Professional Documents
Culture Documents
Peranan Yayasan Peduli Timor Barat (Yptb) Dalam Upaya Membantu Korban Pencemaran Minyak Di Laut Timor Gabriela Maya Rosalina 0902045099
Peranan Yayasan Peduli Timor Barat (Yptb) Dalam Upaya Membantu Korban Pencemaran Minyak Di Laut Timor Gabriela Maya Rosalina 0902045099
Abstract:
The purpose of this research is to describe the role ofWest Timor Care
Foundation to assist in the resolution of cases of oil pollution in the Timor Sea.
This type of research is descriptive which describes the role of West Timor Care
Foundation to assist in the resolution of cases of oil pollution in the Timor Sea.
The data presented are the primary data obtained by the authors through of
social media Facebook Official West Timor Care by asking directly related to
pollution in the Timor Sea along with the completion of the steps undertaken by
the West Timor Care Foundation.
Research results show that since the oil pollution incident in the Timor Sea
caused by the oil well explosion in Montaran on August 21, 2009 PT TEP
Australasia (Thailand-Australia). This contamination gives direct impact on the
economic condition of seaweed farmers and fishermen who rely on subsistence
Indonesia in the Timor Sea. Indonesian government's efforts to resolve this
matter is still experiencing slowness things happen because scientific research
has not been done to make sure the amount of polluted areas and the losses
experienced by the people who are victims of the oil spill pollution, that makes
the claim to the PT TEP is always changing and experiencing rejection . This
situation demands theWest Timor Care Foundation as one of the NGOs who
were in the area to help the victims to claim their compensation to PT.TEP
Australasia by doing research and scientific evidence to the commission of
inquiry into the Montara. Thus the West Timor Care Foundation found the
evidence to bring claim in Federal court of Australia.
Keywords: Role of the West Timor Care Foundation, Timor Sea Pollution.
Pendahuluan
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: Rossmaya74@yahoo.co.id
eJournalIlmuHubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: 363-374
364
Peranan Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) di Laut Timor (Gabriela Maya Rosalina)
Defenisi internasional NGO (INGO) pertama kali diberikan dalam resolusi 288
(X) ECOSOC pada 27 Pebruari 1950: setiap organisasi internasional yang tidak
didirikan atas dasar sebuah perjanjian internasional .Wold Bank, medefenisikan
NGO sebagai organisasi swasta yang menjalankan kegiatan untuk meringankan
penderitaan, mengentaskan kemiskinan, memelihara lingkungan hidup,
menyediakan layanan sosial dasar atau melakukan kegiatan pengembangan
masyarakat. Dalam sebuah dokumen penting Wold Bank, Working With NGOs,
disebutkan, dalam konteks yang lebih luas, istilah NGO dapat diartikan sebagai
semua organisasi nirlaba (non-profit organization) yang tidak terkait dengan
pemerintah. (Niniek Suparni, 1994 : 17)
c)Memfasilitasi Komunikasi
Non Government Organization dapat memfasilitasi komunikasi ke atas, dari
masyarakat kepada pemerintah, dan kebawah, dari pemerintah kepada
masyarakat. Komunikasi ke atas mencakup pemberian informasi kepada
pemerintah tentang apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh
masyarakat, sedangkan komunikasi ke bawah mencakup pemberian informasi
kepada masyarakat tentang apa yang direncanakan dan dikerjakan oleh
pemerintah. NGO juga dapat memberikan informasi secara horizontal dan
membentuk jejaring (networking) dengan organisasi yang melakukan pekerjaan
yang sama.
365
eJournalIlmuHubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: 363-374
Menurut Danusaputra pencemaran adalah suatu keadaan dimana suatu zat atau
energi diintroduksikan kedalam suatu lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh
proses alam sendiri dalam konsentrasi sedemikian rupa sehingga menyebabkan
terjadinya perubahaan dalam keadaan termaksud yang mengakibatkan lingkungan
itu tidak berfungsi seperti semula dalam arti kesehatan dan keselamatan hayati.
Sedangkan dalam defenisi lain menurut Soedjono pencemaran adalah perubahaan
kondisi ekosistem atau tata lingkungan yang tidak menguntungkan (merusak dan
merugikan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing sebagai akibat
perbuatan manusia. Benda-benda asing itu dapat berupa sisa-sisa industri atau
sebagainya. Dari beberapa batasan, bisa disimpulkan bahwa pencemaran adalah
suatu keadaaan yang terjadi karena perubahaan kondisi tata lingkungan (tanah,
udara dan air) yang tidak menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan
manusia, binatang dan tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda
asing (seperti sampah kota, sampah industri, minyak bumi, sisa-sisa biosida dan
sebaginya) sebagai akibat perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan
lingkungan itu tidak berfungsi seperti semula. (Y. Eko Budi Susilo, 2003 : 9)
366
Peranan Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) di Laut Timor (Gabriela Maya Rosalina)
b)Kemiskinan Ekonomi
Kemiskinan ekonomi ada hubungannya dengan kepadatan jumlah penduduk.
Jumlah penduduk yang meningkat jika tidak disertai kemudahan mendapatkan
akses kebutuhan yang cukup, akan bisa memperbesar kemiskinan.
c)Kemiskinan pengetahuan
Masalah lingkungan hidup sangat bersangkutpaut dengan ketidaktahuan,
ketidaksadaran dan kurangnya perhatian dalam kebiasaan hidup sehari-
hari.Kemiskinan pengetahuan diandaikan bisa berubah. Maksudnya ialah bahwa
seseorang akan bertambah pengetahuannya bila diberi pendidikan atau pengertian
yang sesuai dengan masalah baru itu, beserta kemungkinan-kemungkinan yang
akan ditimbulkannya dari hal baru itu.
Metode Penelitian
metode penelitian deskriptif-eksplanatif, yaitu menyelidiki masalah melalui
penjelasan mengenai latar belakang dan sebab akibat yang ditimbulkan oleh
masalah yang dikaji serta penggambaran masalah secara umum. Tujuan dari
penelitian deskriptif-eksplanatif ini adalah untuk membuat suatu ekplanasi,
elaborasi atau penjelasan secara teratur dan sistematis, faktual, dan akurat
mengenai latar belakang, fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara variabel
dari fenomena yang diselidiki. Metode penelitian ini digunakan untuk
memberikan konstribusi pada permasalahan bagaimana peranan yang dilakukan
sebuah lembaga non pemerintah Indonesia yaitu Yayasan Peduli Timor Barat
dalam upaya membantu masyarakat pesisir Pulau Timor yang terkena dampak
pencemaran minyak oleh PT.TEP Australasia selaku operator kilang minyak
Montara yang meledak di Montara Welhead Platform (WHP).
367
eJournalIlmuHubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: 363-374
Hasil Penelitian
Peranan Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) Dalam Upaya Membantu
Korban Pencemaran Minyak di Laut Timor.
Yayasan Peduli Timor Barat telah cukup banyak memberikan konstribusi dan
peran dalam penyelamatan lingkungan di Laut Timor ini khususnya bagi
masyarakat yang menjadi korban di laut Timor, setidaknya ada tiga peran penting
Yayasan Peduli Timor Barat terkait masalah peranannya sebagai salah satu NGO
dalam upaya membantu korban pencemaran di laut Timor :
1.Advokasi
Advokasi yang dilakukan Yayasan Peduli Timor Barat adalah dengan cara
mempengaruhi rencana yang dibuat Pemerintah Indonesia dalam penyelesaian
pencemaran minyak di Laut Timor. Yaitu antara Pemerintah Indonesia dan
PT.TEP Australasia mengeluarkan angka kompensasi sebesar 5 juta dollar yang
tidak sesuai dengan kondisi kerugian yang dialami masyarakat pesisir Pulau
Timor hal ini ditentang keras oleh Yayasan Peduli Timor Barat karena Tim
Nasional PKDTML tidak pernah melakukan investigasi ilmiah yang membuat
jumlah klaim yang mereka ajukan kepada PT.TEP Australasia hanya berdasarkan
asumsi-asumsi dengan mengeluarkan angka kompensasi dan luas wilayah
pencemaran minyak yang terus berubah setiap saat. Dan perundingan antara Tim
Nasional dan PKDTML dan PT.TEP Australasia tidak setransparan mungkin
membuat tidak adanya informasi yang diperlukan masyarakat dalam mengetahui
proses penyelesaian kasus pencemaran minyak Montara. Sehingga klaim
kompensasi kepada PT.TEP Australasia sampai saat ini belum dilakukan
mencapai kesepakatan, karena pengaruh dari masyarakat melalui Yayasan Peduli
Timor Barat yang dirasa tidak sesuai dengan kondisi kerugian yang dialami.
Situasi inilah yang membuat Yayasan Peduli Timor Barat melakukan dua cara
penyelesaian atas kasus tumpahan minyak Montara di Laut Timor. Pertama
melalui penyelesaian di luar pengadilan dengan PT.TEP yang sementara terus
diupayakan pertemuannya.Dan yang kedua melalui Pengadilan Federal
Australia.Semua upaya ini, Yayasan Peduli Timor Barat telah memberikan
peringatan kepada PT.TEP Australasia batas waktunya hanya hingga bulan
Januari 2013. Karena Yayasan Peduli Timor Barat telah mempersiapkan gugatan
Class Action di pengadilan Federal Australia hal ini dikarenakan sebelumnya
PT.TEP Australasia melalui pengacara Yayasan Peduli Timor Barat di Australia
meminta YPTB membuat proposal penyelesaian kasus pencemaran minyak tetapi
kemudian mengatakan bahwa ada permintaan dari pemerintah Indonesia agar
tidak melakukan negosiasi dengan Yayasan Peduli Timor Barat, tetapi ketika
diminta untuk mengatakan pihak pemerintah Indonesia yang melarang negoisasi
dengan YPTB, PT.TEP Australasia tidak memberikan jawaban apapun. Hal inilah
yang membuat Yayasan Peduli Timor Barat mempersiapkan tuntutan di
Pengadilan Federal Australia kepada PT.TEP Australasia karena sebelumnya
Pemerintah Australia telah mengumumkan bahwa Yayasan Peduli Timor Barat
secara resmi melaporkan tentang kasus pencemaran ini, sehingga menurut hukum
Australia Yayasan Peduli Timor Barat berhak melakukan tuntutan.
368
Peranan Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) di Laut Timor (Gabriela Maya Rosalina)
Metode advokasi Yayasan Peduli Timor Barat yang lain adalah propaganda
melalui media berita online yang setiap waktu menginformasikan tentang kasus
pencemaran minyak di Laut Timor yang belum teratasi pasca tiga tahun setelah
pencemaran yang mempunyai dampak negatif terhadap masyarakat pesisir Laut
Timor, Yayasan Peduli Timor Barat beserta seluruh jaringannya dan aliansinya
memperkuat kerjasamanya dengan Partai Hijau Australia dan WWF Australia
untuk menggalang dukungan masyarakat dan organisasi lingkungan di seluruh
dunia agar dijadikan pencemaran Laut Timor ini sebagai sebuah kepentingan
bersama yang harus dituntaskan. Yayasan Peduli Timor Barat juga telah meminta
bantuan dari sebuah lembaga Pemerintah di Amerika Serikat untuk mengirim para
ahli lingkungan serta membiayai kegiatan penelitian ilmiah di Laut Timor terkait
dengan pencemaran di Laut Timor.
369
eJournalIlmuHubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: 363-374
Tetapi Hasil survei Yayasan Peduli Timor Barat menunjukkan, tumpahan minyak
Montara bercampur zat timah hitam dan Corexit 9500 itu masih tetap mengendap
didasar Laut Timor dan di bawah pasir.(ibid) Hasil inilah yang menjadi evaluasi
Yayasan Peduli Timor Barat untuk memenuhi keperluan informasi kepada
masyarakat pesisir Pulau Timor maupun untuk bukti ilmiah yang akan menjadi
bukti klaim kepada Pemerintah Federal Australia maupun kepada PT.TEP
Australasia. Dari Monitoring, penelitian serta evaluasi diketahui bahwa hasil
minyak yang memasuki perairan Indonesia sama persis dengan minyak Montara
yang dioperasikan oleh PT.TEP Australasia yang menunjukan bahwa pencemaran
minyak yang memasuki perairan Indonesia di Laut Timor memang berasal dari
Ledakan PT.TEP Australasia.
Solusi terhadap kasus ini adalah harus dilakukannya penelitian ilmiah dengan
melibatkan para ahli dari kedua negara serta perusahaan pencemar PT.TEP
Australasia agar bisa segera tersusun program restorasi dalam upaya pemulihan
terhadap wilayah laut yang tercemar.Dana yang digunakan untuk program
penelitian dan restorasi tersebut tentu berasal dari perusahaan pencemar PT.TEP
Australasia.Dan untuk mengetahui besar nya jumlah kerugian yang dialami
masyarakat dengan demikian adanya kesamaan angka kerugian baik itu dengan
pemerintah kedua negara dan perusahaan pencemar dan Yayasan Peduli Timor
Barat yang selama ini mewakili masyarakat korban.
3.Memfasilitasi Komunikasi
Yayasan Peduli Timor Barat sebagai organisasi yang mefasilitasi komunikasi
adalah membangun pola atau bentuk komunikasi sinergis antara masyarakat
pesisir Pulau Timor yang menjadi korban pencemaran, dengan Pemerintah
Indonesia, dengan cara setiap waktu atau secara intensif melaporkan dan
menginformasikan perkembangan pencemaran di Laut Timor baik itu kerugian
yang dirasakan korban dan penyakit yang diderita, serta contoh lainnya adalah
masyarakat melaporkan terdamparnya 44 ikan paus biru yang diduga jalur migrasi
paus biru telah tercemar minyak hal ini langsung dilaporkan Yayasan Peduli
Timor Barat kepada unit kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan (UKP4) untuk melakukan penelitian terhadap terdamparnya ikan
paus biru yang diakibatkan perairan laut Sawu yang menjadi jalur migrasi utama
mamalia laut dari utara ke selatan mengalami perubahan akibat pencemaran
minyak Montara.
370
Peranan Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) di Laut Timor (Gabriela Maya Rosalina)
Spies PhD dan kuasa hukum Yayasan Peduli Timor Barat dari Ward Keller
Darwin, Australia Utara. Sebagai pembicara dalam seminar tersebut adalah Dr.
Robert B Spies PhD yand dipandang sukses dalam menangani kasus Teluk Alaska
dan Teluk Mexico, dan telah menyampaikan pula kepada masyarakat yang
menjadi korban di Kupang untuk memberi kesaksian dan ilmunya tentang pola
penanggulangan bencana tumpahan minyak yang
ditanganinya.(www.timorexpress.com, di akses pada 05 Noverber 2012) Seminar
ini tentunya ditujukan sebagai pemberian informasi kepada masyarakat korban di
Laut Timor.
Peranan Yayasan Peduli Timor Barat dalam upaya membantu korban pencemaran
minyak di Laut Timor memberikan hasil yang positif maupun negatif. Hasil yang
positif karena Yayasan Peduli Timor Barat melakukan upaya berupa menekan
pemerintahan Indonesia, meloby dan mengkampanyekan pencemaran minyak di
Laut Timor sebagai kejahatan kemanusian, Yayasan Peduli Timor Barat
melakukan penekanan terhadap PT.TEP Australasia yang melakukan pencemaran
minyak di Laut Timor dan pemerintah Australia agar segera menyelesaikan kasus
tersebut. Walaupun tindak lanjut pemerintah Indonesia belum menghasilkan
kesepakatan apapun hal ini dikarenakan pemerintah Indonesia tidak berani
menuntut pemerintah Australia dengan menggunakan salah satu MOU tahun 1996
antara kedua negara tentang kesiapsiagaan dan penanggulangan polusi minyak di
laut dan masalah perbatasan Laut Timor belum dirundingkan oleh Indonesia,
Timor Leste dan Australia hal inilah merupakan salah satu faktor utama yang
telah menggagalkan penyelesaian tuntutan ganti rugi, di samping penuntutan
dengan PT.TEP Australasia karena tidak adanya bukti dan data ilmiah yang akurat
dan cendrung mengindikasikan bahwa adanya kepentingan oknum-oknum pejabat
371
eJournalIlmuHubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: 363-374
Kesimpulan
Keterlibatan Yayasan Peduli Timor Barat dalam upaya membantu korban
pencemaran minyak di laut Timor adalah sebagai penggerak untuk menyuarakan
berbagai hak dan kepentingan masyarakat Timor Barat yang terabaikan di laut
Timor. Berbagai upaya yang dilakukan Yayasan Peduli Timor Barat diantaranya
melakukan advokasi bagi masyarakat korban pencemaran minyak Montara yang
telah dilakukan Yayasan Peduli Timor Barat sejak terjadinya tumpahan sampai
dengan tiga tahun pasca tumpahan minyak untuk mendapatkan kompensasi bagi
para korban. Hal ini dikarenakan kewajiban pemerintah Indonesia untuk
mengupayakan penyelesaian dalam hal ini kompensasi bagi korban pasca tiga
tahun pencemaran ini tidak mencapai kesepakatan dengan perusahaan pencemar
yaitu PT.TEP Australasia.
372
Peranan Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) di Laut Timor (Gabriela Maya Rosalina)
Harapan Yayasan Peduli Timor Barat tentunya agar terselesaikannya kasus ini,
karena masalah ini telah mengancam kehidupan ekologis masyarakat pesisir Pulau
Timor yang menjadi korban, tentunya memerlukan kompensasi bagi para korban
yang menggantungkan hidupnya dari Laut Timor.
Referensi
Buku
Adolf, Huala. 2002. Aspek-aspek Negara dalam Hukum Internasional. Jakarta :
PT.RajaGrafindo Persada.
Internet
Pencemaran Laut akibat tumpahan minyak pada
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30115/4/Chapter%20I.pdf
( diakses pada 18 Desember 2012)
373
eJournalIlmuHubungan Internasional, Volume 1, Nomor 2, 2013: 363-374
374