Professional Documents
Culture Documents
Model Penaggulangan Hiv/Aids Melalui Jejaring Antar Lembaga Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Jawa Timur Nomor 14 Tahun 2008 Oleh
Model Penaggulangan Hiv/Aids Melalui Jejaring Antar Lembaga Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Jawa Timur Nomor 14 Tahun 2008 Oleh
Oleh:
Mufidah Ch
Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
fidah_cholil@yahoo.co.id
ABSTRACT
HIV/AIDS is spreading broader in society recently. Government and
society have responded this issue by founding National commission for
AIDS prevention (KPAN). Malang regency has issued local regulation
Number 14 year 2008 on AIDS prevention, founding National com-
mission for AIDS prevention (KPAN) which is facilitated by local govern-
mental budget and building international cooperation. As the irony of the
fact, the number of infected people is growing. This research aims at
desribing the implementation of HIV-AIDS prevention based on local
regulation Number 14 year 2008. The result shows supporting factors of
the implementation and its handicaps trough institutional network in
Malang. By applying qualitative method trough interview, observation,
documentation, this research reveals that prevention process of AIDS
through networking is effective enough. As the a result, through this
program, the service is getting better, qualified facilities are provided, KPA
work performance networking and societys understanding on HIV-AIDS
issue is growing by process that is supported by social capital and
stakeholder solidarity although handicaps are still found.
PENDAHULUAN
Persoalan HIV/AIDS di Indonesia kini sudah sampai pada tahap yang
memcengangkan. Ketika awal ditemukannya kasus ini, perhatian masyarakat
tertuju kepada perdebatan tentang siapa yang pantas mendapatkan infeksi virus
yang merontokkan sistem kekebalan tubuh ini dengan stigma negatif terhadap
penderitanya. Penyebaran HIV/AIDS bukan semata-mata masalah kesehatan
tetapi mempunyai implikasi politik, ekonomi, sosial, etis, agama dan hukum.
1
Yetty Handayani, Penanggulangan HIV/AIDS dalam Perspektif Islam, http://palembang.
tribunnews.com, diakses Kamis, 31 Maret 2011, Jam 09.45.
2
Adi Purwanto, Wawancara, Jumat, 8 April 2011, di Kantor LPM UIN Malang.
3
Lukman, Wawancara, Jumat , 8 April 2011, di Kantor LPM UIN Malang.
dihadiri dari berbagai pihak yang terdiri dari pejabat, tokoh lintas agama, fraksi-
faksi DPRD, ormas Islam, dan LSM. Dalam pertemuan-pertemuan tersebut
masing-masing memahami pentingnya mengangkat HIV/AIDS sebagai isu yang
perlu di-perda-kan.
Perbedaan persepsi muncul di seputar istilah yang sensitif misalnya ber-
bicara HIV/AIDS disamakan dengan kondomisasi, lokalisasi, prostitusi.
Namun secara berproses, komitmen mereka semakin kuat sebab para stake-
holder akhirnya memahami bahwa berbicara masalah ini merupakan upaya pen-
cerdasan masyarakat. Pada prinsipnya stakeholder menyambut positif perda ini
dalam mendorong dan mengawal hingga ditetapkan perda ini.
Dengan adanya perda penanggulangan HIV/AIDS secara politis para
birokrat menunjukkan komitmennya penyediaan anggaran yang cukup tinggi di-
banding dengan Kab. Kota lainnya, meskipun anggaran HIV/AIDS masih men-
jadi satu dengan BNK (Badan Narkotika Kabupaten) yang jumlahnya mencapai
2 milliar, khusus HIV/AIDS melalui KPA hanya 25%nya, yakni Rp.
500.000.000,-. Budget 2 Milliar rupiah, BNK: 1,5 Milliar rupiah, dan KPA 500
Juta rupiah.
jarum suntik). Namun demikian kedua LSM ini masih sangat bergantung pada
pendanaan negara-negara donor.
Ormas pemuda Islam dan Remaja Masjid juga melakukan kegiatan
sosialisasi. Dinas dan KPA sebagai lembaga yang langsung menangani masalah
ini lebih intens yang didukung pula oleh BNK (Badan Narkotika Kabupaten)
yang lebih konsentrasi untuk pengguna jarum suntik. Jejaring kedua instansi ini
dalam sosialisasi senantiasa melibatkan ormas, LSM termasuk IWAMA (Ikatan
Waria Malang), IGAMA, Yayasan Paramitra, dan Sadar Hati. Ormas lebih
mengambil peran pada lini pencegahan, sedangkan LSM terkonsentrasi pada
pencegahan hingga proses pengobatan dan rehabilitasi. Adapun DPRD
komitmen dalam implementasi Perda ini melalui program kerja dan penyediaan
anggaran yang diperlukan. Media KIE sebagai instrumen penting belum
memadai.
Jejaring antar lembaga cukup rapi karena masing-masing telah fokus pada
bidang garapannya, dan didukung pula oleh dana APBD meskipun masih saja
tergantung pada dana luar negeri, sebab kegiatan penangan HIV/AIDS memang
cukup berat. Sosialisasi yang paling tepat untuk menanggulangi HIV/AIDS ini
adalah istiqamah dalam mengubah perilaku dan dalam konteks intervensi
jangka panjang. Isu-isu ini harus dimainsteamkan dalam berbagai program
pemberdayaan masyarakat, pemerintah diharapkan lebih proaktif.
Hasil yang telah dicapai semenjak KPA berdiri dan dikuatkan Perda No.
14/ 2008, aktivitas penanggulangan HIV/AIDS di Kab. Malang melalui jejaring
dalam KPA semakin meningkat. Perda memberikan legalitas, sehingga sangat
membantu KPA dalam berjejaring dan menggerakkan manajemen internal KPA
dengan dukungan alokasi anggaran yang bersumber dari APBD Kab. Malang.
Kerja berjejaring melalui KPA juga mampu menciptakan lingkungan yang
kondusif dalam melakukan pencegahan, penanganan, maupun rehabilitasi
ODHA sehingga semakin mudah dalam melakukan koordinasi. Kesadaran PSK
untuk memeriksakan diri dengan mendatangi Puskesmas maupun proaktif
ketika diadakan pemerikasaan di lokalisasi.
Di samping itu, hasil yang dapat dilihat adalah peta dan pola ODHA yang
berbeda antara pengguna jarum suntik (penasun) dengan PSK. ODHA yang
disebabkan oleh penasun lebih sulit bertahan hidup sebab mereka memiliki
ketergantungan pada suntik narkoba, obat-obat terlarang. Jumlah mereka telah
mencapai 300 orang yang sangat rawan dengan tindak kriminal seperti mencuri,
merampok, menjual narkoba, mencopet untuk biaya membeli obat-obat
PEMBAHASAN
1. Kebijakan Negara dalam Penanggulangan HIV/AIDS
Indonesia telah menyusun Strategi Nasional (Stranas) Penanggulangan
HIV/AIDs pertama kali pada tahun 1994. Berbagai perkembangan dan
perubahan yang terjadi kemudian mendorong pemerintah untuk memperbaharui
strategi penanggulangan yang ada pada tahun 2003. Stranas tahun 2003-2007
dengan tujuan umum adalah mencegah dan mengurangi penularan HIV,
meningkatkan kualitas hidup ODHA serta mengurangi dampak sosial ekonomi
akibat HIV/ AIDS. Adapun tujuan khusus yaitu: (1) Menyediakan dan
menyebarluaskan informasi dan menciptakan suasana kondusif untuk
mendukung upaya penanggulangan HIV/AIDS, dengan menitikberatkan
pencegahan pada populasi beresiko dan lingkungannya. (2) Menyediakan
pelayanan perawatan, pengobatan, dukungan dan konseling kepada ODHA
yang terintegrasi dengan upaya pencegahan.(3) Meningkatkan peran serta
remaja, perempuan, keluarga dan masyarakat umum termasuk ODHA. (4)
Menciptakan dan mengembangkan kemitraan antara lembaga pemerintah,
LSM, sektor swasta dan dunia usaha, organisasi profesi, dan lembaga donor baik
nasional maupun internasional di pusat dan di daerah. (5) Meningkatkan
koordinasi kebijakan nasional dan daerah serta inisiatif dalam penanggulangan
HIV/AIDS4.
Dalam strategi nasional ini bahwa tujuh area prioritas penanggulangan
HIV/AIDS meliputi; (1) Pencegahan HIV/AIDS. (2) Perawatan, pengobatan
dan dukungan terhadap ODHA. (3) Surveilans HIV/AIDS dan infeksi menular
seksual. (4) Penelitian dan riset operasional. (5) Lingkungan Kondusif. (6)
Koordinasi multipihak. (7) Kesinambungan penanggulangan.
6
Edi Suharto, Analisis Kebijakan Publik, Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan
Sosial (Bandung: CV. Alfabeta, 2005), 124.
7
Stakeholder merupakan kelompok atau individu yang dapat memengaruhi dan atau
dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu.
8
Susilo Kusumosubroto, Analisis Stakeholder dalam Pengembangan Strategi Advokasi,
Http/doc.google.com. Diakses, 19 September 2011.
9
Mujia Raharjo, Pemangku Kepentingan, www.mudjiarahardjo.com 2009, dikses, 12
September 2011, jam 13.55.
12
Joint United Nations Programme On Hiv/Aids (Unaids) And World Health Organization
(Who) 2004., Case Study On Estimating Hiv Infection In A Concentrated Epidemic : Lessons From
Indonesia ).
PENUTUP
1. Kesimpulan
Implementasi Peraturan Daerah Kab. Malang No.14 Tahun 2008 Tentang
Penaggulangan HIV/AIDS di Kab. Malang melalui jejaring antar lembaga telah
membuahkan hasil. Hasil dimaksud antara lain adalah meningkatnya layanan,
tersedianya sarana dan pra sarana kinerja KPA dan pemahaman masyarakat
secara berproses. Meskipun demikian masih terjadi hambatan dalam melakukan
kerja jejaring, namun KPA relatif cukup efektif dan sinergis dalam penag-
gulangan HIV/AIDS di Kab. Malang.
2. Rekomendasi
Berdasarkan hambatan-hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan
penanggulangan HIV/AIDS dan mekanisme jejaring yang telah dilakukan,
maka perlu dikemukakan saran-saran yaitu. (1) Perlu meningkatkan kualitas
kinerja dengan mengefektifkan ragam komunikasi dengan stakholders sebagai
anggota KPA agar informasi mudah tersebar di kalangan stakeholders dan pihak-
pihak terkait. (2) Mempreoritaskan penyediaan media KIE. (3) Lembaga
Legislatif diharapkan menyediakan anggaran yang seimbang antara KPA dan
BNK, mengingat HIV/AIDS dengan narkoba sama pentingnya. (4) Masyarakat
dihimbau agar memiliki kesadaran terhadap bahaya HIV/AIDS, dan proaktif
terhadap masalah ini, memanfaatkan layanan yang disediakan oleh pemerintah
Kab.Malang serta bersikap wajar terhadap ODHA. (5) Bagi ODHA hendaknya
berupaya tetap survive, menjaga kesehatan, tidak berpotensi menyebarkan virus
ini pada orang lain dan beraktivitas produktif.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
Melindungi Perempuan dari HIV/AIDS, Jurnal Perempuan untuk Pencerahan
dan Kesetaraan No. 43, Tahun 2005.
Koran
Afrianty Gobel, Fatmah. Konstitusionalisasi Penanggulangan Penyakit Aids,
Harian Tribun Timur, 12 Desember 2007.
KOMPAS, Senin, 20 Juli 2009, Indonesia Negara Tercepat Penularan
HIV/AIDS di Asia
Republika, Senin, 14 Februari 2011, Bupati Malang Gagas ATM Kondom.
Website
Berger Piter LSetengah Penduduk Papua Tak Tahu HIV/AIDS, Dipublikasi
pada Friday, 22 June 2007 oleh gambit,
Kusumosubroto, Susilo, Analisis Stakeholder dalam Pengembangan Strategi
Advokasi, Http/doc.google.com. Diakses, 19 September 2011.
Handayani, Yetty, Penanggulangan HIV/AIDS dalam Perspektif Islam,
http://palembang.tribunnews.com, diakses Kamis, 31 Maret 2011, Jam 09.45.
Mujia Raharjo, Pemangku Kepentingan, www.mudjiarahardjo.com 2009.
Dikses, 12 September 2011, jam 13.55.
http://www.aids-
ina.org/w/index.php/Pendampingan_dan_penjangkauan.Diakses tanggal
28 Oktoeber 2011 jam 13.50.