162 164 1 SM

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pada

Pasien Pre Operasi Appendictomy Di RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari


Kabupaten Mojokerto

Binarti Dwi, Agus Suhardi


AKPER BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

ABSTRACT

Family support are attitude, action and acceptance family towards patients who get
illness. The members of family consider that a people who have full of support always ready
to give helps and assistance if they needed. The anxiousness is part of humans life that
signed by fearfullness or deeply nervousness and having a continously. This research
purposes to determine the relationship of family support with anxiety levels in appendictomy
preoperative patients at Prof. Dr. Soekandar hospitals Mojokerto. This research is a
correlational research with cross sectional approach. The population was all apendictomy
preoperative patients. The sampling method was consecutive sampling. The analysis of the
relationship of family support and the level of anxiety apply Spearman Rho correlation test
showed a significant relationship with p = 0.004 (< 0.05). The result showed that family
support in medium category was 2 people (13%), the family support in good category was 12
people (80%), the family support in excellent category was 1 (7%), while the number and
percentage of respondents who experienced in mild anxiety as much as 4 people (27%),
moderate anxiety as much as 9 people (60%), and severe anxiety as much as 2 people (13%).
There is no respondents in analysis who have family support in less category, and There is no
respondents in analysis who have not experienced a panic and anxiety. The level of anxiety
was influenced by family support, pain, ignorance, disanlement, death and anesthesia.
However, the factors that affect the level of anxiety that is family support. The anxiousness
would be lower if you have a good family support.

Keywords: Family Support, Anxiety Level, appendictompreoperative patient.


PENDAHULUAN Menurut (Smeltzer.2002) kira-kira
Apendeksitis merupakan suatu 7% dari populasi akan mengalami
peradangan apendiks yang mengenai apendiksitis dalam waktu yang bersamaan
semua lapisan dinding organ tersebut dalam hidup mereka. Apendiksitis paling
(price.1995). Pembedahan diindikasikan sering terjadi antara usia 10 sampai 30
bila diagnosis apendiksitis telah tahun (Smeltzer.2002). berdasarkan studi
ditegakkan. Apendiktomi (pembedahan pendahuluan yang dilakukan di RSUD
untuk mengangkat apendiks) dilakukan Prof Dr. Soekandar mojokerto, penderita
segera mungkin untuk mengurangi apendiksitis yang rawat inap dan yang
perforasi (Smeltzer.2002). dilakukan apendektomi pada bulan januari
Pada setiap operasi baik mayor sampai oktober tahun 2013 sebanyak 67
ataupun minor pasti akan terjadi ansietas orang. Sementara pada tanggal 4 dan 11
atau kecemasan pada pasien tersebut, Desember terdapat 6 pasien yang akan
begitupun pada pasien yang akan melakukan operasi apendiktomi tetapi
melakukan apendiktomi. Kecemasan yang mengalami kecemasan hanya 5
praoperatif kemungkinan merupakan suatu orang, sementara yang 1 orang belum tidak
respons antisipasi terhadap suatu bisa dikaji tingkat kecemasannya karena
pengalaman yang dapat dianggap pasien masih berumur 3 tahun.
sebagai suatu ancaman terhadap perannya Menurut ramaiah dalam (safariah
dalam hidup, atau bahkan kehidupannya dan nofrans.2012) ada 6 cara dalam
itu sendiri (Smeltzer.2002). Untuk mengatasi kecemasan. Yaitu pengendalian
mengatasi kecemasan dibutuhkan diri, dukungan (dukungan keluarga),
dukungan keluarga. Dukungan keluarga tindakan fisik, tidur, mendengarkan musik,
adalah sikap, tindakan dan penerimaan dan konsumsi makanan.( safariah dan
keluarga terhadap penderita yang sakit. nofrans.2012). Dari keenam cara tersebut,
Dukungan keluarga tersebut dapat peneliti ingin meneliti mengenai hubungan
menekan munculnya suatu stressor karena dukungan keluarga dengan tingkat
informasi yang diberikan dapat kecemasan pada pasien pre operasi
menyumbangkan aksi sugesti yang khusus apendiktomi.
pada individu. (Akhmadi 2009).
METODOLOGI
Jenis penelitian yang digunakan Tabel 4.1 Distribusi responden
yaitu analitik korelasional dengan berdasarkan usia pada pasien pre
menggunakan metode pendekatan cross operasi apendiktomi di RSUD Prof. Dr.
sectional. Populasi dari penelitian ini Soekandar Mojosari Kabupaten
adalah Semua pasien apendiktomi di Mojokerto tanggal 14 januari s/d 13
RSUD prof. Dr soekandar kab. mojokerto juni 2014.
pada bulan Bulan januari juni tahun
2014. pengambilan sampel dilakukan No. Usia Frekuensi Prosentase
dengan consecutive sampling sehingga 1 <20 0 0%
didapatkan jumlah sampel yang memenuhi 2 20-30 9 60%
kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 15 3 31-40 6 40%
responden. jumlah 15 100%
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian adalah kuesioner yang berisi Dari tabel di atas dapat dilihat karakteristik
pertanyataan dan pertanyaan seputar responden berdasarkan usia kurang dari 20
dukungan keluarga dan tingkat kecemasan. tahun 0 % ( tidak ada ), karakteristik
Untuk mengukur tingkat kecemasan
responden usia 20-30 tahun sebanyak 9
peneliti menggunakan kuisioner dengan orang (60 %), karakteristik responden
jumlah 14 pertanyaan sedangkan untuk penelitian usia 31-40 tahun sebanyak 6
mengukur dukungan keluarga peneliti orang (40 %)
menggunakan peryataan sebanyak 12
Tabel 4.2 Distribusi responden
peryataan.
berdasarkan jenjang pendidikan pada
HASIL pasien pre operasi apendiktomi di
Hasil analisis menunjukkan bahwa
RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari
nilai p value lebih kecil dari tingkat
Kabupaten Mojokertotanggal 14
kemaknaan ( ) yang berarti bahwa Ho
januari s/d 13 juni 2014.
ditolak dan H1 diterima. Ada hubungan
signifikan antara dukungan keluarga No Pendidikan frekuensi prosentase
dengan tingkat kecemasan pada pasien pre
1 SD 3 20%
operasi apendiktomi di RSUD Prof. Dr.
2 SLTP 5 33%
SOEKANDAR MOJOKERTO.
3 SLTA 7 47%
Berdasarkan hasil penelitian tentang
Jumlah 15 100%
distribusi responden :
Dari tabel di atas dapat dilihat karakteristik Tingkat
No f %
responden berdasarkan jenjang pendidikan Kecemasan
SD sebanyak 3 orang (20%), karakteristik 1 Ringan 4 27%
responden berdasarkan jenjang pendidikan 2 Sedang 9 60%
SLTP sebanyak 5 orang (33%) dan 3 Berat 2 13%
karakteristik responden berdasarkan 4 Panik 0 0%
jenjang pendidikan SLTA sebanyak 7
Jumlah 15 100%
orang (47%).
Tabel 4.3 Distribusi responden
Dari tabel diatas didapatkan hasil
berdasarkan pekerjaan pada pasien pre
bahwa responden yang mengalami cemas
operasi apendiktomi di RSUD Prof. Dr.
tingkat ringan sebanyak 4 orang (27%),
Soekandar Mojosari Kabupaten
cemas sedang sebanyak 9 orang (60%),
Mojokerto tanggal 14 januari s/d 13
cemas berat sebanyak 2 orang (13%), dan
juni 2014.
tidak ada responden yang mengalami
No. Pekerjaan f %
panik serta tidak ada responden yang tidak
1 Buruh 3 20% mengalami cemas pre operasi
2 Swasta 6 40% apendiktomi.
3 PNS 2 13% Tabel 4.4 Distribusi data berdasarkan
4 IRT 4 27% dukungan keluargapada pasien pre
Jumlah 15 100% operasi apendiktomi di RSUD Prof. Dr.
Dari tabel di atas dapat dilihat karakteristik Soekandar Mojosari Kabupaten
responden berdasarkan pekerjaan sebagai Mojokerto tanggal 14 januari s/d 13
buruh sebanyak 3 orang (20%), sebagai juni 2014.
pekerja swasta sebanyak 6 orang (40%), Dukungan
No f %
sebagai PNS sebanyak 2 orang (13%) dan Keluarga
sebagai ibu rumah tangga sebanyak 4 1 Kurang 0 0%
orang (27%). 2 Cukup 2 13%
Tabel 4.5 Distribusi data berdasarkan 4 Baik 12 80%
tingkat kecemasanpada pasien pre 3 Sangat Baik 1 7%
operasi apendiktomi di RSUD Prof. Dr.
Jumlah 15 100%
Soekandar Mojosari Kabupaten
Mojokertotanggal 14 januari s/d 13 juni
Dari tabel diatas dapat diidentifikasi
2014.
bahwa tidak ada reponden penelitian yang
memiliki tingkat dukungan keluarga orang dan keduanya mengalami
kurang, terdapat 2 responden memiliki kecemasan tingkat berat.
dukungan keluarga tingkat cukup/sedang PEMBAHASAN
atau sekitar 13%, terdapat 12 responden
Dukungan keluarga pada pasien pre
memiliki dukungan keluarga tingkat baik
operasi appendiktomi di RSUD Prof.
atau sekitar 80% dan responden yang
Dr. Soekandar Mojosari Kabupaten
memiliki dukungan keluarga sangat baik
Mojokerto
sebanyak 1 orang atau sekitar 7%.
Tabel 4.6 Distribusi data berdasarkan Berdasarkan hasil penelitian yang
hubungan dukungan keluarga dengan telah dilakukan selama 6 bulan dari
tingkat kecemasan pada pasien pre tanggal 14 januari s/d 13 juni 2014. pada
operasi apendiktomi di RSUD Prof. Dr. 15 responden, dapat diidentifikasi bahwa
Soekandar Mojosari Kabupaten tidak ada reponden penelitian yang
Mojokertotanggal 14 januari s/d 13 juni memiliki tingkat dukungan keluarga
2014. kurang, terdapat 2 responden memiliki
dukungan keluarga tingkat cukup atau
sekitar 13%, terdapat 12 responden
memiliki dukungan keluarga tingkat baik
atau sekitar 80% dan responden yang
memiliki dukungan keluarga sangat baik
sebanyak 1 orang atau sekitar 7%.
Dukungan keluarga merupakan
Dari tabel diatas didapatkan 12
informasi verbal atau non verbal, saran,
responden yang memiliki dukungan
bantuan yang nyata atau tingkah laku yang
keluarga kategori baik namun 8 orang
diberikan oleh orang-orang yang akrab
diantaranya mengalami kecemasan tingkat
dengan subjek di dalam lingkungan
sedang dan 4 orang mengalami
sosialnya atau yang berupa kehadiran dan
kecemasan tingkat sedang begitupun
hal-hal yang dapat memberikan
responden yang memiliki dukungan
keuntungan emosional atau berpengaruh
keluarga kategori sangat baik sebanyak 1
pada tingkah laku penerimanya.(Azizah,
orang dan mengalami kecemasan tingkat
2011). Dukungan keluarga dipengaruhi
ringan. Sedangkan responden yang
oleh beberapa faktor, yaitu; keiintiman,
memiliki dukungan keluarga cukup ada 2
harga diri, keterampilan sosial, umur,
pendidikan, spiritual dan status sosial 15 responden, didapatkan hasil bahwa
ekonomi (Rahayu 2009) responden yang mengalami cemas tingkat
Usia akan mempengaruhi tingkat ringan sebanyak 4 orang (27%), cemas
pemahaman responden terhadap suatu sedang sebanyak 9 orang (60%), cemas
dukungan yang diberikan oleh anggota berat sebanyak 2 orang (13%), dan tidak
keluarganya. Sementara tingkat ada responden yang mengalami panik serta
pendidikan akan membentuk pola pikir tidak ada responden yang tidak mengalami
dan pemahaman yang berbeda pada setiap cemas pre operasi apendiktomi.
orang. Semakin tinggi tingkat pendidikan Kecemasaan adalah keadaan
seseorang biasanya akan memberikan pola dimana seseorang mengalami perasaan
pikir dan pemahaman yang lebih baik gelisah atau cemas dan aktifitas sistem
terhadap suatu hal. Sedangkan Pekerjaan syaraf otonom dalam merespon terhadap
yang dimiliki akan sangat berpengaruh ancaman yang tidak jelas dan tidak
terhadap tingkat pendapatan keluarga. spesifik (Carpenito, 2000).
Keluarga dengat tingkat pendapatan yang Segala bentuk prosedur
tinggi secara tidak langsung akan membuat pembedahan selalu didahului dengan suatu
keluarga tersebut masuk kedalam keluarga reaksi emosional tertentu oleh pasien,
dengan status soial atas, sebaliknya jika apakah reaksi itu jelas atau tersembunyi,
pendapatanya rendah keluarga tersebuat normal atau abnormal. Sebagai contoh,
akan masuk dalam dalam kelas sosial kecemasan pre operatif kemungkinan
bawah. Kelas sosial akan berpengaruh merupakan suatu respon antisipasi
banyak terhadap keterlibatan keluarga terhadap suatu pengalaman yang dapat
dalam memberikan dukungan keluarga dianggap pasien sebagai suatu ancaman
terhadap salah satu anggota keluarganya terhadap perannya dalam hidup, integritas
yang sakit.(Smeltzer 2002). tubuh, atau bahkan kehidupannya itu
sendiri (Smeltzer 2002).
Tingkat kecemasan pada pasien pre
Menjelang operasi pasti semua
operasi appendiktomi di RSUD Prof.
orang akan merasakan kecemasan.
Dr. Soekandar Mojosari Kabupaten
Kecemasan itu muncul seiring dengan
Mojokerto
pandangan dan pemahaman seseorang

Berdasarkan hasil penelitian yang terhadap operasi itu sendiri. Kebanyakan

telah dilakukan selama 6 bulan dari sesorang akan merasa takut menjelang
tanggal 14 januari s/d 13 juni 2014 pada operasi. Perasaan takut itu muncul seiring
dengan adanya pandangan seseorang akan
adanya suatu ancaman seperti ; kecacatan, dengan kurangnya kecemasan. kecemasan
nyeri atau rasa sakit saat operasi, akan rendah apabila individu memiliki
kegagalan operasi, kematian dll. dukungan sosial yang baik. menurut
Pandangan dan pemahaman seseorang Saharon. (2000), ada beberapa faktor yang
dipengruhi oleh usia, pendidikan dan mempengaruhi kecemasan pada pasien pre
pekerjaan (status soial) seseorang. operasi antara lain :
a. Nyeri dan ketidaknyamanan (pain and
Hubungan dukungan keluarga dengan
discomfort)
tingkat kecemasan pada pasien pre
b. Ketidaktahuan (unknow)
operasi appendiktomi di RSUD Prof.
c. Kerusakan atau kecacatan (mutilation)
Dr. Soekandar Mojosari Kabupaten
d. Kematian (death)
Mojokerto
e. Anestesi (anesthesia)
Berdasarkan distribusi silang Dari hasil uji statistik korelasi

dukungan keluarga dengan tingkat Spearman, didapatkan hasil Pvalue=0,002

kecemasan pada pasien pre operasi lebih kecil dari = 0,05. Hal ini berarti

apendiktomi, terdapat 12 responden yang bahwa terdapat hubungan signifikan antara

memiliki dukungan keluarga kategori baik dukungan keluarga dengan tingkat

namun 9 orang diantaranya mengalami kecemasan pada pasien pre operasi

kecemasan tingkat sedang dan 3 orang apendiktomi di RSUD Prof. Dr. Soekandar

mengalami kecemasan tingkat ringan Mojosari Kabupaten Mojokerto.

begitupun responden yang memiliki


dukungan keluarga kategori sangat baik KESIMPULAN
sebanyak 1 orang dan mengalami Dari hasil penelitian yang telah dilakukan

kecemasan tingkat ringan. Sedangkan selama 6 bulan dari tanggal 14 januari s/d

responden yang memiliki dukungan 13 juni 2014 di RSUD Prof. Dr.

keluarga cukup ada 2 orang dan keduanya SOEKANDAR MOJOKERTO, dapat

mengalami kecemasan tingkat berat. ditarik kesimpulan bahwa dari 15

Dukungan keluarga dipengaruhi responden kebanyakan mendapatkan

oleh beberapa faktor, yaitu; keiintiman, dukungan keluarga tingkat baik yaitu

harga diri, keterampilan sosial, umur, sebnyak 12 responden atau sekitar 80%.

pendidikan, spiritual dan status sosial Sedangkan untuk tingkat kecemasan

ekonomi (Rahayu 2009), Dukungan kebanyakan responden mengalami


keluarga yang positif berhubungan kecemasan tingkat sedang, yaitu sebanyak
9 orang atau sekitar (60%). Dari hasil uji
statistik korelasi Spearman, didapatkan membantu menyingkirkan rasa cemas
hasil Pvalue = 0,002 lebih kecil dari = pada pasien pre operasi apendiktomi.
0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat d. Bagi RSUD Prof. Dr. SOEKANDAR
hubungan signifikan antara dukungan MOJOKERTO
keluarga dengan tingkat kecemasan pada Diharapkan meningkatkan mutu
pasien pre operasi apendiktomi di RSUD pelayanan di ruang rawat inap bedah
Prof. Dr. SOEKANDAR MOJOKERTO . dengan cara melibatkan keluarga
dalam memberikan dukungan pada
SARAN pasien yang akan menjalani operasi
a. Bagi pasien pre operasi apendisitis apendiktomi.
Bagi pasien yang mengalami e. Bagi peneliti selanjutnya
kecemasan pre operasi apendisitis Diharapkan bagi peneliti selanjutnya
diharapkan berusaha mengungkapkan, untuk meneliti hubungan dukungan
dan berbagi kepada keluarga tentang keluarga dengan tingkat kecemasan
kecemasan yang dialaminya agar pada pasien pre operasi apendisitis
tercipta suasana emosional dan secara mendetail dan menggunakan
dukungan dari keluarga sehingga sampel yang lebih banyak.
kecemasan yang dialami akan f. Bagi institusi pendidikan
berkurang. Diharapkan untuk membekali
b. Bagi keluarga pasien pre operasi mahasiswa dengan wawasan ilmu
apendiktomi kesehatan yang luas dan memberikan
Keluarga diharapkan memberikan pemahaman mendalam kepada
dukungan sosial semaksimal mungkin mahasiswa dalam penyusunan karya
kepada pasien berupa dukungan tulis ilmiah.
instrumental, dukungan informasional,
dukungan penilaian, dan dukungan
emosional.
c. Bagi tenaga perawat
Diharapkan memberikan dorongan
untuk pengungkapan perasaan klien,
harus mendengarkan dan harus
memahami ungkapan klien, serta
memberikan informasi mengenai
prosedur operasi apendiktomi yang
DAFTAR PUSTAKA

Ainun. 2012.Hubungan Antara Dukungan


Keluarga Dengan Tingkat Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian
Kecemasan Pada Pasien Pre Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Operasi Appendictomy Di Ruang
Flamboyan Rsud Tarakan
Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur.(internet).Available from ( Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
http://www.old.fk.ub.ac.) Metodologi Penelitian Ilmu
(accessed 29 november 2013) Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Akhmadi.2009.dukungan keluarga.
(Internet) 9 Agustus 2009. Price, sylvia anderson.1995. Fisiologi
Available from: proses-proses penyakit. Jakarta :
(http://www.rajawana.com) EGC
(Accessed 21 Oktober 2013)
Rahayu, S.H. 2009. Hubungan antara
Alimul H. Aziz (2007), Riset Keperawatan Pengetahuan Keluarga dengan
dan Teknik Penulisan Ilmiah, Dukungan Keluarga dalam
Edisi kedua. Jakarta ; Salemba Perawatan DM di Desa
Medika Pamongan Kecamatan Guntur
Kabupaten Demak. (Internet). 23
Asmadi. 2008. Konsep dan aplikasi November 2009. Available from:
kebutuhan dasar klien. Jakarta : (http://www.digilib.unimus.ac.id)
salemba medika (Accessed 17 Oktober 2013)

Azizah, L.M. 2011. Keperawatan Lanjut Smeltzer, Suzanne C.2002.keperawatan


Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu medikal bedah. Jakarta : EGC

Azwar, S. 2008. Sikap Manusia Teori dan Triantoro Safariah Dan Nofrans Eka
Pengukurannya. Edisi 2. Cetakan Saputra.2012.manajemen
XII. Jakarta: Pustaka Pelajar emosi.jakarta: PT bumi aksara

Budiarto. 2002. Biostatistik Untuk


Kedokteran dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: EGC

Friedman, M. 1998. Keperawatan


Keluarga: Teori dan Praktik.
Jakarta: EGC.

Hariyono, Rudy .2000.Mengatasi Rasa


Cemas. Gresik: Putra Pelajar

Weistein, Sharon M. (2000). Buku Saku


Terapi Intravena Edisi 2. Jakarta:
EGC.

You might also like