Appendix PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 54

LAMPIRAN A

Perhitungan Beban Gempa Statik Ekivalen

Beban gempa direncanakan dengan prosedur gaya lateral ekivalen berdasarkan pada RSNI3

03-1726-201x.

A. Berat keseluruhan bangunan.

1. Berat atap

a. Beban mati (WD1)

- Pelat atap = (24) (0,15) (24) (48) = 4147 kN

- Beban tambahan = (1,4) (24) (48) = 1613 kN

- Balok induk = [4(0,4 0,8 48) + 7(0,4 0,8 24)] 24 = 2765 kN

- Balok anak = 3(0,3 0,6 48) 24 = 622 kN

- Beban Kolom = 28(1,75 0,7 0,7) 24 = 952 kN

- Dinding Bata = [(7 24) + (4 48)] 0,15 1,75 17 = 1606 kN

= 11705 kN

b. Beban hidup (WL1) = 1 (24) (48) 0.3 = 346 kN

Berat Total Atap (W1) = WD1 + WL1

= 11705 + 346 = 12051 kN

2. Berat Lantai 2 sampai Lantai 11

a. Beban mati (WD2)

- Pelat lantai = (24) (0,15) (24) (48) = 4147 kN

- Beban tambahan = (1,4) (24) (48) = 1613 kN

- Balok induk = [4(0,4 0,8 48) + 7(0,4 0,8 24)] 24 = 2765 kN

Universitas Sumatera Utara


- Balok anak = 3(0,3 0,6 48) 24 = 622 kN

- Beban Kolom = 28(3,5 0,9 0,9) 24 = 1905 kN

- Dinding Bata = [(7 24) + (4 48)] 0.15 3.5 17 = 3213 kN

= 14265 kN

b. Beban hidup (WL2) = 2,5 (24) (48) 0,3 = 864 kN

Berat Total Atap (W2) = WD2 + WL2

= 14265 + 864 = 15129 kN

3. Berat lantai 1

a. Beban mati (WD3)

- Pelat atap = (24) (0,15) (24) (48) = 4147 kN

- Beban tambahan = (1,4) (24) (48) = 1613 kN

- Balok induk = [4(0,4 0,8 48) + 7(0,4 0,8 24)] 24 = 2765 kN

- Balok anak = 3(0,3 0,6 48) 24 = 622 kN

- Beban Kolom = 28(5,25 0,9 0,9) 24 = 2858 kN

- Dinding Bata = [(7 24) + (4 48)] 0,15 5,25 17 = 4820 kN

= 16824 kN

b. Beban hidup (WL3) = 2,5 (24) (48) 0,3 = 864 kN

Berat Total Atap (W3) = WD3 + WL3

= 16824 + 864 = 17688 kN

Berat total keseluruhan bangunan (Wt)

Wt = W1 + 10(W2) + W3

= 12051 + 10 (15129) + 17688

= 181029 kN

Universitas Sumatera Utara


B. Kategori Resiko Struktur Bangunan.

Bangunan adalah bangunan gedung perkantoran.

Menurut Tabel 1 RSNI3 03-1726-201x, bangunan perkantoran dikategorikan ke

dalam resiko II

C. Parameter percepatan terpetakan Ss dan S1.

Wilayah gempa diasumsikan berada pada kota Medan

Berdasarkan peta gerak tanah pada Gambar 9 dan Gambar 10 dari dalam RSNI3 03-

1726-201x dapat ditentukan untuk kelas situs SD.

a. Percepatan batuan dasar pada periode pendek Ss = 0,5 g

b. Percepatan batuan dasar pada periode 1 detik S1 = 0,3 g

D. Koefisien situs untuk desain seismic Fa dan Fv

Faktor amplifikasi getaran terkait percepatan pada getaran periode pendek Fa

menurut tabel 4 SNI-03-1726-2010 untuk kelas situs SD dan Ss, diperoleh Fa = 1,4

Faktor amplifikasi getaran terkait percepatan pada getaran periode 1 detik Fv

menurut tabel 5 SNI-03-1726-2010 untuk kelas situs SD dan Ss, diperoleh Fv = 1,8

E. Parameter spectrum Respons Percepatan SMs dan SM1.

Parameter spectrum respons percepatan pada periode pendek

SM s = Fa S s = 1,4 0,5 = 0,7

Parameter spectrum respons percepatan pada periode pendek

SM 1 = Fv S1 = 1,8 0,3 = 0,54

F. Parameter percepatan spectral desain SDs dan SD1.

Parameter spectral desain untuk periode pendek

2 2
SDs = SM s = (0,7) = 0,47
3 3

Universitas Sumatera Utara


Parameter spectral desain untuk periode 1 detik

2 2
SD1 = SM 1 = (0,54) = 0,36
3 3

G. Spektrum respon desain.

S D1 0,36
T0 = 0,2 = 0,2 = 0,153
S DS 0,47

S D1 0,36
TS = = = 0,767
S DS 0,47

S DS
Untuk T T0 : S a = 0,6 T + 0,4S DS = 1,843T + 0,188
T0

Untuk T0 T TS : S a = S DS = 0,47

S D1 0,36
Untuk T > TS : Sa = =
T T

H. Faktor keutamaan gempa, Ie.

Berdasarkan tabel 2 SNI-03-1726-2010 untuk kategori resiko bangunan II, faktor

keamanan gempa Ie = 1,0.

Universitas Sumatera Utara


I. Faktor modifikasi respons, R.

Untuk gedung akan direncanakan sebagai rangka beton bertulang pemikul momen

khusus.

Berdasarkan tabel 9 SNI 03-1726-2010 untuk rangka beton bertulangan pemikul

momen khusus, R = 8.

J. Periode fundamental, T.

Periode fundamental pendekatan dapat ditentukan dengan persamaan :

T = Ta = C t h n
x

Dimana nilai Ct dan x untuk rangka beton pemikul momen diambil dari tabel 15

SNI 03-1726-2010. Maka :

Ct = 0,0466 dan x = 0,9

T = Ta = C t hn = 0,0466 (42) 0.9 = 1,347


x

K. Koefisien respon seismic, Cs

S D1 0,36
Karena T > TS: C = Sa = = = 0,267
T T

Koefisien respon seismic dapat ditentukan dengan persamaan:

C I e 0,267 1
Cs = = = 0,0334
R 8

L. Gaya geser dasar seismic (V)

Gaya geser seismic dapat ditentukan dengan:

V = C s Wt = 0,0334 181029 = 6048,6 kN

M. Distribusi gaya gempa, Fx

Gaya gempa lateral yang timbul disemua tingkat harus ditentukan dengan rumus

dibawah sesuai dengan pasal 7.8.3 pada SNI 03-1726-2010.

Universitas Sumatera Utara


Wi hi V
k

Fi = n
Wj hj
k
j =1

Dengan k = 1 untuk T 0,5 detik

k=2 untuk T 2,5 detik

k = interpolasi untuk 0,5 < T < 2,5 detik

untuk T = 1,347, maka k = 1,423

hi Wi hi
k
Wi Vx = Vy Fi Fix=Fi/4 Fiy= Fi/7
Tingkat
(m) (kN) (kN) (kN) (kN) (kN)
(kNm)

atap 42,0 12.051 2.463.631 6.049 916 229 130,8

11 38,5 15.129 2.732.468 6.049 1016 254 145,1

10 35,0 15.129 2.385.815 6.049 887 222 126,7

9 31,5 15.129 2.053.551 6.049 763 191 109,0

8 28,0 15.129 1.736.581 6.049 645 161 92,2

7 24,5 15.129 1.435.983 6.049 534 133 76,2

6 21,0 15.129 1.153.074 6.049 429 107 61,2

5 17,5 15.129 889.509 6.049 331 83 47,2

4 14,0 15.129 647.454 6.049 241 60 34,4

3 10,5 15.129 429.904 6.049 160 40 22,8

2 7,0 15.129 241.392 6.049 90 22 12,8

1 3,5 17.688 105.222 6.049 39 10 5,6

= 16.274.582

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN B

Hasil Output Analisis Penampang dengan XTRACT

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN C

Analisis Beban Dorong Dengan SAP2000

Setelah dimensi balok dan kolom ditentukan analisa struktur dapat dilakukan dengan program

SAP2000 yang kemudian akan dilanjutkan dengan melakukan analisis beban dorong

(pushover analysis) setelah tulangan pada balok dan kolom ditentukan dan kekuatan leleh

dari masing-masing komponen struktur diperoleh. Langkah-langkah analisis dengan

menggunakan program SAP2000 akan diuraikan pada lampiran ini.

A. Analisa Struktur Untuk Menentukan Gaya Dalam Pada Komponen Struktur

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Membuat model struktur baru, memasukkan data jumlah lantai serta jarak antar kolom.

File New Model 3D Frames

Universitas Sumatera Utara


2. Mendefinisikan material yang akan digunakan.

Define Material

Universitas Sumatera Utara


3. Mendefinisikan dimensi kolom dan balok yang akan dipakai dalam desain.

Define Section Properties Frame Section

Universitas Sumatera Utara


Pilih Add New Property Rectangular, dengan Frame Section Properties Type

yang dipakai sesuai dengan Material yang dibuat.

Kemudian dimasukan ukuran balok dan kolom yang didesain.

Selanjutnya didesain pelat lantai.

Define Section Properties Area Section

Pilih Add Copy of Section kemudian pada Type pilih Membrane. Dipakai

membrane dikarenakan agar tidak mengganggu kekakuan balok.

Universitas Sumatera Utara


4. Melakukan pemodelan struktur gedung dengan menggunakan menu draw. Permodelan

struktur meliputi penggambaran kolom, balok induk, balok anak, dan perletakan struktur.

Jenis perletakan yang dipergunakan adalah jepit.

5. Memodelkan hubungan balok kolom dalam bentuk dimana tiap lantai memiliki pola

goyangan yang sama pada keseluruhan tiap lantainya.

Pilih semua titik yang ada di dalam model.

Assign Joint Constraint

Universitas Sumatera Utara


Pilih Add New Constrain, dengan Constrain Type dipakai Diaphragm.

6. Mendefinisikan beban-beban yang akan bekerja pada struktur.

Define Load Pattern

Beban mati (DEAD), beban mati tambahan (DEAD+), beban hidup lantai (LFLOOR)

dan beban hidup atap (LROOF) yang bekerja pada pelat (beban area) dimasukkan secara

manual langsung ke pelat berupa beban merata yang besarnya diambil dari hasil

perhitungan manual.

7. Memasukkan beban-beban yang bekerja pada struktur ke pelat pada tiap lantai.

Pilih pelat yang akan dimasukkan beban.

Assign Area Loads Uniform to Frame

Universitas Sumatera Utara


8. Menentukan mass source.

Define Mass source

9. Memasukkan nilai beban gempa.

Beban yang diinputkan ialah beban hasil perhitungan dengan menggunakan prosedur

gaya lateral ekivalen secara manual tiap lantainya dari arah x dan y. Dimana gaya

lateralnya didistribusikan menjadi gaya gempa.

Universitas Sumatera Utara


Pilih titik dimana beban gempa akan dimasukkan.

Assign Joint Loads Forces

10. Memasukkan kombinasi pembebanan yang digunakan.

Define Load Combination

11. Analisa struktur telah dapat dilakukan.

Setelah analisa struktur selesai dilakukan, gaya-gaya dalam pada element balok dan

kolom dapat dicetak dengan menggunakan perintah File-Print Table.

Universitas Sumatera Utara


B. Analisa Beban Dorong (Pushover Analysis)

Setelah penulangan pada balok dan kolom telah ditentukan dan nilai momen leleh pada balok

dan kolom telah diperoleh, analisis beban dorong dengan menggunakan program SAP2000

dapat dimulai. Langkah-langkah analisis dengan menggunakan program SAP2000 adalah

sebagai berikut:

1. Mendefinisikan Hinge Property yang akan digunakan pada balok dan kolom.

Define Section Properties Hinge Properties

Tekan pada Add New Property untuk menambahkan data baru.

Pilih Concrete kemudian tekan pada tombol OK.

Universitas Sumatera Utara


Isikan kolom Hinge Property Name dengan nama yang diinginkan, kemudian pada tab

Hinge Type pilih Deformation Controlled (Ductile). Pada drop down list, pilih

Momen M3 untuk balok, kemudian tekan pada tombol OK.

Universitas Sumatera Utara


Isikan data rotasi sendi plastis yang diperoleh dari Tabel 3.7 ke dalam tab Displacement

Control Parameters. Gunakan menu symmetric.

Pada tab Load Carrying Capacity Beyond Point E, pilih Drops To Zero.

Pada tan Scaling for Moment and Rotation, pilih Use Yield Moment dan isikan nilai

momen leleh balok pada Moment SF.

Tekan OK untuk keluar dari menu.

Ulangi langkah yang sama untuk mendefinisikan Hinge Properties untuk kolom.

Pilih Interacting M2-M3 dari drop down list kemudian tekan pada tombol

Modify/Show Hinge Property untuk memasukkan nilai rotasi sendi plastis kolom.

Pada tab Symmetric Condition, pilih Moment Rotation Dependence is Doubly

Symmetric about M2 and M3, kemudian tekan pada tombol Modify/Show Moment

Rotation Curve Data.

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Isikan data rotasi sendi plastis yang diperoleh dari Tabel 3.6 ke dalam tab Moment

Rotation Data for Selected Curve. Kemudian pindahlah ke angle yang berikutnya

untuk mengisikan kembali data rotasi sendi plastis. Setelah selesai, tekan pada tombol

OK.

2. Memasukkan data sendi plastis ke dalam balok dan kolom.

Pilih semua balok yang akan ditambahkan sendi plastis kemudian pilih Assign-Frame-

Hinges

Pilihlah Hinge Property sesuai yang dibutuhkan dari drop down list, kemudian

ketikkan letak sendi plastis yang akan ditambahkan pada Relative Distance. Tekan

pada tombol Add untuk menambahkan sendi plastis.

3. Mendefinisikan Load Case untuk analisis beban gravitasi nonlinier.

Pilih Define-Load Case kemudian tekan pada tombol Add New Load Case untuk

menambahkan Load Case yang baru.

Universitas Sumatera Utara


Pertama definisikan terlebih dahulu beban gravitasi nonlinier yang akan digunakan

sebagai analisis inisial sebelum melakukan analisa beban dorong.

Universitas Sumatera Utara


Pada tab Load Case Type, pilihlah Static dari drop down list dan pilihlah

Nonlinear pada tab Analysis Type.

Pada tab Initial Condition, pilih Zero Initial Conditions Start from Unstressed State.

Pada tab Load Applied, isikan beban-beban yang termasuk dalam beban gravitasi.

Tekan pada tombol OK setelah selesai.

4. Mendefinisikan Load Case untuk analisis beban dorong.

Pada menu Define Load Case, tekan pada tombol Add New Load Case untuk

menambahkan Load Case baru yaitu load case untuk analisa beban dorong.

Isikan nama load case pada tab Load Case Name dan pilih lah Static pada drop down

list yang terdapat pada tab Load Case Type serta pilihlah Nonlinear pada tab

Analysis Type.

Universitas Sumatera Utara


Pada tab Initial Conditions, pilih Continue from State at End of Nonlinear Case dan

pilihlah load case beban gravitasi dari drop down list.

Pada tab Load Applied, pilihlah Load Pattern yang sesuai dengan arah beban dorong

yang akan ditambahkan.

Kemudian tekan tombol Modify/Show pada tab Other Parameters untuk Load

Application.

Pilih Displacement Control pada tab Load Application Control dan Use Monitored

Displacement pada tab Control Displacement.

Pilih lah DOF yang sesuai dengan arah beban dorong pada tab Monitored

Displacement dan tekan tombol OK untuk kembali ke jendela sebelumnya.

Kemudian tekan tombol Modify/Show pada tab Other Parameters untuk Results

Saved.

Universitas Sumatera Utara


Pada tab Results Saved, pilih Multiple States kemudian tekan tombol OK untuk

kembali ke jendela sebelumnya.

Kemudian tekan tombol Modify/Show pada tab Other Parameters untuk Nonlinear

Parameters.

Universitas Sumatera Utara


Pada tab Hinge Unloading Method, pilih Restart Using Secant Stiffness.

Klik OK untuk kembali ke jendela sebelumnya, dan tekan pada tombol OK lagi

untuk mengakhiri.

Ulangi langkah yang sama untuk menentukan Load Case untuk analisis beban dorong

pada arah yang lain.

5. Mendefinisikan fungsi respon spektrum yang akan digunakan untuk menentukan kinerja

bangunan.

Pilih Define-Fucntions-Response Spectrum, kemudian pada tab Choose Function

Type to Add pilihlah IBC 2012 dari drop down list, kemudian tekan pada tombol

Add New Function.

Isikan nama yang dinginkan pada Fucntion Name.

Isikan nilai Ss dan S1 serta pilih lah Site Class yang sesuai dengan data gempa yang

diinginkan.

Tekan tombol OK untuk menambahkan respon spektrum yang telah didefinisikan.

Ulangi langkah yang sama untuk menentukan fungsi respon spektrum yang lain.

Universitas Sumatera Utara


6. Mengeksekusi analisis beban dorong dengan menu Analyze-Run Analysis dan pastikan

seluruh Load Case terpilih untuk dieksekusi.

7. Melihat hasil analisa beban dorong berupa kurva beban dorong statik (Static Pushover

Curve).

Pilih menu Display-Show Static Pushover Curve.

Kurva Resultant Base Shear vs Monitored Displacement dapat dilihat disini berikut

beberapa nilai titik kinerja yang dianalisis menurut keempat metode yang telah

disebutkan pada Bab IV.

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Nilai Performance point yang dihitung berdasarkan keempat metode tersebut di atas

untuk berbagai jenis respon spektrum dapat dilihat pada menu ini.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN D

Penyebaran Sendi Plastis Pada Analisis Beban Dorong

A. Penyebaran Sendi Plastis Pada Bangunan WOLS Akibat Beban Dorong Arah X

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
B. Penyebaran Sendi Plastis Pada Bangunan WOLS Akibat Beban Dorong Arah Y

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
C. Penyebaran Sendi Plastis Pada Bangunan WLS Akibat Beban Dorong Arah X

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
D. Penyebaran Sendi Plastis Pada Bangunan WOLS Akibat Beban Dorong Arah Y

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

You might also like