Professional Documents
Culture Documents
19 37 3 PB PDF
19 37 3 PB PDF
Wahdah Norsiah
setiap kelompok, jumlah sampel seluruhnya 80 sampel. Hasil analisis menunjukkan ada
perbedaan yang bermakna kadar hemoglobin metode siamethemoglobin dengan dan tanpa
sentrifugasi pada sampel leukositosis dengan nilai p = 0,000 lebih kecil dari 0,05. Kekeruhan
leukositosis berpengaruh terhadap selisih kadar hemoglobin dengan dan tanpa sentrifugasi,
semakin tinggi jumlah leukosit semakin besar selisih kadar hemoglobin, hasil penelitian
pemeriksaan kadar hemoglobin berdasarkan kriteria jumlah leukosit diperoleh selisih kadar
hemoglobin dengan dan tanpa sentrifugasi pada kelompok I. 0,22 0,07 g/dL, kelompok II 0,40
0,22 g/dL, kelompok III. 0,44 0,14 g/dL,kelompok IV. 0,85 0,41 g/dL. Pemeriksaan kadar
hemoglobin metode sianmethemoglobin pada sampel leukositosis dengan jumlah lebih dari
20.000/L perlu dilakukan sentrifugasi sehingga kadar hemoglobin lebih sesuai kondisi klinis
pasien.
Kata kunci : metode sianmethemoglobin, sentrifugasi, leukositosis
Perubahan warna asam hematin dibuat den- Chanarin (1991) menyatakan jumlah
gan cara pengenceran, sehingga warna sama leukosit lebih dari 40.000/L akan menyebab-
dengan warna standar. Cara ini kurang baik kan kekeruhan dan McPherson (2011) men-
karena tidak semua hemoglobin dapat diubah yatakan pemeriksaan kadar hemoglobin me-
menjadi asam hematin misalnya karboksihe- tode sianmethemoglobin, adanya leukosit
moglobin, methemoglobin dan sulfhemoglobin. lebih dari 30.000/L menyebabkan pengu-
Hasil pemeriksaan dipengaruhi oleh faktor sub- kuran kadar hemoglobin lebih tinggi dari se-
jektivitas, warna standar pudar, penyinaran, harusnya, maka sampel darah yang sudah
faktor kesalahan mencapai 5%-10 % diencerkan dengan larutan Drabkins di sentri-
(Gandasoebrata, 2007). fugasi 3000 rpm selama 10 menit kemudian
absorban supernatan diukur dengan spektro-
Metode lain yang banyak digunakan
fotometer pada 540 nm.
dalam laboratorium klinik adalah metode
sianmethemoglobin, untuk tujuan klinis pe- Penelitian Rahman, 2006, Very high
meriksaan kadar hemoglobin metode sian- leucocytes count interfere with colorimetric
methemoglobin mudah dilakukan dan hasil pe- measuremment of hemoglobin level, didapat-
meriksaan lebih akurat daripada metode kan peningkatan kadar hemoglobin sebesar
Sahli.Metode sianmethemoglobin adalah me- 0,5 g/dL sampai 0,6/dL setiap 50.000 sel leu-
tode referensi untuk estimasi hemoglobin, se- kosit/L darah pada sampel yang tidak di sen-
mua jenis hemoglobin dapat diukur kecuali trifugasi dan didapatkan kadar hemoglobin
sulfhemoglobin, faktor kesalahan 2%, me- meningkat palsu dengan jumlah leukosit tinggi,
tode sianmethemoglobin masih banyak setelah dilakukan sentrifugasi didapatkan ka-
digunakan di beberapa rumah sakit dan pusk- dar hemoglobin sesuai dengan kondisi klinis
esmas (Wirawan, 2011). pasien.
Prinsip dari pemeriksaan sianmethemo- Peningkatan jumlah sel leukosit dalam
globin adalah heme (ferro) dioksidasi oleh darah lebih dari 11.000/L disebut leukositosis,
kalium ferrisianida menjadi (ferri) methemoglo- leukositosis dapat terjadi karena adanya re-
bin kemudian methemoglobin bereaksi den- spon normal dari sumsum tulang terhadap
gan ion sianida membentuk sianmethemoglo- proses infeksi atau inflamasi,peningkatan jum-
bin yang berwarna coklat, absorban diukur lah leukosit normal dapat terjadi sebagai akibat
dengan kolorimeter atau spektrofotometer dari infeksi, kanker, atau pemberian obat
pada 540 nm. (epinefrin, kortikosteroid) (Porth,
2011).Leukositosis adalah salah satu tanda
Pemeriksaan kadar hemoglobin metode
dari kelainan sumsum tulang utama dalam pro-
sianmethemoglobin menggunakan larutan
duksi sel darah putih, pematangan atau kema-
drabkins dengan komposisi kalium ferrisianida
tian (apoptosis) secara fisiologik maupun pa-
yang mengikat heme (ferro) menjadi (ferri)
tologik. Nilaikritis leukositosispada orang de-
methemoglobin, ion sianida yang mengubah
wasa 20.000/L, pada bayi baru lahir jumlah
methemoglobin menjadi sianmethemoglobin,
leukosit normal adalah 10.000/L -20.000/L.
KHPO4 mengatur pH larutan (7.0-7.4) dan
Leukositosis dengan jumlah 20.000/L-50.000/
non ionic detergent berfungsi untuk memper-
L dapat disebabkan oleh leukemia dan reaksi
cepat lisisnya eritrosit, sehingga jumlah sel
leukemoid. Pada leukemia jumlah leukosit da-
leukosit yang tinggi dapat menyebabkan
pat meningkat lebih dari 100.000/L (Zorc,
kekeruhan dan mengganggu pembacaan
2009).
spektrofotometer. Kekeruhan juga dapat dise-
babkan hiperlipemia (McPherson, 2011) dan Kekeruhan yang disebabkan oleh
adanya globulin (Gandasoebrata, 2007). jumlah leukosit yang tinggi mempengaruhi
Kekeruhan yang disebabkan leukositosis men- pengukuran absorban pada spektrofotometer
yebabkan pengukuran absorban meningkat sehingga penelitian ini perlu dilakukan untuk
signifikan dan kadar hemoglobin meningkat
mengetahui adanya perbedaan pemeriksaan
palsu (Wirawan, 2011).
dengan dan tanpa sentrifugasi pada sampel lebih dari 40.000/ L, pemeriksaan kadar he-
leukositosis. Hasil penelitian menunjukkan moglobin dilakukan pengulangan sebanyak
kadar hemoglobin dengan sentrifugasi lebih 20 kali, hasil presisi kadar hemoglobin tanpa
sentrifugasi didapatkan nilai SD 0,36 dan CV
rendah dibanding kadar hemoglobin tanpa
2,97%, hasil presisi kadar hemoglobin dengan
sentrifugasi, dengan beda kadar hemoglobin sentrifugasi nilai SD 0,34 dan CV 2,89%, beda
kelompok I. 0,22 0,07 g/dL,kelompok II. hasil yang diperbolehkan dalam pengukuran
0,40 0,22 g/dL, kelompok III 0,44 0,14 g/ berulang pada kadar hemoglobin dengan CV
dL, kelompok IV. 0,85 0,41 g/dL. 3% (Mengko, 2013).
Berdasarkan hasil presisi tersebut maka
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
penelitian dapat dilaksanakan dan hasil pe-
Departemen-Instalasi Patologi Klinik FKUA- meriksaan kadar hemoglobin metode sian-
RSUD Dr Soetomo,Populasi penelitian ini methemoglobin dengan dan tanpa sentrifugasi
adalah semua sampel pasien yang dapat dikeluarkan, karena memenuhi syarat
memeriksakan darah rutin dan diperiksa Mengko (2013) beda hasil pemeriksaan kadar
dengan Hematology Analyzer (CEL-DYN hemoglobin tidak lebih dari CV 3%.
Ruby), sampel penelitian diambil dari sisa Penentuan akurasi pada penelitin ini
darah pasien dengan jumlah leukosit lebih menggunakan bahan kontrol berupa darah
dari 20.000/L yang dibagi menjadi 4 yang diperiksa dengan Hematology Analyzer
kelompok berdasarkan kriteria jumlah leukosit (CEL-DYN Ruby), bahan kontrol darah mem-
yaitu kelompok I. 20.000/L-<30.000/L, punyai tiga nilai yaitu nilai kadar hemoglobin
kelompok II. 30.000/L-<40.000/L, kelompok low/rendah (7,3 - 8,1g/dL) nomor katalog
III. 40.000/L-<50.000/L, kelompok IV. (Kontrol L 4006), kadar hemoglobin normal
50.000/L. Setiap kelompok diambil 20 (11,6 - 12,8g/dL) nomor katalog (Kontrol N
sampel, besar sampel seluruhnya 80 sampel. 4006), kadar hemoglobin high/tinggi (15,3 -
16,9g/dL) nomor katalog (Kontrol H 4006) dan
Pemeriksaan kadar hemoglobin pada
diperiksa dengan metode sianmethemoglobin
penelitian ini menggunakan reagen Drabkins
masing-masing kontrol sebanyak 10 kali pen-
dari Randox (2010), perhitungan hasil kadar
gulangan.
hemoglobin diperoleh dari absorban sampel
dikali 36,77 g/dL, absorban diukur dengan alat Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin
fotometer 4010 pada panjang gelombang 546 kontrol dikoreksi dengan kadar hemoglobin
nm.Setiap sampel dilakukan pemeriksaan Hematology Analyzer (CEL-DYN Ruby), faktor
kadar hemoglobin metode sianmehemoglobin koreksi diperoleh dari pemeriksaan sampel da-
dengan dan tanpa sentrifugasi sebanyak dua rah normal sebanyak 20 sampel, kemudian
kali pengulangan, kemudian diambil hasil diperiksa kadar hemoglobin denganHematol-
rerata untuk uji statistik Paired t-test. ogy Analyzer (CEL-DYN Ruby) dan metode
sianmethemoglobin, rerata kadar hemoglobin-
Kendali Mutu Laboaratorium Hematology Analyzer (CEL-DYN Ruby) dibagi
rerata kadar hemoglobin metode sianmethe-
Kendali mutu laboratorium pada
moglobin didapatkan hasil faktor koreksi
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
presisi dan akurasi pemeriksaan kadar hemo- 1,1015 (tabel 5.5). Hasil pengukuran kadar he-
globin. Presisi adalah beda hasil pemeriksaan moglobindarah kontrol dengan metode sian-
yang dilakukan secara berulang-ulang pada methemoglobin dikalikan dengan faktor ko-
sampel yang sama.Sampel yang digunakan reksi (1,1015).
adalah sampel darah dengan jumlah leukosit Tabel 5.6 diperoleh rerata kadar
hemoglobin low/rendah 7,82g/dL berada di penelitian ini sesuai dengan teori yang
dalam rentang nilai kadar hemoglobin 7,3- menyatakan kekeruhan yang disebabkan
8,1 g/dL, rerata kadar hemoglobin normal leukositosis menyebabkan pembacaan
absorban meningkat dan kadar hemoglobin
12,3g/dL berada di dalam rentang nilai kadar
tinggi palsu sehingga kekeruhan yang
hemoglobin 11,6-12,8g/dL, dan rerata kadar disebabkan leukositosis perlu dilakukan
hemoglobin kontrol high/tinggi 16,37 g/dL sentrifugasi 3000 rpm selama 10 menit untuk
berada di dalam rentang nilai kadar hemoglo- mendapatkan kadar hemoglobin yang lebih
bin kontrol 15,3-16,9g/dL. Hasil akurasi pe- sesuai.
meriksaan kadar hemoglobin terletak di dalam Turgeon (1989) menyatakan salah satu
rentang nilai kontrol, maka hasil pemeriksaan sumber kesalahan pada pemeriksaan kadar
bahan kontrol dianggap tepat sehingga dapat hemoglobin metode sianmethemoglobin
dinyatakan hasil pemeriksaan kadar hemoglo- adalah meningkatnya jumlah leukosit dan
bin terhadap sampel juga tepat(Herman, lipemia menyebabkan kadar hemoglobin
meningkat palsu karena kekeruhan.
2012).
Kekeruhan dapat dihilangkan dengan cara
sentrifugasi dan pembacaan absorban pada
Analisis Kadar Hemoglobin Dengan dan supernatanakan lebih akurat.
Tanpa Sentrifugasi Gandasoebrata (2007) dan WHO
Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin (2011)menyatakan kekeruhan dalam suatu
menurut derajat anemia pada tabel 5.8 sampel darah mengganggu pengukuran pada
menunjukkan peningkatan jumlah persentase fotometer sehingga menghasilkan absorban
dan kadar hemoglobin yang lebih tinggi dari
kadar hemoglobin dengan sentrifugasi
yang sebenarnya, kekeruhan dapat disebab-
dibandingkan kadar hemoglobin tanpa kan antara lain leukositosis, lipemia dan
sentrifugasi, pada anemia sedang(6-7,9 g/dL) adanya globulin abnormal.
tanpa sentrifugasi sebanyak 15 (19%) dengan Andriyoko (2009) menyatakan bahwa
sentrifugasi meningkat menjadi 19 (24%), pengukuran kadar hemoglobin dengan metode
anemia berat (< 6 g/dL) tanpa sentrifugasi spektrofotometer dipengaruhi oleh kekeruhan
sebanyak 2 (2,5%) dengan sentrifugasi yang disebabkan leukositosis, penelitian per-
meningkat menjadi 4 (5%). bandingan kadar hemoglobin metode spektro-
Hasil penelitian kadar hemoglobin fotometer dengan metode Hemocue pada
terhadap 80 sampel leukositosis metode sampel leukositosis, kekeruhan yang disebab-
sianmethemoglobin dengan dan tanpa kan leukosit dihilangkan dengan sentrifugasi
sentrifugasi, diperoleh rerata nilai kadar selama 10 menit 3000 rpm.
hemoglobin tanpa sentrifugasi 9,6176 g/dL Uji Paired t-test pemeriksaan kadar he-
dengan SD 2,03797 dan rerata nilai kadar moglobin dengan dan tanpa sentrifugasi pada
hemoglobin dengan sentrifugasi 9,1376 g/dL sampel leukositosis dibagi menjadi 4
dengan SD 2,09186. Kadar hemoglobin kelompok berdasarkan kriteria jumlah leukosit
dengan sentrifugasi lebih rendah dibanding yaitu kelompok I. 20.000/L-<30.000/
kadar hemoglobin tanpa sentrifugasi, beda Lkelompok II. 30.000/L-40.000/Lkelompok
kadar hemoglobin dengan dan tanpa III. 40.000/L-<50.000/L,kelompok IV.
sentrifugasi 0,48 g/dL 0,33602. Hasil 50.000/L,diperoleh nilai p = 0,000 lebih kecil
ujiPaired t-test diperoleh nilai p = 0,000 lebih dari nilai 0,05 yang berarti semua kelompok
kecil dari nilai 0,05 yang berarti ada ada perbedaan bermakna kadar hemoglobin
perbedaan bermakna kadar hemoglobin metode sianmethemoglobin dengan dan tanpa
metode sianmethemoglobin dengan dan tanpa sentrifugasi pada sampel leukositosis.
sentrifugasi pada sampel leukositosis dengan
jumlah leukosit lebih dari 20.000/L.Hasil
Kekeruhan yang disebabkan gukuran kadar hemoglobin lebih tinggi dari se-
leukositosis berpengaruh terhadap beda kadar harusnya, kekeruhan yang disebabkan leu-
hemoglobin dengan dan tanpa sentrifugasi, kositosis dapat diatasi dengan sentrifugasi
semakin tinggi jumlah leukosit semakin besar 3000 rpm selama 10 menit untuk menghilang-
beda kadar hemoglobin yang didapat, hasil kan pembacaan absorban palsu.
penelitian pemeriksaan kadar hemoglobin Hasil penelitian pemeriksaan kadar he-
berdasarkan kriteria jumlah leukosit diperoleh moglobin metode sianmethemoglobin dengan
beda kadar hemoglobin dengan dan tanpa dan tanpa sentrifugasi pada sampel leukosito-
sentrifugasi pada kelompok I. 20.000/L- sis dengan jumlah leukosit lebih dari 20.000/
<30.000/Lbeda kadar hemoglobin 0,22 0,07 L dengan nilai p = 0,000yang berarti ada
g/dL, kelompok II. 30.000/L-<40.000/L.beda perbedaan bermakna sehingga dapat
kadar hemoglobin 0,40 0,22 g/dL, kelompok disimpulkan bahwa pemeriksaan kadar
III.40.000/L-<50.000/L beda kadar hemoglobin metode sianmethemoglobinpada
hemoglobin 0,44 0,14 g/dL,kelompok IV. sampel leukositosis perlu dilakukan
50.000/L beda kadar hemoglobin 0,85 0,41 sentrifugasi sebelum diukur absorban untuk
g/dL. menperoleh kadar hemoglobin yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan sebenarnya.
penelitian Rahman (2006) mengemukakan
bahwa jumlah leukosit yang tinggi meningkat-
kan kadar hemoglobin, hasil penelitian kadar KESIMPULAN
hemoglobin yang diperoleh sesudah sentrifu- Hasil penelitian tentang perbedaan
gasi lebih rendah dibandingkan kadar hemo- kadar hemoglobin metode sianmethemoglobin
globin tanpa sentrifugasi, pada jumlah leu- dengan dan tanpa sentrifugasi pada sampel
kosit 20.000-30.000/Ldiperoleh beda mak- leukositosis dengan jumlah leukosit lebih dari
simum kadar hemoglobin 0,3 g/dL, jumlah leu- 20.000/Ldapat disimpulkan sebagai berikut:
kosit 30.000-40.000/L beda maksimum Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin metode
kadar hemoglobin 0,45 g/dL, jumlah leukosit sian methemoglobin pada sampel leukositosis
40.000-50.000/Lbeda maksimum kadar dengan sentrifugasi lebih rendah dibandingkan
hemoglobin 0,6 g/dL, jumlah leukosit 50.000- dengan kadar hemoglobin tanpa sentrifugasi
100.000/L beda maksimum kadar
hemoglobin 1,2 g/dL. Hasil uji Paired t-test menunjukkan ada
perbedaan yang bermakna kadar hemoglobin
Hasil penelitian ini dengan jumlah leu- dengan dan tanpa sentrifugasi pada sampel
kosit 20.000/L sudah ada perbedaan yang leukositosis.
bermakna kadar hemoglobin dengan dan
tanpa sentrifugasi, hasil penelitian ini Kekeruhan yang disebabkan
memberikan gambaran hasil yang berbeda leukositosis berpengaruh terhadap beda kadar
karena Rodak (2002) dan McPherson (2011) hemoglobin dengan dan tanpa sentrifugasi,
menyatakan, jumlah leukosit lebih dari 30.000/ semakin tinggi jumlah leukosit semakin besar
Lpada pemeriksaan kadar hemoglobin beda kadar hemoglobin yang didapat.
metode sianmethemoglobin dapat
menyebabkan kekeruhan dan pengukuran
kadar hemoglobin lebih tinggi dari seharusnya. SARAN
Chanarin (1991) dan Jiu (2003) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
menyatakan pemeriksaan kadar hemoglobin tentang perbedaan kadar hemoglobin metode
jumlah leukosit lebih dari 40.000/uL mempen- sian methemoglobin dengan dan tanpa sentri-
garuhi pengukuran dan Wirawan (2002) men- fugasi pada sampel leukositosis dengan kadar
yatakan jumlah leukosit lebih dari 50.000/L lipid normal sehingga hasil penelitian lebih
menyebabkan kekeruhansehingga hasil pen- akurat karena selain leukositosis kekeruhan
juga dapat disebabkan oleh lipemik.
Penelitian ini tidak menggunakan stan- with cyanmethemoglobin method for esti-
dar hemoglobin, untuk mendapatkan hasil mating hemoglobin, Institute of nutition
yang lebih akurat disarankan menggunakan and food safety chinese center for dis-
reagen yang ada standar hemoglobin. ease control and prevention beeinjing,
china. Vol. 32, no.5, pp. 495-7.
Kosasih EN & Kosasih AS, (2008), Tafsiran
DAFTAR PUSTAKA
hasil pemeriksaan laboratorium klinik,
Andriyoko., B., (2009). Comparison of spec- edisi 2, Karisma Publishing Group, Tan-
throphotometer method with hemocue gerang, pp. 72-79.
method for haemoglobin measurement in
leucocytosis sample, Media Clinical Pa- Koolman J & Klaus H. R., (2005).Color atlas of
thology and Medical Laboratory, Vol. 15 biochemistry, 2 edition, Marburg Ger-
no 3, Journal.unair.ac.id/filterPDF/ many. pp 193-204.
abstrak_38099_tpjua.pdf McPherson R A & Pincus M R., (2011),
Bakta M I., (2006). Hematologi klinik ringkas, Henrys clinical diagnosis and manage-
EGC, Jakarta, pp. 1-13. ment laboratory methods, 22nd Edition
Elaevier Saunders, Philadelphia, pp. 34-
Chanarin I., (1991), Laboratory haematology : 515.
an account of laboratory techniques,
Churchill Livingstone, pp. 7-14. Mehta A,B& Hoffbrand A.V., (2008), At a
glance hematologi. Edisi kedua, Er-
Clin, J,Chem, Clin, Biochem, (1980),Expert langga, Jakarta, pp. 19-25.
panel on nomenclature and principle of
quality control in clinical chemistry, Inter- Mengko R., (2013), Instrumentasi laborato-
national federal of cilinical chemistry, vol. rium klinik, ITB, Bandung, pp. 11-22.
18, pp. 69-77. Pratiknya A. W., (2001), Dasar-dasar metode
Gandasoebrata R, (2007), Penuntun laborato- penelitian kedokteran & kesehatan, PT
rium klinik, Dian Rakyat, pp. 8-19. Raja Grafindo Persada, Jakarta, pp. 50-
61.
Greenstein B & Adam G, (1996),Medical bio-
chemistry at a glance, London, pp. 101- Rahman M., (2006),Very high leucocytes
105. count interfere with colorimetric measure-
ment of hemoglobin level, Northern
Hanafiah K. A., (2001), Rancangan percobaan Medical journal, Vol. 15 no 2, pp. 14-20.
teori dan aplikasi, edisi revisi, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta. Randox Laboratories Limited, (2008), Haemo-
globin (Hb) colorimetric method manual,
Henry J.B., (2001), Clinical diagnosis and United Kingdom.
management by laboratory method,
twentieth edition, WB.Saunders com- Riswnto, (2009), Penetapan kadar hemoglo-
pany, Philadelphia, pp. 479-481. bin, http://
labkese-
Herman H., (2012), Pemantapan mutu http:/ hatan.blogspot.com/2009_11_01_archhiv
herdianaakhyar.blogspot.com/2012/10/ e.html
pemantapan-mutu_5523_html
Rodak B.F., (2002), Hematology clinical princi-
Hoffbrand, A. V & Pettit J.E, (1993), Essential ples and applications, second edition,
haematology,Blackwell ScienceLtd, pp. W.B. Saunders Company, Philadelphia,
17-19. pp.105-131.
Hoffbrand, A. V & Moss H, (2013), Essential Sastroasmoro S & Sofyan I, (2010).Dasar-
haematology.Ed 6, EGC, Jakarta, pp. 16- dasar metode penelitian klinis, Sagung
139. Seto, Jakarta, pp. 112-115.
Jiu W.S.Y, (2003),Comparison of hemocue
Silalahi U, ,(2010), Metode penelitian sosial, theory and procedures, second edition,
PT Refika Aditama, Bandung, pp. 385- Little, Brown and Company, London, pp.
387. 18-343.
Soewoto H, Mohammad S., Vita K, Septilia Wirawan R., (2002), Ketidak sesuaian hasil
I.W, Dwirini R, Parwati A, Ani R.P, Indriati pemeriksaan hematologi dengan alat hi-
P.H, Sri Widia A. J, (2001), Biokimia : tung sel darah otomatik. FKUI, Jakarta,
eksperimen laboratorium, Widia Medika, pp. 138-145.
Jakarta, pp. 1-9. Wirawan R., (2011). Pemeriksaan laborato-
Tarwoto & Wartomeh, (2008), Keperawatan rium hematologi, FKUI, Jakarta. pp 25-42
medikal bedah: gangguan sistem hema-
World Health Organization (WHO), (2011),
tologi, Trans Info Media Jakarta, pp. 9- Manual for a health laboratory, edition 2,
21. ISBN 978-979-044-005-0, pp. 261-271.
Turgeon M L., (1989), Clinical hematology