Professional Documents
Culture Documents
Kebutuhan Gizi Pada Remaja
Kebutuhan Gizi Pada Remaja
BAB II
LANDASAN TEORI
Bagaimanapun obesitas dapat teratasi dengan cara yang amandan sehat, adapun cara menurunkan
berat badan yang sehat adalah sebagai berikut :
Perubahan pola makan (diet)
Perubahan pola makan dapat dilakukan dengan cara mengurangi asupan kalori total. Dalam artian
remaja disarankan untuk lebih banyak mengonsumsi buah dan sayur, serta membatasi gula dan lemak.
Jika kesulitan mengetahui kalori yang dibutukan tubuhnya , maka remaja dapat membicrakannya dengan
dokter atau ahli gizi.
Peningkatan aktifitas fisik/olahraga
Aktifitas fisik / olahraga dapat membantu menurunkan berat badan, karena dapat membakar lebih banya
kalori. Banyaknya kalori yang dibakar tergantung dari frekuensi, durasi, dan intensitas latihan yang
dilakukan. Daniel landers, professor pendidikan olahraga dari Arizona state university, mengungkapkan
bahwa ada lima manfaat olahraga bagi otak kita. Kelima manfaat tersebut sebagai berikut :
Meningkatkan konsentrasi, kreatifitas, dan kesehatan mental
Membantu menunda proses penuaan
Mengurangi stress
Meningkatkan daya tahan tubuh
Memperbaiki kepercayaan diri
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilaku digunakan untuk mengatur atau memodifikasipola makan dan aktifitas fisik pada
remaja yang menjalani terapi obesitas. Melalui modifikasi perilaku dapat diketahui faktor atau situasi apa
yang dapat membuat berat badan menjadi berlebih, sehingga diharapkan dapat membantu mengatasi
ketidakpatuhan dalam terapi obesitas.
Anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan eritrosit lebih rendah dari normal. Pada pria
Hb normal 14-18 gr%dan eritrosit 4,5-5,5 jt/mm^2. Fungsi HB dalam darah adalah mengikat oksigen
diparu-paru dan melepaskannya diseluruh jaringan tubuh yang membutuhkan kemudian mengikat kadar
karbondioksida dari jaringan tubuh dan melepaskannya di paru-paru.
Pada umumnya anemia lebih sering terjadi wanita remaja dan dewasa daripada pria. Remaja putri
mudah terserang anemia karena :
Pada umumnya masyarakat indonesia(termasuk remaja putri) lebih banyak mengonsumsi makanan
nabati yang kandungan zat besinya sedikit,dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan
tubuh akan zat besi tidak terpenuhi
Remaja putri biasanya ingin terlihat langsing, sehingga membatasi asupan makanan
Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang dieksresi , khususnya melalui feses(tinja)
Remaja putri mengalami haid setiap bulan, dimana kehilangan zat besi + 1,3 mg/hari, sehingga
kebutuhan zat besi lebih banyak pada pria
Sebagai orangtua, sudah sewajarnya memberikan asupan nutrisi yang cukup bagi buah hatinya. Asupan nutrisi yang
diberikan pun tidak bisa disamaratakan dengan asupan nutrisi yang diperlukan balita karena kebutuhan nutrisi untuk
anak di masa pertumbuhan, pra remaja, dan remaja berbeda.
Biasanya, orangtua hanya memperhatikan asupan nutrisi hingga anak berusia 5 tahun. Setelah usia tersebut para
orangtua menganggap kebutuhan nutrisi anak kurang lebih sama dengan orang dewasa. Padahal sejatinya tidak
demikian. Masa perkembangan anak tidak hanya sampai usia 5 tahun, namun sampai usia 18 tahun.
Hal inilah yang menyebabkan banyak terjadinya kerawanan nutrisi, misalnya malnutrisi (kekurangan gizi) atau
overnutrisi (kelebihan gizi, identik dengan kegemukan). Orangtua harus memahami bahwa anak membutuhkan
nutrisi sesuai dengan usia dan tahapan tumbuh kembangnya. Di sinilah peran penting orangtua dalam mengarahkan
anak untuk hidup sehat.
Misalnya saja pada anak usia 5-8 tahun yang sedang dalam masa pertumbuhan tentu berbeda dengan kebutuhan
anak usia 9-12 tahun yang masuk masa pra-remaja dan usia 13-18 tahun yang memasuki masa remaja. Di usia 5-6
tahun, perkembangan anak lebih ke fungsi kognisi dan sosial, misalnya mulai masuk sekolah dan berinteraksi
dengan lingkungan, yaitu lingkungan sekolah. Sedangkan pada masa pra-puber atau pra-remaja (9-12 tahun) dan
pubertas atau remaja (13-18 tahun) terjadi perkembangan fungsi organ reproduksi yang menghasilkan berbagai
hormon yang akan mempersiapkan kematangan fungsi reproduksinya. Terjadinya tumbuh-kembang yang
disebabkan pengaruh hormonal akan menyebabkan perubahan pada kebutuhan zat gizinya untuk mendukung
pertumbuhan fisik dan kematangan organ reproduksi.
Lantas, nutrisi apa yang harus dipenuhi untuk pertumbuhan si remaja? Jawabannya adalah gizi seimbang yang
terdiri dari karbohidrat, protein, serat, lemak, vitamin, dan mineral. Semua gizi yang Anda butuhkan bisa ditemui di
dalam susu cair segar karena susu adalah minuman yang memiliki hampir semua nutrisi yang dibutuhkan (kecuali
serat). Untuk memenuhi kebutuhan serat, Anda bisa memberikan makanan dengan sayur-sayuran berdaun hijau
yang baik bagi kesehatan dan pertumbuhannya.
http://www.mymilk.com/article/130-perhatikan-kecukupan-gizi-remaja-anda-sejak-dini.html
Manu lansia
Proses menua
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai
organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis ini dapat
mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain :
Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan juga
jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah
keriput serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali terlihat
kurus.
Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga dihubungkan dengan
kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat. Sedangkan gangguan pada indera
pengecap dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan
menurunnya nafsu makan. Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya
kemunduran fungsi sel syaraf pendengaran.
Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah
yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut
kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat
menyebabkan wasir.
Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif dan
kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari.
Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya
ingat jangka pendek, melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa, kesulitan
mengenal benda-benda, kegagalan melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan
(apraksia) dan gangguan dalam menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan,
daya abstraksi, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam emlakukan aktivitas sehari-
hari yang disebut dimensia atau pikun. Gejala pertama adalah pelupa, perubahan
kepribadian, penurunan kemampuan untuk pekerjaan sehari-hari dan perilaku yang
berulang-ulang, dapat juga disertai delusi paranoid atau perilaku anti sosial lainnya.
Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga
bekurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran natrium sampai dapat terjadi
hiponatremia yang menimbulkan rasa lelah.
Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu
masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut, sehingga
usia lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat menyebabkan
dehidrasi.
Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk mengadakan
penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara lain sindrom lepas jabatan yang
mengakibatkan sedih yang berkepanjangan
Menurut Durmin : Young ederly (65-75 th), older ederly (75 th)
WHO : usia pertengahan(45-59), usia lanjut(60-74), usia tua(75-90), usia sangat tua(>90)
Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung
mengalami kegemukan/obesitas
Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung
kegemukan/obesitas
Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya cenderung
kegemukan/obesitas
Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu
makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang kronis)
Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur,
daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini menyebabkan
lansia cenderung kegemukan/obesitas
Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu
penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro
Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia menderita
wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia
Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan
yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati
Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan makanan
sendiri dan menjadi kurang gizi
Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan menurun
dan menjadi kurang gizi
Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya menjadi
kurang gizi
Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat
menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi
Masalah gizi yang dihadapi lansia berkaitan erat dengan menurunnya aktivitas biologis
tubuhnya. Konsumsi pangan yang kurang seimbang akan memperburuk kondisi lansia yang
secara alami memang sudah menurun.
Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang berusia
lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori
(energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi
lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari
karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia
wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan
disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka
cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.
Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram per
kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan
protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia
efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan
pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk
lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang
dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.
Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang dibutuhkan.
Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat
menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga
dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly
unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik,
sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi (susah BAB)
dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat
menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-
buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang
dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat
menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh.
Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan
karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai
sumber energi dan sumber serat.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1,
B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan
dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang
paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan
tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi
lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah
hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.
Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk mengganti
yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan makanan dan
membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-
8 gelas per hari.
Para ahli gizi menganjurkan bahwa untuk lansia yang sehat, menu sehari-hari hendaknya :
Tidak berlebihan, tetapi cukup mengandung zat gizi sesuai dengan persyaratan kebutuhan
lansia.
Bervariasi jenis makanan dan cara olahnya
Membatasi konsumsi lemak yang tidak kelihatan (menempel pada bahan pangan,
terutama pangan hewani)
Membatasi konsumsi gula dan minuman yang banyak mengandung gula
Menghindari konsumsi garam yang terlalu banyak, merokok dan minuman beralkohol
Cukup banyak mengkonsumsi makanan berserat (buah-buahan, sayuran dan sereal) untuk
menghindari sembelit atau konstipasi
Minuman yang cukup
Susunan makanan sehari-hari untuk manula hendaknya tidak terlalu banyak menyimpang dari
kebiasaan makanan, serta disesuaikan dengan keadaan psikologisnya. Pola makan disesuaikan
dengan kecukupan gizi yang dianjurkan dan menu makanannya disesuaikan dengan ketersediaan
dan kebiasaan makan tiap daerah.
Menu makanan manula dalam sehari dapat disusun berdasarkan konsep 4 sehat 5 sempuna atau
Konsep gizi seimbang, sebagai contoh
Kelompok makanan pokok (utama) : nasi (1 porsi= 200 gram)
Kelompok buah-buahan : pepaya (1 potong = 100 gr) dan susu (1 gelas = 100 gr)
Karbohidrat : nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie, roti, singkong, talas, ubi-ubian,
pisang, nangka, makaroni
Protein hewani : daging sapi, daging ayam, hati (ayam atau sapi), telur unggas, ikan, baso daging
Buah-buahan : pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, pisang, awo,
sirsak, semangka
Sayuran : bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk, kapri, kacang panjang,
kecipir, sawi, wortel, selada
Makanan jajanan : bika ambon, dadar gulung, getuk lindri, apem, kroket, kue putu, risoles
10 Langkah agar dapat hidup lebih lama, sehat, dan berarti untuk lansia
Cobalah menciptakan suasana yang menyenangkan di meja makan semenarik mungkin sehingga
dapat menimbulkan selera
Makanlah makanan yang mengandung zat gizi yang mengandung zat gizi yang penting untuk
kekebalan, seperti : biji-bijian utuh, sayuran berdaun hijau, makanan laut.
Santaplah makanan yang mengandung vitamin D. Pada usia diatas 60 tahun kemampuan
penyerapan kalsium menurun, vitamin D membantu penyerapan kalsium dalam tubuh, contoh
makanan sumber vitamin D adalah susu
Yaitu dengan membatasi makanan berlemak yang banyak mengandung kolesterol dan natrium
dan harus banyak makan makanan yang kaya vitamin B6, B12, asam folat, serat yang larut,
kalsium dan aklium, seperti biji-bijian utuh, susu tanpa lemak, kacang kering daging tidak
berlemak, buah, termasuk nanas dan sayuran.
7. Agar ingatan tetap baik dan sistem syaraf tetap bagus, harus banyak makan vitamin B6, B 12
dan asam folat
8. Mempertahankan berat badan ideal dengan jalan tetap aktif secara fisik, makan rendah lemak
dan kaya akan karbohidrat kompleks
9. Menjaga agar nafsu makan tetap baik dan otot tetap lentur
Dengan jalan melakukan olah raga aerobik (berjalan atau berenang). Olah raga dilakukan
menurut porsi masing-masing usia serta tingkat kebugaran setiap orang.
Kecukupan gizi
Kebutuhan gizi lansia setiap individu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dibawah ini
Umur
Jenis kelamin
Aktivitas/kegiatan fisik dan mental
Postur tubuh
Pekerjaan
Iklim/suhu udara
Kondisi fisik tertentu
lingkungan
Angka kecukupan energi dan zat gizi yang dianjurkan untuk manula dalam sehari
(1 piring=200 gr)
Lauk pauk Daging (1 1,5 2
ptg=50gr)
5 4
Tahu (1 ptg=25 gr)
Sayuran Bayam 1,5 1,5
(1 mgk=100 gr)
Buah-buahan Pepaya 2 2
(1 ptg=100 gr)
susu Skim 1 1
(1 gls=100 gr)
Penyiar :
Hari ini kita akan membahas tentang Gizi Tepat untuk Lansia ya Bu.
Ahli Gizi :
Ya benar, Lansia atau Lanjut Usia akan dialami oleh semua orang yang dikarunia usia panjang
tentunya kalau Tuhan menghendaki, karena kita tidak tahu berapa usia kita..
Penyiar :
Betul..,meski bukan cita-cita tetapi semua orang yang berumur panjang akan mengalami masa
lansia dan tidak dapat menolaknya. Sebenarnya penuaan itu terjadinya bagaimana ya ?
Ahli Gizi :
Penuaan adalah proses yang alami dan spontan, dimana terjadi penurunan faali tubuh atau organ
tubuh yang berjalan perlahan namun berangsur dan pasti. Tanda yang mudah kita lihat adalah
kulit yang tadinya halus mulus berangsur-angsur akan berubah menjadi keriput, rambut yang
tadinya hitam mulai berubah menjadi putih, gigi yang tadinya lengkap kemudian menjadi
ompong dan sebagainya
Penyiar :
Ya, mungkin bagi kita yang masih muda tidak pernah membayangkan bagaimana bila memasuki
masa lanjut usia nanti, bahkan ada yang takut menjadi tua dan maunya sih .muda terus,
namun itu jelas tidak mungkin. Tapi saya pernah menemui orang masih muda tapi rambutnya
sudah ubanan semua dan giginya ompong apa itu termasuk lansia ya?
Ahli Gizi :
Ya, memang rambut beruban, gigi ompong merupakan salah satu tanda penuaan, namun belum
tentu orang yang beruban dan ompong itu adalah lansia. Yang dimaksud dengan lansia adalah
orang yang berusia 60 tahun keatas. Menurut Depkes, penggolongan lansia dibagi menjadi 3
kelompok yaitu :
1. Kelompok Lansia Dini (55-64 tahun), ini merupakan kelompok yang baru memasuki lansia
2. Kelompok Lansia (65 tahun ke atas)
3. Kelompok Lansia Resiko Tinggi, yaitu lansia yang berusai lebih dari 70 tahun
Pada Lansia akan mengalami perubahan biologis, kemunduran biologis dan kemunduran
kemampuan kognitif
Penyiar :
Oh berarti kalau umur 40 tahun sudah memutih rambutnya dan ompong giginya berarti belum
dikatakan lansia ya. Ibu tadi menyebutkan perubahan biologis.. yang dimaksud itu apa ya ?
Ahli Gizi :
1. Perubahan Hormon
Yang dimaksud adalah perubahan hormon dimana produksi estrogen dan progesteron menurun
sehingga mengakibatkan :
- Kemampuan reproduksi pada wanita menurun dan akhirnya tidak ada (menopouse)
1. Perubahan Proporsi Jaringan Lemak, dimana pada lansia jaringan lemak lebih banyak daripada
jaringan otot sehingga cenderung mengalami kegemukan
2. Perubahan Susunan Syaraf dan Penurunan Panca Indera, misalnya pendengaran dan
penglihatan berkurang.
3. Penurunan Elastisitas Kulit dimana kulit menjadi keriput
4. Perubahan Pembuluh Darah yakni elastisitas menurun dan terjadi penebalan dinding yang
mengakibatkan lansia mudah menderita hipertensi
5. Perubahan Fungsi Gastrointestinal yang mempengaruhi proses penyerapan dan pencernaan.
Contohnya adalah kehilangan kemampuan mendeteksi rasa, gangguan menelan, konstipasi atau
sembelit (susah buang air besar) dll
Penyiar :
Oh ya.. itu tadi tentang perubahan biologis yang dialami oleh lansia, kalau kemunduran biologis
dan kognitif yang Ibu sebutkan tadi kira-kira apa saja ?
Ahli Gizi :
1. Kulit mengendur
2. Wajah mulai keriput
3. Rambut mulai beruban
4. Gigi mulai ompong
5. Penglihatan dan pendengaran menurun
6. Cepat dan mudah lelah
7. Gerakan lamban dan kelincahan berkurang
8. Tubuh tidak ramping lagi karena terjadi timbunan lemak, biasanya di bagian perut dan pinggul
Sedangkan kemunduran kemampuan kognitif biasanya dirasakan oleh orang yang bersangkutan
maupun orang yang berhubungan dengannya. Pada beberapa lansia terkadang penampilan secara
fisik belum terlalu tua, misalnya rambut masih hitam, gigi belum ompong, kulit agak kencang
namun terjadi kemunduran kemampuan kognitif seperti :
Penyiar :
Oh begitu.., lantas kalau lansia sudah mengalami perubahan dan kemunduran, bagaimana
dengan kebutuhan gizinya ?
Ahli Gizi :
Secara umum, kebutuhan gizi para lansia sedikit lebih rendah dibandingkan kebutuhan gizi di
usia dewasa. Kondisi ini merupakan konsekuensi terjadinya penurunan tingkat aktivitas dan
metabolisme basal tubuh para lansia/proses dalam tubuh lansia.
Namun kebutuhan unsur gizi tertentu pada lansia mengalami peningkatan, hal ini disebabkan
oleh terjadinya proses degradasi (perusakan) yang berlangsung sangat cepat. Misalnya sebagian
besar lansia wanita membutuhkan asupan mineral kalsium sedikit lebih tinggi. Tujuannya untuk
memperlambat proses kerusakan tulang. Di lain pihak, kebutuhan kalori justru mengalami
penurunan seiring dengan bertambahnya usia. Penurunan ini berhubungan dengan rendahnya
aktivitas fisik dan metabolisme basal tubuh (Metabolisme : proses kimiawi dalam tubuh untuk
melaksanakan berbagai fungsi pentingnya). Sehingga jika bertambahnya usia tidak diimbangi
dengan penurunan asupan kalori maka terjadinya obesitas atau kegemukan, kemungkinan besar
tidak dapat dihindari.
Penyiar :
Ahli Gizi :
Secara prinsip kebutuhan gizi setiap individu berbeda-beda. Hal ini tergantung pada kondisi
kesehatan, berat badan aktual, dan tinggi rendahnya tingkat aktivitas fisik seseorang. Di samping
itu, angka kecukupan gizi untuk pria dan wanita sedikit berbeda karena adanya perbedaan dalam
ukuran dan komposisi tubuh.
Beberapa sumber yang saya baca menyebutkan faktor-faktor yang terkait dengan kebutuhan gizi
lansia yaitu :
1. Aktivitas Fisik
Pada umumnya, para lansia akan mengalami penurunan aktivitas fisik. Salah satu faktor
penyebabnya adalah pertambahan usia yang dapat menyebabkan terjadinya kemunduran
biologis. Kondisi ini setidaknya akan membatasi aktivitas yang menuntut ketangkasan fisik.
Penurunan aktivitas fisik pada lansia harus diimbangi dengan penurunan asupan kalori, hal
tersebut dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit degeneratif.
1. Kemunduran Biologis
Seperti yang sudah saya uraikan tadi bahwa memasuki usia senja, sesorang akan mengalami
beberapa perubahan, baik secara fisik maupun biologis, misalnya tanggalnya gigi, kulit keriput,
penglihatan berkurang, keropos tulang, rambut beruban, pikun, depresi, sensitivitas indera
berkurang, metabolisme basal tubuh berkurang, dan kurang lancarnya proses pencernaan. Oleh
karena itu asupan gizi untuk lansia harus disesuaikan dengan perubahan kemampuan organ-
organ tubuh lansia sehingga dapat mencapai kecukupan gizi lansia yang optimal.
1. Pengobatan
Bertambahnya usia identik dengan ketergantungan obat. Pada dasarnya, pengobatan dapat
memperbaiki kondisi kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup, tetapi di lain pihak pengobatan
pun dapat mempengaruhi asupan kebutuhan gizi lansia, efek ini timbul karena obat-obatan
tertentu dapat mempengaruhi proses penyerapan zat gizi. Oleh karena itu bagi lansia yang harus
menggunakan beberapa jenis obat dianjurkan untuk selalu mengkonsultasikan kepada dokter
mengenai kemungkinan terjadinya efek samping obat yang sedang dan akan digunakan selain itu
pasien juga dianjurkan untuk meminta saran dari dokter atau ahli gizi tentang pilihan makanan
yang sebaiknya dikonsumsi.
1. Depresi dan Kondisi Mental
Depresi hampir dialami 12 14% populasi lansia. Perubahan lingkungan sosial, kondisi yang
terisolasi, kesepian, dan berkurangnya aktivitas menjadikan para lansia mengalami rasa frustasi
dan kurang bersemangat. Akibatnya, selera makan terganggu sehingga secara tidak langsung
dapat memicu terjadinya status gizi buruk.
1. Penyakit
Penyiar :
Ternyata banyak faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi lansia ya.., kadang kita yang
mempunyai orang tua yang lansia kurang memperhatikan. Jadi .. bagaimana mengatur makanan
pada lansia Bu, agar tidak terjadi kekurangan gizi atau bahkan kelebihan gizi ?
Ahli Gizi :
1. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip kebutuhan gizinya yaitu kebutuhan energi memang lebih
rendah dari pada usia dewasa muda (turun sekitar 5-10%), kebutuhan protein sebesar 1 gr/kg
BB, kebutuhan lemak berkurang, kebutuhan karbohidrat cukup (sekitar 50%), kebutuhan vitamin
dan mineral sama dengan usia dewasa muda. Atau dengan cara praktis melihat di DKGA (Daftar
Kecukupan Gizi yang Dianjurkan)
2. Menu yang disajikan untuk lansia harus mengandung gizi yang seimbang yakni mengandung
sumber zat energi, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur. Dalam hal ini kita bisa
mengacu pada makanan empat sehat lima sempurna.
3. Karena lansia mengalami kemunduran dan keterbatasan maka konsistensi dan tekstur atau
bentuk makanan harus disesuaikan. Sebagai contoh : gangguan pada gigi (gigi tanggal/ompong),
maka bentuk makanannya harus lunak, misal nasi ditim, lauk pauk dicincang (ayam disuwir,
daging sapi dicincang/digiling)
4. Makanan yang kurang baik bagi lansia adalah makanan berlemak tinggi seperti seperti jerohan
(usus, hati, ampela, otal dll), lemak hewan, kulit hewan (misal kulit ayam, kulit sapi, kulit babi
dll), goreng-gorengan, santan kental. Karena seperti prinsip yang disebutkan tadi bahwa
kebutuhan lemak lansia berkurang dan pada lansia mengalami perubahan proporsi jaringan
lemak. Hal ini bukan berarti lansia tidak boleh mengkonsumsi lemak. Lansia harus
mengkonsumsi lemak namun dengan catatan sesuai dengan kebutuhannya. Sebagai contoh
misalnya bila menu hari ini lauknya sudah digoreng, maka sayurannya lebih baik sayur yang
tidak bersantan seperti sayur bening, sayur asam atau tumis. Bila hari ini sayurnya bersantan
maka lauknya dipanggang, dikukus, dibakar atau ditim.
5. Lansia harus diberi pengertian untuk mengurangi atau kalau bisa menghindari makanan yang
mengandung garam natrium yang tinggi. Contoh bahan makanan yang mengandung garam
natrium yang tinggi adalah garam dapur, vetsin, daging kambing, jerohan, atau makanan yang
banyak mengandung garam dapur misalnya ikan asin, telur asin, ikan pindang. Mengapa lansia
harus menghindari makanan yang mengandung garam natrium yang tinggi ? Hal ini dikarenakan
pada lansia mudah mengalami hipertensi. Hal ini, seperti yang dijelaskan tadi bahwa elastisitas
pembuluh darah telah menurun dan terjadi penebalan di dinding pembuluh darah yang
mengakibatkan mudahnya terkena hipertensi. Selain itu indera pengecapan pada lansia mulai
berkurang, terutama untuk rasa asin, sehingga rasa asin yang cukup-pun terasa masih kurang
bagi mereka, lalu makanan ditambah garam yang banyak, hal ini akan meningkatkan tekanan
darah pada lansia. Jadi kita memang perlu sampaikan kepada lansia bahwa panduan rasa
asinnya tidak bisa lagi dipakai sebagai ukuran, karena bila dengan panduan asin dari lansia,
untuk kita yang belum lansia akan terasa asin sekali.
6. Lansia harus memperbanyak makan buah dan sayuran, karena sayur dan buah banyak
mengandung vitamin, mineral dan serat. Lansia sering mengeluhkan tentang konstipasi/susah
buang air besar, nah dengan mengkonsumsi sayur dan buah yang kaya akan serat maka akan
melancarkan buang air besar. Untuk buah, utamakan buah yang bisa dimakan dengan kulitnya
karena seratnya lebih banyak. Dengan mengkonsumsi sayuran dan buah sebenarnya lansia tidak
perlu lagi mengkonsumsi suplemen makanan.
7. Selain konsumsi sayur dan buah, Lansia harus banyak minun air putih. Kebutuhan air yakni 1500
2000 ml atau 6 -8 gelas perhari. Air ini sangat besar artinya karena air menjalankan fungsi
tubuh, mencegah timbulnya penyakit di saluran kemih seperti kencing batu, batu ginjal dan lain-
lain. Air juga sebagi pelumas bagi fungsi tulang dan engselnya, jadi bila tubuh kekurangan cairan
maka fungsi, daya tahan dan kelenturan tulang juga berkurang. Air juga berguna untuk
mencegah sembelit, karena untuk penyerapan makanan dalam usus memerlukan air.
Sekedar mengingatkan bahwa biasanya orang Jawa ini identik dengan minuman NASGITEL,
yakni Panas, Legi, Kentel atau dalam bahasa Indonesia adalah Panas, Manis dan Kental, seperti
kopi kental. Nah untuk minuman ini harus dikurangi. Jika sebelum lansia biasa minum kopi 2-3
kali maka setelah masuk masa lansia cukup sekali saja. Apalagi bagi lansia yang menderita
diabetes dan obesitas lebih baik menghindari minuman yang manis atau yang menggunakan gula
pasir. Air putih memang lebih baik daripada kopi, teh kental, soft drink, minuman beralkohol, es
maupun sirup.
1. Daya tampung makanan lansia sudah terbatas, sehingga porsi makan pun tak bisa sama dengan
seperti sebelum lansia (misal usia 50 tahun kebawah). Jika lansia memerlukan makanan yang
banyak oleh karena penyakitnya misal lansia menderita TBC Paru, maka tidak perlu berpegang
pada konsep tiga kali makan dalam sehari, namun makan porsi kecil namun sering misalnya 4 -5
kali dalam sehari atau 3 kali makan utama, 2 sampai 3 kali selingan.
Penyiar :
Berarti kalau bisa disingkat lansia harus makan makanan yang bergizi seimbang,
menghindari makanan yang berlemak, menghindari makanan yang mengandung garam yang
tinggi atau asin, menghindari minuman beralkohol, banyak makan sayur dan buah serta minum
air putih. Selain itu bentuk makanannya lunak dan dalam porsi kecil namun sering, begitu ya
Bu?
Ahli Gizi :
Tepat sekali
Penyiar :
Kira-kira gambaran menunya seperti apa Bu, supaya Sobat Harmoni lebih jelas dan
gamblangsehingga kalau mau mempraktekkannya di rumah tidak mengalami kesulitan..
Ahli Gizi :
Bagaimana, sudah jelas dan mudah bukan dalam menyusun menu Lansia?
Penyiar :
Ya saya sudah jelas dan saya berharap Sobat Harmoni pun demikian. Oh ya .. masih ada hal
lain yang perlu diperhatikan tidak pada lansia selain makanan untuk menunjang kesehatan?
Ahli Gizi :
Ya.., bagi para lansia memang mengalami banyak kemunduran namun. tidak perlu berkecil
hati, harus selalu optimis, ceria dan berusaha agar selalu tetap sehat di usia lanjut dengan
menjaga kesehatan. Ada satu pepatah Mbak Yuan..
Penyiar :
Apa itu Bu ?
Ahli Gizi :
Kesehatan tidak berarti segala-galanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya tidak berarti,
maksudnya orang yang sehat belum tentu hidupnya makmur, kaya raya, segala keinginannya
dapat terpenuhi, namun orang sehat bisa saja adalah orang yang sederhana atau biasa saja. Akan
tetapi kesehatan itu adalah milik kita yang paling berharga, karena bila kita sakit kita tidak dapat
berbuat apa-apa dan tidak bisa menikmati dengan baik apa yang kita miliki. Oleh karena itu kita
harus selalu menjaga, merawat, memelihara dan menyayangi kesehatan.
Penyiar :
Betul sekali Bu
Ahli Gizi :
Olah raga usia lanjut tidak perlu berlebihan, patokan olah raga lansia yaitu beban ringan atau
sedang, waktu relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik, tidak kompetitif atau bertanding.
Beberapa contoh olah raga yang sesuai dengan batasan tadi adalah jalan kaki, dengan segala
bentuk permainan yang ada unsur jalan kaki misalnya golf, lintas alam, mendaki bukut, senam
dengan faktor kesulitan kecil dan olah raga yang bersifat rekreatif dapat diberikan.
Tidur ini bermanfaat untuk menyimpan energi, meningkatkan immunitas atau kekebalan tubuh,
mempercepat proses penyembuhan penyakit, juga pada saat tidur tubuh memperbaiki jaringan
tubuh yang mengalami kerusakan. Oleh karena itu orang pada umumnya akan merasa segar
setelah istirahat.
1. Menjaga kebersihan
Lansia harus menjaga kebersihan tubuh, kebersihan lingkungan, kebersihan ruangan dan juga
pakaian dimana dia tinggal. Yang termasuk kebersihan tubuh adalah mandi dua kali sehari,
mencuci tangan sebelum makan atau sesudah mengerjakan sesuatu, sikat gigi setelah selesai
makan, membersihkan kuku dan lubang-lubang (hidung, telinga, pusar, anus dan organ intim),
memakai alas kaki jika keluar rumah dan menggunakan pakaian yang bersih.
Sedangkan kebersihan lingkungan yakni di halaman rumah, jauh dari sampah dan genangan air.
Di dalam ruangan atau rumah bersih dari debu dan kotoran setiap hari, tutupi selalu makanan di
meja makan. Pakaian, sprei, gorden, karpet, seisi rumah termasuk kamar mandi dan WC harus
dibersihkan secara periodik. Tentu saja hal ini memerlukan bantuan dari keluarga atau orang
yang tinggal bersama Lansia
Pemeriksaan kesehatan berkala dan konsultasi kesehatan merupakan kunci keberhasilan dari
upaya pemeliharaan kesehatan lansia. Walaupun tidak sedang sakit, lansia dianjurakan untuk
memeriksakan kesehatannya secara berkala, agar bila ada penyakit dapat diketahui lebih dini
sehingga pengobatannya lebih mudah dan cepat dan jika ada faktor beresiko yang menyebabkan
penyakit dapat dicegah.
Yakni dengan lebih dekat kepada Tuhan, menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, hal ini
akan membuat lebih tenang. Lalu hindari stress, hidup yang penuh dengan tekanan yang akan
merusak kesehatan. Stress juga dapat menyebabkan stroke, penyakit jantung dan sebagainya.
Lalu tersenyum dan tertawa.tapi bukan senyum dan ketawa sendiri lho Senyum dan ketawa
akan membuat penampilan lebih menarik dan disukai semua orang. Tertawa membantu
memandang hidup dengan positif dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk
menyembuhkaningat laguHati yang Gembira adalah Obat..? Tertawa juga ampuh untuk
mengendalikan emosi kita yang tinggi dan untuk melemaskan otak kita dari kelelahan. Tertawa
dan senyum itu murah tidak perlu membayar namun menjadikan hidup ceria, bahagia dan sehat
1. Rekreasi
Rekreasi untu menghilangkan kelelahan setelah beraktifitas selama seminggu, bisa di pantai, di
taman, atau bersantai bersama keluarga, anak dan cucu, atau teman dan tetangga.
1. Yang terakhir pertahankan hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman, karena
hidup sehat itu bukan hanya sehat jasmani dan rohani tetapi juga sehat sosial.
Penyiar :
Aduh terimakasih Bu, senang sekali hari ini telah bertambah pengetahuan kita tentang gizi
tepat pada lansia serta hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga kesehatan
Ahli gizi :
Saya pun senang dapat membagikan pengetahuan kepada kita semua, dan saya berharap Sobat
Harmoni pun memperoleh manfaatnya
Penyiar :
Nah kalau mungkin ada Sobat Harmoni yang belum jelas tentang tema hari ini atau mau
konsultasi langsung harus kemana Bu ?
Ahli Gizi :
Yah..bagi pendengar yang masih memerlukan informasi lebih lanjut, silakan datang ke Poli Gizi
Rumah Sakit Katolik Budi Rahayu Blitar jl. Ahmad Yani no 18 Blitar untuk berkonsultasi
pada jam dinas yakni 08.00 16.00 WIB. Ahli gizi siap membantu anda..
PUSTAKA
Bagian Gizi Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia,
Penuntun Diit, Jakarta, PT Gramedia, 1997
Materi Penyuluhan Gizi Massal (Pastoral Care) Instalasi Gizi Rumah Sakit Katolik Budi
Rahayu Blitar tahun 2007
http://radioharmonifm.com/home/gizi-tepat-untuk-lansia/
1. OLEH : Amy Prahesti, SKMPada pelatihan kader Lansia Desa Candigaron25 Februari 2011
2. Konsepsi Tumbang Dewasa usila
3. by : EPSILON DEWANTO
4. Setiap tahapan kehidupan dipengaruhi faktor gizi, kelebihan atau kekurangan akan
mempengaruhi tujuan hidup seseorang. Makanan bisa membuat manusia menjadi sehat dan
sakit. Untuk menjaga kesehatan diperlukan makanan seimbang tidak berlebihan tetapi
beranekaragam dari sumber yang alami.
5. Mencegah dan mengobati penyakit yang timbul pada usia lanjut, dapat mempertahankan
kesehatan jasmani maupun rohani serta kemanfaatan orang tersebut bagi masyarakat
lingkungannya. Cerita Begawan Abyasa Menjadi Tua dan tetap berguna ; OLD IS GOLD
6. Umur Fisiologis - Pola makan : padat gizi, rendah kalori - gaya hidup : Keg. Fisik dan sikap
mental Umur Kronologis - WHO, yang dikatakan lansia adalah usia 60 th ke atas. - UHH terus
meningkat, di Indonesia th 70- an sekitar 45 th, tahun 200-an menjadi 65 th.
7. 1. Energi, karena kegiatan berkurang upayakan BB sedikit dibawah standar.2. Protein, tidak
untuk tumbang lagi, tapi perbaikan sel tubuh yang rusak.3. Karbohidrat dan lemak, dibatasi 1/3
kebutuhan energi karena bisa mengakibatkan peny. Degeneratif, DM. Kolesterol.
8. 4. Vitamin dan Mineral - Dianjurkan makan tambahan sumber Ca, Fe, dan kalium, as folat, dan
vit c. - Vit A,D,E UNTUK CEGAH PENYAKIT JANTUNG Bisa dipenuhi dengan tambahan konsumsi 2
gelas susu sehari. - Serat penting untuk meltih terus sal cerna sehingga memudahkan BAB.
9. 1. KEGEMUKAN.2. Osteoporosis3. ANEMIA4. ASAM URAT5. KEK6. KURANG SERAT7. KURANG
GIZI MIKRO
10. PAGI NASI TELUR REBUS 10.00URAP SAYUR SUSU PEPAYA SIANG NASI BANDENG
PRESTO SAYUR LODEH SEMANGKA 16.00 KUE LAPIS MALAM NASI SEMUR AYAM SOUP SAYURAN
PISANG
11. MATURSUWUN
http://www.slideshare.net/amyprahesti/gizi-usia-lanjut-usila-9873239