Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 10

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI PEMBERIAN

MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 0-6 BULAN


DI POSYANDU FLAMBOYAN KELURAHAN KERTEN
KECAMATAN LAWEYAN SURAKARTA

Factors Underlying the Feeding Giving in 0-6 Months Baby in Posyandu Flamboyan
Kerten Laweyan Surakarta

Siti Muliawati, Tri Irkanik

Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta

ABSTRACT

World Health Organization (WHO) and United International Childrens Emergency


Fund (UNICEF) recommend four important things to do are : First, give breast milk
to the infant immediately in 30 minutes after the baby is born. Secondly, giving only
breast milk (breast milk) alone or exclusive breastfeeding from birth until the baby is
six months old. Third , provide supplementary food feeding since infants aged six
months to 24 months. Fourth, continue breastfeeding until the child is aged 24
months or more.Preliminary study at Posyandu Flamboyan Kerten, 8 mothers with
babies 0-6 months in Kerten, obtained 5 mothers who have given food other than
breast milk before the baby is 6 months old with a wide variety of reasons for the
improvement of nutritional status among infants.
The research method was descriptive. Analysis of the data used are univariate.
Sampling using total sampling of 20 respondents who have given complementary
feeding in infants 0-6 months. The research instrument using enclosed questionnaire.
The results of this study indicate that the majority of respondents level of education
including secondary level ie 16 people, or 80%, sufficient knowledge of the majority
of mothers are 9 people or 45%, the majority of respondents worked with 15 people
or 75%, the majority of respondents 12 primiparous or 60% and the majority of
respondents rate the economy is that 17 or 85%.
It was concluded that the factors underlying the provision of complementary feeding
in infants 0-6 months include educational factors, knowledge factors, occupational
factors, factors parity and economic factors.

Keywords : Knowledge, complementary food, Baby, factors

PENDAHULUAN Infrant And Young Child Feeding, World


Strategi mencapai tumbuh kembang Health Organization (WHO) dan United
optimal di dalam Global Strategi For International Childrens Emergency
Fund (UNICEF) merekomendasikan

1
empat hal penting yang harus dilakukan ASI pada satu jam pertama kelahiran
yaitu : Pertama, memberikan Air Susu (Edmond et al, 2005).
Ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 Pemberian makanan bayi di
menit setelah bayi lahir. Kedua, Indonesia masih banyak yang belum
memberikan hanya Air Susu Ibu (ASI) sesuai dengan umurnya, terutama di
saja atau pemberian ASI secara eksklusif daerah pedesaan. Hasil penelitian
sejak lahir sampai bayi berusia enam menunjukkan bahwa masyarakat
bulan. Ketiga, memberikan makanan pedesaan di Indonesia pada umumnya
pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) memberikan pisang (57,3%) kepada
sejak bayi berusia enam bulan sampai 24 bayinya sebelum usia 4 bulan
bulan. Keempat, meneruskan pemberian (Litbangkes, 2003). Faktor-faktor yang
ASI sampai anak berusia 24 bulan atau melatarbelakangi pemberian Makanan
lebih (Depkes, 2006). Pendamping ASI antara lain faktor
Hasil studi WHO melalui pendidikan, pengetahuan, pekerjaan,
Multicentre Growth Reference Study paritas, dan ekonomi. Jika makanan
(MGRS) yang diselenggarakan tahun pendamping ASI diberikan terlalu dini
1997-2003 di 6 negara (Brazil, Ghana, justru dapat meningkatkan angka
India, Norwegia, Oman, dan Amerika kematian bayi, menggangu sistem
Serikat) dengan sampel 1.737 bayi 0-24 pencernaan pada bayi, karena sistem
bulan (Baduta) diperoleh gambaran pencernaan bayi terutama usus matang
bahwa 50,77% diantaranya tetap pada usia 6 bulan (Kodrat, 2010).
diberikan ASI Eksklusif dan 49,23% Studi pendahuluan di Posyandu
Baduta sudah diberikan Makanan Flamboyan Kelurahan Kerten, 8 ibu
pendamping ASI pada bayi sebelum yang memiliki bayi 0-6 bulan di
berusia 6 bulan (WHO 2006 dalam Kelurahan Kerten, didapatkan 5 ibu
Basuni A, 2008). yang telah memberikan makanan selain
Angka kematian bayi (AKB) di ASI sebelum bayi berusia 6 bulan
Indonesia saat ini masih sangat tinggi dengan berbagai macam alasan
yaitu 35/1000 kelahiran hidup yang diantaranya untuk peningkatan status
artinya dalam satu tahun sekitar 175.000 nutrisi bayi.
bayi meninggal sebelum mencapai usia Tujuan p3enelitian adalah
satu tahun (KESRA, 2008). mengetahui faktor-faktor yang
Tujuan pembangunan millennium melatarbelakangi pemberian makanan
(MDG) 4 yaitu untuk menurunkan angka pendamping ASI pada bayi 0-6 bulan di
kematian bayi menjadi 23/1000 Posyandu Flamboyan Kelurahan Kerten
kelahiran hidup pada tahun 2015 Kecamatan Laweyan Surakarta.
(Rakornas Kemenkes RI Bina Gizi KIA,
2011). Hasil penelitian menyatakan METODE PENELITIAN
kematian neonatal dapat dicegah Menurut Riwidikdo (2012; h. 39)
sebanyak 16% dengan memberikan Air satu variabel (variabel tunggal) adalah
Susu Ibu (ASI) pada hari pertama analisis deskriptif yang didalamnya
kelahiran dan 22% dengan memberikan menggunakan analisis distribusi

2
frekuensi. Dalam penelitian ini Teknik sampling adalah teknik
menggunakan variabel tunggal yaitu pengambilan sampel yang akan
faktor-faktor yang melatarbelakangi digunakan dalam penelitian (Sugiyono,
pemberian makanan pendamping ASI 2008; h.81). Pada penelitian ini peneliti
pada bayi 0-6 bulan. menggunakan Nonprobability Sampling
Jenis penelitian yang digunakan yaitu Teknik sampling jenuh. Sampling
adalah penelitian deskriptif kuantitatif, jenuh adalah teknik penentuan sampel
penelitian deskriptif bertujuan untuk bila semua populasi digunakan sebagai
menerangkan atau menggambarkan sampel. Hal ini dilakukan apabila
masalah penelitian atau dengan kata jumlah populasi relatif kecil yaitu
lain, rancangan ini mendeskripsikan kurang dari 30 orang (Sugiyono, 2008;
seperangkat peristiwa atau kondisi h.85).
populasi saat itu. Deskripsi tersebut Teknik pengumpulan data
dapat terjadi pada lingkup individu merupakan langkah yang paling strategis
disuatu daerah tertentu, atau lingkup dalam penelitian, karena tujuan utama
kelompok pada masyarakat didaerah dari penelitian adalah mendapatkan data.
tertentu (Hidayat, 2010; h.53). Berdasarkan sumbernya dibedakan
Kuantitatif yaitu data yang dipaparkan menjadi Sumber Primer dan Sumber
dalam bentuk angka-angka (Riwidikdo, sekunder.
2009; h. 12). Instrumen penelitian adalah alat-alat
Populasi adalah keseluruhan subjek yang digunakan untuk pengumpulan
penelitian. Apabila seseorang ingin data (Notoatmodjo, 2010; h. 87).
meneliti semua elemen yang ada dalam Menurut Hidayat (2010; h. 98)
wilayah penelitian maka penelitiannya Instrumen penelitian yang digunakan
merupakan penelitian populasi adalah angket / kuesioner. Angket /
(Arikunto, 2010; h. 173). Populasi kuisioner merupakan alat ukur dengan
dalam penelitian ini adalah Semua ibu beberapa pertanyaan.
yang memiliki bayi 0-6 bulan dan telah Penelitian ini menggunakan Analisa
memberikan makanan pendamping ASI Univariat Yaitu analisa data yang
yaitu 20 orang ibu di Posyandu digunakan adalah diskriptif untuk
Flamboyan Kelurahan Kerten mendeskripsikan distribusi frekuensi
Kecamatan Laweyan Surakarta. (Notoatmojo, 2010; h. 182)
Sampel adalah sebagian dari jumlah f
dan karakteristik yang dimiliki oleh P x100%
n
populasi tersebut. Bila populasi besar,
dan peneliti tidak mungkin mempelajari Keterangan :
semua yang ada pada populasi P = Prosentase
(Sugiyono, 2008; h.81). Sampel yang n = jumlah pertanyaan
digunakan adalah ibu yang memiliki = jumlah jawaban benar
bayi usia 0-6 bulan di Posyandu (Budiarto, 2002; h. 37)
Flamboyan Kelurahan Kerten Hasil perhitungan prosentase tentang
Kecamatan Laweyan Surakarta dan telah pengetahuan dimasukan kedalam
memberikan makanan pendamping ASI.

3
standar kriteria objektif (Nursalam,
2008; h.120).
4. Faktor Ekonomi
Kriteria tersebut : Tabel 5. Distribusi Frekuensi Faktor
Baik : 76 100 % Ekonomi
Cukup : 56 75 % No Kriteria Frekuensi Presentase
Kurang : < 56% 1. Tinggi 3 15%
2. Sedang 17 85%
3. Rendah 0 0%
HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah 20 100%
1. Faktor Pendidikan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Faktor
Pendidikan Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
No Kriteria Frekuensi Presentase bahwa faktor-faktor yang
1. Dasar 1 5% melatarbelakangi ibu memberikan
2. Menengah 16 80% Makanan pendamping ASI pada bayi 0-6
3. Tinggi 3 15% bulan berdasarkan pendidikan yaitu
Jumlah 20 100% tingkat dasar 1 orang (5%) telah
2. Faktor Pengetahuan memberikan makanan pendamping ASI
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Faktor pada bayinya saat berusia 3 bulan,
Pengetahuan tingkat menengah 16 0rang (80%) telah
No Kriteria Frekuensi Presentase memberikan makanan pendamping ASI
1. Baik 4 20% pada anaknya saat berusia 4-5 bulan, dan
2. Cukup 9 45% tingkat tinggi 3 orang (15%) telah
3. Kurang 7 35%
Jumlah 20 100%
memberikan makanan ASI pada anaknya
saat berusia 5 bulan. Dilihat bahwa
Faktor Pekerjaan mayoritas responden yang memberikan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Faktor makanan pendamping ASI pada bayi 0-6
Pekerjaan bulan berpendidikan tingkat menengah
No Kriteria Frekuensi Presentase
sebanyak 16 0rang (80%) menunjukkan
1. Bekerja 15 75%
2. Tidak bekerja 5 25% tingkat pendidikan ibu menengah
Jumlah 20 100% sehingga kurang memahami tentang
makanan pendamping ASI serta
3. Faktor Paritas beranggapan bahwa ASI saja tidak
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Faktor cukup untuk anaknya sehingga
Paritas memberikan makanan sebelum
No Kriteria Frekuensi Presentase
1. Primipara 12 60%
waktunya.
2. Multipara 8 40% Pendidikan mempengaruhi proses
3. Grande 0 0% belajar, makin tinggi pendidikan
multipara seseorang makin mudah orang tersebut
Jumlah 20 100% untuk menerima informasi. Semakin
banyak informasi yang masuk semakin
banyak pula pengetahuan yang didapat
tentang kesehatan. Tingginya tingkat

4
pendidikan menyebabkan luasnya akses Faktor - faktor yang mempengaruhi
terhadap informasi (Faturrahman, 2007). pembentukan sikap menurut Azwar
Hal ini sama dengan penelitian yang (2009) adalah Pengalaman pribadi,
dilakukan oleh M Fathkul Muhin dan Pengaruh orang lain, Pengaruh
Pujiastuti (2007) di wilayah kerja kebudayaan, Media massa, pendidikan,
Puskesmas Tambak Aji Semarang yang agama, dan Faktor emosional. Menurut
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan hasil penelitian Mubin dan Pujiastuti
ibu mempunyai hubungan positif dengan (2008) bahwa semakin baik tingkat
usia bayi saat pertama menerima MP- pengetahuan ibu maka ketepatan
ASI, yang berarti semakin tinggi tingkat pemberian makanan pendamping ASI
pendidikan ibu maka semakin tepat usia akan meningkat.
pemberian MP-ASI kepada bayi dan Hasil penelitian Dheny Rohmatika
semakin rendah tingkat pendidikan ibu (2011) dari STIKES Kusuma Husada
maka semakln dini usia pemberian MP- Surakarta yang dilakukan di Posyandu
ASI. Hasil analisa data dengan uji Karya Mulya menunjukkan responden
Spearman Rank untuk mengetahui yang memberikan MP-ASI dengan
korelasi antara tingkat pendidikan ibu tingkatan pengetahuan baik sebanyak
dengan usia bayi saat pertama menerima 66,7%; kelompok tingkatan pengetahuan
MP-ASl diperoleh nilai r = 0,346 dengan cukup sebanyak 16,7%; kelompok ibu
p-value = 0,005. 0leh karena p-value < yang tingkat pengetahuannya kurang
0,05 dan r berada antara 0-0,5 maka ada sebanyak 3,3%. Kesimpulan ada
hubungan antara tingkat pendidikan ibu hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan usia bayi saat pertama menerima ibu dengan pemberian makanan
Makanan Pendamping ASI di wilayah pendamping ASI bayi umur 6-24 bulan.
kerja Puskesmas Tambak Aji. Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
bahwa faktor-faktor yang melatarbelakangi pengetahuan ibu
melatarbelakangi pengetahuan ibu tentang Makanan pendamping ASI
tentang Makanan pendamping ASI berdasarkan pekerjaan yaitu bekerja
berdasarkan pengetahuan yaitu baik sebanyak 15 orang (75%) dan tidak
sebanyak 4 orang (20%), cukup 9 orang bekerja 5 orang (25%). Mayoritas
(45%) dan kurang 7 orang (35%). responden adalah Ibu bekerja sebanyak
Mayoritas responden memiliki tingkat 15 orang (75%). Keterbatasan waktu
pengetahuan cukup sebanyak 9 orang yang dimiliki oleh ibu-ibu yang bekerja
(45%). Pengetahuan yang cukup juga maka memungkinkan pemberian
bisa mendapatkan informasi yang benar makanan pendamping ASI sebelum
maupun yang salah tentang pemberian waktunya.
makanan pendamping ASI pada bayi 0-6 Menurut Nursalam (2003) dalam
bulan, dapat dipengaruhi oleh Wawan dan Dewi (2011; h.17)
lingkungan seperti kebiasaan masyarakat Pekerjaan adalah kegiatan yang harus
setempat yang salah, informasi yang dilakukan terutama untuk menunjang
salah, iklan susu formula dan lain-lain. kehidupannya dan kehidupan keluarga
untuk mendapatkan upah. Bekerja

5
umumnya adalah kegiatan yang menyita pengalaman sendiri maupun orang lain
waktu, bekerja bagi ibu-ibu akan terhadap pengetahuan yang dapat
berpengaruh terhadap kehidupan mempengaruhi perilaku saat ini atau
keluarga. kemudian.
Status pekerjaan ibu menjadi alasan Hal ini sama dengan penelitian Tri
ibu memberikan makanan pendamping Tungga Dewi (2012) yang dilakukan di
ASI terlalu dini karena kurang Posyandu Nusa Indah XVIII Cemani
mempunyai waktu untuk anaknya. bahwa paritas mempengaruhi ketepatan
Kesibukan ibu rumah tangga yang sering dalam memberikan makanan
keluar rumah untuk bekerja seringkali pendamping ASI. Dengan hasil
mengabaikan tugas ibu untuk menyusui penelitian responden multipara yaitu
anaknya dan waktu yang sangat minim sebanyak 22 responden (73,33%),
sekali untuk bertemu anaknya, sehingga sedangkan primipara sebanyak 8
pemberian ASI eksklusif sangat responden (26,67%) dan hasilnya
minimal sekali (Sumardiono, 2007). ketepatan pemberian makanan
Hal ini sama dengan penelitian yang pendamping ASI mayoritas dilakukan
dilakukan oleh Wahyu Widiyati (2006) oleh multipara.
di poli imunisasi rumah Sakit Ibu dan Berdasarkan tabel 5 menunjukkan
Anak Aisyiyah Samarinda. bahwa faktor-faktor yang
Dari hasil penelitian dapat diketahui melatarbelakangi pengetahuan ibu
bahwa dari 88 responden, faktor bekerja tentang Makanan pendamping ASI
dengan pengaruh (67,0%) berdasarkan ekonomi yaitu tinggi
melatarbelakangi pemberian makanan sebanyak 3 orang (3%), sedang 17 orang
pendamping ASI secara dini. (85%) dan rendah tidak ada (0%).
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan Mayoritas responden tingkat ekonomi
bahwa faktor-faktor yang sedang sebanyak 17 orang (85%). Hal
melatarbelakangi pengetahuan ibu ini menunjukkan daya beli terhadap
tentang Makanan pendamping ASI makanan tambahan semakin mudah
berdasarkan paritas yaitu primipara 12 sehingga menginginkan segala yang
orang (60%), multipara 8 orang (40%) instan dan memberikan makanan
dan grande multipara tidak ada (0%). pendamping ASI sebelum waktunya.
Mayoritas responden merupakan Faktor ekonomi adalah faktor yang
primipara sebanyak 12 orang (60%), berhubungan dengan kondisi keuangan
Dalam pemberian makanan pendamping yang menyebabkan daya beli untuk
ASI, ibu yang memiliki anak pertama makanan tambahan menjadi lebih besar.
belum berpengalaman dalam Faktor ekonomi ini menyangkut
memberikan makanan pendamping ASI besarnya penghasilan yang diterima
secara tepat dibandingkan dengan ibu yang jika dibandingkan dengan
yang sudah berpengalaman memiliki pengeluaran masih memungkinkan ibu
anak sebelumnya. untuk memberikan makanan tambahan
Menurut Notoatmodjo (2003) dalam bagi bayi usia kurang dari 6 bulan
Dewi (2012; h.23) dikatakan paritas (Dewi, 2012; h. 21)
dihubungkan dengan pengaruh

6
Sosial ekonomi keluarga ketepatan pemberian makanan
mempengaruhi ibu memberikan pendamping ASI sehingga hanya
makanan pendamping ASI terlalu dini memberikan ASI Eksklusif pada bayi
dilihat dari daya beli terhadap makanan 0-6 bulan.
pendamping ASI yaitu jika semakin baik 2. Bagi Instituti Pendidikan
perekonomian keluarga maka daya beli Diharapkan instituti pendidikan
akan makanan tambahan juga mudah, kebidanan perlu diberikan penekanan
sebaliknya semakin buruk perekonomian materi mengenai makanan
keluarga, maka daya beli akan makanan pendamping ASI sehingga dapat
tambahan lebih sukar (Soraya, 2005). memberikan informasi yang lebih
Hal ini sama dengan penelitian Ria banyak tentang ketepatan usia dalam
Ambarwati (2004) tentang hubungan memberikan makanan pendamping
faktor internal dan eksternal dengan ASI.
kegagalan pemberian ASI eksklusif yang 3. Bagi tenaga kesehatan
dilakukan di wilayah binaan Puskesmas Diharapkan dapat menambah
Padangsari, Kecamatan Banyumanik pengetahuan tentang faktor-faktor
Kota Semarang menunjukkan bahwa yang melatarbelakangi pemberian
sebagian besar pendapatan keluarga makanan pendamping ASI sehingga
(57,5%) adalah pendapatan sedang. dapat dijadikan masukan dalam
peningkatan kesehatan bayi.
SIMPULAN DAN SARAN 4. Bagi peneliti selanjutnya
Simpulan Diharapkan untuk dapat dijadikan
1. Faktor-faktor yang melatarbelakangi masukan bagi penelitian selanjutnya
pengetahuan ibu tentang pemberian sehingga dapat mengembangkan
makanan pendamping ASI adalah penelitian ini..
pendidikan, pengetahuan, pekerjaan
paritas dan ekonomi. DAFTAR PUSTAKA
2. Faktor pendidikan responden Ambarwati R. Faktor-Faktor Yang
terbanyak berpendidikan tingkat Berhubungan Dengan Kegagalan
menengah. Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah
3. Faktor pengetahuan responden Binaan PUSKESMAS Padangsari
terbanyak berpengetahuan cukup. Kecamatan Banyumanik Kota
4. Faktor pekerjaan responden Semarang Tahun 2004.
terbanyak sebagai ibu bekerja.
5. Faktor paritas responden terbanyak Arif N. Panduan Ibu Cerdas ASI dan
primipara. Tumbuh Kembang Bayi.
6. Faktor ekonomi responden terbanyak Yogyakarta: Media Pressindo; 2009.
tingkat ekonomi sedang. h. 76, 118
Saran
1. Bagi masyarakat/ keluarga Arikunto S. Prosedur Penelitian Suatu
Diharapkan untuk bisa meningkatkan Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
pengetahuan tentang pentingnya Cipta; 2010. h.173

7
Usia 6 12 Bulan di Desa Gogik
Budiarto E. Biostasistika untuk Kecamatan Ungaran Barat Tahun
Kedokteran dan Kesehatan 2009.
Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2002. h. 37 Kusumastuti F.A. Hubungan Antara
Pengetahuan Dengan Sikap Seksual
Dewi T.T. Hubungan Tingkat Pranikah Remaja di SMAN 3
Pengetahuan Ibu Tentang MP ASI Surakarta. Universitas Sebelas Maret
Dengan Ketepatan Pemberian ASI Surakarta; 2010.
Pada Bayi di Posyandu Nusa Indah
XVIII Cemani Sukoharjo Tahun Lewis S. Menyiapkan Makanan Bayi.
2012. Akademi Kebidanan Citra Jakarta: Erlangga; 2003. h. 39
Medika Surakarta; 2012
Mubin M dan Pujiastuti. Faktor-faktor
Hidayat A.A. Metode Penelitian Yang Berhubungan Dengan Usia
Keperawatan dan Teknik Analisis Bayi Pertama Kali Mendapatkan
Data. Jakarta: Salemba Medika; MP-ASI Di Wilayah Kerja
2007. h. 87 Puskesmas Tambak Aji Semarang.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat.


PT Gramedia; 2008. h.387 Jakarta: PT Rineka Cipta; 2011. h.
232, 255
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus
Besar Bahasa Indonesia online. Promosi Kesehatan dan Perilaku
http://kbbi.web.id/ Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta; 2012. h.138-9
Kamus Bahasa Indonesia. Kamus
Bahasa Indonesia online. Metodologi Penelitian Kesehatan.
http://kamusbahasaindonesia.org Jakarta: PT Rineka Cipta; 2010.h35,
103, 112, 115, 130, 174-6, 182
Kristianto Y dan Yusiana M.A. Analisis
Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Novita N dan Franciska Y. Promosi
Ibu Dalam Pemberian Makanan Kesehatan Dalam Pelayanan
Pendamping ASI Terlalu Dini di Kebidanan. Jakarta: Salemba
Posyandu Mawar I Desa Karangrejo Medika; 2011. h. 22
Kecamatan Gampengrejo Kabupaten
Kediri Tahun 2011. LPPM AKES Nursalam. Konsep dan Penerapan
Rajekwesi Bojonegoro: Stikes Rs Metodologi Penelitian Ilmu
Baptis Kediri; 2011. Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika; 2011. h. 120
Kusumaningsih T.P. Hubungan Antara
Pemberian Makanan Pendamping
ASI Dengan Status Gizi Pada Bayi

8
Prabantini D. A to Z Makanan Setiawan A. Pemberian MP-ASI Dini
Pendamping ASI. Yogyakarta: Andi; dan Hubungannya Dengan Kejadian
2010. h. 2, 5-10 Infeksi Pada Bayi 0-6 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Cipayung
Prasetyawati A.E.Kesehatan Ibu dan Kota Depok 2012. Universitas
Anak (KIA) Dalam Millenium Indonesia; 2012.
Development Goals (MDGs).
Yogyakarta: Nuha Medika; 2012 h.7 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung:
Rakyat D. Makanan Pendamping ASI Alfabeta; 2008. h. 81, 84, 224-5
(MPASI) Dapur Ibu. Jakarta: Dian
Rakyat; 2012. h.27 Visyara N. Beberapa Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pemberian
Riksani R. Variasi Olahan Makanan MP ASI Pada Bayi Usia 0-6 Bulan di
Pendamping ASI. Jakarta: Dunia BPS Heni Suharni Desa Langensari
Kreasi; 2012.h.5 Kecamatan Ungaran Barat
Kabupaten Semarang 2012.
Riwidikdo H. Statistik Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2012. h. Wawan A dan Dewi M. Teori &
12, 39 Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha
Rohmatika D. Hubungan Tingkat Medika; 2011. h.16-8
Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian
Makanan Pendamping ASI Bayi Widiyati W. Hubungan Status Pekerjaan
Umur 6-24 Bulan Di Posyandu Ibu Dengan Pemberian Makanan
Karyamulya Jetis Jaten 2011. Pendamping ASI Dini Pada Bayi
Usia 0-6 Bulan di Poli Imunisasi
Setiawan A dan Saryono. Metodologi Rumah Sakit Aisyiyah Samarinda
Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 2006.
dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika;
2010. h. 97

You might also like