Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Sindroma Premenstruasi Terhadap Gangguan Tidur Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atma Jaya
Pengaruh Sindroma Premenstruasi Terhadap Gangguan Tidur Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atma Jaya
Pengaruh of Medicine;
sindroma premenstruasi terhadap gangguan tidur pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atma Jaya
Vol.10 No.2 Juni 2011: hal. 7780
ARTIKEL PENELITIAN
ABSTRACT
*
Mahasiswa Sarjana Kedokteran, Background: Premenstrual syndrome is experienced by women before their
Fakultas Kedokteran Universitas menstruation period. According to research Bakhshani N.M. et al, about 16%
Katolik Indonesia Atma Jaya. of adult women in Iran experience premenstrual syndrome at each menstrual
** cycle. The purpose of this study was to examine the relationship between
Departemen Fisiologi dan Fisika,
premenstrual syndrome with the incidence of sleep disorders such as hyper-
Fakultas Kedokteran Universitas
somnia and insomnia.
Katolik Indonesia Atma Jaya.
Methods: This is a descriptive study. The respondents are students at School
***
Departemen Histologi, Fakultas of Medicine of Atma Jaya Catholic University of Indonesia (FKUAJ) with pre-
Kedokteran Universitas Katolik menstrual syndrome. The data in this study is primary data obtained from
Indonesia Atma Jaya. questionnaires. The questionnaires were distributed and completed by stu-
dents who experience premenstrual syndrome. There are two questionnaires
for this study. The first questionnaire was distributed at the beginning to get rid
of the exclusion criteria and a second questionnaire to examine the preva-
lence of hypersomnia and insomnia as a sleep disorder.
Results: It was found 23 of the 30 respondents experiencing premenstrual
syndrome. There are 21 people out of 23 respondents with premenstrual syn-
drome who experience sleep disturbances. The incidence of insomnia and
hypersomnia in 21 respondents who experience premenstrual syndrome is
insomnia and hypersomnia 11 people 10 people.
Conclusion: There is a relationship between premenstrual syndrome and
sleep disorders.
Key words: premenstrual syndrome, hypersomnia, insomnia
tidur harus dilihat lebih teliti lagi, apakah gangguan ini HASIL
hanya berulang dan timbul pada saat ia akan mengalami
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui angka kejadi-
menstruasi karena gangguan tidur tersebut bisa saja
an gangguan tidur yang memiliki kaitan dengan terjadi-
berhubungan dengan sindroma prementruasi.
nya sindroma premenstuasi pada mahasiswi Fakultas
Berbagai keadaan di atas menarik perhatian penulis Kedokteran Universitas Katolik Atma Jaya angkatan
untuk meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh dari 2007 selama 3 bulan. Responden didapatkan dari pe-
sindroma premenstruasi terhadap gangguan tidur agar nyaringan dengan kuesioner untuk menyingkirkan
para dokter lebih peka dalam mendiagnosis keluhan responden yang mengalami depresi dan cemas, res-
gangguan tidur pada pasien terutama wanita dan tidak ponden yang sedang dalam penaikan atau penurunan
memberikan obat tidur pada setiap kasus gangguan berat badan, dan responden yang tidak bersedia meng-
tidur yang mungkin disebabkan oleh sindroma pre- ikuti penelitian penulis. Setelah penyaringan, didapat-
menstruasi. Penelitian mengenai adanya gangguan kan 38 orang responden yang memenuhi kriteria.
tidur berupa insomnia dan hipersomnia belum pernah Namun pada saat berlangsungnya penelitian, didapat-
dilakukan oleh peneliti lain. Hasil penelitian Bakhshani kan penurunan jumlah responden menjadi 30 orang.
N.M. dkk. berupa gangguan tidur pada wanita muda
Dari hasil penelitian didapatkan 23 dari 30 responden
berkebangsaan Iran dalam masa premenstruasi, namun
mengalami sindroma premenstruasi. Terdapat 21 or-
gangguan tidur tersebut tidak terfokus pada jenis
ang dari 23 responden dengan sindroma premenstruasi
gangguan tidur tertentu.
yang mengalami gangguan tidur. Hasil penelitian dapat
METODE dilihat pada Tabel 1.
llicle-Stimulating Hormone (FSH)), hormon peptida pada saat fase luteal. Hal ini dapat disebabkan
(Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH), Corticotro- turunnya kadar estrogen karena estrogen dapat mem-
pin-Releasing Hormone (CRH), dan -endorfin), dan pengaruhi serotonin. Pada kadar level serotonin yang
hormon amino (serotonin, melatonin, dan dopamin). menurun maka akan terjadi gangguan tidur terutama
Pada penelitian terakhir didapatkan juga penyebab lain insomnia.9
sindroma premenstruasi yaitu, defisiensi serotonin1,
Berdasarkan International Classification of Sleeping
defisiensi kalsium dan magnesium, perubahan hormonal
Disorder (ICSD), gangguan tidur yang berhubungan de-
normal, meningkatnya endorfin, penurunan Gamma
ngan sikus menstruasi dapat dibedakan menjadi pre-
Amino Butyric Acid (GABA) dan terjadi hipoprolak-
menstrual insomnia, premenstrual hypersomnia, dan
tinemia.3
menopausal insomnia. ICSD memang mengelompok-
Setiap manusia membutuhkan tidur untuk menjaga kan gangguan tidur tersebut tetapi belum banyak pene-
keseimbangan kalorik-metabolik, keseimbangan suhu litian yang menjelaskan mekanisme terjadinya gang-
tubuh, dan ketahanan imunitas tubuh.7 Tidur juga dapat guan tidur tersebut.10
berguna sebagai pemulihan, penting untuk pengaturan
Gangguan tidur sangat umum terjadi pada wanita yang
suhu tubuh normal, dan penyimpanan energi.8 Pada
mengalami PMS. Gangguan tidur yang dimaksud ada-
gangguan tidur, fungsi-fungsi tersebut dapat terganggu.
lah penurunan kualitas tidur pada saat fase luteal dan
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi suatu awal masa folikular. Gangguan tidur yang terjadi dapat
proses tidur yang normal. Tidur dipengaruhi oleh berupa insomnia, hipersomnia, dan mimpi yang meng-
hormon-hormon di dalam tubuh, antara lain serotonin, ganggu atau mimpi buruk. Keluhan lain yang dapat
L-triptofan, norepinefrine, dan asetilkolin otak.8 Sero- menyertai seperti rasa lelah, keinginan yang menurun,
tonin sintetis dan serotonin oleh sel serotoninergik dan kesulitan dalam berkonsentrasi.9
dipengaruhi oleh ketersediaan prekursor asam amino
Penelitian ini memberikan hasil yang sesuai dengan
dari neurotransmitter ini, seperti L-triptofan. Neuron
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Bakhsani
berisi norepinefrine yang berada di lokus sereleus
NM dkk, bahwa ada hubungan antara sindroma pre-
memegang peranan penting dalam mengatur siklus
menstruasi atau PMS terhadap gangguan tidur yang
tidur yang normal.8 Gangguan tidur menurut DSM IV
terjadi pada wanita. Pada penelitian Bakhsani NM dkk,
dibagi menjadi disomnia dan parasomnia. Disomnia
didapatkan konklusi bahwa ada 66% dari responden
adalah gangguan jumlah waktu tidur. Parasomnia
yang mengalami gangguan tidur pada masa premen-
adalah perilaku tidak normal pada saat tidur atau pada
struasi. Pada penelitian ini didapatkan 21 dari 30 res-
saat transisi tidur ke bangun. Parasomnia mulai terjadi
ponden mengalami sindroma premenstruasi serta
sejak stadium 3 dan 4 dari periode NREM.8 Disomnia
gangguan tidur. Hasil ini lebih besar daripada hasil
dibagi lagi menjadi insomnia dan hipersomnia. Pada
penelitian Bakhsani NM dkk. Hal ini mungkin disebab-
penelitian ini, kami hanya membahas gangguan tidur
kan oleh antara lain perbedaan jumlah responden, ke-
berupa insomnia dan hipersomnia.
adaan psikologis responden, keadaan gizi responden,
Gangguan tidur dapat disebabkan oleh zat-zat yang serta kepatuhan dan tingkat intensif penyelenggaraan
dapat mencegah sintesis serotonin atau rusaknya penelitian.
nukleus ramus dorsalis di batang otak, dimana terdapat
sebagian besar badan sel serotonergik, dapat KESIMPULAN
mengurangi banyak waktu tidur. Selain itu, gangguan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hu-
tidur juga dapat disebabkan oleh manipulasi atau obat-
bungan antara sindroma premenstruasi dan gangguan
obatan yang dapat meningkatkan pemakaian dari neu-
tidur. Penelitian ini hendaknya dapat menjadi penge-
ron noreadrenergik ini dapat mengurangi tidur REM dan
tahuan dan membuka pandangan para dokter bahwa
membuat kita lebih sulit jatuh tidur. Neurotransmitter
gejala-gejala yang timbul pada pasien dapat disebabkan
lain yang dapat menyebabkan gangguan tidur adalah
juga oleh sindroma premenstruasi sehingga dapat lebih
asetilkolin otak yang mempengaruhi siklus tidur REM.
hati-hati dalam mendiagnosis serta melakukan terapi.
PMS dapat menyebabkan gangguan tidur karena
adanya pengaruh serotonin. Serotonin adalah
neurotransmiter yang berpengaruh pada mood, pola
makan, dan tidur. Kadar serotonin ditemukan menurun