Professional Documents
Culture Documents
Analisis Efisiensi Pengelolaan Tempat Tidur Rumah Sakit Berdasarkan Grafik Barber Johnson Di Rs Pku Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2015
Analisis Efisiensi Pengelolaan Tempat Tidur Rumah Sakit Berdasarkan Grafik Barber Johnson Di Rs Pku Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2015
ABSTRACT
Background: Hospital Statistic can be applied as a measurement tool of service quality by the hospital and
as a concern for decision-making. Barber Johnson Graphic (BJG) can be used as an information source in
decision-making process. Barber Johnson indicators are BOR, LOS, TOI, BTO to measure beds utilization
efficiency. RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta has employed computerized Barber Johnson Graphic,
however, in 2015 the graphics did not indicate efficiency.
Objective: To analyze the efficiency of beds management based on BJG in RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta in 2015.
Methods: This study was descriptive qualitative with cross sectional approach.
Result: RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta has been using computerized system to collect and process
data of daily inpatient census, and to present hospital indicators with BJG. Based on BJG comparison
between wards, it showed that Arafah ward presented efficient area with the value of hospital indicators were
BOR= 76.14%, LOS= 5.02, TOI= 1,57, and BTO= 55,38. Whereas the least efficient area is showed by IMC
ward with the value of hospital indicators were BOR= 46.81%, LOS= 14.59, TOI=16.57, and BTO= 11,71.
Conclusion: Beds management in RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta has employed computerized
system. BJG showed that Arafah ward was the most efficient ward in bed management, and IMC is the least
efficient in bed management.
Sumber: Olah Data Hasil Dokumentasi BTO juga akan berdampak pada BOR dan
Mengenai Nilai Indikator Ruang IMC RS PKU TOI.(7)
Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2015
KESIMPULAN DAN SARAN
Nilai BOR ruang IMC Berada dibawah Kesimpulan
Stanndar. Yaitu hanya 46,8%. Menurut Pengumpulan data sensus harian rawat
penelitian Dwianto dan Lestari, semakin inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
rendah nilai BOR maka semakin sedikit menggunakan SIMRS, namun jumlah TT
tempat tidur yang digunakan pasien belum sesuai dengan kondisi saat ini dan TT
dibandingkan dengan tempat tidur yang telah Kamar Bayi dihitung TT tersedia. Pengolahan
(4)
tersedia. Dengan kata lain, penggunaan data SHRI di RS PKU Muhammadiyah
tempat tidur yang rendah menyebabkan Yogyakarta otomatis dari SIMRS dan
kesulitan pada aspek pendapatan ekonomi perhitungan indikator rumah sakit dengan
bagi pihak rumah sakit. mengikutsertakan kamar bayi maupun tanpa
Nilai LOS ruang IMC melebihi standar, yaitu kamar bayi menunjukkan nilai BOR tanpa
14,59 Hari. Menurut penelitian Indriani dan kamar bayi lebih tinggi walau sama-sama
Sugiarti, menyatakan bahwa dari aspek belum mencapai nilai ideal. Penyajian
medis semakin panjang lama dirawat, maka indikator efisiensi rumah sakit pada Grafik
bisa menunjukan kinerja kualitas medis yang Barber Johnson tahun 2015 baik dengan
kurang baik, sedangkan dari aspek ekonomi mengikutsertakan kamar bayi maupun tanpa
semakin panjang lama dirawat berarti kamar bayi menunjukkan bahwa pengelolaan
semakin tinggi biaya yang nantinya harus TT di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
dibayar pasien.(5) belum efisien, namun titik pertemuan
Nilai TOI ruang IMC melebihi standar, yaitu indikator RS lebih mendekati daerah efisien
16,57 Hari. Menurut Penelitian Lestari, jika jika TT bayi dipisah.
nilai TOI tinggi, kemungkinan disebabkan Perbandingan Efisiensi antar Ruang
karena organisasi yang kurang baik, Perawatan Berdasarkan Grafik Barber
kurangnya permintaan (deman) akan tempat Johnson di RS PKU Muhammadiyah
tidur atau kebutuhan tempat tidur darurat. Yogyakarta Tahun 2015. Berdasarkan Grafik
TOI yang tinggi dapat diturunkan dengan Barber Johnson ruang perawatan tahun
mengadakan perbaikan organisasi tanpa 2015, dari 12 ruang perawatan hanya 1
mempengaruhi LOS.(6) ruang perawatan yang berada pada daerah
Nilai BTO ruang IMC Berada dibawah efisien yaitu ruang Arafah. Sedangkan ruang
Standar, yaitu hanya 11,71 Kali. Menurut perawatan yang paling jauh dari daerah
penelitian Susilo dan Nopriadi, Rendahnya efisien adalah ruang IMC.
238
Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 3, Desember 2016