Professional Documents
Culture Documents
4523 2413 1 PB PDF
4523 2413 1 PB PDF
71
Wasis D. Dwiyogo
Universitas Negeri Malang, Jl. Surabaya No. 5 Malang
e-mail: wasisdd@gmail.com
Abstract6SHFLFREMHFWLYHVWREHDFKLHYHGLQWKHUVW\HDURIWKLVVWXG\DUHLQVWUXFWLRQDOGHVLJQPRGHO
used to describe the faculty; (2) analyze the needs of the PBBL Model need to improve learning outcomes of
SUREOHPVROYLQJIRXQG3%%/FKDUDFWHULVWLFVPRGHO7KHUHVHDUFKPHWKRGLQWKHUVW\HDURIXVHGHVFULS-
tive research conducted by survey method. Research subjects in survey research consisted of 466 with details
of 23% of dozen and 77% of teachers were scattered from 20 cities. Instruments to measure the variables
of research compiled by the variables are translated into indicators of research. Data were analyzed using
descriptive statistics. Based on the results of quantitative data analyst obtained the following conclusions (1)
the majority of respondents have implemented learning through planning, implementation, and evaluation
of learning. even most teachers already have a lesson plan format that has been provided by the agency; (2)
instructional design model has the following components: the name of the course/courses, course descrip-
tions/instruction, learning objectives, activities lecturer/instructor, student activities/student, content/learning
materials, and learning outcomes; (3) learning troubleshooting to improve problem solving capabilities, most
of the respondents have given the questions in the form of solving real problems in their daily lives and
future problem-solving; (4) in the learning activities most of the respondents already have basic computer
skills: word, spreadsheets, and processing multi-media (text, images, video, animation); and (5) most of the
respondents do not understand the learning blended learning, most have never heard therefore necessary to
develop problem-solving-based learning model of blended learning. Based on the conclusions of the above
studies, further advice of this research is to develop a learning model based blended learning solutions that
need to be done in the second year. Blended learning solutions that need to be developed are as follows: (1)
design-based problem solving learning blended learning; (2) print instructional materials (textbook) problem
solving capabilities; (3) print instructional materials (textbook) based learning blended learning; (4) instruc-
tional materials in the form of mp3 audio that can be loaded on a computer, MP3 player, mobile phone, and
the web; (5) teaching material video; (6) computers (multi-media interactive); and (7) WEB with the key-
word learning and blended learning.
Abstrak: Tujuan khusus yang ingin dicapai pada tahun pertama penelitian ini yaitu: (1) mendeskripsikan
model rancangan pembelajaran digunakan dosen; (2) menganalisis kebutuhan perlunya model rancangan
pbbl untuk meningkatkan hasil belajar pemecahan masalah; (3) menemukan karakteristik Model PBBL.
Metode penelitian pada tahun pertama menggunakan jenis penelitian deskriptif yang dilakukan dengan
metode survey. Subjek penelitian pada penelitian survey terdiri atas 466 dengan rincian 23% dosen dan
77% guru yang tersebar dari 20 kota. Intrumen untuk mengukur variabel-variabel penelitian disusun sendi-
ri berdasarkan variabel-variabel dijabarkan ke dalam indikator-indikator penelitian. Data yang diperoleh
dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Berdasarkan hasil analis data kuntitatif yang diperoleh kesi-
mpulan sebagai berikut (1) Sebagian besar responden telah melaksanakan pembelajaran melalui kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam pembelajaran. Bahkan sebagian besar tenaga pengajar su-
dah memiliki format rancangan pembelajaran yang sudah disediakan oleh lembaga; (2) Model rancangan
pembelajaran memiliki komponen-komponen sebagai berikut: nama mata kuliah/mata pelajaran, deskripsi
mata kuliah/pelajaran, tujuan pembelajaran, kegiatan dosen/pengajar, kegiatan mahasiswa/siswa, isi/materi
pembelajaran, hasil pembelajaran, dan bahan pembelajaran yang digunakan. Sebagian belum memasukkan
71
72 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 21, NOMOR 1, APRIL 2014
Tujuan merancang pembelajaran adalah untuk 1986). Melalui pemecahan masalah, mahasiswa
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembela- dapat menstransfer pengetahuan yang dimilikinya,
jaran. Peningkatan kualitas pembelajaran dilakukan baik masalah yang sejenis maupun masalah yang
dengan cara memilih, menetapkan, dan mengem- baru. Transfer terjadi, jika pengetahuan yang telah
bangkan metode pembelajaran yang optimal untuk dimiliki sebelumnya dapat digunakan untuk me-
mencapai hasil yang diinginkan (Degeng, 1991). mecahkan berbagai masalah (Travers, 1982). Den-
Untuk merancang pembelajaran, ada dua faktor gan demikian melalui proses pemecahan masalah,
penting yang harus dipertimbangkan yaitu isi pem- Mahasiswa akan memiliki pengalaman memecah-
belajaran dan strategi penyampaiannya. kan berbagai masalah, baik masalah yang sejenis,
Berkaitan dengan isi, hasil belajar yang san- maupun masalah baru. Pemecahan masalah terdapat
gat penting untuk masa depan adalah keterampilan pada semua bidang studi (Gagne, 1985), misalnya
memecahkan masalah. Gagne (1985) menyatakan matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu penge-
bahwa salah satu keterampilan yang paling tinggi tahuan sosial, dan bahasa (Frederiksen, 1984). Da-
yang disebut higher order thinking adalah kapabil- lam ilmu pengetahuan alam, pemecahan masalah
itas pemecahan masalah, karena di dalam kapabi- dilakukan melalui pendekatan inkuiri dan dalam
latas pemecahan terkandung keterampilan berpikir, ilmu sosial melalui bermain peran (Walter, 1980).
keterampilan kolaborasi, keterampilan komunikasi, Berkaitan dengan strategi penyampaian pem-
dan lain-lain. Topik pembelajaran berpikir dan pe- belajaran, perlu dikaji pula kecenderungan pembe-
mecahan masalah mendapat perhatian besar dari lajaran masa depan. Kecenderungan pembelajaran
para peneliti bidang psikologi pada tahun 1980-an, masa depan telah mengubah pendekatan pembela-
bahkan disebutnya sebagai keterampilan yang harus jaran tradisional ke arah pembelajaran masa depan
dikuasai pada abad 21. Perhatian tersebut didasar- yang disebut sebagai abad pengetahuan bahwa
kan pada adanya perubahan dan tantangan yang pebelajar dapat belajar: di mana saja, artinya pebe-
cepat dalam masyarakat yang memerlukan manusia lajar dapat belajar di kelas, di perpustakaan atau di
berkemampuan memecahkan masalah (Bransford, rumah; kapan saja, tidak sesuai yang dijadwalkan
dkk., 1986; Marzano, Pickering, dan McTighe, sekolah bisa pagi, siang sore atau malam; dengan
1993). Jika kemampuan memecahkan masalah tel- siapa saja, pebelajar memperoleh sumber bela-
ah diperoleh, seseorang tidak hanya dapat menyele- jar melalui dosen, dosen lain, pakar, praktisi atau
saikan masalah serupa, akan tetapi juga diharapkan masyaarakat; melalui apa saja, pebelajar dapat be-
dapat menyelesaikan masalah yang berbeda dalam lajar melalui orang, teknologi cetak, teknologi au-
kehidupan sehari-hari (Gagne, 1985; Gagne, Briggs, dio, teknologi video, teknologi komputer, teknologi
& Wager, 1992; Bransford, Sherwood, dan Reiser, internet, dan teknologi mobile (telpon pintar dan
Wasis D. Dwiyogo, Analisi Kebutuhan Pengembangan Model ... 73
tablet). CD ROM, radio, televisi, laboratorium, dan the interaction and participation offered in the best
pengalaman langsung. Dalam berbagai kajian dan of traditional learning. Sedangkan Bersin (2004)
penelitian dinyatakan bahwa pendidikan merupakan PHQGHQLVLNDQEOHQGHGOHDUQLQJ sebagai:
indikator kejayaan bangsa, demikian pula guru me-
megang peran penting dalam membelajarkan para the combination of different training media
peserta didik (learner). Keterampilan yang diper- (technologies, activities, and types of events) to
lukan pekerja pada abad 21 berbeda dengan pada create an optimum training program for a spe-
abad industri, keterampilan-keterampilan tersebut FLFDXGLHQFH7KHWHUPEOHQGHGPHDQVWKDW
menurut Galbreth (1999) meliputi: keterampilan traditional instructor-led training is being sup-
komunikasi, kreativitas dan inovasi, kerja sama plemented with other electronic formats. In the
dan pemberdayaan, literasi teknologi informasi, context of this book, blended learning programs
kemampuan visual, pemecahan masalah, pengam- use many different forms of e-learning, perhaps
bilan keputusan, pengembangan dan pengelolaan complemented with instructor-led training and
pengetahuan, serta kecerdasan. Demikian pula ket- other live formats.
erampilan dasar yang dahulu dan sampai sekarang
masih didengung-dengungkan adalah 3 M yaitu Istilah blended learning pada awalnya digu-
membaca, menulis, dan menghitung sudah harus nakan untuk menggambarkan mata kuliah yang
berubah sesuai dengan kebutuhan pada abad infor- mencoba menggabungkan pembelajaran tatap
masi adalah 3 T, yaitu: teknologi, tim, dan transfer. muka dengan pembelajaran online.
Sejak awal generasi muda kita harus diperkenalkan Saat ini istilah blended menjadi populer, maka
dengan media yang diperlukan pada abad informa- semakin banyak kombinasi yang dirujuk sebagai
si yaitu teknologi, mulai dari teknologi komputer, blended learning. Dalam metodologi penelitian,
internet, dan telpon pintar (smartphone), kemudian digunakan istilah mixing untuk menunjukkan kom-
keterampilan berikutnya adalah bekerja sebagai tim binasi antara penelitian kuantitatif dan kualitatif.
karena pada abad ini tidak mungkin orang bekerja Adapula yang menyebut di dalam pembelajaran
sendiri untuk menghasilkan suatu produk teknolo- adalah pendekatan eklektif, yaitu mengkombinasi
gi, yang kemudian keterampilan berikutnya adalah berbagai pendekatan dalam pembelajaran. Namun,
mentransfer produk yang dimiliki misalnya melalui pengertian pembelajaran berbasis blended learning
internet. adalah pembelajaran yang mengkombinasi strategi
Oleh karena itu, pembelajaran yang dilakukan penyampaikan pembelajaran menggunakan kegia-
guru menjadi indikator kunci keberhasilan pendi- tan tatap muka, pembelajaran berbasis komputer
dikan. Memasuki abad dua puluh satu ini, guru se- (RILQH), dan komputer secara online (internet dan
bagai sumber belajar utama dirasa tidak memadai mobile learning).
lagi, sumber belajar guru harus terintegrasi dengan Pembelajaran berbasis Blended learning
sumber belajar lain, yaitu sumber belajar cetak, berkembang sekitar tahun 2000 dan sekarang ban-
audia, audio visual, komputer, dan handphone. yak digunakan di Amerika Utara, Inggris, Austra-
Apabila sumber belajar orang dan teknologi ini di- lia, kalangan perguruan tinggi dan dunia pelatihan.
manfaatkan secara keseluruhan, konsep ini dikenal Melalui blended learning semua sumber belajar
dengan nama pembelajaran berdasarkan blended yang dapat memfasilitasi terjadinya belajar bagi
learning. orang yang belajar dikembangkan. Pembelajaran
Blended learning terdiri dari kata blended (kombi- blended dapat menggabungkan pembelajaran tatap
nasi/campuran) dan learning (belajar). Istilah lain muka (face-to-face) dengan pembelajaran berbasis
yang sering digunakan adalah hybrid course (hy- komputer. Artinya, pembelajaran dengan pendeka-
brid = campuran/kombinasi, course = mata kuliah). tan teknologi pembelajaran dengan kombinasi
Makna asli sekaligus yang paling umum blended sumber-sumber belajar tatap muka dengan penga-
learning mengacu pada belajar yang mengkom- jar maupun yang dimuat dalam media komputer,
binasi atau mencampur antara pembelajaran tatap telpon seluler atau iPhone, saluran televisi satelit,
muka (face to face = f2f) dan pembelajaran berbasis konferensi video, dan media elektronik lainnya. Pe-
komputer (online dan RILQH). Thorne (2003) meng- belajar dan pengajar/fasilitator bekerja sama untuk
gambarkan blended learning sebagai It represents meningkatkan kualitas pembelajaran. Tujuan utama
an opportunity to integrate the innovative and tech- pembelajaran blended adalah memberikan kesem-
nological advances offered by online learning with patan bagi berbagai karakteristik pebelajar agar
74 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 21, NOMOR 1, APRIL 2014
terjadi belajar mandiri, berkelanjutan, dan berkem- kan hasil belajar pemecahan masalah; (3) Menemu-
bang sepanjang hayat, sehingga belajar akan men- kan karakteristik Model Rancangan PBBL untuk
MDGLOHELKHIHNWLIOHELKHVLHQGDQOHELKPHQDULN meningkatkan hasil belajar pemecahan masalah.
Pendidik masa depan dalam kegiatan pembela- Temuan penelitian yang akan dihasilkan ada-
jaran dapat berfungsi sebagai seniman (artist) dan lah model pembelajaran berbasis learning, terutama
ilmuwan (scientist) dalam merancang dan melak- akan diterapkan bagi mahasiswa program pascasa-
sanakan pembelajaran dan mengelola sumber-sum- rjana. Dengan ditemukannya model Rancangan
ber belajar yang sengaja dirancang dan dimanfaat- PBBL akan memudahkan belajar bagi mahasiswa
kan. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan, sikap, program pascasarjana yang sekaligus bertindak
dan keterampilan guru dalam merancang pembela- sebagai perancang pembelajaran dalam menyusun
jaran terutama dalam upaya memecahkan masalah preskripsi pembelajaran untuk meningkatkan kapa-
atau mengaplikasikan dalam rancangan pembe- bilitas pemecahan masalah masa depan melalui
lajaran mata pelajaran agar kualitas pembelajaran berbagai perkembangan teknologi sebagai sumber
meningkat yang sensitif terhadap perkembangan belajar.
ilmu pengetahuan dan teknologi yang di kenal den-
gan PBBL (PPBL). Dengan PBPL maka pembela- METODE
jaran bukan hanya berbasis pada tatap muka, tetapi Rancangan Penelitian. Pada tahun pertama
dikombinasikan dengan sumber yang bersifat Of- menggunakan jenis penelitian deskriptif yang
LQH maupun Online. dilakukan dengan metode survey. Survey bertu-
Penelitian ini sangat urgen dilakukan untuk juan untuk memperoleh data: (1) model Rancangan
menyediakan temuan empirik bagi upaya pening- Pembelajaran yang digunakan di perguruan tinggi,
katan kualitas pembelajaran dengan menggunakan (2) analisis kebutuhan perlunya Rancangan PBBL,
PBBL di perguruan tinggi. Secara umum, temuan PHQHPXNDQ VSHVLNDVL GDQ NRPSRQHQNRP-
penelitian ini akan bermanfaat sebagai temuan ponen Rancangan PBBL. Berdasarkan data terse-
awal fungsi pengembangan pembelajaran yaitu EXW DNDQ GLNHWDKXL VSHVLNDVL 5DQFDQJDQ 3%%/
teori-riset yang hasilnya dapat dipakai sebagai pi- yang diinginkan dan cocok untuk digunakan da-
jakan pengembangan fungsi lainnya, seperti fung- lam sistem pembelajaran di perburuan tinggi untuk
si produksi sumber-sumber belajar (AECT, 1979; pembelajaran di Indonesia.
Januszewski dan Molenda, 2008). Dengan ditemu- Subjek Penelitian. Subjek penelitian pada pe-
kannya model PBBL akan memudahkan bagi dosen nelitian survey terdiri atas dosen, guru, dan maha-
yang sekaligus bertindak sebagai perancang pem- siswa program pascasarjana (dosen dan guru) ber-
belajaran dalam menyusun preskripsi pembelajaran jumlah 466 orang dari 20 kota, yaitu: Mojokerto,
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan Sidoarjo, Jember, Yogyakarta, Kediri, Madiun,
menggunakan berbagai modus belajar. Melalui Trenggalek, Surabaya, Tulungagung, Bangkalan,
pengembangan PBBL juga akan meningkatkan Gresik, Lamongan, Malang, Manggarai, Manado,
keterampilan soft skill (keterampilan memecahkan Palu, Kupang, Probolinggo, Denpasar, dan Padang
masalah) bagi dosen dan mahasiswa. Variabel Penelitian. Berdasarkan data yang
Tersusunnya pengembangan PBBL akan mem- akan diungkap berbentuk pemahaman, persepsi,
bangun jembatan antara konteks pembelajaran yang dan analisis kebutuhan tentang Rancangan PBBL
bersifat teaching-based, instructor-mediated ke arah (PBBL), berikut disajikan variabel-variabel yang
konteks pembelajaran yang bersifat learning-based. akan diungkap: pengetahuan dosen tentang PBBL,
Keuntungan yang akan diperoleh melalui peneli- persepsi tentang PBBL, perlunya pembelajaran
tian ini terutama untuk menyediakan sumber-sum- 3%%/GDQVSHVLNDVL3%%/
ber belajar bagi mahasiswa yang berpeluang untuk Instrumen Penelitian. Intrumen untuk men-
mengembangkan setiap individu mencapai kemam- gukur variabel-variabel penelitian disusun sendiri
puan optimal dalam keterampilan hard skill dan soft berdasarkan variabel-variabel dijabarkan ke dalam
skill. indikator-indikator penelitian.
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam pene- Analisis Data. Data yang diperoleh dianalisis
litian ini adalah: (1) Menganalisis model rancangan menggunakan statistik deskriptif.
pembelajaran yang dilakukan para tenaga pengajar
(dosen dan guru); (2) Menganalisis kebutuhan per-
lunya Model Rancangan PBBL untuk meningkat-
Wasis D. Dwiyogo, Analisi Kebutuhan Pengembangan Model ... 75
mendekati pensiun disemping itu sarna prasarana besar responden telah melaksanakan pembelajaran
yang dimiliki sekolah sekrang ini masih banyak melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
kendala. Alasan lain kalau teknologi menjadi ba- evaluasi dalam pembelajaran, (2) model rancan-
gian penting dengan pembelajaran, maka tugas pen- gan pembelajaran memiliki komponen-komponen
gajar harus selalui memperbaharui pengetahuannya sebagai berikut: nama mata kuliah/mata pelajaran,
karena teknologi berkembang terus. deskripsi mata kuliah/pelajaran, tujuan pembelaja-
ran, kegiatan dosen/pengajar, kegiatan mahasiswa/
siswa, isi/materi pembelajaran, hasil pembelajaran,
dan bahan pembelajaran yang digunakan. Sebagian
belum memasukkan komponen prasyarat pembela-
jaran dan karakteristik mahasiswa/siswa di dalam
merancang pembelajaran, (3) pembelajaran pe-
mecahan masalah untuk meningkatkan kapabilitas
pemecahan masalah, sebagian besar responden tel-
ah memberikan soal-soal dalam bentuk pemecahan
Gamb
Ga
Gambar 88. Pengetahuan
Pe etah tent
tentang te inol i
terminologi masalah riil dalam kehidupan sehari hari maupun
blended learning pemecahan masalah masa depan, (4) dalam kegia-
tan pembelajaran sebagian besar responden telah
Untuk menyebarluaskan konsep, prinsip, memiliki keterampilan dasar komputer yaitu: yaitu
prosedur, dan praktek dalam pembelajaran pemeca- pengalah kata, pengolah angka, dan pengolah multi
han masalah berbasis blended learning tersebut dib- media (teks, gambar, video, animasi), (5) sebagian
utuhkan pengembangan sumber belajar cetak, au- besar responden belum memahami pembelajaran
dio, audio visual, komputer, dan WEB. Sebagian blended learning, sebagian besar belum pernah
besar responden menyatakan tingkat kebutuhan mendengar oleh karena itu perlu dikembangkan
pengembangan sumber belajar tersebut sangat be- model pembelajaran pemecahan masalah berbasis
sar, berturut-turut pengembangan buku teks (98%), blended learning, (6) blended learning merupakan
Audio (98%), video (98%), komputer (98%), dan pembelajaran masa kini dan masa depan yang per-
WEB (90%). Secara diagram tingkat kebutuhan lu dikuasai oleh para tenaga pengajar, oleh karena
akan pengembangan bahan ajar pemecahan mas- itu diperlukan kegiatan pengembangan pembelaja-
alah berbasis blended learning tersebut disajikan ran berkaitan dengan isi pembelajaran (pemecahan
sebagai berikut. masalah) dan model pembelajaran (blended learn-
ing). Sebagian besar responden 97% setuju model
pembelajaran pemecahan masalah berbasis blend-
ed learning dikembangkan. Responden yang tidak
setuju sebesar 3%, ada beberapa alasan ketidaksetu-
juannya yaitu malas belajar lagi karena mendekati
pensiun disemping itu sarna prasarana yang dimiliki
sekolah sekrang ini masih banyak kendala. Alasan
lain kalau teknologi menjadi bagian penting dengan
pembelajaran, maka tugas pengajar harus selalui
memperbaharui pengetahuannya karena teknologi
berkembang terus, (7) untuk menyebarluaskan kon-
sep, prinsip, prosedur, dan praktek dalam pembela-
jaran pemecahan masalah berbasis blended learning
Gambar
Gamb
Ga mb 99. Pr
Presentase k
keb
kebutuhan
eb uh pengemban-
mb tersebut dibutuhkan pengembangan sumber belajar
gan bahan ajar blended learning cetak, audio, audio visual, komputer, dan WEB.
Sebagian besar responden menyatakan tingkat ke-
butuhan pengembangan sumber belajar tersebut
sangat besar, berturut-turut pengembangan buku
KESIMPULAN teks (98%), Audio (98%), video (98%), komputer
Berdasarkan hasil analis data kuntitatif yang di- (98%), dan WEB (90%). Secara diagram tingkat
peroleh kesimpulan sebagai berikut: (1) sebagian kebutuhan akan pengembangan bahan ajar pemeca-
78 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 21, NOMOR 1, APRIL 2014
Bersin, Josh. 2004. The Blended Bearning Walter, F.B. 1980. Becoming a Better Problem
Book:Best Bractices, Proven Methodolo- Solver. Ohio: Ohio Department of Educa-
gies, and Lessons Learned. San Francisco: tion Columbus.
Pfeiffer