Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 21

Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika

Vol 1, No 1, Juni 2017, Hal 93 - 112

Proses Berpikir dalam Memecahkan Masalah Logika


Matematika Ditinjau dari Gaya Kognitif Field Independent
dan Field Dependent

Ardi Dwi Susandi1, Santi Widyawati2


1
Univesitas Nahdlatul Ulama Cirebon; ardidwisusandi@yahoo.co.id
2
Istitut Agama Islam Maarif NU (IAIMNU) Metro Lampung;
santiwidyawati24@gmail.com

Submitted :07-05-2017, Revised:18-05-2017, Accepted: 25-05-2017

Abstract
The process of thinking is the steps that a person uses in receiving,
processing, concluding, and reusing the information obtained to resolve
the issues related to solve the problem of the memory. While cognitive style
is an activity that became a characteristic of learners in the functioning of
mental activities in the field of cognitive (thinking, remembering,
processing information, organizing, solving problems, and making
decisions) which is consistent. Cognitive style has a major role when
utilized in an effort to improve the effectiveness of the learning process.
Cognitive styles are divided into two, namely, Field Independent (FI) and
Field Dependent (FD). This research is descriptive qualitative which
describes the process of thinking of students in solving mathematical
problems on material combinations and permutations. The data collection
method in this study using GEFT tests to determine cognitive styles of
students, test description of material combinations and permutations to
obtain the thinking process of students, and interviews. Based on cognitive
style, students are grouped into 2 groups: FI and FD, and then
subsequently selected two students from two groups of students from the
FI and FD to give test of thinking ability and then interviews. Data analysis
technique used Miles and Huberman, data reduction, display, and
conclusion drawing / verification. Based on the analysis we concluded that
students who have the cognitive styles FI tend to have a conceptual thought
process. Likewise, students who have the cognitive style FD, these students
are also likely to have a conceptual thought process. The process of
conceptual thinking is the thought process which solves problems by using
the concept that has been owned by the results of studies.

Copyright 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


DOI: 10.25217/jn.v1i1, Print ISSN: 2580-3573, Online ISSN: 2580-2437

93
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol 1, No 1, Juni 2017, Hal 93-112

Keywords: Cognitive Style.Thinking Processes,

Abstrak
Proses berpikir merupakan proses yang digunakan seseorang dalam
menerima, memproses, menyimpulkan, dan menggunakan kembali
informasi yang diperoleh untuk menyelesaikan masalah yang terkait untuk
memecahkan masalah ingatan. Sedangkan gaya kognitif merupakan
kegiatan yang menjadi ciri khas peserta didik dalam berfungsinya aktivitas
mental di bidang kognitif (berpikir, mengingat, mengolah informasi,
mengatur, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan) yang
konsisten. Gaya kognitif memiliki peran utama yang dapat dimanfaatkan
dalam upaya meningkatkan keefektifan proses pembelajaran. Gaya
kognitif terbagi menjadi dua, yaitu Field Independent (FI) dan Field
Dependent (FD). Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang
menggambarkan proses berfikir siswa dalam memecahkan masalah
matematika pada kombinasi dan permutasi. Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini dengan menggunakan tes GEFT untuk mengetahui
gaya kognitif siswa pada materi kombinasi dan permutasi untuk
mengetahui proses berpikir siswa, dan wawancara. Berdasarkan gaya
kognitif, siswa dikelompokkan menjadi 2 kelompok: FI dan FD, dan
kemudian dipilih dua siswa dari dua kelompok siswa dari FI dan FD untuk
memberikan tes kemampuan berpikir dan kemudian wawancara. Teknik
analisis data yang digunakan adalah teknik Miles dan Huberman, reduksi
data, tampilan, dan kesimpulan gambar/ verifikasi. Berdasarkan hasil
analisis dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki gaya kognitif FI
cenderung memiliki proses berpikir konseptual. Demikian juga, siswa
yang memiliki gaya kognitif FD, siswa ini juga cenderung memiliki proses
pemikiran konseptual. Proses berpikir konseptual adalah proses berpikir
yang memecahkan masalah dengan menggunakan konsep yang telah
dimiliki.
Kata Kunci: gaya kognitif, proses berfikir

Copyright 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


DOI: 10.25217/jn.v1i1, Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437

94
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol 1, No 1, Juni 2017, Hal 93-112

PENDAHULUAN bahwa pendidikan adalah usaha


Pendidikan merupakan sadar dan terencana untuk
usaha sadar untuk menyiapkan mewujudkan suasana belajar
peserta didik melalui kegiatan dan proses pembelajaran agar
bimbingan, pengajaran, dan peserta didik secara aktif
latihan bagi peranannya di masa mengembangkan potensi
yang akan datang. Sekolah dirinya untuk memiliki
sebagai suatu pendidikan kekuatan spiritual, keagamaan,
formal, secara sistematis pengendalian diri, kepribadian,
merencanakan bermacam- kecerdasan, akhlak mulia, serta
macam lingkungan, yakni keterampilan yang diperlukan
lingkungan pendidikan yang dirinya, masyarakat, bangsa,
menyediakan berbagai dan Negara. (Zainal
kesempatan bagi peserta didik Arifin:2009,39)
untuk melakukan berbagai Dunia pendidikan tidak
kegiatan belajar. Dengan terlepas dari pembelajaran,
berbagai kesempatan belajar karena pembelajaran
itu, pertumbuhan dan merupakan proses membuat
perkembangan peserta didik seseorang yang belum tahu
diarahkan dan didorong kearah menjadi tahu akan suatu
pencapaian tujuan yang dicita- permasalahan. Pembelajaran itu
citakan. Lingkungan tersebut sendiri juga sudah sangat
disusun dan ditata dalam suatu ditekankan oleh Allah dalam
kurikulum, yang pada firmannya dalam surat Al-Alaq
gilirannya dilaksanakan dalam ayat 1-5. Berdasarkan beberapa
bentuk proses pembelajaran ayat tersebut Allah memberikan
(Oemar Hamalik, 2014). Dalam pengajaran bagi manusia untuk
Undang-Undang Nomor 20 mengetahui apa yang tidak
tahun 2003 tentang Sistem diketahui sebelumnya.
Pendidikan Nasional, Bab 1 Matematika merupakan
Pasal 1 ayat (1) dikemukakan salah satu pelajaran yang
Copyright 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
DOI: 10.25217/jn.v1i1, Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437

95
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol 1, No 1, Juni 2017, Hal 93-112

mampu mengembangkan memecahkan masalah tersebut,


kreativitas peserta didik ditemukan bahwa ada
terutama dalam mahasiswa yang menunjukkan
mengembangkan kreativitas kemampuan yang sangat baik,
berpikir seseorang. Hal ini ada mahasiswa yang
dikarenakan dalam menunjukan biasa saja, dan
mempelajari matematika, bahkan ada mahasiswa yang
peserta didik dituntut untuk menunjukan mengalami
dapat mengembangkan pola kesulitan. Sehingga diperlukan
berpikir kritis, sistematis, strategi atau model
rasional, dan obyektif (Rina pembelajaran yang sesuai
Agustina dan Nurul Farida: dengan mahasiswa agar mampu
2015). Dengan memiliki memahami materi dan mampu
kemampuan berpikir, maka menyelesaikan masalah yang
mahasiswa akan lebih baik diberikan dosen. Untuk
dalam memahami dan mengetahui proses berpikir
menguasai konsep-konsep mahasiswa banyak ditinjau dari
matematika yang dipelajarinya. banyak dimensi karena sebagai
Berdasarkan hasil manusia, mahasiswa adalah
prasurvey yang dilakukan makhluk yang unik, dimana
peneliti pada mahasiswa antara mahasiswa satu dengan
semester IV program studi yang lain berbeda dalam
matematika Institut Agama banyak dimensi. Tayler
Islam Maarif Nu (IAIM NU) menyatkan bahwa pada
Metro lampung, terdapat dasarnya setiap individu
mahasiswa mengalami berbeda satu dengan yang lain,
kesulitan dalam memecahkan dimensi-dimensi perbedaan
masalah matematika khususnya individu antara lain adalah
pada pokok bahasan logika intelegensi, kemampuan
matematika materi kombinasi berpikir logis, kreativitas, gaya
dan permutasi. Dalam kognitif, kepribadian, nilai,

Copyright 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


DOI: 10.25217/jn.v1i1, Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437

96
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol 1, No 1, Juni 2017, Hal 93-112

sikap dan minat (Wowo Yulaelawati salah satu peran


Sunaryo Kuswana: 2011,20). pendidik dalam pembelajaran
Fakta ini menunjukan bahwa matematika adalah membantu
terdapat faktor kognitif yang peserta didik mengungkapkan
berbeda antara peserta didik bagaimana proses yang berjalan
tersebut, yang mempengaruhi dalam pikirannya ketika
kemampuan dalam pemecahan memecahkan masalah
suatu masalah dalam (Sudarman:2011).
matematika. Steiner dan Fresenborg
Dalam belajar mengatakan bahwa tugas pokok
matematika dan menyelesaikan pengajaran matematika di
soal matematika, mahasiswa sekolah adalah menjelaskan
melakukan proses berpikir. proses berfikir siswa dalam
Sehingga mahasiswa dapat mempelajari matematika
sampai pada jawaban. Dalam dengan tujuan memperbaiki
pembelajaran matematika pengajaran matematika di
proses berpikir ini kurang sekolah (Zuhri D: 1998). Oleh
mendapat perhatian dosen. sebab itu, dengan mengetahui
Terkadang dosen hanya proses berfikir mahasiswa
memperhatikan hasil akhir merupakan hal terpenting
penyelesaian mahasiswa tanpa dalam pembelajaran
memperhatikan bagaimana matematika terutama dalam
sebenarnya mahasiswa itu memecahkan masalah. Dengan
dapat sampai pada jawaban itu. mengetahui proses berfikir
Jika jawaban mahasiswa mahasiswa, maka dosen dapat
berbeda dengan kunci biasanya merancang model
dosen langsung menyalahkan pembelajaran yang efisien dan
jawaban tersebut tanpa memudahkan mahasiswa dalam
menelusuri alasan mahasiswa memahami konsep yang
mengapa jawabannya dipelajari.
demikian. Padahal menurut

Copyright 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


DOI: 10.25217/jn.v1i1, Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437

97
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol 1, No 1, Juni 2017, Hal 93-112

Gaya kognitif sebagai mahasiswa FD tidak dapat


bagian dari dimensi perbedaan membebaskan diri dari unsur-
individu mengacu pada unsur latar belakang yang
karakteristik seseorang dalam mengganggu atau lebih
menanggapi, memproses, dipengaruhi lingkungan.
menyimpan, berpikir, dan Karakteristik dasar dari kedua
menggunakan informasi untuk gaya kognitif tersebut sangat
menanggapi suatu tugas atau cocok untuk diterapkan dalam
menanggapi berbagai jenis penelitian yang melibatkan
situasi lingkungan. Dalam proses berpikir dalam
penelitian ini, Peneliti memilih pemecahan masalah
fokus pada tipe gaya kognitif matematika.
Field Independent (FI)-Field Berdasarkan latar
Dependent (FD) Perbedaan belakang di atas peneliti
mendasar dari kedua gaya bermaksud untuk mengadakan
kognitif tersebut yaitu dalam penelitian dengan judul Proses
hal bagaimana melihat suatu Berpikir dalam Memecahkan
permasalahan. Berdasarkan Masalah Logika Matematika
beberapa penelitian di bidang Ditinjau dari Gaya Kognitif
psikologi, ditemukan bahwa Field Independent dan Field
individu dengan gaya kognitif Dependent Mahasiswa
FI cenderung lebih analitis Semester IV Program Studi
dalam melihat suatu masalah Pendidikan Matematika Institut
dibandingkan individu dengan Agama Islam Maarif NU
gaya kognitif FD. Dengan (IAIM NU) Metro Lampung
demikian, mahasiswa yang Tahun 2016 .
memiliki gaya kognitif FI tidak
dipengaruhi lingkungan dan METODE PENELITIAN
mampu mengatasi kesan, unsur, Jenis penelitian ini adalah
latar belakang yang penelitian deskriptif yang
menganggu. Sedangkan berusaha memaparkan data
yang berasal dari subjek
Copyright 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
DOI: 10.25217/jn.v1i1, Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437

98
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol 1, No 1, Juni 2017, Hal 93-112

penelitian secara jelas. Teknik pengumpulan


Penelitian ini dilaksanakan di data yang digunakan dalam
IAIM NU Metro Lampung. penelitian ini adalah tes,
Subjek dalam penelitian ini wawancara, dan dokumentasi.
adalah mahasiswa semester Instrumen tes yang digunakan
IVA Prodi Pendidikan adalah Tes Group Embedded
Matematika yang terdiri dari Figure Test (GEFT). Instrumen
dua mahasiswa untuk masing- GEFT terdiri dari 25 soal yang
masing tipe gaya kognitif FI terbagi menjadi tiga bagian.
dan FD. Penentuan subjek Bagian pertama terdiri dari 7
dilakukan dengan soal, bagian kedua dan ketiga
menggunakan tes gaya kognitif masing-masing terdiri dari 9
GEFT. Dari hasil tes tersebut, soal. Bagian pertama
dipilih mahasiswa yang merupakan tahap latihan,
memiliki kecenderungan bagian kedua dan ketiga
terkuat terhadap masing- merupakan tahap ujian dan
masing tipe gaya kognitif. penilaian. Total waktu yang
Pengambilan subjek diberikan untuk mengerjakan
menggunakan teknik purposive seluruh soal adalah 12 menit.
sampling dengan kriteria Untuk bagian pertama,
sebagai berikut: (1) dapat mahasiswa memiliki waktu 2
menkomunikasikan ide dengan menit, sedangkan untuk bagian
baik secara tertulis atau lisan; kedua dan ketiga waktu
(2) memiliki kemampuan pada masing-masing 5 menit.
masing-masing tipe gaya Ketentuan penilaian dari GEFT
kognitif. Pemilihan subjek adalah untuk setiap nomor yang
sesuai dengan kriteria diperoleh dijawab benar diberi skor 1 dan
dari informasi dosen pengampu jawaban salah skor 0. Jika
mata kuliah matematika diskrit mahasiswa tidak dapat
di semester tersebut. menyelesaikan sesuai waktu
yang ditentukan, maka soal

Copyright 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


DOI: 10.25217/jn.v1i1, Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437

99
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol 1, No 1, Juni 2017, Hal 93-112

tersebut dianggap salah dan dikerjakan mahasiswa selama


diberi skor 0. Dengan demikian 30 menit materi kombinasi dan
rentang skor yang diperoleh permutasi. Penyusunan butir-
antara 0 sampai 18. Pedoman butir soal ini mengacu pada
penskoran menurut Kepner dan kesulitan belajar yang dialami
Neimark adalah jika mahasiswa mahasiswa pada materi
yang memperoleh skor 9 kombinasi dan permutasi.
memiliki gaya kognitif FD Sebelum tes digunakan dalam
sedangkan skor >9 memiliki penelitian, terlebih dahulu
gaya kognitif FI. Instrumen instrumen penelitian berupa tes
GEFT merupakan instrumen tertulis ini divalidasi dengan
baku yang digunakan untuk validasi ahli (dosen ahli) agar
mengukur gaya kognitif, oleh instrumennya valid dan data
karena itu peneliti tidak yang diperoleh sesuai dengan
melakukan validasi dan uji coba harapan. Validasi ini dilakukan
instrumen GEFT. Selain itu, dengan pertimbangan: (1)
instrumen GEFT sudah pernah kesesuaian soal dengan
diujicobakan oleh Ismanu dan kompetensi dasar dan indikator,
Cahyowati. (2) kesesuaian soal dengan
Tes uraian digunakan kriteria tingkat proses berpikir,
dalam penelitian ini karena (3) ketepatan penggunaan
untuk mempermudah peneliti kata/bahasa, (4) soal tidak
mengetahui kesulitan menimbulkan penafsiran
mahasiswa terhadap materi ganda, (5) kejelasan yang
kombinasi dan permutasi diketahui dan ditanyakan.
melelui respon jawaban dalam Selanjutnya teknik
menjawab tes. Penilaian dari wawancara yang digunakan
hasil tes ini berdasarkan adalah wawancara terstruktur
langkah-langkah dalam dengan mencatat pokok-pokok
menyelesaikan soal. Tes uraian pertanyaan yang akan
ini terdiri dari 2 butir soal yang diberikan. Untuk

Copyright 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


DOI: 10.25217/jn.v1i1, Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437

100
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol 1, No 1, Juni 2017, Hal 93-112

memaksimalkan hasil conclusion


wawancara peneliti drawing/verification.
menggunakan alat perekam
berupa video, tujuannya untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mengantisipasi keterbatasan
Pada bagian ini akan
peneliti dalam mengingat
dibahas mengenai hasil
informasi pada saat wawancara
penelitian yang diperoleh oleh
berlangsung. Selain tes dan
peneliti:
wawancara, instrumen
A. Subjek yang memiliki gaya
selanjutnya adalah
kognitif Field Independent
dokumentasi. Dokumentasi
cenderung memiliki proses
adalah alat bantu yang
berfikir konseptual.
digunakan untuk
1) Soal no 1 bagian (a)
mengumpulkan data-data yang
a) FI14
berupa dokumen seperti foto-
Dalam mengerjakan
foto kegiatan dan transkrip
soal tes no 1 bagian (a), subjek
wawancara.
dengan gaya kognitif Field
Teknik analisis data yang
Indpendent (FI14) memiliki
digunakan dalam penelitian ini
proses berpikir konseptual.
adalah analisis data model
Karena disini subjek dapat
Miles dan Huberman. Miles
mampu mengungkapkan
dan Huberman mengemukakan
dengan kalimat sendiri apa
bahwa aktivitas yang dilakukan
yang diketahui dalam soal
dalam penelitian kualitatif
(K1.1), mampu
dilakukan dengan secara
mengungkapkan dengan
interaktif dan berlangsung
kalimat sendiri apa yang
secara terus menerus sampai
ditanya dalam soal (K1.2)
tuntas, sehingga data tersebut
Subjek juga cenderung
sudah jenuh. Aktifitas dalam
menggunakan konsep
analisis data, yaitu data
(kombinasi dan permutasi)
reduction, display, dan
yang sudah dipelajari walaupun
Copyright 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
DOI: 10.25217/jn.v1i1, Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437

101
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol 1, No 1, Juni 2017, Hal 93-112

tidak lengkap (K2.3) dan subjek 2) Soal no 1 bagian (b)


mampu menentukan langkah- a) FI14
langkah yang ditempuh dalam Dalam menyelesaikan
menyelesaikan soal (K1.4). soal no 1 bagian (b), subjek
sehingga subjek memiliki dengan gaya kognitif Field
proses berpikir konseptual. Indpendent (FI14) memiliki
proses berpikir konseptual. Hal
b) FI7 ini dapat terlihat ketika subjek
Dalam menyelesaikan mampu mengungkapkan
soal no 1 bagian (a), subjek dengan kalimat sendiri apa
dengan gaya kognitif Field yang diketahui dalam soal
Indpendent (FI7) memiliki (K1.1). Subjek juga
proses berpikir konseptual. mengungkapkan dengan
Karena disini subjek dapat kalimat sendiri apa yang
mampu mengungkapkan ditanya dalam soal (K1.2)
dengan kalimat sendiri apa Subjek cenderung
yang diketahui dalam soal menggunakan konsep
(K1.1), mampu (kombinasi dan permutasi)
mengungkapkan dengan yang sudah dipelajari walaupun
kalimat sendiri apa yang tidak lengkap (K2.3) dan subjek
ditanya dalam soal (K1.2) mampu menentukan langkah-
Subjek juga cenderung langkah yang ditempuh dalam
menggunakan konsep menyelesaikan soal (K1.4).
(kombinasi dan permutasi) sehingga subjek memiliki
yang sudah dipelajari walaupun proses berpikir konseptual.
tidak lengkap (K2.3) dan subjek
mampu menentukan langkah- b) FI7
langkah yang ditempuh dalam Dalam menyelesaikan
menyelesaikan soal (K1.4). soal no 1 bagian (b), subjek
sehingga subjek memiliki dengan gaya kognitif Field
proses berpikir konseptual. Indpendent (FI7) memiliki
proses berpikir konseptual.
Copyright 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
DOI: 10.25217/jn.v1i1, Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437

102
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol 1, No 1, Juni 2017, Hal 93-112

Karena disini subjek dapat yang ditanya dalam soal (K1.2).


mampu mengungkapkan Namun, cenderung lepas dari
dengan kalimat sendiri apa konsep permutasi yang sudah
yang diketahui dalam soal dipelajari (K3.3) dan juga tidak
(K1.1), mampu mampu mengungkapkan
mengungkapkan dengan langkah-langkah yang
kalimat sendiri apa yang ditempuh dalam menyelesaikan
ditanya dalam soal (K1.2) soal (K3.4). Sehingga subjek
Subjek juga cenderung memiliki proses berpikir
menggunakan konsep komputasional.
(kombinasi dan permutasi)
yang sudah dipelajari walaupun b) FI7
tidak lengkap (K2.3) dan subjek Dalam menyelesaikan
mampu menentukan langkah- soal no 2 subjek dengan gaya
langkah yang ditempuh dalam kognitif Field Indpendent (FI7)
menyelesaikan soal (K1.4). memiliki proses berpikir
sehingga subjek memiliki komputasional. Hal ini dapat
proses berpikir konseptual. terlihat ketika subjek mampu
mengungkapkan dengan
3) Soal no 2 kalimat sendiri apa yang
a) FI14 diketahui dalam soal (K1.1).
Dalam menyelesaikan Subjek juga mengungkapkan
soal no 2 subjek dengan gaya dengan kalimat sendiri apa
kognitif Field Indpendent yang ditanya dalam soal (K1.2).
(FI14) memiliki proses berpikir Namun, cenderung lepas dari
komputasional. Hal ini dapat konsep permutasi yang sudah
terlihat ketika subjek mampu dipelajari (K3.3) dan juga tidak
mengungkapkan dengan mampu mengungkapkan
kalimat sendiri apa yang langkah-langkah yang
diketahui dalam soal (K1.1). ditempuh dalam menyelesaikan
Subjek juga mengungkapkan soal (K3.4). Sehingga subjek
dengan kalimat sendiri apa
Copyright 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
DOI: 10.25217/jn.v1i1, Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437

103
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol 1, No 1, Juni 2017, Hal 93-112

memiliki proses berpikir b) FD2


komputasional. Dalam menyelesaikan
soal no 1 bagian (a), subjek
B. Subjek yang memiliki gaya dengan gaya kognitif Field
kognitif Field Dependent Indpendent (FD2) memiliki
cenderung memiliki proses proses berpikir konseptual.
berfikir konseptual. Karena disini subjek dapat
1) Soal no 1 bagian (a) mampu mengungkapkan
a) FD19 dengan kalimat sendiri apa
Dalam mengerjakan soal yang diketahui dalam soal
tes no 1 bagian (a), subjek (K1.1), mampu
dengan gaya kognitif Field mengungkapkan dengan
Dedpendent (FD19) memiliki kalimat sendiri apa yang
proses berpikir konseptual. ditanya dalam soal (K1.2)
Karena disini subjek dapat Subjek juga cenderung
mampu mengungkapkan menggunakan konsep
dengan kalimat sendiri apa (kombinasi dan permutasi)
yang diketahui dalam soal yang sudah dipelajari walaupun
(K1.1), mampu tidak lengkap (K2.3) dan subjek
mengungkapkan dengan mampu menentukan langkah-
kalimat sendiri apa yang langkah yang ditempuh dalam
ditanya dalam soal (K1.2) menyelesaikan soal (K1.4).
Subjek juga cenderung sehingga subjek memiliki
menggunakan konsep proses berpikir konseptual.
(kombinasi dan permutasi)
yang sudah dipelajari walaupun 2) Soal no 1 bagian (b)
tidak lengkap (K2.3) dan subjek a) FD19
mampu menentukan langkah- Dalam menyelesaikan
langkah yang ditempuh dalam soal no 1 bagian (b), subjek
menyelesaikan soal (K1.4). dengan gaya kognitif Field
sehingga subjek memiliki Dependent (FD19) memiliki
proses berpikir konseptual. proses berpikir komputasional.
Copyright 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
DOI: 10.25217/jn.v1i1, Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437

104
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol 1, No 1, Juni 2017, Hal 93-112

Hal ini dapat terlihat ketika ditanya dalam soal (K1.2).


subjek tidak mampu Namun, cenderung lepas dari
mengungkapkan dengan konsep permutasi yang sudah
kalimat sendiri apa yang dipelajari (K3.3) dan juga tidak
diketahui dalam soal (K3.1). mampu mengungkapkan
Namun, subjek langkah-langkah yang
mengungkapkan dengan ditempuh dalam menyelesaikan
kalimat sendiri apa yang soal (K3.4). Sehingga subjek
ditanya dalam soal (K1.2). memiliki proses berpikir
Selain itu, Subjek cenderung komputasional.
lepas dari konsep permutasi
yang sudah dipelajari (K3.3) 3) Soal no 2
dan juga tidak mampu a) FD19
mengungkapkan langkah- Dalam menyelesaikan
langkah yang ditempuh dalam soal no 2, subjek dengan gaya
menyelesaikan soal (K3.4). kognitif Field Dependent
Sehingga subjek memiliki (FD19) memiliki proses
proses berpikir komputasional. berpikir konseptual. Karena
disini subjek mampu
b) FD2 mengungkapkan dengan
Dalam menyelesaikan kalimat sendiri apa yang
soal no 1 bagian (b) subjek diketahui dalam soal (K1.1).
dengan gaya kognitif Field Namun, subjek tidak
Dependent (FD2) memiliki sepenuhnya mampu
proses berpikir komputasional. mengungkapkan dengan
Hal ini dapat terlihat ketika kalimat sendiri apa yang
subjek mampu mengungkapkan ditanya dalam soal (K2.2).
dengan kalimat sendiri apa Subjek cenderung
yang diketahui dalam soal menggunakan konsep
(K1.1). Subjek juga permutasi yang sudah dipelajari
mengungkapkan dengan (K1.3) dan subjek mampu
kalimat sendiri apa yang menentukan langkah-langkah
Copyright 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
DOI: 10.25217/jn.v1i1, Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437

105
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol 1, No 1, Juni 2017, Hal 93-112

yang ditempuh dalam Berdasarkan uraian diatas


menyelesaikan soal (K1.4). terdapat proses berpikir
sehingga subjek memiliki konseptual, semikonseptual dan
proses berpikir konseptual. komputasional. Hal ini
berdasarkan perdapat zuhri,
b) FD2 zuhri membagi proses berpikir
Dalam mengerjakan menjadi 3 yaitu proses berpikir
soal tes no 2, subjek dengan konseptual adalah proses
gaya kognitif Field Dependent berpikir yang selalu
(FD2) memiliki proses berpikir menyelesaikan soal dengan
semikonseptual. Karena disini menggunakan konsep yang
subjek tidak sepenuhnya telah dimiliki berdasarkan hasil
mampu mengungkapkan pelajarannya selama ini, proses
dengan kalimat sendiri apa berpikir semikonseptual proses
yang diketahui dalam soal berpikir yang cenderung
(K2.1). Namun, subjek mampu menyelesaikan suatu soal
mengungkapkan dengan dengan menggunakan konsep
kalimat sendiri apa yang tetapi mungkin karena
ditanya dalam soal (K1.2). pemahamannya terhadap
Subjek juga cenderung konsep tersebut belum
menggunakan konsep sepenuhnya lengkap maka
permutasi yang sudah dipelajari penyelesaiannya dicampur
meskipun tidak lengkap (K2.3) dengan cara penyelesaian yang
dan subjek juga tidak menggunakan intuisi dan
sepenuhnya mampu proses berpikir komputasional.
mengungkapkan langkah- Proses berfikir konseptual
langkah yang ditempuh dalam cenderung mengerjakan sesuai
menyelesaikan soal (K2.4). dengan prosedur yang ada. Hal
Sehingga subjek memiliki ini memiliki kesamaan dengan
proses berpikir semikonseptual. proses berfikir konvergen.
Menurut Eka Fitria Ningsih

Copyright 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


DOI: 10.25217/jn.v1i1, Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437

106
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol 1, No 1, Juni 2017, Hal 93-112

(2016) siswa dengan berfikir Pendidikan Matematika


konvergen cenderung focus IAIM NU Metro Lampung
pada satu cara yang dipahami yang bergaya kognitif Field
saja. Menurut Lailatul Independent cederung
Mubarokah (2013) memiliki proses berpikir
Komputasional adalah proses konseptual. Proses berpikir
berpikir yang pada umumnya konseptual adalah proses
menyelesaikan suatu soal tidak berpikir yang selalu
menggunakan konsep tetapi menyelesaikan soal dengan
lebih mengandalkan intuisi, menggunakan konsep yang
akibatnya siswa sering telah dimiliki berdasarkan
melakukan kesalahan dalam hasil pelajarannya selama
menyelesaikan masalah. Subjek ini.
yang memiliki gaya kognitif 2) Berdasarkan hasil penelitian,
Field Indpendent cenderung proses berpikir mahasiswa
mempunyai proses berpikir semester IVA Program Studi
konseptual begitupula dengan Pendidikan Matematika
subjek yang memiliki gaya IAIM NU Metro Lampung
kogitif Field Dependent yang bergaya kognitif Field
cenderung memiliki proses Dependent cederung
berpikir konseptual. memiliki proses berpikir
konseptual. Proses berpikir
SIMPULAN DAN SARAN konseptual adalah proses
Berdasarkan penyajian berpikir yang selalu
data, temuan penelitian, dan menyelesaikan soal dengan
pembahasan penelitian yang menggunakan konsep yang
telah diuraikan, maka diperoleh telah dimiliki berdasarkan
kesimpulan sebagai berikut: hasil pelajarannya selama
1) Berdasarkan hasil penelitian, ini.
proses berpikir mahasiswa
semester IVA Program Studi

Copyright 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


DOI: 10.25217/jn.v1i1, Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437

107
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol 1, No 1, Juni 2017, Hal 93-112

Berdasarkan penelitian ini, startegi yang sesuai dengan


peneliti menyarankan: karakteristik mahasiswanya
1) Bagi mahasiswa dan tujuan belajar mengajar
Dalam belajar hendaknya mampu tercapai sesuai
mahasiswa memiliki dengan apa yang diinginkan
motivasi untuk 3) Bagi Kampus
meningkatkan pemahaman Hendaknya kampus
dengan cara lebih aktif dan senantiasa meningkatkan
sering bertanya ketika ada mutu dan kualitas
hal yang belum dimengerti pembelajaran di kampus
kepada dosen atau dengan memberikan
berdiskusi dengan teman. tambahan wacana kepada
Selain itu, dalam seluruh dosen mengenai
menyelesaikan masalah, karakteristik mahasiswa,
mahasiswa hendaknya agar terutama yang berkaitan
lebih teliti kembali agar dengan perkembangan
tidak terjadi kesalahan- intelektual mahasiswa,
kesalahan dalam karena ini sangat
menyelesaikan soal yang berpengaruh terhadap
diberikan. keberhasilan proses
2) Bagi Dosen pembelajaran.
Ketika proses pembelajaran 4) Bagi peneliti lain
hendaknya dosen Kepada peneliti yang ingin
memahami seperti apa melakukan penelitian
proses berpikir setiap serupa, hendaknya lebih
memperketat pengawasan
mahasiswa serta mampu
kepada mahasiswa saat
memahami perkembangan mengerjakan soal. Hal ini
pemahaman mahasiswanya. bertujuan untuk mengurangi
Sehingga dalam kegiatan kesalahan dalam mengetahui
pembelajaran dosen sudah proses berpikir mahasiswa.
menggunakan metode atau Selain itu, hendaknya selalu
melakukan wawancara
Copyright 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
DOI: 10.25217/jn.v1i1, Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437

108
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol 1, No 1, Juni 2017, Hal 93-112

kepada mahasiswa setelah Kotamadya Malang,


mahasiswa menyelesaikan IKIP Malang: Tesis
soal-soal yang diberikan Tidak Diterbitkan, 1990.
oleh peneliti. Hal ini
bertujuan untuk membantu
peneliti dalam mengetahui Departemen Agama RI, Al-
penyebab kesalahan Quran dan
mahasiswa dalam Terjemahannya,
menyelesaikan soal. Surabaya: Mekar, 2004
Kemudian, hendaknya
selalu menggunakan Desmita, Psikologi
validator untuk memvalidasi
Perkembangan Peserta
intrumen-instrumen yang
akan digunakan dalam Didik, Bandung: PT.
penelitian. Hal ini bertujuan Remaja Rosdakarya,
untuk menghindari 2009.
kesalahan dalam penafsiran Eka Fitria Ningsih, Proses
mahasiswa untuk Berfikir Mahasiswa
menyelesaikan soal. dalam Pemecahan
Masalah Aplikasi
Integral Ditinjau dari
Kecemasan Belajar
DAFTAR PUSTAKA Matematika (Math
Alex Sobur, Psikologi Umum, Anxiety). Jurnal Iqra vol.
Bandung: Pustaka Setia, 1, No. 2, 2016, Hal. 191-
2003. 216.http://journal.iaimnu
metrolampung.ac.id/inde
Cahyowati,dkk, Field x.php/ji/article/view/73
Dependen-Field
Independen dalam Hamzah B.Uno, Orientasi Baru
Kaitanya dengan Hasil Dalam Psikologi
Belajar Matematika Pembelajara, Jakarta: PT
Kelas III, SMA Negeri di Bumi Aksara, 2006.

Copyright 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


DOI: 10.25217/jn.v1i1, Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437

109
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol 1, No 1, Juni 2017, Hal 93-112

Personality and Social


Herman Hudojo, Psychology. vol 46. No 6,
Pengembangan Lailatul Mubarokah, Proses
Kurikulum Dan Berfikir Siswa dalam
Pembelajaran Menyelesaikan Soal
Matematika, Malang: Cerita Ditinjau
Tidak diterbitkan, 2005. Berdasarkan
Kemampuan Matematika,
I Made Candiasa. Pengaruh Sidoarjo: Jurnal Tidak
Startegi Pembelajaran Diterbitkan, 2013
Dan Gaya Kognitif
Terhadap Kemampuan Nasution, Berbagai
Memprogram Komputer. Pendekatan Dalam
Proses Belajar mengajar,
Ismanu, Hubungan antara Jakarta: Bumi Aksara,
Gaya kognitif dan Hasil 2006.
Belajar Matematika
Siswa Kelas V SD Oemar Hamalik, Kurikulum
Kecamatan Abepura dan dan Pembelajaran,
Sekitarnya di Daerah Jakarta: PT Bumi Aksara,
tingkat II Kabupaten 2014.
Jayapura, IKIP Malang:
Tesis Tidak Diterbitkan, Rina Agustina dan Nurul
1988. Farida, Proses Berpikir
Siswa SMA dalam
Kepner,MD dan Neimark,ED. Menyelesaikan Masalah
Test-retest Reliability and Matematika Ditinjau dari
Differensial Pattern of Tipe Kepribadian
Score Change on the Phlegmatis, UMM: ISSN
Group Embedded 2442-5419 Vol.4 No. 1,
Figured Test. Journal of 2015.

Copyright 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


DOI: 10.25217/jn.v1i1, Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437

110
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol 1, No 1, Juni 2017, Hal 93-112

Supami, Proses Berfikir Siswa


Ruseffendi, Pengantar kepada SLTP dalam
Guru Mengembangkan Menyelesaikan Soal-soal
Kompetensinya dalam Operasi Hitung Pecahan
Mengajar Matematika Bentuk Aljabar,
untuk Mengembangkan Surabaya: Pasca Sarjana
CBSA, Bandung: Tarsito, Unesa, 2000
1991.
Wowo Sunaryo Kuswana,
Rusman, Model-model Taksonomi berpikir,
Pemebelajaran Bandung: PT Remaja
Mengembangkan Rosdakarya, 2011.
Profesionalisme Guru,
Jakarta: PT Raja Yansen Marpaung, Proses
Grafindo Persada, 2011. Berfikir Siswa dalam
Pembentukan Konsep
Sudarman, Proses Berpikir Algoritma Matematis
Siswa Quitter Pada Pidato Dies Natatlis
Sekolah Menengah XXXI, Yogyakarta: Ikip
Pertama Dalam Sanata Darma, 1986.
Menyelesaikan Masalah Zainal Arifin, Evaluasi
Matematika, Universitas Pembelajara, Bandung:
Tudalako: tidak PT Remaja Rosdakarya,
diterbitkan, 2011. 2009.

Sumardi Suryabrata, Psikologi Zuhri D, Proses Berfikir Siswa


Pendidikan, Jakarta: PT Kelas II SMPN16
Raja Grafindo Persada, Pekanbaru dalam
2006. Menyelesaikan Soal
soal Perbandingan
Senilai dan Berbalik

Copyright 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


DOI: 10.25217/jn.v1i1, Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437

111
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol 1, No 1, Juni 2017, Hal 93-112

Nilai, Pascasarjana
MIPA, 2009.

Copyright 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


DOI: 10.25217/jn.v1i1, Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437

112
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol 1, No 1, Juni 2017, Hal 93-112

Copyright 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


DOI: 10.25217/jn.v1i1, Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437

113

You might also like