Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

SOCIAL AND CULTURAL FACTORS THAT INFLUENCE EARLY MARRIAGE AT THE AGE OF

15-19 YEAR IN THE VILLAGE HARBOR TOWN MARTUBUNG SUBDISTRICT FIELD


IN 2014 working area rejo KEC . MEDAN labuhan HOSTS Martubung 2014

Frecilia Agustina, Drs.Eddy Syahrial,Lita Sri Andayani

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara


Pangajar pada Departemen PKIP FKM USU
Alumni Departemen PKIP FKM USU

ABSTRACT

Early marriage is a marriage that the one or the both of couple is under 18 years old or studying
at senior high school. Factors related to early marrige are education, knowledge, social culture, and
economic.

Most of people at Martubung Village married when they were 15-19 years old. Therefore, this
research is done to know how the relationship of sosial culture and early marriage at Martubung Village,
Medan Labuhan Subdistrict, Medan City 2014.

This research was analitic quantitative research with 50 samples that was choosen by accidental
sampling technique. Technique of data analysis used chi-square analysis.

The result of this research showed education and early marriage had no relation with p-value =
0,965, knowledge and early marriage had had relation with p-value = 0,005, economic and early
marriage no relation with p-value = 0,215, and sosial culture and early marriage had relationship with
p-value = 0,001.

Key Word : Socio Cultural, Early Age Marriage, Adolescent

LATAR BELAKANG pernikahan dini, ternyata ada juga fasilitas


dispensasi. Pengadilan agama dan kantor urusan
Pernikahan dini masih banyak terdapat di agama sering memberi dispensasi jika mempelai
Indonesia, meskipun menurut Undang-Undang wanita ternyata masih dibawah umur (Arni,
Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 7 Ayat 1 tentang 2009).
Perkawinan menuliskan Perkawinan hanya Di Indonesia masih sering terjadi
diizinkan jika pihak pria sudah mencapai 19 praktek pernikahan anak dibawah umur.
(sembilanbelas) tahun, dan pihak wanita sudah Undang-undang perkawinan dari tahun 1974
mencapai 16 (enambelas) tahun. Pasal 26 UU juga tidak tegas melarang praktek itu. Menurut
RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan UU perkawinan, seorang anak perempuan baru
Anak, orang tua diwajibkan melindungi anak boleh menikah di atas usia 16 tahun, seorang
dari perkawinan dini, tetapi pasal ini, anak laki-laki di atas usia 18 tahun, tapi ada juga
sebagaimana UU Perkawinan, tanpa ketentuan dispensasi. Jadi, kantor urusan agama (KUA)
sanksi pidana sehingga ketentuan tersebut nyaris masih sering memberi dispensasi untuk anak
tak ada artinya dalam melindungi anak-anak dari perempuan dibawah 16 tahun (Arni, 2009).
ancaman perkawinan dini. Banyak kasus perceraian dialami oleh
Praktek pernikahan dini banyak pasangan yang menikah pada usia muda. Namun
dipengaruhi oleh tradisi lokal, sekalipun ada dalam alasan perceraian tentu saja bukan hanya
ketetapan undang-undang yang melarang karena alasan menikah muda, melainkan juga
karena alasan ekonomi, ketidakcocokan, pernikahan dini di Kelurahan Martubung
selingkuh, dan lain sebagainya. Tetapi masalah Kecamatan Medan Labuhan Medan.
tersebut tentu saja sebagai salah satu dampak
dari perkawinan yang dilakukan tanpa DEFINISI OPERASIONAL
kematangan usia dan psikologi (Chariroh, 2004).
Menurut Gunadarma (2006) yang 1. Sosial Budaya adalah satu kesatuan
dikutip Naibaho (2012), banyak remaja kurang yang kompleks, termasuk didalamnya
mempertimbangkan aspek-aspek yang pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,
berpengaruh ketika menikah muda, terutama adat istiadat, dan kesanggupan serta
pada remaja putri. Hal tersebut khususnya kebiasaan responden di Kelurahan
berkaitan dengan penyesuaian diri, baik yang Martubung Kecamatan Medan Labuhan.
berhubungan dengan perubahan dirinya maupun 2. Ekonomi adalah segala sesuatu yang
dalam hubungan dengan lingkungan sekitarnya berkaitan dengan pemenuhan
sesuai dengan peran barunya dalam sebuah kebutuhan, yang berkaitan dengan
pernikahan. penghasilan di Kelurahan Martubung
Kecamatan Medan Labuhan Kota
Berdasarkan survei pendahuluan, sekitar Medan.
65% dari jumlah penduduk di Kelurahan 3. Pendidikan adalah pendidikan terakhir
Martubung ini bermata pencaharian pedagang yang ditamatkan oleh responden
kecil dan jasa dengan penghasilan yang pas- sebelum menikah di Kelurahan
pasan. Selain itu, pola perilaku remajanya lebih Martubung Kecamatan Medan Labuhan
condong dengan perilaku barat. Dan dari Kota Medan.
wawancara terhadap 2 orang warga di 4. Pernikahan dini adalah perkawinan yang
keluarahan tersebut, keduanya menyatakan salah satu atau kedua pasangan berusia
bahwa banyak remaja yang sudah menikah di di bawah 18 tahun atau sedang
daerah tersebut karena kondisi ekonomi dan mengikuti pendidikan di sekolah
sudah hamil di luar nikah. menengah di Kelurahan Martubung
warga setempat, remaja di lingkungan Kecamatan Medan Labuhan Kota
tersebut banyak yang sering berkumpul Medan.
(nongkrong) di kafe-kafe malam bahkan ada
anak tetangga mereka yang sering tidak pulang. ANALISIS DATA
Dan ada seorang anak perempuan tetangga a. Analisis Univariat
mereka yang sudah hamil di luar nikah dan Digunakan untuk menggambarkan
dikabarkan karena melakukan hubungan intim di distribusi dan persentase dari setiap
kafe malam tersebut. variabel.
Berdasarkan uraian di atas, maka b. Analisis Bivariat
dilakukan penelitian dengan judul Faktor Sosial Setelah mengetahui masing-masing variabel,
Budaya yang Mempengaruhi Pernikahan Dini maka dilakukan analisis lebih lanjut berupa
Pada Remaja Usia 15-19 Tahun di Kelurahan analisis bivariat. Data yang didapat dari
Martubung Kecamatan Medan Labuhan Kota kedua variabel merupakan data kategorik,
Medan Tahun 2014. maka uji statistik menggunakan uji chi-
square (x2) yang bertujuan untuk mencari
METODE PENELITIAN hubungan antara variabel independen
terhadap variabel dependen.Dasar
penelitianinibersifatkuantitatif yang bersifat pengambilan keputusan dapat dilakukan
analitikuntuk mengetahui tentang pengaruh dengan perbandingan chi-square dengan uji
sosial budaya terhadap pernikahan dini pada dan tabel.
remaja usia 15-19 tahun di Kelurahan
MartubungKecamatan Medan Labuhan Kota
Medan. jumlah sampel minimal dalam penelitian
ini adalah 50 kepala keluarga yang melakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan Pendidikan, Pengetahuan,
HASIL Ekonomi, dan Sosial BudayaTerhadap
Pernikahan Dini. di Kelurahan Martubung
Distribusi Kategori Pengetahuan Responden Kecamatan Medan Labuhan.
di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Pernikahan Dini Pada
Labuhan. Remaja Usia 15-19 Tahun
No Kategori Jumlah Persentase Variabel
P-Value Tingkat
Pengetahuan (n) (%) Hubungan
1 Baik 32 64.0 Pendidikan 0,965 Tidak Ada
2 Kurang 18 36.0 Hubungan
Jumlah 50 100,0 Pengetahuan 0,005 Ada
Hubungan
Berdasarkan tabel 4.3 mengenai kategori Ekonomi 0,215 Tidak Ada
pengetahuan responden dapat dilihat bahwa Hubungan
sebagian besar responden mempunyai tingkat Sosial Budaya 0,001 Ada Hubungan
pengetahuan baik ada sebanyak 32 responden
(64,0%), kategori kurang ada sebanyak 18
responden (36,0%). Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa
faktor pendidikan memiliki p-value sebesar
Kategori Ekonomi Responden di Kelurahan 0,965 dan tidak ada hubungan terhadap
Martubung Kecamatan Medan Labuhan. pernikahan dini.Faktor pengetahuan yang
No Kategori Jumlah Pesentase memiliki p-value sebesar 0,005 dan terdapat
Ekonomi (n) (%) hubungan terhadap pernikahan dini.Faktor
1 Baik 34 68,0 ekonomi yang memiliki p-value sebesar 0,215
2 Kurang 16 32,0 dan tidak ada hubungan dengan pernikahan
Jumlah 50 100,0 dini.Sosial budaya yang memiliki p-value
sebesar 0,001 dan ada hubungan terhadap
pernikahan dini.
Berdasarkan tabel 4.5 distribusi kategori
ekonomi responden di Kelurahan Martubung 1. Pengertian Pernikahan Dini.
Kecamatan Medan Labuhan, kategori baik Berdasarkan hasil penelitian diketahui
sebanyak 20 responden (40,0%) dan kategori sebanyak 4 responden (8,0%) menjawab
kurang sebanyak 30 responden ( 60,0%). pengertian dari pernikahan dini yaitu
perkawinan pada pasangan yang masih dalam
Distribusi Kategori Sosial Budaya Responden masa sekolah yang terget persiapannya belum
di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan dikatakan maksimal baik fisik, mental, dan
Labuhan. materi. Pengertian pernikahan dini yang dipilih
No Kategori Jumlah Persentase responden tersebut menunjukkan bahwa
Sosial Budaya (n) (%) pengetahuan responden terhadap pernikahan dini
1 Tinggi 34 68.0 belum bisa dikatakan baik. Dari hasil jawaban
2 Rendah 16 32,0 responden pada pernyataan tersebut sejalan
Jumlah 50 100,0 dengan banyaknya remaja yang melakukan
pernikahan dini di Kelurahan Martubung
Kecamatan Medan Labuhan. Hal ini
Berdasarkan tabel 4.7 distribusi kategori menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
sosial budaya responden di Kelurahan pengetahuan responden yang menikah dini
Martubung Kecamatan Medan Labuhan, terhadap pernikahan dini.
kategori baik sebanyak 34 responden (68,0%) Dengan kata lain dapat diasumsikan
dan kategori kurang sebanyak 16 responden ( bahwa pengetahuan responden mengenai
32,0%). pengertian pernikahan dini masih kurang. Dan
terdapat hubungan antara pengetahuan
responden mengenai pengertian pernikahan dini pernikahan dibawah usia 20 tahun akan
terhadap kejadian pernikahan dini di Kelurahan menimbulkan banyak masalah sudah tergolong
Martubung Kecamatan Medan Labuhan tinggi. Namun tidak ada hubungan antara
. pengetahuan responden pada sub judul
2. Pernikahan Dini Bertentangan Dengan pernikahan dibawah usia 20 tahun akan
Undang-Undang. menimbulkan banyak masalah terhadap kejadian
Berdasarkan hasil penelitian diketahui pernikahan dini di Kelurahan Martubung
bahwa sebanyak 17 responden (34,0%) Kecamatan Medan Labuhan. Hal ini
mengetahui bahwa pernikahan dini secara dikarenakan sedikitnya responden yang
undang-undang dianggap bertentangan dengan mengetahui pengertian dari menikah dini yaitu
undang-undang perempuan dan sebanyak 12 hanya sebanyak 4 responden dari 50 responden
responden (24,0%) mengetahui bahwa yang menjawab benar pada pertanyaan
pernikahan dini bertentangan dengan undang- pengertian pernikahan dini.
undang perlindungan anak. Hal ini juga
bertentangan dengan penelitian fatmawati 4. Pernikahan Dini Dapat Mengurangi
(2009) di Kecamatan Sragih Kabupaten Keharmonisan Keluarga.
Pekalongan yang menyimpulkan terdapat Berdasarkan hasil penelitian diketahui
hubungan antara pengetahuan dan perilaku sebanyak 18 responden (36,0%) mengetahui
pernikahan dini. bahwa pernikahan dini dapat mengurangi
Hasil penelitian tersebut menerangkan keharmonisan keluarga akibat emosi yang masih
bahwa pengetahuan responden mengenai labil, gejolak darah muda dan cara berfikir yang
undang-undang yang bertentangan dengan belum matang. Sebanyak 24 responden (48,0%)
pernikahan dini cukup baik. Tetapi tidak ada mengetahui bahwa pernikahan dini dapat
hubungan antara pengetahuan responden mengurangi keharmonisan keluarga karena
mengenai undang-undang yang bertentangan belum memiliki penghasilan yang tetap dan
dengan pernikahan dini terhadap kejadian masih bergantung pada orang tua.
pernikahan dini di Kelurahan Martubung Asumsi peneliti berdasarkan hasil
Kecamatan Medan Labuhan. penelitian di atas yaitu pengetahuan responden
3. Menikah Dibawah Usia 20 Tahun Akan mengenai pernikahan dini dapat mengurangi
Mengalami Banyak Masalah. keharmonisan keluarga cukup baik. Tetapi tidak
Berdasarkan hasil penelitian diketahui ada hubungan antara pengetahuan responden
bahwa sebanyak 17 responden (34,0%) yang mengenai pernikahan dini dapat mengurangi
menjawab benar dan mengetahui bahwa keharmonisan keluarga di Kelurahan Martubung
perempuan yang menikah pada usia muda Kecamatan Medan Labuhan.
dibawah 20 tahun akan mengalami banyak Berdasarkan penjabaran dari hasil
masalah baik dalam segi mental, fisik, kesehatan penelitian mengenai pengetahuan, peneliti
dan ekonomi. Dan sebanyak 13 responden berasumsi bahwa secara keseluruhan
(26,0%) mengetahui bahwa perempuan yang pengetahuan responden terhadap pernikahan dini
menikah pada usia dibawah 20 tahun akan masih tergolong kurang, hal ini dapat dilihat dari
mengalami banyak masalah kesuburan dan jawaban responden dari empat pertanyaan yang
psikologis. dijabarkan pada pembahasan di atas yaitu
Hal ini tidak sesuai dengan teori pengertian nikah dini yang menjawab benar
Notoadmodjo (2010) bahwa pengetahuan akan sebanyak 4 responden (8,0%), perkawinan
menentukan perilaku seseorang karena ternyata menurut UU No. 1 tahun 1974 17 responden
walaupun pengetahuan responden cukup baik, (34,0%), menikah pada usia dibawah 20 tahun
namun pernikahan dini masih saja terjadi. Hal akan mengalami banyak masalah 13 responden
ini bertentangan dengan penelitian Fatmawati (26,0%), menikah dini dapat mengurangi
(2009) bahwa ada hubungan antara pengetahuan keharmonisan keluarga 8 responden (16,0%).
dengan kejadian pernikahan dini. Akan tetapi kejadian pernikahan dini di
Maka dapat diasumsikan bahwa Kelurahan Martubung Kecamatan Medan
pengetahuan responden pada sub judul Labuhan masih tinggi. Maka disimpulkan
bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian dilapangan
remaja dengan pernikahan dini. Hal ini didukung data yang diperoleh sebelum menikah pada
dengan hasil uji chi square dimana nilai p-value remaja yaitu ekonomi keluarga kurang memadai,
sebesar 0,005 (>0,05). mereka beranggapan dengan menikah dini akan
memperoleh kehidupan lebih baik.
1. Ekonomi Responden Terhadap Pernikahan
Dini 2. Sebelum Menikah Orang Tua Kurang
Faktor-faktor yang mempengaruhi pernikahan Mampu
dini yaitu: Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
a.Faktor Ekonomi sebanyak 30 responden (60,0%) menyatakan
Terjadi pada masyarakat yang tergolong mampu meningkatkan kebutuhan pokok orang
menengah ke bawah.Biasanya berawal dari tua setelah menikah dini karena dengan
ketidakmampuan mereka melanjutkan menikahkan anaknya, orang tua sudah lepas
pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan
tinggi.Terkadang mereka hanya bisa hidup anak. Maka berkuranglah pengeluaran
melanjutkan sampai sekolah menengah saja atau orang tua. Seperti yang dikemukakan oleh
bahkan tidak bisa mengenyam sedikitpun Syafruddin dan Mariam (2010) bahwa
kenikmatanpendidikan, sehingga menikah pernikahan anak sering terjadi dikalangan
merupakan sebuah solusi dari kesulitan yang ekonomi lemah. Menurut Alfiah (2010) dalam
merekahadapi. Terutama bagi perempuan, Jannah (2011) pernikahan dini terjadi karena
dimana kondisi ekonomi yang sulit, para keadaan keluarga yang hidup dibawah garis
orangtua lebih memilih mengantarkan putri kemiskinan sehingga orang tua menikahkan
mereka untuk menikah, karena paling tidak anak perempuannya dengan orang-orang yang
beban mereka akan berkurang. Tetapi berbeda dianggap mampu untuk meringankan beban
bagi anak laki-laki yangmempunyai peran dalam orang tua.
kehidupan berumah tangga sangatlah besar, Hal ini sesuai dengan penelitian Darnita
sehingga bagi kaum adam minimal harus (2013) di Lhok Kaju Kabupaten Pidie bahwa
mempunyai keterampilan terlebih dahulu penyebab terjadinya pernikahan dini karena
sebagai modal awalmembangun rumah tangga desakan ekonomi.
mereka. Bagi sebuah keluarga yang miskin, Dengan demikian dapat diasumsikan
pernikahan usia dini dapat menyelamatkan bahwa tingkat ekonomi orang tua responden
masalah sosial ekonomi keluarga. sebelum menikah tergolong lemah, sehingga
b. Faktor Pendidikan orang tua menikahkan anaknya dengan segera
Rendahnya tingkat untuk mengurangi beban hidup. Maka dapat
pendidikanmenjadikan para remaja tidak disimpulkan terdapat hubungan antara status
mengetahui berbagai dampak negatif dari ekonomi dengan kejadian pernikahan dini di
pernikahan anak. Dengan demikian meraka Kelurahan Martubung Kecamatan Medan
menikah tanpa memiliki bekal yang Labuhan.
cukuptentang dampak bagi kesehatan
reproduksi, mereka tentu tidak tahu. Untuk itu 3. Menikah Di Usia Dini Untuk Kehidupan
perlu sosialisasi dampak negatif ini, karena rata- Yang Lebih Baik.
rata mereka hanya lulusan SD. Padahal Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
pentingnya untuk memberikan pendidikan seks sebanyak 34 responden (68,0%) menyatakan
mulai anak berusia dini. Hal ini bertujuan agar memeroleh kehidupan yang lebih baik setelah
anak nantinya setelah dewasa mengetahui betul menikah dini. Kebanyakan dari responden
perkembangan reproduksi mereka, bagaimana memiliki kehidupan ekonomi yang lebih lemah
menjaga kesehatan reproduksi mereka, dan sebelum mereka menikah, dan setelah menikah
kapan atau pada usia berapa mereka sudah bisa mereka memiliki kehidupan ekonomi yang lebih
memantaskan diri untuk siap melakukan baik. Sehingga menimbulkan pemahaman jika
hubungan yang sehat. segera menikah, ekonomi akan membaik.
Seperti pendapat Alfiah (2010) dalam Jannah
(2011) salah satu faktor yang memengaruhi menikah agar kehidupan ditanggung oleh suami.
pernikahan dini adalah faktor ekonomi. Bagi Penelitian yang dilakukan oleh Muzaffak (2013)
sebuah keluarga miskin, pernikahan dini dapat di Desa Karang duwak Kecamatan Arosbaya
menyelamatkan masalah ekonomi keluarga. Kabupaten Bangkalan menyimpulkan bahwa
Begitu pula dengan penelitian Fatmawati (2009) terdapat hubungan yang signifikan antara status
di Kecamatan Sragih Kabupaten Pekalongan ekonomi dengan pernikahan dini. Hal ini sesuai
bahwa ada hubungan antara status ekonomi degan teori Syafruddin dan Mariam (2010)
dengan pernikahan dini. faktor yang menyebabkan pernikahan dini
Penjelasan tersebut menggambarkan adalah faktor ekonomi.
asumsi peneliti bahwa remaja di Kelurahan Dari penjelasan tersebut, peneliti
Martubung Kecamatan Medan Labuhan berasumsi bahwa remaja menganggap dengan
berpendapat dengan menikah dini akan menikah dini masalah ekonomi teratasi. Maka
mendapatkan kehidupan yang lebih baik karena dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
sebagian besar status ekonomi mereka tergolong antara status ekonomi dengan pernikahan dini di
rendah. Maka dapat disimpulkan terdapat Kelurahan Martubung Kecamatan Medan
hubungan status ekonomi dengan pernikahan Labuhan.
dini.
4. Menikah Di Usia Dini Merupakan Cara 6. Menikah Dini Dapat Memenuhi
Bertahan Hidup. Kebutuhan Sehari-Hari.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
sebanyak 36 responden (72,0%) akan sebanyak 34 responden (68,0%) memilih
menemukan cara bertahan hidup dengan menikah dini agar dapat memenuhi kebutuhan
menikah. Menurut Algous (1978) keluarga sehari-hari. Sesuai dengan teori Hollen dalam
berkembang dari waktu ke waktu dengan Suryono terkait dengan status ekonomi rendah
melakukan tindakan-tindakan karena adanya dan pemahaman bahwa menikah dini akan
tuntutan lingkungan, dalam hal ini tindakan menyelesaikan masalah ekonomi keluarga.
untuk bertahan hidup. Maka dengan menikah Dengan adanya pernikahan anak maka anak
seorang perempuan akan lebih terpenuhi gadis dalam keluarga maka akan berkurang satu
kebutuhan hidupnya. Dengan kata lain keadaan anggota keluarga yang menjadi tanggung jawab
ekonomi lemah akan memicu terjadinya (makanan, pakaian, pendidikan dan sebagainya)
pernikahan dini. Hal ini sesuai dengan penelitian (Sukanto, 1992).
Darnita (2013) di Lhok Kaju Kabupaten Pidie Hal ini sejalan dengan penelitian Ahmad
bahwa faktor yang paling dominan (2011) menyimpulkan bahwa salah satu faktor
memengaruhi pernikahan dini adalah faktor penyebab terjadinya pernikahan dini adalah
ekonomi. faktor ekonomi.
Maka, peneliti berasumsi bahwa Jadi, peneliti berasumsi bahwa
menikah dini merupakan cara bertahan hidup lemahnya ekonomi remaja menyebabkan mereka
karena keadaan ekonomi yang lemah. Artinya berpendapat untuk segera menikah agar
ada hubungan antara status ekonomi dengan kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi. Maka
pernikahan dini di Kelurahan Martubung dapat disimpulkan ada hubungan status ekonomi
Kecamatan Medan Labuhan. dengan pernikahan dini di Kelurahan Martubung
Kecamatan Medan Labuhan.
5. Menikah Dini Mengatasi Masalah
Ekonomi. Berdasarkan penjabaran dari hasil
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh penelitian mengenai faktor ekonomi, peneliti
sebanyak 38 responden (76,0%) menyatakan berasumsi bahwa secara keseluruhan status
bahwa dengan menikah dini maka masalah ekonomi responden terhadap pernikahan dini
ekonomi akan teratasi. Pernyataan ini tergolong kurang, sehingga menyebabkan
menggambarkan masih lemahnya status tingginya kejadian pernikahan dini di Kelurahan
ekonomi keluarga responden sebelum menikah Martubung Kecamatan Medan Labuhan. Namun
sehingga lebih memutuskan untuk segera kenyataan dilapangan pada remaja tingkat
ekonomi tinggi juga masih banyak yang adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak
menikah dini, hal ini dikarenakan pada warga di disadari tentang apa yang dianggap penting
Kelurahan Martubung terdapat kepercayaan dalam masyarakat.
bahwa dengan menikah dini kehidupan akan e. Norma
semakin baik, seperti pada jawaban responden Norma adalah kebiasaan umum yang
dari pernyataan menikah di usia dini merupakan menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok
cara anda untuk memperoleh kehidupan yang masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Emil
lebih baik sebanyak 34 responden (72,0%) dan Durkheimmengatakan bahwa norma adalah
21 responden (42,0%) menjawab menikah dapat sesuatu yang berada di luar individu, membatasi
menambah rezeki. Maka dapat disimpulkan mereka dan mengendalikan tingkah laku
bahwa tidak ada hubungan faktor ekonomi mereka.
dengan pernikahan dini. Hal ini didukung juga
dengan hasil uji chi squere dimana nilai p-value 2. Menolak Lamaran Di Bawah Umur 16
sebesar 0,215 (>0,05). Tahun Akan Menjadi Perawan Tua.

1. Sosial Budaya Responden Tentang Nikah Berdasarkan hasil penelitian diperoleh


Dini sebanyak 34 responden (94,4%) pada kategori
Menurut Enda (2010), sosial adalah cara usia 15-19 tahun dan pada kategori usia 20-24
tentang bagaimana para individu saling tahun. Responden yang menikah pada usia 15-19
berhubungan. Sedangkan menurut Daryanto tahun masih menganggap bahwa status janda
(1998) yang dikutip Naibaho (2012), sosial lebih baik daripada menolak lamaran yang akan
merupakan sesuatu yang menyangkut aspek menyebabkan lama menikah dan akan menjadi
hidup masyarakat. perawan tua. Berbeda dengan remaja yang
Menurut Taylor (1989), budaya adalah menikah pada usia 20-24 tahun di Kelurahan
keyakinan dan perilaku yang diaturkan atau Martubung yang tidak memikirkan perkataan
diajarkan manusiakepada generasi berikutnya. orang yang mengatakan menolak lamaran
Sedangkan menurut Sir Eduarel Baylor (1871) dibawah umur 16 tahun akan dianggap perawan
dalam Andrew dan Boyle (1995), budaya adalah tua, remaja yang menikah pada usia 20-24 tahun
sesuatu yang kompleks yang mengandung di Kelurahan Martubung lebih ingin membantu
pengetahuan, kepercaayaan seni, moral, hukum, orang tua daripada menikah di usia dini.
kebiasaan, dan kecakapan lain yang merupakan Menurut Lawrence Green dalam
kebiasaan manusia sebagai anggota komunikasi Notoadmodjo (2003) salah satu faktor yang
setempat. memengaruhi perilaku seseorang adalah nilai-
a. generasi berikutnya sehingga mengalami nilai atau kepercayaan (predisposing faktor).
perubahan. Begitu pula dengan pernikahan dini di
b. Budaya diisi dan tentukan oleh kehidupan Kelurahan Martubung akibat masih adanya
manusia sendiri tanpa disadari. kepercayaan akan menjadi perawan tua jika
menolak lamaran.
Menurut Notoatmodjo (2007), sikap Hal ini sesuai dengan penelitian Darnita
merupakan reaksi atau respon yang masih (2013) di Lhok Kaju bahwa pernikahan dini
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus terjadi karena adanya budaya dimasyarakat
atau objek. Sikap secaranyata menunjukkan bahwa anak perempuan harus segera dinikahkan
konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap agar tidak menjadi perawan tua.
stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari- Asumsi peneliti dari penjelasan tersebut
hari merupakanreaksi yang bersifat emosional bahwa tingginya faktor sosial budaya remaja
terhadapstimulus sosial. menyebabkan mereka berpendapat bahwa
d. Nilai menolak lamaran akan menjadi perawan tua.
Nilai adalah merupakan suatu hal yang Maka dapat disimpulkan ada hubungan faktor
nyata yang dianggap baik dan apa yangdianggap sosial budaya dengan pernikahan dini di
buruk, indah atau tidak indah, dan benar atau Kelurahan Martubung Kecamatan Medan
salah. Kimball Youngmengemukakan nilai Labuhan.
3. Dini Merupakan Cara Mematuhi Tradisi. terdapat hubungan antara sosial budaya dengan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kejadian pernikahan dini.
sebanyak 32 responden (88,9%) pada kategori Hasil penelitian di atas menunjukkan
usia 15-19 tahun menyatakan bahwa menikah bahwa tingginya faktor sosial budaya remaja
dini untuk mematuhi tradisi setempat, dan pada menyebabkan mereka berpendapat dengan
kategori usia 20-24 tahun sebanyak 5 responden menikah dini akan menjadi individu yng dewasa.
(35,7%). Di Kelurahan Martubung masih banyak Maka dapat disimpulkan ada hubungan faktor
orang tua remaja yang menganggap tradisi sosial budaya dengan pernikahan dini di
sangat penting dipatuhi karena dianggap akan Kelurahan Martubung Kecamatan Medan
mempermudah segala urusan untuk kedepannya. Labuhan.
Menurut RT Akhmad Jayadiningrat, DAFTAR PUSTAKA
salah satu sebab pernikahan dini adalah sifat
kolot orang tua yang tidak mau menyimpang Ahmad. 2011. Dampak Sosial Pernikahan
dari ketentuan adat. Sehingga mereka Usia Dini Studi Kasus di Desa Gunung
menikahkan anaknya dengan usia muda hanya Sindur-Bogor. FDK UIN Syarif
untuk mengikuti adat atau tradisi saja dan Hidayatullah, Jakarta.
terhindar dari aib.
Hal ini sesuai dengan penelitian Yunita Andrew and Boyle.1995. Transcultural
(2014) di Desa Pagarejo Kabupaten Wonosobo, Concepts in Nursing Care.2nd Edition.
terdapat hubungan antara kebudayaan atau Philadephia: JB Lippincot Company.
tradisi dengan kejadian pernikahan dini. Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen
Maka, dari hasil tersebut dapat Penelitian. Cetakan VII. Malang :
diasumsikan bahwa tingginya faktor sosial Rineka Cipta.
budaya remaja menyebabkan mereka
berpendapat bahwa menikah dini merupakan -------------------------. 2010. Prosedur
cara mematuhi tradisi. Maka dapat disimpulkan Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik.
ada hubungan faktor sosial budaya dengan Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.
pernikahan dini di Kelurahan Martubung
Kecamatan Medan Labuhan. Arni, Noni. 2009. Kuatnya Tradisi, Salah Satu
4. Menikah Dini Merupakan Cara Menjadi Penyebab Pernikahan Dini. http://
Individu Yang Dewasa. www.dw.de/ kuatnya-tradisi-salah-satu-
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh penyebab-pernikahan-dini/ a-
sebanyak 31 responden (86,1%) pada kategori 4897834.Diakses 5 Februari 2014.
usia 15-19 tahun menyatakan pernikahan dini
akan membuat mereka menjadi dewasa, dan Chariroh. 2004. Faktor Yang Mempengaruhi
sebanyak 3 responden (21,4%) pada kategori Tingkat Perkawinan Dan Perceraian
usia 20-24 tahun menyatakan pernikahan dini Suami Istri Usia Muda (Studi Kasus Di
akan membuat mereka menjadi dewasa. Desawonosari Kecamatan Tutur
Kepercayaan yang berkembang di masyarakat Kabupaten Pasuruan). Skripsi UMM,
Kelurahan Martubung adalah dengan berbagai Malang.
masalah yang akan dihadapi dalam keluarga
akan menjadikan mereka lebih dewasa. Cohen, Susan A. 2004. Delayed Marriage and
Hal ini sesuai dengan pernyataan Abstinence-untill-Marriage: On a
Rotinson dalam Koentjaraningrat (2006) bahwa Coallision.
kepercayaan merupakan harapan seseorang atas
suatu tindakan. Begitu pula dengan remaja di Daradjat, Zakiah. 2003. Ilmu Jiwa Agama.
Kelurahan Martubung, mereka berharap akan Jakarta: Bulan Bintang.
menjadi lebih dewasa setelah menikah. Hal ini
juga sesuai dengan penelitian Fatmawati (2009) Darnita. 2013. Gambaran Faktor-Faktor
di Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan yaitu Penyebab Pernikahan Usia Dini di
Pemukiman Lhok Kaju di Kecamatan
Indrajaya Kabupeten Pidie. Jurnal Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian
Ilmiah STIKES Ubudiyah, Banda Aceh. Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Enda. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta. Monks, Franz. J. 1998. Psikologi
Perkembangan: Pengantar dalam
Eridani. 2011. Pernikahan Anak di Indonesia. Berbagai Bagiannya. Yogyakarta:
http://www.eridani/pernikahan-anak-di- Gadjah Mada University.
indonesia. diakses 5 Februrari 2014.
Muzaffak. 2013. Pengaruh Tingkat
Fatmawati, Dwi. 2009. Hubungan Beberapa Pendidikan dan Ekonomi Terhadap
Faktor Pada Wanita dengan Kejadian Pola Keputusan Orang Tua Untuk
Pernikahan Usia Dini (Studi di Mengawinkan Anaknya di Desa
Kecamatan Sragi Kabupaten Karang Duwak Kecamatan Arosbaya
Pekalongan Tahun 2009. Jurnal Ilmiah Kabupaten Bangkalan. Skripsi UNS,
UNDIP, Semarang. Surabaya.
Friedman, Marilyn M. 2002. Keperawatan Naibaho, Erni. 2012. Pengaruh Sosial Budaya
Keluarga. Jakarta : EGC. Terhadap Pemenuhan Hak-Hak
Reproduksi Wanita Pada Pasangan
Green, Lawrence W. dan Marshall W. Kreuter. Usia Subur di Rumah Sakit Tingkat II
2000. Health Program Planning : An DAM I/BB di Kota Medan. Tesis FKM
Educational and Ecological Approach. USU, Medan.
Houston : Mayfield Publishing Company.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan
Hurlock, Elizabeth B. 1999. Psikologi Perilaku Kesehatan. Cetakan I. Jakarta:
Perkembangan: Suatu Pendekatan Rineka Cipta
Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi
V. Jakarta: Erlangga. ___________, Soekidjo. 2007. Pendidikan dan
Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Jannah, Faridatul. 2011. Pernikahan Dini
Dalam Pandangan Masyarakat ___________, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku
Madura (Studi Fenomenologi di Desa Kesehatan. Cetakan I. Jakarta: Rineka
Pandan Kecamatan Galis Kabupaten Cipta.
Pamekasan). Skripsi FS UIN, Malang.
Nugraha, Boyke. D. 2002. Perlukah
Koenjaraningrat. 1998. Pengantar Pendidikan Seks Dibicarakan Sejak
Antropologi: Pokok-Pokok Etnografi Dini?. Makalah Seminar Plus,
II. Jakarta: Rineka Cipta. Yogyakarta.

Lemeshow, S. 1994. Besar Sampel Pada Papalia, Diane E., Sally W.Olds, and Ruth D.
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Feldman.2001. Human Development.
UGM Press. 8th Edition. Boston: Mc Graw Hill.

Pikunas, Lustin. 1976. Human Development:


Lubis, Petti dan Lutfi Dwi Puji Astutik. 2012. An Emergent Science. Tokyo: McGraw
Efek Buruk Pernikahan di Bawah Hill Kogokusha Ltd.
Umur.http://kosmo.vivanews.com.
Diakses 12 Februari 2014. Republik Indonesia. 1974. Nomor 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan. Lembaran
Negara RI Tahun 1974.No. 1. Sekretariat
Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 2002. Nomor 23 Tahun Yunita, Asri. 2014. Faktor-Faktor yang
2002 tentang Perlindungan Anak. Berhubungan dengan Kejadian
Lembaran Negara RI Tahun 2002.No. Pernikahan Usia Muda Pada Remaja
4235. Sekretariat Negara. Jakarta. Putri di Desa Pagerejo Kabupaten
Wonosobo. Jurnal Ilmiah STIKES Ngudi
Republik Indonesia. 2014. Nomor 18 Tahun Waluyo Ungaran, Jawa Tengah.
2014 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Perempuan dan Anak
dalam Konflik Sosial. Lembaran Negara
RI Tahun 2014.No. 44. Sekretariat
Negara. Jakarta.

Riduwan dan Akdon. 2010. Metode dan


Teknik Menyusun Tesis. Bandung :
Alfabeta.

Santrock,John. W. 2003. Adolescence:


Perkembangan Remaja.Edisi VI.
Jakarta: Erlangga.

Sarwono, Sarlito W. 2006. Psikologi Remaja.


Edisi 10. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Soekanto, Soerjono. 1992. Sosiologi : Suatu


Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo.

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang


Remaja dan Permasalahannya. Jakarta:
Sagung Seto.

Sulaeman, Ade. 2014. Tren Pernikahan Dini


Kembali Muncul di Remaja
Kota.http:// www.intisari-
online.com/read/ tren-pernikahan-dini-
kembali-muncul-di-remaja-kota.Diakses
31 Januari 2014.

Supardi, Agus. 2013. Pernikahan Dini.


http://bengkulu.bkkbn.go.id/
Lists/Artikel/ DispForm.aspx?ID=78.
Diakses 31 Januari 2014.

Surjandi, dkk. 2002. Kesehatan Reproduksi.


Edisi I. Jakarta: Jaringan Epidemiologi
Nasional.

Syafrudin dan Mariam N. 2010. Sosial Budaya


Dasar Untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta : Trans Info Media.

Taylor, Edward B. 1989. Primitive Culture.


NewYork: JP Putnams Sons.

You might also like