Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

97

PENETAPAN TARGET PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH


Syafrul dan Lena Farida
FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293

Abstract: Determination of Target Taxes and Levies. The purpose of this study was to analyze
the targeting of taxes and levies in the field of revenue Revenue Service, Finance and Asset
Management area Siak. This research is a case study using a descriptive analysis comparing
theory with practice. In accordance with the facts on the ground are obtained from target-setting
process reribusi local taxes and services in the field of revenue income, management, finance and
asset Siak area, apparently targeting because: 1) the lack of data, lack of data was the factor that
led to the decision taken in the determination taxes and levies targets seem less rational, since the
determination based on the realization last year and projected using an average of the targets set
in the years to come, 2) lack of human resources, lack of sumberdya human factor in this regard
about jobs and tax collection object retribution on the field, so that the required data in the target
setting is not available, it is due to the lack of a dedicated budget to pay the counterparty to
collect data in the field, and 3) lack of infrastructure, this factor with regard to data collection
facilities required so that taxpayers are less than optimal data collection acquisition.

Abstrak: Penetapan Target Pajak dan Retribusi Daerah. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis penetapan target pajak dan retribusi daerah pada bidang pendapatan Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di Kabupaten Siak. Penelitian ini bersifat studi kasus
dengan menggunakan analisa secara deskriptif yaitu membandingkan teori dengan praktek. Sesuai
dengan fakta lapangan yang diperoleh dari proses penetapan target pajak dan reribusi daerah pada
bidang pendapatan dinas Pendapatan, pengelolaan, keuangan dan asset daerah Kabupaten Siak,
ternyata penetapan target dikarenakan: 1) Kekurangan data, faktor kekurangan data lah yang
menyebabkan keputusan yang diambil dalam penetapan target pajak dan retribusi terkesan kurang
rasional, karena penetapan berdasarkan realisasi tahun lalu dan dengan menggunakan metode
proyeksi rata-rata maka ditetapkan target pada tahun yang akan datang; 2) Kekurangan SDM, faktor
kurangnya sumberdya manusia dalam hal ini berkaitan tentang pekerjaan pendataan objek pajak
dan retribusi di lapangan, sehingga data yang dibutuhkan dalam penetapan target tidak tersedia, hal
ini disebabkan karena kurangnya anggaran yang diperuntukkan membayar rekanan yang melakukan
pendataan di lapangan; 3) Kekurangan prasarana, factor ini berkaitan dengan masalah fasilitas
pendataan yang dibutuhkan sehingga pendataan wajib pajak kurang optimal perolehannya.
Kata Kunci: Penetapan target pajak, bidang pendapatan, dan retribusi daerah.

PENDAHULUAN diperoleh dari masyarakat sendiri melalui pe-


Pembangunan daerah yang dilaksanakan pada narikan pajak, retribusi, dan lainnya. Dana yang
prinsipnya untuk meningkatkan taraf hidup atau berupa anggaran tersebut dikeluarkan kepada
kualitas hidup (quality of life) masyarakat. Se- masyarakat berupa pola pembiayaan dan me-
tiap warga negara menginginkan peningkatan kanisme dan pengeluaran untuk pembiayaan
nilai dari satu titik ke titik yang selanjutnya yang kegiatan pemerintah dalam mengelola daerah
setidaknya memberikan perubahan yang baik tidaklah sama dengan mekanisme penerimaan
untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya. dan pengeluaran pembiayaan rumah tangga
Peningkatan nilai hidup pada akhirnya akan konsumsi dan rumah tangga produksi. Jumlah
bermuara pada kemakmuran (welfare) yang pengeluaran anggaran pengeluaran daerah tidak
diharapkan setiap orang. Hal ini membutuhkan ditentukan oleh besarnya penerimaan tetapi jus-
anggaran, karenanya pemerintah daerah harus tru jumlah pengeluaran yang akan mempengaruhi
kreatif menggalinya. jumlah anggaran penerimaan suatu daerah.
Pemerintah sebagai organisasi sektor publik yang
Dana yang diberikan pemerintah untuk
mendapatkan dan memanfaatkan pendanaan
peningkatan kesejahteraan sebagian besar
yang bersumber dari dana publik dan biasanya

97
98 Jurnal Kebijakan Publik, Volume 4, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 1-118

dianggarkan oleh pemerintah melalui APBN atau dipaksakan dan terutang oleh wajib pajak
APBD, memberikan fungsi atau layanan kepada membayarnya dengan tidak mendapat prestasi
masyarakat. kembali (kontra prestasi/balas jasa) secara lang-
Salah satu pemerintah daerah yang meng- sung, yang hasilnya digunakan untuk membiayai
alami masalah kesejahteraan adalah Pemerintah pengeluaran pemerintah dalam pembangunan.
Kabupaten Siak. Sebagai salah satu kabupaten Sedangkan retribusi daerah adalah pembayaran
muda hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis wajib dari penduduk kepada pemerintah karena
berdasarkan UU No. 53 Tahun 1999 telah ber- adanya jasa tertentu yang diberikan oleh peme-
usaha melalui komitmennya untuk melakukan rintah bagi penduduknya secara perorangan.
akselerasi pembangunan dengan upaya meman- Penetapan pajak dan retribusi daerah yang di-
faaatkan potensi sumber daya manusia dan tetapkan pemerintah tidak dapat sewenang-
sumber daya non-manusia yang ada. Upaya- wenang, karena pajak dipungut berdasarkan
upaya yang dilakukan pemerintah daerah adalah adanya suatu keadaan, kejadian dan perbuatan
peningkatan pendapatan asli serta upaya penge- yang menurut peraturan perundang-undangan
lolaan keuangan daerah agar lebih efektif dan pajak dikenakan pajak. Begitu juga dengan
efisien. retribusi yang dikenakan kepada orang perora-
Pemerintah Kabupaten Siak dalam menja- ngan berdasarkan jasa yang disediakan peme-
lankan roda pembangunan daerah sejalan dengan rintah darah yang dinikmati oleh orang atau badan.
amanah otonomi daerah bukan saja tergantung Pemungutan pajak dan rertibusi merupakan
pada kemampuan sumber daya manusia saja tanggung jawab dari Dinas Pendapatan, Penge-
dalam menangkap peluang melainkan juga ke- lolaan Keuangan dan Aset Daerah sebagai salah
mampuan finansial sebagai penopang dalam satu organisasi publik tentunya telah melakukan
pembiayaan pembangunan daerah. Salah satu perubahan. Perubahan birokrasi publik yang di-
satuan kerja perangkat daerah yang mempunyai perkenalkan para teoris tersebut merupakan
fungsi dalam pengelolaan pendapatan daerah perubahan birokrasi publik melalui pendekan
adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Ke- NPM (New Public Management) sebagai para-
uangan, dan Aset Daerah diharapkan mem- digma baru dalam upaya mentransformasi birokrasi
punyai kompetensi dalam rangka menjalankan yang kaku, hirarkis, birokratis bentuk administrasi
tugas dan fungsi mengelola sumber-sumber publiknya menjadi suatu birokrasi yang fleksibel dan
keuangan sehingga mampu optimal dalam mem- berorientasi pasar-pengguna jasa bentuk mana-
berikan kontribusi pada APBD. jemen publiknya (Hughes, 1994).
Di sisi lain Pemerintah Kabupaten Siak Realisasi pendapatan daerah dari sektor
dalam upaya melaksanakan otonomi daerah pajak sampai tahun 2011 sudah tercapai secara
masih diharapkan pada kemampuan keuangan optimal walaupun terjadi kenaikan realisasi target
yang dihasilkan sendiri untuk membiayai penye- yang ditetapkan sampai dengan diatas 100%.
lenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Hal ini tentunya akan mempengaruhi APBD.
Halim (2001) mengatakan bahwa pemerintah Namun, yang cukup fenomenal yaitu mengenai
daerah dalam melaksanakan tugas menjalankan pencapaian realisasi dari pajak dan retribusi yang
mandat dari rakyat membutuhkan biaya yang selalu melebihi dari target yang ditetapkan. De-
besar. Untuk pembiayaan tersebut pemerintah ngan demikian timbul beberapa permasalahan
daerah mempunyai beberapa sumber peneri- dalam pencapaian penerimaan daerah dari
maan daerah yang dituangkan dalam anggaran. sektor pajak dan retribusi yaitu realisasi peneri-
Sumber penerimaan daerah ini diantaranya maan pajak dan retribusi diatas 100% disebab-
adalah dari pajak dan retribusi daerah. Menurut kan oleh optimalisasi oleh petugas pajak atau
Marihot (2006) pajak daerah adalah pungutan kesalahan menetapkan target pajak dan retibusi
dari masyarakat oleh pemerintah daerah ber- yang didasarkan pada pendataan pajak atau
dasarkan undang-undang yang bersifat dapat didasarkan pada data tahun yang lalu.
Penetapan Target Pajak dan Retribusi Daerah (Syafrul dan Lena Farida) 99

Dari fenomena di atas peneliti berasumsi Aset Daerah Kabupaten Siak yakni Target dan
bahwa peningkatan penerimaan Kabupaten Siak Realisasi Sumber Pendapatan dari Pajak dan
lebih cenderung dari kesalahan penetapan data Retribusi.
target pajak dan retribusi daerah sehingga perlu Teknik pengumpulan data yang digunakan
diteliti salah satu unit kerja di Dinas Pendapatan, dalam penelitian ini adalah melalui wawancara,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabu- yaitu metode pengumpulan data dengan mela-
paten Siak bidang pendapatan. Berdasarkan kukan tanya jawab langsung secara lisan dengan
hasil penjajangan dilapangan ternyata bahwa informan penelitian atau narasumber. Metode
pegawai belum sepenuhnya dapat menjalankan wawancara atau interview ini mencakup cara
fungsi dan tugas dalam pendataan wajib retribusi yang digunakan seseorang dengan suatu tugas
dan pajak guna sebagai acuan untuk penetapan tertentu dengan mencoba mendapatkan ketera-
target di seluruh wilayah Kabupaten Siak di- ngan ataupun pendirian secara lisan dari seorang
karenakan kondisi daerah yang bervariasi dan responden dengan bercakap-cakap, berha-
berjauhan dan hanya dapat dilalui melalui jalan dapan muka dengan orang itu. Cara ini ditempuh
sungai. Karena itu, sistem pendataan terhadap guna mengetahui secara langsung yang dimaksud
kecamatan yang jauh dilakukan dengan melaku- oleh subyek maupun obyek dalam bentuk per-
kan prediksi terhadap wajib pajak dan retribusi cakapan antara kedua belah pihak secara komu-
tahun lalu, pemberian motivasi dari pemerintah nikatif. Dengan demikian keterangan yang
daerah kepada petugas pendataan dilapangan diterima oleh peneliti dari informan berbentuk
belum optimal dan tidak sebanding dengan beban keterangan lisan. Dengan menggunakan inter-
tugas dan situasi lapangan yang harus didata, view guide sebagai pegangan, wawancara
keterbatasan para petugas lapangan dan penjad- dilakukan secara terbuka, dan terstruktur, secara
walan pendataan belum efektif dikarenakan keter- pertanyaan yang memfocus pada permasalahan
batasan data kegiatan lapangan untuk kegiatan. sehingga informasi yang dikumpukan cukup
Tujuan penelitian ini adalah untuk meng- lengkap dan mendalam.
analisis penetapan target pajak dan retribusi
daerah pada bidang pendapatan Dinas Penda- HASIL DAN PEMBAHASAN
patan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
di Kabupaten Siak Penetapan target pajak dan retribusi daerah
yang dilakukan oleh bidang pendapatan pada
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
METODE Aset Daerah Kabupaten Siak, merupakan
Penelitian dilaksanakan pada Pemerintah langkah pengambilan keputusan yang dilakukan
Kabupaten Siak studi kasus bidang pendapatan oleh lembaga khususnya bidang pendapatan.
pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dimensi yang digunakan adalah sesuai dengan
dan Aset Daerah. Penelitian ini bersifat studi apa yang disampaikan oleh Nugroho tentang
kasus dengan menggunakan analisa secara des- model teori rasionalisme dalam penetapan target.
kriptif, yaitu membandingkan teori dengan Penilaian yang dilakukan mengenai kesesuaian
praktek. Data yang digunakan dalam penelitian antara teori dengan kenyataan di lapangan men-
ini adalah data primer, data primer merupakan jadi acuan dalam penilaian penetapan target yang
data yang didapat dengan menggunakan wawan- dilaksanakan oleh lembaga.
cara ditujukan kepada Kepala Dinas Penda-
patan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Pemberian Tugas Penetapan Target Pajak
Kabupaten Siak beserta perangkat-perang- dan Retribusi Secara Langsung dari Atasan
katnya untuk mendapatkan informasi mengenai
proses penetapan target. Kemudian data sekun- Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu
dernya adalah data-data yang diperoleh dari masalah tertentu yang dapat dibedakan dari
Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan masalah-masalah yang lain atau setidaknya dinilai
100 Jurnal Kebijakan Publik, Volume 4, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 1-118

sebagai masalah-masalah yang diperbandingkan jawabnya dan upaya pengumpulan data juga
satu sama lain. Dinas Pendapatan, Pengelolaan dilakukan, namun masih belum optimal. Hal ini
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Siak karena keterbatasan anggaran dan juga sumber-
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabu- daya manusia dalam rangka melakukan
paten Siak Nomor 22 Tahun 2007 tanggal 4 pendataan terhadap potensi pajak dan retribusi
September 2007 tentang Pembentukan, Orga- daerah di Kabupaten Siak.
nisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan, Penge- Hal tersebut jelas bahwa kepala bidang
lolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten pendapatan mengetahui dan memiliki tugas
Siak. Berdasarkan peraturan daerah tersebut menetapkan target pajak dan retribusi daerah di
DPPKAD adalah dinas yang merupakan unsur Kabupaten Siak. Hal ini juga diiringi dengan
pelaksana tugas di bidang Pengelola keuangan, usaha dalam rangka menetapkan petugas
dipimpin oleh seorang kepala dinas dan berada sebanyak 3 orang dalam mengurus masalah
di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati pendataan potensi pajak. Selain itu juga menye-
melalui Sekretaris Daerah. diakan anggaran, namun keterbatasan yang
Pada lembaga DPPKAD yang mengurusi dimiliki lembaga berkaitan dengan masalah
masalah penetapan target pajak dan retribusi ketersediaan jumlah petugas yang harus mendata
daerah adalah bidang pendapatan. Bidang pada 14 kecamatan di Kabupaten Siak sudah
pendapatan ini terdiri dari tiga seksi yakni: seksi barang tentu tidak memadai.
pendapatan dan penetapan, kemudian seksi
penagihan dan seksi penerimaan pendapatan. Tujuan-Tujuan, Nilai-Nilai atau Sasaran
Kepala bidang pendapatan mengetahui dan yang Mempedomani Pembuat Keputusan
menerima tugas dari atasannya dalam rangka
menetapkan target pajak dan retribusi daerah. Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran yang
Kemudian berdasarkan hasil wawancara dengan mempedomani pembuat keputusan amat jelas
Kepala DPPKAD Kabupaten Siak dari hasil dan dapat diterapkan rangkingnya sesuai dengan
wawancaranya mengenai dilakukannya per- urutan kepentingannya. Kepala bidang mene-
bincangan antara atasan dengan bawahan dalam tapkan sasaran penting yang harus dilakukan
penetapan target pajak dan retribusi pada tahun- dalam penetapan target pajak dan retribusi. Item
tahun yang akan datang dengan memper- yang ditanyakan antara lain: 1) Kepala bidang
timbangkannya dari tahun-tahun yang telah lalu. membicarakan bagaimana cara menetapkan
target pajak dan retribusi di Kabupaten Siak
Dari tanggapan tersebut dapat diketahui kepada para pegawainya? 2) Adanya kejelasan
bahwa rapat selalu dilakukan dengan kepala sasaran yang ingin dicapai dalam upaya mene-
dinas khususnya DPPKAD Kabupaten Siak tapkan target pajak dan retribusi daerah? 3)
dalam rangka evaluasi dan perencanaan program Adanya kejelasan perintah dalam menetapkan
ke depan. Selain itu juga dalam rangka menetap- target pajak dan retribusi dari atasan? 4) adanya
kan target pajak dan retribusi sangat dibutuhkan metode yang jelas yang digunakan dalam mene-
data. Dari informasi tersebut dapat diketahui tapkan target pajak dan retribusi? 5) adanya
bahwa data yang dibutuhkan oleh bidang pen- perangkinangan kepentingan yang ingin dicapai
dapatan dalam rangka menetapkan target masih dalam penetapan target pajak dan retribusi daerah?
belum tersedia.
Dasar sebagai acuan dalam penetapan target
Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan masih bersifat tidak formal sehingga menyebab-
bahwa data yang dibutuhkan dalam rangka kan ketidakjelasan dari pegawai dalam melak-
menetapan target pajak dan retribusi daerah sanakan pekerjaannya. Kegagalan kebijakan
memang masih sangat terbatas dan dinilai belum dapat dikategorikan menjadi tidak terimple-
akurat. Ini berarti bahwa bidang pendapatan mentasi dan implementasi yang tidak berhasil.
mengetahui dengan baik tugas penetapan target Tidak terimplementasikan berarti bahwa kebi-
pajak dan retribusi sudah menjadi tanggung jakan tersebut tidak sesuai dengan rencana. Hal
Penetapan Target Pajak dan Retribusi Daerah (Syafrul dan Lena Farida) 101

ini disebabkan aktor-aktor yang terlibat tidak menetapkan target pajak dan retribusi meng-
bekerja secara efektif dan efisien ataupun tidak gunakan data dan informasi yang diperoleh ber-
menguasai permasalahan bahkan di luar jang- dasarkan pendataan di lapangan secara nyata?
kauan kekuasannya. Sedangkan implementasi 3) pegawai diikutsertakan dalam menetapkan
yang tidak menguntungkan, jika kebijakan target pajak bersama kepala bidang dan cara
tersebut tidak dapat mewujudkan dampak yang mencapainya? 4) kepala bidang membuat
dikehendaki. Kondisi ini disebabkan oleh pe- beberapa alternative pilihan dalam menetapkan
laksanaan yang jelek, kebijakannya sendiri jelek target pajak dan retribusi? 5) kepala bidang
dan kebijakan tersebut bernasib jelek. Besar sistematis dalam menyusun dan menetapkan
kecilnya implementation gap tersebut sedikit target pajak dan retribusi daerah.
banyak akan tergantung pada apa yang disebut Dari hasil wawancara dengan pegawai
sebagai implementation capacity dari orga- bidang pendapatan tentang berbagai alternatif
nisasi/aktor atau kelompok organisasi/aktor yang untuk memecahkan masalah kurang jelasnya
dipercaya untuk mengemban tugas meng- alternative pilihan keputusan yang dibuat kepala
implementasikan kebijakan tersebut. Imple- bidang. Ini karena kurang memiliki informasi yang
mentation capacity tidak lain ialah kemampuan jelas tentang potensi pajak dan retribusi daerah
suatu organisasi/aktor untuk melaksanakan yang ada. Kemudian dalam menetapkan target
keputusan kebijakan (policy decison) sede- pajak dan retribusi menggunakan data dan infor-
mikian rupa schingga ada jaminan bahwa tujuan masi yang diperoleh berdasarkan pendataan di
atau sasaran yang telah ditetapkan dalam do- lapangan secara nyata, pegawai kurang diikut-
kumen formal kebijakan dapat dicapai. sertakan dalam menetapkan target pajak ber-
Sedangkan ketidak berhasilan implementasi sama kepala bidang dan cara mencapainya,
biasanya terjadi apabila suatu kebijakan tertentu keputusan dibuat tidak berdasarkan alternative
telah dilaksanakan sesuai dengan rencana tetapi pilihan dalam menetapkan target pajak dan
mengingat kondisi eksternal ternyata tidak me- retribusi dan kurang sistematis dalam menyusun
nguntungkan sehingga kebijakan tersebut tidak dan menetapkan target pajak dan retribusi daerah.
berhasil dalam dampak atau hasil akhir yang Pengambilan kebijakan harus mampu mem-
dikehendaki. Biasanya kebijakan yang memiliki berikan jalan keluar dari berbagai macam alter-
resiko untuk gagal itu disebabkan oleh faktor- natif kebijakan publik dan pemerintahan, dan
faktor: (1) pelaksanaannya jelek (bad execu- yang paling banyak mencapai seperangkat tujuan
tion), (2) kebijakan itu sendiri memang jelek didalam hal hubungan antara kebijakan dalam
(bad policy), (3) kebijakan itu memang bernasib tujuan.
jelek (bad luck).
Akibat-Akibat (Biaya dan Manfaat)
Berbagai Alternatif untuk Memecahkan Akibat-akibat (biaya dan manfaat) yang
Masalah ditimbulkan setiap alternatif yang dipilih diteliti
Berbagai alternatif untuk memecahkan dengan seksama sehingga adanya konsekuensi
masalah tersebut diteliti secara seksama. Kepala dari keputusan apa yang dipilihnya. Item yang
bidang bersama pegawai membicarakan masalah ditanyakan antara lain: 1) kepala bidang beserta
penetepan target pajak dan retribusi daerah dengan pegawai melakukan analisis data sehingga
dengan melaksanakan kegiatan pendataan dan menghasilkan informasi yang dapat digunakan
analisis sehingga dihasilkan informasi yang jelas dalam pengambilan keputusan; 2) kepala bidang
dan dapat ditetapkan kebijakan dengan baik. memperhitungan konsekuensi biaya manfaat dari
Item yang ditanyakan antara lain: 1) kepala setiap pilihan keputusan yang diusulkan dalam
bidang memiliki informasi yang jelas tentang penetapan target pajak dan retribusi daerah?; 3)
potensi pajak dan retribusi daerah yang ada di dalam menetapkan keputusan penetapan target
Kabupaten Siak? 2) kepala bidang dalam diikuti dengan langkah teknisnya di lapangan; 4)
102 Jurnal Kebijakan Publik, Volume 4, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 1-118

juga tersedia langsung pelaksana dalam penca- bersama kepala bidang duduk satu meja
paiannya di lapangan yang tersusun sedemikian membicarakan masalah penetapan target pajak
rupa, 5) keputusan penetapan target yang dibuat dan retribusi?; 2) kepala bidang dalam memu-
sudah mempertimbangkan biaya dan manfaat tuskan menerima saran dari pegawai?; 3) kepala
sebagai konsekuensinya. bidang juga mendapatkan saran dari atasan yakni
Dari hasil wawancara dengan pegawai kepala dinas dalam penetapan target; 4)
bidang pendapatan tentang kepala bidang be- keputusan diambil dengan dasar pertimbangan
serta dengan pegawai melakukan analisis data yang matang; 5) keputusan diambil oleh kepala
sehingga menghasilkan informasi yang dapat bidang dengan hati-hati.
digunakan dalam pengambilan keputusan bahwa Dari hasil wawancara dengan pegawai bi-
masih belum sebandingnya antara biaya dengan dang pendapatan tentang setiap alternatif dan
manfaat yang dihasilkan dari kebijakan pene- masing-masing akibat yang menyertainya akan
tapan target dan retribusi. Hal ini karena kepala diperbandingkan dengan alternatif lainnya dan hal
bidang beserta dengan pegawai kurang melaku- ini kurang dilakukan pada bidang pendapatan.
kan analisis data sehingga menghasilkan informasi Kebijakan pajak merupakan instrumen kebi-
yang dapat digunakan dalam pengambilan ke- jakan fiskal yang ditetapkan pemerintah dalam
putusan; selain itu memperhitungan konsekuensi melakukan fungsi alokasi, distribusi, regulasi, dan
biaya manfaat dari setiap pilihan keputusan yang fungsi stabilisasi. kebijakan pajak berhubungan
diusulkan dalam penetapan target pajak dan dengan tiga fungsi publik, yaitu fungsi alokasi,
retribusi daerah; dalam menetapkan keputusan distribusi, dan stabilisasi. Pelaksanaan kebijakan
penetapan target diikuti dengan langkah teknis- pajak harus dilakukan melalui pembagian sistem
nya di lapangan; juga tersedia langsung pelaksana perpajakan yang berpengaruh terhadap alokasi
dalam pencapaiannya di lapangan yang tersusun sumber, distribusi pendapatan, dan stabilitas
sedemikian rupa, keputusan penetapan target ekonomi. Sistem perpajakan menjadi sistem per-
yang dibuat sudah mempertimbangkan biaya dan pajakan yang elastis dan sistem perpajakan yang
manfaat sebagai konsekuensinya. progresif. Sistem perpajakan yang elastis ber-
Keseluruhan proses kebijakan baru bisa kaitan erat dengan pajak dan kebijakan fiskal
dimulai bila tujuan umum dari kebijakan tersebut sebagai fungsi alokasi dan fungsi stabilitas
telah ditetapkan, program pelaksanaan telah ekonomi.
dibuat, serta dana telah dialokasikan untuk pen- Fungsi alokasi berkaitan dengan perban-
capaian tujuan kebijakan. Selanjutnya imple- dingan penerimaan pajak terhadap produk
mentasi kebijakan bukanlah sekedar terkait domestik bruto yang sering disebut rasio per-
dengan bagaimana mekanisme penjabaran ber- pajakan dan berkaitan pula dengan peningkatan
bagai keputusan politik ke dalam prosedur rutin pembagian penerimaan pajak sebagai upaya
melewati saluran-saluran birokrasi, melainkan penyediaan pelayanan publik. Sistem perpajakan
lebih dari itu menyangkut masalah konflik, ke- yang elastis sebagai fungsi stabilitas ekonomi
putusan, dan siapa yang memperoleh apa dari adalah menjamin tersedianya anggaran dalam
suatu kebijakan. jumlah tertentu yang akan digunakan sewaktu-
waktu apabila terdapat fluktuasi di dalam kom-
Setiap Alternatif dan Masing-masing Akibat ponen pendapatan nasional. Adapun sistem
yang Menyertainya akan Diperbandingkan perpajakan yang progresif berkaitan dengan
dengan Alternatif Lainnya distribusi beban pajak, yaitu wajib pajak yang
berpenghasilan tinggi akan dikenakan tarif pajak
Setiap alternatif dan masing-masing akibat yang tinggi.
yang menyertainya akan diperbandingkan
dengan alternatif lainnya. Dalam hal ini kepala Kebijakan perpajakan secara umum bertu-
bidang transparan dalam menetapkan target. juan sebagai alat untuk mengumpulkan sumber
Item yang ditanyakan antara lain: 1) pegawai pendanaan. Bagi negara-negara berkembang
Penetapan Target Pajak dan Retribusi Daerah (Syafrul dan Lena Farida) 103

digunakan untuk mencapai pertumbuhan eko- retribusi daerah pada bidang pendapatan Dinas
nomi, menciptakan lapangan kerja, menstabilkan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
perekonomian, mendistribusikan pendapatan dan Daerah di Kabupaten Siak masih belum sesuai
kekayaan serta meningkatkan tabungan peme- dengan penetapan kebijakan model rasionalitas,
rintah ataupun swasta dengan melakukan pem- hal ini karena penetapan kebijakan melalui
batasan konsumsi barang-barang mewah. Di- proyeksi dari realisasi pajak dan retribusi tahun
tinjau dari aspek ekonomi, tujuan kebijakan lalu belum rasional. Karena menurut model
perpajakan merupakan penyedia sumber- rasionalitas mengedepankan gagasan bahwa
sumber penerimaan untuk pembiayaan negara kebijakan publik sebagai maximum social gain
dan kontrol penawaran keuangan atau men- yang berarti pemerintah sebagai pembuat kebi-
stabilkan tingkat harga di pasar. Dari sisi sosial jakan harus memilih kebijakan yang mem-
berfungsi sebagai instrumen untuk menetapkan berikan manfaat optimum bagi masyarakat.
besarnya upah minimum di suatu negara, dengan Model yang dikembangkan dari model cost-
cara penentuan besarnya penghasilan tidak kena benefit analysis. Karena model ini mengatakan
pajak (PTKP) yang digunakan sebagai biaya proses formulasi kebijakan haruslah didasarkan
standar hidup minimum. pada keputusan yang sudah diperhitungan
Salah satu kebijakan pemerintah dalam rasionatitasnya. Rasionalitas yang diambil adalah
penyusunan kebijakan perpajakan bertujuan perbandingan antara pengorbanan dan hasil
untuk mengakomodasi kebijakan fiskal, yaitu yang dicapai. Dengan kata lain, model ini lebih
melalui perlakuan perpajakan secara khusus (tax menekankan pada aspek efisiensi atau aspek
expenditure) sehingga pemerintah kehilangan ekonomis. Walaupun demikian kebijakan ini
potensi penerimaan yang seharusnya dapat mempunyai beberapa kelemahan pokok, yakni
diterima. konsep maximum social gain berbeda-beda
antara kelompok kepentingan. Pada kasus
Pembuat Keputusan akan Memilih Alternatif penetapan target pajak berkepentingan peme-
dan Akibat-akibatnya rintah dalam rangka meningkatkan pendapatan
asli daerah melalui pajak dan retribusi meng-
Pembuat keputusan akan memilih alternatif arahkan lembaga yang berwenang dalam hal ini
dan akibat-akibatnya, yang dapat memaksimasi adalah DPPKAD melalui Bidang Pendapatan
tercapainya tujuan, nilai atau sasaran yang menetapkan pajak dan retribusi secara sepihak
digariskan. Item yang ditanyakan antara lain: 1) dan tidak mempertimbangkan potensi yang ada
keputusan penetapan target pajak dan retribusi di masyarakat dan tidak mengetahui serta tidak
menjadi acuan dalam pelaksanaan pencapaian memiliki data yang akurat sehingga target yang
target oleh SKPD pelaksana, 2) keputusan ditetapkan tidak sesuai.
mendapatkan kritikan dari pelaksana lapangan,
3) keputusan yang diambil sudah menganut nilai Memang pada kasus penetapan pajak dan
rasionalitas sesuai dengan potensi yang dimiliki, retribusi daerah di Kabupaten Siak ini reali-
4) keputusan yang dibuat dievaluasi pelaksa- sasinya melebihi target, tapi jika kurang dari
naannya?; 5) keputusan tersebut dievaluasi hasilnya. target hal ini dapat menyebabkan masalah ter-
sendiri pada daerah. Selain itu juga sangat sulit
Dari hasil wawancara dengan pegawai dicapai kebijakan yang maximum social gain
bidang pendapatan tentang pembuat keputusan mengingat patologi birokrasi yang cenderung
akan memilih alternatif dan akibat-akibatnya melayani diri sendiri daripada melayani publik.
dinilai masih kurang tepatnya keputusan yang Kenyataan ini sulit diingkari mengingat pegawai
diambil karena dinilai kurang rasional dan kurang negeri adalah institusi yang kurang memberikan
tepat dalam pencapainnya. Hal ini karena pen- insentif yang memadai, sehingga menciptakan
capaiannya melebihi dari batas yang ditentukan. kecederungan korupsi, termasuk mengkorupsi
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat kebijakan publik.
diketahui bahwa penetapan target pajak dan
104 Jurnal Kebijakan Publik, Volume 4, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 1-118

SIMPULAN prasarana, faktor ini berkaitan dengan masalah


Berdasarkan teori yang dipahami tersebut, fasilitas pendataan yang dibutuhkan sehingga
sesuai dengan fakta lapangan yang diperoleh dari pendataan wajib pajak kurang optimal perolehannya.
proses penetapan target pajak dan reribusi daerah
pada bidang pendapatan dinas Pendapatan, DAFTAR RUJUKAN
pengelolaan, keuangan dan asset daerah Kabu- Abidin, Zainal. 2002. Kebijakan Publik.
paten Siak, ternyata penetapan target dikarena- Yayasan Pancur Curah, Jakarta.
kan: 1) Kekurangan data, faktor kekurangan
data lah yang menyebabkan keputusan yang Marihot. 2006. Pajak Daerah dan Retribusi
diambil dalam penetapan target pajak dan Daerah. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
retribusi terkesan kurang rasional, karena pene- Nugroho. Riant. 2006. Kebijakan Publik
tapan berdasarkan realisasi tahun lalu dan dengan Formulasi, Implementasi dan Evaluasi.
menggunakan metode proyeksi rata-rata maka Elexmedia Komputindo, Jakarta.
ditetapkan target pada tahun yang akan datang; Pratt dan Kulsrud. 1998. Federal Taxation.
2) Kekurangan SDM, faktor kurangnya sumber- Taxation Series.
dya manusia dalam hal ini berkaitan tentang Toha, Miftah. 1991. Perspektif Perilaku
pekerjaan pendataan objek pajak dan retribusi Birokrasi. Rajawali Press, Jakarta.
di lapangan, sehingga data yang dibutuhkan Usman. 1980. Pajak-Pajak Indonesia.
dalam penetapan target tidak tersedia, hal ini di- Yayasan Bina Pajak, Bandung.
sebabkan karena kurangnya anggaran yang di-
Wibawa. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik.
peruntukkan membayar rekanan yang melaku-
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
kan pendataan di lapangan; 3) Kekurangan

You might also like