Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Proses
Jurnal Proses
ABSTRACT
Tabel 4.1. Rataan nilai koefisien cerna bahan kering (KCBK) dan nilai koofisien cerna bahan
organik (KCBO)
Perlakuan Rataan KCBK % Rataan KCBO %
P0 50,37a 4,52 39,91a 5,94
P1 53,25ab 2,06 44,97b 2,67
P2 56,69b 4,15 48,72b 4,93
P3 56,38b 4,79 48,53b 5,90
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perlakuan berbeda nyata P(0,05).
R0 = ransum dasar (rumput kumpai minyak 70% + konsentrat 30% ), R1 = ransum dasar +
62,5g Probiotik Bioplus, R2 = ransum dasar + 75g Probiotik Bioplus, R3 = ransum dasar +
87,5g Probiotik Bioplus.
Hasil analisa keragaman bahan kering dan bahan organik yang lebih
menunjukkan bahwa penambahan tinggi dibandingkan perlakuan kontrol
suplementasi probiotik dalam ransum (Tabel 4.1). Hal ini karena peningkatan
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai pemberian probiotik memberikan efek
kecernaan bahan kering (KcBK) dan bahan yang baik pada konsumsi ransum sehingga
organik (KcBO) ransum. Suplementasi nilai kecernaan bahan kering dan bahan
probiotik dapat meningkatkan kecernaan organiknya mengalami peningkatan. Nilai
bahan kering dan bahan organik kecernaan bahan kering pada penelitian ini
disebabkan karena probiotik bioplus sudah memenuhi kebutuhan ternak
mengandung bakteri pencerna serat dan ruminansia, pada umumnya kebutuhan
fungi pencerna serat sehingga ternak ruminansia akan kecernaan bahan
meningkatkan populasi mikroba rumen. kering adalah di atas 50% (Thalib, 2000).
Meningkatnya populasi dan aktivitas Pemberian probiotik bioplus meningkatkan
mikroba rumen dapat meningkatkan nilai kecernaan bahan kering dan bahan
kecernaan (Siregar, 2013). Suplementasi organik. Nilai kecernaan pada penelitian
probiotik dengan taraf 62,5 gram hingga ini berbeda dibandingkan dengan
87,5 gram mampu memberikan pengaruh penelitian Siregar (2013) mengenai
terhadap nilai kecernaan bahan kering pengaruh pemberian probiotik terhadap
(KcBK) dan bahan organik (KcBO). Nilai sapi potong KcBK (68,93%) dan KcBO
kecernaan bahan organik tidak jauh (72,33%) dengan dosis probiotik cair
berbeda dengan nilai kecernaan bahan 0,1%. Hasil penelitian tersebut sama
kering. Hal ini disebabkan karena dengan penelitian ini, dengan pemberian
kecernaan bahan organik itu sendiri probiotik dapat meningkatkan nilai
berkaitan dengan kecernaan bahan kering. kecernaan bahan kering dan kecernaan
Sesuai dengan pernyataan Tillman et al. bahan organik. Hal tersebut disebabkan
(1998) bahwa sebagian besar komponen suplementasi probiotik yang merupakan
bahan kering terdiri dari bahan organik sumber bakteri selulotik yang
sehingga faktorfaktor yang menghasilkan enzim selulase, dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya kecernaan mengakibatkan populasi dan aktifitas
bahan organik akan mempengaruhi juga mikroba di rumen meningkat sehingga
tinggi rendahnya kecernaan bahan kering kecernaan pakan akan meningkat pula
ransum. (Apriyadi, 1999).
Kecernaan bahan kering dan
kecernaan bahan organik pada penelitian 4.2. Koefisien Cerna Serat Kasar
ini bervariasi dari yang terendah hingga (KCSK)
yang tertinggi yaitu 50,37 (P0) 56,69 Hasil rataan perhitungan
(P2) dan 39,91 (P0) 48,72 (P2), dapat pengukuran kecernaan serat kasar, selama
dilihat bahwa perlakuan 1 hingga penelitian dari masing-masing perlakuaan
perlakuan 3 mempunyai nilai kecernaan dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Curch DC. dan Pond WE. 1988. Basic Hartadi, H., M.Christiyanto., M.Soejono.,
Animal Nutrition and Feeding. 3rd R.Utomo., dan B.P. Widyobroto.
ed. John Willy and Sons, Inc. 2005. Konsumsi dan kecernaan
United States of America. nutrien ransum yang berbeda
prekursor protein energi dengan
pakan basal rumput raja pada sapi Muhakka. 2007a. Perbandingan nilai
perah. Universitas Diponegoro. nutrisi rumput kumpai
Semarang. (Hymenachne Acutigluma) Di
Kabupaten Ogan Komering Ilir dan
Hartadi H., Reksohadiprodjo S. dan Kabupaten Muara Enim Sumatera
Tillman AD. 1997. Tabel Selatan berdasarkan analisa Van
Komposisi Bahan Pakan Untuk Soest. (Tidak dipublikasikan).
Indonesia. Gadjah Mada University Fakultas Pertanian Universitas
Press. Yogyakarta Sriwijaya, Indralaya
Hatmono H. dan Hastoro I. 1997. Urea Murtidjo BA. 2001. Memelihara Kambing
Molases Blok Pakan Supplemen Sebagai Ternak Potong dan Perah.
Ternak Ruminansia. Trubus Kanisius. Yogyakarta
Agriwidya. Ungaran.
Nasih, M. 2012. Pengaruh Penambahan
Hau, D.K., M. Nenobais, J. Nulik, dan N.G.F. Probiotik Dalam Pakan Terhadap
Katipana. 2005. Pengaruh probiotik
Konsumsi, Kecernaan Dan Retensi
terhadap kemampuan cerna mikroba
rumen sapi bali. Seminar Nasional Pada Sapi Perah, Skripsi S1.
Teknologi Peternakan dan Veteriner., Fakultas Peternakan. Universitas
Bogor. Brawijaya. (Diakses pada 07
November 2016).
Heyne, K. 1994. Tumbuhan Berguna
Indonesia I. Balitbang. Jakarta. Ngadiyono, Nono., H. Hartadi., M.
Winugroho., D.D. Siswansyah dan
Ismail, R., 2011. Kecernaan In Vitro, S.N. Ahmad. 2001. Pengaruh
http://rismanismail2.wordpress.com/ pemberian Bioplus terhadap kinerja
2011/05/22/nilai-kecernaan-part- sapi Madura di Kalimantan
4/#more-310. (Diakses pada 7 Tengah. JITV. 6 (2) : 69-75.
november 2016).
Permata AT. 2012. Pengaruh Amoniasi
Dengan Urea pada Ampas Tebu
Mannetje LT. dan Jones RM. 1992.
Terhadap Kandungan Bahan
Forage, Plant Resources of South
Kering, Serat Kasar dan Protein
East Asia. Bogor. Indonesia.
Kasar Untuk Penyediaan Pakan
Manurung L. 2008. Analisi Ekonomi Uji Ternak. Artikel Ilmiah. Fakultas
Ransum Berbasis Pelepah Daun Kedokteran Hewan Universitas
Sawit, Lumpur Sawit Dan Jerami Airlangga. Surabaya.
Padi Fermentasi Dengan
Phanerochate Chysosporium Pada Rasmada S. 2008. Analisis Kebutuhan
Sapi Peranakan Ongole. Skripsi, Nutrien dan Kecernaan Pakan pada Owa
Jurusan Peternakan fakultas Jawa (Hylobates moloch) di Pusat
pertanian Universitas Sumatra Penyelamatan Satwa Gadog-Ciawi
Utara, Medan. Bogor. Skripsi. Fakultas
Peternakan Institut Pertanian,
McDonald P., Edwards R., Greenhalgh J. Bogor.
dan Morgan C. 2002. Animal
Nutrition. 6th Edition. Longman Rukmana R, 2005. Budi Daya Rumput
Scientific and Technical, New Unggul. Kanisius. Yogyakarta
York.
Santosa U. 1995. Tata Laksana Organik. Laporan akhir RUT VIII.
Pemeliharaan Ternak Sapi. Institut Pertanian Bogor, Bogor
Cetakan I. Penebar Swadaya,
Jakarta. Sutardi. 1993. Seminar Nasional
Pengembangan Peternakan Rakyat
Siregar, Y.K. 2013. Pengaruh (Sapi, Kerbau dan Unggas).
Suplementasi Probiotik Padat Dan Fakultas Peternakan. Universitas
Cair Dalam Meningkatkan Jambi. Jambi
Kecernaan Zat-Zat Makanan
Ransum Sapi Potong, Skripsi S1. Suyana, I.N., S. Guntoro., Parwati.,
Fakultas Peternakan. Institut Suprapto., dan S. Widiyazid. 1999.
Pertanian Bogor. (Diakses pada 07 Pemanfaatan probiotik dalam
November 2016). pengembangan sapi potong
berwawasan agribisnis di Bali.
Soerjani, M. A. J. G. H. Kostermans dan J.Pengkajian dan Pengembangan
Tjitosupomo. 1987. Weed Of Rice Teknologi Pertanian. 2 (1).
In Indonesia. Balai Pustaka.
Jakarta. Syamsu, J.A. 2001 Fermentasi jerami padi
dengan probiotik sebagai pakan
Steeel RGD. dan Torrie JH. 1993. Prinsip ternak ruminansia Jurnal Agrista. 5
dan Prosedur Statistika. PT. (3) : 280-283.
Gramedia, Jakarta. Syamsu, J.A. 2003. Kajian Fermentasi
Sulistiawati E. 2005. Eksplorasi rumput jerami padi dengan probiotik
Kumpai (Hymenachine sebagai pakan sapi bali di Sulawesi
amplexicaulis (Rudge) Nees) Selatan. J. Ilmu Ternak. 3 (2).
sebagai pakan ternak di Provinsi Fakultas Peternakan Universitas
Jambi. Pros. Lokakarya Nasional Padjadjaran, Bandung.
Tanaman Pakan Ternak.
Thalib A., Bestari J., Widiawati Y., Hamid
Puslitbang Peternakan, Bogor
H., dan Suherman D. 2000.
Pengaruh perlakuan silase jerami
Sulistyowati E. dan Erwanto. 2009.
padi dengan mikroba rumen kerbau
Produksi susu sapi perah pfh laktasi
terhadap daya cerna dan ekosistem
yang disuplementasi dengan
rumen sapi. J. Ilmu Ternak dan
beberapa level blok tabut. JPPT.
Veteriner 5: 1-6.
Vol. 34 No. 2.: 81- 87.
Tillman AD., Hartadi H., Reksohadiprodjo
Suprapto, H., Suharti F.M, T.Widiyastuti. S., Prawirokusumo S. dan
2013. Kecernaan serat kasar dan Lebdosoekojo S. 1998. Ilmu
lemak kasar complete feed limbah Makanan Ternak Dasar. Gadjah
rami dengan sumber protein Mada University Press,
berbeda pada kambing peranakan Yogyakarta.
etawa lepas sapih. Jurnal Ilmiah
Peternakan 1(3):938-946.
Universitas Jendral Soedirman. Tillman, A. D., H. Hartadi, S.
Purwokerto. Reksohadiprodjo, S.
Prawirokusumo, S.
Sutardi T. 2001. Revitalisasi Peternakan
Lebdosoekojo.1991. Ilmu Makanan
Sapi Perah Melalui Penggunaan
Ternak Dasar. Gadjah Mada
Ransum Berbasis Limbah
University Press, Fakultas
Pertanian Dan Suplemen Mineral
Peternakan, Universitas Gadjah
Mada.