Professional Documents
Culture Documents
Jurnal (Rahmat) PDF
Jurnal (Rahmat) PDF
Jurnal (Rahmat) PDF
Rohmad Kafidzin
Universitas Diponegoro
ABSTRACT
IPA is used in this study to determine the position of each component of the
implementation of TQM. For this purpose, the interviews were conducted using a
questionnaire to the director, chief, section chief, head of the room, and the head
of the installation in Kumalasiwi Mijen Kudus Hospital.
The results of the IPA evaluation showed that scientific approach and
involvement and empowerment of employees were on concentration quadrant;
focus on customer, obsession with quality, education and training, and unity of
purpose were on excessive quadrant; repairs continuous system was on low
concentration quadrant; and finally long-term commitment, teamwork, freedom of
control were on over quadrant.
1
Sejalan dengan pergeseran sedang melanjutkan pendidikan
paradigma organisasi dari market keperawatan. Sebanyak 10 orang
oriented ke resources oriented, maka (12%) petugas telah mengikuti
salah satu cara yang bisa ditempuh pelatihan seperti pelatihan BTCLS
oleh perusahaan adalah dengan dan penanganan tuberculosis serta 85
membenahi sumber daya yang petugas (100%) sudah mengikuti
dimilikinya agar bisa bertahan dalam pelatihan pelayanan prima.
persaingan jangka panjang. Salah Pertemuan keperawatan baik tingkat
satu cara yang tepat adalah dengan ruangan maupun tingkat bidang
mengimplementasikan Total Quality keperawatan dilakukan secara
Management (TQM) (Muluk, 2003). mingguan dan bulanan. Sub variabel
Penerapan TQM dapat dilihat perbaikan sistem secara
dari kegiatan-kegiatan yang berkesinambungan dapat dilihat dari
dilakukan di masing-masing unit atau usaha bidang keperawatan yang
instalasi. Sub variabel fokus pada melakukan pengukuran kepuasan
pelanggan dan obsesi pada kualitas pasien yaitu rata-rata 67,7% pada
dapat dilihat bahwa tugas karyawan tahun 2013 dan audit dokumentasi
dalam memberikan pelayanan baik rata-rata 68,1% pada tahun 2013.
medis, keperawatan, kefarmasian Namun, rekomendasi hasil survey
maupun administrasi rawat inap belum maksimal dijalankan. Jadi,
kepada pasien belum memenuhi secara umum TQM telah dijalankan
standar SPM yaitu 90%. Sub variabel di RS Kumalasiwi Mijen Kudus
pendekatan ilmiah terlihat pada walaupun tidak secara keseluruhan
banyaknya diskusi kasus dan dan hasilnya belum maksimal sesuai
kejadian yang dilakukan oleh harapan dan standar.
karyawan di di unit kerja masing- Sebagai rumah sakit tipe D
masing namun hasilnya kurang yang masih berkembang dan
diimplementasikan kembali ke unit mempunyai target menjadi RS tipe C
oleh peneliti. Sub variabel komitmen pada tahun 2017 nanti, maka
jangka panjang dan kesatuan tujuan dinamika-dinamika yang terjadi
dilihat dari proses rekruitmen dalam tubuh RS Kumalasiwi Mijen
karyawan yang melalui seleksi Kudus harus selalu mendapatkan
penerimaan dimana setiap karyawan pengawasan. Penelitian tentang TQM
yang ditempatkan harus loyal, sangatlah penting untuk
berkomitmen untuk mencapai visi memungkinkan manajemen RS
misi organisasi. Kumalasiwi Mijen Kudus melakukan
Sub variabel kerjasama tim dan Continous Quality Improvement (CQI)
adanya keterlibatan dan sehingga dapat menyediakan layanan
pemberdayaan pegawai serta yang berkualitas dan kompetitif tidak
pendidikan dan pelatihan terlihat hanya secara lokal, melainkan juga di
bahwa bidang keperawatan tingkat global.
memberikan kesempatan kepada Telah banyak penelitian terbaru
perawat di ruangan untuk yang mengemukakan hubungan
melanjutkan pendidikan atau penerapan TQM terhadap beberapa
mengikuti pelatihan. Diruang rawat konsep seperti TQM berpengaruh
inap sebanyak 4 orang (6%) petugas lebih kuat terhadap kualitas
2
pelayanan dengan patient safety desain, rekayasa, produksi,
sebagai variable moderasi (Tsai, Y. pelayanan konsumen, dsb), terfokus
Wu, Shih-Wang, 2011). Penelitian untuk memenuhi keinginan
yang dilakukan di rumah sakit milik konsumen dan tujuan organisasi.
pemerintah di Pakistan menunjukkan Definisi lain disampaikan oleh
bahwa operational performance rumah Crosby bahwa TQM adalah strategi
sakit meningkat sebanyak 84% dan integrasi sistem manajemen
melalui penerapan TQM (Irfan,S.M., untuk meningkatkan kepuasan
Ijaz, A., Kee, D.M.H. , Awan, M., konsumen, mengutamakan
2012). Selanjutnya, penelitian yang keterlibatan seluruh manajer dan
dilakukan pada dua rumah sakit karyawan, serta menggunakan
besar di Jordania menunjukkan metode kuantitatif (Bhat dan
dalam bahwa TQM berkontribusi Cozzolino, 1993). Dale (2003)
sebesar 72% dalam meningkatkan mendefinisikan TQM adalah kerja
hospital performance (Ali, K.A.M., sama yang saling menguntungkan
Alolayyan, M.A., Idris, F.,2012). dari semua orang dalam organisasi
Peneliti tertarik untuk menggali dan dikaitkan dengan proses bisnis
dan melihat penerapan TQM ini di untuk menghasilkan nilai produk dan
RS Kumalasiwi Mijen Kudus. pelayanan yang melampaui
Pengukuran penerapan TQM akan kebutuhan dan harapan konsumen.
diukur dengan kuesioner yang Selain pengertian-pengertian
diadopsi dari Susilowati (2013) TQM di atas, terdapat juga
selanjutnya akan dianalisis dengan pengertian yang disampaikan oleh
pendekatan Importance Performance para pakar Indonesia. Menurut
Analysis (IPA). Pentingnya Tjiptono dan Diana (2001), TQM
penerapan TQM di Rumah Sakit akan merupakan pendekatan dalam
berdampak pada meningkatnya menjalankan usaha yang mencoba
Kualitas Pelayanan, maka penulis memaksimumkan daya saing
mengajukan penelitian yang berjudul organisasi melalui perbaikan terus
"Bagaimana mengembangkan menerus atas produk, jasa, manusia,
strategi implementasi Total Quality proses dan lingkungannya. Direktorat
Management (TQM) di RS Bina Produktivitas (1998)
Kumalasiwi Mijen Kudus? merumuskan TQM sebagai suatu
sistem manajemen untuk
TELAAH PUSTAKA DAN meningkatkan kualitas dan
PENGEMBANGAN MODEL produktivitas dengan menggunakan
PENELITIAN pengendalian kualitas dalam
pemecahan masalah, mengikut
Pengertian TQM sertakan seluruh karyawan untuk
Ada beberapa definisi memberikan kepuasan kepada
mengenai TQM yang disampaikan pelanggan. Sedangkan pengertian
oleh para ahli. Menurut Hashmi TQM menurut Handoko (1998)
(2004), TQM adalah filosofi dikaji dari aspek terminologi kata-
manajemen yang mencoba kata penyusun TQM, yaitu: total:
mengintegrasikan semua fungsi TQM merupakan strategi
oganisasi (pemasaran, keuangan, organisasional menyeluruh yang
3
melibatkan semua jenjang dan yang jelas dan dapat dicapai,
jajaran manajemen dan karyawan, menyusun tujuan yang agresif
bukan hanya pengguna akhir dan bagi organisasi dan setiap unit,
pembeli eksternal saja, tetapi juga dan terpenting menunjukkan
pelanggan internal, pemasok, bahkan komitmen terhadap TQM
personalia pendukung. Dari melalui aktivitas mereka.
terminologi kata kualitas, TQM lebih 2. Budaya organisasi harus diubah
menekankan pelayanan kualitas, sehingga setiap orang dan setiap
bukan sekedar produk bebas cacat. proses menyertakan konsep
Kualitas didefinisikan oleh TQM. Organisasi harus diubah
pelanggan, ekspektasi pelanggan paradigmanya, fokus pada
bersifat individual, tergantung pada konsumen, segala sesuatu yang
latar belakang sosial ekonomis dan dikerjakan diselaraskan untuk
karakteristik demografis. Sedangkan memenuhi harapan konsumen.
makna manajemen sendiri berarti 3. Kelompok kecil dikembangkan
TQM merupakan pendekatan pada keseluruhan organisasi
manajemen, bukan pendekatan teknis untuk memahami kualitas,
pengendalian kualitas yang sempit. identifikasi keinginan
konsumen, dan mengukur
Implementasi TQM kemajuan dan kualitas. Masing-
Beberapa pakar kualitas telah masing kelompok bertanggung
mengemukakan cara jawab untuk mencapai tujuan
mengimplementasikan TQM mereka sebagai bagian dari
berdasarkan pendekatan yang tujuan organisasi keseluruhan.
berbeda. Menurut Bhat dan 4. Perubahan dan perbaikan
Cozzalino (1993), secara mendasar berkelanjutan harus
ada dua pendekatan yang berbeda. diimplementasikan, dipantau,
Pertama adalah pendekatan secara dan disesuaikan atas dasar hasil
radikal yang dilakukan untuk analisis pengukuran.
memperbaiki metode bisnis dan
kebiasaan yang tidak perlu dan Komponen TQM
menjadikan perusahaan berubah TQM mengandung sepuluh
drastis. Pendekatan lainnya adalah komponen atau unsur yang meliputi
secara inkremental dilakukan oleh (Goetsch & Davis, 1994 dalam
perusahaan yang membangun Nasution, 2010):
kualitas secara gradual dan bertahap. 1. Fokus pada pelanggan
Sebagian besar implementasi TQM Dalam manajemen mutu
dewasa ini dilakukan secara terpadu, baik pelanggan internal
inkremental karena pada hakekatnya maupun pelanggan eksternal
merupakan pendekatan proses merupakan driver. Pelanggan
menuju perubahan budaya kualitas. eksternal menentukan kualitas
Secara garis besar proses produk atau jasa yang
implementasi TQM mencakup: disampaikan kepada mereka,
1. Manajemen puncak harus sedangkan pelanggan internal
menjadikan TQM sebagai berperan besar dalam
prioritas utama organisasi, visi menentukan kualitas tenaga
4
kerja, proses dan lingkungan Dalam organisasi yang dikelola
yang berhubungan dengan secara tradisional sering kali
produk dan jasa. diciptakan persaingan
2. Obsesi terhadap kualitas antardepartemen yang ada dalam
Dalam organisasi yang organisasi tersebut agar daya
menerapkan Manajemen Mutu saingnya terdongkrak. Akan
Terpadu , pelanggan internal dan tetapi, persaingan internal
eksternal menentukan kualitas. tersebut cenderung hanya
Dengan kualitas yang ditetapkan menggunakan dan
tersebut, organisasi harus menghabiskan energi yang
terobsesi untuk memenuhi atau seharusnya dipusaktkan pada
melebihi apa yang ditentukan upaya perbaikan kualitas, yang
mereka. Hal ini berarti bahwa pada gilirannya untuk
semua karyawan pada setiap meningkatkan daya saing
level berusaha melaksanakan perusahaan pada lingkungan
setiap aspek pekerjaannya eksternal. Sementara itu dalam
berdasarkan perspektif. organisasi yang menerapkan
3. Pendekatan Ilmiah Manajemen Mutu Terpadu, kerja
Pendekatan ilmiah sangat sama tim, kemitraan dan
diperlukan dalam penerapan hubungan dijalin dan dibina,
Manajemen Mutu Terpadu, baik antarkaryawan perusahaan
terutama untuk mendesain maupun dengan pemasok,
pekerjaan dan dalam proses lembaga-lembaga pemerintah
pengambilan keputusan dan dan masyarakat sekitarnya.
pemecahan masalah yang 6. Perbaikan Sistem secara
berkaitan dengan pekerjaan yang berkesinambungan
didesain tersebut. Dengan Setiap produk dan atau jasa
demikian data yang diperlukan dihasilkan dengan
dan dipergunakan dalam memanfaatkan proses proses
menyusun patok duga (bench- tertentu didalam suatu sistem /
mark) memantai prestasi dan lingkungan. Oleh karena itu,
melaksanakan perbaikan. sistem yang ada perlu diperbaiki
4. Komitmen Jangka Panjang secara terus menerus agar
Manjemen Mutu Terpadu kualitas yang dihasilkannya
merupakan suatu paradigma dapat makin meningkat.
baru dalam melaksanakan bisnis, 7. Pendidikan dan Pelatihan
untuk itu dibutuhkan budaya Dewasa ini masih terdapat
perusahaan yang baru pula. Oleh perusahaan yang menutup mata
karena itu, komitemen jangka terhadap pentingnya pendidikan
panjang sangat penting guna dan pelatihan karyawan. Mereka
mengadakan perubahan budaya beranggapan bahwa perusahaan
agar penerapan Manajemen bukanlah sekolah yang
Mutu Terpadu dapat berjalan diperlukan adalah tenaga
dengan sukses. terampil siap pakai. Jadi,
5. Kerjasama Tim (Team Work) perusahaan-perusahaan seperti
itu hanya akan memberikan
5
pelatihan sekedarnya kepada karyawan melakukan
para karyawannya. Kondisi standardisasi proses dan mereka
seperti itu menyebabkan pula yang berusaha mencari cara
perusahaan yang bersangkutan untuk menyakinkan setiap orang
tidak berkembang dan sulit agar bersedia mengikuti
bersaing dengan perusahaan prosedur standar tersebut.
lainnya apalagi dalam era 9. Kesatuan Tujuan
persaingan global. Pendidikan Agar Manajemen Mutu Terpadu
dan pelatihan merupakan faktir dapat diterapkan dengan baik,
yang fundamental. Setiap orang maka perusahaan harus memiliki
diharapkan dan didorong untuk kesatuan tujuan. Dengan
terus belajar. Dalam hal ini demikian, setiap usaha dapat
berlaku prinsip bahwa belajar diarahkan pada tujuan yang
merupakan proses yang tidak sama. Akan tetapi kesatuan
ada akhirnya dan tidak mengenal tujuan ini tidak berarti bahwa
batas usia. Dengan belajar, harus selalu ada
setiap orang dalam perusahaan persetujuan/kesepakatan antara
dapat meningkatkan pihak manajemen dan karyawan,
keterampilan teknis dan keahlian misalnya mengenai upah dan
profesionalnya. kondisi kerja.
8. Kebebasan yang Terkendali 10. Adanya keterlibatan dan
Dalam keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
pemberdayaan karyawan dalam Keterlibatan dan pemberdayaan
pengambila keputusan dan karyawan merupakan hal yang
pemecahan masalah merupakan penting dalam penerapan
unsur yang sangat penting. Hal Manajemen Mutu Terpadu.
ini dikarenakan unsur tersebut Usaha u8ntuk melibatkan
dapat meningkatkan rasa karyawan membawa 2 manfaat
memiliki dan tanggung jawab utama. Pertama, hal ini akan
karyawan terhadap keputusan meningkatkan kemungkinan
yang telah dibuat. Selain itu, dihasilkannya keputusan yang
unsur ini juga dapat baik, rencana yang baik, atau
memperkaya wawasan dan perbaikan yang lebih efektif,
pandangan dalam suatu karena juga mencakup
keputusan yang diambil, karena pandangan dan pemikiran dari
pihak yang terlibat lebih banyak. pihak-pihak yang langsung
Meskipun demikian, kebebasan berhubungan dengan situasi
yang timbul karena keterlibatan kerja. Kedua, keterlibatan
dan pembedayaan tersebut karyawan juga meningkatkan
merupakan hasil dari rasa memiliki dan tanggung
pengendalian yang terencana jawab atas keputusan dengan
dan terlaksana dengan baik. melibatkan orang-orang yang
Pengendalian itu sendiri harus melaksanakannya.
dilakukan terhadap metode- Pemberdayaan bukan sekedar
metode pelaksanaan setiap melibatkan karyawan, tetapi juga
proses tertentu. Dalam hal ini melibatkan mereka dengan
6
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan.
sungguh-sungguh berarti. Salah Namun pada komponen manajemen
satu cara yang dapat dilakukan sumber daya manusia menunjukkan
adalah dengan menyusun bahwa komponen manajemen
pekerjaan yang memingkinkan sumber daya manusia secara statistik
para karyawan untuk mengambil terbukti berpengaruh tidak signifikan
keputusan mengenai perbaikan terhadap kinerja keuangan.
proses pekerjaannya dalam Berpijak pada penelitian-
parameter yang ditetapkan penelitian terdahulu mengenai TQM
dengan jelas. maka yang membedakan penelitian
ini dengan penelitian terdahulu
Penelitian Terdahulu adalah bahwa implementasi TQM
Mulyadi dkk (2013) telah yang disoroti dalam penelitian ini
melakukan studi mengenai adalah implementasi TQM terkait
implementasi TQM dengan pelayanan medis yang diberikan RS
pendekatan kualitatif. Hasil studi Kumalasiwi Mijen Kudus terhadap
tersebut menunjukkan bahwa pasiennya. Hal ini menjadi penting
implementasi TQM diperlukan untuk dikaji mengingat core business
dalam pelayanan penanganan pasien Rumah Sakit adalah pada pelayanan
sehingga melalui TQM diharapkan kesehatan serta karakteristik RS
akan dapat meminimalkan tingkat Kumalasiwi Mijen Kudus sebagai RS
keluhan pasien terhadap pelayanan Tipe D yang baru beroperasi selama
RS. empat tahun. Oleh sebab itu kajian
Studi lainnya mengenai implementasi TQM dalam
implementasi TQM juga telah diteliti meningkatkan pelayanan medis
oleh Muttaqin dan Dharmayanti menjadi suatu hal yang menarik dan
(2015) terhadap kinerja keuangan perlu untuk dikaji secara mendalam.
dengan kualitas kerja sebagai
variabel intervening. Hasil studi ini METODE PENELITIAN
menunjukkan bahwa TQM secara
statistik terbukti dapat meningkatkan Populasi
kualitas kinerja dan kinerja Populasi dalam penelitian ini
keuangan. berjumlah 30 orang yang terdiri dari
Fitriarini (2015) juga telah direktur, kepala bidang, kepala seksi,
melakukan studi mengenai kepala ruang, dan kepala instalasi.
implementasi TQM terhadap kinerja
keuangan pada RS di Surabaya. Hasil Sampel
studi ini menunjukkan bahwa Sampel adalah sebagian dari
komponen-komponen dalam populasi yang memiliki karakteristik
implementasi TQM yang meliputi yang relatif sama dan dianggap bisa
fokus pada pelanggan, mewakili populasi (Singarimbun,
kepemimpinan, proses manajemen, 1991). Oleh karena jumlah populasi
perencanaan strategis, informasi dan yang hanya sejumlah 30 orang maka
analisis, insentif dan pengakuan, sampel penelitian ini adalah seluruh
perbaikan berkesinambungan secara populasi direktur, kepala bidang,
statistik terbukti berpengaruh positif
7
kepala seksi, kepala ruang, dan Xi = Skor penilaian
kepala instalasi. kinerja (performance)
Yi = Skor kepentingan
Metode Pengumpulan Data karyawan
Data yang diperlukan dalam
penelitian ini dikumpulkan melalui Perhitungan tingkat critical
observasi dan wawancara dengan success factor dapat dipergunakan
menggunakan kuesioner. Tipe dalam menentukan prioritas
pertanyaan dalam kuesioner adalah peningkatan kinerja implementasi
pertanyaan tertutup dimana TQM pelayanan rawat inap yang
responden diminta untuk membuat ditinjau dari sepuluh komponen yang
pilihan diantara serangkaian meliputi komponen fokus pada
alternatif yang diberikan oleh peneliti pelanggan, obsesi terhadap kualitas,
(Sekaran, 2006). Skala jawaban pendekatan ilmiah, komitmen jangka
responden atas pertanyaan penelitian panjang, kerja sama team (team
berada pada rentang 1 5 mulai dari work), perbaikan sistem secara
Sangat Baik sampai Sangat Tidak berkelanjutan, pendidikan dan
Baik. pelatihan, kebebasan yang terkendali,
kesatuan tujuan, dan keterlibatan
Analisis Data serta pemberdayaan karyawan.
Untuk dapat mencapai tujuan Komponen-komponen tersebut
yang telah ditetapkan dalam menentukan implementasi TQM
penelitian ini, maka digunakan tersebut dinyatakan dengan rumus
Importance Performance Analysis sebagai berikut :
(IPA) (Supranto, 2001) atau analisis Xi
tingkat kepentingan dan kinerja X
n
kualitas pelayanan. Dalam penelitian
ini digunakan satu variabel Y
Yi
penelitian, yaitu implementasi TQM n
yang ditinjau dari komponen fokus
pada pelanggan, obsesi terhadap Keterangan :
kualitas, pendekatan ilmiah, X = Skor rata-rata
komitmen jangka panjang, kerja tingkat kinerja implementasi TQM
sama team (team work), perbaikan Y = Skor rata-rata
sistem secara berkelanjutan, tingkat harapan implementasi TQM
pendidikan dan pelatihan, kebebasan n = Sampel
yang terkendali, kesatuan tujuan, dan
keterlibatan serta pemberdayaan Adapun kriteria hasil
karyawan. Perhitungan atas tingkat perhitungan nilai rata-rata tingkat
kesesuaian antara performance dan
pelaksanaan X atau tingkat
harapan dihitung dengan rumus :
value/nilai implementasi TQM yang
ditinjau dari komponen komponen
Xi fokus pada pelanggan, obsesi
Tki = x100%
Yi terhadap kualitas, pendekatan ilmiah,
Keterangan : komitmen jangka panjang, kerja
Tki = Tingkat kesesuaian sama team (team work), perbaikan
8
sistem secara berkelanjutan, sistem secara berkelanjutan,
pendidikan dan pelatihan, kebebasan pendidikan dan pelatihan, kebebasan
yang terkendali, kesatuan tujuan, dan yang terkendali, kesatuan tujuan, dan
keterlibatan serta pemberdayaan keterlibatan serta pemberdayaan
karyawan adalah : karyawan dalam satu dimensi X dan
Nilai >4,50 5,00 = Sangat Y yang dihitung dengan rumus
Penting/Baik sebagai berikut :
N
Nilai >3,60 4,50 = Penting/Baik
Nilai >2,70 3,60 = Cukup Xi
i 1
Penting/Baik X
K
Nilai >1,80 2,70 = Tidak N
Penting/Baik Yi
Nilai 1,00 1,80 = Sangat Y i 1
Tidak Penting/Baik K
Dimana :
Untuk mengetahui posisi K = Jumlah atau faktor
masing-masing komponen yang digunakan
implementasi TQM yang ditinjau untuk mengukur
dari komponen komponen fokus komponen
pada pelanggan, obsesi terhadap implementasi TQM
kualitas, pendekatan ilmiah, Setelah dilakukan
komitmen jangka panjang, kerja penghitungan dari masing-masing
sama team (team work), perbaikan atribut yang dilakukan dengan rumus
sistem secara berkelanjutan, diatas, selanjutnya akan diukur
pendidikan dan pelatihan, kebebasan tingkat implementasi TQM yang
yang terkendali, kesatuan tujuan, dan mencakup komponen komponen
keterlibatan serta pemberdayaan fokus pada pelanggan, obsesi
karyawan dalam diagram kartesius, terhadap kualitas, pendekatan ilmiah,
dihitung dengan cara mencari rata- komitmen jangka panjang, kerja
rata dari jumlah skor rata-rata dari sama team (team work), perbaikan
kinerja implementasi TQM dan sistem secara berkelanjutan,
tingkat kepentingan/harapan pendidikan dan pelatihan, kebebasan
karyawan RS Kumalasiwi Mijen yang terkendali, kesatuan tujuan, dan
Kudus terhadap tiap-tiap komponen keterlibatan serta pemberdayaan
implementasi TQM yang ditinjau karyawan dengan dimasukkannya ke
dari komponen komponen fokus dalam masing-masing kuadran yang
pada pelanggan, obsesi terhadap terdapat pada diagram kartesius yang
kualitas, pendekatan ilmiah, ditunjukkan pada gambar 3.1 sebagai
komitmen jangka panjang, kerja berikut:
sama team (team work), perbaikan
9
Gambar 3.1
Diagram Kartesius
Kepentingan
X
A. Konsentrasi disini
B. Pertahankan prestasi
(prioritas utama)
Y
C. Prioritas Rendah D. Mungkin terlalu berlebihan
X
Pelaksanaan
10
kesesuaian implementasi TQM untuk karyawan. Untuk keperluan tersebut
atribut-atribut variabel tersebut maka dilakukan pengkategorian
diuraikan di bawah ini. Hasil analisis sebagai berikut :
tingkat kesesuaian implementasi 0 20,00 = Sangat Tidak
TQM diuraikan di bawah ini. Memuaskan
Penghitungan terhadap tingkat > 20,00 40,00 = Tidak
harapan dan tingkat kinerja Memuaskan
perusahaan atas atribut yang diukur > 40,00 60,00 = Cukup
maka dapat ditentukan pula tingkat Memuaskan
kesesuaian implementasi TQM atas > 60,00 80,00 = Memuaskan
atribut tersebut. Tingkat kesesuaian > 80,00 100,00 = Sangat
dapat dilihat dari perbandingan nilai Memuaskan
harapan perusahaan dan kinerja
Tabel 1
Ringkasan Tingkat Kepuasan Pelanggan Atas Atribut Variabel Penelitian
11
Nilai >3,60 4,50 = Perhitungan rata-rata skor
Penting/Baik harapan (Y ) dan skor
Nilai >2,70 3,60 = pelaksanaan/kinerja (X) yang
Cukup Penting/Baik dilaksanakan oleh RS Kumalasiwi
Nilai >1,80 2,70 = Mijen Kudus dapat dilihat dalam
Tidak Penting/Baik Tabel 2 berikut ini.
Nilai 1,00 1,80 =
Sangat Tidak Penting/Baik
Tabel 2
Perhitungan Rata-Rata dari Rata-Rata Penilaian Harapan dan Kinerja pada
Berbagai Atribut Variabel Penelitian
Rerata Rerata
No. Atribut Harapan Kategori Kinerja Kategori
(Y ) (X )
1. Fokus pada pelanggan 4.43 Sangat Baik 2.93 Cukup Baik
5. Kerja sama team (team work) 4.33 Baik 3.00 Cukup Baik
Keterlibatan serta
10. 4.50 Baik 2.87 Cukup Baik
pemberdayaan karyawan
12
berkelanjutan, pendekatan dan Mijen Kudus dan atribut mana yang
pelatihan, kebebasan yang terkendali, dianggap penting oleh perusahaan
kesatuan tujuan, dan keterlibatan serta indikator mana yang perlu
serta pemberdayaan karyawan yang diperbaiki oleh perusahaan di masa
telah dijalankan oleh RS Kumalasiwi yang akan datang.
Gambar 1
Diagram Kartesius Variabel Implementasi TQM
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
2,65 2,70 2,75 2,80 2,85 2,90 2,95 3,00 3,05
Kinerja
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
13
dapat mempertahankan Hal ini menunjukkan bahwa
aktivitas/kegiatan atau strategi ketiga aktivitas tersebut perlu
yang berkaitan untuk dikurangi dan manajemen RS
meningkatkan kualitas rawat Kumalasiwi Mijen Kudus dapat
inap. mengalihkan sumber daya yang
3. Kuadran C (Prioritas Rendah) ada pada ketiga aktivitas tersebut
Berdasarkan hasil pemetaan ke aktivitas lain yang lebih
diagram kartesius diketahui diprioritaskan.
bahwa terdapat satu atribut
variabel implementasi TQM Berdasarkan tingkat kepuasan
yang berada pada kuadran ini, (keseimbangan) dapat dilihat dengan
yaitu perbaikan system mengamati jarak kedua garis
berkelanjutan (X6). Hal ini kepentingan dan kinerja, jika terletak
menunjukkan bahwa RS pada satu titik maka dikatakan puas,
Kumalasiwi Mijen Kudus tetapi jika letak titik kepentingan
kurang memprioritaskan adanya diatas titik kinerja semakin jauh
sistem yang mengarah pada jaraknya maka semakin tidak puas.
perbaikan berkelanjutan. Yang perlu dicermati dalam hal ini
4. Kuadran D (Berlebihan) adalah letak-letak titik yang memiliki
Berdasarkan hasil pemetaan jarak terjauh dari titik kinerja.
diagram kartesius diketahui Berdasarkan gambar diatas tidak
bahwa terdapat satu atribut atribut yang mempunyai titik
variabel implementasi TQM bersingungan antara kinerja dengan
yang berada pada kuadran ini, harapan, artinya implementasi TQM
yaitu komitmen jangka panjang yang sudah dijalankan di RS
(X4), kerjasama tim (X5), dan Kumalasiwi Mijen Kudus masih jauh
kebebasan yang terkendali (X8). dari harapan.
Tabel 3
Gap dan Penentuan Komponen Priotitas
5 Kerja sama team (team work) (X5) 4,33 3,00 -1,33 Berlebihan
Prioritas
6 Perbaikan sistem secara berkelanjutan (X6) 3,90 2,77 -1,13
Rendah
7 Pendidikan dan pelatihan (X7) 4,43 2,93 -1,50 Pertahankan
14
9 Kesatuan tujuan (X9) 4,37 2,93 -1,44 Pertahankan
10 Keterlibatan serta pemberdayaan karyawan (X10) 4,50 2,87 -1,63 Prioritas utama
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2016
15
a. Petugas tidak kebijakan dan aturan yang
menganalisis hasil telah disepakati,
pekerjaan mereka dan b. Kepala ruangan kurang
belum mencari cara untuk berkoordinasi dan
mengerjakan pekerjaan melibatkan anggotanya
dengan lebih baik, dalam mengambil
rekomendasi yang keputusan yang
diperoleh yaitu, membuat menyangkut perbaikan
sistem evaluasi diri system manajemen mutu
perawat. atau kualitas pelayanan
b. Manajemen ruangan karena petugas merasa hal
kurang mensosialisasikan terpenting yang terjadi
dan mengajarkan metode pada diri saya adalah
untuk mengevaluasi terlibat dalam pekerjaan
kualitas pelayanan ke saya, rekomendasi yang
petugas pelayanan, diperoleh yaitu, setiap
rekomendasi yang ruangan wajib
diperoleh yaitu mengadakan rapat
mengadakan pelatihan koordinasi mingguan
manajemen kepala ruang sebagai wadah untuk
dan manajemen membahas permasalahan
keperawatan dan yang ada sekaligus
mengadakan pelatihan menyampaikan kebijakan
Manajemen komunikasi dari atasan. Selain itu
dan informasi rekam kepala ruang harus
medis bagi petugas rawat memberikan tugas untuk
inap. setiap shift unuk dapat
2. Atribut keterlibatan serta meningkatkan kerjasama
pemberdayaan karyawan antar individu di ruangan
(X10) rawat inap.
a. Petugas kurang berani 3. Atribut obsesi pada kualias
untuk menyatakan (X2)
gagasan secara terbuka a. Petugas tidak terlibat/
dan kurang berani memberikan kontribusi
melakukan inovasi dan bagi peningkatan mutu
percobaan yang bekaitan pelayanan, rekomendasi
dengan perbaikan yang diperoleh yaitu
pelayanan, rekomendasi memberikan pemahaman
yang diperoleh yaitu, kepada petugas bahwa
petugas pelaksana kinerja sangat penting
diundang pada rapat dalam upaya peningkatan
tingkat bidang pelayanan, memberi ide
keperawatan tentang inovasi-inovasi
mendampingi kepala yang bisa dilakukan
ruangan, sosialisasi petugas pelaksana untuk
peningkatan pelayanan
16
dan membuat pembagian masing-masing unit pelayanan.
tugas yang tepat dan Sistem Operasional Prosedur ini
Activity daily living berfungsi agar pelayanan yang
petugas setiap hari,. diberikan kepada pasien dapat
Adapun Untuk mencapai terukur sehingga akan dapat dengan
rencana strategi yang telah mudah dianalisis apabila terjadi
dirumuskan maka terdapat beberapa kesalahan di lapangan dan akan
kegiatan yang perlu dilaksanakan mudah dilakukan perbaikan.
oleh manajemen RS Kumalasiwi Sementara itu untuk persiapan
Mijen Kudus, yaitu sebagai berikut: naik kelas menjadi RS tipe C maka
Manajemen RS Kumalasiwi Mijen RS Kumalasiwi Mijen Kudus perlu
Kudus perlu membentuk suatu unit menambah jumlah TT minimal 100
khusus, misalnya customer care yang TT dengan membuka dan
berfungsi menampung keluhan pasien memfungsikan lantai 3 gedung
sekaligus meneruskan kepada pihak- Anagatha sebagai ruang rawat inap.
pihak terkait dan berwenang untuk Selain itu pengaturan jadwal praktik
dicarikan solusi atau jalan keluarnya. dokter spesialis perlu juga diperbaiki
Tidak hanya sebatas solusi ataupun dan di buat seimbang antara pagi dan
jalan keluar, keluhan-keluhan pasien sore agar pasien semakin mudah
tersebut dapat menjadi sarana refleksi mendapatkan pelayanan kesehatan di
kualitas pelayanan yang ada di RS RS Kumalasiwi Mijen Kudus kapan
Kumalasiwi Mijen Kudus yang ada saja mereka membutuhkan.
saat ini sekagilus sebagai bahan Perbaikan kualitas SDM baik
monitoring dan evaluasi untuk dijajaran pelaksana maupun
perbaikan selanjutnya. manajerial perlu diprogramkan
Setelah membentuk unit secara berkala dan bertahap, agar
pelayanan keluhan pasien atau kualitas SDM di RS Kumalasiwi
customer care maka langkah Mijen akan semakin baik dan
selanjutnya adalah membuat sistem tentunya menjadikan pelayanan
penangan keluhan. Sistem ini semakin baik dan kepuasan pasien
berfungsi sebagai database keluhan bias meningkat. Kebutuhan SDM
pasien untuk selanjutnya dapat saat ini yang perlu dsegera dipenuhi
dikategorikan ke dalam bentuk- adalah penambahan dokter umum
bentuk unit pelayanannya apakah tetap atau full timer. Keberadaan
medis atau non medis. Sistem yang dokter umum full timer ini
terorganisasi ini nantinya dapat diperlukan untuk mengisi jadwal jaga
digunakan sebagai bahan evaluasi IGD dan juga ditempatkan sebagai
atas perbaikan yang telah dilakukan. penanggung jawab instalasi atau
Apakah perbaikan yang telah ruangan dan mengisi komite-komite
dilakukan dapat menjawab keluhan yang ada di RS. Dengan adanya
atau permasalahan yang ada dan tenaga-tenaga dokter yang kapabel di
apakah target perbaikan sudah semua unit dan komite yang ada
tercapai. diharapkan pengawasan terhadap
Sistem yang telah tersusun mutu pelayanan akan meningkat dan
tersebut selanjutnya akan dibuat mutu pelayanan akan semakin baik
Sistem Operasional Prosedur untuk pula.
17
Azwar, Saifuddin (2004), Metode
Keterbatasan Penelitian Penelitian, Pustaka Pelajar,
Hasil penelitian yang telah Yogyakarta.
dipaparkan diatas adalah berdasarkan
uji statistik kuesioner yang diberikan Bhat, V dan J. Cozzolino (2003),
ditambah dengan wawancara dan Total Quality: An Effective
observasi selama penelitian Management Tool,
berlangsung. Masih banyak metode www.casact.org, 101-123.
yang bisa digunakan dalam
mendapatkan data-data maupun cara Bhat, V. and J. Cozzolino (1993),
menganalisis. Untuk itu penulis Total Quality: An Effective
memaparkan keterbatasan penelitian Management Tool,
ini sebagai berikut yaitu kuesioner www.casact.org, pp.101-123.
yang digunakan pada penelitian ini
adalah kuesioner hasil adaptasi Brandt, DR (2000), An Outside-In
berbagai sumber dan peneliti telah Approach to Determining
melakukan uji validitas dan Customer Driven Priorities for
realibilitas agar kuesioner dapat Improvement and Innovation,
digunakan di tempat penelitian. White Paper Series, 2.
18
Hashmi, K, (2004), Introduction and Krajewski, J. Lee and P. R. Larry,
Implementation of Total (1999), Operations
Quality Management (TQM), Management Strategy and
www.isisigma.com, September Analysis, Fifth Edition,
2010. Addison-Wesley Publising
Company Inc.
Irfan, S.M., Ijaz, A., Kee, D.M.H and
Awan, M (2012), Improving Muluk, M.K (2003), Manajemen
Operational Performance of Pengetahuan: Kebingungan
Public Hospital in Pakistan: a Praktek dan Peta. Kajian,
TQM Based Approach, World Usahawan, 04 Th. XXXII
Applied Sciences Journal, 19 April 2003
(6): 904-913, 2012 ISSN 1818-
4952. DOI: Mulyadi, Dedi., Uus M. Fadli,
10.5829/idosi.wasj.2012.19.06.1 Fitriyani Cipta Kusuma
742 Ningsih (2013), Analisis
Manajemen Mutu Pelayanan
Juran, J.M (1995), Juran on Kesehatan pada Rumah Sakit
Leadership for Quality, The Islam Karawang, Jurnal
Free Press, MacMillan,Inc. E. Manajemen, 10 (3), 1203-
Nugroho (penterjemah), 1995, 1219.
Kepemimpinan Mutu, Pustaka
Binaman Pressindo, Jakarta. Muttaqin, Galih Fajar dan Rita
Dharmayanti (2015), Pengaruh
Kim, V (2012), Relationship Implementasi Total Quality
Between Quality Management Management terhadap Kinerja
Practices and Innovation, Keuangan dengan Kualitas
Journal of Operations Kinerja Keuangan dengan
Management, Vol. 30, no. 4, Kualitas Kinerja sebagai
pp. 295-315, Variabel Intervening, Jurnal
Akuntansi, 19 (1), 68-78.
Krajewski, Lee J., Larry P. Ritzman,
K. Malhotra (2010), Operation Nasution, MN (2005), Manajemen
Management: Processes and Mutu Terpadu (Total Quality
Supply Chains, Ninth Edition, Management), Jakarta : Ghalia
Pearson Prentice Hall Inc. Indonesia.
USA.
Nasution (2010), Berbagai
Kumar,V,. Choisne, F., de Grosbois, Pendekatan dalam Proses
D., Kumar, U (2009), Impact Belajar Mengajar, PT Bumi
of TQM on Company's Aksara, Jakarta.
Performance, International
Journal of Quality & Reliability Paskard, TDSW (1995), TQM and
Management, Vol. 26 Iss: 1, Organizational Change and
pp.23-37 Doi Development, Rockefeller
10.1108/02656710910924152 College Press, New York.
19
Pohan, Imbalo (2007), Jaminan Mutu Kepemimpinan : Efek Mediasi
Pelayanan Kesehatan: Dasar- Kinerja Manajerial terhadap
Dasar Pengertian dan Kinerja Perusahaan, Tesis
Penerapan, EGC, Jakarta. tidak dipublikasikan,
Universitas Katolik
Render, Barry and Jay Herizer, Soegijapranata.
(2004), Operations
Management, International Tjiptono, Fandy (2004), Manajemen
Edition, Pearson Education Inc. Jasa, Penerbit Andi,
Upper Saddle River, New Yogyakarta.Tjiptono dan Diana
Jersey. (2001)
20