7957 15313 1 SM

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Analisis dan Pemodelan Motor Induksi Kapasitor Permanen dengan

Rangkaian Ekivalen Invers

Elfi Martina*,Amir Hamzah**, Feranita**


*Alumni Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau
Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293
Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau
Email: martinaelfi@gmail.com

ABSTRACT
Analysis and modelling of induction motor of permanent capacitor have been done in this paper. With
specifications 30 Volt, 100 Watt, 6 pole, 50 Hz, 1000 rpm. At this writing the equivalent circuit
inverse form by simplifying the parameters which determine the stator reactance leak is not the same
as leaking rotor reactance. So that the determination of the parameters can be done more thoroughly.
Modeling transient permanent capacitor induction motor has been done using MATLAB- Simulink. In
this research, the percentage of permanent capacitor induction motor error burden from direct test
results and simulation results that the initial voltage on the primary winding by 3.46%, the initial
voltage on the auxiliary winding of 8.896%, stable voltage on the auxiliary winding by 9.89%,
currents starting on auxiliary winding by 19.97% and stable current on auxiliary winding by 21.44%.
From the shape of the voltage waveform generated change, the results of experimental approaches
the simulation calculation results on the primary winding and the auxiliary winding thus obtained a
valid analysis.

Keywords : Permanent capacitor induction motor, induction motor modeling using inverse equivalent
circuit, Simulink - Matlab.

1. PENDAHULUAN 6 kutub di Laboratorium Konversi Energi


Fakultas Teknik Universitas Riau dengan
Motor induksi satu fasa merupakan menggunakan parameter rangkaian ekivalen.
motor yang disuplai oleh sumber tegangan AC Kinerja yang diteliti adalah pengaruh
satu fasa. Motor induksi ini sering digunakan perubahan tegangan, frekuensi, dan beban
dalam aplikasi di lingkungan rumah tangga motor induksi kapasitor permanen terhadap
sebagai penggerak pada peralatan yang kecepatan dan torsi.
memerlukan daya rendah dan kecepatan yang Parameter rangkaian ekivalen mesin yang
relatif konstan dan juga sebagai penggerak digunakan dalam penulisan ini diperoleh
energi terbarukan. Motor kapasitor adalah salah dengan melakukan pengujian hubung singkat
satu jenis motor induksi satu fasa yang banyak dan beban nol dengan pendekatan
digunakan pada mesin-mesin seperti lemari es, menggunakan persamaan yang diperoleh dari
kompresor, pompa air, pembakar minyak, kipas penyederhanaan rangkaian ekivalen.
angin dan mesin pencuci. Hal ini disebabkan
karena motor induksi satu fasa memiliki 2. LANDASAN TEORI
beberapa keunggulan dibanding dengan motor 2.1 Jenis Motor Induksi Satu Fasa
listrik yang lain, yaitu konstruksi yang cukup
sederhana,kecepatan putar yang hampir konstan 2.2.1 Motor Fasa Terpisah (Split Phase)
terhadap perubahan beban, serta karakteristik Motor fasa terpisah terdiri dari belitan
kerja yang baik. utama, belitan bantu, dan saklar sentrifugal
Dalam penelitan ini akan diteliti kinerja yang dipasang seri dengan belitan bantu.
motor induksi kapasitor permanen 500 W, 30 V,

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 1


Perbedaan arus belitan utama dan belitan bantu kapasitor permanen relatif rendah yaitu 50%
akan menyebabkan terjadinya perbedaan fluks 100 % dari torsi beban penuh. Gambar 2.2
medan utama dan fluks medan bantu pada menunjukkan konstruksi dari motor kapasitor
stator, akibatnya akan menghasilkan medan permanen.
putar yang menimbulkan kopel mula pada
motor. Dengan adanya kopel mula ini, maka
motor akan berputar. Saklar dilepaskan dengan
gaya sentrifugal pada 75 % putaran normal. Gambar 2.2 Kurva Persentase Torsi terhadap
Kopel start dari motor split fasa 150% dari Kecepatan Sinkron.(Sinaga, 2011)
kopel beban penuh.
Karakteristik torsi induksi vs kecepatan 2.2.4 Motor Kapasitor Start Kapasitor
dari motor ini ditunjukkan pada Gambar 2.1. Run
Gambar ini memperlihatkan Penurunan torsi
terjadi karena yang bekerja hanya belitan Motor ini mempunyai dua buah
utama, akibatnya saklar sentrifugal melepas kapasitor, satu digunakan pada saat start dan
pada saat kecepatan mencapai 75% sehingga satu lagi digunakan pada saat berputar.
kecepatan mengalami sinkronisasi dimana T = Kapasitor Run secara permanen dihubungkan
0, karena ns = nr, yang seolah olah mesin seri dengan belitan bantu dengan nilai yang
menjadi mati. lebih kecil dan dipakai kapasitor kertas.
Karakteristik momen putar-kecepatan dari
motor ini ditunjukkan pada Gambar 2.3

Gambar 2.1 Kurva Persentase Torsi terhadap


Kecepatan Sinkron (Wahyudinata, 2010)
Gambar 2.2 Kurva Persentase Torsi terhadap
2.2.2 Motor Kapasitor Start Kecepatan Sinkron. (Handoko, 2010)
Pada umumnya, prinsip motor ini sama
dengan prinsip kerja motor split fasa.Torsi start 2.2.5 Motor Shaded Pole
yang dihasilkan jauh lebih besar,yaitu antara Motor ini mempunyai kutub tonjol dan
250% 450% dari torsi beban penuh dengan sebagian dari masing-masing kutub dikelilingi
cara menghubungkan sebuah kapasitor yang oleh lilitan rangkaian terhubung singkat yang
dipasang secara seri dengan belitan bantu. Hal terbuat dari tembaga yang disebut belitan
ini akan menaikkan sudut phasa antar arus terarsir. Arus imbas yang terdapat pada belitan
belitan. Karena kapasitor dipakai hanya pada yang terarsir menyebabkan fluksi yang berada
saat start, maka jenis kapasitor yang dipakai pada bagian lain. Hasilnya seperti medan putar
adalah kapasitor elektrolit. Motor ini yang bergerak dalam arah dari daerah kutub
menghasilkan momen putar start yang lebih yang tidak terarsir ke bagian kutub yang terarsir
tinggi. dan menimbulkan momen putar saat
dihidupkan yang kecil. Karakteristik motor
2.2.3 Motor Kapasitor Permanen shaded pole ditunjukkan pada Gambar 2.4

Prinsipnya sama dengan motor kapasitor


start. Bedanya, motor ini tidak mempunyai
saklar sentrifugal. Kapasitor dihubungkan seri
dengan belitan bantu dan tidak dilepas setelah
pengasutan dilakukan dan tetap tinggal pada
rangkaian. Hal ini menyederhanakan konstruksi
dan mengurangi biaya serta memperbaiki Gambar 2.3 Kurva Persentase Torsi terhadap
ketahanan motor karena saklar sentrifugal tidak Kecepatan Sinkron. (Sinaga, 2010)
digunakan. Jenis kapasitor yang digunakan
adalah kapasitor kertas. Torsi start dari motor
2
Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Februari 2015
Sehingga persamaan tegangan mesin
2.2 Mesin Induksi Satu Fasa induksi satu fasa dalam kerangka referensi
2.2.1 Persamaan Tegangan dan Arus diam dapat ditulis menjadi sebagai berikut:
Mesin Induksi Satu Fasa v qs = rqs i qs + pqs
v ds = rds i ds + pds (2.3)
Skema mesin induksi satu fasa dapat
dilihat pada gambar 2.5. Belitan utama (main v qr = rqr i qr r dr + p qr
winding) dan belitan bantu (auxiliary winding) v dr = rdr i dr + r qr + p dr
adalah belitan terdistribusi sinusoidal non Persamaan dari variabel rotor mesin
identik, tetapi disusun dalam kuadratur ruang. induksi satu fasa selanjutnya ditransformasi ke
Belitan utama (as) diasumsikan memiliki belitan stator dengan rasio belitan. Seluruh
ekivalen lilitan NA dengan resistansi ra. Belitan variabel q ditransformasi ke belitan as dengan
bantu (bs) dengan ekivalen lilitan NB dengan lilitan efektif Nq dan seluruh variabel d ke
resistansi rb. Belitan rotor direpresentasikan belitan bs dengan lilitan efektif Nd. Persamaan
dengan dua belitan identik sinusoidal dalam tegangan dapat ditulis menjadi:
kuadratur ruang. Setiap belitan rotor memiliki v qs = rqs i qs + pqs
ekivalen lilitan Nr dengan resistansi rr.
bs axis
v ds = rds i ds + pds (2.4)
br axis as,
r
v qr = rqr i qr N qd r 'dr + p'qr
v dr = rdr i dr + N dq r 'qr + p'dr
ar axis
ar , br r
bs , bs
as axis
,
br ar
2.2.3 Rangkaian Ekivalen Mesin Induksi
as Satu Fasa
Gambar 2.4 Mesin induksi satu fasa (Krause et
al.,1986) Rangkaian ekivalen mesin induksi satu
Persamaan tegangan stator dan rotor fasa dapat dibuat dari persamaan (2.4).
mesin induksi satu fasa adalah: Rangkaian ekivalen ini adalah rangkaian yang
v as = ra ias + p as umum digunakan dalam analisis mesin induksi
vbs = rb ibs + pbs satu fasa. Rangkaian ekivalen q-d mesin
(2.1) induksi satu fasa ini bentuknya mirip huruf T,
v ar = rr iar + par oleh karena itu sering disebut rangkaian
vbr = rr ibr + pbr ekivalen bentuk T, seperti dapat dilihat pada
Gambar (2.6).
N qd r 'dr '
Llqs L'/ qr rqr' Llds L'ldr rdr' N qd r qr
2.2.2 Transformasi Kerangka Referensi '
i qr idr'
Lmq
dan Transformasi Belitan Lmd

Transformasi variabel stator ke kerangka (a) (b)


referensi sembarang dan transformasi variabel Gambar 2.5 Rangkaian ekivalen motor induksi satu
rotor ke kerangka referensi sembarang fasa bentuk T. (a) sumbu q, (b) sumbu d. (Hamzah
dibutuhkan untuk menyederhanakan persamaan et al., 2009)
tegangan motor induksi satu fasa. Variabel
stator dalam notasi vektor dapat Daya rugi-rugi pada rotor q dan d
direpresentasikan dengan: dihitung sebagai berikut:
f as f qs Pqr = iqr' 2 rqr' Pdr = idr'2 rdr'
f abs = dan f qds = ,
f bs f ds Dengan menggunakan persamaan daya
ini akan dilakukan manipulasi persamaan
Dimana f dapat berupa tegangan (v), dalam persamaan motor. Selama besaran yang
arus (i), atau fluks lingkup (). Jika adalah terukur tidak berubah, yaitu besaran resistansi
posisi sudut dari kerangka referensi sembarang belitan utama dan bantu stator, maka kita dapat
maka transformasi dari variabel stator ke merubah besaran rotor dengan bebas. Untuk itu,
kerangka referensi sembarang adalah: didefinisikan besaran rotor baru sebagai
f abs = (K 2s ) f qds
1 berikut:
f qds = K 2s f abs
, (2.2)

3
Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Februari 2015
QR
'
= k q 'qr
(2. 5)
'DR = k d 'dr
Dimana kq dan kd adalah konstanta Rangkaian Ekivalen Bentuk invers
sembarang. Dengan besaran rotor yang baru ini,
maka persamaan daya rugi-rugi rotor q dan d Nilai dari kq dan kd adalah sebagai
menjadi : berikut:
iqr' 2 rqr' = iQR
'2 '
rQR Lmq
, k d = Lmd (2.9)
(2.6) kq = '
idr' 2 rdr' = i DR'2 '
rDR Lrq L'rd
atau Dengan nilai konstanta k ini, maka
rQR '
= k q2 rqr' persamaan (2.8) berubah menjadi :
(2.7) ) (27) (2.28)
rDR '
= k d2 rdr' (
vqs = rqs iqs + pLlq iqs + pLMq iqs + iQR
'
) (2.10)
v ds = rds ids + pLld ids + pLMd (i ds + i DR
'
)
Dengan menggunakan besaran rotor
yang baru, persamaan fluksi lingkup berubah 0 = rQR
' '
iQR N qd r
kq
(
LMd ids + i DR
'
)
+ pLMq iqs + iQR
'
( )
kd
menjadi: 0=r i' '
DR DR
k
(
+ N dq r d LMq iqs + iQR
'
)
+ pLMd ids + i DR
'
( )
qs = Lsq iqs + k q Lmq iQR
' kq

dengan:
ds = Lsd ids + k d Lmd i DR
'
Llq = Llqs + k q L'lqr
'QR = k q Lmq iqs + k q2 L'rq iQR
'
Lld = Llds + k d L'ldr
'DR = k d Lmd ids + k d2 L'rd i DR
'
LMq = k q Lmq
LMd = k d Lmd
Dengan menggunakan persamaan (2.6)
dan (2.7), maka persamaan tegangan stator dan Persamaan (2.10) dapat disederhanakan
rotor motor induksi satu fasa dari persamaan sebagai bentuk dari fungsi fluksi lingkup
(2.4) berubah menjadi: sebagai berikut:
vqs = rqs iqs + p (Lsq k q Lmq )iqs + pk q Lmq iqs + iQR
'
( ) (2.8) v qs = rqs i qs + p QS (2.11)
vds = rds ids + p(Lsd k d Lmd )ids + pk d Lmd ids + iDR
'
( ) v ds = rds i ds + p DS
'DR + p (k q2 L'rq k q Lmq )iQR + pk q Lmq (iqs + iQR )
kq
0 = rQR
' '
iQR N qd r ' '

kd kq
0 = rQR
' '
iQR N qd r Md + p Mq
0 = rDR
' '
iDR + N dq r
kd '
kq
(
QR + p k d2 L'rd k d Lmd i DR
'
)
+ pk d Lmd ids + i DR
'
( ) kd
k
0 = rDR
' '
i DR + N dq r d Mq + p Md
Dari persamaan (2.8), maka rangkaian kq
ekivalen motor induksi satu fasa dapat Berdasarkan persamaan (2.11) dapat
digambarkan menjadi seperti gambar 2.7 Dari dibuat rangkaian ekivalen baru mesin induksi
persamaan tersebut, akurasi yang didapat satu fasa dengan bentuk invers seperti terlihat
dengan menggunakan rangkaian ekivalen di pada gambar 2.8.
gambar 2.7 adalah sama dengan yang didapat rqs Llq
' N
rQR qd r Md rds Lld
' N
rDR dq r Mq

dengan menggunakan rangkaian ekivalen + +

iqs ids
bentuk T di gambar 2.6. LMq '
i
QR LMd i '
DR
'
kq2 Lmq k q Lmq rQR
'
Lsq k q Lmq N qd r DR '
' N qd r QR
Lsd k d Lmd k d2 Lmd k d Lmd rDR

kq Lmq
'
iQR k d Lmd
'
i DR (a) (b)
Gambar 2.7 Rangkaian ekivalen motor induksi satu
(a) (b) fasa bentuk invers . (a) sumbu q, (b) sumbu d.
Gambar 2.6 Rangkaian ekivalen motor induksi satu (Hamzah, 2009 dengan perubahan)
fasa bentuk T. (a) sumbu q, (b) Sumbu d. (Hamzah,
2009)
3. METODE PENELITIAN
Dari persamaan tegangan stator dan
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
rotor, nilai kq dan kd bisa dipilih secara
sembarang. Kalau dibuat nilai kq dan kd sama Penelitian dilakukan di Laboratorium
dengan satu maka persamaan akan kembali ke Konversi Fakultas Teknik. Penelitian ini
persamaan semula yaitu pada persamaan (2.4).
4
Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Februari 2015
dimaksudkan untuk melakukan analisis motor semua karakteristik dari mesin, parameter perlu
induksi kapasitor permanen enam kutub dihitung dengan teliti. Penentuan parameter
terhadap pengaruh perubahan tegangan yang dibuat pada penulisan ini dilakukan pada
terhadap torsi, tegangan terhadap kecepatan, kondisi mantap. Analisis detail lanjutan
frekuensi terhadap kecepatan, beban terhadap dilakukan untuk menghasilkan data yang
torsi, dan beban terhadap. Adapun waktu dibutuhkan dalam pemodelan. Penggunaan
pelaksanaan penelitian di mulai dari bulan persamaan nonlinear dilakukan dalam
November 2014 hingga bulan Januari 2015 perhitungan parameter lanjutan. Resistansi
dengan rentang waktu pengukuran selama 60 rugi-rugi RMq dan RMd ditambahkan pada
hari. rangkaian ekivalen untuk menghitung rugi-rugi
inti yang disebabkan oleh arus rugi-rugi eddy
3.2 Flowchart Penelitian current dan hysterisis.

Mulai

Melakukan pengujian
terhadap perubahan
Melakukan pengujian tegangan, frekuensi
untuk menghasilkan dan tegangan
parameter motor
(a) (b)
Mengevaluasi Gambar 3.1 Rangkaian ekivalen mesin induksi satu
Memodelkan motor induksi fasa bentuk invers (a). Sumbu q, (b) sumbu d.
serta
kapasitor permanen 6 kutub
menganalisa (Hamzah, 2009)
menggunakan simulink
MATLAB
Tidak Gambar 3.1 menunjukkan rangkaian
Parameter
ekivalen dari motor induksi satu fasa bentuk
pengukuran invers dalam keadaan mantap dimana gambar
Model
sudah lengkap ? simulasi 3.1 (a) adalah belitan utama dan 3.1 (b) adalah
motor belitan bantu.
induksi sudah

3.3.1 Pengujian Pengukuran Tahanan


Belitan Stator

Untuk memperoleh nilai hambatan pada


belitan stator ( rqs dan rds ) dilakukan dengan
Membandingkan hasil
simulasi dengan hasil menghubungkan tegangan DC ( V dc ) pada dua
pengujian pada motor
sebenarnya
terminal input dan diukur arus DC-nya ( I dc ).
Pada pengukuran ini tidak mengalir arus rotor
Verifikasi analisa dan
pembuatan laporan
karena tidak ada tegangan yang terinduksi.
Untuk menentukan nilai resistansi
pada stator ( rqs dan rds ) dihitung
Kesimpulan menggunakan persamaan 3.1 (Guru dan
Hiziroglu.,1988) :
V
Selesai
r = dc (3.1)
I dc
3.3 Penentuan Parameter Rangkaian Tabel 3.1 Pengujian Tahanan Belitan Stator
Ekivalen Bentuk Invers . Jenis Belitan Vdc (Volt) Idc (Amp)
Belitan Utama 3,0 0,8
Model rangkaian ekivalen mesin induksi Belitan Bantu 4,5 0,4
satu fasa memerlukan nilai-nilai parameter dari
mesin tersebut. Untuk memperoleh model
mesin yang akurat, yang merepresentasikan
5
Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Februari 2015
Dari persamaan (3.1) nilai rqs dan rds seimbang yang diberikan pada terminal stator.
Kemudian memberikan suplai tegangan satu
menjadi : fasa pada terminal utama dengan terminal
3,0
rqs = = 3,75 belitan bantu kondisi terbuka dan sebaliknya.
0,8 Pada saat mesin berputar pada kecepatan
dan sinkron slip s sama dengan nol. Prosedur
pengukuran yang dilakukan sama dengan pada
4,5
rds = = 11,25 pegujian hubung singkat. Hasil pengukuran dari
0,4 pengujian beban nol dapat dilihat pada tabel 3.4
dan tabel 3.5.
3.3.2 Pengujian Hubung Singkat/ Pengujian
Rotor Tertahan Tabel 3.4 Pengujian beban nol: tegangan
diberikan pada belitan utama.
Pengujian hubung singkat atau disebut V ocq I ocq Pocq
juga dengan pengujian rotor-tertahan dilakukan 5 0,40 8,00
dengan menahan rotor dan memberikan suplai 10 1,20 13,.00
tegangan satu fasa pada terminal utama dengan 15 1,90 20,,00
terminal belitan bantu kondisi terbuka ( n m = 0, 20 2,60 35,00
s = 1). Suplai tegangan yang diberikan naik 25 3,20 50,00
secara bertahap dan dicatat daya input, 30 4,00 76,00
tegangan fasa dan arus yang melalui belitan
bantu. Demikian juga ketika memberikan suplai Tabel 3.5 Pengujian beban nol: tegangan
diberikan pada belitan bantu.
tegangan bertahap pada belitan bantu dan
belitan utama kondisi terbuka, dicatat daya Vocd I ocd Pocd
input, tegangan dan arus yang masuk ke belitan 5 0,20 1,00
utama. Hasil pengukuran dari pengujian 10 0,40 3,00
hubung singkat dapat dilihat pada tabel 3.2. dan 15 0,60 6,00
tabel 3.3. 20 0,80 11,00
25 1,00 14,00
Tabel 3.2 Pengujian hubung singkat: tegangan 30 1,20 20,00
diberikan pada belitan utama
I brq Vbrq Pbrq 3.3.4 Penentuan Resistansi Rotor Belitan
0,02 2,70 2,50 Utama Rangkaian Ekivalen Bentuk
0,03 3,40 1,00 Invers .
0,40 4,10 1,60
0,50 4,70 2,33 Penentuan resistansi rotor belitan utama
0,60 5,80 3,00 rangkaian ekivalen dihitung dari data pengujian
0,70 6,40 4,00 hubung singkat. Dari rangkaian ekivalen
0,80 7,5 5,75 gambar 3.1a dapat dibuat persamaan sebagai
berikut:
Tabel 3.3 Pengujian hubung singkat: tegangan Vbrq
diberikan pada belitan bantu. Z brq =
I brq
(
= R brq + jX brq rqs + rQR
'
)
+ jX lq (3.2)
I brd Vbrd Pbrd
Dari hasil pengujian pada tabel 3.2 dan
0,10 2,70 0,30 '
nilai rqs yang telah diketahui sebelumnya, rQR
0,20 4,90 0,90
0,30 6,30 1,65 dapat dihitung dengan menggunakan
0,40 9,30 3,00 persamaan sebagai berikut:
Vbrq 2 2
3.3.3 Pengujian Beban Nol Z brq = = Rbrq + X brq (3.3)
I brq
Pengujian beban nol pada motor induksi Pbrq
memberikan keterangan dalam hal arus eksitasi Rbrq = 2
(3.4)
dan rugi-rugi tanpa beban. Pengujian dilakukan I brq
pada frekuensi nominal dan tegangan fasa
6
Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Februari 2015
X brq = X lq = Z brq Rbrq
2 2
(3.5) Vocq
X Mq = (3.14)
I ocq sin ocq
r'
QR = Rbrq rqs (3.6)

3.3.5 Penentuan Resistansi Rotor Belitan


Bantu Rangkaian Ekivalen Bentuk 3.3.7 Penentuan Parameter Belitan Bantu
Invers . Rangkaian Ekivalen Bentuk Invers .

Penentuan resistansi rotor belitan bantu Penentuan parameter resistansi rugi-rugi


rangkaian ekivalen dihitung dari data pengujian inti dan reaktansi magnetisasi belitan bantu
hubung singkat. Dari rangkaian ekivalen dihitung dari data pengujian beban nol yaitu
gambar 3.1b dapat dibuat persamaan sebagai menggunakan data tabel 3.5. Dari hasil
berikut: pengujian pada tabel 3.5 dan nilai rds , X ld
Z brd =
Vbrd 2 2
(
= Rbrd + X brd rds + rDR
'
)
+ jX ld (3.7)
telah diketahui sebelumnya, RMd dan X Md
I brd
Dari hasil pengujian pada tabel 3.3 dan dapat dihitung dengan menggunakan
'
nilai rds telah diketahui sebelumnya, rDR dapat persamaan sebagai berikut:
dihitung dengan menggunakan persamaan V 2 ocd
RMd = (3.15)
sebagai berikut: Pocd
Pbrd
Rbrd = Vocd
I brd
2
X Md = (3.16)
(3.8) I ocd sin ocd
X brd = X ld = Z brd Rbrd
2 2
(3.9)
3.3.8 Hasil Perhitungan Parameter Motor
r'
DR = Rbrd rds (3.10) Induksi Satu Fasa.
Rasio belitan untuk bentuk invers , Ndq dapat Penentuan parameter rangkaian ekivalen
dihitung dengan persamaan, dihitung dari data pengujian tahanan belitan
rDR stator, hubung singkat, dan beban nol sehingga
N dq = diperoleh parameter motor induksi sebagai
rQR berikut:
(3.11)
dengan Nqd untuk bentuk invers kebalikan rqs = 3,75 rds = 11,25
dari Ndq, rQR = 5,23 rDR = 7,5
1
N qd = X lq = 2,68 X ld = 13,75
N dq
(3.12) R Mq = 11,84 RMd = 45
3.3.6 Penentuan Parameter Belitan Utama
X Mq = 9,69 X Md = 30,07
Rangkaian Ekivalen Bentuk Invers .

Penentuan parameter resistansi rugi-rugi inti 4. HASIL ANALISIS MOTOR INDUKSI


dan reaktansi magnetisasi belitan utama KAPASITOR PERMANEN
dihitung dari data pengujian beban nol yaitu
menggunakan data tabel 3.4. Dari hasil 4.1 Model Analisis Motor Kapasitor
pengujian pada tabel 3.4 dan nilai rqs , X lq Permanen
Mesin induksi satu fasa dapat
telah diketahui sebelumnya, R Mq dan X Mq
dioperasikan sebagai motor dengan
dapat dihitung dengan menggunakan menghubungkan kapasitor secara seri di belitan
persamaan sebagai berikut: bantu yang ada pada stator. Beban dapat
V 2 ocq dihubungkan di salah satunya, seri atau paralel
RMq = (3.13) dengan kapasitor diterminal belitan lainnya.
Pocq
Analisis yang dilakukan yaitu dengan

7
Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Februari 2015
memasukkan pengaruh kejenuhan inti ini ke QS Mq
iqs =
dalam persamaan yang digunakan. X lq
DS Md (4.4)
ids =
X ld
Mq
'
iQR = iqs
X Mq
Md
'
iDR = ids
Gambar 4.1 Motor Induksi Kapasitor Permanen 30 X Md
V, 100 W, 6 kutub Persamaan tegangan kapasitor pada
4.1.1 Analisis Motor Kapasitor Permanen belitan bantu adalah:
Beban Nol Bentuk invers
ids (4.7)
Vdsc =
Analisis kedua yang dilakukan yaitu Cd
dengan menggunakan rangkaian ekivalen d-q Dengan menggunakan persamaan (4.3-
bentuk invers seperti pada gambar IV.4. 4.7) ke dalam simulasi Matlab diperoleh proses
Kapasitor dihubungkan pada belitan bantu motor induksi kapasitor permanen saat tanpa
dimana motor dalam kondisi tanpa beban. beban dapat dilihat pada gambar
r r
rqs '
rQR Nqd rds Xld
'
rDR N dq Mq
Xlq b Md b
+ +

iqs
V ds XMq '
iQR Cd
ids
X Md '
iDR - Pengaruh motor induksi beban nol 30 V, 6
kutub terhadap tegangan dan arus.
(a) (b)
Gambar 4.2 Rangkaian ekivalen motor induksi satu
fasa bentuk invers . (a) sumbu q, (b) sumbu d

Persamaan tegangan generator pada


kondisi beban nol adalah sebagai berikut:
vqs = rqs iqs + pQS
Gambar 4.3 Hasil simulasi tegangan pada sumbu q
vds = rds ids + p DS (4.1) saat motor induksi kapasitor permanen tanpa beban
kq
0 = rQR
' '
iQR N qd r Md + pMq
kd Keterangan :
k Vqs = 42,42 Volt
0 = rDR
' '
iDR + N dq r d Mq + pMd
kq
Untuk memudahkan perhitungan
selanjutnya, persamaan tegangan dan fluks
dapat dibuat dalam fungsi reaktansi(Ong,1998).
Maka persamaan (4.1) dapat ditulis menjadi:
p Gambar 4.4 Hasil simulasi tegangan pada sumbu d
vqs = rqs iqs + QS saat motor induksi kapasitor permanen tanpa beban
b

vds = rds ids +


p
DS
(4.2) (4.4)
b Keterangan :
Tegangan awal = 39,8661 V
r p
0 = rQR
' '
iQR N qd Md + Mq Tegangan stabil = 74,2297 V
b b
Waktu stabil = 4.0053 s
p
0 = rDR
' '
iDR + N dq r Mq + Md
b b
Dimana b adalah kecepatan sudut dasar
listrik yang digunakan untuk menghitung
reaktansi induktif. Persamaan fluksi lingkup
saat ini ditulis sebagai fungsi fluks lingkup per Gambar 4.5 Hasil simulasi arus pada sumbu q saat
detik. Maka: motor induksi kapasitor permanen tanpa beban
QS = X lqiqs + Mq
(4.3) Keterangan :
DS = X ld ids + Md Arus awal = 4,75 A
Mq = X Mq (iqs + iQR
'
) Arus stabil = 2,2441A
Md = X Md (ids + iDR
'
) t stabil = 3.1534 s

8
Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Februari 2015
Gambar 4.6 Hasil simulasi arus pada sumbu d saat
motor induksi kapasitor permanen tanpa beban Gambar 4.8 Hasil simulasi tegangan pada sumbu q
saat motor induksi kapasitor permanen berbeban
Keterangan :
Arus starting = 1,6763 A Keterangan :
Arus stabil = 2,2164 A Vqs = 42,42 Volt
Waktu stabil = 4.3482 s

Untuk memverifikasi analisis motor


induksi kapasitor permanen beban nol yang
telah diperoleh, dilakukan eksperimen di
laboratorium. Dengan menggunakan motor
induksi kapasitor permanen 30 V, 100 W, 6,
dimana untuk menjalankan motor kapasitor 80 Gambar 4.9 Hasil pengujian tegangan pada sumbu q
F diserikan dengan belitan bantu. Dari saat motor induksi kapasitor permanen tanpa beban
eksperimen ini diperoleh gelombang tegangan
pada sumbu q dan d seperti pada gambar 4.3 Keterangan :
dan 4.4. Dari hasil simulasi terlihat bahwa Vqs = 41 V
tegangan motor induksi kapasitor permanen
pada belitan utama stabil dari awal sebesar
42,42 V. Untuk belitan bantu waktu mulai stabil
saat t = 4.0053 detik, besar tegangan puncak
hasil simulasi pada belitan bantu sebesar
74,2297 V.
Selanjutnya dilakukan verifikasi arus Gambar 4.10 Hasil pengujian tegangan pada sumbu
pada sumbu q dan d seperti pada gambar 4.5 d saat motor induksi kapasitor permanen tanpa
dan 4.6. Untuk arus belitan utama pada motor beban
induksi kapasitor permanen beban nol stabil Keterangan :
pada waktu 3.1534 detik. Besar arus puncak Tegangan awal = 44 V
Tegangan stabil = 80 V
hasil perhitungan sebesar 2,2441 A. Sedangkan
Waktu stabil = 1,2 s
arus belitan bantu stabil pada waktu 4.3482
detik, dimana besar arus puncak hasil
perhitungan sebesar 2,2164 A.

4.1.2 Analisis Motor Kapasitor Permanen


Berbeban Bentuk invers
Analisis yang dilakukan selanjutnya
yaitu dengan menggunakan rangkaian ekivalen Gambar 4.11 Hasil simulasi tegangan pada sumbu d
d-q bentuk invers seperti pada gambar 4.7 saat motor induksi kapasitor permanen berbeban
dan menghubungkan beban secara paralel
dengan kapasitor pada belitan utama.
Keterangan :

Ndq r Mq Ndq r Mq
rqs Xlq
'
rQR
+
b
rds Xld '
rDR
+
b Tegangan awal = 39,6483 V
i
V ds qs X Mq '
iQR Cd
ids
X Md '
iDR
Tegangan stabil = 72,8832 V
Waktu stabil = 4,5647 s

(a) (b) Untuk memverifikasi analisis motor


Gambar 4.7 Rangkaian ekivalen motor induksi induksi kapasitor permanen berbeban yang
kapasitor permanen berbebanbentuk invers . (a) telah diperoleh, dilakukan eksperimen di
sumbu q, (b) sumbu d. laboratorium. Hasilnya tidak berbeda jauh
dengan analisis motor induksi kapasitor
9
Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Februari 2015
permanen beban nol, karena adanya beban yang Arus starting = 4,6351 A
dipasang pada belitan utama menyebabkan Arus stabil = 2,2889 A
sedikit penurunan terhadap nilai tegangan dan Waktu stabil = 4,0542 s
arus seperti pada gambar 4.8 - 4.11. Dari hasil
eksperimen terlihat bahwa pada belitan utama
stabil dari awal, dimana besar tegangan puncak
hasil eksperimen pada belitan utama sebesar 41
V sedangkan pada hasil perhitungan sebesar
42,42 V. Untuk belitan bantu waktu mulai stabil
Gambar 4.14 Hasil simulasi arus pada sumbu d saat
saat t = 4,5647 detik, besar tegangan puncak motor induksi kapasitor permanen berbeban
hasil eksperimen pada belitan bantu sebesar 80
V sedangkan pada hasil perhitungan sebesar
72,8832 V. Dari bentuk penaikan gelombang Keterangan :
tegangan yang dihasilkan, hasil eksperimen Arus starting = 1,6806 A
mendekati nilai hasil perhitungan pada belitan Arus stabil = 2,1996 A
utama dan belitan bantu sehingga analisis yang Waktu stabil = 4,7081 s
diperoleh valid.
Persentase error = Hasil pengujian hasilsimulasi (4.8)
100%
hasil pengujian
- Persentase error tegangan awal pada belitan
41 42,42
utama = 100% = 3,46
41
Gambar 4.15 Hasil pengujian arus pada sumbu d
%
saat motor induksi kapasitor permanen berbeban
- Persentase error tegangan awal pada belitan
80 72,8832 Keterangan :
bantu= 100% =8,896% Arus starting = 2,1 A
80 Arus stabil = 2,8 A
- Persentase error tegangan stabil pada belitan Waktu stabil = 1,3 s
44 39,6483
bantu = 100% = 9,89 % Selanjutnya dilakukan verifikasi arus
44
pada sumbu q dan d. Untuk arus belitan bantu
pada motor induksi kapasitor permanen
berbeban stabil pada waktu 4,0542 detik. Besar
arus puncak hasil eksperimen sebesar 2,8 A
sedangkan pada hasil perhitungan sebesar
2,1996 A.
- Persentase error arus starting pada belitan
2,1 1,6806
bantu = 100% = 19,97 %
Gambar 4.12 Hasil pengujian arus pada kapasitor 2,1
saat motor induksi kapasitor permanen berbeban
- Persentase error arus stabil pada belitan
Keterangan : 2,8 2,1996
Tegangan awal = 40 V bantu = 100% = 21,44 %
2,8
Tegangan stabil = 70 V

4.1.3 Analisis Perubahan Tegangan pada


Motor Induksi Kapasitor Permanen
a. Motor Induksi Kapasitor Permanen Beban
Nol.

Gambar 4.13 Hasil simulasi arus pada sumbu q saat


motor induksi kapasitor permanen berbeban

Keterangan :
10
Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Februari 2015
Tegangan stabil = 49,5717 V
Waktu stabil = 9,2452 s

Gambar 4.16 Hasil simulasi torsi saat motor induksi


kapasitor permanen tanpa beban

Keterangan : Gambar 4.20 Hasil simulasi torsi (20 V) saat motor


Torsi saat stabil = 0.3631 Nm induksi kapasitor permanen tanpa beban
t saat stabil = 4.8928
Keterangan :
Torsi stabil = 0,1643 Nm
Waktu stabil = 9,4228 s

- Over Voltage = 40 Volt


b. Motor Induksi Kapasitor Permanen Berbeban

Gambar 4.17 Hasil simulasi tegangan (40 V) saat Gambar 4.21 Hasil simulasi torsi saat motor induksi
motor induksi kapasitor permanen tanpa beban kapasitor berbeban
Keterangan :
Keterangan : Torsi stabil = 0,3745 Nm
Tegangan awal = 52,7331 V Waktu stabil = 4,7425 s
Tegangan stabil = 100,0138 V
Waktu stabil = 2,6051 s - Over Voltage = 40 V

Gambar 4.22 Hasil simulasi torsi (40 V) saat motor


Gambar 4.18 Hasil simulasi tegangan (40 V) saat
induksi kapasitor berbeban
motor induksi kapasitor permanen tanpa beban
Keterangan :
Keterangan : Torsi stabil = 0,6448 Nm
Torsi stabil = 0,644 Nm Waktu stabil = 3,4428 s.
Waktu stabil = 2,6529 s
- Under Voltage = 20 Volt
- Under Voltage = 20 V

Gambar 4.23 Hasil simulasi tegangan (20 V) saat


motor induksi kapasitor permanen berbeban
Gambar 4.19 Hasil simulasi tegangan (20 V) saat
motor induksi kapasitor permanen tanpa beban Keterangan :
Tegangan awal = 25,6343 V
Keterangan : Tegangan stabil = 48,3572 V
Tegangan awal = 22,2476 V Waktu stabil = 9,7651 s

11
Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Februari 2015
Gambar 4.26 Hasil simulasi kecepatan rotor saat
Gambar 4.24 Hasil simulasi torsi (20 V) saat motor motor induksi kapasitor permanen 70 Hz tanpa
induksi kapasitor permanen berbeban beban
Keterangan :
Keterangan : Kecepatan stabil = 0,9465 pu
Torsi stabil = 0,1818 Nm Waktu stabil = 9,4832 s
Waktu stabil = 9,5919 s
- Under Frequency = 30 Hz
Hasil analisa dari pengaruh perubahan
tegangan terhadap torsi dari motor induksi
kapasitor permanen adalah tegangan sebanding
dengan torsi dan berbanding terbalik dengan
waktu yang diperlukan untuk stabil. Dari hasil
simulasi motor induksi kapasitor permanen
tanpa beban, saat tegangan dinaikkan menjadi Gambar 4.27 Hasil simulasi kecepatan rotor saat
40 V Torsi stabil saat 0,644 Nm dengan waktu motor induksi kapasitor permanen 30 Hz tanpa
stabil 2,6529 detik. Sedangkan saat tegangan beban
diturunkan menjadi 20 V torsi stabil saat Keterangan :
0,1818 Nm dengan waktu stabil 9,5919 detik. Kecepatan stabil = 0,8999 pu
Dari hasil simulasi motor induksi kapasitor Waktu stabil = 2,0057 s
permanen berbeban, saat tegangan dinaikkan
menjadi 40 V Torsi stabil saat 0,6448 Nm b. Motor Induksi Kapasitor Permanen Berbeban
dengan waktu stabil 3,4428 detik. Sedangkan Frekuensi = 50 Hz
saat tegangan diturunkan menjadi 20 V torsi
stabil saat 0,1643 Nm dengan waktu stabil
9,4228 detik. Semakin besar tegangannya maka
semakin besar torsi yang dihasilkan dan waktu
yang diperlukan untuk mencapai stabil semakin
kecil.
Gambar 4.28 Hasil simulasi kecepatan rotor saat
4.1.4 Analisis Perubahan Frekuensi pada motor induksi kapasitor permanen 50 Hz berbeban
Motor Induksi Kapasitor Permanen
a. Motor Induksi Kapasitor Permanen Beban Keterangan :
Nol Kecepatan stabil = 0,9085 pu
Waktu stabil = 4,9253 s

- Over Frequency = 70 Hz

Gambar 4.25 Hasil simulasi kecepatan rotor saat


motor induksi kapasitor permanen tanpa beban

Keterangan : Gambar 4.29 Hasil simulasi kecepatan rotor saat


Kecepatan stabil = 0,9173 pu motor induksi kapasitor permanen 70 Hz berbeban
Waktu stabil = 4.9553 s
Keterangan :
- Over Frequency = 70 Hz Kecepatan stabil = 0,9455 pu
Waktu stabil = 9,7919 s

- Under Frequency = 30 Hz

12
Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Februari 2015
terlihat stabil dari awal, dimana besar
tegangan puncak hasil eksperimen
pada belitan utama sebesar 41 V
sedangkan pada hasil perhitungan
sebesar 42,42 V. Untuk belitan bantu
Gambar 4.30 Hasil simulasi kecepatan rotor saat waktu mulai stabil saat t = 4,5647
motor induksi kapasitor permanen 30 Hz berbeban detik, besar tegangan puncak hasil
Keterangan :
eksperimen pada belitan bantu sebesar
Kecepatan stabil = 0,9002pu 80 V sedangkan pada hasil perhitungan
Waktu stabil = 4,0057 s sebesar 72,8832 V. Dari bentuk
penaikan gelombang tegangan yang
Hasil analisis dari pengaruh perubahan dihasilkan, hasil eksperimen mendekati
frekuensi terhadap kecepatan dari motor nilai hasil perhitungan pada belitan
induksi kapasitor permanen adalah frekuensi utama dan belitan bantu sehingga
sebanding dengan torsi dan waktu yang analisis yang diperoleh valid.
diperlukan untuk stabil. Dari hasil simulasi 3. Berdasarkan analisa pengaruh perubahan
motor induksi kapasitor permanen tanpa beban, tegangan terhadap torsi dari motor
saat frekuensi dinaikkan menjadi 70 Hz, induksi kapasitor permanen, tegangan
kecepatan stabil saat sebesar 0,9465 pu dengan sebanding dengan torsi dan berbanding
waktu stabil sebesar 9,4832 detik. Sedangkan terbalik dengan waktu yang diperlukan
saat frekuensi diturunkan menjadi 20 V untuk stabil. Dari hasil simulasi motor
kecepatan stabil saat 0,8999 pu dengan waktu induksi kapasitor permanen tanpa
stabil sebesar 2,0057 detik. Dari hasil simulasi beban, saat tegangan dinaikkan
motor induksi kapasitor permanen berbeban, menjadi 40 V Torsi stabil saat 0,644
saat frekuensi dinaikkan menjadi 70 Hz, Nm dengan waktu stabil 2,6529 detik.
kecepatan stabil saat sebesar 0,9455 pu Sedangkan saat tegangan diturunkan
dengan waktu stabil sebesar 9,7919 detik. menjadi 20 V torsi stabil saat 0,1818
Sedangkan saat frekuensi diturunkan menjadi Nm dengan waktu stabil 9,5919 detik.
20 V kecepatan stabil saat 0,9002pu dengan Dari hasil simulasi motor induksi
waktu stabil sebesar 4,0057 detik. Semakin kapasitor permanen berbeban, saat
besar frekuensinya maka semakin besar juga tegangan dinaikkan menjadi 40 V Torsi
kecepatan yang dihasilkan dan waktu yang stabil saat 0,6448 Nm dengan waktu
diperlukan untuk mencapai stabil semakin stabil 3,4428 detik. Sedangkan saat
besar juga. tegangan diturunkan menjadi 20 V torsi
stabil saat 0,1643 Nm dengan waktu
stabil 9,4228 detik.
5. KESIMPULAN DAN SARAN 4. Berdasarkan analisa pengaruh perubahan
frekuensi terhadap kecepatan Hasil
5.1 Kesimpulan analisis dari pengaruh perubahan
frekuensi terhadap kecepatan dari
Dari hasil evaluasi terhadap Analisis dan motor induksi kapasitor permanen
Pemodelan Motor Induksi Kapasitor Permanen adalah frekuensi sebanding dengan
dengan Rangkaian Ekivalen Invers dapat torsi dan waktu yang diperlukan untuk
disimpulkan : stabil. Dari hasil simulasi motor
1. Model rangkaian ekivalen invers induksi kapasitor permanen tanpa
memiliki jumlah parameter yang lebih beban, saat frekuensi dinaikkan
sedikit, sehingga dalam penentuan menjadi 70 Hz, kecepatan stabil saat
parameter rangkaian ekivalennya tidak sebesar 0,9465 pu dengan waktu stabil
membutuhkan asumsi reaktansi bocor sebesar 9,4832 detik. Sedangkan saat
stator sama dengan reaktansi bocor frekuensi diturunkan menjadi 20 V
rotor. kecepatan stabil saat 0,8999 pu dengan
2. Berdasarkan dari hasil eksperimen motor waktu stabil sebesar 2,0057 detik. Dari
induksi kapasitor permanen berbeban hasil simulasi motor induksi kapasitor
pada belitan utamanya, tegangan Vqs permanen berbeban, saat frekuensi

13
Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Februari 2015
dinaikkan menjadi 70 Hz, kecepatan Wahyudinata.2010.Analisis Performansi Motor
stabil saat sebesar 0,9455 pu dengan Induksi Kapasitor Permanen Satu Phasa
waktu stabil sebesar 9,7919 detik. dengan Belitan Bantu dan Belitan Utama
Sedangkan saat frekuensi diturunkan Berdasarkan Teori Medan Fluksi Silang dan
Teori Medan Fluksi Ganda.Skripsi. Program
menjadi 20 V kecepatan stabil saat
S1 Departemen Teknik Elektro Universitas
0,9002pu dengan waktu stabil sebesar USU.
4,0057 detik. Semakin besar
frekuensinya maka semakin besar juga
kecepatan yang dihasilkan dan waktu
yang diperlukan untuk mencapai stabil
semakin besar juga.

5.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya, perlu
dilakukan pembahasan aplikasi yang dapat
digunakan dari model rangkaian ekivalen
invers seperti misalnya dalam bidang
pengontrolan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir, Prof. Ir. Mesin Tak Serempak.PT


Djambatan : Jakarta.1981
Bhag S. Guru, Huseyin R. Hiziroglu, Electric
Machinery and Transformers, Harcourt
Brace Javanovich, San Diego, 1988.
Hamzah, Amir.Analisis Pengaruh Perubahan
Kecepatan, Kapasitansi, dan Beban pada
Generator Induksi Satu Fasa. Jurnal Sains
dan Teknologi. Pekanbaru. 2009
Hamzah, Amir.,et al.Analisis dan Pemodelan
Generator Induksi Satu Fasa Penguatan
Sendiri dengan Rangkaian Ekivalen Invers
.Seminar UR-UKM ke-7 .Pekanbaru.2012
Handoko,Didi.2010.AAnalisis Perbandingan
Karakterisik dari Penggunaan Beberapa Nilai
Kapasitor Runningg pada Motor Induksi 1
Phasa. Program S1 Departemen Teknik
Elektro Universitas USU.
Krause, Paul C,et al.Analysis of Electric
Machinery.IEEE Power Engineering
Society.New York.1995
Kresna, Nursun Hardi.Model Perhitungan Pengaruh
Kapasitor terhadap Kinerja Motor
Induksi.Jurnal Seminar Hasil.Padang.2007

Sinaga,Ridwan.2011. Analisis Karakteristik


Berbeban Motor Induksi Satu Phasa
Kapasitor Start.Skripsi. Program S1
Departemen Teknik Elektro Universitas
USU.
Sitanggang,Franklyn.2010.Analisis Perbandingan
Karakteristik Berbeban Motor Kapasitor
Start dengan Motor Kapasitor Run
Berdasarkan Metode Teori Medan Fluksi
Silang dan Teori Medan Fluksi
Ganda.Skripsi. Program S1 Departemen
Teknik Elektro Universitas USU.
14
Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Februari 2015

You might also like