Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

SEPA : Vol. 9 No.

1 September 2012 : 117 124 ISSN : 1829-9946

ANALISIS PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT PESISIR


PADA PENGELOLAAN KKLD UJUNGNEGORO KABUPATEN BATANG

DIAN AYUNITA NND, TRISNANI DWI HAPSARI


Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

ABSTRACT
In Batang Regency coastal area was a coastal management area program used
conservation approach called Marine Region Conservation Area (KKLD). Ujungnegoro coastal
area located in Ujungnegoro Village, Kandeman District, Batang Regency. KKLD condition that
officially formed by Batang Regent since 2005 is still undeveloped. Purposes of this research were
to assess perception and peoples participation and also analyze correlation between perception
and peoples participation in Ujungnegoro KKLD management. Purposive sampling was used to
choose respondents. Variables were perception and peoples participation of Ujungnegoro
peoples. Peoples perception divided into three categories i.e. good, middle, and bad. And
peoples participation also divided into three categories too i.e. active, passive and negative. Data
that used were primary and secondary data. Data analyzed by validity and reliability test to check
the consistency of questionnaire results. To describe correlation between perception and peoples
participation used Chi square test and Coefficient Contingency test asses degree of correlations
strength between dependent and independent variables. Research showed that good perception by
76%, middle perception was 23% and 1% for bad perception of KKLD presence in their area.
Level of peoples participation in Ujungneoro KKLD management were 73% in active category.
Chi square test showed that there was correlation between perception and peoples participation
level in Ujungnegoro KKLD management. And correlation between perception and peoples
participation were had strong correlation. It can be concluded that good perceptions of the people
can lead to the higher participation in Ujungnegoro KKLD management.
Keywords : Peoples perception, Peoples participation, KKLD Ujungnegoro

PENDAHULUAN ekosistem terumbu karang, dan ekosistem


mangrove, salah satunya yaitu di kawasan
Wilayah pesisir Indonesia memiliki
pesisir pantai Pantai Ujungnegoro-Roban
beragam ekosistem (Dahuri, dkk, 2004).
Kabupaten Batang. Kawasan Pantai
Kekayaan ekosistem ini menjadikan
Ujungnegoro terletak di Desa Ujungnegoro,
menjadikan Indonesia dikenal oleh dunia
Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang.
sebagai negara mega biodiversity dalam hal
Di dalam wilayah pesisir Kabupaten
keanekaragaman hayati, serta memiliki
Batang telah ada program pengelolaan wilayah
kawasan pesisir yang potensial. Pertumbuhan
pesisir yang dinamakan Kawasan Konservasi
penduduk dan pesatnya pembangunan di
Laut Daerah (KKLD). Program tersebut
wilayah pesisir, mengakibatkan tekanan
disyahkan oleh SK Bupati Nomor:
ekologis terhadap ekosistem sumberdaya
523/283/2005 Tahun 2005 tentang Penetapan
pesisir dan laut semakin meningkat yang akan
Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)
mengancam keberadaan dan kelangsungan
Pantai Ujungnegoro-Roban Kabupaten Batang.
ekosistem dan sumberdaya pesisir, laut dan
Menurut Supriharyono (2009), salah satu
pulau-pulau kecil di sekitarnya (Rachmawati
kriteria sosial pemilihan lokasi konservasi laut
dalam Khasanah, 2008).
adalah rekreasi atau wisata, yaitu tingkatan
Kabupaten Batang merupakan salah satu
yang mana area bisa digunakan oleh
kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang
masyarakat lokal untuk memanfaatkan,
terletak di tepi Pantai Utara Jawa yang
menikmati, dan belajar tentang lingkungan
memiliki keragaman ekosistem seperti,
alam daerahnya.
ekosistem estuaria, ekosistem padang lamun,

117
Dian Ayunita NND, Trisnani Dwi Hapsari: Analisis Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat

Kawasan Konservasi Laut Daerah penelitian tentang hubungan persepsi dan


(KKLD) di Pantai Ujungnegoro merupakan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
salah satu tempat wisata di Kabupaten Batang. pengelolaan KKLD Ujungnegoro, Kabupaten
Namun KKLD sejak diresmikan tahun hingga Batang.
saat ini kondisinya masih belum berkembang, Berdasarkan perumusan masalah yang
untuk Pantai Ujungnegoro sendiri masih butuh dipaparkan, maka penelitian ini bertujuan
revitalisasi untuk sarana pendukung kegiatan untuk: (1) Mengkaji persepsi masyarakat
jasa pariwisata. Pengelolaan dan setempat mengenai Kawasan Konservasi Laut
pengembangan kawasan ini sangat tergantung Daerah (KKLD) dan manfaatnya; (2) Mengkaji
kepada partisipasi masyarakat dalam partisipasi masyarakat setempat dalam
pengelolaannya, sebab masyarakat sekitar mengelola Kawasan Konservasi Laut Daerah
merupakan pengguna sumberdaya yang secara (KKLD) tersebut, dan (3) Menganalisis
langsung berhubungan dengan pemanfaatan hubungan antara persepsi dan partisipasi
dan pengelolaan kawasan tersebut. masyarakat setempat pada kegiatan
Seberapapun besarnya upaya penyelamatan pengelolaan KKLD Ujungnegoro, Kabupaten
lingkungan yang dilakukan pemerintah, akan Batang.
menjadi sia-sia jika tidak ada dukungan dari
masyarakat di wilayah tersebut. METODOLOGI PENELITIAN
Masyarakat harus merasa memiliki dan
Penelitian ini akan dilaksanakan pada
bertanggung jawab untuk menjaga kelestarian
bulan April-Juli 2012. Lokasi penelitian adalah
sumberdaya secara berkelanjutan. Maka untuk
Desa Ujungnegoro Kabupaten Batang, yaitu di
mencapai tujuan ini diperlukan dukungan
Kawasan Konservasi Laut Daerah
kualitas sumberdaya manusia, kapasitas
Ujungnegoro, Kabupaten Batang. Penelitian ini
kelembagaan sosial ekonomi dan budaya yang
adalah survei dengan metode deskriptif yang
optimal dalam kehidupan masyarakat. Hal
bersifat studi kasus. Tujuan dari penelitian
inilah yang mendasari perlunya dilakukan
deskriptif adalah membuat deskripsi atau
penelitian tentang persepsi dan partisipasi
gambaran secara sistematis, faktual dan akurat
masyarakat dalam pelaksanaan pengelolaan
mengenai fakta, sifat serta hubungan antar
KKLD Ujungnegoro.
fenomena yang diselidiki (Nazir, 2003).
Peningkatan kesadaran dan keterlibatan
Deskripsi penelitian akan memfokuskan pada
masyarakat dalam pengelolaan Kawasan
persepsi dan tingkat partisipasi masyarakat
Konservasi Laut Daerah Kabupaten Batang
dalam pengelolaan KKLD Ujungnegoro di
ditujukan untuk mendukung kegiatan
Kabupaten Batang.
pariwisata di kawasan ini. Karenanya peran
Variabel penelitian penekanan pada
serta masyarakat harus dilibatkan pada kegiatan
variabel persepsi dan partisipasi masyarakat
pengelolaan dan pengembangan kawasan
daerah Desa Ujungnegoro, Kabupaten Batang.
konservasi. Hal ini dilandasi oleh pemikiran
Kedua variabel tersebut digunakan sebagai
bahwa keberhasilan upaya pengelolaan
dasar analisis deskriptif dan analisis hubungan
kawasan konservasi laut tidak hanya tergantung
masing-masing variabel dalam pengelolaan
pada pemerintah saja, tetapi sejauh mana
KKLD Ujungnegoro, Kabupaten Batang.
masyarakat sekitar terlibat dalam kegiatan
Variabel persepsi masyarakat pada KKLD
tersebut. Tentunya akan sangat menguntungkan
selanjutnya dipisahkan dalam 3 (tiga) kategori,
jika kawasan ini lebih dikenal dan banyak
yaitu baik, sedang dan tidak baik. Begitu pula
dikunjungi oleh wisatawan, terkait dengan
variabel partisipasi masyarakat juga dibagi
peningkatan pendapatan dan keterlibatan
menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu aktif, pasif, dan
masyarakat sebagai pendukung kegiatan di
negatif (Ngakan, et.al 2006).
sekitar KKLD Ujungnegoro, Kabupaten
Batang. Oleh karena itu, perlu dilakukan

118
Dian Ayunita NND, Trisnani Dwi Hapsari: Analisis Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat

Tabel 1. Proporsi Jumlah Sampel Responden


Jumlah
No Profesi Sampel (orang)
(orang)
1. Nelayan 150 150 x 0,3 = 45
2. Pengolah ikan 35 35 x 0,3 = 11
3. Pedagang 20 20 x 0,3 = 6
4. Pokmaswas 25 25 x 0,3 = 8
Total 230 70
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Batang, 2011

Pemilihan responden dilakukan dengan = besarnya frekuensi yang


metode purposive sampling, berdasarkan diharapkan ada kategori
pertimbangan dan tujuan yaitu ingin tertentu
mengetahui persepsi, partisipasi masyarakat (Mason dan Lind, 2003)
dalam pengelolaan KKLD Ujungnegoro, Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
Kabupaten Batang. Penentuan jumlah sampel adalah:
diambil 30% dari 230 orang penduduk yang - H0 : tidak ada hubungan antara persepsi
berprofesi sebagai pedagang, pengolah ikan, dengan tingkat partisipasi masyarakat
nelayan, dan kelompok masyarakat pengawas dalam pengelolaan KKLD
(Pokmaswas) perikanan. Responden - H1 : ada hubungan antara persepsi dengan
merupakan komponen masyarakat yang secara tingkat partisipasi masyarakat dalam
langsung memanfaatkan sumberdaya alam di pengelolaan KKLD
KKLD Ujungnegoro. Jumlah masing-masing Kriteria penerimaan dan penolakan H0 :
responden dihitung sebagai berikut: Analisis - Jika X2 hitung X2tabel maka H0 diterima
data dengan menggunakan metoda analisis - Jika X2 hitung > X2tabel maka H0 ditolak
deskriptif kuantitatif, yaitu menyusun hasil dari Untuk mengetahui derajat keeratan hubungan
kompilasi data yang diperoleh (primer dan antara variabel bebas (persepsi masyarakat)
sekunder) dalam bentuk tabulasi kemudian dengan variabel terikat (tingkat partisipasi)
dianalisis. Dengan menggunakan instrumen maka digunakan uji koefisien kontingensi
atau alat bantu yang valid dan reliabel dalam dengan rumus Sudjana (1996) dalam
pengumpulan data mengenai partisipasi Yudilastiantoro (2005):
masyarakat, maka dapat diharapkan hasil
penelitian akan menjadi valid dan reliabel.
Untuk menggambarkan hubungan antara
persepsi dan tingkat partisipasinya digunakan dimana : C = koefisien kontingensi
analisis distribusi frekuensi dengan tabulasi X2 = nilai X2 hitung
silang yang kemudian diuji dengan uji Kai n = jumlah responden
Kuadrat (Chi Square) dengan rumus sebagai Nilai C berkisar antara 0-1,00 dan semakin
berikut: besar nilai C berarti hubungan antara dua
variabel makin erat. Pedoman untuk
memberikan interpretasi koefisien kontigensi
Dimana : X2 = Kai Kuadrat digunakan batasan yang dikemukan oleh
= besarnya frekuensi yang Sugiono (2007) dalam Salampessy (2010)
teramati pada kategori diuraikan pada Tabel 2.

119
Dian Ayunita NND, Trisnani Dwi Hapsari: Analisis Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat

Tabel 2. The Value of Correlation Coefficients and Level of Relationship


Rate Coefficient Interval Relation
0,00 0,199 Sangat rendah
0,20 0,399 Rendah
0,40 0,599 Sedang
0,60 0,799 Kuat
0,80 1.00 Sangat kuat
Sumber : Sugiono (2007) dalam Salampessy (2010)

HASIL DAN PEMBAHASAN masyarakat menyetujui jika kawasan


Ujungnegoro Roban menjadi kawasan
KKLD Ujungnegoro-Roban Kabupaten
konservasi. Terkait dengan pelestarian KKLD,
Batang terdapat di Kecamatan Tulis (4.508,9
responden memberikan saran agar kesadaran
Ha); Kandeman (4.175,67 Ha); dan Subah
dan tanggung jawab masyarakat meningkat
(8.352,17 Ha). Penelitian mengenai persepsi
diperlukan pelibatan mereka dalam pengelolaan
dan partisipasi masyarakat pesisir pada
KKLD mulai dari perencanaan, pelaksanaan
pengelolaan KKLD Ujungnegoro difokuskan
maupun pengawasaannya, serta perlunya
pada Desa Ujungnegoro, Kecamatan
melibatkan institusi Perguruan Tinggi atau
Kandeman, Kabupaten Batang. Luas daerah
mitra ilmiah lainnya terutama bidang
Desa Ujungnegoro 5790 km2. Kepadatan
penelitian, investarisasi dan pemantauan
penduduk Desa Ujungnegoro 1.233 jiwa/km2.
terhadap habitat dan populasi yang terancam
Mayoritas penduduk Desa
punah maupun untuk menangani isu-isu
Ujungnegoro berprofesi sebagai nelayan
penting di dalam pengelolaan KKLD.
menunjukkan bahwa potensi perikanan di Desa
Kajian zonasi KKLD Ujungnegoro
Ujungnegoro memungkinkan untuk
Roban adalah untuk mengetahui kondisi dan
berkembang. Usaha perikanan yang dilakukan
potensi sumberdaya, sehingga masih bisa/tidak
oleh penduduk umumnya adalah perikanan
jika dikategorikan sebagai kawasan konservasi
tangkap sebagai nelayan buruh yang bekerja
khususnya KKLD. Sesuai dengan peraturan
pada armada penangkapan kapal besar dan
terbaru dari pemerintah yaitu Peraturan Menteri
sedang yang ada di Pekalongan maupun di
Kelautan dan Perikanan No. 17 Tahun 2008,
Kota Batang, sedangkan nelayan yang
model kawasan konservasi KKLD sudah tidak
beroperasi di pantai Ujungnegoro
berlaku, perubahan nomenklatur menjadi
menggunakan motor tempel kecil, khususnya
KKP3K (Kawasan Konservasi Pesisir dan
menangkap rebon sebagai bahan utama/baku
Pulau-Pulau Kecil).
dalam pembuatan trasi.
Untuk memperjelas kondisi dan kategori
Zonasi kawasan konservasi laut daerah
KKLD akan diuraikan dalam analisis
dibagi menjadi tiga zona utama, yaitu zona inti,
menggunakan panduan teknis pengelolaan
zona pemanfaatan terbatas, dan zona lainnya
KKLD (DKP, 2007). Penilaian KKLD
sesuai dengan peruntukkan kawasan. Secara
disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dan
umum dalam pengembangan kegiatan
hasil identifikasi data empirik, maka:
pariwisata dan rekreasi pesisir perlu memenuhi
1. Mendefinisikan Zona Inti (core zone atau
beberapa kriteria, yaitu: atraksi, amenity, dan
sanctuaries)
aksesbilitas. Dari kriteria di atas, maka ada
Habitat yang mempunyai nilai konservasi
beberapa hal yang perlu dikembangkan di sub
yang sangat tinggi dan sangat rentan. Tidak
zona pariwisata pantai UjungnegoroRoban,
ada kegiatan yang ekstratif diizinkan dalam
agar semakin banyak dikunjungi wisatawan,
zona inti. Kategori dibawah ini akan
terutama akses menuju lokasi yaitu dengan
membantu dalam penentuan zona-zona
perbaikan infrastruktur yang ada saat ini. Data
kawasan, yaitu:
yang didapatkan menunjukkan bahwa

120
Dian Ayunita NND, Trisnani Dwi Hapsari: Analisis Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat

Tabel 3. Pendefinisian Zona Inti


No Kriteria Data Empirik Penilaian
Perlindungan Ekologi
1 Jumlah spesies dan Mangrove : Rhizophora sp, Ada spesies ekosistem
genus yang ada dalam Avicennia sp dan Sonneratia sp. tersebut tetapi kurang
kawasan Terumbu karang : Porites Lobata keanekaragamannya,
dan Favites termasuk dalam biota
Ikan karang : Pomacentridae yang umum ditemukan
Labridae dan Siganidae di perairan dan rentan
terhadap perubahan.
2 Jarak zona dari hunian Jarak dengan rumah penduduk Cukup dekatdengan
penduduk kurang lebih 1 km, tetapi area konsentrasi
bersinggungan secara langsung penduduk terutama
dengan kawasan wisata kawasan pariwisata.
3 Tingkat pemanfaatan dan Lebih banyak masyarakat yang Ketergantungan
ketergantungan bermatapencaharian di bidang masyarakat terhadap
masyarakat pertanian pangan habitat pesisir kurang.
4 Pola migrasi dari spesies Tidak teridentifikasi Kurang sesuai.
target konservasi
5 Pola pemasangan dan Tidak teridentifikasi Kurang sesuai.
sebaran target konservasi
6 Jarak sumber benih dan Tidak teridentifikasi Kurang sesuai.
larva dari spesies target
Situs Budaya/Adat Tradisional
1 Status Karyawan Makam Dikelola oleh ulama setempat Merupakan warisan
Syeikh Maulana sebagai warisan budaya lokal sehingga menjadi
Maghribi salah satu trande mark
sisi kerohanian
masyarakat Batang
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Batang, 2012

2. Mendefinisikan Zona Pemanfaatan Terbatas ramah lingkungan Mendefinisikan Zona


3. Zona ini merupakan zona yang memiliki Lainnya
nilai konservasi, tetapi dapat bertoleransi Zona di luar zona inti dan zona pemanfaatan
dengan pemanfaatan oleh pengguna terbatas terbatas yang karena fungsi dan kondisinya
(nelayan dan pembudidaya) dan juga zona ditetapkan sebagai zona tertentu.
yang berpotensi untuk berbagi pemanfaatan

Tabel 4 . Pendefinisian Zona Pemanfaatan Terbatas


No Kriteria Data Empirik Penilaian
1 Perlindungan habitat dan Masih ada yang menggunakan Kurang sesuai
populasi ikan sebagai daerah penangkapan yang
pontensial
2 Pariwisata dan rekreasi Adanya perahu wisata dan rekreasi Cukup sesuai
pancing
3 Penangkapan dan Penagkapan dengan pancing Cukup sesuai
budidaya ikan yang
ramah lingkungan
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Batang 2012

121
Dian Ayunita NND, Trisnani Dwi Hapsari: Analisis Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat

Tabel 5. Pendefinisian Zona Lainnya


No Kriteria Data Empirik Penilaian
1 Rehabilitasi Ekosistem mangrove masih ada Cukup sesuai
di area muara sungai
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Batang, 2012

Hasil dari penilaian terhadap ketiga zona Partisipasi Masyarakat terhadap Kawasan
menunjukan KKLD Ujungnegoro Roban Konservasi Laut Daerah
telah verubah kondisi dan potensinya. Dengan Hasil pengisian kuesioner mengenai
perubahan tersebut mewajibkan kawasan ini partisipasi masyarakat diuji validitas dan
bisa dilakukan rezoning atau zonasi ulang reabilitas dengan menggunakan bantuan
terhadap pemanfaatan kawasan konservasi. program SPSS. Pertanyaan untuk menggali
Rezoning bertujuan untuk menyediakan tingkat partisipasi masyarakat terdiri dari 8
alternatif kebijakan dalam pengelolaan KKLD pertanyaan yang terdiri dari rasa
secar lebih komprehensif, yaitu pengelolaan tanggungjawab, kesediaan, keikutsertaan dalam
yang dapat mengakomodasi berbagai merencanakan, mengawasi, dan mengevaluasi
kepentingan stakeholders khususnya kegiatan program KKLD. Berdasarkan hasil analisis
yang ditujukan untuk kepentingan konservasi, menunjukkan bahwa tingkat partisipasi
perikanan dan wisata didasarkan atas prinsip masyarakat Ujungnegoro dalam pengelolaan
keberlanjutan. KKLD masuk dalam kategori akif sebesar 73%
dan 26% masuk kategori partisipasi pasif serta
Persepsi Masyarakat terhadap Kawasan 1% masuk kategori negatif. Dapat disimpulkan
Konservasi Laut Daerah bahwa sebagian besar masyarakat masuk
Persepsi masyarakat Ujungnegoro pada kategori partisipasi aktif.
kondisi ekosistem laut di daerah mereka masih
dalam keadaan baik sebesar 81%. Masyarakat
cukup tahu tentang keberadaan KKLD
Ujungnegoro (77%) dan 100% merasakan
manfaat cukup besar atas keberadaan KKLD.
Manfaat ini dirasakan oleh masyarakat yang
sebagian besar berprofesi sebagai nelayan
rebon dan juga pengolah terasi yang ditangkap
di perairan sekitar Ujungnegoro. Berdasarkan
hasil analisis menunjukkan bahwa masyarakat
Ujungnegoro secara keseluruhan masuk dalam Gambar 2. Kategori Partisipasi Masyarakat pada
kategori persepsi yang baik sebesar 76%, Keberadaan KKLD
masuk kategori sedang 23%, dan 1% persepsi
tidak baik pada keberadaan KKLD di daerah Hubungan Persepsi dan Partisipasi
mereka. Masyarakat pada Pengelolaan KKLD
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner
responden mengenai persepsi dan partisipasi
selanjutnya dianalisis mengenai adakah
hubungan antara tingkat partisipasi dengan
persepsi masyarakat. Analisis menggunakan uji
Kai Kuadrat (Chi Square). Hasil menunjukkan
bahwa ada hubungan antara persepsi
masyarakat dengan tingkat partisipasinya
Gambar 1. Kategori Persepsi Masyarakat pada dalam pengelolaan KKLD dan hubungan antara
Keberadaan KKLD persepsi dan tingkat partisipasi masyarakat di
daerah Ujungnegoro sangat kuat (hasil uji

122
Dian Ayunita NND, Trisnani Dwi Hapsari: Analisis Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat

Koefisien Kontingensi sebesar 0,7 kegiatan pengelolaan KKLD di


menunjukkan kategori hubungan yang kuat). Ujungnegoro.
Persepsi masyarakat yang baik akan
Saran
mendorong tingginya partisipasi masyarakat
1. Pemerintah hendaknya tidak hanya
dalam kegiatan pengelolaan KKLD di
mendengarkan kepentingan penanam modal
Ujungnegoro.
namun juga merangkul masyarakat untuk
Melihat hasil analisis persepsi dan
memberdayakan kemampuan mereka.
partisipasi masyarakat Ujungnegoro pada
2. Perlu adanya pelatihan ketrampilan untuk
pengelolaan KKLD Ujungnegoro
masyarakat sehingga ada diversifikasi usaha
memperlihatkan bahwa masyarakat pada
dan meningkatkan kreativitas,
umumnya memiliki pandangan positif. Ini
3. Menghidupkan kembali kesenian daerah
merupakan modal utama untuk mengajak
yang ada menjadi bentuk atraksi wisata.
masyarakat lebih berperan aktif dan perlu
4. Meningkatkan kerjasama antara masyarakat
dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan
sekitar, penanam modal, dan pemerintah.
program pengelolaan KKLD. Pemerintah
hendaknya tidak hanya mendengarkan
DAFTAR PUSTAKA
kepentingan penanam modal namun juga
merangkul masyarakat untuk memberdayakan
Dahuri, R., P.J.S. Ginting, dan M.J. Sitepu.
kemampuan mereka. Pelatihan ketrampilan,
2004. Pengelolaan Sumberdaya
menghidupkan kembali kesenian dan
Wilayah Pesisir dan Lautan Secara
menanamkan pentingnya keselarasan antara
Terpadu. Pradnya Paramita. Jakarta.
kepentingan manusia dengan kelestarian alam
Hlmn. 11.
perlu diperhatikan. Diharapkan kegiatan
Khasanah, Dian Ratu Ayu Uswatun. 2008.
tersebut dapat meningkatkan kerjasama antara
Analisis Pengaturan tentang Wilayah
masyarakat sekitar, penanam modal, dan
Laut Daerah Kabupaten Batang dalam
pemerintah. Karena membangun bukan berarti
Rangka Mewujudkan Renstra
menyingkirkan apa yang sudah ada sebelumnya
berdasarkan Konsep Pengelolaan
tetapi meningkatkan fungsi dari apa yang telah
Wilayah Pesisir Terpadu (Thesis S2).
ada.
Program Magister Ilmu Hukum
Universitas Diponegoro, Semarang.
KESIMPULAN DAN SARAN
Hlm. 22.
Kesimpulan
Mason, D. Robert dan D.A. Lind. 2003. Teknik
Berdasarkan hasil penelitian persepsi dan
Statistika untuk Ekonomi dan Bisnis
partisipasi masyarakat pada pengelolaan KKLD
Edisi X Jilid 2 (dialih bahasa oleh
Ujungnegoro, Kabupaten Batang diambil
Widyono Soetjipto, et.al.). Penerbit
kesimpulan sebagai berikut:
Erlangga, Jakarta. hlm. 152-153.
1. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia
bahwa masyarakat Ujungnegoro masuk
Indonesia. Jakarta. Hlm. 67.
dalam kategori persepsi yang baik sebesar
Ngakan, Putu Oka., H. Komarudin, A.
76%, masuk kategori sedang 23%, dan 1%
Achmad, Wahyudi, dan A.Tako. 2006.
pesepsi tidak baik pada keberadaan KKLD
Ketergantungan, Persepsi, dan
di daerah mereka.
Partisipasi Masyarakat terhadap
2. Berdasarkan analisis pertanyaan mengenai
Sumberdaya Hayati Hutan (Studi
partisipasi dapat disimpulkan bahwa
Kasus Dusun Tampli Kabupaten Luwu
sebagian besar masyarakat Ujungnegoro
Utara, Sulawesi Selatan). Center for
masuk kategori partisipasi aktif.
International Forestry Research
3. Hubungan antara persepsi dan tingkat
(CIFOR), Bogor. hlm. 21-22.
partisipasi masyarakat cukup kuat. Persepsi
http://www.cifor.cgiar.org
masyarakat yang baik akan mendorong
tingginya partisipasi masyarakat dalam

123
Dian Ayunita NND, Trisnani Dwi Hapsari: Analisis Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat

Salampessy, Mesalina N., B. Nugroho, dan H. Yudilastiantoro, C. 2005. Partisipasi


Nugroho. 2010. Partisipasi Kelompok Masyarakat terhadap Pengelolaan
Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung Di DAS Palu (Hulu),
Hutan Lindung: Kasus Di Hutan Sulawesi Tengah. Info Sosial Ekonomi,
Lindung Gunung Nona Kota Ambon Pusat Penelitian dan Pengembangan
Propinsi Maluku. Jurnal Perennial. Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Lembaga Penerbitan Jurnal Universitas Kehutanan, Bogor.
Hasanuddin. 6(2): 99-107. http://www.puslitsosekhut.web.id
http:// www.journal.unhas.ac.id

124

You might also like