Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Penambahan Tepung Daun Kelor Terhadap Daya Terima Dan Kadar Protein Mie Basah
Pengaruh Penambahan Tepung Daun Kelor Terhadap Daya Terima Dan Kadar Protein Mie Basah
1 1 1
Zakaria , Nursalim , Abdullah Tamrin
1
Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar
ABSTRACT
Objective: The aim of this study was to assess the acceptability of society and the
protein content of wet noodles with the addition of moringa leaf powder.
Result: In general, the preferred wet noodles is with the addition of 2% of Moringa flour
from the aspect of color (52%), aspects of taste (56%) and texture (52%), but from the
aspect of scent less favored (56%). Received power without the addition of wet noodles
(0%) by the panelists is still higher compared with all treatments. The protein content of
wet noodles, without the addition of moringa powder (0%) of 13.80 g / 100 g, of the
addition of 2% amounting to 14.84 g / 100 g and the addition of 4% 14.98 g / 100 g)
respectively.
Conclusion: wet noodle acceptance by the panelists generally the addition of Moringa
leaf powder 2% from the aspect of color, flavor and texture, though the flavour is less
preferred, the protein content of wet noodles increased with the addition of moringa leaf
powder. The need to optimize the manufacture of wet noodles with the addition of either
fresh or Moringa leaf powder Moringa leaves with mengkur various quality characteristics
of a wet noodle.
73
Media Gizi Pangan, Vol. XXI, Edisi 1, 2016 Tepung Daun Kelor, Protein, Mie Basah
74
Media Gizi Pangan, Vol. XXI, Edisi 1, 2016 Tepung Daun Kelor, Protein, Mie Basah
HASIL
Daya Terima
Tabel 1.
Daya Terima Mie Basah dengan Penambahan Tepung Daun Kelor
Berdasarkan Aspek Warna, Rasa, Aroma dan Tekstur
(n=25 Panelis)
Daya terima panelis terhadap mie perbedaan antara mie basah tanpa pemberian
basah masih lebih banyak yang suka pada mie tepung daun kelor dengan mie basah dengan
tanpa penambahan tepung daun kelor di mie basah dengan penambahan 2 % tepung
banding dengan mie yang ditambahkan kelor tidak berbeda nyata pada aspek warna,
dengan tepung daun kelor dari berbagai rasa dan tekstur (p>0,0%), kecuali aspek
konsentrasi. Panelis menyukai mie basah aroma berbeda secara nyata (p<0,05). Tetapi
tanpa penambahan kelor sebanyak 16 panelis berbeda nyata antara tepung daun kelor tanpa
(64,0%) dari aspek warna, 15 panelis (60,%) penambahan kelor dengan mie basah dengan
aspek rasa, 16 panelis (64,0 %) aspek aroma penambahan tepung daun kelor pada
dan 16 panelis (64,0) dari aspek tekstur (Tabel konsentrasi 4, 6 dan 8 % (p<0,05). Hal ini
1). Pada mie basah yang ditambahkan dengan menunjukkan semakin tinggi konsentrasi
tepung daun kelor dari ketiga konsentrasi, penambahan tepung daun kelor semakin tidak
ternyata pada konsentrasi penambahan diterima/disuka oleh panelis pada produk mie
tepung daun kelor 2 % yang lebih basah yang dihasilkan.
diterima/disuka oleh panelis dari aspek warna,
rasa dan tekstur kecuali aroma. Hasil Uji
Berdasarkan hasil uji daya terima turut 13,80 %, 14,84 % dan 14,98 %. Kadar
panelis diperoleh mie basah yang sama atau protein mie basah cenderung meningkat
lebih mendekati daya terima pada mie pada dengan penambahan tepung daun kelor.
umumnya yang dibuat di industri mie adalah Selisih peningkatan kadar protein mie basah
dengan penambahan tepung daun kelor dengan penambahan tepung daun kelor 2 %
konsentrasi 2 %. Selanjutnya dilakukan sebesar 1,04 %.
analisis kadar protein dan kadar air yang Kadar air mie basah berturut rata-rata
merupakan salah satu bagian dari karakteristik 61,24 %, 61,64 % dan 61,78 %. Hal serupa
mutu mie basah (Tabel 2). dengan kadar protein, ada kecenderungan
Hasil analisis kadar protein peningkatan kadar air mie basah dengan
menunjukkan bahwa kadar protein mie basah meningkatnyanya penambahan tepung daun
yang tanpa penambahan tepung daun kelor (0 kelor, meskipun tidak terlalu besar.
%), penambahan tepung daun kelor 2 % dan
penambahan tepung daun kelor 4 % berturut-
75
Media Gizi Pangan, Vol. XXI, Edisi 1, 2016 Tepung Daun Kelor, Protein, Mie Basah
76
Media Gizi Pangan, Vol. XXI, Edisi 1, 2016 Tepung Daun Kelor, Protein, Mie Basah
dan kalsium. Daun kelor adalah salah satu konsumsi daun kelor pada masyarakat,
sumber alam yang potensial dari -karoten khususnya bagi peminat konsumsi mie.
atau provitamin A. -karoten dan lutein dari
daun kelor di India ditemukan sangat tersedia KESIMPULAN
dalam bentuk in vitro (Kumar, 2010). Daya terima mie basah oleh panelis
Daun kelor kering yang tinggi kalsium umumnya pada penambahan tepung daun
tetapi juga mengandung sejumlah asam kelor 2 % dari aspek warna, rasa dan tekstur,
oksala, yang dapat mengganggu penyerapan meskipun aspek aroma kurang disuka. Kadar
kalsium. Tikus diberi pakan yang kaya kalsium protein mie basah dengan penambahan
men gandung : (a) 15 g tepung daun kelor tepung daun kelor 2 % sebesar 14,84 %.
kering, (b) 30 g susu bubuk, atau (c) 4 g
tepung daun kilkeerai kering (Amaranthus SARAN
tricolor) per 100 g dari diet basahl. Kandungan Perlunya dilakukan optimalisasi
kalsium daun kelor dan susu disamakan (Ca pembuatan mie basah dengan penambahan
635 mg per 100 g diet), namun daun kelor daun kelor baik segar maupun tepung daun
mengandung 160 mg oksalat per 100 g diet. kelor dengan mengkur berbagai karakteristik
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa susu mutu mie basah sesuai dengan Standar
tidak memberikan penyerapan yang terbaik Nasional Indonesia (SNI).
dan retensi kalsium, 73 % dari kalsium yang
diberikan oleh kelor diserap dan 59 % DAFTAR PUSTAKA
dipertahankan, sehingga disimpulkan bahwa
tepung daun kelor memberikan alternative Fuglie, L. J. (2001). The Moringa Tree : A local
yang baik atau sumber tambahan kalsium Solution to malnutrition.Unpublished
ketika susu tidak tersedia (Pankaja & Prakash, manuscript.
2004) diacuh dalam (Winarti, 2010). Harahap N.A. (2007). Pembuatan Mie Basah
Susanto dkk., (2010) membuktikan dengan Penambahan Wortel (Daucus
bahwa pemberian tepung daun kelor varietas carota L.).Skripsi. Fakultas Pertanian
NTT dapat meningkatkan status gizi tikus Universitas Sumatera Utara.
model kurang energi protein (KEP) dengan Idohou-Dossou, N., Diouf, A., Gueye, A.,
indikator kadar albumin darah. Dosis optimal Guiro, A., & Wade, S. (2011). Impact
tepung daun kelor varietas NTT yang bisa of Daily Consumption of Moringa
meningkatkan status gizi tikus KEP adalah 720 (Moringan oleifera) Dry Leaf Powder
mg/hr. Hasil penelitian Idohon-Dossou et al., on Iron Status of Senegales Lactattion
(2011) menyimpulkan bahwa setelah 3 bulan Women. AJFAND Volume 11 No. 4(4).
perlakuan pemberian tepung daun kelor rata- Kumar, S.P, et.al. 2010. Medicinal Uses and
rata konsentrasi hemoglobin meningkat secara Pharmacological Properties of Moringa
signifikan. oleifera, International Journal of
Mutiara (2011) menyimpulkan bahwa Phytomedicine 2; 210-216
daun kelor merupakan bahan makanan yang Kurniasih.(2014). Khasiat dan Manfaat Daun
dapat meningkatkan produksi ASI ibu. Hasil Kelor.Yogyakarta; Pustaka Baru
penelitiannya menunjukkan bahwa pemberian Press.
tepung daun kelor dapat meningkatkan Mutiara T. 2011. Uji Efek Pelncar ASI Tepung
produksi air susu induk tikus secara signifikan. Daun Kelor (Moringa oleifera (lamk))
Pemberian dosis mulai 42 mg/kg BB secara pada Tikus
signifikan dapat membuat sekresi air susu Putih Galur Wistar. Laporan Hasil Penelitian
tikus putih meningkat dan berat badan anak Disertasi Doktor. Universitas Brawijaya
tikus meningkat seiring dengan meningkatnya Price, M. L. (2007). The Moringa Tree. ECHO
dosis yang diberikan. Selanjutnya di buktikan Technical Note
oleh Zakaria (2015) pemberian tepung daun Rahayu, W. 1997. Penuntun Uji Organoleptik.
kelor dalam bentuk kapsul pada ibu menusui Fateta IPB Bogor.
3,2 g/hari dapat meningkakan produksi ASI Sari R.A. (2011).Pembuatan Roti Tawar
sebesar 33,7 %. dengan Penambahan Tepung Daun
Berdasarkan hasil-hasil penelitian Kelor sebagai Pewarna dan
tersebut di atas maka dengan penambahan Meningkatkan Nilai
tepung daun kelor pada pembuatan mie basah Gizi.Skripsi.Jurusan Tata Boga
dapat memperkaya kandungan gizi mie basah Fakultas Teknik Universitas Negeri
yang selanjutnya dapat meningkatkan Malang.
77
Media Gizi Pangan, Vol. XXI, Edisi 1, 2016 Tepung Daun Kelor, Protein, Mie Basah
Sasongko LA. (2008). Daya Terima Konsumen Kelor sebagai Kandidat Terapi
pada Produk Olahan Pangan Suplemenasi pada Kasus Gizi Buruk.
Tersubsitusi Tepung Berbasis Publikasi Ilmiah SemNas MIPA,
Sumberdaya Lokal. Mediagro.Vol 4. diakses 1 oktober 2011.
No 1, Hal-70-80. Winarti, S. (2010). Makanan Fungsional.
Suhardjo, 1989. Sosio Budaya Gizi. IPB. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bogor Zakaria. (2015). Pengaruh Pemberian Ekstrak
Susanto, H., Masilikah, S. I., & Hernowati Daun Kelor (Moringa oleifera) pada Ibu
(2011). Efek Nutritional Tepung Daun Menyusui terhadap Kuantitas dan
Kelor (Moringa oleifera) Viretas NTT Kualitas ASI serta Petumbuhan Bayi 0-
Terhadap Kadar Albumin Tikus Wistar 6 Bulan
Kurang Energi Protein (Studi In Vivo
78