Pengaruh Minyak Mineral Terhadap Organisme Laut: Horas P. Hutagalung

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

www.oseanografi.lipi.go.

id

Oseana, Volume XV, Nomor 1 : 13 - 27 ISSN 0216-1877

PENGARUH MINYAK MINERAL TERHADAP ORGANISME LAUT

oleh

HORAS P. HUTAGALUNG 1)

ABSTRACT

EFFECT OF OIL PETROLEUM ON MARINE ORGANISMS. Petroleum was


brought to public attention as a major marine pollution hazard with the advent of such
major disasters as the wrech of the oil tanker "Tony Canyon " in 1967 and Santa Bar-
bara offshore platform blow out of 1969.
Most of 1.8 x 10^ metric tons of petroleum transported on the oceans each year
is on route from the Middle East and Afric a to the United States, Western Europe
and Japan. The resources of petroleum pollution in the ocean are widespread. Compo-
nents of natural gas are higly volatile have a very short residence time in the sea,
and are relatively nontoxic compared to the less volatile fractions of petroleum.
Some of the high-molecular weight components of petrolium persist for years in
marine sediments. Some components, especially the aromatic compounds are toxic to
marine organisms at low concentration. Petroleum has synergetic effects with other
pollutans e.g. heavy metals, detergent, pesticida and PCS which proves more destruc-
tive to marine flora and fauna than the effects of each of this pollutants separately.

PENDAHULUAN Baja, California dan menumpahkan 55.220


barrel minyak mineral. Kejadian ini telah
Salah satu bahan cemaran di laut yang membunuh beberapa jenis organisme laut
paling luas tersebar dan sering terjadi adalah di daerah tersebut. Namun sampai saat itu
minyak mineral. Sebenarnya pencemaran masalah pencemaran laut oleh minyak mine-
laut oleh minyak mineral sudah ada sejak ral masih belum mendapat perhatian yang
berabad-abad yang lampau sebagai akibat serius dari masyarakat.
rembesan minyak secara alami dari dalam Masalah pencemaran minyak di laut
bumi (oil seeps), seperti yang terjadi di mulai mendapat perhatian yang serius dari
Santa Barbara, California, Amerika Serikat masyarakat pada tahun 1967. Pada waktu
dan di Teluk Cariaco, Venezuela. Pada saat itu sebanyak 821.000 banel minyak tumpah
itu manusia belum mengetahui bahaya lagi di perairan Seven Stones Reef, Inggris
minyak mineral terhadap organisme per- akibat pecahnya kapal tanker "Torrey Ca-
airan. Pada bulan Maret 1957 kapal tanker nyon". Kejadian ini jugs menyebabkan ke-
"Tampico Maru" mengalami kecelakaan di matian massal berbagai jenis organisme laut.

Oseana, Volume XV No. 1, 1990 13


www.oseanografi.lipi.go.id

Pada tanggal 24 Maret 1989, dunia sen (minyak tanah), solar dan minyak pe-
kembali dikagetkan oleh tumpahan 200.000 lumas.
barrel minyak di Selat Prince William, Alas- Sampai tahun 1985 minyak masih
ka akibat bocornya kapal tanker raksasa merupakan sumber utama energi karena
"Exxon Valdes". Kasus ini membunuh ribu- lebih dari 50% konsumsi energi dunia bera-
an burung, berang-berang, anjing laut dan sal dari minyak. Dari tahun ketahun kon-
singa laut. Dalam waktu 1 minggu minyak sumsi energi dunia terus meningkat seiring
ini telah menutupi permukaan laut seluas dengan pertambahan penduduk dan kemaju-
260 km^. Hal yang paling merisaukan ada- an industri. Pada permukaan abad ini kon-
lah lapisan minyak tersebut mulai menye- sumsi energi dunia adalah 4.000 kwh/kapita/
bar menuju daerah pemijahan ikan salmon tahun., meningkat 5 kali pada tahun 1980,
yang merupakan sumber kehidupan nelayan dan tahun 2020 diperkirakan akan mening-
Alaska. kat 15 kali lipat menjadi 300.000 kwh/
kapita/tahun. Kebutuhan energi yang terus
KONSUMSI MINYAK MINERAL naik menyebabkan konsumsi minyak sema-
kin meningkat. Produksi minyak dunia ta-
Minyak mineral terdiri dari ribuan hun 1976 adalah l,8.109 metrik ton/tahun.
senyawa kimia yang struktur melekulnya Jumlah ini meningkat terus dan puncak
sangat kompleks. Berdasarkan struktur mo- konsumsi minyak sebagai sumber energi ter-
lekulnya senyawa kimia tersebut dapat di- jadi pada tahun 1985, setelah itu menurun
bagi 5 kelompok yaitu : tajam antara tahun 2000 - 2020 karena
1. n-alkana : seri alkana yang berantai sumbernya sudah mulai habis (Gambar 1).
lurus, biasanya mengandung atom C
dari 1 - 60 buah.
SUMBER CEMARAN MINYAK DI LAUT
2. Alkana yang bercabang : merupakan
isomer dari n-alkana Lama sebelum manusia ada, pencemar-
3. Siklo-alkana (naftena) : senyawa alka an laut oleh minyak mineral sebenarnya
na yang mengandung gugus cincin. sudah terjadi pada beberapa pantai di dunia.
4. Aromatik : mengandung 1 atau lebih Pencemaran ini disebabkan minyak tersem-
gugus benzen dengan atau tanpa subus- bur kepermukaan bumi sebagai akibat teka-
titusi gugus alkil. nan di dalam bumi (WOLFE 1985). Bebe-
5. Olefin : mengandung gugus alkena. rapa contoh jenis pencemaran yang terjadi
Biasanya tidak terdapat dalam minyak secara alamiah ini adalah :
mentah (crude oil). 1. Semburan minyak di pantai Santa
Barbara, California.
Berdasarkan berat jenisnya, minyak dapat
2. Semburan aspal ke Teluk Persia di
dibagi 3 fraksi yaitu fraksi ringan (berben-
Trinidad.
tuk gas, jumlah atom C dari 1 5); cairan
3. Semburan minyak di Samudra Antar-
yang mudah menguap (atom C dari 6 14)
tika.
dan fraksi berat (jumlah atom C 14).
4. Semburan gas dan minyak di Teluk
Dalam kehidupan sehari-hari komponen
Cariaco, Venezuela.
minyak mineral dibagi atas AVTUR (ba-
5. Semburan minyak di pantai Timur
han bakar pesawat terbang), bensin, kero-
Meksiko.

14

Oseana, Volume XV No. 1, 1990


www.oseanografi.lipi.go.id

15

Oseana, Volume XV No. 1, 1990


www.oseanografi.lipi.go.id

Jumlah minyak yang berasal dari ke- an minyak di pantai yang memakai air laut
giatan alam diperkirakan sekitar 0,5 x 106 sebagai pendingin bisa menjadi sumber pen-
ton/tahun. cemaran minyak.
Sekitar 3% dari jumlah produk mi- Untuk menjaga keseimbangan sewaktu
nyak saat ini terbuang ke laut, dan dari kapal kosong, maka tanki-tanki didi dengan
tahun ke tahun semakin meningkat. Pada air (Air ballast). Air ini dibuang ke laut
tahun 1969 jumlah minyak yang masuk ke sewaktu tanki-tanki akan diisi minyak. Air
laut adalah 2,18.106 ton, tahun 1980 men- tersebut mengandung minyak sehingga bisa
jadi 4,752.106 ton, pada tahun 1985 menja- menjadi sumber pencemar. Demikian juga
di 6,1.106, dan diperkirakan masih terus dengan pencucian tanki.
meningkat. Jumlah ini berasal dari beberapa Kasus kecelakaan kapal Tanker (ta-
kegiatan manusia baik yang dilakukan di laut brakan, bocor, kandas) yang sering menum-
maupun di darat. pahkan ratusan ribu barrel minyak ke laut
Lebih dari 60% produksi minyak du- juga merupakan salah satu sumber pencemar
nia diangkut melalui laut dari Timur Tengah minyak (Tabel 3). Walaupun kecelakaan
dan Afrika ke negara konsumen seperti tanker bisa menumpahkan ratusan ribu liter
AmerikaSerikat, Eropa dan Jepang (WOLFE minyak ke laut, namun hanya 10% dari
1985) (Gambar 2). Tingginya kadar minyak jumlah minyak yang terdapat dalam laut
di Laut Utara, Mediterranean, Laut Norwe- berasal dari kecelakaan kapal tanker. Seba-
gia dan Selat Malaka berkaitan erat dengan gian besar berasal dari sumber-sumber lain
pemanfaatan laut tersebut sebagai jalur seperti transportasi, produksi lepas pantai,
transportasi minyak (Tabel 2). Penyuling- pengilangan minyak dan Iain-lain (EPA
1973) (Gambar 3).

16

Oseana, Volume XV No. 1, 1990


www.oseanografi.lipi.go.id

17

Oseana, Volume XV No. 1, 1990


www.oseanografi.lipi.go.id

DAYA RACUN MINYAK BUMI terjadi. Kasus pertama terjadi tahun 1952
ketika kapal Fort Meyer dan Pendleton
Seperti bahan racun lainnya, minyak bertabrakan di pantai Claphan Mass, yang
mineral dapat juga mempengaruhi kehidup- menyebabkan populasi burung Eider duck
an organisme perairan secara langsung mau- berkurang dari 500.000 ekor menjadi
pun tidak langsung. 150.000 ekor (BURNETT & SNYDER
dalam GESAMP 1977) Hal yang sama
terulang lagi di Laut Utara, Atlantik Utara,
Pengaruh langsung. Pantai Barat Alaska (April 1970); Shutland
Hasil-hasil penelitian di laboratorium Islands (1971), dan di Jutland, Denmark
dan di lapangan menunjukkan bahwa mi- (Desember 1972). Ketika tambang minyak di
nyak mineral mempunyai sifat letal (mema- St. Barbara meledak, banyak minyak
tikan) dan subletal (mematikan dengan cara tercurah dan membentuk lapisan se-tebal 1
tidak langsung). Sifat letal dapat dilihat 2 cm di permukaan laut. Hal ini
dalam kasus Tampico Maru yang pecah pada menyebabkan banyak burung, tumbuhan dan
tahun 1957 di Baja, California dan tumpah- hewan laut yang mati (HOLMES dalam
an minyak "No. 2 fuel oil" di West Fal- EPA 1973). Hasil uji patologis menunjukkan
mouth, Mass, yang terjadi tahun 1969, bahwa dalam tubuh burung-burung yang
keduanya dengan cepat menyebabkan kema- mati tersebut terjadi degradasi lemak dalam
tian massal berbagai jenis organisme laut. hati, kerusakan syaraf, pembesaran limpa,
Kasus kematian burung laut secara massal "acinar atrophy of the pancreas",
akibat pencemaran minyak sudah sering "adrecortinal hyperphosia", radang paru dan

18
Oseana, Volume XV No. 1, 1990
www.oseanografi.lipi.go.id

19

Oseana, Volume XV No. 1, 1990


www.oseanografi.lipi.go.id

ginjal (CRASHER et al. dalam GESAMP bat dan tidak teratur bila berada dalam air
1977). Curahan minyak di pelabuhan Gua- yang mengandung minyak 10 ppb. Pertum-
yanilla dan pantai selatan Puerto Rico telah buhan udang dan tritip menjadi tidak normal
membunuh ikan dan merusak hutan mang- serta burayak ikan sebelah tidak aktif bila
rove di sekitarnya. Kerusakan mangrove berada dalam air yang mengandung minyak
dan kematian ikan tersebut disebabkan lu- 10 ppb. Benzen dan toluen pada kadar 1 ppb
bang udara pada akar mangrove dan insang sudah bisa mengganggu cara makan siput
ikan tertutup oleh lapisan minyak sehingga dan kepiting (SACKETT 1981).Pe-ng-aruh
tidak bisa bernafas (DIAZ-PEFERRER da- subletal minyak biasanya terjadi pada kadar
lam ZIEMAN1975). antara 10 - 100 ppb (Tabel 4). Minyak yang
Pengaruh subletal minyak bumi terjadi mengandung gugus aromatik dan titik didih
dalam waktu lama yang meliputi gangguan rendah mempunyai daya penetrasi besar
pada proses selluler dan fisiologis seperti : sehingga daya toksiknya tinggi.
cara makan, reproduksi (fertilisasi & fekun- Selain tergantung pada jenis minyak,
ditas), tingkah laku, pertumbuhan tidak daya racun minyak juga tergantung pada
normal, kegagalan menangkap mangsa, ukuran dan jenis organisme. Sebagai contoh
gangguan "chemical communication" larva ampipoda Niphargoides maeoticus le-
(rangsang-an kimia) dan Iain-lain. bih rentan terhadap minyak dibanding
Pengaruh subletal minyak terhadap or- yang muda dan dewasa (Gambar 4) (PATIN
ganisme laut sangat tergantung pada kadar 1982) dan larva teritip Balanus seribu kali
dan struktur molekul minyak. Sebagai con- lebih sensitif dibanding yang dewasa. Tiga
toh, kecepatan fotosintesis 4 jenis alge bersel jenis diatom. Ditylum brightwellii, Cos-
tunggal yaitu Chlorella vulgaris, Scenedes- cinodiscus granii dan Chaetoceros curvisetus
mus obliquus, Ankistrodesmus arquatus, dan mati semuanya setelah berada 24 jam dalam
Conssinodiscus granii berkurang 50% air yang mengandung 10 ul/1 kerosen, se-
setelah 1 hari berada dalam air yang dangkanMelosira moniliformis dan Gramma-
mengandung minyak 5 50 mg/1 tophora marina masih hidup dalam air yang
sedangkan dalam kadar 0,05 mg/1 kecepatan mengandung kerosen sampai 1% (GESAMP
fotosintesis alge tersebut baru berkurang 1977).
50% setelah 150 hari (PATIN 1982). Telur
ikan menetes terham-

20

Oseana, Volume XV No. 1, 1990


www.oseanografi.lipi.go.id

Pengaruh tidak langsung nen minyak yang berat jenisnya besar meng-
Secara tidak langsung minyak dapat endap. Setelah beberapa lama minyak ini
mempengaruhi kehidupan organisme per- membentuk gumpalan-gumpalan yang mele-
airan. Pengaruh tidak langsung ini melipu- kat pada pasir sedimen. Gumpalan-gumpalan
ti pengrusakan habitat, pengurangan oksi- minyak tersebut bergerak-gerak akibat peng-
gen dan penaikan suhu air. aruh ombak dan arus sehingga pasir sedimen
Salah satu contoh kerusakan habitat yang melekat pada gumpalan minyak ikut
organisme laut akibat pencemaran minyak bergerak. Hal ini telah menyebabkan 3000
adalah kerusakan habitat Thallasia testu- m pasir hilang dalam waktu 1 minggu
dinum di Puerto Rico. Ketika minyak tum- (ZIEMAN 1975). Hilangnya pasir inilah yang
pah di pantai selatan Puerto Rico, kompo- menyebabkan kerusakan hebat pada habitat

21

Oseana, Volume XV No. 1, 1990


www.oseanografi.lipi.go.id

rumput laut tersebut. Ketika tambang mi- kin lambat. Minyak dapat mengurangi ke-
nyak di St. Barbara, California meledak, larutan DDT dalam air dan sebaliknya me-
ribuan burung laut mati. Seitiah diteliti ningkatkan daya larut DDT dalam lemak.
ternyata tidak semua burung mati akibat Hal ini menyebabkan penetrasi DDT melalui
racun minyak tetapi sebagian burung mati permukaan membran ke dalam tubuh or-
karena sayapnya ditempeli oleh lapisan ganisme akuatik semakin mudah dan efektif,
minyak. Lapisan minyak di permukaan sehingga daya racun minyak bercampur
akan menghalangi difusi oksigen dari udara DDT semakin tinggi. Selain dengan DDT, mi-
ke dalam air. Minyak yang terdapat dalam nyak mempunyai efek sinergetik dengan su-
kolom air dan di dasar perairan akan menga- hu dan deterjen. Sebagai contoh jumlah
lami penguraian secara biologis. Proses larva kepiting, Gammarus olivii yang masih
penguraian 1 1 minyak membutuhkan 2,25 hidup setelah 10 hari berada dalam air yang
kg oksigen (BLUMER dalam JOHNNES mengandung minyak 0,1 ml/1 dan suhu
1975). Proses ini bisa menyebabkan kemati- 3 _ ioC adalah 98%. Tetapi bila suhu air
an massal organisme laut karena kekurangan naik menjadi 18C, jumlah larva kepiting
oksigen. Daya serap energi matahari oleh yang masih hidup hanya 20% (GESAMP
minyak mineral lebih besar dibandingkan 1977). Nilai LC-50 minyak terhadap ko-
dengan air laut, lapisan minyak di permuka- pepoda Eurytemora a)finis adalah 3000 ppb,
an air akan menaikkan suhu air laut. Hal ini sedangkan PCB adalah 10 ppb, namun bila
membahayakan organisme yang hidup di minyak dan PCB dicampur maka nilai LC
perairan dangkal, terutama di daerah tropis. 50 nya turun menjadi 6 ppb (PATIN 1982).
Hal ini menunjukkan bahwa minyak dan
Efek sinergestik minyak mineral.
PCB mempunyai sifat energestik. Hasil-
PATIN (1982) mengadakan penelitian hasil penelitian selanjutnya menunjukkan
tentang pengaruh campuran minyak dengan bahwa minyak mempunyai efek sinerges-
DDT terhadap proses fotosintesis dan pem- tik juga dengan detergen, logam berat Hg,
belahan sel diatom Ditylum brightwellii dan Pb dan Cd (PATIN 1982; GRIFFIT 1972;
Cossinodiscus granii. Kedua diatom dimasuk- WILSON 1972).
kan ke dalam 4 akuarium. Akuarium 1 me-
ngandung 5 mg/1 minyak; akuarium 2 ber-
isi 10 ug/1 DDT; sedangkan akuarium 3 dan AKUMULASI DAN EKSKRESI MINYAK
4 masing-masing mengandung campuran BUMI OLEH ORGANISME LAUT
5 ug/1 minyak dan 10 ug/1 DDT serta 5 mg/1
minyak dan 100 ug/1 DDT. Setelah 7 hari Hasil-hasil penelitian di laboratorium
ternyata kecepatan fotosintesis dan pembe- menunjukkkan bahwa kadar minyak dalam
lahan sel diatom dalam akuarium yang ber- air dan dalam hewan uji berbanding lurus
isi campuran minyak dan DDT lebih lambat (BLUMER & SASS; BURNS & TEAL;
dibanding dengan yang mengandung minyak FARRINGTON & QUINN dalam LEE
atau DDT. Ini berarti minyak mempunyai 1980). Penelitian di lapangan juga menun-
efek sinergestik dengan DDT. Disamping jukkan hasil yang sama yaitu kadar minyak
itu terlihat juga bahwa kenaikan kadar cam dalam ikan, tiram dan kerang-kerang yang
puran minyak dan DDT menyebabkan kece berasal dari perairan tercemar lebih tinggi
patan fotosintesis dan pembelahan sel sema- dibanding dari perairan yang bersih (GE-
SAMP 1977). Hasil-hasil penelitian tersebut

22

Oseana, Volume XV No. 1, 1990


www.oseanografi.lipi.go.id

menunjukkan bahwa organisme laut mempu- mudah menguap seperti dibensotiofen, fe-
nyai kemampuan mengakumulasi minyak. nol* asam naftenik, merkaptan, tetra dekana
Beberapa hasil penelitian kadar minyak da- dan naftalen . Minyak mentah dengan kadar
lam biota laut disajikan dalam Tabel 5. 10 mg/1 sudah dapat menyebabkan rasa bau
Adanya akumulasi minyak ini sering minyak pada daging tiram (GESAMP 1977).
menyebabkan daging ikan terasa berbau MOORE et al (dalam GESAMP 1977)
minyak. Hal ini bisa menimbulkan kerugi- juga melaporkan bahwa minyak dengan ka-
an besar bagi nelayan karena ikan tidak bisa dar 1 10 ug/1 dalam waktu singkat sudah
dijual seperti yang dialami oleh nelayan Aus- menimbulkan rasa minyak pada daging ke-
tralia. Pada waktu itu 78 ton ikan belanak, rang-kerangan. Minyak mempunyai daya la-
Mugil cephalus yang ditangkap dari 1 Mei rut yang besar dalam lemak, sehingga mi-
14 Juni 1968 terpaksa dibuang karena ber- nyak lebih banyak tertimbun dalam organ
bau minyak. Rasa minyak ini umumnya di- tubuh yang mengandung banyak lemak se-
sebabkan oleh hidrokarbon aromatik yang perti hati.

23
Oseana, Volume XV No. 1, 1990
www.oseanografi.lipi.go.id

Disamping berbau minyak, ikan dan kadar bahan bakar No. 2 dalam tubuh tiram
kerang-kerangan dari perairan yang terce- tersebut menurun dari 106 ug/1 menjadi
mar minyak sering mengandung senyawa 30 ug/1. Dean yang dipaparkan dalam minyak
yang dapat menimbulkan penyakit kanker. mentah dari Kuawait, kemudian dipindah-
Senyawa ini biasanya terdiri dari polisi- kan ke air bersih menunjukkan bahwa al-
klik aromatik seperti 3,4-benz-pyrene (BAP) kana yang bercabang pendek lebih cepat di-
dan 1,2-benz-anthracene (BaAnth). Agar ekskresikan dibanding alkana yang berca-
masyarakat terhindar dari penyakit kanker bang panjang (HARON etal dalam LEE
maka Pemerintah Jerman Barat menetapkan 1980).
batas tertinggi kadar BAP dalam makanan
hasil laut sebesar 1 ug/kg. PROSES PENGUARAIAN MINYAK BUMI
Hasil penelitian LEE et al (dalam DILAUT
OPPENHEIMER 1980) dengan teknik isotop
C14 menunjukkan bahwa hidrokarbon ran- Minyak bumi yang masuk ke lingkung-
tai lurus dan aromatik diabsorbsi dengan ce- an laut akan mengalami proses penguraian
pat oleh kerang biru, Mitylus edulis, tetapi baik secara fisika maupun secara biologis.
setelah kerang tersebut dipindahkan selama
24 jam ke dalam air bersih, kadar hidro- Proses penguraian secara fisika.
karbon berkurang sebanyak 80 - 90%. Minyak yang masuk ke laut akan ter-
LEE (1980) melaporkan bahwa tiram distribusi menjadi tiga kelompok yaitu
Crassostrea virginica dengan cepat menga- kelompok yang mengapung di permukaan
kumulasi bahan bakar No. 2 dari air. Setelah air, tersuspensi dalam kolom air dan yang
ditaruh dalam air bersih selama 3,5 bulan, mengendap (Gambar 5).

UDARA

24

Oseana, Volume XV No. 1, 1990


www.oseanografi.lipi.go.id

Kelompok yang terapung akan mengu- bacter spp.; Acinetobacter Iwoffi; Pseudo-
ap atau mengurai karena reaksi foto-oksidasi. monas sp.; Nocardia sp.; dan Corynebacter
Proses ini mulai berlangsung sejak minyak sp. (kelompok bakteri); Penicittiwn spp. dan
masuk ke laut dan puncak penguraian ter- Cunningham spp. (kelompok jamur) serta
jadi antara 1 0 1 5 jam kemudian (Gambar Pichia,Debaryomyses, Candida, Torulopsis,
6). Fraksi yang mudah menguap ini terdiri Rhodotorula, Trichosporon, Rhodosporidi-
dari komponen yang mempunyai atoip um dan Endomycopsis (kelompok ragi).
C < 15 (titik didih < 270). Jumlah Kelompok ragi yang paling aktip mengu-
komponen tersebut dalam minyak mentah raikan minyak adalah Candida, seperti
berkisar antara 20-50%, dan dalam minyak Candida parapsilosis;C.tropicalis;C. guillier-
suling biasanya 75% atau lebih. Kecepatan mondii dan C. lipolytica (MEYER & AHE-
proses penguapan dan foto-oksidasi ini ARN 1972). Proses penguraian minyak akan
sangat dipengaruhi oleh suhu, kecepatan dipercepat dua kali lipat bila bakteri dan ja-
angin, sinar matahari, ketebalan lapisan dan mur melakukan aktivitas bersama-sama (GE-
komposisi minyak. SAMP 1977). Kecepatan penguraian minyak
Kelompok yang teremulsi maupun mentah oleh bakteri dan jamur sangat lam-
yang mengendap akan mengalami proses bat, bervariasi dari 0,02 - 2,0 g/m 2 /hari
penguraian secara biologis. Proses ini mulai pada suhu 24 - 30C (ZOBELL dalam
berlangsung setelah minyak berada 10 jam GESAMP 1977). Berdasarkan ini sisa-sisa mi-
dalam laut dan akan mencapai puncaknya nyak yang tumpah ke laut selama perang
antara 500 - 600 jam kemudian (Gambar dunia kedua diperkirakan masih ada sampai
6). Lebih dari 90 spesies mikroorganisme sekarang. Penguraian mikrobial dari seluruh
(bakteri, jamur, ragi) yang terdapat dalam komponen minyak berlangsung secara simul-
laut dapat menguraikan minyak. Spesies tan, namun kecepatan penguraiannya tidak
yang paling sering ditemukan adalah Fluoro- sama. Faktor penting yang mempengaruhi
bacterium spp;Brevibacteriumspp.; Arthor- kecepatan penguraian minyak mineral adalah

25

Oseana, Volume XV No. 1, 1990


www.oseanografi.lipi.go.id

struktur molekul dari komponen minyak. DAFTARPUSTAKA


Komponen yang lebih cepat diuraikan
adalah komponen alifatik, kemudian aro- ATLAS R.M and R. BARTHA 1972 Bio-
matik, dan yang paling lambat adalah degration of petroleum in sea water at
komponen naftenik. Dari seri alkana senya- low temperature. Can. J. MicrobioL
wa-senyawa yang berantai lurus lebih 1 8 : 1851 -1855.
mudah mengalami penguraian dibanding BLUMER M; G. SOOZA and J. SASS
dengan yang bercabang. Hasil penguraian 1970 Hydrocarbon pollution of edible
komponen alifatik biasanya berbentuk shellfish by oil spill. Mar. Biol 5 :
alkohol primer, aldehid dan asam-asam 195 - 203.
lemak, sedangkan penguraian komponen CHANLETT E.T. 1979 Environmental
aromatik menghasil-kan asam protection. 2 nd. McGraw-Hill
dikarboksilat atau asam aide-hid Kokakusha Ltd..
dikarbokdilat (GIBSON dalam WOLFE EPA 1973 Water quality criteria 1973
1985). Washington DC.
Minyak yang mempunyai berat jenis GESAMP 1977 Impact of oil on the
besar akan mengendap. Oleh karena di dasar marine environment.
perairan langka oksigen, maka proses IMCO/FAO/UNESCO/
penguraian minyak mineral akan WMO/WHO/IAEA/UN Joint group of
berlangsung lama sekali. Sebagai contoh experts on the scientific aspects of
bahan bakar No. 2 yang berasal dari marine pollution. Food and Agriculture
tumpahan West Falmouth masih terdapat Organisation of the United Nations.
dalam sedimen di lokasi yang sama Reports and studies No. 6:1249.
walaupun tumpahan minyak ter-jadi dua
GRIFFIT D.G. 1972 Toxicity of crude
tahun sebelumnya (BLUMER et al.
oil and detergents to two species of
1980).
edible molluscs under artificial tidal
Disamping jumlah dan jenis conditions. In "Marine pollution and sea
komponen minyak, kecepatan penguraian life" (RUIVO edt.) London Fishing
minyak oleh mikroorganisme juga News (Books) Ltd. 224-229.
dipengaruhi oleh suhu, kadar garam, nitrat, JOHANNES RE. 1975 Pollution and de-
fosfat dan lain-lainnya. Penguraian gradation of coral reef communities.
minyak mineral oleh bakteri dan jamur In "Tropical marine pollution" (WOOD &
(iipercepat 8 9 kali bila ke dalam air JOHANNES eds.). Els. Sci. Pulbls. Co.
ditambahkan senyawa nitrat dan fosfat. Amsterdam - Oxford - New York. Chapt-
Hasil penelitian di Teluk Raritan dari er 12.: 338 - 351.
bulan Juli 1971 - Mei 1972 menunjukkan LEE, R.F. 1980. Processes affecting
bahwa kecepatan penguraian minyak mineral the fate of oil in the sea In Marine
yang tertinggi ditemukan pada bulan Juli environmental pollution", hydocarbon.
(musim kemarau) (ATLAS & BARTHA (RA. GEYER. edt.). Els. Oceanog.
1972; UNDEL & TRAXLER 1973). Series. Amsterdam - Oxford - New
Hasil-hasil penelitian selanjutnya York. Chapter 12 : 338-351.
menunjukkan bahwa beberapa jenis eating MEYERS S.P. dan D.G. AHEARN 1972
seperti Capi-tella capitata memiliki Mycological degradation of petroleum
sistem enzim yang bisa mengubah minyak products in marine environments. In
menjadi bermacam-macam metabolit
dalam bentuk hidroksi-lat (LEE et al
dalam LEE 1980).

26

Oseana, Volume XV No. 1, 1990


www.oseanografi.lipi.go.id

"Marine pollution and sea life " (RUIVO WILSON K.W. 1972 Toxicity of oil spill
edt.). FAO-Fishing News (Books) Ltd. dispersants to the embryoz and larvae of
England. 481 -485. some marine fish. In "Marine pollution
OPPENHEIMER C.H. 1980 Oil ecology. and sea life" (RUIVO edt.). London
In "Marine environmental pollution 1. Fishing News (Books) ltd. 318 - 321.
Hydrocarbons". (GEYER edt.) Oceanog. WISAKSONO W dan J. BILAL 1985 Oil
Series. Ch.l.: 21 -35. contamination in the staits of Malacca
PATIN S.A. 1982 Pollution and the biolo- and Singapore. In Proceeding of a
gical resources of the oceans. Butter- symposium on environmental research
wprth Sci. London - Boston - Durban and coastal zone management in the
Singapore - Sydney - Toronto - Welling- Strait of Malacca, 11-13 November 1985,
ton: 1 -287. Medan Indonesia.
SACKETT W.M. 1981 An evaluation of the WOLVE D.A. 1985 Fossil fuels : transpor-
effect of man-derived wastes on the via- tation and marine pollution. In "Wastes in
bility of the Gulf of Mexico. In "Marine the ocean, energy wastes in the ocean"
environmental pollution 2, Dumping and (I.W. DUEDALLS; D.R. KESTER; P.K.
mining" (R.A. GEYER edt.). Elsevier PARK and B.H. KETCHUM eds.) A
Oceanography Series. Amsterdam - Ox- Wiley - Intersci. Publ. John Wiley &
ford - New York : 401 - 414. Sons. N.Y. Chicester, Brisbane, Toronto,
UNDELL A.M. and R.W. TRAXLER 1973 Singapore. Vol. 4. Ch. 2 : 46 - 89.
Microbial degradation of petroleum at ZIEMAN J.C 1975 Tropical sea grass
low temperature. Mar. Pollut. Bull. 4(8): ecosystem and pollution. In "Tropical
125-127. marine pollution" (WOOD &
JOHANNES eds.). Els. Sci. Publish.
Amsterdam - Oxford -New York. Ch. 4 :
63 - 74.

27

Oseana, Volume XV No. 1, 1990

You might also like