Optimasi Pencampuran Batubara Beda Kualitas PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

OPTIMASI PENCAMPURAN BATUBARA BEDA KUALITAS

UNTUK MEMENUHI KRITERIA PERMINTAAN KONSUMEN DI


PT. ALLIED INDO COAL (AIC) SAWAHLUNTO, SUMATERA BARAT

Febrianto Anwary1, Drs. Syamsul Bahri,MT2, Dedi Yulhendra, ST,MT2

Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang


Jl. Prof. Dr Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25131
Tlp. FT: (0751) 7055644, 445118 Fax. 7055644

ABSTRACT
Compared with other qualities of coal, in Alliec Indo Coal, PT poor quality coal is the least
preferable to be used. Therefore, it becomes necessary to increase its value by blending it with other
qualities of coal. PT. AIC has 182.318,29 tons of coal deposit, with 6.660 kkal/kg average calorivic
value and 0,6 % sulphur content. These deposits devided into 3 high quality seams; seam C1 (7.231
kkal/kg, 1,80m thick, 64.153,07 tons deposits), seam C2 (7.573 kkal/kg, 1,50m thick, 53.460,89 tons
deposits), and seam B1 (7.521 kkal/kg, 1,57m thick, 32.960,19 tons deposits); two medium quality
seams; seam B2 (5866 kkal/kg, 0,40m thick, 9.043,46 tons deposits), and seam B3(5341 kkal/kg,
0,35m thick, 7.347,81 tons deposits); and one poor quality seam; seam C3(4.592 kkal/kg, 0,40m
thick, 15.352,87 tons deposits).
By using formula below:
K 1 . X 1 K 2 . X 2 ... K n . X n
Kc =
X1 + X2 + ... + Xn
an optimum blending result obtained is 6 tons C2 + 2 tons C3, or 5 tons C2 + 2,5 tons B2 + 0,5 tons
C3. On the basis of experiment and calculations, can be concluded that coal blending can be carried
out with two or more combinations of coal, while the blending method and results are highly
influenced by the characteristic of coal, final product specifications, and workability in field.

Keywords:Poor quality coal, coal blending, blending composition.


1
Alumni Program Studi Teknik Pertambangan
2
Dosen Teknik Pertambangan FT UNP
1.Pendahuluan industri. Dalam proses coal blending perlu
Dengan adanya kegiatan coal blending diketahui sifat-sifat batubara itu sendiri baik
antara batubara kualitas tinggi dan batubara secara fisik dan sifat secara kimia. Dalam hal
kualitas rendah adalah salah satu bagian dari kualitas batubara dapat diambil data-data
kegiatan penambangan yang dilakukan oleh seperti, kandungan air (Total Moisture), kadar
PT. Allied Indo Coal (AIC). Untuk memenuhi abu (Ash), zat terbang (Volatile Matter),
permintaan konsumen (buyer). Hal ini karbon tertambat (Fixed Carbon), kandungan
berkaitan dengan berbedanya pemanfaatan sulfur (Total Sulfur), nilai kalori (Calory
batubara sebagai bahan bakar alternatif pada Value), serta sifat-sifat kimia lainnya.
Kualitas batubara dipengaruhi oleh 2. Kandungan Sulfur (Total Sulfur)
kondisi geologi suatu lokasi penambangan, 3. Kandungan Air Total (Total Moisture)
diantaranya ada batubara kualitas tinggi (higt a. Kandungan Air Bawaan (Inherent
quality), kualitas menengah (medium quality), Moisture)
dan kualitas rendah (low quality). Keberadaan b. Kandungan Air Bebas (Surface
batubara pada tiap-tiap pit area memiliki Moisture)
kualitas dan kuantitas cadangan yang berbeda- 4. Kandungan Abu (Ash Content)
beda. Untuk mengetahui hal tersebut pihak 5. Zat Terbang (Volatile Matter)
perusahaan melakukan interpretasi korelasi 6. Karbon Tertambat (Fixed Carbon)
dan coring dari hasil geophysical well logging. Tahap Karbon tertambat didapat dari
Karena sifat fisik dan sifat kimia batubara 100% dikurangi dengan jumlah dari
yang bervariasi inilah maka PT. AIC kandungan air bawaan, abu dan zat
melakukan sebuah metoda pencampuran terbang, yang dinyatakan dalam %, dasar
batubara (coal blending) untuk memenuhi pelaporan dalam kondisi bebas air
permintaan konsumen. permukaan (adb). Menurut koichi
Untuk mengacu pada spesifikasi kontrak (2007:34) menjelaskan:
maka kualitas batubara PT. Allied Indo Coal FC= 100 %-( M+A+VM)
(AIC) dirubah dari air dried basis (adb) Keterangan:M = % Moistur

menjadi air received (ar). Hal tersebut A= % Ash (Abu)


VM = % Volatile Matter
disebabkan karena semua kualitas yang
b. Analisis Batubara
dihasilkan dari analisis labor adalah dalam
Cara yang dilakukan untuk mengetahui
bentuk air dried basis (adb).Air dried basis
mutu/kualitas batubara berkaitan dengan
(adb), dan air received (ar) merupakan dua
pemanfaatannya. Pada prinsipnya dikenal dua
dari beberapa basis analisis kualitas batubara.
jenis pengujian, yaitu Analisis Proksimat
2.Dasar Teori
(Proximat Analysis) dan Analisis Ultimat
a. Parameter Kualitas Batubara
(Ultimate Analysis).
Untuk mengetahui kualitas dari batubara
1. Analisa Proksimat
maka dapat diketahui dengan menggunakan
Yang perlu diketahui adalah
parameter-parameter dari batubara. Parameter-
Kandungan Air Bawaan (Inherent
parameter dari batubara adalah sebagai
Moisure), Kandungan Abu (Ash Content),
berikut:
Zat Terbang (Volatil Metter), Karbon
1. Nilai Kalori (Calorific Value)
Tertambat (Fixed Carbon), dan Total permukaan dan kandungan air bawaannya
Sulfur (Total Sulfur). adalah nol.
2. Analisa Ultimat (Ultimate Analysis) 4. Dry Ash Free (daf)
Analisis ultimat adalah analisis untuk Pada basis daf, nilai kualitas batubara
menentukan kelas batubara. Analisis ini pada kondisi batubara tersebut kering dan
adalah cara paling sederhana untuk bebas dari ash.
menunjukkan unsur pembentuk batubara 5. Dry Mineral Matter Free (dmmf)
yang penting. Pada analisis ultimat terdapat Pada basis dmmf analisis dilakukan untuk
5 unsur yang dianalisis yaitu : Karbon (C), memberikan gambaran mengenai komposisi
Hidrogen (H), Sulfur (S), Nitrogen (N), organic murni, artinya volatile mineral matter
dan Oksigen (O). dianggap sama dengan nol.
c. Parameter Analisis Kualitas Batubara d. Blending Management
Parameter analisis kualitas batubara yang Blending adalah suatu proses
dipakai adalah sebagai berikut: pencampuran beberapa batubara yang
1. As Received (ar) memiliki kualitas yang berbeda sehingga
Pada basis as received (ar) dihitung atas membentuk satu batubara dengan kualitas
dasar lokasi dimana sampel di ambil. Berarti tertentu yang diinginkan. Dalam suatu
semua hasil analisis dihitung dengan blending management, hal yang paling
memasukkan kandungan air total dari sampel. diutamakan adalah:
Hal ini mungkin dilakukan jika batubara 1. Pencampuran kualitas sehingga
dalam keadaan basah. menghasilkan kualitas batubara hasil campuran
2. Air Dry Based (adb) sesuai dengan yang ditargetkan. Dalam
Pada basis adb, sampel batubara yang pelaksanaan pencampuran kualitas batubara
dianalisis ditempatkan di udara terbuka, ada beberapa hal yang harus menjadi
kandungan air totalnya secara perlahan akan perhatian:
mencapai kesetimbangan dengan kelembaban a. Sebelum blending dilakukan, yang perlu
udara. Jika kandungan air permukaan dari diperhatikan adalah target kualitas yang harus
sampel ini kemudian ditentukan maka dicapai dari blending tersebut.
diperoleh kandungan air dalam basis adb. b. Hanya satu target yang bisa dicapai dengan
3. Dry Based (db) tepat dalam satu blending. Parameter lainnya
Pada basis dry, artinya sample batubara mengikuti sesuai dengan proporsi
dalam keadaan kering maka kandungan air blendingnya.
c. Parameter kualitas batubara, dapat dicurahkan relatif sama tiggi dan sejajar ke
dijumlahkan secara kuantitatif pada saat samping.
blending. Dan ada juga parameter yang tidak 5. Alternative Stockpile
dapat dihitung secara kuantitatif berdasarkan Material blending ditumpahkan pada dua
proporsi blendingnya. Contohnya : Ash Fusion tempat dalam jarak tertentu, lapisan
Temperature, Swelling, HGI. selanjutnya dicurahkan secara bergantian
2. Cara blending atau campuran itu sendiri sehingga bertemu ditengah.
yang baik. Dalam suatu blending, sistem e. Teori Blending
pencampuran merupakan yang terpenting. Pencampuran atau blending adalah
Blending harus dilakukan dengan proporsi unit penggabungan atau penimbunan secara
pencampuran yang terkecil untuk bersamaan dan terus menerus dalam waktu
mendapatkan batubara hasil blending yang tertentu dari dua atau lebih material (batubara
homogen. Berikut adalah beberapa sistem beda kualitas), yang dianggap mempunyai
pencampuran: komposisi yang konstan (parameter kualitas
1.Roof type Stockpile (Chevron Method) konstan) dan terkontrol proporsinya.
Material yang akan diblending ditumpahkan Dalam hal ini pencampuran dilakukan
selapis demi selapis secara bergantian terhadap batubara yang berbeda kualitasnya,
sepanjang blending bed. sehingga kualitas batubara hasil campuran
2.Areal Stockpile merupakan perpaduan dari semua parameter
Material yang akan diblending dicurahkan kualitas batubara yang dicampur atau dengan
selapis demi selapis secara horisontal dimana kata lain batubara dengan kualitas rendah akan
setiap perlapisan diratakan dulu baru menjadi lebih baik dan dapat memenuhi
kemudian dicurahkan lapisan berikutnya batasan-batasan persyaratan untuk memenuhi
demikian seterusnya. permintaan konsumen.
3. Axial Stockpile 3. Metodologi
Lapisan material yang dicurahkan disusun Peneliti menggunakan metoda
secara longitudinal dilakukan dengan pengambilan contoh sample di stockpile.
menggeser posisi curahan lebih tinggi dan Pengambilan sample di stockpile dapat
menyamping. dilakukan dengan cara sebagai berikut:
4. Continous stockpile a. Pengambilan sample dilakukan dengan
Hampir sama dengan metode axial stockpile system blok dengan cara mengukur panjang,
tetapi ukuran material tumpukan yang lebar dan tinggi stockpile.
b. Jika ukuran-ukuran diatas telah diketahui, 3. Data ketersediaan batubara di stockpile
area stockpile dibagi sesuai dengan jumlah Beberapa data hasil pengujian laboratorium
increment yang harus diambil. disajikan dalam basis adb. Karena spesifikasi
c. Jika pengambilan sample dilakukan secara kontrak berbasis ar, maka dilakukan konversi
manual, maka increment diambil dengan dengan menggunakan persamaan
mengunakan sekop atau auger. Dalam hal ini a. Seam HCV untuk C1
sample diambil dari kedalaman 30 cm. 1) Untuk mencari TS (% ar)
Apabila kadar air tempat tinggi (basah),
sample diambil lebih kedalam lagi sampai
setengah tinggi/ tebal timbunan batubara di
stockpile. Jika dilakukan secara mekanis,
maka untuk ketebalan batubara lebih dari 4 = 0,441 %

meter, pengambilan sample dilakukan pada 2 2) Untuk mencari Ash (% ar)

level atau lebih dengan catatan tiap level tidak


lebih dari 4 meter.
d. Sample kemudian diberi identitas pada
containernya dan siap di analisis.
= 7,37 %
4.ANALISA dan PEMBAHASAN
3) Untuk mencari Kalori (Kcal/Kg ar)
a. Proses Perhitungan Blending
(100 )
Untuk memudahkan transportasi, batubara = ( )
100 )
dikelompokkan per PO (Purchased Order). (100 9)
= 7231 ( )
Batubara untuk PLTU Sijantang 100 3,22)
dikelompokkan di stockpile area 1. Proses = 6799 Kcal/Kg
perhitungan blending yang biasa dilakukan Perhitungan analisa untuk seam HCV C2 dan
oleh PT. AIC dapat dijelaskan sebagai berikut: B1 sama dengan cara perhitungan seam C1
1. data stockpile area 1 dengan hasil tabel 4
Kapasitas : 8000ton a. Seam MCV dan LCV
2. spesifikasi kontrak Dengan cara yang sama untuk kualitas
Total Sulfur : 0.7% MCV (ar) dan LCV (ar) sama dengan cara
Ash : 14% perhitungan analisa HCV untuk seam C1
Total Moisture (TM) : 11.5% dengan hasil seperti tabel 4
Calorific Value (CV) : 6150
Berikut perhitungan konversi dari adb ke ar Tabel 2. Data spesifikasi yang diminta
dalam format .excel konsumen, serta data stock batubara yang
Tabel 1 Konversi dari adb ke ar tersedia
DATA SPESIFIKASI DAN AVAILABLE STOCK
Seam TS ASH HGI TM CV

Permintaan 8000,00 0,7 14 44 11 6150


C2 0,46 7,3 44 8,4 7178
B2 0,42 24,8 - 6,6 5410
C3 0,62 33,3 - 9,4 4355

Tabel 4 Hasil perhitungan coal blending HCV


+ LCV
Perhitungan coal blending PT.AIC
Kalori Tinggi- Rendah
4. Perhitungan blending
Dalam perhitungan coal blending, karakteristik
batubara yang dihasilkan harus memenuhi
kriteria berikut:
a.Persentase TS, ash, IM, dan TM tidak boleh
melebihi spesifikasi kontrak
b.Nilai CV tidak boleh lebih sedikit dari nilai
yang tercantum dalam spesifikasi kontrak
c.Volume batubara masing-masing seam
dipilih yang kelipatan 25, karena pada PT.
AIC, dump truck yang digunakan untuk
blending memiliki kapasitas 25 ton
d. Di antara semua komposisi yang memenuhi
spesifikasi, dipilih komposisi dengan kualitas
terendah paling optimum
Tabel 5 Hasil perhitungan coal blending HCV - Total sulphur : 0.52%
+ MCV + LCV - Ash content : 16.43%
Perhitungan coal blending PT.AIC - Total Moisture : 8.74%
Kalori rendah- menengah-tinggi - Calorivic Value : 6190 kcal/kg
Blending batubara tidak hanya bisa
dilakukan antara 2 seam. Pencampuran antara
3 seam atau lebih pun dapat dilakukan. Contoh
perhitungan untuk pencampuran 3 seam dapat
dilihat pada lampiran 3 dan 4.
Pada tabel perhitungan di Tabel 8 terlihat
bahwa semua spesifikasi mulai terpenuhi pada
komposisi 5000 ton C2 berbanding 2500 ton
B2 dan 500 ton C3 (nomor 21 Tabel 8).
Dengan karakteristik batubara yang
dihasilkan:
- Total sulphur : 0.42%
- Ash content : 12.34%
- Total Moisture : 7.30%
- Calorivic Value : 6177 kcal/kg
b. Sistem Ritase Pada Saat Blending
Pencampuran batubara dilakukan dengan
perhitungan ritase, yang artinya pada blending
batubara A dan B 1:4, dibutuhkan ritase untuk
batubara B empat kali lebih banyak dari
Pada tabel perhitungan terlihat bahwa
batubara A.
semua spesifikasi mulai terpenuhi pada
Untuk lebih jelasnya, berikut table
komposisi 5100 ton C2 berbanding 2900 ton
perhitungan ritase batubara dengan komposisi
C3 (nomor 12 Tabel 6). Tapi untuk lebih
blending sesuai Tabel 6.
aman, komposisi yang digunakan adalah 5200
ton C2 berbanding 2800 ton C3 (no.13 pada
Tabel 6). Dengan karakteristik batubara yang
dihasilkan:
Tabel 6 Tabel Perhitungan Ritase 1. Dalam memaksimalkan pemanfaatan
Untuk Kualitas HCV + LCV eam C2 dan C3 batubara, PT. AIC baru melakukan coal
blending dengan kualitas diatas 5.000 Kcal/kg
sedangkan kualitas yang dibawah 5.000
Kcal/kg tidak dimanfaatkan atau masih
dibiarkan begitu saja di stockpile.
Dilihat dari produk LCV PT. AIC dengan
kualitas 4.355 Kcal/kg bila di blending dengan
Jadi, untuk rasio retasi 3 : 1, yang artinya produk HCV dengan kualitas 7.178 Kcal/kg,
untuk setiap 3 rit seam C2 dicampur dengan maka akan dapat hasil komposisi yang paling
1 rit seam C3. optimal untuk memenuhi kualitas kontrak
Tabel 7. Tabel Perhitungan Ritase yang diminta konsumen,
Untuk Kualitas HCV + MCV +LCV 2. Sedangkan untuk blending dengan produk
seam C2 dan B2 dan C3
seam C2 HCV 7.178kcal/kg, Seam B2 MCV
5.410 Kcal/kg dan Seam C3 LCV 4.355
kcal/kg, di dapat hasil komposisi campuran
yang optimal untuk memenuhi kualitas
kontrak yang diminta konsumen adalah
5000 Ton seam C2 (HCV), 2500 Ton seam B2
(MCV) dan 500 Ton Seam C3 (LCV).

b. Saran
Jadi, untuk rasio retasi 10 : 5 :1, yang
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian
artinya untuk setiap 10 rit seam C2 dicampur
lebih lanjut adalah:
dengan 5 rit seam B2 dan dicampur dengan 1
1. Saat aplikasi di lapangan, agar lebih
rit seam C3.
memperhatikan kebersihan batubara saat
pengambilan, karena dapat mempengaruhi
5. KESIMPULAN
karakteristik batubara.
a. Kesimpulan
2. Proporsi blending yang dipilih sebaiknya
Dari Tugas Akhir yang telah dilakukan sejauh
tidak terlalu dekat dengan titik aman, karena
ini, kesimpulan yang dapat diambil dari
banyaknya faktor lapangan yang
analisa dan pembahasan adalah :
mempengaruhi kualitas batubara hasil Sudarsono, Arif. 1998. Diklat Pencucian
blending. Batubara Volume 1. Ciloto : Institusi
3. Untuk optimalisasi batubara kualitas rendah, Teknologi Bandung.
dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai Sudjana, (1992). Metoda Statistika. Bandung:
peningkatan kualitas batubara dengan Tarsito
mengurangi atau menambahkan zat tertentu. Sukandar, rumidi, 1995 Batubara Dan
4. Sebaiknya batubara yang terbuang sia-sia Gambut, Gadjah Mada University
atau yang kurang dari kualitas 5.000 kcal/kg Press,Yogyakarta
agar dimanfaatkan dengan cara perhitungan Surakusumah, Sofyan. 1995. Department
yang telah dilakukan.perencanaan struktur Processing and Laboratory.PT. Allied Indo
bendungan secara detail baik teknis maupun Coal (AIC)
biayanya dan analisa stabilitasnya.

6. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Data-data, Laporan, dan Arsip
Perusahaan. PT. Allied Indo Coal (AIC)
Arikunto, Suharsimi. (2010).
Prosedur Penelitian Jakarta: Rineka
Geoservices, Ltd, Kualitas Batubara, Basic
Sampling,Coal Geology
Khatidjah, Siti. 2006. Optimalisasi Coal
blending Untuk Shipment Mengunkan
Metoda Solver (Skripsi) Bontang: USAKTI
Jakarta.
Munir, Stefano. 1985. Direktorat Jendral
Pertambangan Umum Pusat
Pengembangan Teknologi Mineral.
P, Junaidi. Perhitungan Pencampuran
Batubara. PT. Allied Indo Coal (AIC)
Raimon, Kopa 2012. Panduan Penulisan
Tugas Akhir.Padang : Universitas Negeri
Padang.

You might also like