Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 12

Dinar Angraini, Pantangan Makan Ibu Hamil dan Pasca Melahirkan di Desa Bongkot

Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang hal. 167-178.

Pantangan Makan Ibu Hamil dan Pasca Melahirkan


di Desa Bongkot Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang

Dinar Angraini

dinarangraini@yahoo.com
(Antropologi FISIP- Universitas Airlangga, Surabaya)

Abstract
For pregnant women and postpartum to have sufficient and balanced nutrition consumption. But the preg -
nant women and postpartum hast habit to strongly eat which influenced by cultural conception on their
lived. Hence there is a taboo eat (tarak) in the Bongkot Village, District of Peterongan, Jombang Regency. Re -
search aim is to know any eat abstinence and the symbolic meaning on pregnant women and postpartum.
Research method are qualitative method. The use of qualitative type aims to describe the phenomenon in the
field. The data collecting this research using interviews and observation method. Based on the results of re -
search that there are still the presence of taboo eat for pregnant women and postpartum that are not in ac-
cordance with the doctrines of health in general. Taboo from food that comes from animal like the squids
shrimp, crab, mutton, eggs ducks and several kinds of fish. Vegetable category such like bananas heart,
bamboo shoot, basil, and eggplant. And last of fruits category such as jackfruit, pineapple, durian, and ba-
nana. As well as the symbolic meaning on food spinach, so her life can comfortable, sprouts, mom didn't
quickly get more children, the egg is a symbol of wiji aji, convolvulus means that plants can live in a twofold
nature, salted fish because of salted fish have no symbol of slaughters animals regarded kill a candidate
baby, eel is a symbol to the birth of a baby expected smoothly as eel, the chickens head is a symbol of ease in
live a life and the symbol of turmeric plant because its colour yellow, so its believe it will make an infant born
with the state of being clean. Hence the need of counseling about health esp. about taboo of food on pregnant
women and postpartum, and also more, so as to appear understanding of healthy food for child and mater -
nal health.

Keywords: food, the habit of eating, taboo of food, pregnant women and postpartum

Abstrak
Bagi Ibu hamil dan pasca melahirkan, makanan yang dikonsumsi mempunyai kandungan gizi yang cukup
dan seimbang. Kebiasaan makan ibu hamil dan pasca melahirkan sangat dipengaruhi oleh konsepsi
budaya yang berdasarkan tempat tinggalnya. Oleh karena itu terdapat pantangan makan (tarak) pada ibu
hamil dan pasca melahirkan di Desa Bongkot Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang. Penelitian ini
bertujuan mengetahui pantangan makan dan makna simbolik apa saja pada ibu hamil dan pasca
melahirkan. Metode penelitian adalah kualitatif. Penggunaan metode kualitatif bertujuan
mendeskripsikan permasalahan dari fenomena di lapangan. Pengumpulan data menggunakan wawancara
dan observasi. Hasil penelitian masih terdapat pantangan makan yang tidak sesuai dengan ajaran
kesehatan pada umumnya. Makanan yang dipantang dari golongan hewani seperti cumi-cumi, udang,
kepiting, daging kambing, telur bebek dan beberapa jenis ikan. Golongan nabati meliputi jantung pisang,
rebung, kemangi, dan terong. Golongan buah-buahan seperti nangka, nanas, durian, dan pisang. Makna
simbolik pada bayam, agar hidupnya bisa adem ayem, kecambah, tidak cepat menambah anak, telur
merupakan simbol wiji aji, kangkung artinya dapat menyesuaikan diri dimanapun berada, ikan asin
merupakan simbol membunuh calon bayi, belut merupakan simbol agar kelahiran lancar selicin belut,
kepala ayam merupakan simbol derajat yang tinggi dalam lingkungannya dan simbol kunyit (kunir) yang
berwarna kuning di percaya akan membuat bayi lahir dengan keadaan bersih. Maka perlu adanya
penyuluhan kesehatan khususnya pantangan makan pada ibu hamil dan pasca melahirkan dan juga lebih
digiatkan, agar muncul pemahaman tentang makanan yang sehat bagi kesehatan ibu dan anak.

Kata kunci: makanan, kebiasaan makan, pantangan makan, Ibu hamil, pasca melahirkan
BioKultur, Vol.II/No.2/Juli-Desember 2013, hal. 167
Dinar Angraini, Pantangan Makan Ibu Hamil dan Pasca Melahirkan di Desa Bongkot
Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang hal. 167-178.

M
anusia dalam melakukan nerapkannya dalam kehidupan sehari-
akti-vitasnya memerlukan hari. Kesadaran berkaitan dengan
energi sebagai bahan bakar kemam-puan ibu untuk mengubah diri
untuk melakukan semua aktifitas. dari pola hidup yang sembarangan
Sumber energi terse-but diperoleh menjadi pola hidup sehat. Kebiasaan
melalui makanan yang diserap tubuh makan ibu hamil dan pasca melahirkan
setiap harinya. Kebutuhan energi sangat dipengaruhi lingkungan yang
berbeda bagi setiap orang, ber-variasi didasarkan atas konsepsi budayanya.
tergantung umur, jenis kelamin, dan Makanan dalam pandangan sosial
aktifitas fisik. Bagi ibu hamil dan pas-ca budaya memiliki makna yang lebih luas
melahirkan makanan yang dikonsumsi dari sekedar nutrisi, melainkan ter-kait
harus memiliki kandungan gizi yang cu- dengan unsur-unsur kepercayaan,
kup dan seimbang. Makanan bergizi status, prestise, kesetiakawanan, dan ke-
harus dipersiapkan sebelum seorang ibu tentraman (Frans, 2002),
beren-cana hamil. Sehingga pada saat Kategori makanan bagi ibu hamil
hamil, ba-dan sudah terkondisikan dan pasca melahirkan berkenaan
dengan sangat baik. Menurut Nurul dengan pandangan budaya tentang
(2012) kebutuhan makanan dilihat makanan yang dianggap baik sehingga
bukan hanya dalam porsi, tetapi harus harus dikonsumsi, maupun yang
ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang dianggap dampak buruk ba-gi ibu
terkandung dalam makanan yang sehingga harus dihindari. Makanan yang
dikonsumsi. Kesadaran untuk berpo-la dianggap dapat memberikan dampak
hidup sehat, keingintahuan tentang gizi buruk umumnya disebut sebagai
sangat berkaitan erat dengan gaya hidup pantang-an makan (Swasono, 1998),
seseorang atau yang biasanya disebut Manusia sebagai makhluk budaya
de-ngan kebiasaan. Orang yang mengandung pengertian bahwa
mempunyai pola hidup sehat akan manusia menciptakan budayanya
selalu mencari in-formasi tentang sendiri dan ke-mudian budaya
kesehatan, termasuk di dalamnya memberikan arah dalam hidup dan
tentang masalah gizi serta me- tingkah laku manusia. Kebuda-yaan

BioKultur, Vol.II/No.2/Juli-Desember 2013, hal. 168


Dinar Angraini, Pantangan Makan Ibu Hamil dan Pasca Melahirkan di Desa Bongkot
Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang hal. 167-178.

merupakan hasil dari adanya ide-ide hamil dan pasca melahirkan dan
dan gagasan-gagasan yang kemudian dianggap menyimpang.
me-ngakibatkan aktivitas dan karya. Beberapa peneliti mengemukakan
Kebuda-yaan selalu menunjukkan pantangan makanan yang menyebabkan
adanya derajat dan penghidupan anemia pada ibu nifas. Anemia
manusia. Menciptakan adat, budaya merupakan menurunnya kadar
serta lingkungan sosial yang berbeda- hemoglobin, hemato-krit, dan jumlah sel
beda dapat ditumbuhkembang-kan dan darah merah dibawah nilai normal yang
diwariskan. Budaya mempenga-ruhi dipatok untuk per-orangan (Depkes,
seseorang dalam menentukan apa yang 2012), Anemia lebih sering dijumpai
akan dimakan, bagaimana pengolah- dalam kehamilan. Hal itu disebabkan
annya, persiapan dan penyajiannya, dalam kehamilan keperluan makanan
serta untuk siapa dan dalam kondisi bertambah dan terjadi perubah-an
bagaimana pangan tersebut dikonsumsi. darah dan sumsum (Depkes, 2012),
Kebudayaan juga menentukan kapan Beberapa wilayah masih ditemukan ba-
seseorang boleh dan tidak boleh nyak wanita yang yakin akan
mengkonsumsi suatu ma-kanan (dikenal kepercayaan atau tradisi lama, yang
dengan istilah tabu), Me-nurut segi justru merugikan kesehatan wanita.
kesehatan berpantang makan tidak Misalnya memakan ma-kanan bergizi
diperbolehkan karena ibu hamil dan yang dibutuhkan ibu hamil tetapi
pasca melahirkan sangat dianjurkan me- dipercaya akan berpengaruh buruk
makan makanan dengan gizi seimbang terhadap kesehatan ibu dan anak.
terdiri dari jumlah kalori serta zat gizi Wanita hamil umumnya hanya
yang sesuai dengan kebutuhan, seperti memakan sayur-sayuran (lalapan)
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, kebiasaan sukubangsa Sunda yang
mineral, serat dan air. Tetapi menurut dianggap makanan sehat, ja-rang
adat dan kepercayaan pantang makan ditambahi dengan ikan, daging, dan
sangat dianjurkan keluarga terutama buah yang dianggap tidak baik untuk
ibu kan-dung atau ibu mertua. Apabila bayi. Akibatnya wanita hamil di propinsi
pantangan tidak dilakukan akan terjadi Jawa Barat secara umum menderita ane-
sesuatu yang buruk bagi kesehatan ibu mia.

BioKultur, Vol.II/No.2/Juli-Desember 2013, hal. 169


Dinar Angraini, Pantangan Makan Ibu Hamil dan Pasca Melahirkan di Desa Bongkot
Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang hal. 167-178.

Mitos telah menjadi adat istiadat simbol-simbol yang diciptakan oleh


yang turun temurun, menjadi hal yang manusia sehingga manusia Homo
bia-sa yang sangat mereka yakini. Tidak Simbolicum (Said, 2004)
sedi-kit mitos yang tinggal mitos, Berdasarkan hal tersebut, maka
bahkan tidak layak diyakini. Namun dapat dikatakan bahwa karya budaya
ternyata banyak pula mitos yang dapat ma-nusia penuh dengan simbolisme,
dinalar, diterima akal dan ada faktanya. sesuai dengan tata pemikiran atau
Suatu kepercayaan tradisional ada sisi paham yang mengarahkan pola-pola
baik dan tidak. Namun permasalahan kehidupan sosial masyarakat tersebut.
yang cukup besar dapat ter-jadi pada Seperti pada masya-rakat Jombang yang
ibu hamil dan pasca melahirkan yang memiliki banyak hal yang dapat
berpantang makanan. Pantangan jenis diungkapkan secara simbolik seperti
makanan tertentu dapat dipengarui pada makanan, upacara tujuh bu-lanan
faktor budaya atau kepercayaan. pada ibu hamil, upacara bersih desa,
Pantangan yang didasari keperca- upacara malam satu Suro dan masih ba-
yaan pada umumnya mengandung nyak lagi. Jombang merupakan wilayah
simbol atau nasihat yang dianggap baik yang masih kental akan adat istiadat dan
ataupun tidak baik; lambat laun menjadi kebiasaan sehari-hari yang
kebiasaan atau adat. Kebudayaan berhubungan dengan pola pantangan
mempunyai ke-kuatan yang cukup besar makan pada ibu hamil dan pasca
untuk mem-pengaruhi seseorang dalam melahirkan yang masih banyak di
memilih dan mengolah pangan yang jumpai pada saat ini. Hal ini ter-lihat
akan dikomsumsi. Hubungan yang pada masyarakat yang masih mem-
mutlak antara manusia dengan percayai pantangan makan yang
kebudayaannya pada hakikatnya dapat berpeng-aruh pada proses kelahiran
disebut makhluk budaya. Kebudaya-an dan kesehatan ibu pasca melahirkan.
sendiri merupakan kesatuan gagasan Peneliti melakukan penelitian
simbol-simbol dan nilai-nilai yang pantangan makan, yaitu Apa sajakah
menda-sari hasil karya dan perilaku pantangan makan dan makna simbolis
manusia, se-hingga apabila dilanjutkan makanan Ibu hamil dan pasca
bahwa begitu eratnya kebudayaan dan

BioKultur, Vol.II/No.2/Juli-Desember 2013, hal. 170


Dinar Angraini, Pantangan Makan Ibu Hamil dan Pasca Melahirkan di Desa Bongkot
Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang hal. 167-178.

melahirkan di Desa Bongkot Kecamatan ini. Adanya kepercayaan pada


Peterongan Kabupaten Jombang? masyarakat yang apabila tidak mela-
Tujuan dan manfaat penelitian ini kukan pantangan makan akan
adalah mengetahui pantangan makan mempenga-ruhi kesehatan pada ibu
dan makna simbolis makanan pada Ibu hamil dan pasca melahirkan. Peneliti
hamil dan pasca melahirkan. Manfaat melakukan penelitian di tiga lokasi yaitu
dari pene-litian diharapkan mampu Dusun Bongkot, Dusun Sentulan, dan
mengungkapkan fakta lapangan, yang Dusun Jegreg di Desa Bong-kot
berkaitan pertanyaan penelitian, Kecamatan Peterongan Kabupaten
sehingga fakta-fakta tersebut bisa Jombang. Penelitian ini menggunakan
menjadi kesadaran sosial (social metode observasi dan wawancara.
awareness) sekaligus men-cegah dan Obser-vasi yang dilakukan peneliti
me-ngurangi pola berpantang makanan adalah deng-an melihat bagaimana
yang mengganggu kesehatan Ibu dan pantangan makan pada ibu hamil dan
bayi. pasca melahirkan di Desa Bongkot
Kecamatan Peterongan Ka-bupaten
Metode Jombang. Hal ini dimaksudkan untuk
Metode yang digunakan dalam melihat apakah lokasi kegiatan telah
penelitian ini adalah metode kualitatif cukup memadai, layak digunakan, dan
yang bersifat deskriptif. Data kualitatif untuk mengamati makanan apa saja
tersebut berguna untuk yang dipantang oleh ibu hamil dan pasca
mendeskripsikan tentang adanya melahirkan. Metode wawancara menda-
pantangan makan ibu hamil dan lam yang dilakukan dengan adanya
melahirkan di wilayah tersebut. Lokasi daftar pertanyaan yang telah
penelitian dilakukan di Desa Bongkot dipersiapkan sebe-lumnya. Wawancara
Kecamatan Peterongan Kabupaten dalam metode kuali-tatif dilakukan bila
Jombang, Jawa Timur. Peneliti memilih peneliti bermaksud untuk memperoleh
lokasi tersebut karena terdapat adanya pengetahuan tentang makna-makna
tradisi yang masih tradisional yaitu subyektif yang dipahami individu
pantangan makan pada ibu hamil dan berkenaan dengan topik yang di-teliti
melahirkan yang masih ada sampai saat dan bermaksud melakukan eksplo-rasi

BioKultur, Vol.II/No.2/Juli-Desember 2013, hal. 171


Dinar Angraini, Pantangan Makan Ibu Hamil dan Pasca Melahirkan di Desa Bongkot
Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang hal. 167-178.

terhadap topik tersebut yang tidak masih bersifat negatif karena mereka
dapat dilakukan melalui pendekatan tidak tahu betul apa yang mereka
lain. Informan yang dipilih oleh peneliti lakukan. Kebanyakan dari mereka hanya
yaitu empat ibu hamil, empat ibu pasca ikut-ikutan dan menuruti nasihat orang
melahir-kan, empat ibu kandung atau tua atau Ibu mertua dan dukun bayi
ibu mertua, satu bidan desa, dua dukun setempat. Pantangan makan Ibu hamil
pijat bayi, dan satu pembuat jamu. dan pasca melahirkan di Desa Bongkot
Analisis data oleh pe-neliti dilakukan cukup banyak, walaupun tidak semua
selama penelitian dan pe-ngumpulan kebanyak-an di patuhi, tetapi tidak bagi
data berlangsung. Analisis data adalah mereka yang masih mempercayai
penyederhanaan data sebagai upaya kepercayaan turun temurun dari nenek
yang dilakukan dengan cara meng- moyang mereka yang mereka ketahui
organisasi data, mencari pola, menemu- dari ibu kandung atau ibu mertua masih
kan apa yang dapat disampaikan pada melakukan praktek pan-tangan makan.
orang lain. Diawali dari temuan data, Pantangan makanan ini meliputi
baik hasil wawancara, catatan lapangan, makan dari golongan hewani yakni
kemu-dian dibaca secara berulang dan cumi-cumi, udang, kepiting, daging
terus-me-nerus untuk mancari kambing, telur bebek dan beberapa jenis
kesesuaian antara temuan data dengan ikan. Ka-rena di percaya jika memakan
tema. makanan dari golongan hewani tersebut
dapat me-nyebabkan ASI menjadi amis,
Temuan Penelitian badan men-jadi gatal dan sulit untuk
Berdasarkan data yang didapat di melahirkan. Go-longan nabati meliputi
lapangan mengenai pantang makanan jantung pisang, re-bung, kemangi, dan
masih sangat kental meskipun rata-rata terong di karenakan anak yang di
informan sudah mengetahui dampak lahirkan akan kurus kecil, ba-nyak bulu,
dari adanya berpantang makanan. Rata- dan peranakan bisa turun, dan beberapa
rata para in-forman yang melakukan jenis buah-buahan seperti nang-ka,
pantang makan bekerja di sawah nanas, durian, dan pisang karenakan
sebagai petani dan ibu rumah tangga. dapat menyebabkan keguguran dan
Pantangan makan yang me-reka lakukan

BioKultur, Vol.II/No.2/Juli-Desember 2013, hal. 172


Dinar Angraini, Pantangan Makan Ibu Hamil dan Pasca Melahirkan di Desa Bongkot
Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang hal. 167-178.

mem-perlambat proses penyembuhan sayur dan buah pun juga mengandung


pasca melahirkan. banyak serat yang dapat memperlancar
Jenis makanan yang dianggap baik air besar pula. Masyarakat juga
untuk dikonsumsi pada ibu pasca mempercayai jika Ibu hamil yang
melahir-kan kebanyakan dari protein memakan pelem codot (mangga yang di
nabati se-perti bayam, daun luntas, daun makan kelelawar kecil lalu jatuh ke
papaya, tahu, tempe, dan kacang tanah. bawah) nanti anaknya di per-caya akan
Menurut informan menjelaskan bahwa cantik nantinya atau ganteng. Tetapi
manfaat da-ri makanan dari protein tidak ada yang menjelaskan secara rinci
tersebut agar da-pat melancarkan ASI maksut makanan tersebut. Tetapai jika
dan menghilangkan bau tak sedap atau di tanyai perihal pelem codot mereka
yang sering mereka sebut dengan bau selalu menjawab seperti itu dan sambil
anyir pada tubuh Ibu pasca melahirkan. tertawa. Menurut Informan Ibu kandung
Manfaat dari minyak kelapa projol atau Ibu mertua jika mengkonsumsi
adalah untuk melancarkan proses madu di percaya akan membuat calon
kelahiran dan diminum seminggu dua bayi sehat dan tidak sakit-sakitan
kali. Sebagian besar informan sangat nantinya. Karena mereka percaya
mempercayai khasiat dari minyak khasiat madu yang dapat
kelapa projol ini. Sebagian informan menyembuhkan semua gejala penyakit.
membuat sendiri minyak kelapa projol Adanya makna simbolik pada ma-
ini, selagi sangat bermanfaat bagi ibu kanan yang berhubungan dengan
dan juga sangat mudah di dapat. Ibu makan-an ibu hamil dan pasca
pasca mela-hirkan hendaknya melahirkan seper-ti, bayam agar
mengusahakan meng-konsumsi daging hidupnya bisa adem ayem dan tidak
khususnya daging sapi agar terjadi hal-hal yang buruk pada saat ibu
penurunanan berat badan berjalan lebih hamil, kecambah, ibu tidak cepat
cepat. Dan produksi ASI tetap lancar, nambah anak lagi, telur merupakan sim-
karena daging sapi memiliki banyak bol wiji aji artinya lahir dari rahim
serat yang dapat memperlancar buang ibunya dan merupakan harapan orang
air be-sar. Sehingga tanpa diet Ibu tetap tuanya agar bisa membanggakan,
memi-liki badan yang ideal. Selain itu kangkung arti-nya tanaman yang dapat

BioKultur, Vol.II/No.2/Juli-Desember 2013, hal. 173


Dinar Angraini, Pantangan Makan Ibu Hamil dan Pasca Melahirkan di Desa Bongkot
Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang hal. 167-178.

hidup di dua alam, yaitu di perairan dan lebih seminggu dua kali dan tidak
di daratan. Ar-tinya adalah agar anak dikonsumsi secara terus menerus.
yang dilahirkan nanti menjadi lebih Menurut dukun bayi setempat ibu hamil
tangguh dalam menja-lani kehidupan, diharuskan minum jamu cabe puyang
ikan asin karena ikan asin merupakan yang dipercaya agar bayi di dalam kan-
simbol tidak boleh membunuh hewan dungan tidak besar dan tidak
dianggap membunuh calon bayi-nya, menyulitkan proses kelahiran. Jamu-
belut merupakan simbol agar kelahir-an jamu lainnya seperti majakan, anton-
bayi diharapkan lancar selicin belut, anton muda, anton-anton tua, jamu
makan leher ayam atau kepala ayam kunir, gepyok, kudu laos, dan peluntur.
merupakan simbol kemudahan dalam Daun-daunan seperti daun lombok
menjalankan kehidupan. Dipercaya dipergunakan untuk menghilangkan
bahwa jika ibu hamil rajin rasa nyeri pada payudara pada ibu pasca
mengkonsumsi kepala ayam maka kelak melahirkan dan daun ketela rambak
anaknya selalu mendapat derajat yang digunakan untuk melancarkan ASI.
tinggi dalam lingkungannya dan simbol
tanaman ku-nyit (kunir) karena kunyit Pembahasan
yang berwarna kuning di percaya akan Budaya mempunyai peran penting
membuat bayi la-hir dengan keadaan terhadap kebiasaan makan terhadap
bersih tidak bintik-bintik hitam pada masyarakat setempat. Kepercayaan
tubuhnya. suatu masyarakat tentang makanan
Selain adanya pantangan makan berakibat pada kebiasaan makan serta
dan makna simbolik pada makanan ibu berakibat pula pada kondisi gizinya.
hamil dan pasca melahirkan juga Bagi antropologi kebiasaan makan
terdapat adanya pengobatan tradisional sebagai sesuatu yang sangat kompleks
seperti ja-mu dan daun-daunan sebagai karena menyangkut tentang cara
pengganti obat. Mereka percaya bahwa memasak, suka atau tidak suka serta
meminum jamu-jamuan dapat adanya berbagai kepercayaan dan
memberikan dampak positif bagi ibu persepsi mistis atau takhayul yang
dan bayinya. Mereka mengkonsumsi berkaitan dengan kategori makan,
tidak secara terus mene-rus kurang produksi, persiapan dan konsumsi

BioKultur, Vol.II/No.2/Juli-Desember 2013, hal. 174


Dinar Angraini, Pantangan Makan Ibu Hamil dan Pasca Melahirkan di Desa Bongkot
Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang hal. 167-178.

makanan (Foster dan Anderson, 1986), pengaruhi oleh gaya hidup seseorang
Hal ini terlihat pada masyarakat Desa da-lam menyiapkan makanan dan apa
Bongkot yang masih sangat yang mereka makan. Hal ini di perkuat
mempercayai takhayul tentang dengan apa yang di diungkapkan oleh
kebiasaan makan Ibu hamil dan pasca Foster dan Anderson (1986) yaitu gaya
melahirkan. Para informan mengaku hidup bukan-lah semata-mata produk
bahwa jika mereka tidak melakukan organik yang dapat dipakai manusia
pantangan makan, maka akan untuk memperta-hankan hidupnya,
mendapatkan musibah pada Ibu dan tetapi selain itu gaya hi-dup para
bayinya. Masyarakat setempat mem- anggota kelompok masyarakat, dibentuk
percayai bila seorang bayi yang lahir secara budaya, misalnya bagi se-suatu
dengan kondisi yang tidak normal yang akan dimakan memerlukan pe-
berarti sewaktu ibunya mengandung ngesahan budaya sehingga tidak semua
tidak mau menjalankan budaya tarak. bahan-bahan makanan yang bergizi baik
Tidak hanya sewaktu hamil saja untuk dianggap sebagai makanan. Makan pada
menjalankan pantangan makan, tetapi dasarnya merupakan konsep budaya
pada saat pasca melahirkan Ibu juga yang berhubungan dengan makanan
diharuskan untuk berpantang makan yang ba-nyak dipengaruhi oleh unsur
yang dapat ber-pengaruh pada ASI. sosial buda-ya yang berlaku dalam
Makanan yang baik dikonsumsi kelompok masya-rakat itu, seperti nilai
un-tuk ibu hamil dan pasca melahirkan sosial, norma sosial dan norma budaya
belum tentu baik juga dalam lingkungan yang berhubungan de-ngan makanan,
tempat tinggalnya. Makanan yang baik makanan apa yang diang-gap baik dan
berdasar-kan budaya pada suatu tempat tidak baik untuk di konsumsi
adalah ma-kanan yang tidak membawa (Sediaoetama, 1999),
dampak bu-ruk pada kesehatan Ibu dan Pantangan makan itu dilaksanakan
calon bayinya, meskipun makanan dengan penuh keyakinan oleh Ibu hamil
tersebut mempunyai kandungan gizi dan pasca melahirkan karena dengan
yang cukup untuk kese-hatan Ibu hamil me-laksanakan pantangan makan maka
dan pasca melahirkan. Adanya akan mendapatkan suatu kebaikan dan
kebiasaan makan tersebut yang di rasa aman pada diri mereka. Mereka

BioKultur, Vol.II/No.2/Juli-Desember 2013, hal. 175


Dinar Angraini, Pantangan Makan Ibu Hamil dan Pasca Melahirkan di Desa Bongkot
Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang hal. 167-178.

meng-anggap jika mereka melakukan 1986), Hampir semua ma-syarakat,


pantangan makan maka hal-hal buruk makanan berfungsi sebagai in-teraksi
yang tidak di inginkan tidak akan terjadi sosial. Makanan yang terbagi atas
pada mereka. Fenomena tersebut sama makanan yang boleh dimakan dan yang
dengan apa yang dikatakan Garine tidak boleh dimakan memiliki implikasi
(1970) dikutip Fieldhouse (1995) lain, yaitu munculnya aspek simbolik.
menyatakan tabu adalah ke-
bijaksannaan pembatasan atau larangan Kesimpulan
untuk menghindari makanan tertentu. Masih adanya kepercayaan
Be-berapa alasan tabu adalah: tidak terhadap makanan yang dapat
biasa, takut mandul, kebiasaan pribadi, mempengaruhi kesehatan ibu dan
khawatir menimbulkan penyakit, bayinya di Desa Bongkot Kecamatan
kebersihan-kese-hatan, larangan agama, Peterongan Kabupaten Jombang
pembatasan ma-kanan hewani. Hal ini sehingga diharuskan untuk berpantang
karena adanya ke-yakinan dan makanan pada Ibu hamil dan pasca
kebiasaan yang sudah terta-nam dan melahirkan. Pantangan makanan ini
bagaimanapun yang terbaik ada-lah meliputi makan dari golongan hewani
tetap mematuhi kebiasaan yang di yakni cumi-cumi, udang, kepiting,
sarankan orang tua. Berbagai saran daging kambing, telur bebek dan
orang tua di patuhi Ibu yang sedang beberapa jenis ikan. Karena dipercaya
berpantang makan. Beberapa informan jika memakan makanan dari golongan
mengatakan selain untuk tidak terjadi hewani tersebut dapat menyebabkan
hal-hal yang ti-dak di inginkan dari ASI menjadi amis, badan menjadi gatal
berpantang makan juga agar tidak dan sulit untuk melahirkan. Golongan
kualat kepada orang tua. nabati meliputi jantung pisang, rebung,
Banyaknya simbol pada makanan kemangi, dan terong di karenakan anak
memperkuat apa yang diungkapkan yang dilahirkan akan kurus kecil, banyak
Firth; simbol memiliki peranan penting bulu, dan peranakan bisa turun, serta
terha-dap urusan-urusan manusia beberapa jenis buah-buahan seperti
dimana ma-nusia merekontruksi nangka, nanas, durian dan pisang karen
realitas dengan sim-bol (Dillistone, dapat menye-babkan keguguran dan

BioKultur, Vol.II/No.2/Juli-Desember 2013, hal. 176


Dinar Angraini, Pantangan Makan Ibu Hamil dan Pasca Melahirkan di Desa Bongkot
Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang hal. 167-178.

memperlambat proses penyembuhan mendapat derajat yang tinggi dalam


pasca melahirkan. lingkungannya dan simbol tanaman
Sebagian ibu hamil dan pasca me- kunyit (kunir) karena kunyit yang ber-
lahirkan masih mengkonsumsi jamu dan warna kuning dipercaya akan membuat
ramuan-ramuan tradisional karena diya- bayi lahir dengan keadaan bersih tidak
kini dapat menjaga kesehatan Ibu, mem- bintik-bintik hitam pada tubuhnya.
perlancar ASI dan mempercepat proses
penyembuhan Ibu pasca melahirkan.
Daftar Pustaka
Adanya makna simbolik pada ma-
Dillistone, F. W. (2000), Daya Kekuatan
kanan seperti bayam agar hidupnya bisa
Simbol The Power Of Symbols, di-
adem ayem dan tidak terjadi hal-hal terjemahkan A. Widyamartaya.
Yogyakarta: Karnisius
yang buruk pada saat ibu hamil;
Fieldhouse, P. (1995), Food and
kecambah, ibu tidak cepat nambah anak Nutrition, Custom and Culture
lagi, telur meru-pakan simbol wiji aji Foster, George M. & Barbara Gallatin An-
artinya lahir dari ra-him ibunya dan derson, (1986), Antropologi Kese-
hatan (terj.). Jakarta: UI-Press.
merupakan harapan orang tua agar bisa
membanggakan, kang-kung tanaman
yang dapat hidup di perairan dan di
daratan. Artinya agar anak yang
dilahirkan menjadi lebih tangguh da-
lam menjalani hidup, ikan asin
merupakan simbol tidak boleh
membunuh hewan di-anggap
membunuh calon bayi, belut me-
rupakan simbol agar kelahiran bayi
lancar selicin belut, makan hulu ayam
atau kepa-la ayam ayam merupakan
hewan simbol kemudahan dalam
menjalankan kehidupan. Dipercaya jika
Ibu hamil rajin mengkonsumsi kepala
ayam maka kelak anaknya selalu

BioKultur, Vol.II/No.2/Juli-Desember 2013, hal. 177


Dinar Angraini, Pantangan Makan Ibu Hamil dan Pasca Melahirkan di Desa Bongkot
Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang hal. 167-178.

Said, W. Edward (2004), Power, politics


and culture: interviews with
Edward W.Said. Bloomsbury
Sediaoetama, A.D. (1999), Ilmu Gizi
Untuk Mahasiswa dan Profesi II,
Jakarta: Penerbit Dian Rakyat,
Swasono, M. F. (1998), Kehamilan,
Kelahiran, Perawatan Ibu dan
Bayi dalam Konteks Budaya.
Jakarta: UI-Press.

BioKultur, Vol.II/No.2/Juli-Desember 2013, hal. 178

You might also like