Struktur Dan Mekanisme Sistem Urinaria

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

Struktur dan Mekanisme Sistem Urinaria

KELOMPOK PBL B1

Skenario 3

Ratri Puspitaningrum 102011447

Joceline Valencia 102013072

Bryan Raka Alim 102013145

Augustinus Yohanes Karni Lando 102013341

Dola lonita 102013342

Elva Patabang 102014029

Rezki Natalina Putri 102014087

Christovel Liempepas 102014153

Deishielanny Nair Narayanan 102014241

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.06 Jakarta Barat

1
Abstract

Urinary system is a system that plays a role in maintaining the homeostasis of the body, secrete
hormones, and mengeskresikan substances that are not useful to the body. Urinary system
consists of kidneys, ureters, urinary vesica and urethra. Urine is formed by the kidneys. Kidney
is a very special organ with two main functions, namely to eliminate the remnants of metabolism
in solution form and maintain body fluid homeostasis. Substances that are needed by the body to
be reabsorbed back by the kidneys, while substances that are not useful to the body to be
excreted through the urine. The main function of the kidneys is to produce urine and in its
implementation, maintaining the stability of the composition of the CES, the nephron is the
smallest unit that is capable of forming urine. Urine formation occurs through a series of
filtration process (filtering) residual substances that are toxic, reabsorption (reabsorption) and
augmentation (spending the rest of the substances that are no longer needed by the body and
could not be saved again).
Keywords: urinary system, the kidneys, the formation of urine

Abstrak
Sistem urinaria merupakan sistem yang berperan dalam mempertahankan homeostasis tubuh,
mensekresikan hormon, dan mengeskresikan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh. Sistem
urinaria terdiri dari organ ginjal, ureter, vesica urinaria, dan uretra. Urin dibentuk oleh ginjal.
Ginjal merupakan organ yang sangat khusus dengan 2 fungsi utama yaitu mengeliminasi sisa-
sisa metabolisme dalam bentuk larutan serta mempertahankan homeostatis cairan tubuh. Zat
yang masih diperlukan oleh tubuh akan direabsorbsi kembali oleh ginjal sedangkan zat yang
tidak berguna bagi tubuh akan dibuang melalui urine. Fungsi utama ginjal adalah menghasilkan
urin dan dalam pelaksanaannya, mempertahankan stabilitas komposisi CES, maka nefron adalah
unit terkecil yang mampu membentuk urin. Pembentukan urin terjadi melalui serangkaian proses
filtrasi (penyaringan) zat-zat sisa yang beracun, reabsorpsi (penyerapan kembali) dan augmentasi
(pengeluaran zat sisa yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh dan tidak mungkin disimpan lagi).

Kata kunci : system urinaria, ginjal, pembentukan urin

Pendahuluan

Sistem urinaria merupakan salah satu system dalam tubuh manusia yang sangat penting
untuk menjaga keseimbangan homeostasis tubuh. Sistem urinaria juga merupakan suatu saluran
dalam tubuh manusia, meliputi ginjal dan saluran keluarnya yang berfungsi untuk membersihkan
tubuh dari zat-zat yang tidak diperlukan. Zat yang diolah oleh system ini selalu berupa sesuatu
yang larut dalam air.

2
Sistem ini terdiri dari ginjal (Ren) dengan saluran keluar urin berupa ureter. Ureter
bermuara pada sebuah kandung kemih (Vesica Urinaria) diperut bagian bawah dibelakang
tulang kemaluan. Urin selanjutnya dialirkan keluar melalui urethra.
Ginjal manusia berjumlah dua buah, terletak di pinggang sedikit di bawah tulang rusuk bagian
belakang. Ginjal mempunyai ukuran panjang sekitar 7 cm dan tebal 3 cm, terbungkus dalam
kapsul yang terbuka ke bawah. Diantara ginjal dan kapsul terdapat jaringan lemak yang
membantu melindungi ginjal terhadap goncangan.
Dalam waktu 1 menit sekitar 20 % darah manusia mengalir melewati ginjal untuk
dibersihkan. Darah mengalir melalui pembuluh nadi ginjal yaitu Artery Renalis yang masuk
jaringan ginjal bercabang-cabang sampai menjadi kapiler dan mencapai suatu bangunan yang
dinamakan glomerulus.

Makroskopik system urinaria

Ginjal adalah organ berbentuk seperti kacang, berwarna merah tua, panjangnya sekitar 12.5 cm
dan tebalnya sekitar 2,5 cm. Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan lekukan yang
menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut hilus yang menghubungkan
arteri renalis, vena renalis dan ureter. Terdapat 2 buah ginjal dalam tubuh manusia. Ginjal
terletak di area yang cukup tinggi, yaitu pada dinding abdomen posterior yang berdekatan
dengan 2 pasang iga terakhir. Ginjal kiri terletak pada costae 11/ lumbal 2-3, dan ginjal kanan
terletak di costae 12/ lumbal 3-4. Organ ini terletak secara retroperitoneal dan di antara otot
otot punggung dan dan peritoneum rongga abdomen atas. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi
daripada ginjal kanan dikarenakan adanya Hepar pada sisi kanan tubuh. Ginjal kanan tingginya
sekitar 1 cm diatas ginjal kiri. Setiap ginjal mempunyai kelenjar adrenal pada bagian atasnya.
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks atau pembungkus ginjal. Pembungkus ginjal ini
terdiri dari tiga bagian, yaitu :1
Capsula fibrosa
Bagian ini mudah dikupas dan merupakan pembungkus yg membungkus langsung ginjal,
tetapi tidak ikut membungkus gl. Supra renalis.
Capsula adiposa
Merupakan pembungkus ginjal setelah kapsula fibrosa, mengandung banyak lemak dan ikut
membungkus gl. Supra renalis.

3
Fascia renalis
Letaknya paling luar, lapisan depan disebut fascia prerenalis, dan lapisan belakang disebut
fascia retro renalis. Kedua lembar fascia renalis ini ke kaudal tetap berpisah, namun di cranial
menjadi satu.
Bagian dalam ginjal yang terlihat jika ginjal kita belah antara lain ialah korteks ginjal,
medulla ginjal yang masing-masing berbentuk seperti piramid, calyx minor dan mayor, lalu
pelvis renalis, yang kemudian berlanjut ke ureter.

Gambar 1. struktur makroskopik ginjal

Ginjal menerima darah melalui Artery renalis yang berasal dari Aorta setinggi L2.
Bersama-sama, A.renalis mengarahkan 25% curah jantung ke ginjal. Tiap A.renalis terbagi
menjadi lima Aa.segmental pada hilus, yang pada susunannya terbagi secara sekuensial menjadi
cabang-cabang lobaris, interlobaris, arcuata, dan kortikal radial. Cabang kortikal radial
bercabang lagi menjadi arteriol aferen yang memasok darah ke glomeruli dan berlanjut menjadi
arteri eferen.1
Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis setinggi vertebrae lumbalis 1-2. Masing-
masing arteri renalis yang masuk ke dalam hilum renale bercabang menjadi arteri segmentalis.
Arteri ini mendarahi segmen-segmen atau area renalis yang berbeda. Arteri lobaris berasal dari
arteri segmentalis, masing-masing satu buah untuk satu pyramid renalis. Sebelum masuk
substansi renalis, setiap arteri interlobaris mempercabangkan dua atau tiga arteri interlobularis.
Arteri interlobariss berjalan menuju cortex diantara pyramid renales. Pada perbatasan cortex dan

4
medulla renalis, areteri interlobaris bercabang menjadi arteriae arcuata yang melengkung diatas
basis pyramides renales. Arteri arcuata mempercabangkan sejumlah arteri interlobulariss yang
berjalan ke atas didalam cortex . Arteri afferen glomerolus merupakan cabang arteri
interlobularis. Sistem vena pada ginjal ini pun sama seperti pada system arterinya, hanya saja
arahnya yang berbalik. Aliran limfe ginjal berasal dari nodi aortic lateralis disekitar pangkal
arteria renalis. Persarafannya berasal dari serabut plexus renalis. Serabut-serabut afferent yang
berjalan melalui plexus renalis masuk ke medulla spinalis melalui nervi thoracica 10,11,12.1

Ureter dibagi menjadi pars abdominalis, pelvic dan intravesikalis. Panjang ureter sekitar
20-30 cm dan berjalan dari hilus ginjal menuju kandung kemih. Dindingnya berotot dan dilapisi
epitel transisional. Saat operasi bisa dikenali karena adanya peristaltis.1
Arteri yang mendarahi ureter adalah ujung atas oleh arteriae renalis, kemudian bagian
tengah oleh arteriae testicularis atau arteriae ovarica, dan didalam pelvis oleh arteriae vesicalis
superior. Darah vena dialirkan kedalam vena yang sesuai dengan arteri. Nodi aortic lateralis dan
nodi iliaca. Plexus renalis, testicularis, dan plexus hypogastrica (didalam pelvis). Serabut-serabut
aferen berjalan bersama dengan saraf simpatis dan masuk ke dalam medulla spinalis setinggi
segmen lumbalis I dan II.1
Biasanya, batu ginjal dapat menyangkut pada 3 tempat tersebut sehingga menyebabkan
nyeri yang biasa disebut Colic Ginjal. Lapisan muscular memiliki aktivitas Peristaltik Intrinsik,
mengalirkan urin menuju Vesica Urinaria untuk kemudian dikeluarkan dari tubuh

Vesica Urinaria adalah suatu organ yang berfungsi untuk menampung urin. Pada laki
laki, organ ini terletak tepat dibelakang Symphisis Pubis dan didepan Rektum. Pada perempuan,
organ ini terletak agak dibawah uterus, di depan vagina. Vesica urinaria yang kosong berbentuk
pyramid ,mempunyai apex, basis, dan sebuah facies superior serta dua buah fascies
inferolateralis, juga mempunyai collum. Saat kosong, berukuran kecil seperti buah kenari, dan
terletak di pelvis. Sedangkan saat penuh berisi urine, tingginya dapat mencapai umbilicus dan
berbentuk seperti buah pir. Vesica urinaria yang kosong pada orang dewasa seluruhnya terletak
didalam pelvis,bila vesica urinaria terisi, dinding atasnya terangkat sampai masuk region
hypogastricum. Pada anak kecil, vesica urinaria yang kosong menonjol diatas aperture pelvis
superior, kemudian bila cavitas pelvis membesar, vesica urinaria terbenam didalam pelvis untuk
menempati posisi seperti pada orang dewasa.2

5
Bagian dalam vesica urinaria terdiri atas tunica mukosa sebagian besar berlipat-lipat pada
vesica urinaria yang kosong dan lipatan-lipatan tersebut akan menghilang bila vesica ueinaria
terisi penuh. Area tunica mukosa yang meliputi permukaan dalam basis vesica urinaria
dinamakan trigonum vesicae liutaudi. Disini ,tunica mucosa selalu licin , walaupun dalam
keadaan kosong karena membrane mukosa pada trigonum ini melekat dengan erat pada lapisan
otot yang ada dibawahnya.2
Trigonum vesica dibatasi disebelah atas oleh rigi muscular yang berjalan dari muara ureter
yang satu ke muara ureter lain dan disebut sebagai plica interureterica . Uvula vesica merupakan
tonjolan kecil yang terletak tepat dibelakang ostium urethrae yang disebabkan oleh lobus medius
prostatae yang ada dibawahnya. Tunica muscularis vesica urinaria terdiri atas otot polos yang
tersusun dalam tiga lapisan yang saling berhubungan yang disebut sebagai musculus detrusor
vesicae . Pada collum vesicae , komponen sirkuler dari lapisan otot ini menebal untuk
membentuk musculus sphincter vesicae.2

Gambar 2. Vesica urinaria

Pendarahan vesica urinaria berasal dari arteri vesicalis superior dan inferior ,cabang arteri
iliaca interna. Venae membentuk plexus venosus vesicalis, dibawah berhubungan dengan plexus
venosus prostaticus dan bermuara ke vena iliaca interna. Pada system pembuluh limfe bermuara
ke nodi iliaci interni dan externi. Persarafan Vesica urinaria berasal dari plexus hypogastrica
inferior. Serabut pascaganglionik simpatis berasal dari ganglion lumbalis pertama dan kedua lalu
berjalan kebawah turun ke vesica urinaria melalui plexus hypogastricus. Serabut preganglionik
parasimpaticus yang muncul sebagai nervi spancnici pelvic berasal dari nervus sacrales.1

6
Urethra adalah saluran akhir dari Tractus Urinarius, yang mengalirkan urine ke luar tubuh.
Pada pria, urethra memiliki panjang hingga 20 cm, dan selain berfungsi untuk mengeluarkan
urine, juga berfungsi untuk membawa keluar semen, namun tidak pada saat yang bersamaan.
Urethra pada pria dibagi menjadi 3 bagian :1
Urethra pars Prostatika
Dikelilingi oleh kelenjar prostat, dan merupakan muara dari 2 buah duktus ejakulatorius. Juga
merupakan muara dari beberapa duktus dari kelenjar prostat
Urethra pars Membranosa
Bagian terpendek. Berdinding tipis dan dikelilingi oleh otot rangka sfingter urethra eksterna
Urethra pars Cavernosa
Bagian terpanjang. Menerima duktus dari kelenjar bulbourethralis dan bermuara pada ujung
penis. Sebelum mulut penis, bagian ini membentuk suatu dilatasi kecil, yang disebut Fossa
Navicularis. Bagian ini dikelilingi oleh Korpus Spongiosum yang merupakan suatu kerangka
ruang vena yang besar.
Urethra pada wanita memiliki panjang yang jauh lebih pendek. Ujung mulut urethra pada
wanita terletak dalam vestibulum, antara Clitoris dan Vagina. Perbedaan panjang dan letak
anatomis dari urethra ini, mengakibatkan perbedaan resiko akan terjadinya infeksi saluran kemih.
Pada wanita, lebih mudah terjadi infeksi karena pendeknya panjang urethra, dan dekatnya
dengan Vagina, yang memiliki banyak mikroorganisme sebagai flora normal, namun bersifat
infeksius jika berpindah tempat.2

Mikroskopik system urinaria

Dalam potongan sagital, ginjal dibagi menjadi korteks terpulas-gelap disebelah luar dan
medulla terpulas-terang di sebelah dalam. Korteks dilindungi oleh kapsul ginjal yang berupa
jaringan ikat padat tidak teratur. Korteks mengandung tubulus kontortus proksimal dan distal,
glomerulli dan radius medullaris. Arteri interlobularis dan vena interlobularis juga terdapat pada
korteks. Radius medullaris dibentuk oleh bagian nefron yang lurus, pembuluh darah, dan tubulus
koligens yang menyatu di medulla untuk membentuk duktus koligens yang lebih besar. Radius
medularis tidak meluas ke kapsul ginjal karena adanya tubulus kontortus subkapsular.3
Medulla terdiri dari pyramid-piramid ginjal. Basis setiap pyramid berbatasan dengan
korteks dan apeksnya membentuk papilla renalis yang mononjol ke dalam struktur bentuk-

7
corong, kaliks minor yang menggambarkan bagian ureter yang lebar. Ujung papilla renalis
biasanya dilapisi oleh epitel selapis silindris. Saat epitel selapis silindris papilla renalis berlanjut
ke dinding luar kaliks minor, epitel ini menjadi epitel transisional. Lapisan ini terdidi dari
jaringan ikat dan otot polos (tidak tampak) di bawah epitel ini selanjutnya menyatu dengan
jaringan ikat sinus renalis. Didalam sinus renalis terdapat cabang-cabang artery dan vena renalis
yaitu artery interlobaris dan vena interlobaris. Pembuluh interlobaris masuk ke ginjal dan
melengkung di basis pyramid di taut kortikomedular sebagai arteri dan vena arkuata. Pembuluh
arkuata membentuk arteri interlobularis dan vena interlobularis dan berjalan ke radial ke dalam
korteks ginjal dan membentuk arteri glomerulus aferen yang membentuk kapiler glomerulus.3

Mukosa ureter terdiri atas epitel transisional dan lamina propia yang lebar. Epitel
transisional memiliki beberapa lapisan sel, lapisan terluar ditandai oleh sel kuboid yang besar.
Sel intermedia berbentuk polyhedral, sementara sel basal berbentuk kuboid atau silindris rendah.
Di ureter bagian ata, muskularis terdiri atas dua lapisan otot, lapisan otot polos longitudinal di
sebelah dalam dan lapisan otot poos sirkular di tengah, lapisan-lapisan ini tidak selalu jelas.
Ureter dikelilingi oleh jaringan ikat Adventisia dengan pembuluh darah dan jaringan adipose.
Adventisia menyatu dengan jaringan ikat fibroelastik dan jaringan adipose yang mengandung
banyak arteriol, venula, dan saraf kecil.4

Lapisan otot polos dinding vesica urinaria serupa dengan lapisan otot di ureter, kecuali
ketebalannya. Dinding vesica urinaria terdiri atas mukosa, muskularis, dan serosa pada
permukaan superior vesica urinaria, permukaan inferior nya ditutupi oleh adventisia yang
menyatu dengan jaringan ikat struktur-struktur dekatnya. Mukosa vesika yang kosong tampak
berlipat-lipat. Epitel transisional mengandung lebih banyak lapisan sel dan lamina propria lebih
lebar daripada yang di ureter. Jaringan ikat di dalamnya mengandung lebih banyak serat elastin.
Muskularisnya tebal dan ketiga lapisan di bagian leher vesika urinaria tersusun dalam berkas
yang saling beranastomosis dengan jaringan ikat longgar di antaranya. Pada vesika kosong, sel-
sel superfisial epitel transisional berbentuk kuboid atau silindris rendah. Bila vesika penuh dan
epitel transisionalnya diregangkan, sel-selnya menjadi gepeng. Membran permukaan asidofilik
sel-sel superfisial tmpak jelas.4

8
Uretra pada pria terdapat pada prostat, urogenital diapraghma, dan penis. Uretra pria terdiri
dari mukosa, muskularis, dan adventisia. Pada lapisan mukosa, teridir dari epitel transisional
sampai berlapis gepeng. Sedangkan pada lapisan muskularisnya terdapat otot polos.4

Mekanisme kerja ginjal


System kemih terdiri dari organ pembentuk urin, ginjal dan struktur-struktur yang
membawa urin dari ginjal keluar untuk dieliminasi dari tubuh. Ginjal adalah sepasang organ
berbentuk kacang yang terletak dibelakang rongga abdomen, satu di masing-masing sisi kolumna
vertebralis, sedikit diatas garis pinggang. Setiap ginjal mendapat satu arteri renalis dan satu vena
renalis, yang masing-masing masuk dan keluar ginjal di identasi (cekungan) medial ginjal yang
menyebabkan organ ini berbentuk seperti kacang. Ginjal bekerja pada plasma yang mengalir
melalui nya untuk menghasilkan urin, menghemat bahan-bahan yang akan dipertahankan di
dalam tubuh dan mengeluarkan bahan-bahan yang tidak diinginkan melalui urin.5
Setelah terbentuk, urin mengalir ke suatu rongga pengumpul sentral, pelvis ginjal yang
terletak dibagian tengah medial masing-masing ginjal. Dari sisi urin disalurkan ke dalam ureter,
suatu saluran berdinding otot polos yang keluar di batas medial dekat dengan artery dan vena
renalis. Terdapat dua ureter, satu mengangkut urin dari masing-masing ginjal ke sebuah kandung
kemih.5
Kandung kemih, yang menampung urin secara temporer, adalah suatu kantong berngga
berdinding otot polos yang dapat teregang. Secara periodic, urin dikosongkan dari kandung
kemih ke luar melalui aluran lain, uretra, akibat kontraksi kandung kemih. Uretra pada wanita
berukuran pendek dan lurus , berjalan langsung dari leher kandung kemih ke luar. Pada pria
uretra jauh lebih panjang dan berjalan melengkung dari kandung kemih keluar melewati kelenjar
prostat dan penis. Uretra pria memiliki fungsi ganda yaitu menjadi saluran untu mengeluarkan
urin dari kandung kemih dan saluran utnuk semen dari organ organ reproduksi. kelenjar prostat
terletak di bawah leher kandung kemih dan melingkari uretra secara penuh.5
Setiap ginjal terdiri dari sekitar 1 juta unit fungsional mikroskopik yang dikenal sebagai
nefron, yang disatukan oleh jaringan ikat. Unit fungsional adalah unit yang terkecil di dalam
suatu organ yang mampu melaksanakan semua fungsi organ tersebut. Karena fungsi utama ginjal
adalah menghasilkan urin dan dalam pelakasanaanya, mempertahankan stabilitas komposisi
CES, maka nefron adalah unit terkecil yang mampu membentuk urin.5

9
Mekanisme pembentukan urin
Didalam ginjal terjadi pembentukan urin. Pembentukan urin terjadi melalui serangkaian proses
filtrasi (penyaringan) zat-zat sisa yang beracun, reabsorpsi (penyerapan kembali) dan augmentasi
(pengeluaran zatv sisa yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh dan tidak mungkin disimpan lagi).5

a. Filtrasi (penyaringan)
Pembentukan urin diawali dengan filtrasi darah di glomerulus. Filtrasi merupakan perpindahan
cairan dari glomerulus menuju ke ruang kapsula bowman dengan menembus membrane filtrasi.
Membran filtrasi terdiri dari tiga lapisan, yaitu sel endothelium glomerulus, membrane basiler,
dan epitel kapsula bowman. sel-sel endothelium glomerulus dalam badan Malpighi akan
mempermudah proses filtrasi. Didalam glomerulus, sel-sel darah, trombosit dan sebagian besar
protein plasma disaring dan diikat agar tidak ikut dikeluarkan. Hasil penyaringan tersebut berupa
urin primer (filtrate glomerulus). Urin primer mengandung zat yang hampir sama dengan cairan
yang menembus kapiler menuju ke ruang antar sel. Dalam keadaan normal, urin primer tidak
mengandung eritrosit, tetapi mengandung protein yang kadarnya kurang dari 0,03%.
Dinding kapiler glomerular membuat rintangan untuk pergerakan air dan solute
menyebrangi kapiler glomerular. Ada beberapa mekanisme tekanan yang menimbulkan
terjadinya filtrasi. Tekanan-tekanan itu antara lain ialah:5
1) Tekanan hidrostatik kapiler darah, merupakan tekanan utama yang mendorong terjadinya
filtrasi, tekanan ini diperkirakan sekitar 55 mmHg. Tekanan ini bersifat mendorong plasma
dari kapiler glomerulus ke ruang bowman.
2) Tekanan onkotik kapiler, yang merupakan tekanan yang ditimbulkan oleh kepekatan protein,
tekanan ini sifatnya menarik air, besarnya sekitar 30 mmHg. Sehingga menarik plasma dari
ruang bowman ke kapiler glomerulus. Tekanan onkotik tidak ada pada kapsula bowman
karena di dalam ruang bowman tidak terdapat protein. Sebab protein tidak dapat menembus
kapiler glomerulus ketika difiltrasi.
3) Tekanan hidrostatik kapsula bowman, merupakan tekanan yang sama seperti tekanan
hidrostatik kapiler, namun sifatnya mendorong plasma dari kapsula bowman ke kapiler
glomerulus. Tekanan ini berkisar sebesar 15 mmHg.

10
Maka resultan dari ketiga tekanan tersebut sebesar 10 mmHg yang jalannya menuju ke kapsula
bowman. Ini merupakan Tekanan yang menimbulkan adanya filtrasi, dan laju filtrasi ini biasa
disebut sebagai GFR (Glomerulus Filtration Rate) atau laju filtrate glomerulus.

b. Reabsorpsi
Sewaktu filtrat mengalir melalui tubulus, bahan-bahan yang bermanfaat bagi tubuh dikembalikan
ke plasma kapiler peritubulus. Perpindahan selektif bahan-bahan dari bagian alam tubulus ke
dalam darah ini disebut reabsorbsi tubulus. Bahan-bahan yang direabsorbsi tidak keluar dari
tubuh melalui urin tetapi dibawa oleh kapiler peritubulus ke sistem vena dan kemudian ke
jantung untuk diresirkulasi. Dari 180 liter plasma yang disaring per hari sekitar, 178,5 liter
direabsorbsi. Sisa 1,5 liter ditubulus mengalir ke dalam pelvis ginjal untuk dikeluarkan sebagai
urin. Bahan-bahan yang perlu dihemat oleh tubuh secara selektif direabsorbsi, sementara bahan-
bahan yang tidak dibutuhkan dan harus dikeluarkan tetap berada di urin.2
c. Sekresi
Sekresi tubulus adalah pemindahan selektif bahan-bahan dari kapiler peritubulus ke dalam lumen
tubulus. Proses ini merupakan rute kedua bagi masuknya bahan ke dalam tubulus ginjal dari
darah. Hanya sekitar 20% yang mengalir melalui kapiler glomerulus sisa 80% mengalir melalui
arteriol eferen ke dalam kapiler peritubulus. Sekresi tubulus merupakan mekanisme untuk
mengeluarkan bahan dari plasma secara cepat dengan mengekstraksi sejumlah tertentu bahan
dari 80% plasma yang tidak terfiltrasi di kapiler peritubulus dan memindahkannya ke bahan yang
sudah ada di tubulus sebagai hasil filtrat. Bahan-bahan terpenting yang disekresikan oleh tubulus
adalah ion hidrogen, ion kalium, serta anion dan kation organik yang banyak diantaranya adalah
senyawa asing tubuh.2

Ekskresi Urin
Ekskresi urin adalah pengeluaran bahan-bahan dari tubulus ke dalam urin. Semua
konstituen plasma yang terfiltrasi atau disekresikan tetapi tidak direabsorbsi akan tetap ditubulus
dan mengalir ke pelvis ginjal untuk dikeluarkan sebagai urin ke luar tubuh. Semua yang difiltrasi
dan kemudian direabsorbsi atau tidak difiltrasi sama sekali masuk ke darah vena dari kapiler
peritubulus dan dipertahankan di dalam tubuh.2

11
Gambar 4. Proses di Ginjal

Refleks berkemih

Miksi atau berkemih, proses pengosongan kandung kemih, diatur oleh dua mekanisme;
refleks berkemih dan kontrol volunter. Refleks berkemih terpicu ketika reseptor regang di dalam
dinding kandung kemih terangsang. Kandung kemih pada orang dewasa dapat menampung
hingga 250-400 ml urin sebelum tegangan di dindingnya mulai cukup meningkat untuk
mengaktifkan reseptor regang. Semakin besar tegangan melebihi ukuran ini semakin besar
tingkat pengaktifan reseptor. Serat-serat aferen dari reseptor regang membawa impuls ke medula
spinalis dan akhirnya mellaui antarneuron, merangsang saraf parasimpatis untuk kandung kemih
dan menghambat neuron motorik kesfingter eksternus. Stimulai saraf parasimpatis kandung
kemih menyebabkan organ ini berkontraksi. Tidak ada mekanisme khusus yang dibutuhkan
untuk membuka sfingter internus; perubahan bentuk kandung kemih selama kontraksi akan
secara mekanis menarik terbuka sfinter internus. Secara bersamaan sfingter ekstrenus melemas
karena neuron-neuron motorik nya dihambat. Kini dua sfingter terbuka dan urin terdorong
melalui urethra oleh gaya yang ditimbulkan oleh kontraksi kandung kemih. Refleks berkemih ini
yang seluruhnya adlah refleks spinal , pengatur pemgosongan kandung kemih pada bayi. Segera
setelah kandung kemih teriei cukup untuk memicu refleks, bayi secara otomatis berkemih.6

Urin

12
Urin dibentuk oleh ginjal. Ginjal merupakan organ yang sangat khusus dengan 2 fungsi
utama yaitu mengeliminasi sisa-sisa metabolism dalam bentuk larutan serta mempertahankan
homeostatis cairan tubuh. Dalam keadaan normal pada orang dewasa akan dibentuk 1200-1500
mL urin dalam satu hari. Pembentukan urin dipengaruhi oleh cairan yang masuk dan jenis
makanan. Pada suhu lingkungan tinggi, volume urin berkurang. Volume urin yang diperlukan
untuk mengeksresi produk metabolism tubuh adalah 500 mL.7
Poliuria (volume urin meningkat) ditemukan pada berbagai keadaan. Pada diabetes
insipidus, akibat tidak adanya hormone anti diuretic, volume urin tiap hari mencapai 10-20 L.
Pada diabetes mellitus, volume urin dapat mencapai 5-6 L dalam satu hari.
Oliguria (volume urin berkurang) ditemukan pada keadaan demam, nefritis akut,
glomerulonefritis kronis, gangguan hari akut, diare dan gagal jantung. Anuria (tidak terbentuk
urin) pada suatu periode tertentu dapat terjadi pada keadaan syok, nefritis akut, keracunan air
raksa atau batu ginjal.
Rasio antara urin siang hari (pk. 08.00 20.00) dan urin malam hari (pk. 20.00 08.00)
adalah 2: 1 kadang-kadang 3 : 1. Pada kelainan ginjal rasio ini dapat berubah atau bahkan
terbalik. Pada keadaan normal, urin yang dibentuk berwarna kuning muda dan jernih dengan bau
khas dan juga turut dipengaruhi oleh jenis makanan. Berat jenis urin 24 jam adalah 1.003
1.030. pH bersifat asam (pH 6,0) dan sangat bervariasi antara 4,9 8,0.

Kandungan zat padat dalam urin 24 jam adalah sebagi berikut :7


- klorida sebagai NaCl : 10 g
- Ca++ , Mg ++ dan iodium : sedikit
- Urea : 20 30 g
- Kreatinin : 1,5 g
- Amonia : 0,7 g
- Asam urat : 0,7 g
Selain itu juga ditemukan sulfat, fosfat, oksalat, asam amino, vitamin, hormone dan enzim.

Sifat-sifat Urin
a. Volume urin

13
Manfaat dari pemeriksaan volume urin adalah untuk menilai keseimbangan cairan tubuh,
bersama-sama dengan pemeriksaan berat jenis urin, merupakan salah satu tes faal ginjal,
menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif/semikuantitatif suatu zat, dan membantu
menegakan diagnosis penyakit.
Poliuria merupakan keadaan dimana volume urin lebih dari 2500 L/24 jam. Poliuria
fisiologik terjadi karena pemasukan carian berlebihan, pemberian diuretika, minuman yang
mempunya efek diuretika, cuaca dingin, dan nervositas. Poliuria patologik terjadi pada
diabetes melitus, diabetes insipidus, hipertensi, tumor medula spinalis, dan akromegali.
Oligouria merupakan keadaan dimana volume urin kuran dari 200 mL/24 jam.
b. Warna urin
Dipengaruhi oleh jumlah diuresis, kepekatan urin, obat yang dimakan, makanan dan minuman
tertentu.
c. Kejernihan urin,
Memiliki penilaian jernih, agak keruh, keruh, dan sangat keruh. Kekeruhan urin normal dapat
disebabkan oleh urat amorf, fosfat amorf dan karbonat, peningkatan jumlah sel epitel dalam
sedimen urin, dan kontaminasi bakteri. Kekeruhan urin yang abnormal dapat disebabkan oleh
eritrosit, leukosit, khilus, bakteriuria, dan benda-benda koloid.
d. Berat jenis urin
Bervariasi dari waktu ke waktu. Pemeriksaan ini menggambarkan tes faal pemekatan ginjal.
Berat jenis urin 24 jam adalah 1016-1022, sedangkan berat jenis urin sewaktu adalah 1003-
1030. Hiperstenuria adalah berat jenis urin yang meningkat. Dapat terjadi pada demam,
dehidrasi, proteinuria, glukosuria, hiperhidrosis, dan insufisiensi kelenjar adrenal.
Hipostenuria adalah berat jenis urin yang menurun, dapat terjadi pada overhidrasi, diabetes
insipidus, dan glomerulonefristis menahun.
e. Bau urin,
disebabkan oleh asam-asam organik yang mudah menguap. Bau urin yang abhormal adalah
amoniak, aseton, dan bau busuk.
f. pH urin memberikan gambaran keadaan pH tbuh. pH urin normal berkisar 4.8-7.4. cara
pemeriksaannya adalah carik celup dan pH meter. pH urin dipengaruhi oleh status asam basa
tubuh, diet, dan infeksi traktus urinarius.

14
Kesimpulan

Laki-laki 30 tahun sering kencing setelah minum 3 gelas air dikarenakan cairan yang masuk ke
tubuh cukup banyak sehingga vesica urinaria tidak mampu lagi untuk menampung, maka dari itu
proses berkemih terjadi.

Pada dasarnya, kondisi dimana frekuensi tinggi dalam buang air kecil disertai jumlah urin yang
banyak adalah tidak normal. Namun demikian, hal ini menunjukkan bahwa organ organ
pencernaan berfungsi dengan sangat baik, dan bukan merupakan suatu gejala gejala yang
menunjukkan adanya penyakit kronis.

Daftar pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.hal119-41
2. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC; 2006.hal 250-4
3. Eroschenko VP. Atlas histology difiore. Ed 11. Jakarta: EGC; 2010. hal 370-91
4. Fiore M. Atlas histologi manusia. In: Eroschenko VP, editors. 9th ed. Jakarta: EGC;
2002.p.187-95
5. Sherwood L. Fisiologi manusia. Ed 6. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.2011. hal 554-
555
6. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk para medis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum;
2009.h. 304-6
7. Bagian Biokimia FKUI. Biokimia eksperimen laboratorium. Jakarta : Widya Medika. hal 170

15

You might also like