Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Andalalin
Jurnal Andalalin
Abstract. Level of road service is the measurement of road quality. There are many factors that contributes to the
comfort and geometric of road measurement especially factors related to the limitation of the traffic volume. Bus
stops as an important street furniture in the city is required by public transportation as a waiting places and
interchange for the passengers. If bus stops utilizes properly, they can be one of the elements that help to
smoothen the traffic flow and guaranteed the feeling of security to the public transportation users. Public
transportation drivers who allow the passenger(s) to aligh at an improper places such as on the street corner
or in the middle of the road, are not aware of traffic regulations and may contribute to traffic congestion. Bus
stops became an important element in the transport planning standard ift properly used by the public. The gist of this
study is to examine the relationship between the level of road service (LOS) and bus stop performance at
Jalan Gatot Subroto, Medan focusing on Simpang Majestik to Simpang K a p t e n M u s l i m . The study was based
on field observation, interviews plus existing data from printed materials available from the city council. The
findings revealed that the levels of road and bus stop services are cross-examined with public perception obtained
through questionnaires. These data are analyzed by using the correlation technique available through statistical
analysis. The relationship between the level of road service and bus stop performance shows that the LOS is 3. The
bus stop reaches its maximum function if the traffic flow is smooth, well planned, and the public transportation
users participate in keeping the proper use of the bus stop.
24
Universitas Sumatera Utara
HUBUNGAN TINGKAT PELAYANAN JALAN DENGAN KINERJA Munardy
HALTE PADA LALU LINTAS ANGKUTAN UMUM Julaihi Wahid
STUDI KASUS: JALAN GATOT SUBROTO MEDAN M. Sofian Asmirza S.
Basaria Talarosha
naik dan turun tidak di tempat seharusnya (halte) Tabel 1. Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
melainkan di sembarang tempat, di pinggir jalan Tingkat
Keadaan Arus Lalu
No. Pelayanan V/C
atau di persimpangan, yang dapat menyebabkan (LoS)
Lintas
keadaan lalu lintas semakin macet. 1. A Arus bebas bergerak < 0,6
2. B Arus stabil tidak bebas 0,6 - 0,7
Jalan Gatot Subroto adalah salah satu jalan arteri 3. C Arus stabil kecepatan 0,7 - 0,8
primer yang terdapat di Kota Medan dan banyak terbatas
4. D Arus mulai tidak stabil 0,8 - 0,9
dilalui angkutan umum. Pada jam-jam tertentu
5. E Arus tidak stabil 0,9 - 1
jalan ini mengalami kemacetan dan pada waktu 6. F Macet >1
bersamaan dapat dilihat bahwa halte tidak Sumber: High Traffic Analysis, 1994
berfungsi maksimal sebagai tempat tunggu
angkutan umum. Volume lalu lintas maksimum dapat diketahui
dengan menghitung jumlah kendaraan. Untuk
menghitung tingkat pelayanan jalan (Level of
2. PERMASALAHAN Service) harus diketahui kapasitas jalan (C).
Kapasitas jalan adalah arus maksimum yang
Tingkat pelayanan jalan mempengaruhi kinerja melalui suatu titik di jalan yang dapat
halte. Halte dapat berfungsi dengan baik pada dipertahankan per satuan jam pada kondisi
tingkat pelayanan jalan yang baik. Seberapa besar tertentu. Untuk jalan dua lajur (dua arah), kapasitas
pengaruh tingkat pelayanan jalan terhadap kinerja ditentukan untuk arus dua arah (kombinasi dua
halte. arah), tetapi untuk jalan dengan banyak lajur
harus dipindahkan terarah dan kapasitas ditentukan
per lajur. Kapasitas suatu jalan dapat dihitung
3. TUJUAN dengan menggunakan rumus yaitu:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Menurut Indonesian Highway Capacity Manual
mengetahui hubungan pelayanan dengan kinerja (IHCM).
halte dalam melayani angkutan umum. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan masukan Ca = Co* Fw * Fks * Fsp * Fsf * Fcs.............. (1)
kepada pemerintah dalam merencanakan halte
pada ruang kota. Keterangan:
Ca = kapasitas
Co = kapasitas dasar
4. LANDASAN TEORI Fw = faktor lebar jalan
Fks = faktor bahu/kerb jalan
Tingkat pelayanan jalan (level of service) Fsp = faktor arah/median
menunjukkan ukuran kualitas suatu jalan Fsf = faktor gangguan samping
(mempertimbangkan faktor kenyamanan dan Fcs = faktor kota
geometrik jalan), dan digunakan sebagai ukuran
untuk membatasi volume lalu lintas suatu jalan
(Tamin, 2000). Menurut ICHM (1997) geometrik Tingkat pelayanan jalan dapat dihitung dengan
jalan perkotaan terdiri dari berbagai unsur yaitu membandingkan volume lalu lintas dengan
tipe jalan, lebar jalur lalu lintas, kerb, bahu jalan, kapasitas jalan, dengan rumus:
median, dan alinemen jalan.
V
LoS = .......................................................... (2)
Indonesian Highway Capacity Manual (IHCM), C
1997 membagi tingkat pelayanan menjadi enam
tingkat seperti pada Tabel 1. Keterangan:
LoS = tingkat pelayanan jalan (Level of Service)
V = volume lalu lintas
C = kapasitas jalan
25
Universitas Sumatera Utara
Jurnal Arsitektur ATRIUM vol. 02 no. 03, Desember 2005: 24 33
26
Universitas Sumatera Utara
HUBUNGAN TINGKAT PELAYANAN JALAN DENGAN KINERJA Munardy
HALTE PADA LALU LINTAS ANGKUTAN UMUM Julaihi Wahid
STUDI KASUS: JALAN GATOT SUBROTO MEDAN M. Sofian Asmirza S.
Basaria Talarosha
27
Universitas Sumatera Utara
Jurnal Arsitektur ATRIUM vol. 02 no. 03, Desember 2005: 24 33
Tabel 3. Volume kendaraan yang melintasi jalur Jalan Gatot Subroto (Jurusan Medan Binjai)
Volume Kendaraan (unit/jam) Volume Kendaraan (Smp/Jam)
Waktu
I II III I II III
07.00 08.00 2369 2370 2291 1804 1806 1736
08.00 09.00 2496 2501 2413 1893 1897 1823
09.00 10.00 2778 2771 2457 2132 2136 1867
10.00 11.00 2099 2098 2101 1636 1636 1596
11.00 12.00 1743 1735 1729 1370 1358 1326
12.00 13.00 1520 1510 1490 1206 1193 1164
13.00 14.00 1779 1798 1371 1338 1326 1087
14.00 15.00 1937 1914 1785 1476 1463 1372
15.00 16.00 2227 2216 2023 1700 1690 1556
16.00 17.00 2431 2435 2299 1877 1886 1826
17.00 18.00 2758 2742 2962 2189 2172 2298
18.00 19.00 2375 2416 2141 1815 1832 1651
Sumber: Analisa Data Primer 2004
Keterangan:
I : Titik Nibung Raya II: Titik Medan Fair III: Titik Hotel Lida
2500
2000
Jumlah (Smp/Jam)
500
0
0
00
00
00
00
0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
0.
2.
4.
6.
08
09
11
13
15
17
18
19
1
0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Skala Waktu
Gambar 4. Grafik volume kendaraan yang melintasi jalur Jalan Gatot Subroto (Jurusan Medan Binjai)
28
Universitas Sumatera Utara
HUBUNGAN TINGKAT PELAYANAN JALAN DENGAN KINERJA Munardy
HALTE PADA LALU LINTAS ANGKUTAN UMUM Julaihi Wahid
STUDI KASUS: JALAN GATOT SUBROTO MEDAN M. Sofian Asmirza S.
Basaria Talarosha
Tabel 5. Volume kendaraan yang melintasi jalur Jalan Gatot Subroto (Jurusan Binjai Medan)
Volume Kendaraan (unit/jam) Volume Kendaraan (Smp/Jam)
Waktu
I II III I II III
07.00 08.00 2237 2278 2391 1625 1780 1791
08.00 09.00 2611 2754 2728 1985 2097 2116
09.00 10.00 2434 2434 2445 1820 1867 1878
10.00 11.00 2141 2096 2084 1597 1663 1651
11.00 12.00 2168 1858 1871 1406 1472 1481
12.00 13.00 1432 1453 1447 1146 1161 1158
13.00 14.00 1300 1505 1470 1067 1148 1159
14.00 15.00 1460 1486 1493 1170 1188 1194
15.00 16.00 1682 1784 1817 1335 1404 1416
16.00 17.00 2246 2450 2496 1764 1878 1886
17.00 18.00 2718 2854 2837 2108 2173 2184
18.00 19.00 2248 2420 2354 1766 1842 1852
Sumber: Analisa Data Primer 2004
Keterangan:
I : Titik Club Store II: Titik Medan Fair III: Titik Simpang Sekip
2500
2000
Jumlah (Smp/Jam)
500
0
0
00
00
00
00
0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
9.
1.
3.
5.
08
10
12
14
16
17
18
19
0
0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
.0
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Skala Waktu
Gambar 5. Grafik volume kendaraan yang melintasi jalur Jalan Gatot Subroto (Jurusan Binjai Medan)
29
Universitas Sumatera Utara
Jurnal Arsitektur ATRIUM vol. 02 no. 03, Desember 2005: 24 33
Tingkat pelayanan jalan C = 0,77 (0,70 < V/C < Analisis Tingkat Pelayanan Halte
0,8) tingkat pelayanan ini memberikan gambaran analisis volume tingkat pelayanan halte ini
arus lalu lintas masih dalam keadaan stabil, tetapi menggambarkan kondisi fluktuasi MPU yang
pergerakan dan kecepatan lebih dipengaruhi oleh melintasi halte (t), singgah di halte (h) dan
volume lalu lintas yang tinggi sehingga kecepatan singgah di luar halte (nh) dapat dilihat pada tabel
sudah terbatas dalam batas-batas kecepatan yang dan grafik berikut:
cukup memuaskan.
Tabel 7. Volume kendaraan yang melintasi halte, singgah di halte dan singgah di luar halte pada Jalan Gatot
Subroto (Jurusan Medan Binjai)
Volume Volume Volume
(MPU/jam) (MPU/jam) (MPU/jam)
Waktu I II III
T H NH T H NH T H NH
07.00 08.00 776 12 17 779 67 46 753 59 34
08.00 09.00 807 17 23 812 84 48 778 29 23
09.00 10.00 891 25 18 896 73 25 795 33 19
10.00 11.00 659 31 19 664 71 34 731 28 98
11.00 12.00 618 35 21 615 79 13 588 47 30
12.00 13.00 536 47 25 533 99 20 547 150 49
13.00 14.00 575 32 18 572 80 25 575 185 33
14.00 15.00 618 27 16 633 67 31 625 45 22
15.00 16.00 804 32 22 801 77 19 658 47 16
16.00 17.00 811 61 30 819 110 26 725 57 45
17.00 18.00 928 40 21 924 64 34 963 73 36
18.00 19.00 780 30 19 791 50 49 707 68 28
Sumber: Analisa Data Primer 2004
Keterangan:
I : Titik Nibung Raya T : MPU yang melewati halte
II : Titik Medan Fair H : MPU yang singgah di halte
III : Titik Hotel Lida NH : MPU yang singgah di luar halte
1200
1000
IT
IH
800
Volume (MPU/Jam)
I NH
II T
600 II H
II NH
III T
400
III H
III NH
200
0
07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00
08.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00
Skala Waktu
Gambar 6. Grafik Volume kendaraan yang melintasi halte, singgah di halte dan singgah di luar halte pada Jalan
Gatot Subroto (Jurusan Medan Binjai)
30
Universitas Sumatera Utara
HUBUNGAN TINGKAT PELAYANAN JALAN DENGAN KINERJA Munardy
HALTE PADA LALU LINTAS ANGKUTAN UMUM Julaihi Wahid
STUDI KASUS: JALAN GATOT SUBROTO MEDAN M. Sofian Asmirza S.
Basaria Talarosha
Berdasarkan perhitungan rata-rata tiga titik halte dari Analisis persepsi yang dimaksud adalah menganalisis
kedua jurusan, maka diperoleh hasil rata-rata MPU hasil jawaban kuesioner responden dengan
yang lewat, singgah di halte, dan singgah di luar menggunakan metode statistika matrik korelasi pada
halte (perhitungan terlampir) sehingga diperoleh tahap analisis kualitatif, jumlah responden ditentukan
hasil sebagai berikut: untuk setiap kelompok variabel kemudian dicatat
karena angkanya diperlukan dalam interpretasi. Dalam
Jurusan Medan Binjai upaya mempermudah analisis statistik, digunakan
MPU rata-rata yang melewati halte (T) = 725 program SPSS dengan model analisis deskriptif,
MPU/jam destribusi frekuensi dan korelasi. Hasil analisis dapat
MPU rata-rata yang singgah di halte (H) = 59 MPU dilihat pada Tabel 11.
/jam (8,10%)
MPU rata-rata yang singgah di luar halte (NH) = 28
MPU/jam (3,85%)
Tabel 10. Analisis tingkat pelayanan Jalan Gatot Subroto (Binjai Medan) pada kinerja halte
Arah Co Fw Fks Psf Fsp Fcs C V V/C
1. 2900 1.21 0.96 0.90 0.98 1.00 2971.14 1625 0.61
2. 2900 1.21 0.96 0.90 0.98 1.00 2971.14 1867 0.67
3. 2900 1.21 0.96 0.90 0.98 1.00 2971.14 1878 0.67
Rata-rata 0.64
Dari tabel di atas menunjukkan kedaan hasil 7 yaitu fasilitas halte, lokasi halte, l lokasi halte di
pertanyaan dari 50 sampel dengan variabel pokok pusat kegiatan, fungsi halte di Kota Medan,
31
Universitas Sumatera Utara
Jurnal Arsitektur ATRIUM vol. 02 no. 03, Desember 2005: 24 33
manfaat halte, penggunaan halte dan angkot dipengaruhi oleh kelancaran arus lalu lintas
memanfaatkan halte. dan partisipasi pengguna angkutan umum
dalam memanfaatkan halte sesuai dengan
Dari hasil analisis statistik uji korelasi didapatkan fungsinya.
hasil sebagai berikut: 4. Berdasarkan hasil korelasi antara variabel
1. Korelasi dengan nilai 1,000 adalah netral fungsi halte maksimal dalam melayani
yang tidak dapat ditarik hubungan karena angkutan umum dengan lokasi halte di pusat
hanya satu variabel. kegiatan adalah 0,841 (positif) mempunyai
2. Korelasi antara variabel fungsi halte di Kota hubungan yang sangat kuat berarti apabila
Medan dengan penggunaan halte adalah halte di letakkan pada pusat-pusat kegiatan
0,836 (positif) mempunyai hubungan yang dan permukiman maka halte dalam melayani
sangat kuat. Berarti apabila pada lokasi halte angkutan umum akan berfungsi maksimal.
di Kota Medan pada saat arus lalu lintasnya
lancar, maka pengguna angkutan umum Peranan halte dapat berfungsi maksimal apabila
memanfaatkan halte semakin maksimal. ada sinergi antara tingkat pelayanan jalan yang
3. Korelasi antara variabel fungsi halte ideal, perencanaan halte yang sesuai dengan
maksimal dalam melayani angkutan umum rencana dan partisipasi pengguna angkutan umum
dengan lokasi halte di pusat kegiatan adalah dalam memanfaatkan fungsi halte sebagai tempat
0,841 (positif) mempunyai hubungan yang tunggu angkutan umum. Apabila ketiga butir ini
sangat kuat berarti apabila halte diletakkan terlaksana dengan sebenarnya, maka kinerja halte
pada pusat-pusat kegiatan dan permukiman terhadap lalu lintas angkutan umum menjadi
maka halte dalam melayani angkutan umum maksimal.
akan berfungsi maksimal.
Untuk menindaklanjuti hasil penelitian yang
Sedangkan dari hasil analisis hubungan variabel terjadi di lapangan tentang hubungan pelayanan
antara manfaat halte dengan fungsi halte jalan dengan kinerja halte pada lalu lintas
maksimal adalah 0,857 (positif) mempunyai angkutan umum pada penatataan kota dapat
hubungan yang kuat berarti apabila semakin baik diusulkan saran kepada Pemerintah Kota sebagai
partisipasi pengguna angkutan umum dalam berikut:
memanfaatkan halte maka fungsi halte dalam 1. Tingkat pelayanan halte yang ideal dalam
melayani angkutan umum akan semakin maksimal. perencanaan halte harus sesuai dengan
rencana yang meliputi fisik, jarak dan lokasi
sesuai dengan standar perencanaan halte
7. SIMPULAN DAN SARAN sehingga pelayanan halte terhadap pengguna
angkutan umum maksimal dan tingkat
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat pelayanan jalan diusahakan pada kondisi
disimpulkan sebagai berikut: yang ideal.
1. Pada saat halte berfungsi maksimal dalam 2. Sosialisasikan kepada masyarakat pentingnya
melayani angkutan umum arus lalu lintasnya menggunakan halte dalam upaya meningkatkan
lancar, hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi pengguna angkutan umum dalam
pelayanan jalan di mana tingkat pelayanan memanfaatkan halte sebagai tempat tunggu
pada saat halte berfungsi lebih kecil dari angkutan umum pada tempat yang disediakan.
tingkat pelayanan jalan yang ada yaitu 0,58 <
0,74 (Jurusan Medan Binjai) dan 0,64 < Perlu penelitian lebih lanjut tentang peranan
0,77 (Jurusan Binjai Medan). fungsi halte yang lebih luas dan representatif
2. Kinerja halte berfungsi maksimal dalam dengan mengambil sampel yang lebih banyak
melayani angkutan umum sangat sehingga mendapatkan hasil yang lebih obyektif
dipengaruhi oleh letak lokasi halte pada agar pemerintah kota dapat membuat suatu
pusat kegiatan, seperti halte di depan kebijakan dalam upaya menata fungsi halte
Universitas Panca Budi dengan jumlah sehingga fungsi halte berjalan sesuai dengan yang
tingkat pelayanan 185 unit MPU/Jam. direncanakan.
3. Berdasarkan pendapat masyarakat
menjelaskan bahwa fungsi halte sangat
32
Universitas Sumatera Utara
HUBUNGAN TINGKAT PELAYANAN JALAN DENGAN KINERJA Munardy
HALTE PADA LALU LINTAS ANGKUTAN UMUM Julaihi Wahid
STUDI KASUS: JALAN GATOT SUBROTO MEDAN M. Sofian Asmirza S.
Basaria Talarosha
33
Universitas Sumatera Utara