66 831 1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah

ISSN : 2338 - 4794


Vol. 4. No. 3 September 2016
.
ETIKA PENGGUNAAN KOMPUTER DI TEMPAT KERJA
(STUDI KASUS DI INDONESIA)

Dety Nurfadilah *)
Program Studi Manajemen UNKRIS
Alamat: Kampus UNKRIS, Jatiwaringin Jakarta Timur
Email : detynurfadilah@gmail.com

Abstract: This research seeks to understand the employee's perception as well as to investigate personal
characteristics which can influence the employee's attitude towards computer use ethics at the workplace. The
personal characteristics that are being discussed here are gender, job satisfaction, religious belief and position in
the organization. The research design involved the collection of in-depth and semi-structured interviews from six
people in the private sector and four people in the public sector. From the total of 10 respondents, there were five
males and five females. The result found that computer use ethics is important in the organization modern and
must be addressed by employers tactfully. Respondents also agreed that position in organization and religious
belief have the biggest impact in guiding and influence employees towards ethical computer usage at work.

Kata kunci: Etika bisnis, etika penggunaan komputer, kepercayaan agama, cyber slacking

PENDAHULUAN pendidikan, komputer telah membantu


proses pembelajaran menjadi lebih
Teknologi informasi didefiniskan interaktif dan memudahkan pelajar untuk
sebagai seperangkat alat yang dapat memahami pelajaran dengan lebih mudah.
membantu manusia untuk membuat, Di bidang kesehatan, komputer telah
mengubah, menyimpan, meng- digunakan untuk menolong nyawa
komunikasikan dan menyebarkan seseorang dengan cara mendiagonosa
informasi (Mc Keown, 2001). Sejak penyakit, membuat dan menemukan obat
penemuannya pada abad ke-12, yang tepat, mengambil gambar dan
perkembangan teknologi meningkat menganalisa organ tubuh manusia yang
semakin pesat. Salah satu jenis teknologi paling dalam. Di bidang pemerintahan,
yang sering dijumpai di perusahaan, komputer digunakan sebagai media untuk
sekolah, bahkan rumah tangga adalah menerima aspirasi dari masyarakat tanpa
komputer. Komputer merupakan sebuah adanya demonstrasi dan kekerasan, serta
alat hitung elektronik yang dirancang untuk membantu terlaksananya program-program
dapat menerima informasi digital secara pemerintah secara efektif dan efisien. Dari
cepat, memproses input, menyimpan input sudut pandang bisnis, teknologi komputer
sesuai dengan arahan/perintah, kemudian dapat mengurangi biaya bisnis,
menghasilkan output dalam bentuk meningkatkan produktivitas karyawan, dan
informasi (Robert H. Blissmer, 1984; Larry meningkatkan proses komunikasi lebih
Long & Nancy Long, 1996; Donald H. cepat dari sebelumnya. Dengan kata lain,
Sanderes, 1983). komputer telah memudahkan kerja dan
Komputer memiliki peranan yang memajukan kehidupan manusia dalam
sangat penting dalam kehidupan sehari- berbagai aspek.
hari. Jika dilihat dari sudut pandang
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah

Seiring dengan meningkatnya waktu di media sosial pada saat jam kerja
penggunaan komputer, banyak sekali adalah 90 menit per hari. Jika dikalikan
munculnya pelanggaran-pelanggaran yang kedalam setahun, ada 43 hari non-produktif
terjadi. Menurut Mohamed (2012), jumlah yang dilakukan karyawan. Menurut Rajah
karyawan yang melakukan penyalahgunaan dan Lim (2011), Cyberslacking
pada komputer meningkat setiap tahunnya. dikategorikan sebagai kegiatan
Menurut Karim et al., (2009), jenis-jenis penyalahgunaan komputer karena hal ini
penyalahgunaan yang sering terjadi adalah memberikan dampak yang sangat besar.
penipuan, plagiat karya/hak cipta orang Menurut O'Donnel (2008), sebuah
lain, pemalsuan, hacking, dan perusahaan yang memiliki 1.000 karyawan
cyberslacking. bisa kehilangan sampai 2.5m setahun
Menurut Brigjen Anton Toba, jumlah melalui penggunaan non - bisnis internet.
kasus kejahatan didunia maya yang terjadi Seiring dengan tingginya tingkat
di Indonesia adalah yang tertinggi di dunia. penyalahgunaan komputer di Indonesia,
Hal ini disebabkan oleh banyaknya hacker pemerintah mengeluarkan undang-undang
di Indonesia. Hacking merupakan kegiatan yang dapat melindungi individu dari pelaku
menerobos atau mengakses program kejahatan. Undang-undang Hak Cipta
komputer, kemudian mengambil/mencuri no.19 Tahun 2002 dibuat pemerintah RI
data milik orang lain/pihak lain. Data untuk melindungi hasil karya orang lain
statistik pada Panduan Bantuan Hukum dan menegakkan etika dalam penggunaan
Indonesia (PBHI) 2013 menunjukkan komputer. Namun, Barat (1995)
bahwa persentase hacking sekitar 30%, berpendapat bahwa tata tertib/aturan tidak
pencurian melalui bisnis online sekitar dapat mengubah sikap seseorang terhadap
40% dan pencemaran nama baik sekitar penggunaan komputer, bagaimanapun,
30%. Berdasarkan data dari security threat perusahaan harus fokus kepada pelatihan
(2015), ada sekitar 497 orang tersangka etika formal.
kasus kejahatan di dunia maya di Indonesia Beberapa penelitian telah dilakukan
dengan total kerugian mencapai Rp33,29 di bidang etika komputer, seperti Leonard
miliar dari tahun 2012 sampai dengan dan Cronan (2005) yang melakukan studi
2015. di kalangan mahasiswa di sebuah lembaga
Sedangkan Cyberslacking atau pendidikan tinggi di Amerika Serikat.
cyberloafing didefinisikan sebagai kegiatan Penelitian ini mengidentifikasi faktor-
menggunakan internet untuk keperluan faktor yang mempengaruhi perilaku etis
pribadi pada saat jam kerja. Griffiths dalam sistem informasi seperti lingkungan,
(2003) menyatakan bahwa 59% karyawan kepercayaan agama, karakteristik pribadi,
menggunakan internet untuk hal yang tidak lingkungan kerja, lingkungan bisnis,
berhubungan dengan tugas pekerjaan. kondisi hukum yang berlaku, dan gender.
Penelitian ini juga di dukung oleh Penelitian ini menemukan bahwa faktor
Greenfield & Davis (2002), Mills, Hu, yang mempengaruhi perilaku etis
Beldona dan Clay (2001) yang menyatakan dikalangan mahasiswa akan berbeda setiap
bahwa karyawan menghabiskan 2,5 3 periode dan faktor gender memiliki
jam per hari untuk keperluan pribadi. Ada pengaruh signifikan terhadap perilaku etis.
survei lain yang dilakukan di Semenanjung Penelitian lainnya dilakukan oleh Zuriani
Irlandia oleh Mohamed et al., (2012). et al. (2010) yang melakukan penelitian
Penelitian ini menyebutkan bahwa waktu dengan mengadopsi theory of planned
rata-rata karyawan Irlandia menghabiskan behavior untuk menginvestigasi faktor
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah

yang mempengaruhi perilaku etis karyawan yang tidak berperilaku etis dalam
penggunaan komputer di kalangan cyber menggunakan komputer.
caf di Malaysia. Penelitian ini Penelitian ini disusun dalam enam
menemukan bahwa pengaruh lingkungan bagian. Bagian pertama menjelaskan
dan pengalaman menggunakan komputer pendahuluan, bagian kedua menjelaskan
mempengaruhi perilaku etis. Penelitian landasan teori, bagian ketiga membahas
yang dilakukan oleh Karen et al. (1993) metodologi yang digunakan dalam
menjelaskan bahwa faktor yang penelitian ini, bagian keempat
mempengaruhi perilaku etis dikalangan mendiskusikan analisis dan pembahasan,
mahasiswa di United States dan Australia bagian kelima menjelaskan implikasi dan
berbeda. Norshidah et al. (2012) arah penelitian, dan bagian keenam berupa
menemukan bahwa posisi di tempat kerja kesimpulan dan saran.
dan keyakinan agama mempengaruhi
perilaku etis menggunakan komputer di LANDASAN TEORI
kalangan staf akademik.
Tujuan dari penelitian ini adalah Persepsi Terhadap Etika Penggunaan
untuk memahami persepsi karyawan Komputer
mengenai etika penggunaan komputer di Menurut (Gibson, 1993), persepsi
tempat kerja dan menginvestigasi sejauh didefinisikan sebagai proses menafsirkan
mana karakteristik pribadi seperti jenis lingkungan yang meliputi informasi objek,
kelamin, keyakinan agama, kepuasan kerja orang dan simbol yang melibatkan proses
dan posisi dalam hirarki organisasi dapat pengenalan (kognitif). Dengan kata lain,
mempengaruhi sikap etis karyawan dalam persepsi meliputi tindakan menerima,
penggunaan komputer. Penelitian ini mengorganisir, dan menafsirkan dengan
merupakan salah satu penelitian perintis di cara yang dapat mempengaruhi perilaku
bidang ini terutama di Indonesia. Dalam dan membentuk sikap. Setiap orang akan
pandangan itu, penelitian ini menggunakan memiliki persepsi yang berbeda sesuai
pendekatan kualitatif untuk menggali dengan tafsirannya meskipun melihat objek
pengetahuan lebih mendalam berkaitan yang sama.
dengan persepsi karyawan tentang etika Definisi etika telah dijelaskan oleh
menggunakan komputer. (Langford, 1995) bahwa etika mendorong
Hasil penelitian ini diharapkan individu untuk berpikir melalui sikap dan
dapat memberikan kontribusi, baik bagi keyakinan mereka, individu dapat
perusahaan maupun akademisi. Peneliti memutuskan terlebih dahulu apakah
berharap penelitian ini dapat digunakan pendapat mereka sesuai atau tidak,
sebagai bahan bacaan ilmiah untuk kemudian mereka harus siap untuk
mahasiswa maupun akademisi dan dapat menerima tanggung jawab penuh atas
mengembangkan kajian ilmu manajemen, tindakan mereka. Dengan kata lain, etika
khususnya mengenai etika dan etika bisnis. dapat disimpulkan sebagai
Peneliti juga berharap penelitian ini dapat aturan/norma/pedoman yang mengatur
bermanfaat bagi perusahaan, terutama perilaku manusia, baik yang harus
sebagai bahan informasi mengenai faktor dilakukan maupun yang harus ditinggalkan
yang mempengaruhi perilaku etis karyawan yang dianut oleh sekelompok/ segolongan
di tempat kerja, serta bahan pertimbangan manusia/ masyarakat/ profesi.
dalam mengambil keputusan terhadap Baase (2003) menjelaskan bahwa
etika penggunaan komputer dalam
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah

teknologi informasi (TI) telah dianggap merupakan faktor yang paling signifikan
sebagai salah satu isu utama yang dihadapi dalam mempengaruhi perilaku etis.
oleh para profesional IT. Hal ini dianggap Menurut Ford and Richarson (1994),
sama dengan kategori lain dari etika profesi pendidikan mengenai perilaku etis dalam
seperti etika profesi kedokteran dan menggunakan komputer sangat penting
akuntan, etika hukum, dan etika bisnis. untuk meningkatkan pemahaman
Definisi etika penggunaan komputer telah masyarakat akan dampak yang terjadi. Hal
dijelaskan oleh (Peterson, 2002) bahwa ini dapat dimulai dari lingkungan
bidang ini adalah studi bidang yang akademik, misalnya siswa. Jika akademisi
dinamis dan rumit yang meliputi fakta, menjelaskan tentang masalah perilaku etis
konsep, kebijakan dan nilai-nilai tentang penggunaan komputer, siswa akan
teknologi komputer yang meningkat pesat. memahami dan berhati-hati dalam
Menurut Floridi (2002), etika penggunaan mengambil tindakan dan keputusan dalam
komputer berasal dari keprihatinan praktis profesi mereka dikemudian hari. Sebuah
yang timbul sehubungan dengan dampak penelitian yang sama dari Aliyu et al.
teknologi informasi dan komunikasi di (2010) yang membahas pentingnya
masyarakat kontemporer. pelatihan etika penggunaan komputer
Di Indonesia, Sulianta (2007) untuk kesadaran siswa.
mengungkapkan bahwa etika penggunaan
komputer dapat di ukur melalui: (1) Gender
penggunaan komputer tidak merugikan Menurut (Fakih, 2001), konsep
pihak lain, (2) tidak mengakses file yang gender atau dikenal sebagai jenis kelamin
bukan haknya, (3) tidak menggunakan merupakan sifat yang melekat pada kaum
komputer untuk kejahatan, (4) tidak laki-laki maupun perempuan yang
menggunakan komputer untuk dikonstruksi secara sosial maupun kultural.
mengubah/memodifikasi data dengan Ciri khas perempuan adalah cantik, lemah
keterangan palsu, (5) tidak menduplikasi lembut, emosional atau keibuan, sementara
perangkat lunak, (6) tidak memanfaatkan laki-laki memiliki ciri khas berbeda yaitu
kekayaan intelektual orang lain, (7) makhluk yang kuat, rasional, dan jantan.
menggunakan komputer sesuai dengan Ciri-ciri tersebut dapat berubah seiring
keperluan, (8) mempertimbangkan dampak dengan perubahan waktu dan tempat.
terhadap lingkungan sosial, dan (9) Ada beberapa perbedaan pendapat
mempertimbangkan konsekuensi system mengenai hubungan antara gender dan
komputer yang dirancang. perilaku etis terhadap penggunaan
komputer. Menurut Wong (1985), rasio
Perilaku Etis Terhadap Penggunaan kejahatan terhadap teknologi antara pelaku
Komputer laki-laki dan pelaku perempuan adalah 4:1.
(Bommer, Gratto, Gravande, & Hal ini didasari oleh ciri khas laki-laki
Tuttle, 1987) menjelaskan bahwa ada yang tampak lebih berani daripada rekan-
beberapa faktor yang mempengaruhi rekan perempuan mereka. Baneerje, Jones,
pengambilan keputusan baik etis maupun dan Cronan (1996) mendukung pernyataan
tidak etis, yaitu dukungan pemerintah, tersebut dengan menjelaskan bahwa jenis
kebijakan hukum, lingkungan dan kelamin dapat mempengaruhi perilaku
karakteristik individu. Ford dan Richardson individu terhadap kejahatan teknologi
(1994) setuju bahwa karakteristik individu informasi seperti menyebarkan virus,
menduplikat pirant lunak secara illegal,
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah

mengakses file pribadi milik orang lain, dll. karakteristik yang lebih dewasa karena
Peneliti lain juga menemukan bahwa jenis telah menjalani beberapa pelatihan
kelamin secara signifikan berhubungan motivasi dan spiritual dan mempunyai
dengan etika (Kim, 2003; Leonard, 2004; tanggung jawab terhadap pekerjaan. Di sisi
Leonard, 2005; McCarthy, Halawi, & lain, siswa yang baru masuk ke lingkungan
Aronson, 2005; Dorantes, Hewitt, & Goles, kerja cenderung kurang etis dalam
2006; Haines, & Leonard, 2007; dan penggunaan komputer. Ini disebabkan
Akbulut, Uysal, Odabasi, & Kuzu, 2008). karena mereka tidak pernah melakukan
Di sisi lain, Loch & Conger (1996) kursus motivasi untuk memahami konsep
menyatakan bahwa ada perbedaan yang perilaku etis dan tidak etis di lingkungan
signifikan antara bagaimana laki-laki dan kerja, terutama penggunaan komputer.
perempuan berperilaku terhadap
penggunaan komputer. Pernyataan ini pun Kepuasan Karyawan
didukung oleh penelitian yang dilakukan Karyawan adalah aset paling penting
Kreie dan Cronan (1998) bahwa dalam organisasi. Jika tidak ada karyawan
perempuan dan laki-laki mempunyai yang kompeten dibidangnya, maka
persepsi yang berbeda terhadap perilaku organisasi tersebut akan sulit untuk
etis dan tidak etis. Chow dan Choi (2003) berkembang. Menurut (Nor, Norshidah, &
melalui penelitiannya terhadap 125 Ramlah, 2012), seorang karyawan akan
manajer di Cina menyatakan bahwa loyal terhadap perusahaannya jika dia
perilaku etis penggunaan komputer tidak merasa puas dengan pekerjaannya, begitu
berhubungan dengan gender. juga sebaliknya.
Menurut Robins (1999), kepuasan
Posisi Jabatan di Organisasi pada karyawan terjadi apabila mereka
Ada beberapa peneliti terdahulu yang merasa kebutuhannya sudah terpenuhi. Hal
menemukan bahwa pengalaman kerja ini terkait juga dengan tingkat kesukaan
berkaitan dengan perilaku etis di tempat dan ketidaksukaan mereka terhadap
kerja. Menurut (Kuzu, 2009), semakin pekerjaan. Ada beberapa hal yang dapat
tinggi tingkat profesionalisme seseorang meningkatkan kepuasan karyawan yaitu
dalam menggunakan komputer, maka akan organisasi mendukung pengembangan karir
semakin tinggi perilaku seseorang dalam (Ahmed dan Bakar, 2003; Lin dan Yang,
mematuhi aturan penggunaan komputer. 2002; Harris dan Bonn, 2001), lingkungan
Dawson (1997) juga menyatakan bahwa kerja yang sangat positif dan kondusif
semakin tinggi pengalaman kerja, semakin (Zuber, 2001; Alexander et al., 1994),
kecil permasalahan etika yang timbul. rendahnya tekanan dan stress pada
Menurut Cappel & Windsor (1998), pekerjaan (Giga dan Hoel, 2003; Kahn et
pekerja profesional dengan pengalaman al., 1964; Firth et al., 2004) dan jiwa
bertahun-tahun lebih sering menggunakan kepemimpinan yang baik dari atasan
penalaran moral dibandingkan karyawan (Markow dan Klenke, 2005; Milliman et
baru. al., 2003).
Hasil penelitian tersebut didukung Ada beberapa peneliti terdahulu yang
oleh Mohamed et al. (2012) melalui sudah membahas hubungan antara etos
penelitiannya terhadap 550 responden dan kerja dan kepuasan kerja, namun hasil
hasilnya menunjukkan bahwa perilaku staf penelitian akan berbeda untuk masing-
di universitas lebih etis daripada siswa. masing daerah. Menurut Lambert dan
Menurut penulis, staf universitas memiliki Hogan (2009), etos kerja memiliki dampak
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah

terbesar pada kepuasan kerja di mendalam dan semi struktur. Pertanyaan


Midwestern. Di sisi lain, Elkins (2007) wawancara semi terstruktur dikembangkan
menyatakan bahwa perusahaan manufaktur oleh penulis menggunakan pertanyaan
Jepang memiliki hubungan yang lemah terbuka. Marshall dan Rossman (1989)
antara etos kerja dan kepuasan kerja. merekomendasikan metode kualitatif
karena metode ini membantu peneliti untuk
Kepercayaan Agama mengajukan lebih banyak pertanyaan
Penelitian yang dilakukan oleh secara lebih rinci. Ezzy (2002) dan Lee
Cappel dan Windsor (1998) menemukan (1999) juga menyatakan bahwa peneliti
bahwa keyakinan agama memiliki dapat memanfaatkan metode kualitatif
hubungan yang signifikan dengan perilaku karena penelitian ini melibatkan perspektif
etis dalam menggunakan komputer. dan pemahaman yang berbeda dari setiap
Menurut Dorantes et al. (2006) keyakinan individu. Selain itu, metode kualitatif juga
agama mempengaruhi perilaku etis di membantu peneliti untuk mengidentifikasi
Amerika Serikat. Peneliti lain juga dan memahami hubungan yang kompleks
menemukan bahwa professional IT di (Lee, 1999; Rist, 1994). Dengan
Korea yang memiliki keyakinan agama mengajukan pertanyaan pribadi, peneliti
yang kuat, mereka lebih beretika daripada akan mendapatkan berbagai jawaban yang
rekan kerja mereka yang tidak mempunyai relevan dengan pertanyaan wawancara
agama (Kim, 2003). Namun, Chow dan (Patton, 2002; Silverman, 1993).
Choi (2003) tidak menemukan hubungan Pertanyaan terdiri dari bagian
signifikan antara keyakinan agama dan demografik dan dua masalah utama dengan
perilaku etis dalam penggunaan computer total keseluruhan 18 pertanyaan utama.
pada manajer IT di Hong Kong. Bagian pertama berisi pertanyaan mendasar
mengenai identitas responden seperti
METODE PENELITIAN gender, sektor pekerjaan, pengalaman
bekerja, posisi di organisasi, keyakinan
Populasi dan Sampling agama, umur, dll.
Populasi dalam penelitian ini adalah Bagian kedua fokus kepada
10 karyawan professional di Indonesia. pemahaman persepsi responden tentang
Responden tersebut terdiri dari lima laki- etika penggunaan komputer. Bagian ini
laki dan lima perempuan dengan mengadopsi penelitian dari Aliyu et al.
pengalaman kerja minimal dua tahun. (2010) yang menyatakan bahwa
Empat dari sepuluh responden bekerja di karyawan professional di bidang IT dan
perusahaan publik di wilayah Jakarta, mahasiswa di jurusan teknologi informasi
Bandung, dan Depok sedangkan enam lebih memahami etika penggunaan
responden lainnya bekerja di perusahaan komputer daripada karyawan
swasta di Jakarta, Bekasi, Jember, dan professional/mahasiswa di bidang lain,
Pangkal Pinang. Responden bekerja di tetapi mereka cenderung mengabaikan
divisi yang berbeda-beda yaitu divisi SDM, pengetahuan ini dan lebih memilih untuk
marketing, sales, keuangan dan audit. terlibat dalam kegiatan yang tidak etis dan
praktek illegal di internet.
Instrumen Penelitian Wawancara Bagian ketiga fokus kepada
Instrumen yang digunakan pada menyelidiki sejauh mana jenis kelamin,
penelitian ini merupakan wawancara yang posisi dalam organisasi, kepuasan
karyawan dan keyakinan agama
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah

mempengaruhi sikap karyawan tersebut


terhadap penggunaan komputer. Bagian ini Tabel 1 : Data Responden
mengadopsi penelitian terdahulu yang Jenis Sektor Keyakinan
Kode Kelamin Posisi di Organisasi Perusahaan Agama
dilakukan oleh Mansoor (2008) yang
R1 Perempuan Manajer keuangan Swasta Islam
menyatakan bahwa etika penggunaan R2 Laki-laki Kepala cabang Swasta Islam
komputer adalah bidang yang kompleks R3 Laki-laki Staf telemarketing Publik Islam
karena tidak didasari pada aturan yang R4 Laki-laki Staf operasional Swasta Islam
R5 Perempuan Staf Customer Service Publik Islam
solid dan mudah dipantau. Aliyu et al. R6 Perempuan Staf keuangan Publik Islam
(2010) pun menambahkan bahwa siswa R7 Laki-laki CEO Swasta Islam
R8 Perempuan Staf customer service Swasta Islam
laki-laki memiliki rekam perilaku etis yang R9 Perempuan Manajer Publik Islam
jauh lebih. Penelitian lain juga R10 Laki-laki Kepala manajer Swasta Islam
menyebutkan bahwa sikap umum
supervisor terhadap karyawan dapat
Tabel 1 berisi informasi mengenai
mempengaruhi perilaku etis di tempat
responden. Responden diwawancarai
kerja.
mengenai pentingnya etika penggunaan
komputer di tempat kerja, pendapat
Metode Pengumpulan Data
mengenai isu penyalahgunaan komputer
Penelitian ini menggunakan teknik
dan pengalaman yang pernah dihadapi,
wawancara dalam mengumpulkan data
serta solusi yang baik dalam menghadapi
yang dibutuhkan. Teknik wawancara
kasus penyalahgunaan.
adalah proses menanyakan pertanyaan
secara langsung kepada responden sambil
Persepsi terhadap etika penggunaan
bertatap muka dan menggunakan panduan
komputer
wawancara sebagai alat bantu dalam
R1 berpendapat bahwa etika dalam
menyampaikan pertanyaan (Nazir, 1998).
penggunaan komputer sangat penting pada
Pada penelitian ini, peneliti
era globalisasi. Responden juga
melakukan wawancara secara terpisah
menyatakan bahwa perusahaan menyadari
antar responden. Responden menentukan
dampak kerugian yang terjadi jika ada
tempat dan waktu. Peneliti menggunakan
penyimpangan. R1 mengatakan:
alat rekam. Data kemudian dikumpulkan
Etika komputer sangat penting. Jika
dan dianalisis untuk memperoleh hasil
perusahaan tidak membuat peraturan yang
yang relevan dan dapat menjawab
jelas mengenai apa yang boleh dan tidak
pertanyaan penelitian.
boleh dilakukan di tempat kerja, karyawan
akan berfikir bahwa mereka bebas
HASIL DAN PEMBAHASAN melakukan apa pun yang mereka inginkan.
PENELITIAN Mereka akan meluangkan lebih banyak
Bagian ini membahas hasil waktu dalam menggunakan internet untuk
wawancara kepada 10 karyawan kepentingan pribadi dan menunda-nunda
professional mengenai persepsi mereka pekerjaan, atau mengakses data penting
terhadap etika penggunaan komputer di perusahaan dan memodifikasikannya untuk
tempat kerja dan sejauh mana jenis kepentingan pribadi. Lalu jika ada pihak
kelamin, kepuasan kerja, posisi di yang dirugikan baik perdata maupun
organisasi, dan gender mempengaruhi perdana, siapa yang harus tanggungjawab?
perilaku etis dalam penggunaan komputer Pasti perusahaan yang paling banyak
di tempat kerja. dirugikan.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah

R2 berpendapat bahwa etika benar dan apa yang salah tidak. Mengukur
penggunaan komputer sangat penting tindakan yang benar dan salah pun sangat
karena mengukur perilaku etis ataupun susah karena perilaku etis tergantung
tidak akan semakin sulit seiring dengan dengan persepsi individu. Saya merasa ada
perkembangan teknologi. R2 mengatakan: perbedaan yang tipis antara perilaku etis
Semakin berkembangnya teknologi, dan tidak etis dalam menggunakan
semakin sulit untuk mengukur apa yang komputer.
salah dan benar karena komputer sudah R5 berpendapat bahwa karyawan
menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. menyadari tanggung jawab mereka dalam
Kami sudah terbiasa mengandalkan menggunakan aset perusahaan, terutama
komputer dalam mengerjakan tugas kerja. komputer dan dampak yang akan terjadi
Menurut pendapat saya, etika dalam jika mereka melakukan pelanggaran. R5
menggunakan komputer cukup dengan mengatakan: Sebagai customer service di
tidak menyalahgunakan komputer, merusak Bank, saya diijinkan untuk menggunakan
atau merugikan orang lain. komputer dan mengakses internet. Namun,
R3 berpendapat bahwa cyberslacking perusahaan memblokir beberapa website
bukan kasus kejahatan berat dan masih yang dianggap dapat menghambat
dapat diterima oleh atasan asalkan pekerjaan seperti facebook, youtube,
karyawan dapat menyelesaikan tugasnya twitter, dll. Menurut saya, etika dalam
tepat waktu. R3 mengatakan: Sekarang penggunaan komputer sangat penting pada
banyak perusahaan yang memberikan jaman sekarang. Jika perusahaan
laptop kepada karyawannya. Laptop ini memberikan kebebasan kepada karyawan,
dapat dibawa pulang kerumah dan tugas tidak akan selesai dengan cepat.
digunakan oleh karyawan untuk membuat Bekerja dibank menuntut karyawan untuk
presentasi ketika ada pertemuan dengan gerak cepat karena setiap transaksi
clients diluar kantor. Menurut saya, jika berurusan dengan kepentingan individu
karyawan ini menggunakan laptop untuk atau pihak lain. Jika karyawan hanya sibuk
hal yang tidak berhubungan dengan tugas dengan urusan pribadinya di jam kerja, itu
kantor tetapi dia tidak menggunakannya akan merugikan pihak lain.
pada jam kerja, ini tidak masalah. Jika R6 berpendapat bahwa meningkatnya
mereka melakukan cyberslacking pada jam cyberslacking bukan karena kurangnya
kerja pun, saya tidak keberatan, selama kesadaran karyawan, tetapi karena sulitnya
karyawan tersebut tidak merusak aset milik memisahkan urusan pekerjaan dari urusan
perusahaan dan menyelesaikan tugasnya pribadi. R6 mengatakan: Saya merasa
tepat waktu, hal ini masih dapat diterima. karyawan sudah terbiasa hidup
Tetapi jika ditemukan kasus kejahatan menggunakan internet. Saya mengerti
berat, kami akan langsung memecatnya. bahwa mereka membuka sosial media saat
R4 berpendapat bahwa perusahaan jam kerja karena mereka ingin melepaskan
tidak memberikan informasi yang jelas stres dan mengumpulkan energi baru,
mengenai etika penggunaan komputer. sehingga mereka lebih semangat dalam
Oleh karena itu, karyawan sangat sulit bekerja. Perusahaan ini juga memberikan
membedakan antara perilaku etis dan tidak waktu istirahat lebih banyak dibandingkan
etis. R4 mengatakan: Saya merasa etika perusahaan lainnya, yaitu 10 menit ketika
memang penting dalam setiap tindakan tea break di jam 10, 1 jam ketika makan
yang kita lakukan, tapi perusahaan kurang siang, dan 10 menit ketika afternoon tea
jelas dalam menginformasikan apa yang break di jam 3. Perusahaan membuat
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah

konsep demikian karena menganggap hal mengatakan: Wah, saya sering dengar
ini penting. Kalau karyawan merasa berita mengenai penipuan dan pemalsuan
nyaman dengan lingkungan kerja, mereka menggunakan komputer, tetapi sampai saat
akan menyelesaikan pekerjaan lebih baik. ini saya tidak pernah dengar karyawan saya
R7 berpendapat bahwa ada beberapa melakukan kejahatan seperti itu.
karyawan yang tidak memiliki kesadaran Sebenarnya saya tidak mengontrol
dan kepatuhan terhadap peraturan yang karyawan saya sangat ketat, asalkan
dibuat oleh perusahaan, meskipun mereka dapat menyelesaikan tugas kantor
perusahaan ini memiliki peraturan yang yang diberikan dengan cepat. Dapatkah
jelas dan menginformasikan hukuman yang Anda benar-benar memisahkan urusan
akan diterima si pelaku. R7 mengatakan : pekerjaan dan kehidupan pribadi, terutama
Saya sangat setuju dengan adanya pada komputer? Kedua-duanya memiliki
peraturan dalam menggunakan komputer. hubungan yang sangat erat dan tidak dapat
Di perusahaan saya, peraturan dibuat dipisahkan.
sangat ketat dan kami juga R9 berpendapat bahwa perusahaan
mengimplementasikan zero non-tolerance tidak perlu membuat peraturan mengenai
yang berarti karyawan tidak diperbolehkan penggunaan komputer karena akan
untuk membawa pendrive/USB, memberikan dampak negatif kepada
handphone, earphone, buku, pulpen, tas, karyawan. R9 mengatakan: Saya tidak
makanan atau apapun kedalam ruangan pernah mendengar kasus penyalahgunaan
kantor. Mereka diharuskan menyimpan komputer di tempat saya bekerja, seperti
barang-barang diloker yang telah merubah data, mengakses komputer
disediakan. Perusahaan kami memiliki atasan/pesaing, menipu, dll.. Menurut saya,
berjuta-juta data penting mengenai kartu mungkin ada satu atau dua hal, tetapi
kredit pelanggan dan informasi lainnya atasan pasti tidak akan memberitahukan
yang berhubungan dengan bisnis online. kejadian seperti ini kepada bawahannya
Jika kami tidak membuat peraturan seperti karena takut nanti akan disebarluaskan dan
ini, maka mereka akan bebas mengakses mempengaruhi citra perusahaan. Saya
data dan mungkin saja mereka akan menganggap perusahaan juga tidak perlu
menyebarkan atau memanipulasi data membuat peraturan yang terlalu ketat
tersebut. Namun, dulu ada dua karyawan karena akan mempengaruhi produktivitas
yang langsung saya pecat ketika ketahuan karyawan. Kami akan merasa bosan di
membawa handphone kedalam ruang kerja tempat kerja dan kreatifitas kita seperti
dan mencolokkannya ke komputer. Dalam dibatasi, sedangkan bekerja sebagai disain
pandangan saya, seketat apapun grafis memerlukan banyak ide yang bisa
perusahaan membuat peraturan, ternyata saja kami dapatkan dengan mengakses
masih ada saja karyawan yang melanggar. internet pada jam kerja.
Mereka seperti tidak takut dengan R10 berpendapat bahwa etika dalam
hukuman yang akan diterima. penggunaan komputer memang sangat
R8 berpendapat bahwa mengakses penting terutama banyaknya kasus
internet untuk kepentingan pribadi selama kejahatan yang terjadi di Indonesia. Kita
jam kerja masih dapat diterima dan tidak hidup di jaman dimana teknologi bergerak
dikategorikan perilaku tidak etis terhadap cepat dari waktu ke waktu. Kita harus
penggunaan komputer selama dia tidak mengerti cara menggunakan komputer. Ini
merusak aset perusahaan dan dapat bukan tentang bagaimana menghidupkan
menyelesaikan tugasnya dengan cepat. R8 komputer, tetapi ini lebih kepada menjaga
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah

perilaku kita dari tindakan yang dapat Hasil ini didukung oleh penelitian
merugikan pihak lain. Saat ini banyak terdahulu yang menyatakan tidak ada
sekali terdengar kasus kejahatan dunia perbedaan antara laki-laki dan perempuan
maya menggunakan alat komputer dan terhadap perilaku etis, baik etika bisnis,
internet, seperti pemalsuan e-ktp, etika penggunaan komputer, etika akuntan,
memalsukan data perusahaan atau korupsi, dll (Loch & Conger, 1996; Pearson, 1997;
mengakses kartu kredit orang lain, Kreie dan Cronan, 1998; Chow dan Choi,
membajak komputer pesaing, dll. Oleh 2003; Moores and Chang, 2006; McCabe
karena itu, perusahaan memang harus et al., 2006; Norshidah et al., 2012).
membuat aturan dalam penggunaan Tujuh responden percaya bahwa
komputer. posisi jabatan dalam organisasi dapat
Berdasarkan hasil wawancara mempengaruhi sikap mereka. Hasil
responden, penelitian ini mendukung penelitian ini didukung oleh penelitian
penelitian yang dilakukan oleh Langford terdahulu yang menyatakan bahwa
(1995) yang menyatakan bahwa etika seseorang yang memiliki jabatan lebih
merupakan bidang ilmu yang solid dan tinggi berarti memiliki kekuasan lebih
kompleks. Setiap individu memiliki besar (Paradice, 1990; Loe et al., 2000;
persepsi yang berbeda tentang apa yang Minnet et al., 2009). R3 mengatakan:
baik dan apa yang salah. Dalam kasus etika Seseorang yang memiliki jabatan lebih
penggunaan komputer di tempat kerja, tinggi, maka dia memiliki kekuasaan yang
mayoritas responden setuju bahwa etika lebih besar. Dalam artian, pekerjaan
penggunaan komputer sangat penting mereka tidak akan ditanya karena mereka
dalam organisasi modern. Seluruh sudah dipercayai dan mereka memiliki
responden tampaknya lebih familiar kesempatan lebih besar dalam mengubah
dengan kegiatan cyber slacking data. Oleh karena itu, kebanyakan kasus
dibandingkan kegiatan pelanggaran korupsi terjadi pada pimpinan atas.
lainnya. Mereka paham bahwa perilaku etis Empat dari responden percaya bahwa
dalam penggunaan komputer di tempat keyakinan agama dapat mempengaruhi
kerja berarti karyawan tidak melakukan sikap mereka dalam menggunakan
kegiatan selain apa yang dibutuhkan komputer. Hasil ini didukung oleh
pekerjaan, tidak merusak sumber daya penelitian Dawson (1996); Cappel dan
(piranti lunak, komputer dan data) dengan Windsor (1998); Kim (2003); Dorantes et
cara apapun. Enam dari sepuluh responden al. (2006); Kamil (2014). R4 berpendapat:
setuju bahwa perusahaan harus menetapkan Seseorang yang memiliki keyakinan agama
aturan dan peraturan yang berkaitan yang kuat biasanya punya kesadaran lebih
dengan penggunaan komputer sebagai tinggi untuk bersikap etis karena
pedoman dan panduan dalam mengambil menganggap segala perbuatan yang
keputusan. dilakukan adalah ibadah dan jika
melakukan perbuatan yang tidak etis,
Faktor yang mempengaruhi perilaku mereka akan menganggap bahwa pekerjaan
etis dalam penggunaan komputer di mereka tidak akan berkah.
tempat kerja. Namun, responden lain menyatakan
Semua responden berpendapat bahwa bahwa individu yang memiliki ritualitas
gender tidak berperan penting dalam keagamaan rendah bukan berarti mereka
mempengaruhi perilaku etis seorang memiliki perilaku tidak etis dalam
karyawan dalam menggunakan komputer. menggunakan komputer, begitu juga
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah

sebaliknya. Sebagai tambahan, beberapa Salah satu responden yang sudah


responden juga menyatakan bahwa bekerja lebih dari 30 tahun berpendapat:
perilaku etis atau tidak etis dipengaruhi Di perusahaan saya, kita selalu
oleh karakteristik pribadi dan kepuasan, mengadakan training atau edukasi, dan
serta komitmen mereka terhadap salah satu topik yang didiskusikan adalah
perusahaan. Asosiasi diferensial penggunaan komputer secara efektif.
kemungkinan telah memainkan peran lebih Tujuannya untuk mencegah terjadinya
besar dalam membentuk sikap dan perilaku pelanggaran dan mendeteksi perilaku
karyawan. kriminal. Kami juga selalu menjelaskan
R7 menambahkan: Ketika seseorang kebudayaan organisasi kami supaya
telah bekerja disebuah perusahaan begitu mereka mengerti ekspektasi yang kami
lama dan berbaur dengan kelompok yang harapkan dan hal apa saja yang akan kami
sama, maka perilaku yang tidak etis akan berikan untuk meningkatkan kepuasan
menjadi hal yang biasa dan dianggap etis, karyawan. Kami juga mengajak karyawan
contohnya adalah cyberslacking atau untuk berani melaporkan segala bentuk
membajak aplikasi yang diperlukan dalam penyalahgunaan ke departemen legal
mengerjakan tugas kerja. secepatnya.
Responden lain membuat pernyataan Selain itu, beberapa responden
yang menarik berkaitan dengan perilaku mengatakan bahwa metode yang dapat
kerja. Dia menyebutkan bahwa ketika digunakan adalah memblokir situs-situs
sebuah organisasi menetapkan peraturan yang dapat mengurangi produktivitas
yang sangat ketat dan mengabaikan karyawan seperti Facebook, Twitter,
kepuasan karyawan, beberapa karyawan YouTube, media sosial lainnya, dan email
mungkin berperilaku tidak etis terhadap pribadi, kecuali akun email perusahaan.
perusahaan, salah satunya dengan cara Menurut responden, hal ini akan
melakukan penyalahgunaan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi
menggunakan komputer. karyawan di tempat kerja.
Dalam hal mitigasi beberapa sikap Dalam hal menetapkan kebijakan
negatif karyawan terhadap penyalahgunaan yang ketat untuk mengurangi
komputer, beberapa responden menyatakan penyalahgunaan komputer, beberapa
bahwa perusahaan harus menetapkan responden tampaknya tidak setuju dengan
kebijakan yang jelas tentang etika hal ini. Responden menyatakan bahwa
komputer atau keamanan informasi dan regulasi yang ketat tidak membawa
dapat diterima oleh semua pihak. Sehingga kebaikan bagi organisasi.
karyawan dapat memiliki pemahaman yang R10 mengatakan: Perilaku etis tidak
jelas dan tidak ambigu tentang apa yang bisa di paksakan; Anggapan tersebut
harus dilakukan dan apa yang tidak harus tampaknya menyarankan bahwa karyawan
dilakukan. Karyawan juga harus disediakan baru-baru ini pada umumnya mendukung
sarana dan prasarana untuk menyuarakan orientasi nilai-nilai kepatuhan atau
keprihatinan dan harapan mereka kepada orientasi hukum dalam membentuk
perusahaan dalam rangka meningkatkan perilaku karyawan di tempat kerja. Dengan
koeksistensi bersama dan lingkungan yang orientasi nilai-nilai, sebuah organisasi
nyaman di tempat kerja. Responden juga memusatkan usahanya dalam membentuk
menyarankan untuk memberikan pelatihan budaya organisasi dan meningkatkan
etika secara periodik kepada seluruh kinerja karyawan melalui pelatihan.
karyawan. Perusahaan pun memberikan perhatian dan
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah

empati kepada karyawan, sehingga Pada saat yang sama, beberapa


karyawan memiliki pemahaman yang responden menyatakan bahwa berperilaku
mendalam tentang kegiatan perusahaan dan etis atau tidak etis dalam menggunakan
perusahaan pun dapat memahami hal-hal komputer bukanlah hal yang mudah.
yang meningkatkan kepuasan kerja Mereka mengatakan bahwa jika perbuatan
karyawannya. Cara seperti ini lebih disukai itu tidak mempengaruhi sumber daya
oleh karyawan dan dapat meningkatkan perusahaan, itu dianggap etis, seperti
perilaku etis di tempat kerja tanpa harus contoh menyimpan data pribadi pada
ada pemaksaan atau hukuman. komputer perusahaan dan menggunakan
laptop perusahaan di rumah untuk
KESIMPULAN DAN SARAN melakukan hal-hal pribadi. Namun,
perhatian utama bagi perusahaan adalah
Kesimpulan ketika karyawan diberi tugas, mereka dapat
Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan dengan baik dan cepat. Jika
memahami persepsi karyawan mengenai mereka gagal untuk menyelesaikannya
etika penggunaan komputer di tempat kerja karena lebih banyak menggunakan waktu
dan menginvestigasi sejauh mana kerja untuk urusan pribadi selama jam
karakteristik pribadi seperti gender atau kerja dianggap tidak etis. Dalam hal ini,
jenis kelamin, keyakinan agama, kepuasan perusahaan menganggap bahwa peraturan
karyawan dan posisi dalam hirarki yang ketat tidak diperlukan dikarenakan
organisasi dapat mempengaruhi sikap etis peraturan ketat dengan menggunakan
karyawan dalam penggunaan komputer. paksaan dan hukuman lebih
Sebagian besar responden setuju berkemungkinan menyebabkan karyawan
bahwa etika dalam menggunakan komputer berperilaku tidak etis. Karyawan akan
sangat penting. Responden pun setuju menganggap bahwa perusahaan tidak
bahwa mereka harus berhati-hati dalam percaya dan tidak memberikan ruang
menggunakan komputer perusahaan karena dalam meningkatkan kreativitas dan
ada perbedaan tipis antara perilaku etis dan produktivitas.
tidak etis, seperti mengakses internet untuk Dalam upaya untuk memberikan
kepentingan pribadi pada saat jam kerja, jawaban atas pertanyaan penelitian yang
mengakses database perusahaan atau kedua, mengenai sejauh mana gender,
pesaing, membajak atau mengunduh posisi jabatan dalam hirarki organisasi,
aplikasi, video, lagu yang diperlukan untuk kepuasan karyawan dan keyakinan agama
pekerjaan secara illegal. Meskipun dalam mempengaruhi sikap terhadap etika
sebagian besar dari kasus-kasus ini komputer, sebagian besar responden setuju
mungkin tidak terjadi dalam satu organisasi bahwa posisi jabatan dalam hirarki
pada saat yang sama atau pada tingkat yang organisasi dan keyakinan agama
sama, namun, responden menyadari bahwa memainkan peran yang lebih besar dalam
perilaku etis terhadap penggunaan mempengaruhi etika komputer. Namun,
komputer sangat penting. Dengan gender bukanlah penentu utama sebagai
demikian, perusahaan besar biasanya faktor yang mempengaruhi perilaku etis
menerapkan langkah-langkah pencegahan karyawan dalam menggunakan komputer
dengan menerapkan aturan dan peraturan di tempat kerja. Faktor lain yang
yang ketat yang harus diikuti oleh menentukan perilaku etis dalam
karyawan. menggunakan komputer adalah kesadaran,
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah

karakteristik pribadi, dan loyalitas kepada Chow, W.S. and Choi, K.Y. (2003).
perusahaan. Identifying managers who need
ethics training in using IT at work.
Saran Behavior & Information Technology,
Ada beberapa saran dalam mengatasi 22 (2), 117-25.
isu ini yaitu pelatihan atau training, Clark, J.W. and Dawson, L.E. (1996).
pemblokiran situs yang tidak pantas, Personal religiousness and ethical
pemantauan aktivitas komputer dan lain- judgements: an empirical analysis.
lain. Di sisi lain, beberapa responden Journal of Business Ethics, 15 (3),
menyatakan bahwa kebijakan umum sudah 1359-72.
cukup diberikan kepada karyawan dalam Conger, S. and Loch, K.D. (1995). Ethics
meningkatkan perilaku etis. and computer use. Communications
of the ACM, 38 (12), 30-2.
DAFTAR PUSTAKA Dawson, L.M. (1997). Ethical differences
between men and women in the sales
Akbulut, Y., Uysal, O., Odabasi, H.F. and profession. Journal of Business
Kuzu, A. (2008). Influence of gender, Ethics, 16 (11), 1143-52.
program of study and PC experience Dorantes, C.A., Hewitt, B. and Goles, T.
on unethical computer using (2006). Ethical decision-making in an
behaviors of Turkish undergraduate. IT context: the roles of personal
Computers & Education , 51 (2), 1-8. moral philosophies and moral
Aliyu, Mansur; Abdallah, Nahel A.O; intensity. Proceedings of the 39th
Lasisi, Nojeem A; Diyar, Dahir; Hawaii International Conference on
Zeki, Ahmed M;. (2010). Computer Systems Sciences, 1-10.
Security and Ethics awareness among Ecommerce (n.d). Computer ethics-
IIUM Students: An Empirical Study. computer ethics in the workplace,
Journal of Information Technology , privacy, computer ethics as
1 (4), 265-269. education. Retrieved 20 November
Baneerje, D., Jones, T.W. and Cronan, T.P. 2013, from
(1996). The association of http://ecommerce.hostip.info/pages/2
demographic variables and ethical 46/Computer-Ethics.html
behavior of information system Floridi, L and Sanders, J.W. (2002).
personnel. Industrial Management & Mapping the foundationalist debate
Data Systems, 96 (3), 3-10. in computer ethics. Ethics and
Bommer, M., Gratto, C., Gravande, J. and Information Technology, 4 (1), 1-9.
Tuttle, M. (1987). A behavior model Ford, R.C. and Richardson, W.D. (1994).
of ethical and. Journal of Business Ethical decision making: a review of
Ethic , 6 (4), 265-80. the empirical. Journal of Business
Cappel, J.J. and Windsor, J.C. (1998). A Ethics, 13 (3), pp. 205-21.
comparative investigation of ethical Gibson. (1993). Organisasi: Perilaku,
decision making information systems Struktur, Proses. Terjemahan Nunuk
professionals versus students. The Andriani. Jakarta: Binarupa Aksara.
Database for Advances in Greeneld, D. N., & Davis, R. A. (2002).
Information Systems , 29 (2), 20-34. Lost in cyberspace: The web @
work. CyberPsychology and
Behavior, 5, 347353.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah

Greengard, S. (2002). The high cost of Loch, K.D. and Conger, S. (1996).
cyberslacking. Workforce, 12, 2224 Evaluating ethical decision making
Griths, M. (2003). Internet abuse in the and computer use. Communications
workplace: Issues and concerns for of the ACM, 39 (7), 74-83.
employers and employment Loe, T.W., Ferrell, L. & Mansfield, P.
counselors. Journal of Employment Journal of Business Ethics (2000)
Counseling, 40, 8796. 25:185.doi:10.1023/A:1006083612
Haines, R. and Leonard, L.N.K. (2007). 239
Individual characteristics and ethical Paradice, D.B. (1990), Ethical attitudes of
decision-making in an IT context. entry-level MIS personnel,
Industrial Management & Data Information & Management, 18 (3),
Systems, 107 (1), 5-20. pp. 143-51.
Karen A. Forcht, Robert G. Pierce, M.A. and Henry, J.W. (2000),
Brookshire, Scott P. Stevens, Rodney Judgements about computer ethics:
Clarke, (1993) "Computer Ethics of do individual, coworker and
University Students: An International company judgements differ? Do
Exploratory Study", Information company codes make a difference?,
Management & Computer Security, 1 Journal of Business Ethics, 28 (4),
(5). pp. 307-22.
Karim, N.S.A., Zamzuri, N.H.A. and McCarthy, R.V., Halawi, L. and Aronson,
Mohamad, Y.N. (2009). Exploring J.E. (2005). Information technology
the Relationship between Exploring ethics: a research framework. Issues
the Relationship between. Computers in Information Systems , VI (2), 64-8.
& Education, 53 (1), 86-93. McCabe, A.C., Ingram, R. & Dato-on,
Kim, K. (2003). A study of the conduct of M.C.J Business Ethics (2006) 64:
Korean IT participants in ethical 101. doi:10.1007/s10551-005-3327-
decision-making. Lecture Notes in x
Computer Science, 64-74. Mills, J. E., Hu, B., Beldona, S., & Clay, J.
Kreie, J. and Cronan, T.P. (1998). How (2001). Cyberslacking! A liability
men and women view ethics. issue for wired workplaces. Cornell
Communications of the ACM, 41 (9), Hotel and Restaurant Administration
70-6. Quarterly, 42, 3447.
Langford, D. (1995). Practical Computer Minet, D., Ruhi, H.Y. & Denizci, B.
Ethics, London: McGraw Hill. (2009). Leadership styles and ethical
Leonard, L. a. (2005). Attitude decision-making in hospitality
toward ethical behavior in computer management. International Journal
use: a shifting model. Industrial of Hospitality Management, 28(4),
Management & Data Systems, 105 486-493.
(9), 1150-71. Mohamed, N., Abdul Karim, N. S., &
Leonard, L. C. (2004). What influences IT Hussein, R. (2012). computer use
ethical behavior intentions planned ethics among university students and
behavior, reasoned action, perceived staffs. The influence of gender,
importance, individual religious work value and
characteristics?. Information and organization level, 29 (5), 328-343.
Management, 42 (1), 143-58. Moores, T.T. and Chang, J. (2006). Ethical
decision making in software piracy:
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah

initial development Ethical decision


making in software piracy: initial
development. MIS Quarterly, 30
(10), 167-80.
Moor, J.H. (1985), What is computer
ethics?, Metaphilosophy, 16 (4), pp.
266-75.
O'Donnel, B. (2008). Inappropriate
computer use: is your workplace
protected? accountancy ireland , 56-8
Pearson, J.M., Crosby, L. and Shim, J.P.
(1997). Measuring the importance of
ethical behavior criteria.
Communications of the ACM, 40 (9),
94-100.
Peterson, D. (2002). Computer ethics: the
influence of guidelines and universal
moral beliefs. Information
Technology and People, 15 (4), 346-
61.
Peterson, D.K. (2002). Computer ethics:
the influence of guidelines and
universal moral beliefs. Information
Technology and People, 15 (4), 346-
61.
Walgito. (1997). Pengantar Psikologi
Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
Wong, K. (1985). Computer crime-risk
management and computer security.
Computers and Security, 4 (4), 287-
95.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk


memahami persepsi karyawan terhadap
etika penggunaan komputer dan
menginvestigasi sejauh mana karakteristik
pribadi dapat mempengaruhi perilaku etis
dalam menggunakan komputer di tempat
kerja. Karakteristik pribadi yang dianalisa
adalah gender, kepuasan dalam pekerjaan,
kepercayaan agama, dan posisi di
organisasi. Penelitian ini di disain
menggunakan metode kualitatif berupa
wawancara semi ter-struktur dan mendalam
yang melibatkan enam karyawan di sektor
swasta dan empat karyawan di sektor
publik. Hasil penelitian menunjukan bahwa
etika penggunaan komputer sangat penting
dalam organisasi modern dan harus
ditangani secara bijak oleh organisasi.
Responden juga setuju bahwa posisi dalam
organisasi dan keyakinan agama memiliki
dampak terbesar dalam mempengaruhi dan
membimbing karyawan terhadap
penggunaan komputer yang etis di tempat
kerja.

You might also like