KaemMKa 194 2012 - Portal Pertukaran Data DJP-DJBC

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 12
Meer KEUANONN ‘REPUGLK NOONESA ‘SALINAN KEPUTUSAN MENTER] KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/KMK.03/2012 7 ‘TENTANG PERTUKARAN DATA ANTARA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI Menimbang Mengingat MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ca bahwa ketentuan mengenai pertukeran data antara Direktorat Jenderal Pajal dan Direktorat Bea dan Cukai telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 428/KMK.03/2010 tentang Pertukaran Data ‘Antara Direktorat Jenderal Pajak Dan Direktorat Bea Dan Cukai; bahwa untuk lebih meningkatkan efektivitas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai serta dalam rangka mendulcung optimslisasi penerimaan negara dari penerimaan pajak, bea masuk, dan cukai, perlu dilakukan peayempurnaan terhadap ketentuan mengenai pertukaran data antara Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Bea dan Cukai sebagaimana tersebut huruf a i atas; bahwa berdasarkan _pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kevangan tentang Pertukaran Data antara Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tabun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999); Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajal Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembéran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa Kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Nogera Republile Indonceia. Nomor 4893); ira ern nDNA -2- 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (Lembaren Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264) scbagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 42 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 150, Tambahar . Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5069); Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661); 5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomer 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 'Nomor 3613) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 105 Tambahan Lemberan Negara Republik Indonesia Nomor 4755); 6. Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010; 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERTUKARAN DATA ANTARA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI. PERTAMA —: Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, sesuai peraturan perundang-undangan, Menteri Keuangan menugaskan dan memerintahkan kepada: 1. Direktur Jenderal Pajak untuk memberikan data yang berada dalam pengelolaan Direktoret Jenderal Pajalc, dengan mewajibkan pejabat dan/atau pegawei yang, berwenang pada unit kerja di Direktorat Jenderal Pajak untuk melaiukan pertukaran dats, a. be KEDUA KETIGA MeTeRI KEUANGAN REPUGLIKINOONESIA “3 2, Direktur Jenderal Bea dan Cukai untuk memberilan data yang ‘berada dalam pengelolaan Direktorat Jenderal Bea dan Ctukai, dengan mewajibkan pejabat dari/atau pegawai yang berwenang pada unit kerja di Direltorat Jenderal Bea dan Cukai untuk melakukan pertukaran data. + Date yang dipertukarkan antara Direktorat Jenderal Pajalk dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai scbagaimana dimaksud dalam Diltum PERTAMA terdiri dari: 1. data elektronik yang dikelola secara elektronik dan tersedia di dalam basis data; dan 2, data non elektronile. Data clektronik yang dipertukarkan antara Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Culcai ‘Sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA ‘angka 1 terdiri dari: 1. data yang berada dalam pengelolaan Direktorat Jenderal Pajak c.q- Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan yong meliputi: : fa. data Nomor Pokok Wajib Pajak yang terkait dengan kegiatan kepabeanan dan cukai; b. clemen data tertentn pada Surat Persberitahuan (SPT) ‘Masa PPN dan lampirannya; c. data restitusi/pengembalian pajak yang terkait dengan ‘kegiatan kepabeanan dan cukai; 4. data pemegang saham/pengurus, Pajak Penghasilan Pasel 22 impor, Pajak Penghasilan Pasal, 26 untuk importir, dan PPh Pasal 23 untuk pengusaha penerima, fasilitas di Kawasan Berikat, Kemudahan Impor Tujuan Ekepor, dan penerima pembebasan bea masul atau pengembalian bea masuk yang telah dibayer, atas impor berang dan bahan untuk diolah, diralct, atau dipasang pada barang Jain dengan tujuan untuk diekspor; e. elemien data tertentu dari profil Wajib Pajak tertentu; f. data Penagihan sebagai tindak lanjut._atas pemberitahuan piutang pajak terkait dengan kegiatan Kepabeanan dan cukai (Surat Pemberitahuan Pajale Dalam Rangka Impor/SPDRI dan STCK-3); dan” g. data Surat Keterangan Bebas Pajak Penghasilan Pasal 22 impor dan Keterangan Bebas Pajak PPN impor. 2, data yang berada dalam pengelolaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai c.q. Direktorat Informasi Kepabeanan dap ‘Cukai yang meliputi: . AL Meqrenl KeUANGAN ‘REPUBLICINDONESTA oe a. data pemberitahuan pabean _ ekspor _berileut “ perubahannya; ‘ b, data ‘pemberitahuan pabean impor berilkut perubahannya; ¢. data pemberitahuan pabean untuk tempat penimbunan erik d. data Surat Pemberitahuan Piutang Pajak Dalam ./ Rangke Impor/SPSDRI dan Data penagihan pajak dalam rangka pelunasan cukai/STCK-3; ‘h, data mengenai penetapan pajak dalam rangka impor; ¢. data Nomor Identitas Kepabeanan(NIK), Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC), Nomor Pokok Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (NP-PPJK), dan Nomor identitas kepabeanan dan cukai Idinnya; {. data NPWP perusahaan penerima fasilitas kepabeanan; g. clemen data tertentu dari outward manifest dan inward manifest, h, elemen data tertentu dari dokumen pemesanan pita cukai hasil tembakau (CK-1), dokumen perusakan pita cukai (CK-2), dan dokumen penerimaan pengembalian pita cukei (CK-3}; i, clemen data tertentu dari sistim aplikasi Tempat Penimbunan Sementara Online. 3, data yang berisi informasi, penjelasan, dan keterangan, serta data lain yang berkaitan dengan data sebageimana dimakeud pada angka 1 dan angka 2, guna mendukung pelaksanaan tugas dan flingsi masing-masing. KEEMPAT ° : Pertukaran data’ elektronik scbagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA dilakukan antara Direktorat Jenderal Pajak c.q. Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai cq. Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETIGA dengan menggunakan portal pertukaran data. KELIMA > Pertukaran data -non clektronik sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA dilakukan dengan cara sebagai berileut: 1. pertukaran data non ciektronik dapat dilakukan antara Direktorat Jenderal Pajak c.g. kantor vertikil Direktorat Jenderal Pajak dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai c.q, kantor vertikal Direlttorat Jenderal Bea dan Cukai; 2. pimpinan kantor vertikal sebagaimana dimaksud pada angka 1 yang membutuhkan data dapat melalcukan Koordinasi dan meminta data sccara langsung kepada pimpinan kantor Pemberi Data; ahh MENTERIKEUANGAN REPUBUKINOONESIA o5- 3° tata cara pertukaran data non elektronik sebagaimana 5 dimaksud pada angka 1 dan angka 2 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak =~ terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. KEENAM : Techadap pertukaran data sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA berlaku ketentuan sebagai Derikut: 1. Direktorat Jenderal Pajak atau Direktcrat Jenderal Bea dan Cukai bertindak selaku Pemberi Data, dalam hal Direktorat Jenderal Pajak atau Direktcrat Jenderal Bea dan Cukai merupakan unit kerja yang menghasillan data dan memiliki kewenangan terhadap data tersebut; 2. Direktorat Jenderal Pajak atau Direktcrat Jenderal Bea dan Cukai bertindak selaku Penerima Data, dalam hal Direktorat Jenderal Pajak atau Direktcrat Jenderal Bea dan Cukai merupakan unit kerja yang menerima dan memanfaatkan data sesuai dengan kewenéngan yang diberikan oleh Pemberi Data; 3. Pemberi Data menyediakan data clektronik yang paling mutalchir (up to date) dari mengirimkanrya secara Berkala kepada Penerima Data; 4, data clektonik yang dikirimkan sebagaimana dimaksud pada angka 3 menggunakan format yang disepakati antara Pemberi Data dan Penerima Data; 5, Pemberi Data menyediakan data non clektronik sesuai dengan permintaan dari unit yang meminta data dengan menggunakan format yang tersedia di unit kantor Pemberi Data; F 6.dalam hal data yang berkaitan dengan dokumen kepabeanan, cukei, atau perpajakan hanya tersedia dalam bentuk hardcopy, unit kantor yang meminta data dapat melakukan rekep mandiri terhadap data dimaksud; Penerima Data menginformasikan kepada Pemberi Data jabila terdapat indikasi adanya inkonsistensi atas data yang diterima sebagai bahan evaluasi, KBTUJUH : Pemberi Data dan Penerima Data sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEENAM, secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama, bertanggung jawab untuk: 1, menjaga kelancaran pelaksanaan pertukaran data; 2, menjamin ketersediaan, kemutakhiran (up to date), dan integritas deta yang dipertulearkan; a fr ENTER KEUANGAN FREPUBLIKINDONESIA ~6- 3. menjamin keamanan data sampai dengan data dikirimican dan diterima, sesuai dengan mekanisme pertukaran data elektronik; : 4, memanfaatkan data yang diterima hanya - untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi di masing- masing unit; 5. tidak menyampaikan data, analisis dan/ atau laporan kepada pihak lain, kecuali atas seizin Pemberi Data; 6. menyediakan kamus data dan penjelasannya untuk data yang dikirima; 7. melakukan évaluasi atas pelaksanaan pertukaran data setiap 3 (tiga) bulan sekali; dan 8, memberikan informasi hasil pengembangan lebih lanjut atas pernanfaatan data tertentu yang dipertakarkan. KEDELAPAN : ‘Dalam rangka penggunaan dan pemanfaatan data yang dipertukarkan sebagaimana dimaksud dalam Dikium KEDUA berlaku ketentuan sebagai beriicut: 1. Pemberi Data dan Penerima Data wajib menjaga kerahasiaan data yang dipertukarkan; 2. Pemberi-Data dan Penerima Data yang terbukti melanggar ewajiban untuk merahasiakan data yang dipertukarkan, dikenai sanksi sesuai peraturan perundang-undangan; 3. dalam hal data yang dipertukarkan akan digunakan atau dimanfaatkan sebagai dasar untuk melakpkan, langkah- Jangkah hukum,’ penggunaan dan pemanfaatan tersebut dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 1. Dalam rangka pelaksanaan Keputusan Menteri ini, Direktur Jenderal Pajak dan Direktur Jenderal Bea dan. Cukai dapat menetapkan petunjuk pelaksanaan sesuai bidang tugas dan fungei masing-masing. © 1°! 3. 2. Direktur Jenderal Pajak dan Direktur Jenderal Bea dan Cukai dapat menetapkan rincian data dan tahapan pemberian data sebagaimana dimaksud dalam Diktum KBTIGA yang disepakati bersama. KESEPULUH : Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Keuangan “Nomor 428/KMK,03/2012__ tentang Pertukaran Data Antara Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. KESEBELAS : Keputusan Menteri ini mulai berlaku setelah 60 (enam pulub) hari terhitung sejak tanggal ditetapkan. KESEMBILAN a hh (MeNTERIKEUANGAN REPUGLKINDONESIA age Salinan Keputusan Menter! ini disampaikan kepada: Wakil Menteri Ketiangan; Sekretaris Jenderal; Ingpektur Jenderal; Direktur Jenderal Pajak; Direktur Jenderal Bea dan Cukai; Kepala Biro Hukum; Direktur Teknologi Informasi Perpajakan, Direktorat Jenderal Pajak; 8. Direktur Peraturan Perpajakan I, Direktorat Jenderal Pajak; 9, Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai, Dircktorat Jenderal Bea dan Cukai; 10. Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Culkai, Direktorat Jenderal Bea dan Ctkei, Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 7 Juni 2012 MENTERTKEUANGAN, etd, AGUS D.W. MARTOWARDOJO Kororan sera xeuANoAN rue Impomeain WOMOR "194 /KMK.03/2012 ‘eras Dara area onexong ‘PARK DAN DRSETORATJEMDBRAT BA Bt CUA ENTER: KEUANGAN FREPUOUKINCONESIA ‘TATA CARA PERTUKARAN DATA-NON ELEKTRCNIK 1. PENDAHULUAN Tata cra pertukaran data non elektronik dimaksudkan untuk memberikan pedoman dan referensi dalam pertukaran data yang tidak tercalup pada pertukaran data secara elektronil antara unit di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang disepakati untuk dipertukarkan, 2. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT Pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan pertukaran data ini adalah sebagai berileut: 2.1. Unit ‘vertikal di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak atau Direktorat Jenderal: Bea dan Cukai, yang menghasilkan data dan/atau memililci Kewenangan tethadap data (selanjutnya disebut Pemberi Data), yang berkewajiban memberikan data dan kamus data, sepanjang tidak melanggar peraturan perundang-unidangan yang berlalc.. 2.2. Unit vertikal di lingkcungan Direktorat Jenderal Pajak atau Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, yang membutuhken data dari unit lainnya (selanjutnya disebut Penerima Data), yang berkewajiban menggunakan data sesuai dengan kewenangan hak akses yang diberikan oleh Pemberi Data. 3. TUJUAN Pertukaran data non clektronik bertujuan untuk mengatur proses pertukaran data, yang secara umum meliputi proses permintaan dan pemberian data, atas data yang belum tercakup dalam Portal Pertukaran Data antara Direktorat Jenderal’ Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, antara unit di Jingkungan Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dengan tetap memperhatikan prinsip kerahasiaan (confidentiality), keutuhan (integrity), dan ketersediaan (availability) data. 4. RUANG LINGKUP Pertukaran data non elektronik meliputi: 4.1.Data yang disepakati untuk dipertukarken menggunakan mekanisme pertukeran data (permintaan dan pemberian. date}, namun tidale menggunakan Portal Pertukeran Data Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, yang mencalaip data dalam bentuk hardcopy (dokcumen, print-out data), maupun dalam bentuk softoopy (file) 4.2. Pihale-pihale yang terkait dalam pelaksanaan pertukaran data ini, yang membutuhkan dan memanfaatkan data untuk pelaksanaan tugas dan fungsinya. KELANA REPUBLIK NOONESIA a2 5. TATA CARA-PERTUKARAN DATA S.1, Direktur ‘Teknologi Informasi Perpajakan pada Direktorat Jenderal Pajak dan Direletur Informasi Kepabeanan dan Cukai pada Dircktorat Jenderal Bea dan Cukai, mengkoordinasikan pelaksanaan dan Pemantauan atas penerapan tata cara pertukaran data ini, 5.2.Setiap pimpinan unit vertikal Dircktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, memastikan bahwa pelaksanaan pertukaran data untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya sudah sesuai dengan tata cara pertukaran data ini. 5.3.Data yang dipertukarkan diklasifikasikan berdasarkan tingkat keamanan data sesuai Klasifikasi data sebagai berilcut: KLASIFIKASI KETERANGAN Sangat Data dari Direktorat Jenderal Pajak dan’ Direktorat| Rahasia Jenderal Bea dan Cukai, yang diperlukan untuk (Strictly mendukung pelaksanaan tugas, dan fungsi masing- Confidentia) |masing, yang menurut.peraturan perundang-undangan lyang “berlalc dinyatakan rahasia, yang apabila| didistribusiken secara tidak sah atau jatuh ke tangan yang tidak berhak, akan menyebabkan terjadinya| pelanggaran hukum, mengganggu pelaksanaan tugas dan| fangsi, dan mengakibatkan kerugian negara. Data dari Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat| Jenderal Béa dan Cukai, yang diperlukan untuk| mendulung pelakeanaan tugas den fungsi masing-| Rahasia masing, yang menurut peraturan perundang-undangan (Confidentia) |yang berlaku dinyatakan rahasia, yang apabila| Gidistribusikan secara tidak sah atau jatuh ke tangan yang tidak berhak, akan menyebabkan terjadinya| pelanggaran hukum, namun tidak = menggangeu Pelaksanaan tugas dan fungsi dan/atau mengakibatkan Ikerugian negara. ‘Terbatas Data dari Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat (intemal Use |Jenderal Bea dan Cukei, yang diperiukan untuk Onky) mendukung pelaksanaan. tugas dan fungsi masing- ‘maging, yang menurut peraturan: perundang-undangan | yang berlaku dinyatakan rahasia, yang apabila| Gidistribusiken sccara tidak sah atau jatuh ke tangan yang tidak berhek, tidak menyebabkan terjadinya| pelanggaran huleum, namun dapat mengganggu pelaksanaan tugas dan fungsi dan/atau mengakibatkan kerugian negara. ‘Tabel-1. Klasifikasi Data Ab ENTERLKEUANOAN FREPUBLICINDONESIA 2a! 5.4. Klasifikasi data merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kamus data. 5.5.Pihak-pihak yang terkait dengan pertukatan data ini haius menjamin kerahasiaan, keutuhan, dan ketersediaan data sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. 5.6. Mekanisme pelaksanaan pertukaran data akan ditetapkan dalam prosedur pertukaran data. 6. TANGGUNG JAWAB ‘Tanggung jawab pibak-pihal terkait pertukaran data elektronik sebagainiana dimakeud pada butir 2.1. dan 2.2. adalah sebagai berikut: 6.1. Pemberi Data 6.1.1. Menjamin ketersediaan, kemutakhiran (up. to date), dan keutuhan data yang disampaikan kepada Penerima Data; 6.1.2. Menjamin keamanan data sampai data diterima oleh Penerima Data; 6.1.3. Menyampaikan kamus data, dan perubahannya serta retensi data kepada Penerima Data; 6.1.4. Menindaklanjuti laporan kejanggalan/anomali data; 6.1.5. Melakukan Klasifikasi data sesuai dengan tingkat keamanan data seperti yang tercantum pada butir 5.3. 6.2.Penerima Data 6.2.1. Menjamin keamanan data yang telah diterima; 6.2.2. Memberitahukan kepada Pemberi Data apabila menemukan kejanggalan/anomali data; dan 6.2.3, Menggunekan data sebagai referensi dan tidak diperkenankan menyampaikan data yang diterimanya dari suraber data kepada pihake lain, kecuali atas ijin Pemberi Data. 6.3.Apabila ada pihake yang tidak bisa memenuhi tanggung jawabnya, maka pihak terkait menyampaikan kepada Koordinator Pertukaran Data untuk ditindaklanjuti. 7. PROSEDUR PERMINTAAN DAN PEMBERIAN DATA 7.1, Permintaan Date Permintaan data dari unit vertikal Direktorat Jenderal Parak atau Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditujukan kepada uni: vertikal lainnya, ‘selurang-kurangnya herus menjelaskan: 7.1.1, Maksud dan tujuan permintaan data; 7.1.2. Data, dokumen, dan/atau penjelasan data lainnya; dan be ener KEUANGAN FREPUBLIINDONESIA -4- 7.1.3. Penggunaan/pemanfaatan atas data, 7.2. Pemberian Data 7 Pemberian data dari unit vertikal Direktorat Jenderal Pajak atau Direltorat Jenderal Bea dan Cukai yang diberikan kepada unit vertikal lainnya, seleurang-kurangnya hiarus menjelasken: 7.2.1. Penjelasan telmis atas data yang diberikan; 7.2.2. Data dan dokumen yang diberikan; 7.3. Kamus Data Informasi yang terdapat pada kamus data sekurang-kurangnya meliputi, tetapi tidale terbatas pada: : » 7.3.1. Unit Pemberi Data; 7.3.2. Nama file/data; 7.3.3. Keterangan singkat tentang file/data; 7.44, Jenis data; 7.3.5, Klasifikasi data; 7.3.6. Periode dan volume data; 7.3.7, Format data; dan 7.3.8, Struktur data: a, Nama clemen data; tree b, Uraian elemen data; ©. Tipe; 4, Panjang; dan fe. Desimal. 7.4, Prosedur Pertukaran Data Pertukaran data dilaicukan dengan tetap menjamin kerahasiaan, integritas, dan keaslian data/informasi yang dikirim dari Pemberi Data sampai kepada Penerima Data. 8.ISTILAH YANG DIGUNAKAN 8.1,Informasi adalah hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian data yang dapat disajikan sebagai pengetaluan, Catatan: dalam penggunaannya, data dapat berupd informasi yang menjadi data bara, sebaliknya informasi dapat’ berftingsi sebagai data untuk menghasillan informasi baru, ban iseaeenxeuanoAN REPUBLIC INDONESIA 8.2. Kerahasiaan (confidentiality) adalah data dan/atau informasi hanya dapat > diakses sesuai kewenangan dan tidak boleh diungkapkan kepada pihake di luar instansi tanpa scizin Direktorat Jenderal Pajak dan Dircktorat Jenderal Bea dan Cukai, 8.3. Keutuhan (integrity) adalah status informasi yang alcurat, lengkap dan tidak fusak saat dipindahkan atau diproses, serta dicegah atau dihindari dari perubahan yang tidak dikehendaki oleh pihak yang tidak berwenang. 8.4 Ketersediaan (availability) adalah data ada dan mutakhir ketika diperiukan sebagai dasar pengambilan keputusan. 8.5.Pemberi Data adalah unit eselon I yang menghasilkan data dan/atau smemiliki kewenangan terhadap data tersebut. 8.6.Penerima Data adalah unit kerja yang menerima cata sesuai dengan kewenangan hak alcses yang diberilcan oleh Pemberi Data, 8.7. Pertukaran data adalah suatu kegiatan mengirim ke dan/atau menerima data dari unit-unit vertikal yang ada pada Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cull. MENTERIKBUANGAN, ted, AGUS D.W. MARTOWARDIJO

You might also like