Professional Documents
Culture Documents
66 831 1 PB
66 831 1 PB
66 831 1 PB
Dety Nurfadilah *)
Program Studi Manajemen UNKRIS
Alamat: Kampus UNKRIS, Jatiwaringin Jakarta Timur
Email : detynurfadilah@gmail.com
Abstract: This research seeks to understand the employee's perception as well as to investigate personal
characteristics which can influence the employee's attitude towards computer use ethics at the workplace. The
personal characteristics that are being discussed here are gender, job satisfaction, religious belief and position in
the organization. The research design involved the collection of in-depth and semi-structured interviews from six
people in the private sector and four people in the public sector. From the total of 10 respondents, there were five
males and five females. The result found that computer use ethics is important in the organization modern and
must be addressed by employers tactfully. Respondents also agreed that position in organization and religious
belief have the biggest impact in guiding and influence employees towards ethical computer usage at work.
Kata kunci: Etika bisnis, etika penggunaan komputer, kepercayaan agama, cyber slacking
Seiring dengan meningkatnya waktu di media sosial pada saat jam kerja
penggunaan komputer, banyak sekali adalah 90 menit per hari. Jika dikalikan
munculnya pelanggaran-pelanggaran yang kedalam setahun, ada 43 hari non-produktif
terjadi. Menurut Mohamed (2012), jumlah yang dilakukan karyawan. Menurut Rajah
karyawan yang melakukan penyalahgunaan dan Lim (2011), Cyberslacking
pada komputer meningkat setiap tahunnya. dikategorikan sebagai kegiatan
Menurut Karim et al., (2009), jenis-jenis penyalahgunaan komputer karena hal ini
penyalahgunaan yang sering terjadi adalah memberikan dampak yang sangat besar.
penipuan, plagiat karya/hak cipta orang Menurut O'Donnel (2008), sebuah
lain, pemalsuan, hacking, dan perusahaan yang memiliki 1.000 karyawan
cyberslacking. bisa kehilangan sampai 2.5m setahun
Menurut Brigjen Anton Toba, jumlah melalui penggunaan non - bisnis internet.
kasus kejahatan didunia maya yang terjadi Seiring dengan tingginya tingkat
di Indonesia adalah yang tertinggi di dunia. penyalahgunaan komputer di Indonesia,
Hal ini disebabkan oleh banyaknya hacker pemerintah mengeluarkan undang-undang
di Indonesia. Hacking merupakan kegiatan yang dapat melindungi individu dari pelaku
menerobos atau mengakses program kejahatan. Undang-undang Hak Cipta
komputer, kemudian mengambil/mencuri no.19 Tahun 2002 dibuat pemerintah RI
data milik orang lain/pihak lain. Data untuk melindungi hasil karya orang lain
statistik pada Panduan Bantuan Hukum dan menegakkan etika dalam penggunaan
Indonesia (PBHI) 2013 menunjukkan komputer. Namun, Barat (1995)
bahwa persentase hacking sekitar 30%, berpendapat bahwa tata tertib/aturan tidak
pencurian melalui bisnis online sekitar dapat mengubah sikap seseorang terhadap
40% dan pencemaran nama baik sekitar penggunaan komputer, bagaimanapun,
30%. Berdasarkan data dari security threat perusahaan harus fokus kepada pelatihan
(2015), ada sekitar 497 orang tersangka etika formal.
kasus kejahatan di dunia maya di Indonesia Beberapa penelitian telah dilakukan
dengan total kerugian mencapai Rp33,29 di bidang etika komputer, seperti Leonard
miliar dari tahun 2012 sampai dengan dan Cronan (2005) yang melakukan studi
2015. di kalangan mahasiswa di sebuah lembaga
Sedangkan Cyberslacking atau pendidikan tinggi di Amerika Serikat.
cyberloafing didefinisikan sebagai kegiatan Penelitian ini mengidentifikasi faktor-
menggunakan internet untuk keperluan faktor yang mempengaruhi perilaku etis
pribadi pada saat jam kerja. Griffiths dalam sistem informasi seperti lingkungan,
(2003) menyatakan bahwa 59% karyawan kepercayaan agama, karakteristik pribadi,
menggunakan internet untuk hal yang tidak lingkungan kerja, lingkungan bisnis,
berhubungan dengan tugas pekerjaan. kondisi hukum yang berlaku, dan gender.
Penelitian ini juga di dukung oleh Penelitian ini menemukan bahwa faktor
Greenfield & Davis (2002), Mills, Hu, yang mempengaruhi perilaku etis
Beldona dan Clay (2001) yang menyatakan dikalangan mahasiswa akan berbeda setiap
bahwa karyawan menghabiskan 2,5 3 periode dan faktor gender memiliki
jam per hari untuk keperluan pribadi. Ada pengaruh signifikan terhadap perilaku etis.
survei lain yang dilakukan di Semenanjung Penelitian lainnya dilakukan oleh Zuriani
Irlandia oleh Mohamed et al., (2012). et al. (2010) yang melakukan penelitian
Penelitian ini menyebutkan bahwa waktu dengan mengadopsi theory of planned
rata-rata karyawan Irlandia menghabiskan behavior untuk menginvestigasi faktor
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah
yang mempengaruhi perilaku etis karyawan yang tidak berperilaku etis dalam
penggunaan komputer di kalangan cyber menggunakan komputer.
caf di Malaysia. Penelitian ini Penelitian ini disusun dalam enam
menemukan bahwa pengaruh lingkungan bagian. Bagian pertama menjelaskan
dan pengalaman menggunakan komputer pendahuluan, bagian kedua menjelaskan
mempengaruhi perilaku etis. Penelitian landasan teori, bagian ketiga membahas
yang dilakukan oleh Karen et al. (1993) metodologi yang digunakan dalam
menjelaskan bahwa faktor yang penelitian ini, bagian keempat
mempengaruhi perilaku etis dikalangan mendiskusikan analisis dan pembahasan,
mahasiswa di United States dan Australia bagian kelima menjelaskan implikasi dan
berbeda. Norshidah et al. (2012) arah penelitian, dan bagian keenam berupa
menemukan bahwa posisi di tempat kerja kesimpulan dan saran.
dan keyakinan agama mempengaruhi
perilaku etis menggunakan komputer di LANDASAN TEORI
kalangan staf akademik.
Tujuan dari penelitian ini adalah Persepsi Terhadap Etika Penggunaan
untuk memahami persepsi karyawan Komputer
mengenai etika penggunaan komputer di Menurut (Gibson, 1993), persepsi
tempat kerja dan menginvestigasi sejauh didefinisikan sebagai proses menafsirkan
mana karakteristik pribadi seperti jenis lingkungan yang meliputi informasi objek,
kelamin, keyakinan agama, kepuasan kerja orang dan simbol yang melibatkan proses
dan posisi dalam hirarki organisasi dapat pengenalan (kognitif). Dengan kata lain,
mempengaruhi sikap etis karyawan dalam persepsi meliputi tindakan menerima,
penggunaan komputer. Penelitian ini mengorganisir, dan menafsirkan dengan
merupakan salah satu penelitian perintis di cara yang dapat mempengaruhi perilaku
bidang ini terutama di Indonesia. Dalam dan membentuk sikap. Setiap orang akan
pandangan itu, penelitian ini menggunakan memiliki persepsi yang berbeda sesuai
pendekatan kualitatif untuk menggali dengan tafsirannya meskipun melihat objek
pengetahuan lebih mendalam berkaitan yang sama.
dengan persepsi karyawan tentang etika Definisi etika telah dijelaskan oleh
menggunakan komputer. (Langford, 1995) bahwa etika mendorong
Hasil penelitian ini diharapkan individu untuk berpikir melalui sikap dan
dapat memberikan kontribusi, baik bagi keyakinan mereka, individu dapat
perusahaan maupun akademisi. Peneliti memutuskan terlebih dahulu apakah
berharap penelitian ini dapat digunakan pendapat mereka sesuai atau tidak,
sebagai bahan bacaan ilmiah untuk kemudian mereka harus siap untuk
mahasiswa maupun akademisi dan dapat menerima tanggung jawab penuh atas
mengembangkan kajian ilmu manajemen, tindakan mereka. Dengan kata lain, etika
khususnya mengenai etika dan etika bisnis. dapat disimpulkan sebagai
Peneliti juga berharap penelitian ini dapat aturan/norma/pedoman yang mengatur
bermanfaat bagi perusahaan, terutama perilaku manusia, baik yang harus
sebagai bahan informasi mengenai faktor dilakukan maupun yang harus ditinggalkan
yang mempengaruhi perilaku etis karyawan yang dianut oleh sekelompok/ segolongan
di tempat kerja, serta bahan pertimbangan manusia/ masyarakat/ profesi.
dalam mengambil keputusan terhadap Baase (2003) menjelaskan bahwa
etika penggunaan komputer dalam
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah
teknologi informasi (TI) telah dianggap merupakan faktor yang paling signifikan
sebagai salah satu isu utama yang dihadapi dalam mempengaruhi perilaku etis.
oleh para profesional IT. Hal ini dianggap Menurut Ford and Richarson (1994),
sama dengan kategori lain dari etika profesi pendidikan mengenai perilaku etis dalam
seperti etika profesi kedokteran dan menggunakan komputer sangat penting
akuntan, etika hukum, dan etika bisnis. untuk meningkatkan pemahaman
Definisi etika penggunaan komputer telah masyarakat akan dampak yang terjadi. Hal
dijelaskan oleh (Peterson, 2002) bahwa ini dapat dimulai dari lingkungan
bidang ini adalah studi bidang yang akademik, misalnya siswa. Jika akademisi
dinamis dan rumit yang meliputi fakta, menjelaskan tentang masalah perilaku etis
konsep, kebijakan dan nilai-nilai tentang penggunaan komputer, siswa akan
teknologi komputer yang meningkat pesat. memahami dan berhati-hati dalam
Menurut Floridi (2002), etika penggunaan mengambil tindakan dan keputusan dalam
komputer berasal dari keprihatinan praktis profesi mereka dikemudian hari. Sebuah
yang timbul sehubungan dengan dampak penelitian yang sama dari Aliyu et al.
teknologi informasi dan komunikasi di (2010) yang membahas pentingnya
masyarakat kontemporer. pelatihan etika penggunaan komputer
Di Indonesia, Sulianta (2007) untuk kesadaran siswa.
mengungkapkan bahwa etika penggunaan
komputer dapat di ukur melalui: (1) Gender
penggunaan komputer tidak merugikan Menurut (Fakih, 2001), konsep
pihak lain, (2) tidak mengakses file yang gender atau dikenal sebagai jenis kelamin
bukan haknya, (3) tidak menggunakan merupakan sifat yang melekat pada kaum
komputer untuk kejahatan, (4) tidak laki-laki maupun perempuan yang
menggunakan komputer untuk dikonstruksi secara sosial maupun kultural.
mengubah/memodifikasi data dengan Ciri khas perempuan adalah cantik, lemah
keterangan palsu, (5) tidak menduplikasi lembut, emosional atau keibuan, sementara
perangkat lunak, (6) tidak memanfaatkan laki-laki memiliki ciri khas berbeda yaitu
kekayaan intelektual orang lain, (7) makhluk yang kuat, rasional, dan jantan.
menggunakan komputer sesuai dengan Ciri-ciri tersebut dapat berubah seiring
keperluan, (8) mempertimbangkan dampak dengan perubahan waktu dan tempat.
terhadap lingkungan sosial, dan (9) Ada beberapa perbedaan pendapat
mempertimbangkan konsekuensi system mengenai hubungan antara gender dan
komputer yang dirancang. perilaku etis terhadap penggunaan
komputer. Menurut Wong (1985), rasio
Perilaku Etis Terhadap Penggunaan kejahatan terhadap teknologi antara pelaku
Komputer laki-laki dan pelaku perempuan adalah 4:1.
(Bommer, Gratto, Gravande, & Hal ini didasari oleh ciri khas laki-laki
Tuttle, 1987) menjelaskan bahwa ada yang tampak lebih berani daripada rekan-
beberapa faktor yang mempengaruhi rekan perempuan mereka. Baneerje, Jones,
pengambilan keputusan baik etis maupun dan Cronan (1996) mendukung pernyataan
tidak etis, yaitu dukungan pemerintah, tersebut dengan menjelaskan bahwa jenis
kebijakan hukum, lingkungan dan kelamin dapat mempengaruhi perilaku
karakteristik individu. Ford dan Richardson individu terhadap kejahatan teknologi
(1994) setuju bahwa karakteristik individu informasi seperti menyebarkan virus,
menduplikat pirant lunak secara illegal,
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah
mengakses file pribadi milik orang lain, dll. karakteristik yang lebih dewasa karena
Peneliti lain juga menemukan bahwa jenis telah menjalani beberapa pelatihan
kelamin secara signifikan berhubungan motivasi dan spiritual dan mempunyai
dengan etika (Kim, 2003; Leonard, 2004; tanggung jawab terhadap pekerjaan. Di sisi
Leonard, 2005; McCarthy, Halawi, & lain, siswa yang baru masuk ke lingkungan
Aronson, 2005; Dorantes, Hewitt, & Goles, kerja cenderung kurang etis dalam
2006; Haines, & Leonard, 2007; dan penggunaan komputer. Ini disebabkan
Akbulut, Uysal, Odabasi, & Kuzu, 2008). karena mereka tidak pernah melakukan
Di sisi lain, Loch & Conger (1996) kursus motivasi untuk memahami konsep
menyatakan bahwa ada perbedaan yang perilaku etis dan tidak etis di lingkungan
signifikan antara bagaimana laki-laki dan kerja, terutama penggunaan komputer.
perempuan berperilaku terhadap
penggunaan komputer. Pernyataan ini pun Kepuasan Karyawan
didukung oleh penelitian yang dilakukan Karyawan adalah aset paling penting
Kreie dan Cronan (1998) bahwa dalam organisasi. Jika tidak ada karyawan
perempuan dan laki-laki mempunyai yang kompeten dibidangnya, maka
persepsi yang berbeda terhadap perilaku organisasi tersebut akan sulit untuk
etis dan tidak etis. Chow dan Choi (2003) berkembang. Menurut (Nor, Norshidah, &
melalui penelitiannya terhadap 125 Ramlah, 2012), seorang karyawan akan
manajer di Cina menyatakan bahwa loyal terhadap perusahaannya jika dia
perilaku etis penggunaan komputer tidak merasa puas dengan pekerjaannya, begitu
berhubungan dengan gender. juga sebaliknya.
Menurut Robins (1999), kepuasan
Posisi Jabatan di Organisasi pada karyawan terjadi apabila mereka
Ada beberapa peneliti terdahulu yang merasa kebutuhannya sudah terpenuhi. Hal
menemukan bahwa pengalaman kerja ini terkait juga dengan tingkat kesukaan
berkaitan dengan perilaku etis di tempat dan ketidaksukaan mereka terhadap
kerja. Menurut (Kuzu, 2009), semakin pekerjaan. Ada beberapa hal yang dapat
tinggi tingkat profesionalisme seseorang meningkatkan kepuasan karyawan yaitu
dalam menggunakan komputer, maka akan organisasi mendukung pengembangan karir
semakin tinggi perilaku seseorang dalam (Ahmed dan Bakar, 2003; Lin dan Yang,
mematuhi aturan penggunaan komputer. 2002; Harris dan Bonn, 2001), lingkungan
Dawson (1997) juga menyatakan bahwa kerja yang sangat positif dan kondusif
semakin tinggi pengalaman kerja, semakin (Zuber, 2001; Alexander et al., 1994),
kecil permasalahan etika yang timbul. rendahnya tekanan dan stress pada
Menurut Cappel & Windsor (1998), pekerjaan (Giga dan Hoel, 2003; Kahn et
pekerja profesional dengan pengalaman al., 1964; Firth et al., 2004) dan jiwa
bertahun-tahun lebih sering menggunakan kepemimpinan yang baik dari atasan
penalaran moral dibandingkan karyawan (Markow dan Klenke, 2005; Milliman et
baru. al., 2003).
Hasil penelitian tersebut didukung Ada beberapa peneliti terdahulu yang
oleh Mohamed et al. (2012) melalui sudah membahas hubungan antara etos
penelitiannya terhadap 550 responden dan kerja dan kepuasan kerja, namun hasil
hasilnya menunjukkan bahwa perilaku staf penelitian akan berbeda untuk masing-
di universitas lebih etis daripada siswa. masing daerah. Menurut Lambert dan
Menurut penulis, staf universitas memiliki Hogan (2009), etos kerja memiliki dampak
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah
R2 berpendapat bahwa etika benar dan apa yang salah tidak. Mengukur
penggunaan komputer sangat penting tindakan yang benar dan salah pun sangat
karena mengukur perilaku etis ataupun susah karena perilaku etis tergantung
tidak akan semakin sulit seiring dengan dengan persepsi individu. Saya merasa ada
perkembangan teknologi. R2 mengatakan: perbedaan yang tipis antara perilaku etis
Semakin berkembangnya teknologi, dan tidak etis dalam menggunakan
semakin sulit untuk mengukur apa yang komputer.
salah dan benar karena komputer sudah R5 berpendapat bahwa karyawan
menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. menyadari tanggung jawab mereka dalam
Kami sudah terbiasa mengandalkan menggunakan aset perusahaan, terutama
komputer dalam mengerjakan tugas kerja. komputer dan dampak yang akan terjadi
Menurut pendapat saya, etika dalam jika mereka melakukan pelanggaran. R5
menggunakan komputer cukup dengan mengatakan: Sebagai customer service di
tidak menyalahgunakan komputer, merusak Bank, saya diijinkan untuk menggunakan
atau merugikan orang lain. komputer dan mengakses internet. Namun,
R3 berpendapat bahwa cyberslacking perusahaan memblokir beberapa website
bukan kasus kejahatan berat dan masih yang dianggap dapat menghambat
dapat diterima oleh atasan asalkan pekerjaan seperti facebook, youtube,
karyawan dapat menyelesaikan tugasnya twitter, dll. Menurut saya, etika dalam
tepat waktu. R3 mengatakan: Sekarang penggunaan komputer sangat penting pada
banyak perusahaan yang memberikan jaman sekarang. Jika perusahaan
laptop kepada karyawannya. Laptop ini memberikan kebebasan kepada karyawan,
dapat dibawa pulang kerumah dan tugas tidak akan selesai dengan cepat.
digunakan oleh karyawan untuk membuat Bekerja dibank menuntut karyawan untuk
presentasi ketika ada pertemuan dengan gerak cepat karena setiap transaksi
clients diluar kantor. Menurut saya, jika berurusan dengan kepentingan individu
karyawan ini menggunakan laptop untuk atau pihak lain. Jika karyawan hanya sibuk
hal yang tidak berhubungan dengan tugas dengan urusan pribadinya di jam kerja, itu
kantor tetapi dia tidak menggunakannya akan merugikan pihak lain.
pada jam kerja, ini tidak masalah. Jika R6 berpendapat bahwa meningkatnya
mereka melakukan cyberslacking pada jam cyberslacking bukan karena kurangnya
kerja pun, saya tidak keberatan, selama kesadaran karyawan, tetapi karena sulitnya
karyawan tersebut tidak merusak aset milik memisahkan urusan pekerjaan dari urusan
perusahaan dan menyelesaikan tugasnya pribadi. R6 mengatakan: Saya merasa
tepat waktu, hal ini masih dapat diterima. karyawan sudah terbiasa hidup
Tetapi jika ditemukan kasus kejahatan menggunakan internet. Saya mengerti
berat, kami akan langsung memecatnya. bahwa mereka membuka sosial media saat
R4 berpendapat bahwa perusahaan jam kerja karena mereka ingin melepaskan
tidak memberikan informasi yang jelas stres dan mengumpulkan energi baru,
mengenai etika penggunaan komputer. sehingga mereka lebih semangat dalam
Oleh karena itu, karyawan sangat sulit bekerja. Perusahaan ini juga memberikan
membedakan antara perilaku etis dan tidak waktu istirahat lebih banyak dibandingkan
etis. R4 mengatakan: Saya merasa etika perusahaan lainnya, yaitu 10 menit ketika
memang penting dalam setiap tindakan tea break di jam 10, 1 jam ketika makan
yang kita lakukan, tapi perusahaan kurang siang, dan 10 menit ketika afternoon tea
jelas dalam menginformasikan apa yang break di jam 3. Perusahaan membuat
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah
konsep demikian karena menganggap hal mengatakan: Wah, saya sering dengar
ini penting. Kalau karyawan merasa berita mengenai penipuan dan pemalsuan
nyaman dengan lingkungan kerja, mereka menggunakan komputer, tetapi sampai saat
akan menyelesaikan pekerjaan lebih baik. ini saya tidak pernah dengar karyawan saya
R7 berpendapat bahwa ada beberapa melakukan kejahatan seperti itu.
karyawan yang tidak memiliki kesadaran Sebenarnya saya tidak mengontrol
dan kepatuhan terhadap peraturan yang karyawan saya sangat ketat, asalkan
dibuat oleh perusahaan, meskipun mereka dapat menyelesaikan tugas kantor
perusahaan ini memiliki peraturan yang yang diberikan dengan cepat. Dapatkah
jelas dan menginformasikan hukuman yang Anda benar-benar memisahkan urusan
akan diterima si pelaku. R7 mengatakan : pekerjaan dan kehidupan pribadi, terutama
Saya sangat setuju dengan adanya pada komputer? Kedua-duanya memiliki
peraturan dalam menggunakan komputer. hubungan yang sangat erat dan tidak dapat
Di perusahaan saya, peraturan dibuat dipisahkan.
sangat ketat dan kami juga R9 berpendapat bahwa perusahaan
mengimplementasikan zero non-tolerance tidak perlu membuat peraturan mengenai
yang berarti karyawan tidak diperbolehkan penggunaan komputer karena akan
untuk membawa pendrive/USB, memberikan dampak negatif kepada
handphone, earphone, buku, pulpen, tas, karyawan. R9 mengatakan: Saya tidak
makanan atau apapun kedalam ruangan pernah mendengar kasus penyalahgunaan
kantor. Mereka diharuskan menyimpan komputer di tempat saya bekerja, seperti
barang-barang diloker yang telah merubah data, mengakses komputer
disediakan. Perusahaan kami memiliki atasan/pesaing, menipu, dll.. Menurut saya,
berjuta-juta data penting mengenai kartu mungkin ada satu atau dua hal, tetapi
kredit pelanggan dan informasi lainnya atasan pasti tidak akan memberitahukan
yang berhubungan dengan bisnis online. kejadian seperti ini kepada bawahannya
Jika kami tidak membuat peraturan seperti karena takut nanti akan disebarluaskan dan
ini, maka mereka akan bebas mengakses mempengaruhi citra perusahaan. Saya
data dan mungkin saja mereka akan menganggap perusahaan juga tidak perlu
menyebarkan atau memanipulasi data membuat peraturan yang terlalu ketat
tersebut. Namun, dulu ada dua karyawan karena akan mempengaruhi produktivitas
yang langsung saya pecat ketika ketahuan karyawan. Kami akan merasa bosan di
membawa handphone kedalam ruang kerja tempat kerja dan kreatifitas kita seperti
dan mencolokkannya ke komputer. Dalam dibatasi, sedangkan bekerja sebagai disain
pandangan saya, seketat apapun grafis memerlukan banyak ide yang bisa
perusahaan membuat peraturan, ternyata saja kami dapatkan dengan mengakses
masih ada saja karyawan yang melanggar. internet pada jam kerja.
Mereka seperti tidak takut dengan R10 berpendapat bahwa etika dalam
hukuman yang akan diterima. penggunaan komputer memang sangat
R8 berpendapat bahwa mengakses penting terutama banyaknya kasus
internet untuk kepentingan pribadi selama kejahatan yang terjadi di Indonesia. Kita
jam kerja masih dapat diterima dan tidak hidup di jaman dimana teknologi bergerak
dikategorikan perilaku tidak etis terhadap cepat dari waktu ke waktu. Kita harus
penggunaan komputer selama dia tidak mengerti cara menggunakan komputer. Ini
merusak aset perusahaan dan dapat bukan tentang bagaimana menghidupkan
menyelesaikan tugasnya dengan cepat. R8 komputer, tetapi ini lebih kepada menjaga
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah
perilaku kita dari tindakan yang dapat Hasil ini didukung oleh penelitian
merugikan pihak lain. Saat ini banyak terdahulu yang menyatakan tidak ada
sekali terdengar kasus kejahatan dunia perbedaan antara laki-laki dan perempuan
maya menggunakan alat komputer dan terhadap perilaku etis, baik etika bisnis,
internet, seperti pemalsuan e-ktp, etika penggunaan komputer, etika akuntan,
memalsukan data perusahaan atau korupsi, dll (Loch & Conger, 1996; Pearson, 1997;
mengakses kartu kredit orang lain, Kreie dan Cronan, 1998; Chow dan Choi,
membajak komputer pesaing, dll. Oleh 2003; Moores and Chang, 2006; McCabe
karena itu, perusahaan memang harus et al., 2006; Norshidah et al., 2012).
membuat aturan dalam penggunaan Tujuh responden percaya bahwa
komputer. posisi jabatan dalam organisasi dapat
Berdasarkan hasil wawancara mempengaruhi sikap mereka. Hasil
responden, penelitian ini mendukung penelitian ini didukung oleh penelitian
penelitian yang dilakukan oleh Langford terdahulu yang menyatakan bahwa
(1995) yang menyatakan bahwa etika seseorang yang memiliki jabatan lebih
merupakan bidang ilmu yang solid dan tinggi berarti memiliki kekuasan lebih
kompleks. Setiap individu memiliki besar (Paradice, 1990; Loe et al., 2000;
persepsi yang berbeda tentang apa yang Minnet et al., 2009). R3 mengatakan:
baik dan apa yang salah. Dalam kasus etika Seseorang yang memiliki jabatan lebih
penggunaan komputer di tempat kerja, tinggi, maka dia memiliki kekuasaan yang
mayoritas responden setuju bahwa etika lebih besar. Dalam artian, pekerjaan
penggunaan komputer sangat penting mereka tidak akan ditanya karena mereka
dalam organisasi modern. Seluruh sudah dipercayai dan mereka memiliki
responden tampaknya lebih familiar kesempatan lebih besar dalam mengubah
dengan kegiatan cyber slacking data. Oleh karena itu, kebanyakan kasus
dibandingkan kegiatan pelanggaran korupsi terjadi pada pimpinan atas.
lainnya. Mereka paham bahwa perilaku etis Empat dari responden percaya bahwa
dalam penggunaan komputer di tempat keyakinan agama dapat mempengaruhi
kerja berarti karyawan tidak melakukan sikap mereka dalam menggunakan
kegiatan selain apa yang dibutuhkan komputer. Hasil ini didukung oleh
pekerjaan, tidak merusak sumber daya penelitian Dawson (1996); Cappel dan
(piranti lunak, komputer dan data) dengan Windsor (1998); Kim (2003); Dorantes et
cara apapun. Enam dari sepuluh responden al. (2006); Kamil (2014). R4 berpendapat:
setuju bahwa perusahaan harus menetapkan Seseorang yang memiliki keyakinan agama
aturan dan peraturan yang berkaitan yang kuat biasanya punya kesadaran lebih
dengan penggunaan komputer sebagai tinggi untuk bersikap etis karena
pedoman dan panduan dalam mengambil menganggap segala perbuatan yang
keputusan. dilakukan adalah ibadah dan jika
melakukan perbuatan yang tidak etis,
Faktor yang mempengaruhi perilaku mereka akan menganggap bahwa pekerjaan
etis dalam penggunaan komputer di mereka tidak akan berkah.
tempat kerja. Namun, responden lain menyatakan
Semua responden berpendapat bahwa bahwa individu yang memiliki ritualitas
gender tidak berperan penting dalam keagamaan rendah bukan berarti mereka
mempengaruhi perilaku etis seorang memiliki perilaku tidak etis dalam
karyawan dalam menggunakan komputer. menggunakan komputer, begitu juga
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah
karakteristik pribadi, dan loyalitas kepada Chow, W.S. and Choi, K.Y. (2003).
perusahaan. Identifying managers who need
ethics training in using IT at work.
Saran Behavior & Information Technology,
Ada beberapa saran dalam mengatasi 22 (2), 117-25.
isu ini yaitu pelatihan atau training, Clark, J.W. and Dawson, L.E. (1996).
pemblokiran situs yang tidak pantas, Personal religiousness and ethical
pemantauan aktivitas komputer dan lain- judgements: an empirical analysis.
lain. Di sisi lain, beberapa responden Journal of Business Ethics, 15 (3),
menyatakan bahwa kebijakan umum sudah 1359-72.
cukup diberikan kepada karyawan dalam Conger, S. and Loch, K.D. (1995). Ethics
meningkatkan perilaku etis. and computer use. Communications
of the ACM, 38 (12), 30-2.
DAFTAR PUSTAKA Dawson, L.M. (1997). Ethical differences
between men and women in the sales
Akbulut, Y., Uysal, O., Odabasi, H.F. and profession. Journal of Business
Kuzu, A. (2008). Influence of gender, Ethics, 16 (11), 1143-52.
program of study and PC experience Dorantes, C.A., Hewitt, B. and Goles, T.
on unethical computer using (2006). Ethical decision-making in an
behaviors of Turkish undergraduate. IT context: the roles of personal
Computers & Education , 51 (2), 1-8. moral philosophies and moral
Aliyu, Mansur; Abdallah, Nahel A.O; intensity. Proceedings of the 39th
Lasisi, Nojeem A; Diyar, Dahir; Hawaii International Conference on
Zeki, Ahmed M;. (2010). Computer Systems Sciences, 1-10.
Security and Ethics awareness among Ecommerce (n.d). Computer ethics-
IIUM Students: An Empirical Study. computer ethics in the workplace,
Journal of Information Technology , privacy, computer ethics as
1 (4), 265-269. education. Retrieved 20 November
Baneerje, D., Jones, T.W. and Cronan, T.P. 2013, from
(1996). The association of http://ecommerce.hostip.info/pages/2
demographic variables and ethical 46/Computer-Ethics.html
behavior of information system Floridi, L and Sanders, J.W. (2002).
personnel. Industrial Management & Mapping the foundationalist debate
Data Systems, 96 (3), 3-10. in computer ethics. Ethics and
Bommer, M., Gratto, C., Gravande, J. and Information Technology, 4 (1), 1-9.
Tuttle, M. (1987). A behavior model Ford, R.C. and Richardson, W.D. (1994).
of ethical and. Journal of Business Ethical decision making: a review of
Ethic , 6 (4), 265-80. the empirical. Journal of Business
Cappel, J.J. and Windsor, J.C. (1998). A Ethics, 13 (3), pp. 205-21.
comparative investigation of ethical Gibson. (1993). Organisasi: Perilaku,
decision making information systems Struktur, Proses. Terjemahan Nunuk
professionals versus students. The Andriani. Jakarta: Binarupa Aksara.
Database for Advances in Greeneld, D. N., & Davis, R. A. (2002).
Information Systems , 29 (2), 20-34. Lost in cyberspace: The web @
work. CyberPsychology and
Behavior, 5, 347353.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah
Greengard, S. (2002). The high cost of Loch, K.D. and Conger, S. (1996).
cyberslacking. Workforce, 12, 2224 Evaluating ethical decision making
Griths, M. (2003). Internet abuse in the and computer use. Communications
workplace: Issues and concerns for of the ACM, 39 (7), 74-83.
employers and employment Loe, T.W., Ferrell, L. & Mansfield, P.
counselors. Journal of Employment Journal of Business Ethics (2000)
Counseling, 40, 8796. 25:185.doi:10.1023/A:1006083612
Haines, R. and Leonard, L.N.K. (2007). 239
Individual characteristics and ethical Paradice, D.B. (1990), Ethical attitudes of
decision-making in an IT context. entry-level MIS personnel,
Industrial Management & Data Information & Management, 18 (3),
Systems, 107 (1), 5-20. pp. 143-51.
Karen A. Forcht, Robert G. Pierce, M.A. and Henry, J.W. (2000),
Brookshire, Scott P. Stevens, Rodney Judgements about computer ethics:
Clarke, (1993) "Computer Ethics of do individual, coworker and
University Students: An International company judgements differ? Do
Exploratory Study", Information company codes make a difference?,
Management & Computer Security, 1 Journal of Business Ethics, 28 (4),
(5). pp. 307-22.
Karim, N.S.A., Zamzuri, N.H.A. and McCarthy, R.V., Halawi, L. and Aronson,
Mohamad, Y.N. (2009). Exploring J.E. (2005). Information technology
the Relationship between Exploring ethics: a research framework. Issues
the Relationship between. Computers in Information Systems , VI (2), 64-8.
& Education, 53 (1), 86-93. McCabe, A.C., Ingram, R. & Dato-on,
Kim, K. (2003). A study of the conduct of M.C.J Business Ethics (2006) 64:
Korean IT participants in ethical 101. doi:10.1007/s10551-005-3327-
decision-making. Lecture Notes in x
Computer Science, 64-74. Mills, J. E., Hu, B., Beldona, S., & Clay, J.
Kreie, J. and Cronan, T.P. (1998). How (2001). Cyberslacking! A liability
men and women view ethics. issue for wired workplaces. Cornell
Communications of the ACM, 41 (9), Hotel and Restaurant Administration
70-6. Quarterly, 42, 3447.
Langford, D. (1995). Practical Computer Minet, D., Ruhi, H.Y. & Denizci, B.
Ethics, London: McGraw Hill. (2009). Leadership styles and ethical
Leonard, L. a. (2005). Attitude decision-making in hospitality
toward ethical behavior in computer management. International Journal
use: a shifting model. Industrial of Hospitality Management, 28(4),
Management & Data Systems, 105 486-493.
(9), 1150-71. Mohamed, N., Abdul Karim, N. S., &
Leonard, L. C. (2004). What influences IT Hussein, R. (2012). computer use
ethical behavior intentions planned ethics among university students and
behavior, reasoned action, perceived staffs. The influence of gender,
importance, individual religious work value and
characteristics?. Information and organization level, 29 (5), 328-343.
Management, 42 (1), 143-58. Moores, T.T. and Chang, J. (2006). Ethical
decision making in software piracy:
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Dety Nurfadilah