelis 215 180 --
Dari tabel tersebut diatas bahwa pada tahun 1993 hampir semua sungai meluap dengan
curah hujan 1 hari ( 24 jam ) saat itu sebesar 215 mm. Hal ini dapat dipakai sebagai
referensi bila curah hujan ( harian ) terjadi mendekati angka tersebut semunya akan
meluap. Maupun kapasitas alur yang terbatas, serta kondisi sistem drainase maupun
topografi daerah yang rawan terhadap genangan banjir data pemantauan banjir tahun 1993
disajikan dalam tabel III.8
Dari hasil analisis tersebut diatas daerah rawan banjir dan petugas/ pos DPU pengairan
terdekat disajikan dalam tabel III.12 dibawah ini
Dan peta daerah rawan banjir dapat kami sajikan pada gambar III.7
III-47
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Kota Jepara
Wonosalam
Gabus
Batangan
III-48
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
III-49
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Sebagai peringatan dini di sistem sungai digunakan titik pantau berupa bendung,
jembatan jalan raya ataupun tanggul banjir dikaitkan dengan tinggi jagaan yang ada.
Khusus untuk wilayah kerja BPSDA Seluna telah disusun petunjuk siaga banjir sesuai surat
KDPU Pengairan Propinsi Dati I Jawa Tengah Nomor : 362 / 25 dan secara rinci pada
lampiran Skema Jaringan Sungai Serang Lusi Juana.
Berdasar keputusan Menteri PU Nomor : 392 /KPTS/ 1998 peringatan dini dibagi dalam 3
tahap dan dari tingkat pelaporan disajikan dalam tabel III.11
Dari perkiraan luas genangan, lokasi dan petugas Pengairan akan mudah digunakan dalam
siaga banjir serta memudahkan komunikasi yang ada.
Waktu Pelaporan
No. Status
Posko PU, PB
Status PU,PB, Prop
Kecamatan
Adapun tingkat siaga tetap digunakan tinggi jagaan sesuai petunjuk DPU Pengairan
Propinsi Dati I Jawa Tengah
3.10.2 Waduk
Peringatan dini pada waduk dapat dipergunakan sehingga bahaya yang ditimbulkan
yaitu pada kondisi m.a waduk sudah mulai limpas dari mercu pelimpah.
Sehingga pada waduk-waduk kecil di wilayah kerja BPSDA Seluna elevasi muka air
waduk maksimum pada bulan antara Oktober minggu II sampai Februari minggu II
III-50
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Komunikasi selain menggunakan frekwensi 14.378 bagi sistem Kedung Ombo, juga
digunakan Frekwensi 14.888 bila berhubungan dengan cabang dinas.
Pada tanggal 10 Oktober 1998 pernah dilakukan simulasi siaga banjir yang akan digelar
untuk memantapkan kesiapan petugas menghadapi La nina.
1. Perbaikan darurat pada tanggul- tanggul dan alur sungai kritis dengan dana yang
ada di BPSDA ataupun Bagian Proyek Irigasi Wilayah Seluna.
4. Hal ini berdasar pada hujan harian maksimum bila yang bersangkutan.
5. Memberikan laporan lebih awal tentang kondisi tanggul dan upaya penanganannya.
6. Memantapkan komunikasi lewat radio bersama Cabang Dinas dan Proyek Induk
terkait. Dengan pelaporan tiap hari pukul 07.00, 18.00 dan 19.00.
1. Melaporkan secara bertingkat, berantai dengan selang waktu yang telah ditetapkan
yaitu 6 jam, 3 jam, 1 jam dan 30 menit.
3. Membantu Satlak PBA dalam persiapan evaluasi bila diperlukan dengan alat
transport yang tersedia yaitu Dump truck, Jeep Truck dan Pick Up.
III-51
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
1. Pendataan kerugian yang terjadi bekerja sama dengan Pemda Tk.II, dan Cabang
Dinas terkait meliputi tanggul jebol, bangunan rusak, luas genangan banjir dan
korban jiwa bila ada.
Beberapa kendala yang dihadapi antara lain kondisi fisik prasarana pengaliran
maupun ketersediaan bahan banjiran diharapkan dapat ditutup dengan manajemen
pengendalian banjir melalui komunikasi radio dan koordinasi antar instansi baik diposko,
piket banjir, satlak maupun sathorlak PBA.
III-52
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
PEDOMAN PEMELIHARAAN
IV-1
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Dengan batas daerah irigasi dan tata letak saluran induk & sekunder,
bangunan air, pembagian areal layanan irigasi, batas wilayah kerja antara
lain : wilayah kerja UPTD, wilayah kerja mantri/juru pengairan, wilayah kerja
balai, wilayah kabupaten.
Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus oleh dinas yang membidangi
irigasi, anggota/pengurus P3A/GP3A/IP3A, kelompok pendamping lapangan dan
seluruh masyarakat setempat.
IV-2
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
a) Tindakan Pencegahan
b) Tindakan Pengamanan
IV-3
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
IV-5
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
4. Flap Gate
5. Pintu penguras
Identifikasi Permasalahan
IV-7
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Menentukan Prioritas
Inspeksi rutin
Inspeksi berkala
Inspeksi darurat
IV-8
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
IV-9
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
BULAN
No. MACAM INSPEKSI LAPANGAN
April Mei Juni Juli Agst. Sep. Okt. Nop. Des. Jan. Feb. Mar.
b Inspeksi Rutin
Melaksanakan Inspeksi rutin di daerah kerjanya
Blanko 02-P dan Buku Catatan Pemeliharaan
satker
c Inspeksi Berkala
Bersama-sama Mantri / Juru secara detail dua kali
setahun pada saat pengeringan dan pada saat
debit maksimum
d Maintenance Survey
Membantu staf cabang dalam survay untuk
pemeliharaan berkala
e Pengawasan Pemeliharaan
Pengawasan pekerjaan pemeliharaan
Berkala sesuai penugasan
f Inspeksi Darurat
Sewaktu - waktu diperlukan
IV-10
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
IV-11
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Kepala BPSDA Serang Lusi Juana ( Staf BPSDA Serang Lusi Juana)
- Melakukan Inspeksi dan mengecek laporan Satker Pengairan /
Koordinator lapangan (Korlap) tentang pekerjaan konstruksi
- Melakukan inspeksi semua saluran induk / sekunder sekurang –
kurangnya setahun sekali pada saat jaringan dikeringkan
- Memeriksa saluran utama, bendung dan tempat–tempat penting
di sungai sekurang – kurangnya sekali dalam setahun
Pemeliharaan Rutin
- Tanggul :
IV-13
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
- Pembuangan endapan :
IV-14
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
PPA/ DPUK /
KEGIATAN PEMELIHARAAN RUTIN
PPB BPSDA
I. Pemeliharaan Tanggul
1. Menutup Lubang – lubang ketam - V
2. Mengurung bagian – bagian yang rendah
3. Memulihkan lebar tanggul V
4. Menutup bocoran – bocoran -
5. Memotong rumput -
IV-15
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
PPA/ DPUK /
KEGIATAN PEMELIHARAAN RUTIN
PPB BPSDA
Pemeliharaan Berkala
Bangunan Ukur
- Perbaikan pondasi
Saluran
IV-16
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Pembuangan Lumpur
- Normalisasi saluran
Pembuangan tumbuh-tumbuhan
Kegiatan Perbaikan
Perbaikan Darurat
Perbaikan Permanen
IV-18
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Pemeliharaan rutin
Macam dari pekerjaan ini sesuai dengan yang dijelaskan pada Sub. bab
terdahulu
IV-19
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Pada kenyataannya, saat ini banyak patok batas yang hilang, untuk ini Dinas
perlu merintis usaha penertiban/pengadaan patok-patok tersebut.
Pada kegiatan ini dilakukan perawatan rutin oleh P3A dengan swadaya dan
bimbingan teknis dari petugas pengairan. P3A juga melakukan pengamatan,
pengamanan dan pencegahan kerusakan. Pengamanan sangat penting agar
kondisi bangunan dan saluran tidak rusak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,
hewan dan akibat lainnya.
IV-20
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Selanjutnya laporan akhir tahun untuk pekerjaan swakelola dan yang dikontrakan
digunakan blangko 18 - P dan dilaporkan ke bagian Operasi dan Pemeliharaan
BPSDA Serang Lusi Juana.
IV-21
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
PPB / PPA
JURU PENGAIRAN
DPUK
BPSDA SELUNA
Dalam keadaan debit tersedia lebih kecil 25 % dari debit yang diharapkan
sesuai debit hasil perhitungan yang lalu, maka PPA / PPB segera melaporkan
kondisi tersebut ke Juru Pengairan. Selanjutnya dihitung kembali faktor K revisi dan
perlu ditinjau tentang pembagian air menurut golongan dan giliran yang sudah ada
dalam sistem pemberian air irigasi tersebut, apakah perlu adanya revisi dalam
pemberian air menurut golongan dan giliran yang sudah ditetapkan.
IV-22
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Apabila terjadi banjir / bencana alam, maka langkah – langkah yang harus
ditempuh adalah :
a. Juru Pengairan
b. PPA / PPB
4.14.3 Logistik
Karung pasir
IV-23
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Pengeringan ini biasanya dilakukan dalam jangka waktu yang relative pendek
guna perbaikan saluran, tanggul dan fasilitas lain yang sifatnya darurat.
Pembagian Satker wilayah kerja petugas O&P DI Klambu dapat dilihat dalam
Gambar. IV.2. Skema wilayah Kerja petugas OP Klambu Kiri, Gambar. IV.4.
Skema Wilayah Kerja Petugas OP Klambu Kanan, dan Gambar. IV.7. Skema
Wilayah Kerja Petugas OP Wilalung. Gambar-gambar tersebut disajikan dalam
lampiran.
IV-24
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
IV-25
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
IV-26
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
IV-27
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
IV-28
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
IV-29
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
IV-30
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
V-2
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
blangko operasi.
Mencatat elevasi muka air banjir.
Memberi minyak pelumas pada pintu-pintu air.
Melaksanakan pengecatan pintu dan rumah pintu secara periodik.
Mencatat kerusakan bangunan dan pintu air pada Blangko pemelharaan.
Membersihkan semak belukar di sekitar bendung.
Kepala Ranting / pengamat / UPTD / cabang dinas / korwil : 1 orang + 5 staff per
5.000 - 7.500 Ha.
Mantri / Juru pengairan : 1 orang per 750 – 1.500 Ha
Petugas Operasi Bendung (POB) : 1 orang per bendung, dapat ditambah
beberapa pekerja untuk bendung besar.
V-3
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Petugas Pintu Air (PPA) : 1 orang per 3 – 5 bangunan sadap dan bangunan bagi
pada saluran berjarak antara 2 - 3 km atau daerah layanan 150 sd. 500 ha
Balai PSDA Seluna dibentuk dengan SK Gubernur Jawa Tengah No. 04 Tanggal
25 Februari 1998 (bersama 7 BPSDA), ditetapkan dengan Perda Prop. Jawa Tengah No.
11 Tahun 1998 (bersama 7 BPSDA), ditetapkan dengan Perda Prop. Jawa Tengah No. 1
Tahun 2002. Organisasi Operasi dan Pemeliharaan Balai Pengelolaan Sumber Daya Air
(BPSDA) Seluna.
Operasi dan Pemeliharaan di bendung saat ini dikelola oleh Balai OPSDA I Pemali Juana
dan Balai PSDA Seluna (Serang Lusi Juana) Kudus.
Kantor koordinator perwakilan balai (Koperbal) Serang dan koordinator perwakilan balai
(Koperbal) Lusi merupakan bagian dari wilayah kerja Balai OPSDA I Pemali Juana.
V-4
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Dalam Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan di bendung saat ini dikelola antar instansi
pemerintah dengan kerjasama operasi dan pemeliharaan (KSO) yang melibatkan baik
instansi pusat, daerah dan koordinator lapangan, untuk lebih jelasnya alur instruksi dan
koordinasi operasi dan pemeliharaan dapat dilihat dalam gambar V-1.
V-5
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
SEKRETARIS
BIDANG BIDANG
SATKER OPERASI KELOMPOK BIDANG SUNGAI,
PENGEMBANGAN BIDANG IRIGASI KERJASAMA DAN
DAN JABATAN WADUK, PANTAI PENDAYAGUNAAN
& PEMBINAAN DAN AIR BAKU
PEMELIHARAAN FUNGSIONAL TEKNIS SDA
SDA PEMALI
JUANA
SUB BAGIAN TU
6 BALAI PSDA
28
PERWAKILAN
BALAI
KETERANGAN :
KOPERBAL KOPERBAL LUSI
SERANG
: Garis Instruksi
: Garis Koordinasi
Gambar V-1. Alur Instruksi Dan Koordinasi Antar Instansi Operasi Dan Pemeliharaan
V-6
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Kantor Balai OPSDA I Satker Operasi dan Pemelilharaan SDA Pemali Juana terletak di
Jalan Brigjen S. Sudiarto No. 379 57554 Telp. (024) 6720516, Fax. (024) 6720516.
1. Kepala Balai.
Struktur Organisasi Satker Operasi dan Pemeliharaan Pemali Juana dapat dilihat pada
gambar V.2. Struktur Organisasi Satker Operasi dan Pemeliharaan Pemali Juana.
V-7
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Gambar V-2 Struktur Organisasi Satker Operasi dan Pemeliharaan SDA Pemali Juana
V-8
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Dinas PSDA Provinsi Jawa Tengah
mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :
V-9
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
V-10
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Struktur organisasi Satker OPSDA Pemali Juana, Balai PSDA Seluna, Koperbal
Serang dan Koperbal Lusi yang berhubungan dengan manual Operasi Peliharaan
Bendung dapat dilihat pada gambar berikut.
V-11
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
V-12
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
V-13
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
V-14
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
V-15
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur OrganisasiPERWAKILAN
Perwakilan Balai Wilayah
BALAI WILAYAH SERANG Serang
KEPALA BALAI
PSDA SELUNA KUDUS
KOPERBAL
WILAYAH SERANG
NOR CHOLIS
PENGOLAHAN DATA
ADMINISTRASI UMUM PENGOLAHAN DATA
ADMINISTRASI TEKNIK
AZIZ SUSILO
BAIDHOWI
PETUGAS KEAMANAN
SUPRIYO UTOMO
PENGELOLAAN JARINGAN PENGELOLAAN JARINGAN PENGELOLAAN JARINGAN PENGELOLAAN JARINGAN PENGELOLAAN JARINGAN PENGELOLAAN
IRIGASI BENDUNG SIDOREJO IRIGASI LANANG
IRIGASI SEDADI HULU IRIGASI SEDADI HILIR IRIGASI SEDADI PENGKOL BENDUNG KLAMBU
1. SUPRAFIT 1. EDI PAMUNGKAS 1. EDI PAMUNGKAS 1. MUH. TAWAF JUNAIDI 1. HARYANTO 1. SAIKUL
PPA
BENDUNG KLAMBU
1. BAMBANG SUNTORO
2. SUKIRMAN
3. MULAZIM
Sumber : Balai PSDA Seluna Tahun 2015
V-16
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Gambar V-9 Struktur Organisasi Perwakilan Balai Wilayah Serang Unit Klambu.
V-17
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Personil tersebut diatas dibantu Tenaga staf lapangan dan staf Kantor sebagaimana tertera
dalam Tabel V.2. Personil Yang Tersedia Untuk Kegiatan Operasi Dan Pemeliharaan.
Tabel tersebut disajikan dalam lampiran.
Tabel V-2 Personil Yang Tersedia Untuk Kegiatan Operasi Dan Pemeliharaan.
V-18
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
V-19
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
V-20
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Untuk Operasi dan Pemeliharaan ( O&P ) Jaringan Irigasi Klambu, saat ini belum
tersedia petugas yang secara memadai akibat kekurangan tenaga O&P. Pengoperasian
pintu-pintu air sebagian dibantu oleh masyarakat/petani setempat secara bergantian.
Pelayanan irigasi di Daerah Irigasi Klambu pada umumnya belum bisa optimal,
diantaranya karena kurangnya tenaga pelayanan yang mencukupi kebutuhan, jika
V-21
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
disesuaikan dengan luas areal maupun panjang saluran serta jumlah bangunan
(bagi/sadap) yang ada.
Untuk mengatasi masalah ini diharapkan perlu segera disusun tenaga Operasi dan
Pemeliharaan khusus untuk jaringan Klambu, baik tenaga harian maupun PNS dan juga
diperhatikan posisi tempat tinggal (domisili) petugas dengan tempat tugas di wilayahnya
sehingga mampu memberi pelayanan yang optimal.
Daerah Irigasi Klambu dengan kondisi sekarang memiliki sarana dan prasarana
untuk dapat dipertimbangkan antara lain :
Untuk Operasi dan Pemeliharaan, 1 (satu) orang PPA mempunyai tugas dan
jangkauan kerja :
Mengingat jumlah bangunan dan saluran yang ada di DI. Klambu dibutuhkan
minimum 150 orang PPA.
Dari tabel V.1. Personil Yang Tersedia Untuk Kegiatan Operasi dan
Pemeliharaan tersebut dapat diketahui bahwa untuk memenuhi kebutuhan setiap jaringan
V-22
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Irigasi Klambu yang ada masih diperlukan tambahan personil. Hal ini merupakan salah
satu masalah yang perlu segera diatasi. Selain kekurangan tenaga masalah lain yang
dihadapi adalah kurangnya sarana komunikasi dan sarana transportasi sehingga kurang
mendukung kegiatan yang ada, pada tabel V.3 Perhitungan Personil DI.Klambu Kiri,
Kanan dan Wilalung dihtung berdasarkan jumlah bangunan bagi/sadap dan panjang
saluran.
V-23
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tabel V-3 Perhitungan Kebutuhan Personil DI. Klambu Kiri Berdasarkan Jumlah Bangunan Bagi/Sadap dan Panjang Saluran.
KEBUTUHAN PERSONIL
Jumlah Jumlah
MENURUT KEBUTUHAN PERSONIL KEKURANGAN
Panjang Bangunan Bangunan Areal
No. Nama Saluran PERSONIL YANG ADA PERSONIL
Saluran (m) bagi/sadap Pelengkap (Ha) Jumlah Panjang
(Orang) (Orang) (Orang)
(bh) (bh) Bagi/Sadap Saluran
(Orang) (Orang)
V-24
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tabel V-4 Perhitungan Kebutuhan Personil DI. Klambu Kanan Berdasarkan Jumlah Bangunan Bagi/Sadap dan Panjang Saluran.
KEBUTUHAN PERSONIL
Jumlah Jumlah MENURUT
Panjang KEBUTUHAN PERSONIL KEKURANGAN
Bangunan Bangunan Areal
No. Nama Saluran Saluran PERSONIL YANG ADA PERSONIL
bagi/sadap Pelengkap (Ha) Jumlah Panjang
(m) (Orang) (Orang) (Orang)
(bh) (bh) Bagi/Sadap Saluran
(Orang) (Orang)
V-25
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tabel V-5 Perhitungan Kebutuhan Personil DI. Klambu Wilalung Berdasarkan Jumlah Bangunan Bagi/Sadap dan Panjang Saluran.
KEBUTUHAN PERSONIL
Jumlah Jumlah MENURUT
Panjang KEBUTUHAN PERSONIL KEKURANGAN
Bangunan Bangunan Areal
No. Nama Saluran Saluran PERSONIL YANG ADA PERSONIL
bagi/sadap Pelengkap (Ha) Jumlah Panjang
(m) (Orang) (Orang) (Orang)
(bh) (bh) Bagi/Sadap Saluran
(Orang) (Orang)
V-26
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Perkumpulan Petani Pengelola Air (P3A) adalah organisasi petani pengelola air
dalam satu petak tersier atau lebih, yang didirikan oleh dari dan untuk para petani,
merupakan organisasi yang berdiri sendiri (independent), wadah dari usaha tani di dalam
melaksanakan pengelolaan air irigasi (Operasi dan Pemeliharaan) di tingkat jaringan irigasi
tersier.
1. Rapat Anggota
Dalam satu musim tanam Rapat Anggota dapat diadakan pada waktu :
V-27
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
2. Badan Pemeriksa
3. Pengurus
4. Anggota
Anggota P3A/GP3A adalah semua petani, kelompok tani, badan usaha, serta
pemakai air lainnya yang mendapat nikmat dan manfaat secara langsung dari
pelayanan air irigasi pada jaringan tersier atau jaringan irigasi pedesaan atau
jaringan irigasi kecil atau jaringan irigasi pompa.
- Pemilik/penggarap/penyakap sawah.
- Pemilik/penggarap/penyakap kolam ikan yang mendapat air irigasi.
- Badan usaha yang mengusahakan sawah atau kolam yang menggunakan
air irigasi dan pemakai air irigasi lainnya.
V-28
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Secara umum pengurus P3A/GP3A mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut :
V-29
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
V-30
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Ketua Blok / Petak Kwarter mempunyai wilayah kerja satu petak/blok kwarter.
Ketua Blok mempunyai tugas membantu Pelaksana Teknis di wilayah
kerjanya, meliputi :
- Pelayanan pemberian air irigasi kepada para anggotanya secara adil dan
merata.
- Mengusahakan adanya data blok kwarter yang menjadi tanggung
jawabnya.
- Memiliki daftar anggota pada wilayah kerjanya.
- Membuat rencana pembagian air di blok kwarter.
- Mengusahakan adanya inventarisasi jaringan irigasi di blok kwarter yang
menjadi tanggung jawabnya.
- Membuat usulan, rencana pemeliharaan dan perbaikan serta
penyempurnaan jaringan irigasi yang menjadi tanggung jawabnya.
- Melaksanakan pembagian air irigasi ke petak sawah di blok kwarter.
- Menyampaikan data mengenai kemajuan pelaksanaan pembagian air
irigasi, tata tanam, pelaksanaan pemeliharaan, perbaikan dan
penyempurnaan jaringan irigasi di wilayah kerjanya.
- Menyampaikan data kejadian bencana alam.
- Memberi saran, nasehat serta menyelesaikan sengketa masalah air irigasi
yang terjadi dalam blok kwarter yang menjadi tanggung jawabnya.
- Membantu penarikan iuran dan segera menyetorkannya pada bendahara
P3A.
DI. Klambu memiliki banyak Kelompok organisasi P3A. Organisasi P3A DI. Klambu
dapat dilihat pada tabel V. 6. Wilayah Kerja P3A DI. Klambu.
V-31
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
V-32
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
V-33
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
V-34
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
V-35
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
1.1 Kec.Welahan
1 Jung Pandan Wedung Subur Makmur
V-36
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Dari sejumlah P3A yang ada di wilayah Daerah Irigasi Klambu tersebut kemudian,
seyogyanya digabung menjadi 1 forum gabungan P3A. Sehubungan dengan adanya
Undang-Undang tersebut, pemeliharaan, pengembangan, dan pembangunan
jaringan utama yang di atur sebagai berikut :
Pada kenyataannya hingga saat ini Petugas yang mengelola jaringan dengan areal
di atas 1000 ha tersebut masih banyak memakai Petugas Daerah (Kabupaten),
mengingat keterbatasan tenaga Pemerintah Pusat/Propinsi. Hal ini membutuhkan
penanganan yang arif, mengingat jaringan ini adalah aset yang vital dan sangat
dibutuhkan semua pihak, selain itu dalam pelaksanaannya dilapangan dapat
semaksimal mungkin mengikut sertakan masyarakat terutama yang menerima
langsung dengan adanya jaringan irigasi (petani) yang terkoordinir lewat
P3A/GP3A.
V-37
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Gabungan P3A bertujuan mendayagunakan potensi air irigasi dan jaringan irigasi
yang tersedia sehingga tata guna air jaringan utama maupun jaringan usaha tani
menjadi mapan dan mantap.
a. Mengelola air dan jaringan irigasi dalam suatu Daerah Irigasi agar air irigasi
dapat diusahakan untuk dimanfaatkan oleh para anggotanya secara tepat
guna dan berhasil guna dalam memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat
pemakai air.
b. Membangun rehabilitasi/mengganti dan memelihara jaringan yang
pengurusannya sudah diserahkan kepada Gabungan P3A sehingga jaringan
irigasi tersebut dapat tetap terjaga kelangsungan fungsinya.
c. Menentukan dan mengatur iuran dari para anggotanya berdasar kesepakatan
dalam Rapat Anggota yang berupa uang, hasil panen atau tenaga untuk
membiayai kegiatan Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi utama serta
usaha-usaha pengembangan perkumpulan sebagai organisasi yang mandiri.
d. Membimbing dan mengawasi para anggotanya agar memenuhi semua
peraturan yang ada hubungannya dengan pembagian air yang dikeluarkan
oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta Gabungan P3A
e. Menerima asset dari pemerintah yang berupa jaringan irigasi untuk dikelola
secara langsung dan bertanggung jawab sesuai kemampuan P3A dan
kesepakatan bersama.
Sasaran Gabungan P3A ini adalah meningkatkan peran serta anggotanya dalam
mencapai tujuan yang dimaksud di atas. Ruang lingkup Gabungan P3A meliputi
penguasaan, pengelolaan, penggunaan dan pengamanan air beserta sumber-
sumbernya pada jaringan irigasi yang pengurusannya sudah diserahkan kepada
Gabungan P3A.
Kegiatan yang telah dilaksanakan organisasi P3A yaitu secara rutin melakukan
kerja bakti membersihkan saluran irigasi. Kegiatan pemungutan Iuran Pelayanan
Irigasi (IPAIR) beberapa waktu yang lalu pernah jalan. Besarnya iuran tersebut
berdasarkan atas kesepakatan yang diperoleh dalam rapat anggota yang masing-
masing berbeda pada masing-masing daerah. Namun seiring jalannya waktu dan
perubahan pola pikir, kondisi perekonomian masyarakat dan lain-lain, banyak
V-38
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
daerah yang IPAIR nya tersendat bahkan banyak juga yang macet sama sekali.
Selain itu ada juga kegiatan yang dilaksanakan oleh P3A yaitu simpan pinjam dan
rapat-rapat pembagian air.
Untuk meningkatkan mutu kelembagaan P3A, perlu segera dibuatkan badan hukum
dan segera disahkan ke Pengadilan Negeri. Juga perlu digalakkan pendanaan
untuk pembiayaan pengelolaan jaringan irigasi sendiri dilanjutkan dengan
pemberdayaan yang dibutuhkan.
1 Anggota Sekretaris
4 Tamu Sekretaris
8 Agenda Sekretaris
V-39
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
2 Kas Bendahara
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, diketahui bahwa pada dasarnya setiap P3A sudah
mempunyai “ buku kerja”, terutama yang berkaitan dengan Operasi dan Pemeliharaan yang
menjadi tanggung jawab pelaksana teknis.
Catatan :
Pada kenyataan saat ini tidak semua P3A mengelola/menjalankan dengan baik buku-
buku administrasi P3A tersebut, hal ini sangat tergantung dari pengurus masing-
masing P3A. Diharapkan pada pelaksanaan program baru nanti, buku-buku
administrasi dapat terisi dan berjalan sesuai kegiatan di lapangan.
Berdasarkan Perda No. 33 tahun 1995, Pembinaan terhadap P3A dilakukan oleh :
V-40
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Di Daerah Irigasi Klambu keadaan P3A umumnya sudah sampai pada tahap
peningkatan dan pengembangan, sehingga kegiatan pembinaan yang diperlukan
adalah bertujuan untuk menggerakkan partisipasi masyarakat, melalui kegiatan
(motivasi, pelatihan, bimbingan teknis) dalam rangka pengelolaan jaringan irigasi
termasuk organisasinya.
Pembinaan P3A yang sudah dilaksanakan oleh BPSDA selama dalam menjalankan
Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi secara rutin adalah kegiatan yang
dilaksanakan setiap 2 mingguan, oleh juru pengairan di wilayahnya masing-
masing,dengan cara ikut menghadiri pertemuan yang dilaksanakan oleh P3A/GP3A
yang dimaksud.
Sesuai dengan pedoman dari Ditjen Pengairan yang diperkuat dengan SK Gubernur
Propinsi Jawa Tengah No. 411/6/97/93 , ada enam aspek yang dinilai terhadap P3A
yaitu :
1. Organisasi
2. Penggunaan / Pemanfaatan Air
V-41
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
3. Pemeliharaan Jaringan
4. Keuangan
5. Kondisi Fisik Jaringan
6. Pembinaan P3A oleh Pemerintah
1. Organisasi
a. Kepengurusan P3A sudah dibentuk dengan AD/ART.
b. Pemahaman AD/ART.
c. Kehadiran anggota pada rapat tahunan P3A.
d. Frekuensi rapat pengurus.
2. Penggunaan / Pemanfaatan Air
a. Ada pola dan rencana tata tanam serta realisasinya.
b. Ada rencana pembagian air (RPA) dan realisasinya.
c. Frekuensi pertemuan rutin antara ulu-ulu, P3A dan Juru pengairan.
3. Pemeliharaan Jaringan
a. Program kerja untuk pemeliharaan.
b. Pelaksanaan program kerja untuk pemeliharaan.
c. Rencana perbaikan dan pengembangan jaringan.
4. Keuangan
a. Jumlah iuran yang terkumpul dan anggota yang membayar sesuai
AD/ART.
b. Realisasi pengeluaran biaya sesuai AD/ART dan program.
c. Administrasi Keuangan.
d. Kapan laporan pertanggungjawaban kepada anggota disampaikan.
5. Kondisi Fisik Jaringan
a. Bangunan
b. Saluran
c. Fasilitas Penunjang
6. Pembinaan P3A oleh Pemerintah
a. Pembinaan Teknis.
b. Kebutuhan dan Pemenuhan bantuan teknis.
c. Kebutuhan dan Pemenuhan bantuan fisik.
Model monitoring dan evaluasi P3A yang dilakukan dengan menggunakan blanko 6
Aspek yang terdiri dari beberapa indikator dengan nilai-nilai sebagai berikut :
V-42
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Pengelolaan tingkat jaringan tersier adalah menjadi tanggung jawab P3A, sehingga
keberhasilan Operasi dan Pemeliharaan di tingkat tersier sangatlah tergantung pada
tingkat kemampuan (sumber daya manusia) P3A. Apabila jaringan irigasi tersier
dikelola secara baik oleh P3A, maka pemerataan pemenuhan air akan sampai ke
petak sawah sesuai dengan kebutuhan.
V-43
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Akibat faktor-faktor tersebut di atas, maka perlu adanya program dan koordinasi yang
baik dalam rangka pembinaan dan pengembangan P3A.
Tanpa program yang jelas dan koordinasi yang baik, maka pengelolaan air di tingkat
tersier oleh P3A tidak akan mencapai sasaran sesuai dengan target yang telah
ditentukan.
Pembinaan P3A yang diinginkan dan sudah menjadi kesepakatan bersama yaitu
pembinaan / pemberdayaan yang diprogramkan dan dilaksanakan secara sistematis,
berjenjang, terus-menerus, berkesinambungan dan terpadu dengan tujuan
terwujudnya P3A yang mantap dan mandiri sehingga secara organisatoris, teknis dan
finansial mampu diserahi tugas dan tanggung jawab mengelola jaringan irigasi yang
menjadi tanggung jawabnya sehingga dapat meningkatkan produksi pangan.
Berdasarkan kondisi / penyebaran areal sawah dalam suatu desa dan keberadaan
sumber air serta jaringan irigasi, maka tata kerja P3A dalam satu Daerah Irigasi
sekurang-kurangnya dapat dikelompokkan ke dalam 5 type yaitu :
1. Type A, dalam 1 desa terdiri dari 1 petak tersier / beberapa petak tersier.
2. Type B, dalam 1 petak tersier terdiri dari beberapa desa.
3. Type C, dalam 1 desa terdiri (1 petak tersier) dari 2 sumber air.
4. Type D, dalam 1 ruas saluran sekunder terdiri dari beberapa petak tersier dan
beberapa desa.
5. Type E, Daerah Irigasi terdiri dari banyak desa / P3A, perlu Gabungan dan
Forum Koordinasi P3A.
V-44
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
1. Type A, pada umumnya type ini tidak mempunyai masalah, namun apabila
letak petak tersiernya jauh dari bangunan sadap, sehingga saluran tersiernya
harus melewati wilayah areal sawah/pemukiman desa lain, hal ini dapat
menimbulkan masalah.
2. Type B, pada umumnya type ini mempunyai banyak masalah, terutama pada
areal sawah pada desa yang ujung/jauh dari sumber air.
3. Type C, pada umumnya type ini jarang mempunyai banyak masalah, yang
perlu adalah pengaturan pembagian air dan pengaturan pembuangan
kelebihan air.
4. Type D, type ini dalam satu ruas saluran sekunder terdiri dari beberapa desa
dan banyak petak tersier sehingga harus ada yang mengatur dan menjaga
bangunan bagi. Semua saluran pembawa di Daerah Irigasi Klambu termasuk
type ini.
5. Type E, type ini merupakan penanganan yang lebih luas yaitu tingkat
Gabungan atau Forum Koordinasi P3A yang meliputi satu Daerah Irigasi,
karena menangani banyak petak tersier dan banyak desa, sehingga rawan
terjadi banyak masalah antar lokasi yang harus ditangani P3A oleh karena itu
wadah tersebut sangat diperlukan bagi P3A.
1. Redifinisi tugas dan tanggung jawab lembaga pengelola irigasi dengan memberi
peran yang lebih besar kepada P3A dalam pengelolaan irigasi.
2. Pengembangan lembaga P3A sebagai organisasi yang otonom, mandiri dan
mengakar kepada masyarakat, bersifat sosial ekonomi, sebagai lembaga dari,
oleh dan untuk petani yang independen.
V-45
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Pelaksanaan dari kelima kebijakan tersebut di atas tidak boleh dilakukan secara terpisah
akan tetapi dilakukan secara terintegrasi dan saling mendukung.
Implementasi dari kebijaksanaan tersebut akan merubah pola pikir dan pendekatan yang
semula cenderung dari atas ke bawah (top down) akan berubah menjadi pendekatan
partisipatip, dialogis dan dari bawah ke atas (bottom up) sehingga memberi peran yang
lebih besar kepada petani/P3A dalam pengambilan keputusan untuk pengelolaan jaringan
irigasi. Sedangkan peran pemerintah/aparat daerah dalam rangka pemberdayaan adalah
sebagai fasilitator dan pendamping untuk menumbuh kembangkan swadaya masyarakat.
Untuk itu perlu disusun Pedoman Pemberdayaan P3A / GP3A yang bersifat umum untuk
dapat menjadi salah satu acuan para pendamping/pemandu/fasilitator yang tergabung
dalam kelompok Pendamping Lapangan (selanjutnya disebut KPL) dalam melaksanakan
tugas-tugasnya di lapangan. Di samping itu diharapkan dapat pula sebagai bahan acuan
untuk menyusun pedoman-pedoman yang terkait dengan pelaksanaan PKPI.
V-46
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Lingkup pemberdayaan dilaksanakan secara bertahap dan berjenjang dimulai dari unit
terkecil yaitu para petani pemilik dan penggarap tanah yang ada di unit (blok) kuarter dalam
bentuk kelompok, kemudian ke tingkat unit tersier yang merupakan penggabungan
kelompok- kelompok ke dalam bentuk Perkumpulan Petani Pengelola Air (P3A), disusul
pemberdayaan selanjutnya terhadap P3A-P3A yang ada dalam satu wilayah jaringan
sekunder atau daerah irigasi (untuk daerah irigasi kecil) dalam bentuk Gabungan P3A
(GP3A) dan pada gilirannya terhadap beberapa GP3A yang ada dalam satu wilayah
jaringan induk atau daerah irigasi (untuk daerah irigasi sedang-besar) dalam bentuk Induk
P3A (I P3A).
Mengingat hal tersebut di atas untuk menjamin terjadinya proses dialogis yang baik dan
lancar, tugas pendamping oleh petugas khusus atau aparat pemerintah daerah juga
disesuaikan dengan tingkatan yang setara. Sebagai contoh, pemberdayaan kelompok tani
di tingkat blok kwarter dilaksanakan oleh petani pemandu (yakni tokoh petani yang telah
dilatih untuk menjadi fasilitator). Sedang pemberdayaan P3A di tingkat unit tersier dilakukan
oleh P3A dan seterusnya. Keragaman dapat terjadi antara lain tergantung pada luasan unit
irigasinya.
Pada tingkatan yang lebih tinggi, di tingkat Kecamatan dan Kabupaten, peran fasilitator
digantikan oleh forum koordinasi secara berjenjang yaitu Forum koordinasi tingkat Daerah
Irigasi serta Forum koordinasi tingkat Kabupaten. Dari semua tingkatan ini, peran yang
paling mendasar dan menentukan ada pada tingkat lapangan yaitu yang Kelompok
Pendamping Lapangan (KPL) yang terdiri dari Kepala Desa, Juru Pengairan dan Penyuluh
Pertanian Lapangan atau PPL (ditambah pendamping yang berasal dari instansi lain yang
terkait).
Karena kemampuan untuk memberdayakan P3A tergantung pada tingkat kemampuan dari
fasilitator, mereka dipersiapkan melalui program pelatihan dan penyegaran terhadap para
fasilitator tersebut.
V-47
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
V-48
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
V-49
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Pemberdayaan P3A dan GP3A ditujukan untuk dapat mengembangkan organisasi ini
menjadi lembaga yang otonom mandiri, mantap, dan berkembang, dengan
pengertian lebih menekankan keberfungsiannya daripada sekedar formalitasnya.
Secara spesifik tujuan pemberdayaan tersebut mempunyai arti untuk :
V-50
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
1) Menggali potensi sumber daya lokal yang ada untuk pemberdayaan P3A
antara lain dengan metode PPKP ( Pemahaman Partisipatif Kondisi
Pedesaan ) / PRA ( Participatory Rural Appraisal ) / Participatory Resources
Assesment.
2) P3A merencanakan dan melaksanakan sendiri semua kegiatan O & P
jaringan irigasi dan kegiatan lain yang menjadi tanggung jawabnya.
3) Pendampingan dalam pemberdayaan P3A berdasarkan atas permintaan
dari kebutuhan P3A dan kemampuan pemerintah.
1. Partisipatif dengan mengikut sertakan peran serta petani secara aktif dalam
setiap tahapan kegiatan setiap pengambilan keputusan yang terkait dengan
kepentingan petani. Wujud dari peran serta petani dapat berupa kegiatan non
fisik dan hasil fisik dalam bentuk kontribusi petani.
2. Perpaduan antara " bottom up dan top down ", adanya usulan program /
kegiatan dari petani yang dipadukan dengan program Pemerintah, sehingga
terjalin keterkaitan kegiatan yang saling menunjang, sesuai dengan
kebutuhan petani dan keterbatasan dana Pemerintah serta kontribusi petani,
sehingga penggunaan dana pembangunan effisien.
3. Mempertimbangkan Aspek Teknis dan Sosial, dalam perbaikan konstruksi
dengan pertimbangan teknis dan sosial / sosio teknis. Misalnya dalam
pembuatan bangunan irigasi, aturan giliran dengan mempertimbangkan
kebiasaan petani setempat.
V-51
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
B. Profil Sosio Teknis dan Kelembagaan (PSTK) antara lain dengan Methode
Pemahaman Partisipatif Kondisi Pedesaan ( PPKP )
Proses pembuatan Profil Sosio Teknis dan Kelembagaan dilakukan antara lain
dengan methode PPKP, ditujukan untuk menggali permasalahan yang ada di
V-52
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Proses pelaksanaan PSTK dengan methode PPKP seperti tersebut pada Gambar
V.14. Acuan yang dipergunakan sebagai berikut :
V-53
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
5) Dalam PSTK dengan methode PPKP peran KPL sebatas fasilitator, sehingga
KPL hanya memandu petani / MA untuk menelusuri kebutuhan dan
permasalahan petani / P3A itu sendiri.
Dari hasil profil sosio-teknis kelembagaan antara lain dengan methode PPKP dapat
diperoleh gambaran mengenai sosio-budaya masyarakat, tokoh dan kelembagaan
pengolahan irigasi yang ada, yang seterusnya dijadikan sebagai data dasar untuk
pembinaan dan pengembangan P3A / Gabungan P3A. Proses pembentukan P3A
dimulai dari tingkat kelompok / blok tersier / desa secara bertahap dan secara
demokratis dengan " pendekatan bottom up ". Wilayah kerja organisasi P3A sesuai
dengan pilihan masyrakat.
Untuk sistem irigasi yang mencakup beberapa desa / kecamatan / petak tersier dapat
dibentuk Gabungan P3A. Pembentukan Gabungan P3A dilaksanakan secara
demokratis. Instansi terkait pembinaan P3A ( KPL ) berperan sebagai fasilitator dalam
pemilihan pengurus, memfasilitasi koordinasi dengan desa / kelembagaan lain,
meningkatkan sumber daya manusia pengurus P3A dan Gabungan P3A serta
mempermudah proses administratif pembentukan P3A / GP3A.
Untuk mewujudkan kelembagaan P3A yang otonom dan mandiri, Pemerintah akan
mendorong, memfasilitasi dan memberikan peluang kepada masyarakat secara
demokratis untuk membentuk organisasi / unit usaha ekonomi dan bisnis di tingkat
usaha tani yang sesuai dengan pilihannya yang dapat mewakili kepentingan seluruh
anggotanya untuk berhubungan dengan pihak luar ( antara lain dengan koperasi atau
kelembagaan bisnis lainnya ), menyalurkan aspirasi dalam memanfaatkan
sumberdaya produksi termasuk sumberdaya air dan pengelolaan irigasi dengan asas
kedaulatan, dan kemandirian dalam bidang sosial dan ekonomi.
Urutan langkah kegiatan yang dilakukan dalam pembentukan dan atau pengembangan
P3A/GP3A untuk pengelolaan irigasi seperti tersebut pada Gambar V-13.
V-54
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Gambar V-12. Diagram Proses Pembentukan dan Pengembangan P3A dan GP3A
V-55
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
1) Mengetahui keadaan air dan alokasi air ke setiap blok sawah yang ada.
2) Mengetahui realisasi tata tanam sebagaimana ditetapkan oleh Panitia Irigasi.
V-56
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
V-57
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
jaringan irigasi akibat bencana alam dan sebab- sebab lainnya yang memerlukan
peninjauan langsung.
5. Pemandu/pendamping/fasilitator bersama-sama P3A / GP3A mencatat hasil
kunjungan dan membuat laporan pelaksanaan kunjungan untuk disampaikan
kepada forum koordinasi tingkat DI dan lembaga-lembaga terkait di tingkat
Kecamatan dan bila perlu di tingkat Kabupaten. Jika ada hal-hal penting dan perlu
segera memperoleh penanganan, dapat langsung menyampaikan kepada
institusi yang terkait.
V-58
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
V-59
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Gambar V-15. Laporan Penelusuran Jaringan Irigasi Tahunan oleh P3A / GP3A
V-60
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Gambar V-16. Bimbingan Teknis dan pemberian bantuan untuk perbaikan jaringan
irigasi diluar kemampuan petani dalam rangka pemberdayaan P3A / GP3A
Gambar V-17. Bimbingan Teknis dan pemberian bantuan akibat bencana alam
dalam rangka pemberdayaan P3A / GP3A
V-61
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
BAB 6
Pedoman O dan P DI. Klambu
Untuk keperluan sehari-hari, perlu didukung oleh peralatan kantor yang memadai.
Hal tersebut sangat penting untuk melaksanakan pekerjaan inventarisasi, Kepala Dinas
menugaskan petugas administrasi, mencatat, mendata, melaporkan, mengarsipkan,
barang-barang yang bergerak atau tidak bergerak termasuk penelusuran jaringan irigasi
secara periodik sesuai jadwal yang ditetapkan serta sewaktu-waktu yang dibutuhkan. Hasil
kegiatan inventarisasi Operasional dan Pemeliharaan dituangkan dalam blanko-blanko
Operasi maupun Pemeliharaan serta dalam bentuk buku yang lain seperti halnya buku
“Wira Wiri” dari para mantri pengairan. Inventarisasi mulai dilaksanakan dari bendung,
jaringan irigasi sampai tingkat P3A.
Peralatan dan perlengkapan yang senantiasa dibutuhkan oleh para mantri dan
Penjaga Pintu Air (PPA) sangat menunjang untuk kegiatan Operasi dan Pemeliharaan.
Jenis dan Klasifikasi peralatan/perlengkapan lapangan adalah sebagai berikut :
b. Peralatan bermesin
Stamper, pompa air, mesin potong rumput, HT, sepeda motor dan lain-lain
c. Perlatan pengamanan
Sabuk pengaman, jas hujan, senter, dan lain-lain
VI-1
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
VI-2
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
VI-3
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
BAB 7
Pedoman O dan P DI. Klambu
Bahwa dalam upaya melestarikan Sarana dan Prasarana Jaringan Irigasi agar
sesuai umur teknis yang direncanakan, maka perlu adanya kegiatan Operasi dan
Pemeliharaan, untuk itu perlu disiapkan anggaran, yang lazim disebut : “ANGKA
KEBUTUHAN NYATA PENGELOLAAN IRIGASI / AKNPI”, Perhitungan dituangkan dalam
bentuk blangko AKNPI
VII-1
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Cetak/penggandaan, meliputi :
- Foto copy / penggandaan Blanko O&P Jaringan Irigasi, pelaporan dan lain-
lain.
Biaya rapat, meliputi :
- Snek serta makan siang pada pelaksanaan rapat alokasi air.
Bahan bakar minyak digunakan untuk operasional kendaraan dan operasional
pompa air.
Perlengkapan kerja , meliputi :
- Pakaian kerja, sepatu kerja lapangan, topi lapangan, jas hujan, senter dan
lain-lain digunakan untuk pengelolaan jaringan irigasi.
Biya lain-lain, meliputi :
- Biaya langgangan listrik, bendung/pompa air, biaya langganan PDAM, biaya
telepon dll.
Gaji/upah meliputi :
- Upah Pekarya dan Pekerja pelaksanaan pemeliharaan rutin.
Alat tulis kantor, meliputi :
- Kertas HVS, snellhecter, stopmap, stabilo boss, penghapus cair, klip,
digunakan untuk kegiatan administrasi termasuk penelusuran lapangan dan
penyelenggaraan pemeliharaan rutin.
Cetak/penggandaan, meliputi :
- foto copy / penggandaan hasil inventarisasi , penelusuran Jaringan Irigasi,
pelaporan dll.
Bahan Bakar Minyak meliputi :
- Premium, olie dan lain-lain.digunakan untuk mesin potong rumput, gergaji.
Peralatan Kerja, meliputi : cangkup, sabit, garu, linggis, cetok dan lain-lain
digunakan untuk pelaksanaan pemeliharan rutin.
Kebutuhan bahan pelumas pintu air, meliputi :
- amplas, sikat baja, solar, olie SAE 40 dan olie SAE 90
Perhitungan kebutuhan bahan pelumas dikutip dari Blankp AKNPI 02A.
Bahan pemeliharaan, meliputi :
VII-2
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
- PC, pasir, batu belah, kerikil, tanah urug, digunakan untuk pelaksanaan
pemeliharaan rutin.
Biaya penelusuran, berupa perjalanan dinas digunakan untuk inventarisasi,
identifikasi kerusakan jaringan irigasi dan survai lapangan dalam rangka
pengisian blanko 01-P, 05-P, Buku Catatan Pemeliharaan (BCP) dan keperluan
lainnya.
Jumlah pintu dalam kelompok besar, apabila lebar pintu > 1,00 m dan drat stang
> 2,00 m.
Jumlah pintu dalam kelompok sedang, apabila lebar pintu < 0,60-1,00 m dan
drat stang 1-2,0 m.
Jumlah pintu dalam kelompok kecil, apabila lebar pintu < 0,60 m dan drat stang
< 1,00 m.
Catatan :
Pengisian Blanko AKNPI 02A dapat dilaksanakan pengisiannya bersamaan
dengan Blanko 05-P.
Nama saluran diurutkan dari saluran induk diselesaikan dulu baru ke saluran
sekunder.
Nama Bangunan disusun per ruas saluran dan diurutkan dari saluran induk
diselesaikan dulu baru ke saluran sekunder.
Skala Prioritas pekerjaan meliputi : segera, perlu dan dapat ditunda.
VII-3
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Gaji/upah/Honor meliputi :
- Upah tenaga kerja pekerjaan penggantian pintu air, alat ukur, peil schaal,
papan petunjuk, papan larangan.
Bahan bangunan, meliputi :
Pengadaan pintu air, alat ukur, peil schaal, papan petunjuk, papan larangan.
VII-4
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Gaji/upah/Honor meliputi :
- Honor pengawas kontraktual, dan honor pemeriksa pekerjaan.
Alat tulis kantor, meliputi :
- Kertas HVS, snellhecter, stopmap, stabilo boss, penghapus cair, klip,
digunakan untuk kegiatan administrasi termasuk penelusuran lapangan dan
penyelenggaraan pekerjaan rehabilitasi.
Cetak/penggandaan meliputi :
- Cetak gambar dan penggandaan, foto copy blanko O&P.
Konstruksi rehabilitasi diambil dari Blanko AKNPI-04A.
Biaya Rapat, berupa : minuman dan makanan kecil dan makanan siang
digunakan untuk rapat proses lelang
Sosialisasi, berupa : minuman dan makanan kecil serta makan siang digunakan
untuk sosialisasi sebelum pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi.
Untuk lebih jelasnya blangko AKNPI dapat dilihat pada tabel lampiran Angka
Kebutuhan Nyata Pengelolaan Irigasi (AKNPI).
VII-5
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
BAB 8
Pedoman O dan P DI. Klambu
8.1 KESIMPULAN
Jumlah Jumlah
Panjang
Bangunan Bangunan Areal
No. Nama Saluran Saluran
bagi/sadap Pelengkap (Ha)
(m)
(bh) (bh)
1 Saluran Induk BKKi 18.277,13 25,00 131,00 1.644,00
Saluran Induk BKKi 3 - BKKi 3 I 14,00
Saluran Induk BKKi 19 - BKKi 19 I 138,00
Saluran Induk BKKi 20 - BKKi 20 I 151,00
Saluran Induk BKKi 23 - BKKi 23 I 273,00
2 Saluran Sekunder W 1 29.735,62 25,00 14,00 2.609,00
Saluran Sekunder BW 1.7-1.7 I 175,00
Saluran Sekunder BW 1.8-1.8 III 314,00
Saluran Sekunder BW 1.9-1.9 I 102,00
Saluran Sekunder BW 1.12-1.12 I 166,00
Saluran Sekunder W 2 14.498,18 12,00 29,00 747,00
Saluran Sekunder W 3 25.247,19 21,00 7,00 1.958,00
Saluran Sekunder W 4 19.252,44 13,00 18,00 1.654,00
3 Saluran Sekunder Tempuran 9.107,67 8,00 9,00 1.057,00
Saluran BPR.Te.2 - BPR.Te.2.I 106,00
Saluran BPR.Ki.5 - BPR.Ki.5.II 156,00
4 Saluran Sekunder Ngaloran 8.429,74 9,00 13,00 723,00
5 Saluran Sekunder Jebor 12.787,40 10,00 10,00 970,00
6 Saluran Sekunder Turi 13.447,90 10,00 15,00 1.288,00
7 Saluran Sekunder Weding 8.187,37 5,00 10,00 792,00
VIII-1
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Jumlah Jumlah
Panjang
Bangunan Bangunan Areal
No. Nama Saluran Saluran
bagi/sadap Pelengkap (Ha)
(m)
(bh) (bh)
8 Saluran Sekunder Ruwit 2.380,48 4,00 9,00 318,00
Luas Area 15.355,00
Selama ini air sampai hilir disetiap ruas saluran, tetapi dengan menggunakan sistem
golongan atau bergilir karena keterbatasan air yang dialirkan di saluran irigasi klambu kiri,
dan banyaknya teknologi pompa liar pada jaringan irigasi, ada yang terlambat terairi di
Klambu kiri pada Saluran sekunder W2, W3 dan W4, umumnya selisih 1 (satu) bulan baru
dapat giliran air yang memadai, ini kondisi MT (masa tanam) yang sudah berjalan selama
ini, tetapi dengan dilaksanakan konstruksi rehabilitasi jaringan diharap nanti dapat
memperpendek waktu bergilir / golongan atau sistem golongan dalam mengalirkan air
sampai hilir saluran serta mengurangi air yang hilang karena kerusakan / kebocoran saluran
dan corongan liar yang ditutup dan ditertibkan pada pelaksanaan konstruksi tahun ini, tetapi
perlu dikaji atau uji pengaliran dan kalibrasi alat pada pengaliran kembali setelah
pengeringan dan rehabilitasi tahun ini.
Tabel VIII-2 Tabel Hasil Analisis Kinerja Bendung dan Jaringan Irigasi Klambu Kiri
BANGUNAN UTAMA
I
(PENGAMBILAN BEBAS)
1.1. Bendung Klambu (Kiri) NKF = Nilai
VIII-2
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Bangunan Pelengkap
5 Bendung 2 3,00 93,33 2,80
1). Jembatan 1 1,00 90,00 0,90
2). Rumah penjaga bendung 1 2,00 95,00 1,90
Jumlah NKB 32,50
32,50
Jumlah Bangunan 1,00 =
VIII-3
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Bangunan Pengambilan
93,33 % 95,00 %
Bangunan Penguras
87,50 % 88,33 %
Tubuh Bendung
95,00 % Sayap
Bangunan Pelengkap
Bendung
32,50
Kondisi bendung Klambu Kiri adalah : x100% 92,86% termasuk kondisi baik
35,00
dan diperlukan pemeliharaan rutin
Catatan :
1. Kondisi Baik, Jika nilai kondisi > 90 - 100 % dan Nilai Tingkat Kerusakan < 10 % (diperlukan
pemeliharaan Rutin)
2. Kondisi Rusak Ringan, Jika Nilai kondisi 80 - 90 % dan Nilai Tingkat Kerusakan 10 - 20 %
(diperlukan Pemeliharaan Berkala)
3. Kondisi Rusak Sedang, Jika nilai kondisi 60 - 79 % dan nilai Tingkat Kerusakan 21 - 40 %
(diperlukan perbaikan)
4. Kondisi Rusak Berat, Jika nilai kondisi < 60 % dan Nilai Tingkat Kerusakan > 40 % (diperlukan
Perbaikan Berat atau Penggantian)
Pada tabel halaman berikutnya dijelaskan penilaian kondisi fisik pada jaringan irigasi Klambu kiri
yang dibagi dengan komponen sebagai berikut,
1) Saluran Pembawa
Penilaian komponen pada saluran pembawa,
a) Erosi dan Sedimentasi
b) Profil Saluran
c) Bocoran.
Sedangkan penilaian fisik komponen untuk kriteria penilaian kondisi fisik komponen jaringan irigasi
dapat dilihat pada lampiran Tabel Penilaian fisik Komponen pada Jaringan Irigasi.
VIII-5
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
B. SALURAN PEMBAWA
Erosi
98,04% 95,60% dan Sedimentasi
Profil
97,79% Saluran
Bocoran
Kondisi Saluran Pembawa Klambu Kiri adalah : 22,45 : termasuk kondisi baik
x 100 % = 90%
Kondisi Saluran Pembawa 25,00
Klambu
Kiri adalah
dan diperlukan pemeliharaan rutin.
:
Catatan : 1. Kondisi Baik, Jika nilai kondisi > 90 - 100 % dan Nilai Tingkat Kerusakan < 10 % (diperlukan pemeliharaan Rutin)
2. Kondisi Rusak Ringan, Jika Nilai kondisi 80 - 90 % dan Nilai Tingkat Kerusakan 10 - 20 % (diperlukan Pemeliharaan
22,45
x100% 90,00%
3. Kondisi Rusak Sedang, Jika nilai kondisi 60 - 79 % dan nilai Tingkat Kerusakan 21 - 40 % (diperlukan perbaikan)
4. Kondisi Rusak Berat, Jika nilai kondisi < 60 % dan Nilai Tingkat Kerusakan > 10 % (diperlukan Perbaikan Berat atau
25,00
termasuk kondisi baik
dan diperlukan pemeliharaan rutin
Catatan :
1. Kondisi Baik, Jika nilai kondisi > 90 - 100 %
dan Nilai Tingkat Kerusakan < 10 %
(diperlukan pemeliharaan Rutin)
2. Kondisi Rusak Ringan, Jika Nilai kondisi 80 -
90 % dan Nilai Tingkat Kerusakan 10 - 20 %
(diperlukan Pemeliharaan Berkala)
3. Kondisi Rusak Sedang, Jika nilai kondisi 60 -
79 % dan nilai Tingkat Kerusakan 21 - 40 %
(diperlukan perbaikan)
4. Kondisi Rusak Berat, Jika nilai kondisi < 60 %
dan Nilai Tingkat Kerusakan > 40 %
(diperlukan Perbaikan Berat atau
Penggantian)
VIII-6
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Catatan :
1. Kondisi Baik, Jika nilai kondisi > 90 - 100 %
dan Nilai Tingkat Kerusakan < 10 %
(diperlukan pemeliharaan Rutin)
2. Kondisi Rusak Ringan, Jika Nilai kondisi 80 -
90 % dan Nilai Tingkat Kerusakan 10 - 20 %
(diperlukan Pemeliharaan Berkala)
3. Kondisi Rusak Sedang, Jika nilai kondisi 60 -
79 % dan nilai Tingkat Kerusakan 21 - 40 %
(diperlukan perbaikan)
4. Kondisi Rusak Berat, Jika nilai kondisi < 60 %
dan Nilai Tingkat Kerusakan > 40 %
(diperlukan Perbaikan Berat atau
Penggantian)
VIII-7
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
VIII-8
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Jumlah Jumlah
Panjang
Bangunan Bangunan Areal
No. Nama Saluran Saluran
bagi/sadap Pelengkap (Ha)
(m)
(bh) (bh)
Selama ini air sampai hilir disetiap ruas saluran, tetapi dengan menggunakan sistim
golongan atau bergilir karena keterbatasan air yang dialirkan di saluran irigasi
klambu kanan dan Wilalung, tetapi dengan dilaksanakan konstruksi rehabilitasi
jaringan diharap nanti dapat memperpendek waktu bergilir atau sistem golongan
dalam mengalirkan air sampai hilir saluran serta mengurangi air yang hilang karena
kerusakan / kebocoran saluran dan corongan liar yang ditutup dan ditertibkan pada
pelaksanaan konstruksi tahun ini.
VIII-9
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tabel VIII-4 Tabel Hasil Analisis Kinerja Bendung dan Jaringan Irigasi Klambu
Kanan
Daerah Irigasi : Klambu Kanan
Luas Areal : 10.354 Ha.
Satuan Kerja : Klambu
Kabupaten / Kota : Grobogan dan Pati.
4 Sayap 4 95 3,80
1). Sayap 4 2 95 1,90
2). Koperan 6 2 95 1,90
VIII-10
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Bangunan Pengambilan
95 % 97 %
Bangunan Penguras
95 % 95 % Tubuh Bendung
95 %
Sayap
Bangunan Pelengkap
Bendung
31,50
Kondisi bendung Klambu Kanan adalah : x100% 90,00% termasuk kondisi baik
35,00
dan diperlukan pemeliharaan rutin.
Catatan :
1. Kondisi Baik, Jika nilai kondisi > 90 - 100 % dan Nilai Tingkat Kerusakan < 10 % (diperlukan
pemeliharaan Rutin)
2. Kondisi Rusak Ringan, Jika Nilai kondisi 80 - 90 % dan Nilai Tingkat Kerusakan 10 - 20 %
(diperlukan Pemeliharaan Berkala)
3. Kondisi Rusak Sedang, Jika nilai kondisi 60 - 79 % dan nilai Tingkat Kerusakan 21 - 40 %
(diperlukan perbaikan)
4. Kondisi Rusak Berat, Jika nilai kondisi < 60 % dan Nilai Tingkat Kerusakan > 40 % (diperlukan
Perbaikan Berat atau Penggantian)
Pada tabel halaman berikutnya dijelaskan penilaian kondisi fisik pada jaringan irigasi Klambu kanan
yang dibagi dengan komponen sebagai berikut,
1. Saluran Pembawa
Penilaian komponen pada saluran pembawa,
a) Erosi dan Sedimentasi
b) Profil Saluran
c) Bocoran.
4) Bangunan Bagi / Sadap
Penilaian komponen bangunan bagi / sadap,
a) Pintu Sadap dan Pengatur
b) Bangunan Pengukur Debit
c) Tubuh Bangunan
5) Bangunan pada saluran
Penilaian komponen bangunan pada saluran,
c) Pintu Pengatur
d) Tubuh Bangunan
Sedangkan penilaian fisik komponen untuk kriteria penilaian kondisi fisik komponen jaringan irigasi
dapat dilihat pada lampiran Tabel Penilaian fisik Komponen pada Jaringan Irigasi.
VIII-11
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
B. SALURAN PEMBAWA
2.3. Bocoran
1 Saluran Induk Klambu Kanan 38.062 8 98,00 7,84
VIII-12
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
B. SALURAN PEMBAWA
Erosi
98,04% 95,60% dan Sedimentasi
Profil
Saluran
97,79%
Bocoran
22,29
Kondisi Saluran Pembawa Klambu Kanan adalah : x100% 89,00%
25,00
termasuk rusak ringan
dan diperlukan pemeliharaan berkala
Catatan :
1. Kondisi Baik, Jika nilai kondisi > 90 - 100 % dan Nilai Tingkat Kerusakan < 10 %
(diperlukan pemeliharaan Rutin)
2. Kondisi Rusak Ringan, Jika Nilai kondisi 80 - 90 % dan Nilai Tingkat Kerusakan 10 - 20
% (diperlukan Pemeliharaan Berkala)
3. Kondisi Rusak Sedang, Jika nilai kondisi 60 - 79 % dan nilai Tingkat Kerusakan 21 - 40
% (diperlukan perbaikan)
4. Kondisi Rusak Berat, Jika nilai kondisi < 60 % dan Nilai Tingkat Kerusakan > 40 %
(diperlukan Perbaikan Berat atau Penggantian)
VIII-13
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
VIII-14
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Bangunan
Pengukur Debit
81,13% Saluran
Tubuh
Bangunan
23,13
Kondisi Bangunan Bagi / Sadap Klambu Kanan adalah : x100% 93,00%
25,00
termasuk kondisi baik
dan diperlukan pemeliharaan rutin
Catatan :
1. Kondisi Baik, Jika nilai kondisi > 90 - 100 % dan Nilai Tingkat Kerusakan < 10 %
(diperlukan pemeliharaan Rutin)
2. Kondisi Rusak Ringan, Jika Nilai kondisi 80 - 90 % dan Nilai Tingkat Kerusakan 10 - 20
% (diperlukan Pemeliharaan Berkala)
3. Kondisi Rusak Sedang, Jika nilai kondisi 60 - 79 % dan nilai Tingkat Kerusakan 21 - 40
% (diperlukan perbaikan)
4. Kondisi Rusak Berat, Jika nilai kondisi < 60 % dan Nilai Tingkat Kerusakan > 40 %
(diperlukan Perbaikan Berat atau Penggantian)
VIII-15
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
VIII-16
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
PROSENTASI PENILAIAN
BANGUNAN PADA SALURAN
Pintu Pengatur
82,50%
95,60%
Tubuh Bangunan
Saluran
4,55
Kondisi Bangunan pada Saluran Klambu Kanan adalah : x100% 91,00%
5,00
termasuk kondisi baik
dan diperlukan pemeliharaan rutin
Catatan :
1. Kondisi Baik, Jika nilai kondisi > 90 - 100 % dan Nilai Tingkat Kerusakan < 10 %
(diperlukan pemeliharaan Rutin)
2. Kondisi Rusak Ringan, Jika Nilai kondisi 80 - 90 % dan Nilai Tingkat Kerusakan 10 - 20
% (diperlukan Pemeliharaan Berkala)
3. Kondisi Rusak Sedang, Jika nilai kondisi 60 - 79 % dan nilai Tingkat Kerusakan 21 - 40
% (diperlukan perbaikan)
4. Kondisi Rusak Berat, Jika nilai kondisi < 60 % dan Nilai Tingkat Kerusakan > 40 %
(diperlukan Perbaikan Berat atau Penggantian)
VIII-17
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Jumlah Jumlah
Panjang
Bangunan Bangunan Areal
No. Nama Saluran Saluran
bagi/sadap Pelengkap (Ha)
(m)
(bh) (bh)
VIII-18
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tabel VIII-6 Tabel Hasil Analisis Kinerja Bendung dan Jaringan Irigasi Klambu
Wilalung
1 2 3 4 5 6 = (4x5) 7
BANGUNAN UTAMA
I (BENDUNG GERAK)
1.1. Bendung Klambu (Wilalung) NKF = Nilai
1 Bangunan Pengambilan 12,00 94,58 11,35 Kondisi Fisik
1). Pintu intake 2 7,00 95,00 6,65
2). Endapan lumpur 2 4,00 95,00 3,80 NKB = Nilai
3). Papan operasi 1 1,00 90,00 0,90 Kondisi Bobot
Bangunan Pelengkap
5 Bendung 2 3,00 95,00 2,85
1). Jembatan 1 1,00 95,00 0,95
2). Rumah penjaga bendung 1 2,00 95,00 1,90
Jumlah NKB 33,00
33,00
1,00 =
Jumlah Bangunan
VIII-19
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Bangunan Pengambilan
95,00 % 94,58 %
Bangunan Penguras
93,00 % Sayap
Bangunan Pelengkap
Bendung
33,00
Kondisi bendung Klambu Wilalung adalah : x100% 94,29% dalam kondisi baik
35,00
Catatan :
1. Kondisi Baik, Jika nilai kondisi > 90 - 100 % dan Nilai Tingkat Kerusakan < 10 % (diperlukan
pemeliharaan Rutin)
2. Kondisi Rusak Ringan, Jika Nilai kondisi 80 - 90 % dan Nilai Tingkat Kerusakan 10 - 20 %
(diperlukan Pemeliharaan Berkala)
3. Kondisi Rusak Sedang, Jika nilai kondisi 60 - 79 % dan nilai Tingkat Kerusakan 21 - 40 %
(diperlukan perbaikan)
4. Kondisi Rusak Berat, Jika nilai kondisi < 60 % dan Nilai Tingkat Kerusakan > 40 % (diperlukan
Perbaikan Berat atau Penggantian)
Pada tabel halaman berikutnya dijelaskan penilaian kondisi fisik pada jaringan irigasi Klambu
Wilalung yang dibagi dengan komponen sebagai berikut,
1. Saluran Pembawa
Penilaian komponen pada saluran pembawa,
a) Erosi dan Sedimentasi
b) Profil Saluran
c) Bocoran.
6) Bangunan Bagi / Sadap
Penilaian komponen bangunan bagi / sadap,
a) Pintu Sadap dan Pengatur
b) Bangunan Pengukur Debit
VIII-20
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
c) Tubuh Bangunan
7) Bangunan pada saluran
Penilaian komponen bangunan pada saluran,
a) Pintu Pengatur
b) Tubuh Bangunan
Sedangkan penilaian fisik komponen untuk kriteria penilaian kondisi fisik komponen jaringan irigasi
dapat dilihat pada lampiran Tabel Penilaian fisik Komponen pada Jaringan Irigasi.
B. SALURAN PEMBAWA
2.3. Bocoran
1 Saluran Induk Wilalung 12.656,00 8 98,00 7,84
2 Saluran Sekunder Terkesi 1.377,00 8 98,33 7,87
3 Saluran Sekunder Luwuk 2.196,00 8 98,00 7,84
4 Saluran Sekunder Undaan 12.815,00 8 97,00 7,76
5 Saluran Sekunder Ngelo 7.522,00 8 98,00 7,84
6 Saluran Sekunder Gatet 1 1.131,51 8 98,00 7,84
7 Saluran Sekunder Gatet 2 2.112,72 8 96,00 7,68
8 Saluran Sekunder Gatet 3 902,30 8 98,00 7,84
9 Saluran Sekunder Kaliwaru 2.211,00 8 98,00 7,84
10 Saluran Sekunder Larik Cilik 1.024,70 8 96,00 7,68
11 Saluran Sekunder Kutuk 11.604,00 8 98,00 7,84
12 Saluran Sekunder Beru 3.956,00 8 97,00 7,76
13 Saluran Sekunder Glagah 3.824,00 8 98,00 7,84
14 Saluran Sekunder K Rowo 789,94 8 95,00 7,60
VIII-21
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
B. SALURAN PEMBAWA
95,60% Erosi
98,04% dan Sedimentasi
Profil
Saluran
97,79% Bocoran
22,24
Kondisi Saluran Pembawa Klambu Wilalung adalah : x100% 89,00%
25,00
termasuk rusak ringan
dan diperlukan pemeliharaan berkala
Catatan :
1. Kondisi Baik, Jika nilai kondisi > 90 - 100 % dan Nilai Tingkat Kerusakan < 10 %
(diperlukan pemeliharaan Rutin)
2. Kondisi Rusak Ringan, Jika Nilai kondisi 80 - 90 % dan Nilai Tingkat Kerusakan 10 - 20
% (diperlukan Pemeliharaan Berkala)
3. Kondisi Rusak Sedang, Jika nilai kondisi 60 - 79 % dan nilai Tingkat Kerusakan 21 - 40
% (diperlukan perbaikan)
4. Kondisi Rusak Berat, Jika nilai kondisi < 60 % dan Nilai Tingkat Kerusakan > 40 %
(diperlukan Perbaikan Berat atau Penggantian)
VIII-22
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
VIII-23
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Bangunan
Pengukur Debit
81,13% Saluran
Tubuh
Bangunan
23,26
Kondisi Bangunan Bagi / Sadap Klambu Wilalung adalah : x100% 93,03%
25,00
termasuk kondisi baik
dan diperlukan pemeliharaan rutin
Catatan :
1. Kondisi Baik, Jika nilai kondisi > 90 - 100 % dan Nilai Tingkat Kerusakan < 10 %
(diperlukan pemeliharaan Rutin)
2. Kondisi Rusak Ringan, Jika Nilai kondisi 80 - 90 % dan Nilai Tingkat Kerusakan 10 - 20
% (diperlukan Pemeliharaan Berkala)
3. Kondisi Rusak Sedang, Jika nilai kondisi 60 - 79 % dan nilai Tingkat Kerusakan 21 - 40
% (diperlukan perbaikan)
4. Kondisi Rusak Berat, Jika nilai kondisi < 60 % dan Nilai Tingkat Kerusakan > 40 %
(diperlukan Perbaikan Berat atau Penggantian)
VIII-24
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
VIII-25
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
PROSENTASI PENILAIAN
BANGUNAN PADA SALURAN
95,60%
Tubuh Bangunan
Saluran
4,44
Kondisi Bangunan pada Saluran Klambu Wilalung adalah : x100% 89,00%
5,00
termasuk kondisi baik
dan diperlukan pemeliharaan rutin
Catatan :
1. Kondisi Baik, Jika nilai kondisi > 90 - 100 % dan Nilai Tingkat Kerusakan < 10 %
(diperlukan pemeliharaan Rutin)
2. Kondisi Rusak Ringan, Jika Nilai kondisi 80 - 90 % dan Nilai Tingkat Kerusakan 10 - 20
% (diperlukan Pemeliharaan Berkala)
3. Kondisi Rusak Sedang, Jika nilai kondisi 60 - 79 % dan nilai Tingkat Kerusakan 21 - 40
% (diperlukan perbaikan)
4. Kondisi Rusak Berat, Jika nilai kondisi < 60 % dan Nilai Tingkat Kerusakan > 40 %
(diperlukan Perbaikan Berat atau Penggantian)
VIII-26
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
8.2 SARAN
1. Setelah diadakan penutupan corongan liar diharapkan agar tidak ada lagi
corongan liar setelah rehabilitasi konstruksi tahun ini, dan masyarakat dapat
mengikuti aturan sesuai dengan peraturan bupati dan instansi yang terkait agar
asas keadilan bagi masyarakat daerah khususnya petani sebagai pengguna
langsung dapat terjamin dan adil sampai dengan hilir sistem jaringan irigasi
Klambu dengan kata lain operasi partisipatif Petani/GP3A/P3A dalam
pelaksanaan operasi bersama mengelola air pada jaringan irigasi di petak tersier
secara tepat guna dan berhasil guna dengan memperhatikan unsur pemerataan dan
berkeadilan.
2. Memberikan alokasi air secara proporsional pada irigasi yang di hulu dan dihilir,
karena selama ini pengguna sistem jaringan irigasi yaitu petani kurang sabar
dalam mendapat giliran air sehingga melakukan pengambilan dengan pompa
dan corongan liar yang mengakibatkan alokasi air yang tidak proporsional.
Dalam hal ini sawah yang terdapat di bagian hilir mendapat proporsi air yang
lebih sedikit dibandingkan bagian hulu maupun di tengah.
3. Permasalahan akibat kemajuan teknologi pompa dimana harga pompa air tidak
terlalu mahal, maka pada Sistem Irigasi Kedungombo banyak terdapat pompa
air liar yang semula tidak diperhitungkan sebagai daerah layanan irigasi
Kedungombo, kiranya perlu dipikirkan dan dipertimbangkan dapat dibangun
satu waduk lagi pada Sistem Sungai Serang agar konflik antar petani pemakai
air hulu, di tengah dan hilir dapat teratasi.
4. Sumber irigasi suplementer seperti embung, dam parit, long storage, dan sumur
air tanah dangkal yang dapat dimanfaatkan di lahan sawah irigasi maupun
lahan sawah tadah hujan sebagai pasokan air dibagian hilir yang belum
mendapat giliran air dari jaringan irigasi klambu.
VIII-27
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
VIII-28
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
14. Dinas terkait dapat secara rutin melakukan pembinaan kepada P3A/GP3A
supaya dapat mengerti dan saling memahami kebutuhan operasi dan
pemeliharaan dalam sebuah jaringan irigasi.
15. Monitoring dan evaluasi jaringan irigasi dapat dilanjutkan dengan membuat
laporan kinerja jaringan irigasi sehingga dapat mengevaluasi tingkat kinerja
jaringan irigasi.
16. Kalibrasi pada bangunan bagi sadap serta pembinaan petugas O&P irigasi
(PPA dan Karya saluran) agar bisa dilaksanakan untuk mengoptimalkan operasi
dan pemeliharaan jaringan irigasi.
17. Pemenuhan kerapatan kebutuhan personil petugas O&P irigasi (PPA, Karya
Saluran) pada setiap jaringan irigasi baik pada saluran induk dan sekunder.
18. Guna pelaksanaan pengelolaan irigasi secara baik dan berkelanjutan, maka
diperlukan tenaga OP di lapangan yang memadai. Oleh karena itu diperlukan
segera pembinaan/pemberdayaan tenaga OP di lapangan, maupun HIPPA baik
dalam kegiatan OP maupun kegiatan administrasi secara rutin dan terpadu oleh
Dinas/Instansi yang bersangkutan.
19. Sesuai kinerja pengelolaan irigasi di lapangan agar kegiatan OP bisa terlaksana
dengan baik, maka penyusunan AKNPI harus sesuai kebutuhan di lapangan,
baik pengadaan kebutuhan tenaga maupun kebutuhan lainnya secara
menyeluruh.
20. Perlu pedoman Operasi dan Pemeliharaan menyesuaikan kondisi sekarang
dan perlu didukung oleh dana dan kerapatan personil yang memadai serta
sosialisasi kepada Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A/P3A) agar peduli
dan bisa merawat sarana irigasi.
21. Perijinan alih fungsi lahan irigasi yang produktif menjadi
permukiman/perumahan atau fasilitas umum lainnya agar ditinjau lagi, karena
untuk mencetak sawah irigasi produktif yang baru sangat sulit. Namun hal ini
perlu didukung dengan perbaikan prasarana irigasi serta meningkatkan
ketersediaan air sesuai dengan kebutuhan agar petani dapat lebih bisa
mempertahankan sawah mereka.
22. Perlu ditingkatkan intensitas tanam dengan cara memperbaiki saluran dan
bangunan jaringan irigasi serta pola operasi pembagian air yang merata dengan
mengoptimalkan ketersediaan air di Waduk Kedung Ombo yang ada sekarang.
VIII-29
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
23. Jaringan Irigasi Pompa Tambakromo perlu dikaji kembali untuk memperoleh
ketersediaan air dari bendung – bendung interkoneksi yang sudah ada di
Jaringan Irigasi Pompa Tambakromo, melalui bangunan tampungan
air/embung atau long storage, dimana untuk tidak sepenuhnya berharap
mendapatkan air yang cukup dari suplesi Saluran Induk Klambu Kanan.
24. Untuk areal irigasi bagian hilir yang selama ini tidak mendapatkan air, perlu
dilakukan perbaikan prasarana jaringan irigasi dan pola operasi dengan sistem
giliran guna mendapatkan air secara merata.
25. Perlu difungsikan kembali bangunan bendung-bendung suplesi dan bendung
desa serta embung/lumbung air irigasi yang ada pada sistem Jaringan Irigasi
Klambu Kanan, yang saat ini ada yang tidak berfungsi dan mengalami
kerusakan, hal ini perlu dikaji dan dilakukan perbaikan.
26. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi petani di wilayah Jaringan Irigasi
Klambu Kanan, perlu studi lebih lanjut untuk memanfaatkan potensi dengan
bendung-bendung suplesi/bendung desa atau lumbung air irigasi.
27. Memberikan anggaran yang ideal dan sesuai kondisi di jaringan irigasi karena
selama ini anggaran sangat terbatas sehingga mengurangai operasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi tersebut.
Demikian Laporan Buku Pedoman Operasi dan Pemeliharaan DI Klambu ini untuk
pekerjaan Supervisi Konstruksi Rehabilitasi Daerah Irigasi Klambu pada SNVT
Pelaksanan Jaringan Pemanfaatan Air Pemali Juana, kami berharap semoga
Laporan ini dapat memberikan suatu gambaran atas hasil kerja dan kesungguhan
kami dalam melaksanakan kepercayaan yang telah diberikan kepada kami.
Terima Kasih.
VIII-30
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
2
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Pintu/pintu banjir 5%
Bangunan Endapan/lumpur 3%
12%
pengambilan Pengukur debit 3%
Papan eksploitasi 1%
Pintu 4%
Bangunan
6%
penguras Endapan/lumpur 2%
Mercu 5%
Tubuh
10% Ruang olakan 4%
Bendung Tetap/ bendungan
35% Papan Skala 1%
Bendung Gerak
Sayap 2%
Sayap
4%
Koperan 2%
Jembatan Utama 1%
Bangunan
3% Rumah PPA/Gedung 1%
pelengkap
bendung
Gawat Banjir 1%
Bocoran 8%
3
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
4
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
LB - 1
Tabel Penilaian Fisik Komponen Pada Jaringan Irigasi
Kondisi Bangunan
No Bangunan
Baik Cukup Rusak
1 Bangunan
Pengambilan
- Pintu
Pengambilan Semua pintu dapat Sebagian pintu tidak Semua pintu tidak
(Intake) dioperasikan dengan dapat dioperasikan dioperasikan
baik, secara mekanis dengan lancar dengan lancar
dan hidrolis Atap pelindung dan Tidak terdapat
Terdapat atap pengaman pintu atap pelindung
pelindung pintu sebagian ada yang dan pengaman
Pengaman pintu dan rusak pintu pengambilan
tembok penahan Daun pintu yang (intake)
banjir terpasang dijumpai Kondisi rata-rata
Semua daun pintu kebocoran aspek di atas 0% -
yang terpasang tidak Kondisi rata-rata aspek 49%
bocor di atas 50%-79%
Terdapat petunjuk
manual operasi
bendung.
Kondisi rata-rata
aspek di atas 80% -
100%
Endapan di depan Endapan di depan pintu Endapan sering
- Endapan /
pintu tidak setinggi mencapai tinggi ambang melampaui
Lumpur
ambang pintu pintu pengambilan ambang pintu
pengambilan (intake) (intake) pengambilan
Mudah / selalu Tidak selalu dikuras (intake)
dikurus secara secara berkala Sulit/tidak pernah/
berkala Kondisi rata-rata aspek jarang dikuras
Kondisi rata-rata di atas 50%-70% Kondisi rata-rata
aspek di atas 80%- aspek di atas 0%-
100% 49%
Terdapat papan Terdapat papan operasi Tidak terdapat
- Papan Operasi
operasi bendung bendung papan operasi
Bendung
(Papan
yang masih baik Papan tersebut tidak / bendung
Eksploitasi) Papan tersebut selalu jarang diisi data yang Kondisi rata-rata
diisi data yang benar benar aspek diatas
Kondisi rata-rata Kondisi rata-rata aspek
aspek diatas 80%- diatas 50%-70%
100%
2 Bangunan
Semua pintu dapat Sebagian pintu tidak Semua pintu tidak
Penguras
dioperasikan dengan dapat dioperasikan bisa dioperasikan
(Pembilas)
baik, secara mekanis dengan baik, secara Kondisi rata-rata
- Pintu penguras/ dan hidrolis hidolis dan mekanis aspek di atas 0% -
pembilas 49%
5
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Kondisi Bangunan
No Bangunan
Baik Cukup Rusak
Semua daun pintu Terdapat kebocoran
yang terpasang tidak pada daun pintu
bocor terpasang
Kondisi rata-rata Kondisi rata-rata aspek
aspek diatas 80%- di atas 50%-79%
100%
Tidak ada endapan di Terdapat endapan di hilir Di hilir pintu penuh
- Endapan
hilir pintu pintu yang akan dengan endapan
Lumpur
Kantong Lumpur mengganggu Lumpur
dalam keadaan baik pengurasan Kondisi rata-raata
Kondisi rata-rata Kondisi rata-rata aspek aspek di atas 0%-
aspek di atas 80%- di atas 50%-79% 49%
100%
3 Tubuh bendung
Mercu dalam Pada mercu terdapat Mecu dalam
- Mercu bendung keadaan baik lubang air di beberapa keadaan rusak
Kondisi rata-rata tempat berat
aspek di atas 80%- Kondisi rata-rata aspek Kondisi rata-rata
100% di atas 50%=79% aspek di atas 0%-
49%
- Lantai Hilir
Tidak dapat gerusan Terdapat gerusan dihilir Gerusan dihilir
(Ruang Olakan)
di hilir yang terus yang terus menerus dan sudah
menerus dan gejala rembesan yang membahayakan
membahayakan menembus ruang olakan mercu/tubuh
konstruksi Ruang olakan masih bendung
Tidak ada rembesan berfungsi untuk Ruang olakan
yang keluar di hilir meredam energi sudah tidak
Ruang olakan Kondisi rata-rata aspek berfungsi
berfungsi dengan di atas 50%-79% Kondisi rata-rata
baik untuk meredam aspek diatas 0%-
energi 49%
Kondisi rata-rata Tidak terdapat
aspek di atas 80&- papan duga
100% Kondisi rata-rata
aspek di atas 0%-
49%
- Papan Duga Terdapat papan duga Papan duga sudah tidak
(pielschaal) yang bias dibaca dapat dibaca
dengan baik Papan duga terpasang
- Terpasang pada pada elevasi yang salah
posisi elevasi yang Kondisi rata-rata aspek
benar untuk kondisi di atas 50%-79%
muka air normal dan
banjir
Terdapat table
pembaca debit aliran
yang melintas diatas
mercu
6
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Kondisi Bangunan
No Bangunan
Baik Cukup Rusak
Kondisi rata-rata
aspek di atas 80%-
100%
4 Sayap (di hilir dan
Konstruksi sayap
hulu bandung)
masih baik Konstruksi sayap dalam Terdapat banyak
- Sayap Lubang rembesan keadaan utuh, tetapi retakan/patahan
(wheepholes) terdapat retakan Lubang rembesan
berfungsi baik Lubang rembesan sudah tidak
Kondisi rata-rata kurang berfungsi berfungsi
aspek di atas 80%- Kondisi rata-rata aspek Kondisi rata-rata
100% di atas 50%-79% aspek di atas 0%-
49%
Tidak ada gerusan Terdapat gerusan pada Terdapat gerusan
- komperan
pada koperan koperan, tetapi tidak pada koperan
Kondisi rata-rata membahayakan sayap yang
aspek di atas 80%- Kondisi rata-rata aspek membahayakan
100% di atas 50%-79% sayap
Kondisi rata-rata
aspek di atas 0%-
49%
Jembatan diatas Jembatan diatas
5 Bangunan Terdapat jembatan
bendung mengalami bendung tidak ada
diatas bendung
pelengkap kerusakan ringan (bila ada 2 pintu
(apabila bendung
bendung Rumah PPA dan gudang pengambilan /
tersebut mempunyai
penyimpanan rusak intake / penguras
2 intake / penguras
kanan kiri) BM (Bench Mark) sudah kana-kiri
goyang / rusak Jembatan sudah
Terdapat rumah PPA
Kondisi rata-rata aspek tidak dapat di lalui
Terdapat gedung
di atas 50%-79% Tidak terdapat
penyimpanan (stop
rumah PPA dan
log, olie, dll)
gudang
Terdapat BM penyimpanan
Kondisi rata-rata Kondisi rata-rata
aspek diatas 80%- aspek diatas 0%-
100% 49%
7
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
LB - 2
2. Saluran Pembawa
Kondisi Bangunan
No Bangunan
Baik Cukup Rusak
Kondisi Bangunan
No Bangunan
Baik Cukup Rusak
(talang-tutup) ada
- Kondisi rata-rata - Kondisi rata-rata
penguras yang
aspek diatas 50%- aspek diatas
berfungsi baik
79% 0%-49%
- Konstruksi aman
terhadap lalu lintas
kendaraan (jika
talang melintasi
jalan)
- Kondisi rata-rata
aspek diatas 80%-
100%
9
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
LB - 3
3. Bangunan Bagi, Sadap, Bagi Sadap dan Pengatur
Kondisi Bangunan
No Bangunan
Baik Cukup Rusak
10
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Kondisi Bangunan
No Bangunan
Baik Cukup Rusak
11
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
LB - 4
4. Saluran Pembuang
Kondisi Bangunan
No Bangunan
Baik Cukup Rusak
12
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
LB - 5
5. Bangunan Pada Saluran Pembuang
Kondisi Bangunan
No Bangunan
Baik Cukup Rusak
13
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
14
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
0,87% 0,262
BKKi.20
BKKi.20.1 17,003 56,68% 19,443 64,81%
1,20% 0,360
BKKi.18
17,180 57,27% 19,703 65,68%
INTAKE KI
30
15
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
RATING CURVE Debit Pintu Radial / Radial Gate (1 Pintu ) Pada Mercu Bendung
0,00 0
0,30 26
5,00
0,60 52
0,90 78
1,20 104
1,50 130 4,00
1,80 156
2,10 182
h(m)
16
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
RATING CURVE Debit Lewat Pintu Intake Bendung / Sedimentation Basin Intake Gates
h Q 2,50
(m) ( m3/dt )
0.1 6.2
2,00
0.2 12.4
0.3 18.6
0.4 24.7
0.5 30.5
1,50
0.6 36.2
h(m)
0.7 42.9
0.8 47.9
0.9 54.1
1,00
1.0 60.1
1.2 72.3
1.4 87.2
1.6 105.5
0,50
1.8 123.6
2.0 142.6
0,00
0 50 100 150
Q ( m3 / dt )
17
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
h Q 1,60
(m) ( m3/dt )
1,40
0.1 2.7
0.2 5.5
1,20
0.3 8.1
0.4 10.7
0.6 16.0 1,00
0.8 21.1
h(m)
1.0 26.2
0,80
1.2 31.1
1.4 35.9
1.6 40.6 0,60
1,10 44,66
1,20 48,72
0,40
1,30 52,78
1,40 56,84
1,50 60,90 0,20
0,00
0 20 40 60 80
Q ( m3 / dt )
18
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
6,00
BUKAAN DEBIT US DEBIT ( m³/dt ) JUMLAH
PINTU RADIAL
(m) ( m³/dt ) ATAS US DEBIT
5,00
NO. 1 & NO. 8 ( m³/dt )
0.3 25 - 25
0.6 42 - 42
0.9 58 - 58 4,00
1.2 65 - 65
1.5 70 - 70
h(m )
1.8 70 7 77 3,00
2.1 69 29 98
2.4 68 49 117
2.7 67 68 135
3.0 66 86 152 2,00
3.3 65 103 168
3.6 63 121 184
3.9 62 137 199 1,00
4.2 61 153 214
4.5 59 168 227
4.8 58 182 240
5.1 57 200 257 0,00
5.4 56 219 269 0 100 200 300 400 500
Q ( m3 / dt )
19
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
+ 15,30 + 15,30
Dimensi Saluran
- SIKKi ruas 1a : Q = 27,511 m3/dt i = 0,000071
b = 14,850 m m = 2
h = 2,070 m K = 60
V = 0,700 m/dt W = 1,00 m
Q70 = 19,258 m3/dt
h70 = 1,950 m3/dt
- SIKKi 1e : Q = 27,511 m3/dt i = 0,000142
b = 14,850 m m = 2
h = 1,700 m K = 60
V = 0,887 m/dt W = 1,00 m
Bangunan : Ukur
Nomenklatur : B.KKi.1a
Hm. : 1 + 50
Lokasi : Saluran Induk Klambu Kiri
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 14,00 m
RATING CURVE ALAT UKUR
h Q B.KKI.1a
(m) ( m3/dt )
0,00 0,000
0,05 0,268 1,20
0,10 0,757
0,15 1,391 b = 14,00 m
0,20 2,141 1,00 h = 1,100 m
0,25 2,993 Q = 27,619 m3/dt
0,30 3,934
0,35 4,957
0,80
0,40 6,056
h(m)
0,45 7,227
0,50 8,464
0,55 9,765 0,60
0,60 11,126
0,65 12,546
0,70 14,021 0,40
0,75 15,549
0,80 17,130
0,833 18,209 0,20
0,85 18,761
0,90 20,440
0,95 22,167
1,00 23,940 0,00
1,05 25,758 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00
1,10 27,619
Q ( m 3/dt )
1,15 29,524
1,20 31,470
20
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
13,23
+
+ 13,52 + 13,49
Dimensi Saluran
- SIKKi ruas 1d : Q = 27,511 m3/dt i = 0,000204
b = 14,000 m m = 2
h = 1,490 m K = 60
V = 1,035 m/dt W = 1,00 m
Q70 = 19,258 m3/dt
h70 = 1,370 m3/dt
- SIKKi 1c : Q = 26,011 m3/dt i = 0,000194
b = 14,000 m m = 2
h = 1,460 m K = 63
V = 1,000 m/dt W = 1,00 m
- Sal. Suplesi PAM : Q = 1,500 m3/dt i = dihitung
b = 1,400 m m = 0
K = 60
W = 0,50 m
Bangunan : Suplesi
Nomenklatur : B.KKi.1.1
Hm. : 33 + 73
Lokasi : Saluran Induk Klambu Kiri
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 1,40 m
RATING CURVE SUPLESI PAM
h Q B.KKI.1.1
(m) ( m3/dt ) 0,80
21
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 1,00 m
RATING CURVE SUPLESI SAL.INDUK SEDADI
h Q B.SD.20
(m) ( m3/dt )
1,20
0,00 0,000
1,10
0,05 0,019
b = 1,00 m
0,10 0,054 1,00 h = 1,11 m
0,15 0,099 Q = 2,00 m3/dt
0,20 0,153 0,90
0,25 0,214
0,80
0,30 0,281
0,35 0,354 0,70
0,40 0,433
h(m)
22
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
7,32
+
+ 8,61 + 8,61
Dimensi Saluran
- SIKKi ruas 1h : Q = 26,011 m3/dt i = 0,000194
b = 14,000 m m = 1,5
h = 1,610 m K = 60
V = 0,894 m/dt W = 1,00 m
Q70 = 18,208 m3/dt
h70 = 1,290 m3/dt
- SIKKi ruas 2 : Q = 17,888 m3/dt i = 0,000082
b = 11,800 m m = 1,5
h = 1,950 m K = 60
V = 0,624 m/dt W = 1,00 m
- Sal. Ind. Pelayaran : Q = 8,123 m3/dt i = dihitung
b = 8,500 m m = 1,5
h = 1,000 m K = 60
W = 1,00 m
Bangunan : Bagi
Nomenklatur : B.KKi.1
Hm. : 158 + 70
Lokasi : Saluran Induk Klambu Kiri
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 8,50 m
RATING CURVE SAL INDUK PELAYARAN
h Q B.KKI.1.1
(m) ( m3/dt ) 0,80
0,25 1,817
0,40
0,30 2,388
0,35 3,010 0,30
0,40 3,677
0,45 4,388 0,20
0,50 5,139
0,55 5,929 0,10
0,60 6,755
0,65 7,617 0,00
0,70 8,513 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00
0,75 9,441 Q( m 3/dt )
0,80 10,400
23
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
6,80
+
+ 8,60 + 8,59
Dimensi Saluran
- SIKKi ruas 2 : Q = 17,888 m3/dt i = 0,000082
b = 11,800 m m = 1,5
h = 1,950 m K = 60
V = 0,624 m/dt W = 1,00 m
Q70 = 12,522 m3/dt
h70 = 1,660 m3/dt
- SIKKi ruas 3 : Q = 17,798 m3/dt i = 0,000082
b = 11,800 m m = 1,5
h = 1,940 m K = 60
V = 0,623 m/dt W = 1,00 m
- Sal. Ters. KKi 2 ki : Q = 0,077 m3/dt i = dihitung
b = 0,800 m m = 1
h = 0,500 m K = 35
W = 0,40 m
Bangunan : Sadap
Nomenklatur : B.KKi.2
Hm. : 160 + 02
Lokasi : Saluran Induk Klambu Kiri
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,80 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER KKi 2 ki
h Q B.KKI.2
(m) ( m3/dt ) 0,20
b = 0,80 m
0,18 h = 0,15 m
0,00 0,000
0,16 Q = 0,079 m3/dt
0,05 0,015
0,10 0,043
0,14
0,15 0,079
0,20 0,122 0,12
h(m)
0,25 0,171
0,10
0,30 0,225
0,35 0,283 0,08
0,40 0,346
0,06
0,45 0,413
0,50 0,484 0,04
0,55 0,558
0,02
0,60 0,636
0,65 0,717 0,00
0,70 0,801 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,10
0,75 0,889 Q ( m 3/dt )
0,80 0,979
24
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Dimensi Saluran
- SIKKi ruas 3 : Q = 17,798 m3/dt i = 0,000082
b = 11,800 m m = 1,5
h = 1,940 m K = 60
V = 0,623 m/dt W = 1,00 m
Q70 = 12,459 m3/dt
h70 = 1,650 m3/dt
- SIKKi ruas 4 : Q = 17,655 m3/dt i = 0,000082
b = 11,800 m m = 1,5
h = 1,930 m K = 60
V = 0,621 m/dt W = 1,00 m
- S.K.Ki 3.1 : Q = 0,128 m3/dt i = dihitung
b = 1,000 m m = 1
h = 0,600 m K = 35
W = 0,40 m
Bangunan : Sadap
Nomenklatur : B.KKi.3
Hm. : 164 + 23
Lokasi : Saluran Induk Klambu Kiri
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 1,00 m
RATING CURVE SALURAN SEK. S.K.Ki 3.1
h Q B.KKI.3
(m) ( m3/dt ) 0,30
0,25 0,214
0,15
0,30 0,281
0,35 0,354
0,40 0,433 0,10
0,45 0,516
0,50 0,605
0,05
0,55 0,697
0,60 0,795
0,65 0,896 0,00
0,70 1,001 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20
0,75 1,111 Q( m 3/dt )
0,80 1,224
25
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Dimensi Saluran
- SIKKi ruas 4 : Q = 17,655 m3/dt i = 0,000082
b = 11,800 m m = 1,5
h = 1,930 m K = 60
V = 0,621 m/dt W = 1,00 m
Q70 = 12,359 m3/dt
h70 = 1,640 m3/dt
- SIKKi ruas 5 : Q = 17,588 m3/dt i = 0,000082
b = 11,800 m m = 1,5
h = 1,930 m K = 60
V = 0,620 m/dt W = 1,00 m
- Sal. Ters. Kki 4 ki : Q = 0,058 m3/dt i = dihitung
b = 0,500 m m = 1
h = 0,300 m K = 35
V = dihitung m/dt W = 0,40 m
Bangunan : Sadap
Nomenklatur : B.KKi.4
Hm. : 169 + 45
Lokasi : Saluran Induk Klambu Kiri
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,50 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER KKi 4 ki
h Q B.KKI.4
(m) ( m3/dt ) 0,20
b = 0,50 m
0,18
0,00 0,000 h = 0,15 m
0,05 0,010 0,16 Q = 0,050 m3/dt
0,10 0,027
0,14
0,15 0,050
0,20 0,076 0,12
h(m)
0,25 0,107
0,10
0,30 0,140
0,35 0,177 0,08
0,40 0,216
0,06
0,45 0,258
0,50 0,302 0,04
0,55 0,349
0,02
0,60 0,397
0,65 0,448 0,00
0,70 0,501 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07
0,75 0,555 Q( m 3/dt )
0,80 0,612
26
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Dimensi Saluran
- SIKKi ruas 5 : Q = 17,588 m3/dt i = 0,000082
b = 11,800 m m = 1,5
h = 1,930 m K = 60
V = 0,620 m/dt W = 1,00 m
Q70 = 12,312 m3/dt
h70 = 1,640 m3/dt
- SIKKi ruas 6 : Q = 17,356 m3/dt i = 0,000082
b = 11,800 m m = 1,5
h = 1,920 m K = 60
V = 0,618 m/dt W = 1,00 m
- Sal. Sek. Mlatiharjo : Q = 0,190 m3/dt i = dihitung
b = 0,600 m m = 1
h = 0,400 m K = 35
V = dihitung m/dt W = 1,00 m
- Sal. Ters. Kki 5 ki : Q = 0,016 m3/dt i = dihitung
b = 0,500 m m = 1
h = 0,300 m K = 35
V = dihitung m/dt W = 0,40 m
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,60 m
RATING CURVE SALURAN SEK. MLATIHARJO
h Q B.KKI.5
(m) ( m3/dt ) 0,40
0,25 0,128
0,20
0,30 0,169
0,33 0,194 0,15
0,40 0,260
0,45 0,310 0,10
0,50 0,363
0,55 0,418 0,05
0,60 0,477
0,65 0,538 0,00
0,70 0,601 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20
0,75 0,666 Q ( m 3/dt )
0,80 0,734
27
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Dimensi Saluran
- SIKKi ruas 5 : Q = 17,588 m3/dt i = 0,000082
b = 11,800 m m = 1,5
h = 1,930 m K = 60
V = 0,620 m/dt W = 1,00 m
Q70 = 12,312 m3/dt
h70 = 1,640 m3/dt
- SIKKi ruas 6 : Q = 17,356 m3/dt i = 0,000082
b = 11,800 m m = 1,5
h = 1,920 m K = 60
V = 0,618 m/dt W = 1,00 m
- Sal. Sek. Mlatiharjo : Q = 0,190 m3/dt i = dihitung
b = 0,600 m m = 1
h = 0,400 m K = 35
V = dihitung m/dt W = 1,00 m
- Sal. Ters. Kki 5 ki : Q = 0,016 m3/dt i = dihitung
b = 0,500 m m = 1
h = 0,300 m K = 35
V = dihitung m/dt W = 0,40 m
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,50 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER KKi 5 ki
h Q B.KKI.5
(m) ( m3/dt ) 0,08
0,00 0,000
0,05 0,010 b = 0,50 m
0,07 0,016 0,06 h = 0,07 m
Q = 0,016 m3/dt
0,15 0,050
0,20 0,076
h(m)
0,25 0,107
0,04
0,30 0,140
0,35 0,177
0,40 0,216
0,45 0,258 0,02
0,50 0,302
0,55 0,349
0,60 0,397
0,65 0,448 0,00
0,70 0,501 0,00 0,01 0,02
0,75 0,555 Q( m 3/dt )
0,80 0,612
28
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 1,00 m
RATING CURVE SALURAN SEK. MLEKANG
h Q B.KKI.6
(m) ( m3/dt ) 0,35
0,25 0,214
0,30 0,281
0,15
0,332 0,327
0,40 0,433
0,45 0,516 0,10
0,50 0,605
0,55 0,697 0,05
0,60 0,795
0,65 0,896 0,00
0,70 1,001 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30
0,75 1,111 Q( m 3/dt )
0,80 1,224
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,60 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER KKi 6 ki
h Q B.KKI.6
(m) ( m3/dt )
0,24
0,00 0,000
0,05 0,011 0,20
0,10 0,032 b = 0,60 m
0,15 0,060 h = 0,20 m
0,16 Q = 0,092 m3/dt
0,20 0,092
h(m)
0,25 0,128
0,30 0,169 0,12
0,35 0,212
0,40 0,260 0,08
0,45 0,310
0,50 0,363
0,55 0,418 0,04
0,60 0,477
0,65 0,538 0,00
0,70 0,601 0,00 0,02 0,04 0,06 0,08 0,10
0,75 0,666 Q ( m 3/dt )
0,80 0,734
29
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
A = 240 Ha
S. Sek. Undaan
Dimensi Saluran
- SIKKi ruas 7 : Q = 16,886 m3/dt i = 0,000097
b = 11,80 m m = 1,5
h = 1,82 m K = 51
V = 0,640 m/dt W = 1,00 m
Q70 = 11,820 m3/dt
h70 = 1,54 m
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 1,50 m
RATING CURVE SALURAN SEKUNDER UNDAAN
h Q B.KKI.7
(m) ( m3/dt ) 0,30
0,239 0,300
0,15
0,30 0,421
0,35 0,531
0,40 0,649 0,10
0,45 0,774
0,50 0,907
0,05
0,55 1,046
0,60 1,192
0,65 1,344 0,00
0,70 1,502 0,00 0,10 0,20 0,30
0,75 1,666 Q ( m 3/dt )
0,80 1,835
30
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 1,50 m
RATING CURVE SALURAN SEK. LENGKUR
h Q B.KKI.8
(m) ( m3/dt ) 0,35
0,25 0,321
0,285 0,390
0,15
0,35 0,531
0,40 0,649
0,45 0,774 0,10
0,50 0,907
0,55 1,046 0,05
0,60 1,192
0,65 1,344 0,00
0,70 1,502 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40
0,75 1,666 Q( m 3/dt )
0,80 1,835
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,50 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER KKi 8 ki 1
h Q B.KKI.8
(m) ( m3/dt ) 0,12
b = 0,50 m
0,00 0,000 0,10 h = 0,115 m
0,05 0,010 Q = 0,033 m3/dt
0,10 0,027
0,115 0,033 0,08
0,20 0,076
h(m)
0,25 0,107
0,06
0,30 0,140
0,35 0,177
0,40 0,216 0,04
0,45 0,258
0,50 0,302
0,02
0,55 0,349
0,60 0,397
0,65 0,448 0,00
0,70 0,501 0,00 0,01 0,02 0,03
0,75 0,555 Q ( m 3/dt )
0,80 0,612
31
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,70 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER KKi 8 ki 2
h Q B.KKI.8
(m) ( m3/dt ) 0,20
0,18
0,00 0,000
0,05 0,013 0,16 b = 0,70 m
0,10 0,038 h = 0,167 m
0,14
0,15 0,070 Q = 0,082 m3/dt
0,167 0,082 0,12
h(m)
0,25 0,150
0,10
0,30 0,197
0,35 0,248 0,08
0,40 0,303
0,06
0,45 0,361
0,50 0,423 0,04
0,55 0,488
0,02
0,60 0,556
0,65 0,627 0,00
0,70 0,701 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
0,75 0,777 Q ( m 3/dt )
0,80 0,857
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,60 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER KKi 8 ki 3
h Q B.KKI.8
(m) ( m3/dt ) 0,20
0,18
0,00 0,000 b = 0,60 m
0,05 0,011 0,16 h = 0,183 m
0,10 0,032 Q = 0,080 m3/dt
0,14
0,15 0,060
0,183 0,080 0,12
h(m)
0,25 0,128
0,10
0,30 0,169
0,35 0,212 0,08
0,40 0,260
0,06
0,45 0,310
0,50 0,363 0,04
0,55 0,418
0,02
0,60 0,477
0,65 0,538 0,00
0,70 0,601 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
0,75 0,666 Q ( m 3/dt )
0,80 0,734
32
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,80 m
RATING CURVE SALURAN SEK. TUANG
h Q B.KKI.9
(m) ( m3/dt ) 0,25
0,00 0,000
0,20 b = 0,80 m
0,05 0,015
h = 0,219 m
0,10 0,043 Q = 0,140 m3/dt
0,15 0,079
0,20 0,122 0,15
h(m)
0,219 0,140
0,30 0,225
0,35 0,283 0,10
0,40 0,346
0,45 0,413
0,50 0,484 0,05
0,55 0,558
0,60 0,636
0,65 0,717 0,00
0,70 0,801 0,00 0,05 0,10 0,15
0,75 0,889 Q ( m 3/dt )
0,80 0,979
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,80 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER KKi 9 ki
h Q B.KKI.9
(m) ( m3/dt )
0,24
0,25 0,171
0,30 0,225 0,12
0,35 0,283
0,40 0,346 0,08
0,45 0,413
0,50 0,484
0,55 0,558 0,04
0,60 0,636
0,65 0,717 0,00
0,70 0,801 0,00 0,02 0,04 0,06 0,08 0,10
0,75 0,889 Q ( m 3/dt )
0,80 0,979
33
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
+ 5,89
S. Ters. Kki 10 Ka
Dimensi Saluran
- SIKKi ruas 10 : Q = 15,660 m3/dt i = 0,000304
b = 11,00 m m = 1,5
h = 1,43 m K = 51
V = 0,833 m/dt W = 1,00 m
Q70% = 10,962 m3/dt
h70% = 1,09 m
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,40 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER KKi 10 Ka
h Q B.KKI.10
(m) ( m3/dt ) 0,16
0,05 0,008
0,08
0,06 0,010
0,07 0,013 0,06
0,08 0,015
0,09 0,018 0,04
0,10 0,022
0,11 0,025 0,02
0,12 0,028
0,13 0,032 0,00
0,14 0,036 0,00 0,01 0,02 0,03
0,15 0,040 Q( m 3/dt )
0,16 0,044
34
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
S. Sek. Wonorejo
S. Ters. K.Ki 11 ki
+ 6,27
RATING CURVE ALAT UKUR SORONG
+ 6,25
Bangunan : Bagi / Sadap
+ Nomenklatur
6,67 : B.KKi.11 + 6,67
Hm. : 215 + 39
SIKKi Ruas
Lokasi 11 : Saluran Induk SIKKi
KlambuRuas
Kiri 12
B.K.Ki 11
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,80 m
RATING CURVE SALURAN SEK. WONOREJO
h Q B.KKI.11
(m) ( m3/dt ) 0,25
0,00 0,000
0,20 b = 0,80 m
0,02 0,004
h = 0,182 m
0,04 0,011 Q = 0,106 m3/dt
0,08 0,031
0,10 0,043 0,15
h(m)
0,12 0,057
0,14 0,072
0,16 0,088 0,10
0,182 0,106
0,20 0,122
0,22 0,141 0,05
0,24 0,161
0,26 0,181
0,28 0,203 0,00
0,30 0,225 0,00 0,05 0,10 0,15
0,32 0,248 Q ( m 3/dt )
0,34 0,271
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,40 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER KKi 11 ki
h Q B.KKI.11
(m) ( m3/dt ) 0,12
0,10 0,022
0,06
0,12 0,028
0,14 0,036
0,16 0,044 0,04
0,18 0,052
0,20 0,061
0,02
0,22 0,071
0,24 0,080
0,26 0,091 0,00
0,28 0,101 0,00 0,01 0,02
0,30 0,112 Q ( m 3/dt )
0,32 0,124
35
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
S.T.K.Ki 12 ki 1 S.T.K.Ki 12 ki 2
+ 5,49 + 5,71
+ 6,54 + 6,54
SIKKi Ruas 12 SIKKi Ruas 13
B.K.Ki 12
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,70 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER K.Ki 12 Ki 1
h Q B.KKI.12
(m) ( m3/dt ) 0,16
0,12 0,050
0,08
0,133 0,058
0,16 0,077 0,06
0,18 0,091
0,20 0,107 0,04
0,22 0,124
0,24 0,141 0,02
0,26 0,159
0,28 0,177 0,00
0,30 0,197 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06
0,32 0,217 Q ( m 3/dt )
0,34 0,237
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,60 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER K.Ki 12 Ki 2
h Q B.KKI.12
(m) ( m3/dt ) 0,18
0,16 b = 0,60 m
0,00 0,000
0,02 0,003 h = 0,167 m
0,14 Q = 0,070 m3/dt
0,04 0,008
0,06 0,015 0,12
0,08 0,023
0,10
h(m)
0,10 0,032
0,12 0,043 0,08
0,14 0,054
0,16 0,066 0,06
0,167 0,070
0,20 0,092 0,04
0,22 0,106 0,02
0,24 0,121
0,26 0,136 0,00
0,28 0,152 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08
0,30 0,169 Q( m 3/dt )
0,32 0,186
36
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
BKKi 13
+ 6,26 + 6,26
SIKKi Ruas 13 SIKKi Ruas 14
+ 4,68
Bangunan : Sadap
Nomenklatur : B.KKi.13
Hm. : 228 + 86
Lokasi : Saluran Induk Klambu Kiri
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,60 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER KKi 13 Ka
h Q B.KKI.13
(m) ( m3/dt ) 0,12
0,05 0,011
0,06
0,06 0,015
0,07 0,019
0,08 0,023 0,04
0,09 0,028
0,10 0,032
0,02
0,11 0,037
0,12 0,043
0,13 0,048 0,00
0,14 0,054 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04
0,15 0,060 Q ( m 3/dt )
0,16 0,066
37
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
+ 5,91 + 5,91
SIKKi Ruas 14 SIKKi Ruas 15a
+ 4,75
RATING CURVE ALAT UKUR SORONG
Bangunan : Sadap
Nomenklatur : B.KKi.14
Sal. Ters. KKi 14 Ka
Hm. : 240 + 50
Lokasi : Saluran Induk Klambu Kiri
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,40 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER KKi 14 Ka
h Q B.KKI.14
(m) ( m3/dt )
0,14
0,00 0,000 b = 0,40 m
0,01 0,001 0,12 h = 0,14 m
0,02 0,002 Q = 0,036 m3/dt
0,03 0,004 0,10
0,04 0,005
0,08
h(m)
0,05 0,008
0,06 0,010
0,07 0,013 0,06
0,08 0,015
0,09 0,018 0,04
0,10 0,022
0,11 0,025 0,02
0,12 0,028
0,13 0,032 0,00
0,14 0,036 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04
0,15 0,040 Q ( m 3/dt )
0,16 0,044
38
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
S. I Pelayaran
+ 5,75 + 5,75
SIKKi Ruas 15 b SIKKi Ruas 16
BKKi 15
Bangunan : Bagi
Nomenklatur : B.KKi.15
Hm. : 243 + 58
Lokasi : Saluran Induk Klambu Kiri
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 1,50 m
RATING CURVE SALURAN INDUK PELAYARAN
h Q B.KKI.15
(m) ( m3/dt )
0,40
0,00 0,000 b = 1,50 m
0,05 0,029 h = 0,41 m
0,10 0,081 Q = 0,674 m3/dt
0,15 0,149 0,30
0,20 0,229
h(m)
0,25 0,321
0,30 0,421 0,20
0,35 0,531
0,40 0,649
0,41 0,674
0,50 0,907 0,10
0,55 1,046
0,60 1,192
0,65 1,344 0,00
0,70 1,502 0,00 0,20 0,40 0,60
0,75 1,666 Q( m 3/dt )
0,80 1,835
39
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
+ 5,15
+ 4,38 + 4,45
+ 5,72 + 5,72
SIKKi Ruas 16 SIKKi Ruas 17
BKKi 16
+ 4,45
S.T. Kki 16 ka
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 5,50 m
RATING CURVE SALURAN SEK. WEDUNG 1
h Q B.KKI.16
(m) ( m3/dt )
0,70
b = 5,50 m
0,00 0,000
0,60 h = 0,72 m
0,05 0,105 Q = 5,697 m3/dt
0,10 0,297
0,15 0,546 0,50
0,20 0,841
0,40
h(m)
0,25 1,176
0,30 1,545
0,35 1,947 0,30
0,40 2,379
0,45 2,839 0,20
0,50 3,325
0,55 3,836 RATING
0,10CURVE ALAT UKUR SORONG
0,60 4,371
0,65 4,929 Bangunan
0,00 : Bagi / Sadap
0,72 5,697 Nomenklatur0,00 :1,00
B.KKi.16 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00
0,75 6,109 Hm. : 248 + 50 Q ( m 3/dt )
0,80 6,730 Lokasi : Saluran Induk Klambu Kiri
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,50 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER KKi 16 ki 1
h Q B.KKI.16
(m) ( m3/dt ) 0,25
0,00 0,000
0,05 0,010 0,20
0,10 0,027 b = 0,50 m
0,15 0,050 h = 0,20 m
0,15 Q = 0,076 m3/dt
0,20 0,076
h(m)
0,25 0,107
0,30 0,140
0,35 0,177 0,10
0,40 0,216
0,45 0,258
0,50 0,302 0,05
0,55 0,349
0,60 0,397
0,65 0,448 0,00
0,70 0,501 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08
0,75 0,555 Q ( m 3/dt )
0,80 0,612
40
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
S.T.KKi 16 ki 1
S.T. KKi 16 ki 2
+ 5,15
+ 4,38 + 4,45
+ 5,72 + 5,72
SIKKi Ruas 16 SIKKi Ruas 17
BKKi 16
+ 4,45
Q= 1.71 * b * h 1.5
S.T. Kki 16 ka
b= 0,50 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER KKi 16 ki 2
h Q B.KKI.16
(m) ( m3/dt ) 0,20
0,18
0,00 0,000
0,05 0,010 0,16
0,10 0,027 b = 0,50 m
0,14 h = 0,163 m
0,15 0,050
Q = 0,056 m3/dt
0,163 0,056 0,12
h(m)
0,25 0,107
0,10
0,30 0,140
0,35 0,177 0,08
0,40 0,216
0,06
0,45 0,258
0,50 0,302 0,04
0,55 0,349 RATING CURVE ALAT UKUR SORONG
0,02
0,60 0,397
0,65 0,448 Bangunan
0,00 : Bagi / Sadap
0,70 0,501 Nomenklatur
0,00 : B.KKi.160,02
0,01 0,03 0,04 0,05 0,06
0,75 0,555 Hm. : 248 + 50 Q ( m 3/dt )
0,80 0,612 Lokasi : Saluran Induk Klambu Kiri
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,50 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER KKi 16 ki 3
h Q B.KKI.16
(m) ( m3/dt )
0,16
0,00 0,000 b = 0,50 m
0,14 h = 0,163 m
0,05 0,010
Q = 0,056 m3/dt
0,10 0,027 0,12
0,15 0,050
0,163 0,056 0,10
h(m)
0,25 0,107
0,30 0,140 0,08
0,35 0,177
0,40 0,216 0,06
0,45 0,258
0,04
0,50 0,302
0,55 0,349 0,02
0,60 0,397
0,65 0,448 0,00
0,70 0,501 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06
0,75 0,555 Q( m 3/dt )
0,80 0,612
41
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Bangunan : Sadap
Nomenklatur : B.KKi.17
Hm. : 254 + 97
Lokasi : Saluran Induk Klambu Kiri
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,40 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER KKi 17 Ki
h Q B.KKI.17
(m) ( m3/dt ) 0,12
0,05 0,008
0,06
0,06 0,010
0,07 0,013
0,08 0,015 0,04
0,09 0,018
0,10 0,022
0,02
0,11 0,025
0,12 0,028
0,13 0,032 0,00
0,14 0,036 0,00 0,01 0,01 0,02 0,02 0,03
0,15 0,040 Q ( m 3/dt )
0,16 0,044
42
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
0,12 0,050
0,08
0,14 0,063
0,16 0,077 0,06
0,18 0,091
0,20 0,107 0,04
0,22 0,124
RATING CURVE ALAT UKUR SORONG
0,24 0,141 0,02
0,26 0,159
Bangunan : Bagi / Sadap
0,28 0,177 0,00
Nomenklatur : B.KKi.18
0,30 0,197 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06
0,32 0,217
Hm. : 262 + 57
Q ( m 3/dt )
0,34 0,237 Lokasi : Saluran Induk Klambu Kiri
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,80 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER K.Ki 18 Ki 2
h Q B.KKI.18
(m) ( m3/dt )
0,16
0,00 0,000 b = 0,80 m
0,14
0,02 0,004 h = 0,155 m
0,04 0,011 0,12 Q = 0,083 m3/dt
0,06 0,020
0,08 0,031 0,10
h(m)
0,10 0,043
0,12 0,057 0,08
0,14 0,072
0,155 0,083 0,06
0,18 0,104
0,04
0,20 0,122
0,22 0,141 0,02
0,24 0,161
0,26 0,181 0,00
0,28 0,203 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
0,30 0,225 Q ( m 3/dt )
0,32 0,248
43
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
+ 5,40
Bangunan : Bagi / Sadap + 5,40
Nomenklatur : B.KKi.19
SIKKi Ruas
Hm. 19 : 268 + 80 SIKKi Ruas 20
Lokasi BKKi 19 Induk Klambu Kiri
: Saluran
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,60 m
RATING CURVE SALURAN SEKUNDER K.Ki 19.1
h Q B.KKI.19
(m) ( m3/dt ) 0,40
b = 0,60 m
0,00 0,000 h = 0,284 m
0,02 0,003 Q = 0,155 m3/dt
0,04 0,008 0,30
0,08 0,023
0,10 0,032
h(m)
0,12 0,043
0,20
0,14 0,054
0,16 0,066
0,18 0,078
0,20 0,092 0,10
0,22 0,106
0,24 0,121
0,26 0,136
0,284 0,155 0,00
0,30 0,169 0,00 0,02 0,04 0,06 0,08 0,10 0,12 0,14 0,16 0,18 0,20
0,32 0,186 Q ( m 3/dt )
0,34 0,203
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,30 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER K.Ki 19 Ki 1
h Q B.KKI.19
(m) ( m3/dt ) 0,12
0,05 0,006
0,06
0,06 0,008
0,07 0,010
0,08 0,012 0,04
0,09 0,014
0,10 0,016
0,02
0,11 0,019
0,12 0,021
0,13 0,024 0,00
0,14 0,027 0,00 0,01 0,02
0,15 0,030 Q ( m 3/dt )
0,16 0,033
44
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
S.S.KKi 20
Sal. Ters. KKi 20 ki
+ 4,94
+ 4,89
RATING CURVE ALAT UKUR SORONG
Bangunan
+ 5,29 : Bagi / Sadap + 5,29
Nomenklatur : B.KKi.20
SIKKi Ruas
Hm. 20 : 284 + 39 SIKKi Ruas 21
Lokasi BKKi 20 Induk Klambu Kiri
: Saluran
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,80 m
RATING CURVE SALURAN SEKUNDER K.Ki 20.1
h Q B.KKI.20
(m) ( m3/dt ) 0,30
0,00 0,000
0,02 0,004 b = 0,80 m
0,04 0,011 h = 0,248 m
0,06 0,020 0,20 Q = 0,169 m3/dt
0,08 0,031
h(m)
0,10 0,043
0,12 0,057
0,14 0,072
0,16 0,088 0,10
0,18 0,104
0,20 0,122
0,22 0,141
0,24 0,161
0,248 0,169 0,00
0,28 0,203 0,00 0,02 0,04 0,06 0,08 0,10 0,12 0,14 0,16 0,18 0,20
0,30 0,225 Q ( m 3/dt )
0,32 0,248
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,60 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER K.Ki 20 Ki 1
h Q B.KKI.20
(m) ( m3/dt )
0,20
0,00 0,000 b = 0,60 m
0,02 0,003 h = 0,20 m
0,04 0,008 Q = 0,092 m3/dt
0,06 0,015 0,15
0,08 0,023
h(m)
0,10 0,032
0,12 0,043 0,10
0,14 0,054
0,16 0,066
0,18 0,078
0,05
0,20 0,092
0,22 0,106
0,24 0,121
0,26 0,136 0,00
0,28 0,152 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,10
0,30 0,169 Q ( m 3/dt )
0,32 0,186
45
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
STKKi 21 ki 1
STKKi 21 ki 2
+ 4,32
+ 4,28
+ 5,23 + 5,23
SIKKi Ruas 21 SIKKi Ruas 22
BKKi 21
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,50 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER K.Ki 21 Ki 1
h Q B.KKI.21
(m) ( m3/dt ) 0,24
0,22
0,00 0,000 0,20
0,04 0,007 b = 0,50 m
0,08 0,019 0,18 h = 0,206 m
0,16 Q = 0,080 m3/dt
0,12 0,036
0,16 0,055 0,14
h(m)
0,206 0,080
0,12
0,24 0,101
0,28 0,127 0,10
0,32 0,155 0,08
0,36 0,185 0,06
0,40 0,216
0,04
0,44 0,250
0,48 0,284 0,02
0,52 0,321 0,00
0,56 0,358 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
0,60 0,397 Q( m 3/dt )
0,64 0,438
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,50 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER K.Ki 21 Ki 2
h Q B.KKI.21
(m) ( m3/dt ) 0,22
b = 0,50 m
0,20 h = 0,170 m
0,00 0,000 Q = 0,060 m3/dt
0,18
0,02 0,002
0,04 0,007 0,16
0,06 0,013 0,14
0,08 0,019
0,12
h(m)
0,10 0,027
0,12 0,036 0,10
0,14 0,045
0,08
0,170 0,060
0,18 0,065 0,06
0,20 0,076 0,04
0,22 0,088
0,24 0,101 0,02
0,26 0,113 0,00
0,28 0,127 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07
0,30 0,140 Q ( m 3/dt )
0,32 0,155
46
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
S. Ters KKi 22 ki
+ 5,15 + 5,15
SIKKi Ruas 22 SIKKi Ruas 23
BKKi 22
Bangunan : Sadap
Nomenklatur : B.KKi.22
Hm. : 305 + 56
Lokasi : Saluran Induk Klambu Kiri
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,70 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER KKi 22 Ki
h Q B.KKI.22
(m) ( m3/dt ) 0,20
0,18
0,00 0,000
b = 0,70 m
0,02 0,003 0,16
h = 0,178 m
0,04 0,010 Q = 0,090 m3/dt
0,14
0,06 0,018
0,08 0,027 0,12
h(m)
0,10 0,038
0,10
0,12 0,050
0,14 0,063 0,08
0,16 0,077
0,06
0,178 0,090
0,20 0,107 0,04
0,22 0,124
0,02
0,24 0,141
0,26 0,159 0,00
0,28 0,177 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,10
0,30 0,197 Q ( m 3/dt )
0,32 0,217
47
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
S.S.K.Ki 23 S.T.K.Ki 23 ki
+ 4,98 + 4,78
+ 5,09 + 5,09
SIKKi Ruas 23 SIKKi Ruas 24
B.K.Ki 23
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 1,70 m
RATING CURVE SALURAN SEKUNDER K.Ki 23
h Q B.KKI.23
(m) ( m3/dt ) 0,25
0,10 0,092
0,12 0,121
0,14 0,152 0,10
0,16 0,186
0,18 0,222
0,20 0,260 0,05
0,2225 0,305
0,24 0,342
0,26 0,385 0,00
0,28 0,431 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35
0,30 0,478 Q ( m 3/dt )
0,32 0,526
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 1,00 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER K.Ki 23 Ki
h Q B.KKI.23
(m) ( m3/dt ) 0,09
0,08
0,00 0,000 b = 1,00 m
0,02 0,005 0,07 h = 0,082 m
0,04 0,014 Q = 0,040 m3/dt
0,06 0,025 0,06
0,082 0,040
0,05
h(m)
0,10 0,054
0,12 0,071 0,04
0,14 0,090
0,16 0,109 0,03
0,18 0,131
0,20 0,153 0,02
0,22 0,176 0,01
0,24 0,201
0,26 0,227 0,00
0,28 0,253 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04
0,30 0,281 Q ( m 3/dt )
0,32 0,310
48
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
S. Ters KKi 24 ki
+ 4,25
+ 5,05 + 5,05
SIKKi Ruas 24 SIKKi Ruas 25
BKKi 24
Bangunan : Sadap
Nomenklatur : B.KKi.24
Hm. : 319 + 94
Lokasi : Saluran Induk Klambu Kiri
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,60 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER KKi 24 Ki
h Q B.KKI.24
(m) ( m3/dt )
0,28
0,00 0,000 b = 0,60 m
0,02 0,003 0,24 h = 0,195 m
0,04 0,008 Q = 0,088 m3/dt
0,06 0,015 0,20
0,08 0,023
0,16
h(m)
0,10 0,032
0,12 0,043
0,14 0,054 0,12
0,16 0,066
0,195 0,088 0,08
0,20 0,092
0,22 0,106 0,04
0,24 0,121
0,26 0,136 0,00
0,28 0,152 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,10
0,30 0,169 Q ( m 3/dt )
0,32 0,186
49
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
+ 3,89 + 4,32
+ 4,91 + 4,88
RATING CURVE ALAT UKUR AMBANG LEBAR DAN SORONG
SIKKi Ruas 25 S.S.W 2
+ 3,80
BKKi 25
Bangunan : Bagi / Sadap
Nomenklatur : B.KKi.25
Hm. : 341 + 00
Lokasi : Saluran Induk Klambu Kiri
Q= 1.71 * b * h 1.5
S.S.W.3
b= 2,40 m
RATING CURVE SALURAN SEKUNDER WEDUNG 2
h Q B.KKI.25
(m) ( m3/dt ) 0,40
0,25 0,513
0,20
0,30 0,674
0,35 0,850 0,15
0,37 0,917
0,45 1,239 0,10
0,50 1,451
0,55 1,674 RATING
0,05CURVE ALAT UKUR SORONG
0,60 1,907
0,65 2,151 Bangunan
0,00 : Bagi / Sadap
0,70 2,404 Nomenklatur
0,00 0,10 : 0,20
B.KKi.25
0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 0,90 1,00
0,75 2,666 Hm. : 341 + 00 Q ( m 3/dt )
0,80 2,937 Lokasi : Saluran Induk Klambu Kiri
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 1,50 m
RATING CURVE SALURAN SEKUNDER WEDUNG 3
h Q B.KKI.25
(m) ( m3/dt ) 2,00
b = 1,50 m x 2bh
1,80 h = 1,53 m
0,00 0,000 Q = 4,854 m3/dt
0,50 0,907 1,60
1,00 2,565
1,40
1,53 4,854
2,00 7,255 1,20
h(m)
2,50 10,139
1,00
3,00 13,328
3,50 16,795 0,80
4,00 20,520
0,60
4,50 24,485
5,00 28,678 0,40
5,50 33,085
0,20
6,00 37,698
6,50 42,507 0,00
7,00 47,504 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00
7,50 52,684 Q ( m 3/dt )
8,00 58,039
50
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
ST.KKi 25 ki 1 ST.KKi 25 ki 2
+ 3,89 + 4,32
+ 4,91 + 4,88
SIKKi Ruas 25 S.S.W 2
+ 3,80
BKKi 25
S.S.W.3
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 1,00 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER ST.KKi 25 ki 1
h Q B.KKI.25
(m) ( m3/dt )
0,12
0,00 0,000 b = 1,00 m
0,05 0,019 h = 0,12 m
0,10 Q = 0,070 m3/dt
0,10 0,054
0,12 0,071
0,20 0,153 0,08
h(m)
0,25 0,214
0,30 0,281 0,06
0,35 0,354
0,40 0,433 0,04
0,45 0,516
0,50 0,605
0,55 0,697 0,02CURVE ALAT UKUR SORONG
RATING
0,60 0,795
0,65 0,896 Bangunan
0,00 : Bagi / Sadap
0,70 1,001 Nomenklatur
0,00 : B.KKi.25
0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08
0,75 1,111 Hm. : 341 + 00 Q ( m 3/dt )
0,80 1,224 Lokasi : Saluran Induk Klambu Kiri
Q= 1.71 * b * h 1.5
b= 0,50 m
RATING CURVE SALURAN TERSIER ST.KKi 25 ki 2
h Q B.KKI.25
(m) ( m3/dt ) 0,30
0,28
0,00 0,000 0,26 b = 0,50 m
0,05 0,010 0,24 h = 0,20 m
0,10 0,027 0,22 Q = 0,076 m3/dt
0,15 0,050 0,20
0,20 0,076 0,18
0,16
h(m)
0,25 0,107
0,30 0,140 0,14
0,35 0,177 0,12
0,40 0,216 0,10
0,45 0,258 0,08
0,50 0,302 0,06
0,55 0,349 0,04
0,60 0,397 0,02
0,65 0,448 0,00
0,70 0,501 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,10
0,75 0,555 Q ( m 3/dt )
0,80 0,612
51
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
52
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Debit Cara
Nama Debit (l/det) pada tanggal Jumlah Rata-rata Pengukuran Kondisi Alat Ukur
No Bangunan Kontrol Debit Setengah Debit
(Bagi/Bagi Sadap/Sadap) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 (l/det) Bulanan
a b Baik Rusak
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 (l/det)
Nama : Nama :
NIP : NIP :
53
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Nama : Nama :
NIP : NIP :
54
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
FORMULIR KERUSAKAN
JARINGAN DAN FASILITAS
IRIGASI
55
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Keadaan
Saluran/
Rusak/ Putus
Tanaman Air
Prioritas
Awal Desa,
Longsoran/
Tersumbat
berfungsi/
Menurun/
Sedimen/
Bengkok/
Berkarat/
Bangunan
Panjang/
Melentur
Pelumas
Tonjolan
Lain-lain
Bocoran
Melesak
Sampah
Rumput
Kurang
Waled
Macet
No Tgl Keterangan Layanan Kecamatan,
Retak
Tidak
Arus
dengan hm/
(Ha) Kabupaten
Tipe
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 R R R R R R R R R R R R R R
S S S S S S S S S S S S S S
B B B B B B B B B B B B B B
2 R R R R R R R R R R R R R R
S S S S S S S S S S S S S S
B B B B B B B B B B B B B B
3 R R R R R R R R R R R R R R
S S S S S S S S S S S S S S
B B B B B B B B B B B B B B
4 R R R R R R R R R R R R R R
S S S S S S S S S S S S S S
B B B B B B B B B B B B B B
5 R R R R R R R R R R R R R R
S S S S S S S S S S S S S S
B B B B B B B B B B B B B B
6 R R R R R R R R R R R R R R
S S S S S S S S S S S S S S
B B B B B B B B B B B B B B
7 R R R R R R R R R R R R R R
S S S S S S S S S S S S S S
B B B B B B B B B B B B B B
8 R R R R R R R R R R R R R R
S S S S S S S S S S S S S S
B B B B B B B B B B B B B B
Mantri Pengairan
(………………………………………………………)
NIP.
56
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
FORMULIR LAPORAN
KERUSAKAN BENCANA ALAM
57
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
(………………………..…..)
NIP.
58
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
FORMULIR BAHAN
KEBUTUHAN CAT DAN
PELUMAS PINTU AIR
59
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Kemantren Cat (kg) Teer (kg) Paslin (kg) Solar (lt) Oli SAE 90 (lt) Oli SAE 40 (lt) Lain-lain
No Keterangan
Pengairan Areal a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
(………………………………………………………) (………………………………………………………)
NIP. NIP.
60
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
61
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Bang. Lain-lain
Bang. Lain-lain
Tanggul Banjir
Jalan Inspeksi
Sal. Sekunder
Bang. Rumah
Jumlah
Penambahan
Pengambilan
Bang. Sadap
Sal. Suplesi
Bang. Bagi/
Komunikasi
Pengendali
Luas Daerah Irigasi
Pembuang
Pembuang
Pompa Air
Got Miring
Bangunan
Sal. Induk
Jembatan
Bendung
Terjunan
Gorong-
No Kabupaten Biaya (Rp.
Syphon
gorong
Talang
Waduk
Kantor
Sadap
Bebas
Radio
Bang.
Bang.
Banjir
(Ha)
Bagi
Sal.
Sal.
1000)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
(…………………………..…………) (………………………..…..)
NIP. NIP.
62
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
63
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Bang. Lain-lain
Bang. Lain-lain
Tanggul Banjir
Jalan Inspeksi
Sal. Sekunder
Bang. Rumah
Jumlah
Penambahan
Pengambilan
Bang. Sadap
Sal. Suplesi
Bang. Bagi/
Komunikasi
Pengendali
Luas Daerah Irigasi
Pembuang
Pembuang
Pompa Air
Got Miring
Bangunan
Sal. Induk
Jembatan
Bendung
Terjunan
Gorong-
No Kabupaten Biaya (Rp.
Syphon
gorong
Talang
Waduk
Kantor
Sadap
Bebas
Radio
Bang.
Bang.
Banjir
(Ha) Bagi
Sal.
Sal.
1000)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
(…………………………..…………) (………………………..…..)
NIP. NIP.
64
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
65
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Uraian Pekerjaan
Paket Daerah Nama Saluran/ Jadwal
1. Jenis Pekerjaan Pemeliharaan
No Irigasi Bangunan Banyaknya Biaya Pelaksanaan Keterangan
No Kode DI Lokasi (Hm) Pekerjaan (Bh/Km) (Rp.1000) Tgl …. s/d ….
2. Kecamatan & Kabupaten
….. Hari
1 2 3 4 5 6 9 10
(………………………..…..)
NIP.
66
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
FORMULIR 2 MINGGUAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN BERKALA
YANG DISWAKELOLAAN
67
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Progres s/d 2
Target Fisik/ Plafon Progres 2 Minggu Progres Selama 2
No Urut Uraian minggu ini Keterangan
Biaya (Rp) Yang Lalu (Rp) Minggu Terakhir
(Rp) (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Upah Tenaga Harian
2 Kebutuhan Bahan
( ……………………….)
NIP.
68
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
FORMULIR BULANAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN BERKALA
YANG DISWAKELOLAAN
69
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Uraian Pekerjaan
Jadwal
Nama 1. Jenis Pekerjaan Jadwal
No dan Tgl Surat Nama Pelaksanaan Banyaknya Biaya
No Saluran/ Pemeliharaan Pelaksanaan Keterangan
Penugasan Pelaksana Tgl …. s/d …. Ranting Pekerjaan
Bangunan 2. Kecamatan & Upah Bahan Jumlah Tgl …. s/d ….
….. Hari (Bh/Km)
Lokasi (Hm) Kabupaten (Rp.1000) (Rp.1000) (Rp.1000) ….. Hari
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
(………………………..…..)
NIP.
70
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
FORMULIR LAPORAN
MINGGUAN
KEMAJUAN PEKERJAAN BERKALA YANG
DIBORONGKAN
71
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Daerah Irigasi : ………………..……. No & Tgl SPK : ………………. Kontrak Mulai Tgl : …………………
Ranting Pengairan : ………………..……. Pemborong : ………………. Rencana Selesai Tgl : …………………
Cabang Dinas PU Pengairan : ………………..…….
Periode Tanggal : ….…… s/d …….....
72
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
FORMULIR PEMANTAUAN
BULANAN
73
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Uraian Pekerjaan
Penggunaan Di Ranting Banyaknya Bahan Yang Sudah
No Nama/ Jenis Bahan (Lokasi & Jenis Keterangan
Pengairan Terpakai (zak/ m3/ bh/ lt/ kg)
Pekerjaan)
1 2 3 4 5 6
( ………………….…………….. )
NIP.
74
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
FORMULIR LAPORAN
BULANAN
75
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
( ………………….…………….. )
NIP.
76
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
(………………………..…..)
NIP.
77
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
FORMULIR LAPORAN
TAHUNAN
78
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Realisasi
Daerah Irigasi/ Surat
Swakelola/ Target Fisik Nomor dan Tanggal Surat Sisa Plafon
No Paket Biaya (Rp) Tgl. Mulai & Realisasi Fisik Biaya *)/ Nilai Pertanggungan Keterangan
Borongan (bh/ m3/ km) Penugasan *)/ Pemborong Nr (Rp)
Pekerjaan Tgl Selesai (bh/ m3/ km) Kontrak **) (Rp) Jawab (SPJ) *)
dan Tanggal Kontrak SPK **)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 = (5) - (9) 11 12
( ………………….…………….. )
NIP.
79
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
TABEL PELAPORAN
ALUR BLANGKO
OPERASI
80
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
1/2 M
05 - O Kebutuhan Air di Pintu Tersier o o
1/2 M
06 - O Pencatatan Debit Saluran o o
1/2 M
07 - O Rencana Kebutuhan Air di Jaringan Utama dan Usulan Faktor K o o
1/2 M
08 - O Pencatatan Debit Sungai Normal o o
1/2 M
09 - O Perhitungan Faktor K o o
PEMANTAUAN
1/2 M 1/2 M
10 - O Pencatatan Debit Sungai Banjir o o o
M
11 - O Pencatatan Curah Hujan o o o
A
12 - O Data Curah Hujan Tahunan o o
A
13 - O Data Debit Sungai Tahunan o o o
A
14 - O Produktivitas dan Neraca Pembagian Air per DI. o o o
S
15 - O Realisasi Luas Tanam per DI. Selama M asa Tanam o o
A
16 - O Realisasi Luas Tanam per Cabang Dinas Selama 1 Tahun o o
1/2 M
17 - O Pemantauan M engenai RPPA o o
Keterangan :
M : Blanko dikirim bulanan
1/2 M : Blanko dikirim setengah bulanan
A : Blanko dikirim tahunan
S : Blanko dikirim sebelum setiap musim tanam
o : Disiapkan Kantor atau Organisasi
o : Diterima Kantor atau Organisasi
o o : Blanko dikirim oleh Kantor o ke Kantor o
o o : Blanko dikembalikan oleh Kantor o ke Kantor o
81
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
BLANGKO OPERASI
82
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Blangko 01 - O
Jenis Tanaman & Lain-lain 1) Usulan IP3A/GP3A (ha) *2) 2) Keputusan Komisi Irigasi Kab. (ha) *3)
MT. 1 MT. 2 MT. 3 MT. 1 MT. 2 MT. 3
1 2 3 4 5 6 7
Padi
Telah ada
Tebu
Akan Ditanam
Palawija
Keperluan Lain
Bero
Luas Sawah Irigasi
Golongan Tanam xxxxx xxxxx xxxxx
Tgl Pengolahan Tanah xxxxx xxxxx xxxxx
Tgl, . . . . . . . . . . . . . . 20 . . . Tgl, . . . . . . . . . . . . . . 20 . . .
................ ................
Tanda Tangan Tanda Tangan
Nama : Nama :
NIP. NIP.
La pora n Ta huna n :
Seba ga i Us ul a n IP3A / GP3A da n Keputus a n Komi s i Iri ga s ri
Di bua t Sebel um MT. 1 di mul a i
Ma ntri / Juru -------> Ra nti ng / Penga ma t
83
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Blangko 02-O
RENCANA TAMAN PER WILAYAH MANTRI / JURU PER MASA TAMAN *1)
Luas 1) Usulan IP3A / GP3A *3) 2) Kutipan Keputusan Komisi Irigasi *4)
Nama Wil. Kerja Sawah Tebu Tebu Pemberian Air
No Kecamatan Padi PalawijaLain-lain B e r o Jumlah Padi PalawijaLain-lainB e r o JumlahGolongan
Mantri / Juru Irigasi Ada YAD Ada YAD Mulai Selesai
(ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) Tgl Tgl
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
84
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Blangko 03-O
KUTIPAN LAMPIRAN KEPUTUSAN KOMISI IRIGASI MENGENAI RENCANA TATA TAMAN
PER DAERAH IRIGASI
Jumlah
La pora n Ta huna n : Tgl. . . . . . . . . . . . . . . 20 . . . .
- Di bua t s ebel um MT. 1 di mul a i Kasubdin/Ka. Dinas Pengairan Kabupaten
- Da ta di kuti p da ri l a mpi ra n Keputus a n Komi s i Iri ga s i Ka bupa ten
- Ka s i OP Kebupa ten membubuhka n pa ra f pa da Ta nda ta nga n Ka s ubdi n/Ka Di na s Penga i ra n Ka bupa ten
Ka s ubdi n/Ka Di na s Penga i ra n ----------> Ka s i O & P UPT Prov …………………………………..
----------> Ba l a i WS Tanda tangan
Ka bupa ten/Ba l a i PSDA ----------> Ra nti ng / Penga ma t UPTD Nama :
----------> Ma ntri / Juru NIP :
85
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Blangko 04-O
LAPORAN KEADAAN AIR DAN TANAMAN PADA WILAYAH MANTRI / JURU
Mengetahui, . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20 . . .
Ranting/Pengamat Mantri
............ ............
Tanda Tangan Tanda Tangan
Nama Nama
NIP NIP
Laporan Setengah Bulanan : Mantri / Juru ----> Ranting Pengamat
----> Kasi O & P Kabupaten
----> Kasi O & P UPT Prov
----> Balai WS
86
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Blangko 05-O
RENCANA KEBUTUHAN AIR DI PINTU PENGAMBILAN
Tanam Sawah Tanam Sawah Tanam Sawah Tanam Sawah Tanam Sawah Tanam Sawah Tanam Sawah Tanam Sawah Tanam Sawah Tanam Sawah
MT. 1MT 2/MT 3 (ha) (l/det) (ha) (l/det) (ha) (l/det) (ha) (l/det) (ha) (l/det) (ha) (l/det) (ha) (l/det) (ha) (l/det) (ha) (l/det) (ha) (l/det)
1 2 3.1 3.2
1 Padi Rendeng / Padi Gadu Ijin : 1250
a) Pengolahan Tanah + Persemaian
b) Pertumbuhan / Pemasukan 0.725
c) Panen 0
2 Tebu :
a) Pengolahan Tanah + Penanaman 0.850
b) Tebu Muda 0.36
c) Tebu Tua 0.125
3 Palaw ija
a) Pengolahan Tanah + Penanaman 0.30
b) Tebu Muda 0.20
4 Gedu Tanpa Ijin
5 Lain-lain
6 Jumlah di saw ah (1/det) xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
7 Faktor Tersier xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
8 Kebutuhan Air di pintu tersier xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
9 Kerusakan tanaman (banyaknya orang) xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
(dibuat setiap 15 hari)
10 Tanda tangan ketua IP3A/GP3A xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx xxxxx
. . . . . . . . . . . . . . . . . . 20 . . . .
PENJELASAN : Pelaksanaan OP Irigasi
1. Us ul a n l ua s ta na m di … ....................
Tanda tangan
Laporan Setengah Bulanan :
Ranting Pengamat Mantri / Juru Jabatan Dinas
Ranting Pengamat Kasi O & P Irigasi Kabupaten
Ranting Pengamat Kasi O & P UPT Prov Nama
Ranting Pengamat Balai WS NIP
87
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Blangko 06-O
PENCATATAN DEBIT SALURAN
Mengetahui, . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20 . . .
Ranting/Pengamat /UPTD Mantri / Juru
............ ............
Tanda Tangan Tanda Tangan
Laporan Setengah Bulanan : Mantri / Juru ----> Ranting Pengamat
----> Kasi O & P Kabupaten
----> Kasi O & P UPT Prov Nama Nama
----> Balai WS NIP NIP
88
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Blanko : 07 - O
RENCANA KEBUTUHAN AIR DI JARINGAN UTAMA
DAN PENETAPAN PEMBAGIAN AIRNYA
K - ditetapkan
89
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Blanko 08 - O
PENCATATAN DEBIT BANGUNAN PENGAMBILAN /
PENCATATAN DEBIT SUNGAI
Penjelasan :
1 Pencatatan debit dilakukan tiap pkl 08.00 WIB . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20 . . . .
2 Perhitungan kolom 8 dan 9 oleh Ranting/Pengamat Mantri / Juru
Pembantu Pelaksanaan OP ............ ............
Tanda Tangan Tanda Tangan
Laporan Setengah Bulanan :
Mantri / Juru Ranting / Pengamat
Mantri / Juru Kasi O & P Irigasi Kabupaten
Mantri / Juru Kasi O & P UPT Prov Nama Nama
Mantri / Juru Balai WS NIP NIP
90
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Blanko : 09 - O
PERHITUNGAN FAKTOR - K
1. Debit diperlukan (dari Blanko 07) 2. Debit tersedia (dari Blanko 08)
Q Rata-rata
No. Kode Debit Jumlah (l/det)
No Jumlah Faktor K
Tanggal
1,1 Qt Di pintu tersier (m3/det) (K1/K2/K3…)
1,2 Ql kep lain2
1,3 Qh Hilang (+)
Jumlah :
1,4 Qs
Suplesi :
1,5 Qb Di Bendung (a) (-) (b)
4. Perhitungan Faktor - K
Penjel a s a n :
1) Rumus Fa ktor - K :
(Q di a l i rka n + Qs ) - (Q1 + Qh)
K=
Qt
91
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Blanko 10 - O
LAPORAN PRODUKTIVITAS DAN NERACA PEMBAGIAN AIR PER DAERAH IRIGASI
Mengetahui . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20 . . . .
Laporan Setengah Bulanan : Kasi OP Wilayah Kabupaten Ranting
Ranting Pengamat Kasi O & P Irigasi Kabupaten ............ ............
Ranting Pengamat Kasi O & P UPT Prov Tanda Tangan Tanda Tangan
Ranting Pengamat Balai WS
Jabatan Dinas
Nama Nama
NIP NIP
92
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Blanko : 11 - O
REKAP KABUPATEN PER MASA TANAM
Kebupaten
Masa Tanam MT.1/ MT.2/ MT.3 **) Bulan ……………. 200… s/d Bulan …………… 200…..
Da era h Iri ga s i Lua s 1) Renca na Ta rget Lua s Ta na m (ha ) 2) Rea l i s a s i Lua s Ta na m (ha ) 3) Area l Kena Mus i ba h (ha )
No. Penga ma t/ Ma ntri / Sa wa h Pa di Tebu Pa l a - La i n- Juml a h Bera Pa di Pa l a - Tebu La i n- Juml a h Bera Kekeri nga n Gena nga n Ba nji r
UPTD Juru (ha ) La ma Ba ru wi ja La i nTa na ma n Iji n Ta k i ji n wi ja Muda l a i n ta na ma n Pa di Pa l a wi ja Tebu Pa di Pa l a wi ja Tebu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Di . . . . . . . . . . . . . . .
- Pengamat 1 a. Juru . . . .
b. Juru . . . .
c. Juru . . . .
- Pengamat 2 a. Juru . . . .
b. Juru . . . .
c. Juru . . . .
2 Di . . . . . . . . . . . . . . .
- Pengamat 1 a. Juru . . . .
b. Juru . . . .
c. Juru . . . .
Jml DI :
Jml Pengamat : Jml Juru
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20 . . . .
PENJELASAN : Koordinasi OP Irigasi Wilayah Kabupaten
1. Da ta untuk kol om 5 s /d kol om 11 di a mbi l da ri bl a ngko 02 ............
2. Da ta untuk kol om 12 s /d kol om 18 di a mbi l da ri bl a ngko 04 (di a mbi l ya ng ma ks i ma l ) Tanda Tangan
La pora n Ma s a Ta ma n :
Ka s i O & P Ka b. ----> Ka s i O & P UPT Prov Nama
Ka s i O & P Ka b. ----> Ba l a i WS NIP
93
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Blanko : 12-O
REKAP PROVINSI
Daerah Luas Rencana Luas Tanam (ha) Realisasi Luas Tanam (ha) Areal Kena Musibah (ha)
h
Tebu Lain- Tebu Lain-
Jumla
Jumla
No. Kabupaten Irigasi Sawah Padi Palawija Padi Palawija Kekeringan Tergenang Banjir
Be ro
Be ro
Irigasi MT 1 MT 2 MT 3 MT 1 MT 2 MT 3 Tua Mudalain MT 1 MT 2 MT 3 MT 1 MT 2 MT 3 Tua Mudalain Padi TebuPalawijaPadiPalawijaTebu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
94
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Formulir I
Diisi Ranting/Pengamat
INDEKS KINERJA SISTEM IRIGASI
I. DATA UMUM
1 Nama Daerah Irigasi :
2 Luas Areal Daerah Irigasi : Ha
3 Nama Wil Kerja Ranting / Pengamat : (Ranting)
4 Jumlah Luas Area Kerja Pelaksanaan OP : Ha
5 Nama Dinas :
6 Nama UPT/Cab. PU Kab/Kota :
7 Nama Kabupaten / Kota :
95
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Formulir 1
Diisi Pengamat
INDEKS KINERJA SISTEM IRIGASI
96
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Lanjutan
Bonot Niulai Indeks Kondisi
Uraian Bagain Bagian Keterangan Yang Ada Maksimum
% % % %
1 2 3 4 5 6
4 Saluran Pembuangan dan Bangunannya Sub Jumlah 4
4.1 Semua saluran pembuang dan bangunannya telah 100 3
dibangun dan tercantum dalam daftar pemeliharaan
serta telah diperbaiki dan berfungsi
4.2 Tidak ada masalah banjir yang menggenangi 100 1
97
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Lanjutan
V DOKUMENTASI JUMLAH 5
1 Buku Data, Dalam 100 2
2 Peta dan Gambar-gambar
2.1 Data dinding di Kantor 100 1
2.2 Gambar Pelaksanaan 100 1
2.3 Skema Jaringan (Pelaksanaan & bangunan) 100 1
98
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Lanjutan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20 . . . .
Diteliti Dibuat oleh :
Kasi O & P Kab / Kota Ranting/Pengamat/UPTD
Nama Nama
NIP NIP
99
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
x 1 - - - - - - - - -> x 2
(4-0) Laporan Keadaan Air dan Tanaman1/2 B Tgl 12 dan - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - -> x 2
pada Wilayah Mantri/Juru Tgl 27 - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - - - - -- - - -> x 2
- - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - -- -- -- ---- -- -- -- -- -- -- -- - -- -- -- ---- -- -- ->
- - -x 2- -
(5-0) Rencana kebutuhan air di pintu 1/2 B Tgl 12 dan x2 <- - - - - - - x 1 - - -- - - - -> x 2
pengambilan Tgl 27 - - -- - - - - - - - - - -- -- -- ---- -- -- ->
- - -x 2- -
- - -- - - - - - - - - - -- -- -- ---- -- -- -- -- -- -- -- - -- -- -- ---- -- -- ->
- - -x 2- -
x1 - - - - - - -> x 2
(6-0) Pencatatan debit saluran 1/2 B Tgl 1 dan - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - -> x 2
Tgl 16 - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - - - - -- - - -> x 2
- - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - -- -- -- ---- -- -- -- -- -- -- -- - -- -- -- ---- -- -- ->
- - -x 2- -
x2 - - - - - - -> x 1
(7-0) Rencana kebutuhan air di jaringan1/2 B Tgl 14 dan - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - -> x 2
utama dan penatapan pemberian air Tgl 29 - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - - - - -- - - -> x 2
- - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - -- -- -- ---- -- -- -- -- -- -- -- - -- -- -- ---- -- -- ->
- - -x 2- -
x1 - - - - - - -> x 2
(8-0) Pencatatan debit Bang Pengambilan/
1/2 B Tgl 14 dan - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - -> x 2
debit sungai normal Tgl 29 - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - - - - -- - - -> x 2
- - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - -- -- -- ---- -- -- -- -- -- -- -- - -- -- -- ---- -- -- ->
- - -x 2- -
x2 - - - - - - -> x 1
(9-0) Perhitungan faktor K 1/2 B Tgl 1 dan - - - - - - - - -> x 2
Tgl 16 - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - -> x 2
- - - - - - - - - - - - - - -- -- -- ---- -- -- -- -- -- -- -- - -- -- -- ---- -- -- ->
- - -x 2- -
Catatan :
x 1 = Kantor yang menyusun mengirim blangko T = Blangko dikerjakan tiap tahun
x 2 = Kantor yang menerima / meneriksa blangko 1/2 B = Blangko dikerjakan tiap ½ bulan
Penyampaian blangko x1 ---- x2 disesuaikan dengan tingkat kewenangan masing-masing daerah
.......................... ..........................
100
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
101
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
I PEMELIHARAAN TANGGUL
1. Menutup lubang-lubang ketam P -
2. Mengurug bagian yang rendah P P
3. Memulihkan lebar tanggul P P
4. Menutup bocoran-bocoran P -
5. Memotong rumput P -
II PEMBUANGAN ENDAPAN
1. Membersihkan endapan muka bendung P -
2. Membersihkan endapan muka pintu P -
3. Membersihkan lumpur pada bangunan ukur P -
4. Membersihkan sampah & lumpur di bangunan sipon dan gorong-
gorong P -
5. Membersihkan sampah dan endapan di saluran pembuang (drain
inlet) P -
102
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
103
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
START
INSPEKSI LAPANGAN
03 - P 02 - P 01 - P
03 - P 02 - P
Swa/Staf Swa/Diborongkan
03 - P
03 - P 05 - P 04 - P 09 - P 10 - P
06 - P
07 - P 03 - P 11 - P 15 - P 16 - P
1O- P
104
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
105
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
1. Buku Catatan Pemeliharaan Ranting/Cabang Dipakai sehari-hari di kantor Ranting Pengairan dan Dinas Pengairan
INSPEKSI
B/3B
2. 01 - P Laporan Inspeksi Kerusakan Jaringan dan o t
Fasilitas Irigasi
3. 02 - P Laporan Kerusakan Jaringan & Fasilitas Irigasi o B/3B t
4. 03 - P Laporan Kerusakan Bencana Alam o I t
5. Lampiran 03-P Laporan Bencana Alam o I t
PERENCANAAN DAN DESAIN
B/3B
6. 04 - P Daftar Kebutuhan Bahan Cat & Pelumas o t
t B/3B o
7. 05 - P Daftar Kebutuhan Bahan & Tenaga Swakelola o B/3B t
Rutin t B/3B o
Laporan Pelaksanaan Pengukuran & Desain
T
8. 06 - P Pekerjaan Pemeliharaan Jaringan & Fasilitas o t
Irigasi
T
9. 07 - P Daftar Usulan Skala Prioritas Pekerjaan o t
Pemeliharaan yang diswakelolakan
T
10. Lampiran 07-P Daftar Kebutuhan Bahan Cat & Pelumas o t
11. 08 - P Daftar Usulan Skala Prioritas Pekerjaan o T t
Pemeliharaan yang Diborongkan
PELAKSANAAN
T
12. 09 -P Program Pekerjaan Pemeliharaan yang o t
diswakelolakan
T
13. 10 - P Program Pekerjaan Pemeliharaan Berkala o t
yang diborongkan
1/2 B
14. 11 - P Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan o t
yang diswakelolakan (RD)
B
15. 12 - P Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Pemeliharaan o t
yang diswakelolakan (C)
16. 13 - P Pemantauan Pengadaan Bahan Pekerjaan o B t
Pemeliharaan
MONITORING DAN EVALUASI
B
17. 14 - P Pemantauan Penggunaan Bahan Pekerjaan o t
Pemeliharaan Swakelola
18. 15 - P Laporan Pekerjaan Cat dan Pelumas Pintu Air o B t
B
17. 16 - P Laporan Kemajuan Pekerjaan Pemeliharaan o t
Berkala yang diborongkan
18. Lampiran 16-P Pemantauan Penggunaan Bahan Peralatan o B t
dan Tenaga Kerja Pekerjaan Pemeliharaan
19. 17 - P Laporan Realisasi Pekerjaan Pemeliharaan o B t
Berkala yang diborongkan
20. 18 - P Laporan Realisasi Pekerjaan Pemeliharaan o T t
Keterangan :
M : Blanko yang dikirim mingguan o : kepada
B : Blanko yang dikirim bulanan o : Dikirim dari kepada
T : Blanko yang dikirim tahunan E : Eksploitasi
1/2 B : Blanko yang dikirim setengah bulanan PP : Pembangunan & Pemeliharaan
I : Blanko yang dikirim dikirim secepatnya bila ada bencana alam BP : Pembinaan & Penyuluhan
o1 : Dibuat oleh pelaksana/Ranting Pengairan
o2 : Dibuat oleh pengawas lapangan
106
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
DAFTAR BLANKO
PEMELIHARAAN
107
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
INSPEKSI
7. 05-P Daftar kebutuhan upah dan bahan lain utnuk swakelola rutin
8. 06-P Laporan pelaksanaan pengukuran & perencanaan pekerjaan pemeliharaan
jaringan & fasilitas irigasi
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN
108
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
109
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
110
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
111
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
112
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
113
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
114
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
115
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
116
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
117
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
118
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
119
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
120
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
121
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
122
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
123
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
124
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Penjelasan ..................Tgl.................20...
1 Kolom 3, Diambil dari Formulir 02-p sesuai dengan rangking prioritasnya dari Formulir 03-p. Kepala CD / UPTD / Pgmt
2 Kolom 4, Luas Areal yang terkena dampak akibat kerusakan pada kolom 3.
3 Kolom 5, Diisi lengkap beserta gambar sket dan kerusakan pada kolom 3.
4 Kolom 6, Diisi jenis pekerjaan yang dominan dan satuan pekerjaan pada kolom 7 dan 8.
5 Kolom 9, Diisi ranking Prioritas yang ada pada masing-masing Daerah Irigasi.
6 Kolom 10, 11, 12 dan 13 diisi Realisasi Pelaksanaan dari Kerusakan pada kolom 3. ............................................................
NIP.
125
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
126
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
127
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
128
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
129
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
130
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
131
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
132
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
133
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
134
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
135
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
136
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
137
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
138
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
139
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
140
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
141
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
142
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
143
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
144
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
145
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
146
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
147
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
148
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
149
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
150
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
151
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
152
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
153
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
154
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
155
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
156
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
157
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
158
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
159
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
160
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
161
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
162
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
163
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
164
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
165
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
166
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
167
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
168
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
169
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
170
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
171
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
172
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
173
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
174
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
175
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
176
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
177
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
178
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
179
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
180
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
SALAH
Tanggul
Air Tanggul
Longsoran Tanggul
BENAR
Air
181
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
SALAH
Petani jangan diperbolehkan
Batas Pencangkulan
Batas Pencangkulan
mencangkul / menggangsir
kaki tanggul bagian luar
Tanggul Tanggul
Sawah Air
Sawah
AKIBATNYA
182
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
SALAH
Tanggul Tanggul
Air
BENAR
Tanggul Tanggul
Air
183
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
SALAH
Tanggul Tanggul
Air
BENAR
Tanggul Tanggul
Air
184
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Apa yang anda lakukan pada retakan yang timbul sewaktu musim kering ?
Air
Bilamana dibiarkan
Air
Cara yang Benar
185
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
45o
Gebalan Rumput
Air
186
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Air
Tanggul Air
Tanggul
Air
Air
187
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
A A
Bobol
Kayu Dolok
DENAH
Air
Kayu Dolok
TAMPANG MELINTANG A - A
188
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Dipotong
Air
189
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Metoda 1
Pohon Pisang
Timbunan Tanah Liat
Air
Paku Bambu
Air
Timbunan Tanah
190
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Tanggul Tanggul
Air
Tanggul Tanggul
Air
191
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
2 DI DEMAK DEMAK A 3.236 Ha. Padi 3.236 ha Padi 3.236 ha Polowijo 3.236 ha
8.975 Ha
B 5.739 Ha. Padi 5.739 ha Padi 5.739ha Polowijo 5.739 ha
3 POMPANESASI 1500 Ha. GROBOGAN 1.500 Ha. Padi 1.500ha Padi 1.500 ha Pol 1.500ha
III BENDUNG KLAMBU 38.872 Ha.
1 DI KLAMBU KIRI 20.646DEMAK
ha Q1 A 7.597 Ha. Padi 7.597ha Padi 7.597ha Polowijo 7.597 ha
20.646 Ha
C 7.418 Ha. Padi 7.418 ha Padi 7.418ha Polowijo 7.418ha
2 DI KLAMBU KANAN KUDUS 1.006 Ha Q3 B 1.006 Ha. Padi 1.006 ha Padi 1.006 ha Polowijo 1.006 ha
10.354 HA
PATI 9.348 Ha. A 5.395 Ha. Padi 5.395ha Padi 5.389 ha Polowijo 5.389 ha
3 DI KLAMBU WILALUNGGROBOGAN 879 Ha. Q2 B 879 Ha. Padi 879 ha Padi 879 ha Polowijo 879 ha
7.872 Ha
KUDUS 6.515 Ha 6.515 Ha. Padi 5.943 ha Padi 5.943 ha Polowijo 5.943 ha
T E B U 236 Ha.
PATI 478 Ha. A 478 Ha.
Padi 478 ha Padi478 ha Polowijo 4.78 ha
JUMLAH TOTAL LAYANAN IRIGASI WADUK KEDUNGOMBO64.865 Ha
Catatan : Satuan kebutuhan air Ltr/dt/ha MT I MTII MTIII Kapasitas Saluran Induk
Pengolahan Tanah 1,25 1,20 1,20 - Saluran Induk Sidorejo : 4.500 lt/dt
Pertumbuhan 0,80 0,80 0,80 - Saluran Induk Lanang : 1.500 lt/dt
- Saluran Induk Sedadi : 20.500 lt/dt
Panen 0,00 0,00 0,00
- Saluran Klambu Kiri : 21.500 lt/dt
Palawija 0,25 0,25 0,25 - Saluran Klambu Kanan : 11.500 lt/dt
Tebu 0,4 - Saluran Klambu Wilalung : 8.500 lt/dt
Sumber : Skema Neraca Keseimbangan Pengaliran Operasi Waduk Kedungombo, Musim Tanam 2014 - 2015
Sumber : Balai PSDA Serang Lusi Juana Tahun 2016
192
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
Rencana Pola Tanam dan Rencana Tata Tanam Daerah Irigasi Klambu
RENCANA POLA TANAM DAN RENCANA TATA TANAM MT. 2014 / 2015
DAERAH IRIGASI WADUK KEDUNGOMBO
193
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
WADUK
KEDUNGOMBO
Air baku Purwodadi Q14 863,299 Juta m³
6,869 juta m3 add. 22,919 Juta m³
-90,309 Juta m³
Q13
SIDOREJO Q9 K.Lanang
Q11 731,037 Juta m³ add. 226,949 Juta m³
Klb.Kanan KLAMBU
Q3 Q2/Klb. Wilalung
129,246 Juta m³ 73,436 Juta m³ Q1/DI Klb.Kiri 336,675 Juta m³
Ke Laut
1.528,985 Juta m³
Keterangan :
Q1 ; Daerah Irigas i Klam bu Kiri 336,675 Juta m³ Q8 ; Daerah Irigas i Sedadi 234,454 Juta m³
Q2 ; Daerah Irigas i Klam bu Wilalung 73,436 Juta m³ Q9 adalah add.Flow Hulu Bd.Sedadi. 226,949 Juta m³
Q3 ; Daerah Irigas i Klam bu Kanan 129,246 Juta m³ Q10 adalah kehilangan air Bd.Sedadi -3,25849 Juta m³
Q4 adalah Add.Flow Hulu Klam bu 1.489,266 Juta m³ Q11; air lim pas Bd.Sidorejo. 731,037 Juta m³
Q5 adalah kehilangan air Bd.Klam bu -106,953 Juta m³ Q12 adalah Daerah Irigas i Sidorejo 58,004 Juta m³
Q6 adalah air baku kota Sem arang 34,245 Juta m³ Q13 adalah kehilangan air Bd.Sidorejo -90,309 Juta m³
Q7 adalah air lim pas dari Bd.Sedadi. 720,273 Juta m³ Q14 adalah add.Flow Hulu Bd Sidorejo 22,919 Juta m³
Lim pas BD Klam bu / ke Laut 1.528,985 Juta m³ Q15 adalah air keluar dari Waduk 863,299 Juta m³
Jumlah air yang terambil di Bendung2 872,929 Juta m³ Q16 adalah air m as uk ke Waduk 863,639 Juta m³
ADD.FLOW 9,630 Juta m³
Pengam bilan Air Irigas i di bendung-bendung periode 2004-2014
No Tahun Sidorejo (juta m³) Sedadi jt/m³ Klambu jt/m³ AB jt/m³ Jumlah jt/m³ Limpas jt/m³
1 04-' 05 52,039 282,684 480,452 37,820 852,995
2 05-' 06 50,815 243,961 591,678 37,534 923,988 1938,117
3 06-' 07 40,406 227,885 597,166 38,515 903,972 624,888
4 07-'08 48,544 269,495 439,512 29,849 787,400 1431,135
5 08-'09 58,771 210,235 543,688 26,880 839,574 123,830
6 09-'10 73,229 253,207 645,822 30,891 1003,149 2685,286
7 10 - '11 53,517 227,626 457,751 32,195 771,089 3732,140
8 11 - '12 53,442 268,954 534,353 33,499 890,248 2451,925
9 12 - '13 69,436 208,423 475,781 33,377 787,017 2781,292
10 13 - '14 83,467 235,572 542,135 38,542 899,716 2077,484
11 14 - '15 64,872 234,454 539,358 34,245 872,929 1528,985
KEBUTUHAN IRIGASI
No Daerah Irigasi Kebutuhan Pertahun Juta m³
Pertahun(global) Add. 80 % Design Add.Flow.'04-'09
1 DI Sidorejo ( Termasuk Air Baku, Pompanisasi 250 ltr/det) 181,58 181,58 136,83
2 DI Sedadi ( termasuk pompanesasi ) 351,95 288,50 225,83
3 DI Klambu total ( Termasuk Air Baku 1500 ltr / det ) 374,34 296,12 346,35
Jumlah 907,87 766,20 709,01
195
PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DI. KLAMBU
196