Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Gambaran kadar protein dalam urin pada pekerja bangunan

1
Lulu N. Jumaydha
2
Youla A. Assa
2
Yanti M. Mewo

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: nofila1105@gmail.com

Abstract: Protein in urine or proteinuria is a condition which can happen in people with
renal dysfunction, but there is also a physiological condition called transient proteinuria.
Transient proteinuria or physiology proteinuria happens temporarily after people doing
vigorous physical activity. This proteinuria occurs due to the change of renal blood stream
which cause disruption of glomerulus and tubulus function. This situation is not dangerous
because it is only occur temporarily and reversible. A construction worker is categorized in
vigorous physical activity. One of their main job is to lift heavy weight. The purpose of the
present study was to find out the array of proteinuria levels in construction workers. This
study was conducted in a cross-sectional descriptive arrangement from the period of August-
December 2016 at Medical Faculty of Sam Ratulangi University. The samples were taken
using total sampling methods with 30 subjects. Research results showed that one subject
(3.33%) showed high protein level in urine and 29 subject (96.67%) showed normal protein
level in urine. Conclusion: It can be concluded that most of urine protein levels in
construction workers are normal.
Keywords: proteinuria, construction workers, vigorous physical activity

Abstrak: Protein dalam urin atau yang bisa disebut dengan proteinuria merupakan suatu
keadaan yang biasanya terjadi pada seseorang yang mengalami gangguan ginjal, tetapi ada
tipe dari proteinuria yang merupakan keadaan fisiologis yang disebut dengan transien
proteinuria. Transien proteinuria atau proteinuria yang bersifat sementara bisa terjadi setelah
seseorang melakukan aktivitas fisik dengan intensitas berat. Proteinuria tipe ini dapat terjadi
karena perubahan aliran darah pada ginjal yang menyebabkan terganggunya fungsi dari
glomerulus dan tubulus ginjal. Keadaan ini tidak berbahaya karena hanya bersifat sementara
dan reversibel. Pekerja bangunan merupakan pekerjaan yang termasuk dalam aktivitas fisik
dengan intensitas berat. Salah satu contoh pekerjaannya yaitu mengangkat beban yang berat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar protein dalam urin pada
pekerja buruh bangunan. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional yang bersifat
dekriptif yang dilakukan pada periode bulan Agustus-Desember 2016 di lokasi
pembangunan gedung kuliah Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Pengambilan
sampel dilakukan dengan metode total sampling dengan jumlah responden sebanyak 30
orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat satu orang (3,33%) dengan kadar protein
yang tinggi dan 29 orang (96,67%) dengan kadar protein normal. Simpulan: Dapat
disimpulkan bahwa gambaran kadar protein dalam urin pada pekerja bangunan sebagian
besar normal.
Kata kunci: proteinuria, pekerja bangunan, aktivitas fisik berat

Protein menyusun lebih dari setengah berat kering sel tubuh manusia. Setiap sel
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

mengandung ribuan protein yang berbeda- memiliki muatan negatif yang


beda dan jumlah yang bervariasi. Protein mengakibatkan protein bermuatan negatif
merupakan polimer asam amino yang diikat (albumin) tidak dapat terfiltrasi. Dengan
oleh ikatan peptida dan juga merupakan demikian hasil dari filtrasi pada dasarnya
senyawa paling banyak yang terdapat pada akan bebas dari protein dan sel-sel darah
tubuh setiap manusia.1 Fungsi penting merah. Jika terjadi gangguan pada proses
protein bagi tubuh salah satunya ini maka protein dapat keluar ke dalam
merupakan sebagai komponen untuk urin.6
kontraksi otot sehingga memungkinkan Aktivitas fisik merupakan salah satu
untuk terjadinya gerakan.2 penyebab dari keluarnya protein ke dalam
Normalnya pada setiap manusia yang urin. Proteinuria yang disebabkan karena
sehat, kurang lebih sekitar 150 mg protein aktivitas fisik pada umumnya tidak
dikeluarkan ke dalam urin setiap harinya. berbahaya dan reversibel.4 Aktivitas fisik
Jika terdapat lebih dari 150 mg per hari merupakan segala gerakan tubuh yang
maka disebut sebagai proteinuria, kadar berasal dari otot rangka yang membutuhkan
normal yang diukur dalam protein urin pengeluaran energi.8 Berdasarkan
sewaktu yaitu <10 mg/dL.3 Proteinuria intensitasnya aktivitas fisik dikategorikan
biasanya menandakan penyakit ginjal atau menjadi aktivitas fisik ringan, aktivitas
nefritis, tetapi proteinuria terkadang dapat fisik sedang, dan aktivitas fisik berat.9
ditemukan dalam urin setelah olahraga atau Aktivitas dengan intensitas fisik berat
aktivitas fisik, tetapi keaadan ini tidak diduga memiliki kendali dalam terjadinya
berbahaya, bersifat sementara dan proteinuria.
4
reversibel. Selain itu keadaan yang sering Proteinuria yang terjadi setelah
dapat menimbulkan proteinuria, yaitu aktivitas fisik berat merupakan campuran
dehidrasi, stress emosional, demam, luka dari proteinuria glomerular dan tubular.
bakar, proses inflamasi, penyakit akut dan Pada proteinuria glomerular terjadi karena
perubahan posisi dari tidur menjadi posisi peningkatan dari permeabilitas glomerulus
berdiri.5 ginjal, sedangkan pada proteinuria tubular
Proteinuria di klasifikasikan menjadi terjadi hambatan dalam proses reabsorpsi
proteinuria glomerular, tubular, overflow protein di tubular.10
dan terisolasi (ortostatik dan transien). Insiden tertinggi dari proteinuria telah
Normalnya protein tidak terdapat dalam diteliti di beberapa cabang olahraga yang
urin, terutama dikarenakan proses fisiologis memerlukan intensitas latihan yang
yang terdapat pada tubuh yang terjadi di tinggi.10 Pada penelitian yang dilakukan
glomerulus dan tubulus. Pada glomerulus pada tahun 2011 oleh Kohanpour pada 10
terjadi filtrasi sejumlah cairan melalui atlet sepakbola yang diberikan latihan fisik
kapiler glomerulus dan disimpan di dalam kronis jenis aerobik yaitu berlari selama 30
kapsula bowman, sedangkan pada tubulus menit dengan intensitas yang berbeda,
terjadi penyerapan kembali zat-zat yang 50%, 70% dan 85% dari total denyut
masih diperlukan oleh tubuh.6,7 jantung, hasilnya terjadi peningkatan yang
Membran kapiler glomerulus sangat signifikan dari kadar protein dalam urin
selektif karena memiliki tiga lapisan utama: pada intensitas 85% dari total denyut
(1) endotel kapiler, (2) membran basalis, jantung.11 Penelitian ini sejalan dengan
dan (3) lapisan sel epithelial (podosit) yang Arabpourian tahun 2015 melakukan
mengelilingi lapisan luar membran basalis penelitian terhadap 15 atlet wanita dan 30
kapiler. Ketiga lapisan ini berfungsi subjek bukan atlet. Jenis latihan yang
sebagai saringan untuk menahan sel-sel diberikan adalah latihan fisik kronis jenis
darah merah dan protein plasma, tetapi aerobik yaitu jogging 1600 meter.
masih dapat menyaring air dan zat terlarut. Pemeriksaan dilakukan sebelum dan
Seluruh dinding kapiler glomerulus seperti sesudah melakukan latihan fisik. Dari hasil
endotel, membrane basalis dan sel epitel penelitian didapati peningkatan protein urin
Jumayda, Assa, Mewo: Gambaran kadar protein...

pada kedua kelompok subjek setelah telah dilakukan dengan menggunakan nilai
melakukan latihan fisik kronis.12 rujukan dari Laboratorium Kanaka yaitu
Penelitian diatas membuktikan bahwa <10 mg/dL, didapatkan responden dengan
aktivitas fisik dengan intensitas berat kadar yang tinggi yaitu 150 mg/dL
seperti olahraga dapat menyebabkan sebanyak satu orang (3,33%). Data dapat
protein yang ada pada urin. Aktivitas berat dilihat pada tabel di bawah ini (Tabel 1).
contohnya juga dilakukan oleh para pekerja
bangunan atau biasa disebut dengan buruh Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan
bangunan atau kuli bangunan.13,14 kadar protein dalam urin.
Dari uraian diatas, dijelaskan bahwa
aktivitas fisik dengan intensitas yang berat Kadar Protein
(n) (%)
dapat mempengaruhi kadar proteinuria. (mg/dL)
Karena alasan tersebut maka peneliti Normal (<10) 29 96,67
tertarik untuk meneliti gambaran kadar Meningkat
1 3,33
protein dalam urin pada pekerja buruh (>10)
bangunan. Total 30 100

METODE PENELITIAN BAHASAN


Penelitian yang dilakukan merupakan Dari hasil penelitian yang telah
penelitian deskriptif dengan desain dilakukan, didapatkan satu orang dari 30
penelitian cross sectional. Penelitian responden yang kadar protein dalam
dilaksanakan di lokasi pembangunan urinnya meningkat sebesar 150 mg/dL.
gedung kuliah Fakultas Kedokteran Kadar protein dalam urin pada 29
Universitas Sam Ratulangi pada bulan responden lainnya dalam keadaan normal
Agustus sampai Desember 2016. Populasi yaitu dengan kadar <10 mg/dL.
penelitian yaitu pekerja bangunan yang Peningkatan kadar protein dalam urin
bekerja di Fakultas Kedokteran Sam bisa dikarenakan banyak faktor salah
Ratulangi, yang berjumlah sebanyak 47 satunya yaitu setelah melakukan aktivitas
orang. Sampel penelitian ialah seluruh fisik berat.7,15 Peningkatan kadar protein
pekerja bangunan yang bekerja di Fakultas dalam urin setelah aktivitas fisik
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi dan dipengaruhi oleh sistem saraf simpatis yang
bersedia menjadi responden yaitu ada pada tubuh manusia yang
berjumlah 30 orang. Sampel urin diambil menyebabkan perubahan permeabilitas dari
dengan cara total sampling. glomerulus ginjal.11,16 Garret berpendapat
bahwa terdapat pengaruh aktivasi sistem
HASIL PENELITIAN renin angiotensin dan katekolamin terhadap
Penelitian ini dilaksanakan di lokasi penurunan hemodinamik ginjal yang
pembangunan gedung kuliah Fakultas berakibat pada peningkatan permeabilitas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi membran glomerulus.10,17
dengan tujuan untuk mengetahui gambaran Olahraga dengan intensitas tinggi
kadar protein dalam urin pada pekerja dapat mengurangi aliran darah ginjal
bangunan. Pemilihan sampel menggunakan sampai 20% dari normal. Akibatnya, aliran
metode total sampling didapatkan jumlah darah glomerulus juga menurun tetapi
responden sebanyak 30 orang yang presentasenya tidak sama seperti aliran
memenuhi kriteria inklusi dan bersedia darah pada ginjal dikarenakan ada
menjadi responden, kemudian dilakukan mekanisme otoregulasi. Penurunan aliran
pengukuran protein dalam urin setelah darah pada glomerulus menyebabkan
bekerja. Responden semuanya adalah laki- peningkatan difusi protein ke dalam lumen
laki dan memiliki rentang usia 18-51 tubulus yang merupakan akibat dari aliran
tahun. darah yang lambat sehingga darah lebih
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang banyak waktu pada glomerulus. Ini
Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

mengakibatkan semakin banyak proporsi olahraga selesai.20


protein plasma yang dapat lolos dari Protein dalam urin lebih dipengaruhi
membran glomerulus.4 Proteinuria yang oleh intensitas dibanding durasi.
terjadi pada latihan fisik berat biasanya Pernyataan ini dibuktikan dengan
campuran antara gangguan di glomerular penelitian oleh Poortmans yang dilakukan
dan tubular. Penurunan pH darah dapat pada atlet renang yang diberikan jarak 100,
berpengaruh terhadap perubahan pada 200 dan 600 meter, terjadi penurunan
permeabilitas glomerulus dan reabsorbsi di protein dalam urin saat jarak yang
tubular terhambat. Ini merupakan salah satu diberikan semakin pendek dan penelitian
alasan terjadinya proteinuria yang oleh Kohanpour diatas juga merupakan
merupakan akibat dari aktivitas fisik berat salah satu bukti bahwa intensitas latihan
karena pada aktivitas fisik berat terjadi fisik sangat berpengaruh terhadap
perubahan lingkungan tubuh menjadi lebih keluarnya protein dalam urin.10,11,20
asam.18,19 Terdapat kendala pada penelitian ini
Berdasarkan hasil penelitian yang yaitu peneliti tidak dapat mengontrol
disajikan pada Tabel 1, hanya satu keadaan yang mempengaruhi kadar protein
responden yang memiliki peningkatan pada urin seperti makanan atau minuman
kadar protein dalam urin. Penelitian ini yang dikonsumsi, pemeriksaan yang tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan segera dilakukan dan resopon rate yang <
oleh Kohanpour tahun 2011 terhadap 10 70% dimana responden yang bersedia pada
atlet sepakbola yang diberikan latihan fisik saat penelitian hanya berjumlah 30 orang.
kronis jenis aerobik yaitu berlari selama 30
menit dengan intensitas yang berbeda yaitu, SIMPULAN
50%, 70% dan 85% dari total denyut Dari penelitian pada pekerja bangunan
jantung, didapatkan hasil peningkatan yang telah dilaksanakan di Fakultas
protein dalam urin yang signifikan pada Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
intensitas 85% dari total denyut jantung.11 mengenai kadar protein dalam urin,
Penelitian serupa juga dilakukan oleh disimpulkan bahwa sebagian besar
Arabpourian tahun 2015 yang melakukan (96,67%) memiliki kadar protein dalam
penelitian terhadap 15 atlet wanita dan 30 urin yang normal.
bukan atlet yang diberikan latihan fisik
kronis jenis aerobik yaitu jogging 1600 m, DAFTAR PUSTAKA
dari hasil penelitian terdapat peningkatan 1. Imanuel S. Biokimia Glukosa Darah,
pada kedua subjek.12 Lemak, Protein, Enzim Dan Non-
Pada penelitian ini juga didapatkan Protein Nitrogen. Dalam: Setiati S,
29 responden dengan kadar yang normal. Alwi I, Sudoyo AW, K Marcellus S,
Hal ini mungkin dapat terjadi karena Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-6.
pemeriksaan tidak dilakukan segera setelah
Jakarta: Interna Publishing; 2014. h.
responden beraktivitas fisik. Pendapat ini 218.
didukung oleh penelitian dari Khodaei 2. Marks DB, Mark AD, Smith CM.
tahun 2014 yang melakukan penelitian Biokimia Kedokteran Dasar. Suyono
terhadap 10 orang anak kelas 1 SD yang J, Sadikin V, Mandera L, editor edisi
berumur rata-rata 12-14 tahun. Sampel bahasa indonesia. Jakarta: EGC;
diambil sebelum, sesudah dan 45 menit 2000. h. 34.
setelah mata pelajaran olahraga, olahraga 3. Rovin BH, MD. Protein in The Urine
yang dilakukan termasuk pemanasan, futsal (Beyond The Basics). Available
dan pendinginan, hasil yang didapatkan from:http://www.uptodate.com/conte
yaitu terdapat peningkatan setelah nts/protein-in-the-urine-proteinuria-
beyond-the-basics#H13. 2016.
melakukan olahraga tersebut tetapi terjadi
Accesed on: August 28th 2016.
penurunan yang sangat signifikan pada 4. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke
sampel yang diambil 45 menit setelah
Jumayda, Assa, Mewo: Gambaran kadar protein...

Sistem. Ong HO, Mahode AA, Nov 07). Available at


Ramadhani, editor edisi bahasa http://www.kompasiana.com/ariefmas
Indonesia. Edisi ke-8. Jakarta: EGC; ariefmas/mengenal-sedikit-pekerja-
2011. h. 594. bangunan_550195d0813311dd17fa85
5. Carroll MF, Temte JL. Proteinuria in 6f
Adults : Diagnostic Approach. Am 14. Saleh AK, Sukeksi A, Ariyadi T.
Fam Physician. 2000;62:1333-40 Gambaran Kadar Gula Darah
6. Guyton C, Hall. Buku Ajar Fisologi Sebelum dan Sesudah Aktivitas Pada
Kedokteran. Edisi ke-12. Rachman Pasien Diabetes Melitus. [skripsi].
YL, Hartono H, Novianti A, Semarang: Universitas
Wulandari, editor edisi bahasa Muhammadiyah; 2016.
Indonesia Singapura: Elsevier; 2014. 15. Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin,
h. 325-27. Fauci, Kasper. Harrison Prinsip-
7. Nand N, Sharma M, Aggarwa HK. pronsip Ilmu Penyakit Dalam. Dalam:
Approach to Proteinuria. Dalam : Coe FL. Perubahan Fungsi Berkemih.
Pathak LA, Phadtare J, Bansal NO, Edisi ke-13. Volume 1. Jakarta: EGC;
Vaidya SV. Post Graduate Medicine. 2014. h. 274-75.
Mumbai: The Association of 16. Centers for Disease Control and
Physicians of India; 2004. h. 247-48. Prevention. Physical Activity and
8. World Health Organization. Physical Health. 2015 June 04 (Cited 2016
activity. (Cited 2016 Aug 28). Sept 27) Available at
Available at https://www.cdc.gov/physicalactivity/
http://www.who.int/mediacentre/facts basics/pa-health/
heets/fs385/en/ 17. Bahori M, Nasution N, Theodorus. Efek
9. International Physical Activity Latihan Fisik Intensitas Sedang
Questionnare (IPAQ). Guidelines Terhadap Kadar Albumin Urin
for Data Processing and Analysis of Mahasiswa Akademi Keperawatan
the IPAQ. 2005. Kesdam II Sriwijaya Palembang
10. Bellinghieri G, Savica V, Santoro D. Tahun 2013 [skripsi] Palembang:
Renal alterations during exercise. Universitas Sriwijaya; 2014.
Journal of Renal Nutrition. 18. Sanavi S, Kohanpour MA. Sport Related
2008;18:158-64. Proteinuria. Journal of Sports
11. Kohanpour A, Vatandost M, Zolfaghari Medicine. 2013;13;57-9.
F, Peeri M, Mirsepasi M, Mirsepasi 19. Kohanpour MA, Boostani MH, Avanaki
Z, et al. The effect of different MN, Boostani MA, Zare AH,
intensities of sub maximal aerobic Mirsepasi M, et al. The Effects of
exercise on proteinuria in young Different Intensities of Sub Maximal
football players. J Biol Scigarret. Aerobic Excercise on Proteinuria and
2011;11:590-596. Hematuria in Acive Young Men. J
12. Arabpourian M, Rahimi A, Sarshin A. Sci Res. 2012;12(5);674-683.
Effect of 1600-meter run on changes 20. Khodaei F, Ghanbarpanah E,
in proteinuria, creatinine and Ghanbarpanah E, Avargani AM,
hematuria levels during recovery time Farhadi K, Zare H. Effect of Sport
among young female athletes and Course Physical Activity on Urinary
non-athletes. Ephemerajournal. Albumin Excretion of Secondary 1st
2015;27:1. Grade Students. Euro J Exp Bio.
13. Sanse MAB. Mengenal Sedikit Pekerja 2014;4(2):402-5.
Bangunan. 2015 June 26 (Cited 2016

You might also like