Professional Documents
Culture Documents
ASEAN: HKM Organissi Inter
ASEAN: HKM Organissi Inter
1. LATAR BELAKANG
melalui usaha bersama, dalam semangat kesamaan dan persahabatan untuk memperkukuh
1
Atep Abdurofiq, Menakar Pengaruh Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 terhadap Pembangunan Indonesia,
Jurnal Filsafat dan Budaya Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta, 2014, hlm. 251-252
2
ASEAN, 1967 ASEAN Declaration, Bangkok: 1967.
https://cil.nus.edu.sg/rp/pdf/1967%20ASEAN%20Declaration-pdf.pdf, hlm. 1-2 (diakses Sabtu, 14 Mei 2016,
jam 22.00).
ini tidak akan tercapai apabila kita hanya menjadi penonton saja.3
Salah satu perangkat penting yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi MEA adalah
kebutuhan MEA. Persiapan perangkat hukum ini bukanlah suatu yang mudah untuk
dilakukan karena penerapan integrasi ekonomi ASEAN ini masih dibatasi oleh kebijakan-
kebijakan dan keputusan ekonomi yang dimiliki oleh masing-masing negara ASEAN.
Ketika Indonesia ingin bekerjasama lebih erat dengan negara ASEAN lain, mau tidak mau
Indonesia harus mampu membuat keputusan bersama. Kondisi tersebut memaksa bahwa
perangkat peraturan perundang-undangan yang inline dengan kebijakan dari MEA harus
mengandung prinsip-prinsip yang sama, atau paling tidak memiliki dasar nilai filosofis dan
sosiologis yang mendukung dengan prinsip-prinsip dalam MEA. Jika pengaturan hukum
nasional kita belum sejalan, Indonesia hanya sebagai negara tujuan penjualan barang dan
jasa sebagai akibat dari MEA, bukan sebagai pelaku perdagangan itu sendiri.4 Liberisasi
yang berjalan sejauh ini lebih banyak menempatkan Indonesia sebagai pasar.5
Kerangka konsep hukum wilayah ASEAN untuk menunjang bisnis perlu dipikirkan
karena hingga kini kajian-kajian tentang penyatuan hukum kawasan ASEAN masih lemah,
tidak adanya regulasi yang jelas terkait landasan hukum bersama. Ketika ada kerangka
hukum yang mewadahi 10 negara ASEAN dalam MEA, jika terjadi konflik ada hukum
bersama dan ada standardisasi di negara-negara ASEAN sehingga terjadi kepatuhan hukum.6
3
Soekarwo, et.al, Pintu Gerbang MEA 2015 Harus Dibuka, Prenadamedia Group, Jakarta, 2015, h. 123
4
Akhmad Aulawi,Arah Pembangunan Hukum dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015,
Jurnal Rechtsvinding, Agustus 2014.
5
Syprianus Aristeus, Peluang Industri dan Perdagangan Indonesia dalam Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi
ASEAN, Jurnal Rechtsvinding, Volume 3, Nomor 2, Agustus 2014, hlm.152.
6
Benny Hermawan, MEA, Indonesia Rentan Alami Sengketa Hukum, 2014.
http://www.rri.co.id/post/berita/168379/nasional/mea_indonesia_rentan_alami_sengketa_hukum.html. (diakses
Rabu, 22 Juli 2015, jam 22.00).
dari internal, yaitu pengaturan hukum nasional maupun implementasi yang baik, tidak
Asia South East of Nation merupakan kepanjangan dari ASEAN atau Perhimpunan
Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. ASEAN berdiri pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok
dikenal juga Deklarasi ASEAN (The ASEAN Declaration) oleh lima menteri luar negeri dari
masing-masing negara pendiri utama yaitu, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan
Singapura.
Latar belakang terbentuknya ASEAN juga berdasarkan kesamaan nasib yang pernah dijajah
oleh Jepang. Namun, persamaan lain diantara kelima pendiri ASEAN tersebut yakni:
3. Negara yang memerlukan modal asing dan teknologi canggih untuk membangun
ekonomi nasionalnya;
4. Negara yang bersifat agraris, (kecuali Singapura) dan industrinya masih pada tahap
7
ASEAN, 1967 ASEAN Declaration, Bangkok: 1967.
https://cil.nus.edu.sg/rp/pdf/1967%20ASEAN%20Declaration-pdf.pdf, hlm.3 (diakses Sabtu, 14 Mei 2016, jam
22.00).
Asia Tenggara atau lebih dikenal ASEAN. Kawasan Asia Tenggara ini memiliki daerah
perairan pokok yaitu Laut China Selatan. Perairan diantara Selat Malaka dan Selat Sunda
merupakan pintu utama disebelah barat untuk pelayaran dan perdagangan dunia. Pada
hakikatnya daerah perairan itu adalah milik bersama negara-negara di kawasan Asia
Tenggara.8
Lambat laun organisasi ini mengalami kemajuan yang cukup signifikan di bidang politik
dan ekonomi, seperti disepakatinya Deklarasi Kawasan Damai, Bebas, dan Netral (Zone of
Kemudian, pada tahun 1976 lima negara anggota ASEAN itu juga menyepakati Traktat
Persahabatan dan Kerjasama (Treaty of Amity and Cooperation/TAC) yang menjadi landasan
bagi negara-negara ASEAN untuk hidup berdampingan secara damai. Hal ini mendorong
1. Brunei Darussalam resmi menjadi anggota ke-6 ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984
2. Vietnam resmi menjadi anggota ke-7 ASEAN pada tanggal 29-30 Juli 1995 dalam
Pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN ke-28 di Bandar Seri Begawan, Brunei
Darussalam.
3. Laos dan Myanmar resmi menjadi anggota ke-8 dan ke-9 ASEAN tanggal 23-28 Juli
1997 dalam pada Pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN ke-30 di Subang Jaya,
Malaysia.
8
https://invinoveritas1011.wordpress.com/2014/10/24/jurnal-perdebatan-asean-community-2015-dalam-
perspektif-liberal-dan-realis-part-1/
Dengan diterimanya Kamboja sebagai anggota ke-10 ASEAN, cita-cita para pendiri ASEAN
yang mencakup sepuluh negara di kawasan Asia Tenggara (visi ASEAN-10) telah tercapai.
harmonis di tahun 2020 untuk membentuk suatu komunitas negara-negara Asia Tenggara
yang menjaga kedamaian dan stabil. Para Kepala Negara ASEAN menuangkan harapan
tersebut dalam Visi ASEAN 2020 yang ditetapkan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
ASEAN (ASEAN community) disepakati untuk merealisasikan harapan tersebut pada KTT
ASEAN ke-9 di Bali tahun 2003 di mana Bali Concord II disahkan oleh ASEAN.
2. ISU HUKUM
internasional?
3. PEMBAHASAN
Pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu, Filipina, tanggal 13 Januari 2007 para pemimipin ASEAN
semakin kuat tersebut. Deklarasi Cebu (Cebu Declaration) menjadi bukti bahwa telah
disepakati percepatan pembentukan Komunitas ASEAN dari tahun 2020 menjadi tahun 2015
Komunitas ASEAN 2015 (ASEAN Community 2015) mencakup tiga pilar, yaitu :
Community/APSC) dan memegang peran yang cukup penting dikedua pilar lainnya. Terlebih
mengingat politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif sangat mendukung setiap agenda
ASEAN. Keketuaan Indonesia pada ASEAN 2011 merupakan kesempatan paling bagus bagi
dan menjalankan 3 pilar utama ASEAN Community ditahun 2015 mendatang. Hal ini terlihat
jelas dari berbagai acara yang digelar Indonesia untuk mensosialisasikan ASEAN
Community kepada masyarakat Indonesia, yaitu pergelaran ASEAN Fairs dan ASEAN
pertama, dalam konteks APSC, ASEAN ingin menciptakan kawasan Asia-Tenggara yang
kondusif, aman, dan terciptanya kedamaian. Penyelesaian masalah antar negara anggota
melalui jalur damai, bukan dengan kekerasan. Sangat menekankan untuk tidak mengambil
keputusan perang. Kedua, dalam konteks AEC, kawasan ini akan dijadikan pasar tunggal
dimana aliran barang dan jasa dalam basis produksi mengalir bebas sehingga secara ekonomi
merupakan ajang atau tempat untuk saling bertukar budaya untuk menumpukkan identitas
dirinya pada hubungan antar manusia (people centered). Tujuan secara kompleks dari
Dilihat dari tiga pilar yang tercanangkan untuk terwujudnya ASEAN Community tersebut
tersimpan harapan perubahan yang sangat besar. Selama proses untuk mewujudkan harapan
besar tersebut terbentang juga halangan-halangan besar untuk ASEAN. Kasus sengketa
perbatasan tanah di Thailand dan Kamboja, merupakan salah satu hambatan APSC yang
cukup berat. Kedua negara ini mengutarakan bahwa tidak perlunya peran ASEAN dalam
tanah sengketa. Hal ini jika dibiarkan berkepanjangan akan berdampak buruk bagi rencana
(APSC) yang sangat menekankan perdamaian untuk penyelesaian setiap konflik diantara
demokratisasi Myanmar pun terus dipantau oleh ASEAN. Terlebih ASEAN juga meminta
negara-negara maju seperti USA dan Eropa untuk mempertimbangkan pencabutan sanksi
ekonomi terhadap Myanmar melalui forum ASEAN Foreign Ministers Meeting (AMM) yang
Disisi lain, ASEAN juga medesak keikutsertaan politik bagi seluruh masyarakat Myanmar
Dari beberapa halangan besar ASEAN yang dipaparkan diatas merupakan cobaan bagi
seluruh negara anggota ASEAN untuk saling bekerjasama dalam mewujudkan harapan
tersebut. ASEAN Community ini lebih terlihat seperti meniru Uni Eropa dalam membentuk
satu kawasan yang bekerjasama dalam perekonomian pasca Perang Dunia II. Uni Eropa
terbentuk secara ilmiah dari kesamaan negara-negara di kawasan Eropa tersebut yang ingin
dalam kerjasama ekonomi tersebut yang mampu melebur dengan cepat sehingga tujuan Uni
Eropa yang saat itu ingin membangkitkan perekonomian mereka pasca perang pun terlaksana
secara fungsional dan bertahap. Terlebih negara-negara dalam kawasan Eropa tersebut
memiliki satu paham yaitu liberal. Maka, dengan persamaan paradigma ini Uni Eropa lebih
Kembali ke ASEAN, ASEAN Community berdiri tidak berdasarkan latar belakang ekonomi
yang sama dalam salah satu pilarnya yaitu ASEC. Negara-negara dalam kawasan ini
negara berkembang. Dan lagi, ASEAN tidak memiliki kesamaan paradigma atau paham
seperti Uni Eropa. Demokrasi yang dijunjung tinggi oleh ASEAN serta penekanan
perdamaian dalam penyelesaian konfliknya ini sangat terbalik dengan kondisi Myanmar yang
merupakan anggota ASEAN yang belum menerapkan secara keseluruhan sistem demokrasi
dalam negaranya. Dari sini sangat nampak perbedaan latar belakang berdirinya ASEAN
Community dan Uni Eropa yang lebih utama mencanangkan kerjasama antar kawasan
regionalnya.
Propek yang dianggap peluang besar bagi ASEAN terdapat dalam salah satu pilarnya yaitu
Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASCC). Negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini
merupakan kawasan yang sama-sama memiliki budaya yang tidak berbeda jauh satu sama
lain. Pelaksanaan ASCC pun dapat dilakukan secara meluas, yaitu berupa pertukaran pelajar,
pertukaran pelajar atau mahasiswa akan lebih dapat dirasakan apabila ASEAN mampu
membuat satu kurikulum pendidikan yang sama untuk seluruh negara anggota ASEAN.
Secara perlahan dari mutu kualitas pendidikan yang sama, ini mampu merubah status
negara kawasan ini. Maka pilar ASEAN Community yang lain pun akan dengan sendirinya
ASEAN terkesan tidak bisa melakukan apa-apa dengan kesepakatan yang banyak, namun
implementasinya lemah. Hal ini disebabkan salah satunya karena ada prinsip nonintervensi
yang dimiliki ASEAN. Jika sudah menyangkut masalah dalam negeri, ASEAN tidak boleh
ikut campur.
4. KESIMPULAN
yang ada melahirkan hak dan kewajiban. Organisasi internasional sebagai wujud kerja
sama antar negara yang merupakan wadah/ forum untuk mewujudkan kepentingan
dalam hukum internasional. Tidak ada yang mewajibkan Indonesia untuk ikut sebagai
mengikatkan diri pada organisasi internasional karena suatu negara tidak dapat
kontrol atau wadah, suatu keluarga besar masyarakat internasional tidak bisa berjalan
nasional saja juga sering terjadi pelanggaran, apa kemudian hukum menjadi tidak
penting, terlebih lagi hukum internasional yang mengatur lebih besar. Maka,