Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

MODEL ADSORPSI Mn+2, Cd+2 DAN Hg+2 DALAM SISTEM AIR-SEDIMEN DI

SEPANJANG SUNGAI CODE, YOGYAKARTA

Hadi Prasetyo Suseno


Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Sains Terapan
Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Jl.Kalisahak no.28 Balapan Yogyakarta 55222
Email : hadiprasetyosuseno@yahoo.co.id

ABSTRACT
It has been predicted adsorption model of Mn+2, Cd+2 and Hg+2 in the water-sediment system along
Code river Yogyakarta. The aim of this study was to predict the displacement model of metal ions
Mn+2, Cd+2, and Hg+2 from the body of water into the sediment based on adsorption isotherm
phenomena. In addition, this study was expected to able to provide information toward the colour of
Code river, dynamics, and condition of metal ions of Mn+2, Cd+2 and Hg+2 along the Code river from
upstream to downstream. Based on the experimental data, it was found that displacement of metal
in Mn+2 and Cd+2 and Hg+2 into sediment would follow Langmuir, adsorption model with coefficient
of determination (R2) were respectively 0.9929 and 0.9701, respectively while the volue of the
adsorption energy was 20.95 kJ / mol and 16.85 kJ / mol, Displacement of metal ion Hg+2, would
tend to follow adsorption model of Freundlich. From the adsorption energy that was obtained, it
was found that the bond of metal ion Mn+2 into sediment wold be chemisorption while metal ion
Cd+2 tended to follow physiosorption and the streng of the bond could be sorted as Mn+2, Cd+2,
Hg+2.

Keywords: adsorption model, the initial value of the river, chemisorption, physiosorption, metal.

INTISARI
Telah dilakukan prediksi model adsopsi Mn+2, Cd+2 dan Hg+2 dalam sistem air-sedimen di
sepanjang sungai Code, Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memprediksi model
perpindahan ion logam Mn+2, Cd+2,dan Hg+2 dari badan air ke dalam sedimen berdasarkan
fenomena adsorpsi isoterm. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
terhadap rona awal sungai Code, dinamika, dan keadaan ion logam Mn+2, Cd+2 dan Hg+2 di
sepanjang sungai Code dari hulu hingga hilir. Berdasarkan data percobaan ternyata perpindahan
ion logam Mn+2 dan Cd+2 ke dalam sedimen akan mengikuti model adsorpsi Langmuir, dengan
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,9929 dan 0,9701, sedangkan nilai energi adsorsinya masing-
+2
masing adalah 20,95 kJ/mol dan 16,85 kJ/mol. Perpindahan ion logam Hg ternyata akan
cenderung mengikuti model adsorpsi Freundlich. Dari energi adsorsi yang didapat ternyata ikatan
untuk ion logam Mn+2 ke dalam sedimen akan berupa kimisorpsi, sedangkan ion logam Cd+2 akan
+2 +2
cenderung mengikuti fisisorpsi, dan kekuatan ikatannya dapat diurutkan sebagai Mn > Cd >
+2
Hg .

Kata kunci : model adsorpsi, rona awal sungai , kimisorpsi, fisisorpsi, logam.

PENDAHULUAN sehat harus memenuhi baku mutu air yang


Pencemaran di lingkungan perairan ditetapkan oleh pemerintah.
sungai dapat terjadi antara lain karena, (1) Wilayah perairan sungai code
masih kurangnya peraturan pemerintah yang mempunyai potensi terhadap pencemaran
jelas tentang fungsi dan kegunaan sungai, berbagai logam yang cukup tinggi dari
dan (2) masih kurangnya kesadaran berbagai sumber seperti pelapukan batuan
masyarakat terhadap kelestarian lingkungan dan mineral (Mg, Ti, Mn, V, Cr, Cd, Hg, As,
perairan sungai sehingga sungai sering Se, dan lain lain), buangan limbah pertanian
dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan (As, Cd ,Mn ,Zn dan Se), industri (Zn, Ti, Cr,
akhir limbah rumah tangga atau kegiatan Cd dan lain lain), limbah domestik (Ti, Zn,
industri. Kreteria lingkungan sungai yang Se, Hg, As, dan lain lain), sehingga perairan

174 Suseno, Model Adsorpsi Mn+2, Cd+2 dan Hg+2 dDalam Sistem Air-Sedimen di Sepanjang
Sungai Code, Yogyakarta
sungai Code diperkirakan tidak memenuhi TINJAUAN PUSTAKA
syarat baku mutu air. Dilaporkan bahwa Adsorpsi merupakan suatu fenomena yang
hasil evaluasi kualitas sungai Code hingga terjadi pada permukaan batas antar dua
tahun 2005 secara umum hampir seluruhnya fasa sebagaimana akibat dan akumulasi
masuk ke dalam golongan C, yakni hanya atau permukaan substansi adsorbad (ion
layak dipakai untuk tujuan irigasi. (Anonim, atau atom) pada permukaan adsorben.
2005). Fenomena perpindahan ini dapat terjadi
Limbah-limbah industri maupun pada antar muka antara dua fasa, misalnya
perkotaan setiap detiknya mengalir melalui fasa cair dengan fasa cair, fasa gas dengan
sungai-sungai dan saluran-saluran perkotaan fasa cair, fasa gas dengan fasa padat, dan
yang terus menerus mencemari perairan fasa cair dengan fasa padat. Oscik (1982)
sungai hingga ke hilir sungai. Bilamana sisa- secara umum mengklasifikasikan adsorpsi
sisa tersebut dilepaskan ke perairan bebas, ke dalam dua kategori, yaitu adsorpsi fisika
akan terjadi perubahan nilai dari perairan itu den adsorpsi kimia. Adsorpsi fisika terjadi
baik kualitas maupun kuantitas, sehingga jika reaksi antara adsorben dan adsorbad
perairan dapat dianggap tercemar (Stumm melibatkan gaya-gaya antar molekul seperti
dan Morgan, 1991). ikatan hidrogen atau van der Waals. Pada
Menurut Goegoen dan Domini (2003), proses ini molekul yang teradsorpsi mudah
konsentrasi logam berat yang terkandung dilepas kembali dengan menurunkan
pada air sungai dan sedimen dapat tekanan gas atau konsentrasi zat terlarut.
digunakan sebagai indikator pencemaran Zat yang teradsorpsi dapat membentuk
sungai, dengan demikian kualitas suatu beberapa lapisan tunggal dan kondisi
sungai dapat diketahui. Selanjutnya laporan kesetimbangan akan tercapai segera
data konsentrasi logam yang didapat dalam setelah adsorben bersentuhan dengan
air dan sedimen yang terdeteksi di sepanjang adsorbad. Panas adsorpsi yang menyertai
sungai dapat dikembangkan menjadi laporan adsorpsi fisika lebih rendah bila
ilmiah yang menarik, seperti perpindahan ion dibandingkan dengan panas adsorpsi yang
logam ke dalam sedimen. terjadi pada adsorpsi kimia.
Menurut Schnoor (1996), perjalanan Logam cadmium (Cd) merupakan bahan
perpindahan ion logam dalam air ke dalam alami yang terdapat dalam kerak bumi, berwarna
sedimen terutama melalui proses partisi air- putih, ditemukan dalam bentuk senyawa gabungan
sedimen, yaitu perpindahan logam dari seperti kadmium osida, cadmium chloride, dan
bentuk terlarut dalam air ke dalam sedimen kadmium swulfide .
dengan melalui proses fenomena adsorpsi. Cd masuk ke dalam air bersih dari sumber yang
Berdasarkan dari pernyataan diatas, maka berasal dari industri. Air sungai dan irigasi untuk
tujuan dari penelitian ini adalah untuk pertanian yang mengandung Cd akan terjadi
mengetahui penomena model adsorpsi ion- pengendapan pada sedimen dan lumpur. Sebagian
ion logam Mn+2, Cd+2, dan Hg+2 dalam sistem besar kadmium dalam tanah berpengaruh pada pH,
air-sedimen di sepanjang sungai Code, larutan material organik, logam yang negandung
Yogyakarta. Dipilihnya logamlogam oksida, tanah liat dan zat organic, maupun anorganik.
tersebut karena logam-logam tersebut Rata-rata kadar kadmium alamiah di kerak bumi
banyak mencemari lingkungan perairan sebesar 0,1 -0,5 ppm. (Stum dan Morgan, 1991).
sungai Code. Seperti limbah industri, Secara umum keterdapatan mangan(mn)
pertanian, dan domistik dan keberadaannya dapat dikelompokan menjadi dua jenis.
yang berlebihan di sungai, maka dapat Pertama, endapan mangan primer dan kedua
mengganggu kehidupan ekosistem sungai mangan sekunder. Mangan primer terjadi
Code. Selanjutnya penelitian ini diharapkan dan terbentuk karena proses hidrotermal
dapat memberikan informasi terhadap rona dengan ciri mengandung silika membentuk
awal sungai Code, dinamika dan keberadaan breksi hidrotermal. Kedua, endapan mangan
ion logam Mn+2, Cd+2 dan Hg+2 di sepanjang terbentuk akibat proses sedimentasi dimana
sungai Code dari hulu hingga hilir. media air memegang peranan penting dalam
Batasan masalah dalam penelitian proses pembentukannya.
adalah untuk mengetahui perpindahan ion Raksa (nama lama: air raksa) atau
logam dalam air ke dalam sedimen dan merkuri atau hydrargyrum (bahasa Latin:
menentukan sistem pemodelan adsorpsi ion- Hydrargyrum, air/cairan perak) adalah unsur
ion logam kimia pada tabel periodik dengan simbol Hg
dan nomor atom 80. Raksa banyak
digunakan sebagai bahan amalgam gigi,
termometer, barometer, dan peralatan ilmiah

Jurnal Teknologi, Volume 4 Nomor 2, Desember 2011, 174-179 175


lain. Walaupun penggunaannya untuk bahan
pengisi termometer telah digantikan (oleh [C]air 1 [C]air
termometer alkohol, digital, atau termistor) = + (4)
dengan alasan kesehatan dan keamanan [C]sed K L b b
karena sifat toksik yang dimilikinya. Unsur ini Kemudian berdasarkan pada
diperoleh terutama melalui proses reduksi [C]air
dari cinnabar mineral. Densitasnya yang persamaan (4) kurva antara dengan
tinggi menyebabkan benda-benda seperti [C]sed
bola biliar menjadi terapung jika diletakkan di [C]air, maka akan liniar, dengan 1/b
dalam cairan raksa hanya dengan 20 persen 1
volumenya terendam. merupakan slope dan adalah intersep.
Landasan Teori Teori
KLb
Menurut Schnoor (1996) Notasi b merupakan kapasitas adsorpsi KL
perpindahan ion logam dari badan air ke konstanta kesetimbangan adsorpsi. Energi
dalam sedimen dapat melalui fenomena adsorpsi (Eads) dapat dihitung dengan
proses adsorpsi isoterm berdasarkan tiga persamaan,
model adsorpsi yaitu model partisi, Eads = RTlnKL (5)
Freundlich, dan Langmuir. Notasi R merupakan tetapan gas
Model partisi, model ini berdasarkan ideal (8,314 J/K.mol), T suhu dalam derajat
penjabaran dari reaksi kesetimbangan fase Kelvin. Bila suatu adsorpsi berlangsung
cair-padat yaitu, sebagai kimisorpsi, maka energi adsorsinya
harus lebih besar dari 20 kJ/mol (Stum dan
Morgan, 1991).
[X] air
KD
[ X ]sedimen (1)
METODA PENELITIAN
[X]sed Pengambilan sampel diambil pada
KD = atau hari yang sama dari daerah hulu hinggahilir
[X]air
sungai Code. Sampel berupa air
[X]sed = KD [X]air (2) dimasukkan ke dalam jerigen air kapasitas 5
Hubungan antara [X]sed dan [X]air liter kemudian ditetesi HNO3 5 mL, hingga
akan linier, bila koefisien determinasi (R2) mempunyai pH 1. Sampel sedimen
mendekati 1. Notasi X menggambarkan dimasukkan dalam kantong plastik dan diberi
konsentrasi ion logam, [X]sed merupakan label sesuai dengan lokasi.
konsentrasi ion logam di dalam sedimen Preparasi sampel air dilakukan pada
(mg/L), [X]air adalah konsentrasi ion logam di masingmasing lokasi sebelum siap
dalam sedimen (mg/kg), dan KD merupakan dikenakan iradiasi. Hal ini dilakukan untuk
koefisien partisi antara fasa padat dan cair. mencegah sampel terkontaminasi dengan
Model Freundlich, model merupakan bahan atau peralatan lain. Sampel air dalam
modifikasi model KD, dan hanya berlaku jerigen diambil 1 liter untuk disaring
pada permukaan adsorbat yang heterogen kotorannya dengan kertas saring sehingga
dan proses adsorpsi yang terjadi lebih dari kotoran yang terdapat di dalamnya terbuang.
satu permukaan, maka notasi (1/n) berlaku Air sungai hasil penyaringan sebanyak 1 Liter
dengan n>1. tersebut kemudian dipekatkan 50 kali dengan
alat pendingin kering, menjadi 20 mL dan
[ X]sed = K f [X]air1/n atau
dari sampel tersebut diambil sebanyak 1 mL
1 di isikan dalam vial dan ditutup. Selanjutnya
log[C]sed = log[X]air + +logKf (3) masingmasing vial dimasukkan dalam
n kelongsong dan siap untuk dilakukan iradiasi
Akibatnya hubungan antara log [C]sed dengan reaktor Kartini.
dan log[X]air pada persamaan (3) akan linier, Sampel sedimen dibersihkan dari
dengan 1/n sebagai slope dan log Kf kotoran, kemudian dikeringkan pada suhu
intersep, maka n merupakan jumlah ruangan. Sedimen kering ditumbuk dalam
permukaan adsorpsi dan Kf merupakan lumpang stainless steel, selajutnya sampel
konstante Frendlich. sedimen diayak dengan ukuran 100 mess.
Model Langmuir. Model ini biasanya Selanjutnya sedimen dihomogenkan dan
terjadi pada adsorpsi kimia, dan proses disimpan dalam plastik klip berlabel.
adsorpsi biasanya hanya terjadi di daerah Sebanyak masing-masing 0,2 gram cuplikan
satu permukaan yang dinyatakan dengan, dimasukan ke dalam vial, dan selanjutnya
176 Suseno, Model Adsorpsi Mn+2, Cd+2 dan Hg+2 dDalam Sistem Air-Sedimen di Sepanjang
Sungai Code, Yogyakarta
vial dimasukkan kelongsong dan siap untuk
Adsorpsi model partisi
diiradiasi dengan reaktor Kartini.
Sampel air dan sedimen yang telah
300
dimasukkan dalam vial, dibungkus dengan
plastik klip dan dimasukan dalam 250

[ M n ] s e d im e n ,m g /k g
kelongsongan dan ditutup rapat. Pada 200
penelitian ini tiap-tiap kelongsongan yang
dipersiapkan terdiri dari sampel sedimen, air, 150
y = 94,158x + 103,33
vial kosong dan sampel standar dalam satu 100
R2 = 0,7061
kelongsong yang diatur sedemikian rupa 50
sehingga diperkirakan iradiasi dalam teras
reaktor mempunyai fluks netron yang sama. 0
0 0,5 1 1,5 2
Kelongsongan yang telah dipersiapkan
dimasukkan ke dalam fasilitas iradiasi Lazy [Mn]* air, mg/l
Susan selama 12 jam. Setelah diiradiasi
kelongsongan dikeluarkan dari reaktor untuk Adsorpsi model Freundlich
didinginkan selama 4 hari dan siap untuk
dicacah dengan spektrometer gamma. 2,4

2,3
PEMBAHASAN

lo g [ M n ] s e d im e n , m g /k g
Penomena perpindahan ion logam dari y = 0,2658x + 2,3209 2,2
R2 = 0,9502
badan air ke dalam sedimen yang kaya akan 2,1
bahan organik biasanya melalui proses
adsorpsi isoterm berdasarkan tiga model 2

yaitu partisi, Freundlich atau Langmuir. 1,9


Model perpindahan tersebut berlaku untuk
1,8
ion logam yang berada dekat di dasar
-2 -1,5 -1 -0,5 0 0,5
sungai, sehingga diperkirakan pengaruh
log [Mn]* air, mg/l
debit air atau arus sungai dapat diabaikan,
dengan demikian kesetimbangan akan
mudah tercapai (Schnoor ,1996). Pada Adsorpsi model Langmuir
Gambar 1A, 1B dan 1C dapat ditampilkan
hasil pemodelan perpindahan ion logam Mn2+ 0,008

dari badan air ke dalam sedimen di 0,007


[M n ]* air/[M n ] sed im en , kg /l

y = 0,0046x + 0,0003
sepanjang sungai Code berdasarkan tiga 0,006 R2 = 0,9929
macam model yaitu partisi, Freundlich dan 0,005
Langmuir. Dari ke tiga model tersebut 0,004
ternyata pada gambar 1A hingga 1C tersebut 0,003
ke tiga model khususnya untuk ion logam 0,002
Mn2+ semuanya mempunyai nilai koefisien 0,001
determinasi lebih besar dari 0,6. Akibatnya 0
hubungan antara konsentrasi ion logam 0 0,5 1 1,5 2
dalam air dengan konsentrasi didalam [Mn]*air, mg/l
sedimen cukup signifikan dan linear
(Mendenhall and Sincich, 2003) , sehingga Gambar 1, Model adsorpsi isotermal ion
dapat diperkirakan logam Mn2+ akan logam Mn2+ di sepanjang sungai Code, 1A
berpindah ke dalam sedimen. Kemudian model partisi , 1B.model Freundlich dan 1C
berdasarkan model adsorpsi isoterm model Langmuir
Langmuir (Gambar 1 C), yang mempunyai Model Langmuir tersebut terpilih
nilai koefisien determinasi 0,993 berarti karena nilai koefisien determinasi (R2) lebih
proses perpindahan logam Mn2 di sepanjang besar bila dibandingkan dengan model partisi
sungai Code mengikuti model adsorpsi ataupun Freundlich. Dengan demikian proses
Langmuir perpindahan ion logam Mn2+ ke dalam
sedimen kemungkinan akan mengikuti
adorpsi secara kimisorpsi. Hal ini terbukti
dengan perhitungan energi adsorsinya
(persamaan 5 ) didapat sebesar 20,95
kJ/mol (Stum dan Morgan,1991).
Selanjutnya model perpindahan

Jurnal Teknologi, Volume 4 Nomor 2, Desember 2011, 174-179 177


untuk ion logam Cd+2 ke dalam sedimen di mempunyai bernilai koefisien determinasi
sepanjang sungai Code juga dapat di (R2) jauh lebih besar dari pada model
modelkan kedalam adsorpsi isoterm partisi , Langmuir (Mendenhall and Sincich, 2003).
Freundlich dan Langmuir dapat dilihat pada Selanjutnya peneliti cenderung memilih
Gambar 3A, 3B dan 3C. Pada Gambar 3A, bahwa, untuk ion logam Hg+2 diperkirakan
3B dan 3C.tersebut hubungan Ternyata akan mengikuti model adsorsi Freundlich.
antara logam Cd+2 dalam air dengan Alasan tersebut berdasarkan bahwa nilai
konsentrasinya di dalam sedimen di koefisien determinasi (R2) untuk model
sepanjang sungai Code, mempunyai nilai adsorsi Freundlich sedikit lebih besar bila
koefisien determinasi lebih besar dari 0,6, dibandingkan dengan model partisi.
kecuali pada model Freundlich sebesar Selanjutnya dengan dipilihnya untuk ion
0,3769. Akibatnya diperkirakan ion logam logam Hg+2 mengikuti model adsorsi
Cd+2 juga akan berpindah ke dalam Freundlich, berarti ikatannya dalam sedimen
sedimen. Kemudian berdasarkan mempunyai ikatan yang tidak spesifik dan
permodelan adsorpsi Langmuir isoterm lebih lemah daripada ion logam Mn2+
(Gambar 2C), ternyata proses perpindahan ataupun ion logam Cd+2. Fenomena ini
+2
logam Cd di sepanjang sungai Code ternyata tidak menyalahi pada teori Hard
mengikuti model adsorpsi Langmuir. Model and Soft, yang menyatakan bahwa
Langmuir ini terpilih karena nilai koefisien walaupun logam Cd dan Hg sama-sama
2
determinasi (R ) lebih besar bila termasuk pada golongan Soft, tetapi
dibandingkan dengan model partisi ataupun terletak pada periode yang berbeda. Pada
Freundlich. Berdasarkan perhitungan energi teori Hard and Soft tersebut logam Cd
adsorsinya (persamaan 5 ) ternyata didapat termasuk pada periode 5, sedangkan logam
nilai 16,85 kJ/mol. Kerena energi Cd masuk ke dalam perode 6 (Martell and
adsorsinya < 20 kJ/mol, berarti hal ini untuk Hancock, 1996). Akibatnya untuk ikatan
ion logam Cd+2 proses perpindahan ke dalam ketiga ion logam Mn+2, Cd+2 dan Hg+2 ke
sedimen akan mengikuti adorpsi secara dalam sedimen sepanjang sungai code,
fisisorpsi (Stum and Morgan, 1991). Jadi kekuatan ikatannya diperkirakan Mn+2 > Cd+2
walaupun ion logam Mn2+ dan ion logam Cd+2 > Hg+2. Hal ini juga sesuai dengan harga
proses perpindahannya sama-sama Parameter Pearsons Hardness. (Martell
mengikuti model Langmuir, ikatannya dalam and Hancock, 1996), yaitu ion Mn+2 = 0,123
sedimen berbeda. Hal ini dengan berbeda ; ion Cd+2 = 0,081 dan ion Hg+2 = 0,064.
pada harga energi adsorsinya, sehingga
diperkirakan ion logam Mn2+ akan 1,2
K O E F IS IE N D E T E R M IN A S I

mempunyai ikatan yang lebih kuat dari pada 0,9502 0,9929 0,9701
1
ion logam Cd+2. Fenomena ini ternyata tidak 0,7492
0,8767 0,8804
0,8 0,7061
menyalahi pada teori Hard and Soft, yang
(R 2 )

menyatakan bahwa logam Mn masuk 0,6


0,3769
kedalam golongan intermediate, sedangkan 0,4

logam Cd masuk kedalam golongan Soft 0,2 0,0674


(Martell and Hancock, 1996). 0
Selanjutnya pada Gambar 4A, 4B Mn2+ Cd2+ Hg2+

dan 4C berikut dapat diperlihatkan bahwa ION LOGAM

hubungan antara ion logam Hg+2 dalam air Partisi Freundlich Langmuir
dengan konsentrasinya dalam sedimen di
sepanjang sungai Code, ternyata mempunyai Gambar 2, Harga koefisien determinasi(R2)
harga koefisien determinasi lebih besar dari pada model perpindahan ion logam Mn+2,
0,6 untuk model partisi dan Freundlich, Cd+2 dan Hg+2
sedangkan model Langmuir hanya sebesar Adsorpsi model partisi

0,0674. Akibatnya hubungan tesebut cukup 14

signifikan dan linear, maka diperkirakan ion 12 A


[Cd] sedimen, mg/kg

10
logam Hg+2 juga akan mengalami 8
y = 1,9628x + 2,9085
6
perpindahan dari badan air ke dalam 4
R2 = 0,7492

sedimen. Berdasarkan model adsorpsi 2


0
isotermal pada Gambar 4A, 4B dan 4C, -1 -2 0 1 2 3 4 5

proses perpindahan ion logam Hg+2 [Cd]* air, m g/l

diperkirakan mengikuti model adsorpsi


Freundlich atau partisi, karena kedua model
178 Suseno, Model Adsorpsi Mn+2, Cd+2 dan Hg+2 dDalam Sistem Air-Sedimen di Sepanjang
Sungai Code, Yogyakarta
Adsorosi model Freundlich adsorpsi partisi, Freundlich, dan model
1,2 Langmuir. Ternyata perpindahan ion logam

log[Cd] sedimen, mg/kg


1
0,8
y = 0,3336x + 0,792
Mn+2 dan Cd+2 ke dalam sedimen akan
0,6 R2 = 0,3769 mengikuti model adsorpsi Langmuir, dengan
koefisien determinasi (R2) masing-masing
0,4
0,2

-0,6 -0,4 -0,2


0
0 0,2 0,4 0,6 0,8
sebesar 0,9929 dan 0,9701, sedangkan nilai
log [Cd]* air, m g/l energi adsorsinya adalah 20,95 kJ/mol dan
16,85 kJ/mol. Perpindahan ion logam Hg+2
Adsorpsi model Langmuir
ternyata akan cenderung mengikuti model
adsorpsi Freundlich.
B Berdasarkan energi
adsorsi, ikatan untuk ion logam Mn+2 ke
[Cd]* air/[Cd] sedimen, kg/l

0,5

0,4

0,3
y = 0,0879x + 0,0383
dalam sedimen akan berupa kimisorpsi,
0,2 R2 = 0,9701
sedangkan ion logam Cd+2 lebih cenderung
0,1

0
berupa fisisorpsi, dan kekuatan ikatannya
0 1 2 3 4 5
dapat diurutkan sebagai Mn+2 > Cd+2 > Hg+2.
[Cd]* air, m g/l
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2003,2004 dan 2005, Laporan
Gambar 3, Model adsorpsi isotermal logam Monitoring Kualitas Air, Balai PSDA
Cd di sepanjang sungai Code, 3A model
C
Progo,Opak, Oyo dan Code.
partisi , 3B. model Freundlich dan 3C model Chen,Y.N. and Schnitzer M, 1978, The
Langmuir Surface Tension of Aqueous Solution
of Soil Humic Substances Soil
Adsorpsi model partisi Science, Vol.125.1.
0,25

0,2
y = 5,5585x - 0,0171
Carver.A.M., and A Hinton.T.G., 2007., Reduce
[Hg] sedimen, mg/kg

0,15
R2 = 0,8767 plant uptake of Zr-95 Gown in Illite-
0,1 amended sediments., Water Air Soil
0,05 Pollut., 185, 255-263..
0 Goegoen,C. and Domini,J.,2003, Partitioning
-0,01 0 0,01 0,02 0,03 0,04
-0,05 of Trace Metals between Particulate,
[Hg]* air, m g/l
Colloidal and Trully Dissolved
Fractions in Polluted River: The Upper
Adsorpsi model freundlich
Vistula River (Poland), Applied
0,5
Geochemistry, vol 18, pp.457-470.
0
Martell,A.E and B Hancock,R.D., 1996, Metal
log [Hg] sedimen, mg/kg

-3 -2,5 -2 -1,5 -1 -0,5


-0,5
0
Complexes in Aqueous Solutions,
y = 0,7394x + 0,09 -1 Plenum Press, New York.
R2 = 0,8804
-1,5 Mendenhall,W.and Sincich.T., 2003, Statistic
-2 for engineering and the sciences.,
log [Hg]* air, m g/l
-2,5
Prentice-Hall International,Inc., New
Jersey.
Adsorpsi model Langmuir Oscik, 1982, Adsorption, Ellis Horwood
0,6 Limited, England.
0,5
Ross,S.M.,1994, CToxic Metals in Soil-Plant
[Hg]* air / [Hg] sedimen, kg/l

0,4

0,3
y = 3,3946x + 0,159 Systems., John Wiley & Sons., New
R2 = 0,0674

0,2
York.
0,1 Stumm,W. and Morgan.J.J., 1991, Aquatic
0
0 0,01 0,02 0,03 0,04
Chemistry, An Introduction
-0,1
[Hg]* air, m g/l
Emphasizing Chemical Equibria in
Natural Water, John Wiley & Sons,
Gambar 4. Model adsorpsi isotermal logam New York.
Hg di sepanjang sungai Code, 4A model Schnoor,J, 1996, Environmental modeling.,
partisi, 4B. model Freundlich dan 4C model John Wiley & Son,Inc., New
Langmuir TAN.K.H., 1996, Soil Sampling, Preparation,
and Analysis., Marcel Dekker,Inc, New
KESIMPULAN York.
+2 +2
Perpindahan ion logam Mn , Cd
+2
dan Hg dari badan air ke dalam sedimen
dapat di modelkan berdasarkan model

Jurnal Teknologi, Volume 4 Nomor 2, Desember 2011, 174-179 179

You might also like