PDF Rini Safitri

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 01, No.

02, Juli 2013

Identifikasi Kandungan Radon (Rn-222) pada Bahan Bangunan


Batu Bata di Kawasan Aceh Besar

Evi Yufita dan Rini Safitri


Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh
E-mail: eviyufita@yahoo.com

Diterima (September 2013), direvisi (September 2013)

Abstract. The research about identifying of radon (Rn-222) esposure in a brick manufacture has
been done. The aim is to identify the behavior of radon before and after burning in a brick factory
in Aceh Besar district. Samples were taken at 6 villages namely Lhiep village, Krueng Anoi,
Lamreung, Lambada Peukan, Kleng Cot Arun, and Neuheun. Bricks used as many as 60 pieces of
the whole village. Measurement technique using a short-term radon monitoring tools Model 1027
Profetional Countinue Radon Monitor countinue with sampling methods and performed for 12
hours. The results obtained showed that the average value of the highest radon concentration in the
bricks before firing from the village Lhiep with 1.80 pCi / l and the lowest in the village of
Lambada Peukan of 0.72 pCi / l. In contrast, values obtained after burning an average radon
concentration was highest in the village of Lambada Peukan was 0.52 pCi / l and the lowest in the
Lhiep of 0.14 pCi / l. High or low radon concentration value on the bricks before burning than
influenced than clay soils (clay) used are also expected due to geographical area (upland or
lowland), whereas for bricks after firing is influenced by combustion processes that cause cracks in
brick so that radon is the brick can come out through the slit bricks. So the bricks are in Aceh Besar
district after the test was still relatively low at <2.0 pCi / l and moderate (> 2.0 pCi / l and <4.0 pCi
/ l), it is the normal threshold or is safe for health so safe to use for building materials.
Keywords: Radon, soil, brick, normal threshold, Aceh besar

Abstrak. Telah dilakukan penelitian identifikasi konsentrasi Radon (Rn-222) pada batu bata
dengan tujuan mengukur dan membandingkan konsentrasi radon sebelum dan sesudah pembakaran
di beberapa pabrik batu bata di kawasan Aceh Besar. Sampel diambil di 6 desa yaitu Desa Lhiep,
Krueng Anoi, Lamreung, Lambada Peukan, Kleng Cot Arun, dan Neuheun. Batu bata yang
digunakan sebanyak 60 buah dari seluruh desa. Teknik pengukuran yang digunakan adalah teknik
jangka pendek dengan menggunakan alat monitor radon model 1027 Profetional Countinue Radon
Monitor dengan metode sampling dan pengukuran dilakukan selama 12 jam. Hasil penelitian yang
didapat menunjukkan rata-rata nilai konsentrasi radon tertinggi pada batu bata sebelum
pembakaran yang berasal dari desa Lhiep sebesar 1,80 pCi/l dan terendah terdapat di Desa
Lambada Peukan sebesar 0,72 pCi/l. Sebaliknya, sesudah pembakaran diperoleh nilai rata-rata
konsentrasi radon tertinggi terdapat di Desa Lambada Peukan sebesar 0,52 pCi/l dan terendah
terdapat pada Lhiep sebesar 0,14 pCi/l. Tinggi rendahnya nilai konsentrasi radon pada batu bata
sebelum pembakaran selain dipengaruhi dari jenis tanah lempung(liat) yang digunakan juga
diperkirakan karena letak geografis daerah (dataran tinggi atau dataran rendah), sedangkan untuk
batu bata sesudah pembakaran dipengaruhi oleh proses pembakaran yang menyebabkan timbulnya
retakan pada batu bata sehingga radon yang berada dalam batu bata dapat keluar melalui celah batu
bata tersebut. Jadi batu bata yang berada di kawasan Aceh Besar setelah diuji ternyata masih
tergolong rendah yaitu < 2,0 pCi/l dan sedang (> 2,0 pCi/l dan < 4,0 pCi/l), hal ini merupakan batas
ambang normal atau tergolong aman untuk kesehatan sehingga aman digunakan untuk bahan
bangunan.

207
Evi Yufita dkk: Identifikasi Kandungan Radon (Rn-222) pada Bahan Bangunan Batu Bata
di Kawasan Aceh Besar

Kata kunci: Radon, tanah, batu bata, batas normal, Aceh Besar

PENDAHULUAN situasi, kondisi dan jenis batuan yang


terdapat pada lapisan tanah tersebut.
Konsentrasi radon pada lapisan tanah
Salah satu unsur kimia yang bersifat bagian atas adalah 10-170 Bq/Kg,
radioaktif yang terdapat di alam adalah sedangkan lapisan tanah bagian bawah
radon. Radon tergolong dalam gas mulia adalah 15-3.560 Bq/Kg. Pada lapisan
dengan nomor atom 86 dan berlambang tersebut terdapat batuan-batuan yang
Rn (Rn-222). Radon memiliki titik beku berumur sangat tua lebih dari 600 juta
202 K, titik didih 211,3 K, energy panas tahun yang mengandung uranium dengan
3,24 KJ/mol, energi penguapan 18,10 konsentrasi yang relatif tinggi, batuan
KJ/mol, jari-jari atom 120 pm dan jari-jari tersebut misalnya batuan granit dan basal
kovalen 145 pm. Pada suhu dan tekanan masing-masing sebesar 59,26 Bq/Kg dan
ruang, radon berwujud gas, tidak bewarna 111,11 Bq/Kg. Sedangkan konsentrasi
tetapi apabila didinginkan hingga rata-rata gas radon secara keseluruhan
membeku, radon akan berwarna kuning masing-masing sebesar 37,04Bq/Kg dan
sedangkan radon cair berwarna jingga, 25,93 Bq/Kg. Konsentrasi gas radon yang
dan tidak mudah bersenyawa dengan terlepas di udara bebas (lingkungan) dapat
nuklida alam lainnya. Penumpukan gas berasal dari tanah sebesar 2000 Bq/Kg, air
radon secara alamiah di atmosfir bumi tanah sebesar 500Bq/Kg, batubara sebesar
terjadi amat perlahan sehingga air yang 0,02 Bq/Kg, dan gas alam sebesar 0,01
menyentuh udara bebas terus kehilangan Bq/Kg (Wurdiyanto, 2009).
radon karena proses volatilisasi (Sofyan, Selain banyak berasal dari
1998). lingkungan, gas radon juga dapat berasal
Berdasarkan laporan National dari ruangan suatu bangunan, dimana
Council on radiation protection and konsentrasi radon di dalam ruangan
measurement (NCRD), sumber utama tersebut dapat dipengaruhi oleh kondisi,
radon dalam atmosfir sekitar 80% berasal bentuk dan material (bahan) bangunan
dari tanah, batuan, dan permukaan tanah (Erawati dan Wahyu, 2009). Sehingga
akibat peluruhan dari uranium-238 tanpa disadari sebenarnya dapat
menjadi radium-226 dan meluruh menjadi memberikan dampak negatif terhadap
polonium-218 yang memancarkan partikel kesehatan manusia karena hampir 80-90%
, kemudian proses peluruhan tersebut waktunya dihabiskan di dalam ruangan
membutuhkan jangka waktu yang panjang tersebut. Material bangunan tersebut
selama beberapa tahun sehingga misalnya semen, batu bata, batako, batu
menghasilkan plumbium-206 yang stabil alam dan gibsum. Radon dapat meresap
dari hasil peluruhan ini (Sofyan, 1998). ke dalam rumah diakibatkan adanya
Secara umum besarnya konsentrasi gas retakan pada bangunan dan masuk melalui
radon di lingkungan dipengaruhi oleh celah-celah retakan dengan mengarah ke
permukaan tanah serta keluar melalui
celah-celah dari bangunan rumah.
Menurut suatu badan dunia yang
berkaitan dengan lingkungan yaitu
------------------------------ Environmental Protection Agency (EFA)
*Coresponding author:
E-mail: eviyufita@yahoo.com

208
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 01, No. 02, Juli 2013

Amerika Serikat, radon merupakan salah jangka pendek dengan menggunakan alat
satu penyebab serius yang mengganggu monitor radon.
kesehatan dunia (Hendro, 2008). Batas
maksimum konsentrasi radon dalam
ruangan yang direkomendasikan oleh METODE PENELITIAN
Komite Internasional untuk proteksi
radiasi sebesar 200 Bq/ (5,4 pCi/I), Dalam penelitian ini digunakaan
sehingga banyak negara yang meneliti beberapa alat yaitu monitor radon,
konsentrasi radon di dalam suatu ruangan, thermometer dan GPS. Sampel batu bata
misalnya di Inggris sebesar 7,4-51,9 diambil pada 6 (enam) pabrik batu bata di
Bq/Kg, Rusia sebesar 18,5 Bq/Kg, Jerman kawasan Aceh Besar. Disiapkan sebanyak
Barat sebesar 63,0BqlKg, dan USA 5 sampel sebelum pembakaran dan
sebesar 7,4-129,6 Bq/Kg. sesudah pembakaran pada tiap-tiap lokasi
Dalam penelitian ini, material tersebut. Sehingga keseluruhan sampel
bangunan yang digunakan sebagai sampel yang diuji sebanyak 60 batu bata. Batu
untuk menguji keberadaan radon adalah bata yang diambil sebelum pembakaran
batu bata karena merupakan salah satu adalah batu bata yang telah dicetak
material utama yang digunakan sebagai sedangkan batu bata setelah pembakaran
penyusun bangunan yang bahan bakunya adalah yang diambil di bawah tungku
terbuat dari tanah liat (Romadhona, 2007). pembakaran. Kemudian batu bata yang
Dimana diketahui bahwa dalam tanah telah diambil dari lokasi dimasukkan ke
diperkirakan mengandung gas radon yang dalam kotak yang kedap udara.
dapat membahayakan kesehatan manusia Selanjutnya keseluruhan sampel akan
sehingga perlu dilakukan pengukuran diukir di laboratorium Fisika Lanjut,
konsentrasi radon yang terkandung di dimana selang waktu antara pengambilan
dalam batu bata tersebut (Safitri dkk., sapel dan waktu pengukuran dilakukan
2009). dalam waktu singkat, karena bila
Penelitian ini bertujuan mengamati pengukuran dilakukan setelah beberapa
apakah tingkat konsentrasi radon tersebut jam setelah pengambilan sampel, maka
tidak berbahaya bagi kesehatan dan kemungkinan besar anak luruh radon pada
apakah masih berada pada ambang sampel akan mengalami peluruhan.
normal. Pengukuran konsentrasi radon ini Dengan penggunaan waktu yang sesingkat
dilakukan dengan membandingkan batu ini, diharapkan akan terukur konsentrasi
bata sebelum dan sesudah pembakaran. radon dengan baik dari sampel.
Lokasi pengambilan sampel tersebut Pengukuran konsentrasi radon
dilakukan di 6 desa di wilayah Aceh Besar dilakukan pada satu wadah pengukuran
yaitu Desa Lhiep Kecamatan Kota Jantho, yang berukuran 40cm x 26cm x 22cm,
Desa Krueng Anoi Kecamatan Kuta Baro, didalamnya terdapat alat monitor radon
Desa Lamreung Kecamatan Ingin Jaya, model 1027 Profetional Countinue Radon
Desa Lambada Peukan Kecamatan Monitor. Wadah tersebut ditutup rapat
Darussalam, Desa Kleng Cot Arun sehingga kedap udara, hal ini dilakukan
Kecamatan Baitussalam, dan Desa untuk menghindari masuknya udara luar
Neuheun Kecamatan Mesjid Raya, yang dapat mempengaruhi hasil
dimana masing-masing kecamatan pengukuran. Pengukuran dilakukan
tersebut mewakili satu desa. Teknik dengan metode jangka pendek yaitu
pengukuran yang digunakan adalah teknik pengukuran yang dilakukan dalam waktu
12 jam dimulai pukul 06.00-18.00 WIB

209
Evi Yufita dkk: Identifikasi Kandungan Radon (Rn-222) pada Bahan Bangunan Batu Bata
di Kawasan Aceh Besar

dan pembacaan data cacahan pada jam


18.00 WIB dan sebaliknya. Perlakuan
pengukuran yang sama untuk keseluruh
sampel. Data-data yang diperoleh adalah
nilai rata-rata konsentrasi radon pada
waktu pengukuran pagi hingga malam
hari dan sebaliknya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data pengamatan diambil pada saat


Gambar.1 Grafik rata-rata konsentrasi radon
sampel batu bata berada dalam kondisi pada batu bata sebelum
sebelum dan sesudah pembakaran. Hal ini pembakaran di beberapa kawasan
bertujuan untuk mengetahui jumlah Aceh Besar.
kandungan radon sebelum dan sesudah
pembakaran. pembakaran di desa Lambada Peukan
kerapatan butiran tanah sangat rapat,
sehingga radon yang terkandung di dalam
A. Konsentrasi Radon pada Batu Batu tanah tersebut sulit keluar dari lapisan
di Beberapa Kawasan Aceh Besar tanah ke udara bebas. Sedangkan
rendahnya nilai konsentrasi radon pada
1. Sebelum Pembakaran batu bata sebelumdikarenakan selain desa
Dari hasil pengamatan, terlihat bahwa tersebut berada di dataran rendah, jenis
nilai rata-rata konsentrasi radon pada batu tanah yang digunakan pada pembuatan
bata sebelum pembakaran memiliki nilai batu bata tersebut adalah pasir lempung.
yang berbeda-beda di setiap kawasan Tanah jenis ini adalah paduan pasir
seperti ditunjukkan pada Gambar 1. dengan lempung sehingga kerapatan
Pada Gambar 1 terlihat bahwa nilai butiran tanah tidak begitu rapat sehingga
konsentrasi radon tertinggi terdapat di radon yang berada pada tanah tersebut
desa Lhiep yaitu 1.80 pCi/l dan terendah akan cepat keluar melalui celah atau
terdapat di desa Lambada peukan yaitu rongga pada lapisan tanah tersebut,.
0.72 pCi/l. Sedangkan di desa Lamreung,
Krueng Anoi , Kleng Cot Arun, dan 2. Sesudah Pembakaran
Neuheun masing-masing sebesar 1.08 Gambar 2 memperlihatkan nilai rata-
pCi/l, 0.98 pCi/l, 0.92 pCi/l dan 0.82 rata konsentrasi radon pada batu bata
pCi/l. Tingginya nilai konsentrasi radon sesudah pembakaran di beberapa kawasan
pada batu bata sebelum pembakaran di Aceh Besar.
desa Lhiep dikarenakan letak geografisnya Dari Gambar 2 teramati nilai
yang berada pada daerah pegunungan konsentrasi radon tertinggi terdapat di
yang banyak mengandung batuan. desa Lambada Peukan yaitu 0.52 pCi/l
Diketahui bahwa sumber utama radon dan terendah terdapat di desa Lhiep yaitu
dalam atmosfer sekitar 80 % berasal dari 0.14 pCi/l. Sedangkan di desa Lamreung,
tanah, batuan dan permukaan tanah. Kleng Cot Arun , Krueng Anoi dan
Selain itu juga jenis tanah yang digunakan Neuheun masing-masing sebesar 0.28
pada pembuatan batu bata tersebut adalah pCi/l, 0.24 pCi/l, 0.22 pCi/l dan 0.18
berjenis lempung. Pada tanah jenis ini pCi/l. Tingginya nilai konsentrasi radon
pada batu bata sesudah pembakaran di

210
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 01, No. 02, Juli 2013

Gambar. 2 Grafik rata-rata konsentrasi radon Gambar. 3 Grafik rata-rata konsentrasi radon
pada batu bata sesudah pada batu bata sebelum
pembakaran di beberapa kawasan pembakaran di waktu siang di
Aceh Besar beberapa kawasan Aceh Besar.

desa Lambada Peukan dikarenakan pada Pengukuran yang dilakukan di waktu


saat proses pembakaran, radon yang siang pada batu bata sebelum pembakaran
berada pada batu bata kesulitan keluar nilai tertinggi di desa Lhiep dikarenakan
bisa diperkirakan pada proses pembakaran jenis tanah lempung dan letak geografis
berlangsung, batu bata tersebut masih ada yang berada pada daerah pegunungan,
kandungan radonnya yang banyak dimana radon tertinggi terdapat di daearah
sedangkan rendahnya nilai konsentrasi pegunungan dan lereng-lereng perbukitan
radon pada batu bata sesudah pembakaran serta sumber radon banyak terdapat pada
di desa Lhiep dikarenakan pada proses batuan dan tanah. Berdasarkan hasil
pembakaran terjadinya retakan dan celah penelitian EPA menunjukan konsentrasi
pada batu bata sehingga radon yang radon akan meningkat pada musim panas,
berada pada batu bata tersebut dapat dimana pada siang hari kondisi atmosfer
keluar melalui celah batu bata tersebut dan relatif kurang stabil dibandingkan dengan
akan mengalir ke udara bebas. kondisi malam hari. Konsentrasi radon
mempunyai nilai maksimum pada pagi
B. Konsentrasi Radon pada Batu Bata hari, yaitu pada saat matahari akan terbit
di Siang Hari di Beberapa Kawasan (jam 06.00-07.00), kemudian konsentrasi
Aceh Besar terus turun sampai kondisi pengukuran
terendah pada siang hari (jam 14.00-
1. Sebelum Pembakaran 15.00).
Rata-rata konsentrasi radon pada batu Sedangkan rendahnya nilai
bata sebelum pembakaran di waktu siang konsentrasi radon pada batu bata sebelum
memiliki nilai yang berbeda-beda di setiap pembakaran di desa Lambada Peukan
kawasan, ini ditunjukkan pada Gambar 3. dikarenakan jenis tanah di daerah tersebut
Dari Gambar 3 teramati nilai adalah pasir lempung, sehingga radon
konsentrasi radon tertinggi terdapat di yang berada pada tanah tersebut akan
desa Lhiep yaitu 1.80 pCi/l dan terendah cepat keluar melalui celah atau rongga
terdapat di desa Lambada peukan dan pada lapisan tanah dan desa tersebut
Neuheun yaitu 0.83 pCi/l. Sedangkan di berada di dataran rendah. Berbeda dengan
desa Krueng Anoi 1.30 pCi/l, Lamreung nilai konsentrasi radon di desa Neuheun di
yaitu 1.10 pCi/l dan Kleng Cot Arun 0.86 mana berada di dataran tinggi dekat
pCi/l. pesisir pantai, dimana radon yang berasal

211
Evi Yufita dkk: Identifikasi Kandungan Radon (Rn-222) pada Bahan Bangunan Batu Bata
di Kawasan Aceh Besar

dari air laut sangat kecil 3,33102 Bq/kg dikarenakan pada proses pembakaran
(kira-kira 0,0009 pCi/g). Hal ini terjadinya retakan dan celah pada batu
disebabkan karena kandungan uranium bata sehingga radon yang berada pada
dan radium dalam air laut sangat rendah batu bata tersebut dapat keluar melalui
sekali dibandingkan dengan batuan atau celah batu bata tersebut dan akan mengalir
tanah di daratan. Kontribusi radon dari ke udara bebas. Pada saat pengukuran
lautan ke atmosfir relatif kecil yaitu kira- tinggi rendahnya konsentrasi radon dapat
kira 1% dari total emisi radon di atmosfir. dipengaruhi juga pada temperatur ruangan
pada pengukuran sampel batu bata
b. Sesudah Pembakaran berlangsung.
Rata-rata konsentrasi radon pada batu
bata sesudah pembakaran di waktu siang C. Konsentrasi Radon pada Batu Bata
memiliki nilai yang berbeda-beda di setiap di Malam Hari di Beberapa
kawasan, ini ditunjukkan pada Gambar 4. Kawasan Aceh Besar
Dari Gambar 4 teramati nilai
konsentrasi radon tertinggi terdapat di a. Sebelum Pembakaran
desa Lambada Peukan yaitu 0.57 pCi/l Rata-rata konsentrasi radon pada batu
dan yang paling terendah terdapat di desa bata sebelum pembakaran di waktu malam
Lhiep yaitu 0.13 pCi/l. Sedangkan memiliki nilai yang berbeda-beda di setiap
Lamreung 0.33 pCi/l, Kleng Cot Arun kawasan, ini ditunjukkan pada Gambar 5.
0.27 pCi/l, Krueng Anoi dan Neuheun Dari Gambar 5 teramati nilai
memiliki nilai yang sama yaitu 0.20 pCi/l. konsentrasi radon tertinggi terdapat di
Pengukuran yang dilakukan di waktu desa Lhiep yaitu 1.80 pCi/l dan terendah
siang pada batu bata sesudah pembakaran terdapat di desa Krueng Anoi 0.50 pCi/l.
nilai tertinggi terdapat di desa Lambada Sedangkan Lamreung 1.05 pCi/l, Kleng
Peukan dikarenakan pada saat proses Cot Arun 1.00 pCi/l, Neuheun yaitu 0.80
pembakaran, radon yang berada pada batu pCi/l dan Lambada peukan yaitu 0.55
bata kesulitan keluar bisa diperkirakan pCi/l. Pengukuran yang dilakukan di
pada proses pembakaran berlangsung, waktu malam pada batu bata sebelum
batu bata tersebut masih ada kandungan pembakaran nilai tertinggi di desa Lhiep
radon yang banyak sedangkan rendahnya dikarenakan jenis tanah lempung dan letak
nilai konsentrasi radon pada batu bata geografis
sesudah pembakaran di desa Lhiep

Gambar 4 Grafik rata-rata konsentrasi radon Gambar 5 Grafik rata-rata konsentrasi radon pada
pada batu bata sesudah batu bata sebelum pembakaran di
pembakaran di waktu siang di waktu malam di beberapa kawasan
beberapa kawasan Aceh Besar. Aceh Besar

212
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 01, No. 02, Juli 2013

yang berada pada daerah pegunungan, terdapat di desa Lambada Peukan


dimana radon tertinggi terdapat di daearah dikarenakan pada saat proses pembakaran,
pegunungan dan lereng-lereng perbukitan radon yang berada pada batu bata
serta sumber radon banyak terdapat pada kesulitan keluar bisa diperkirakan pada
batuan dan tanah. Pada sore hari (jam proses pembakaran berlangsung, batu bata
17.00-18.00) hingga mencapai malam, tersebut masih ada kandungan radon yang
diikuti menurunkan temperatur secara banyak sedangkan rendahnya nilai
perlahan menghasilkan pengukuran konsentrasi radon pada batu bata sesudah
konsentrasi radon yang semakin naik pembakaran di desa Lhiep dikarenakan
secara perlahan. Sedangkan rendahnya pada proses pembakaran terjadinya
nilai konsentrasi radon pada batu bata retakan dan celah pada batu bata sehingga
sebelum pembakaran di desa Krueng Anoi radon yang berada pada batu bata tersebut
dikarenakan jenis tanah di daerah tersebut dapat keluar melalui celah batu bata
adalah pasir lempung, sehingga radon tersebut dan akan mengalir ke udara
yang berada pada tanah tersebut akan bebas. Berbeda dengan nilai konsentrasi
cepat keluar melalui celah atau rongga radon di desa Neuheun di mana berada di
pada lapisan tanah dan desa tersebut dataran tinggi dekat pesisir pantai, dimana
berada di dataran rendah. radon yang berasal dari air laut sangat
kecil dan juga dipengaruhi pada saat
b. Sesudah Pembakaran proses pembakaran berlangsubg. Pada saat
Rata-rata konsentrasi radon pada batu pengukuran tinggi rendahnya konsentrasi
bata sesudah pembakaran di waktu malam radon dapat dipengaruhi juga pada
memiliki nilai yang berbeda-beda di setiap temperatur ruangan pada pengukuran
kawasan, ini ditunjukkan pada Gambar 6. sampel batu bata berlangsung.
Dari Gambar 6 teramati nilai
konsentrasi radon tertinggi terdapat di D. Hubungan Konsentrasi Radon
desa Lambada Peukan yaitu 0.45 pCi/l dengan Kesehatan
dan terendah terdapat di desa Lhiep dan
Neuheun yaitu 0.15 pCi/l. Sedangkan Radon merupakan salah satu
Krueng Anoi 0.25 pCi/l, Lamreung dan penyebab penyakit kanker paru-paru.
Kleng Cot Arun memiliki nilai yang sama Paparan terhadap radiasi dapat
yaitu 0.20 pCi/l. Pengukuran yang membahayakan manusia dan mahluk
dilakukan di waktu malam pada batu bata hidup. Paparan oleh radon dapat terjadi
sesudah pembakaran nilai tertinggi dengan beberapa cara yaitu letusan bahan
radiaktif dan dari bahan bangunan. Pada
bahan bangunan seperti batu bata yang
merupakan bahan utama untuk
pembuatan bangunan. Bila konsentrasi
radon itu tinggi maka dapat
membahayakan kesehatan manusia.
Berdasarkan data EFA, nilai konsentrasi
radon pada bahan bangunan dikatagorikan
aman untuk kesehatan bila nilai tersebut
berada pada : tergolong rendah < 2,0 pCi/I
Gambar 6 Grafik rata-rata konsentrasi radon ,sedang dalam selang 2 pCi/I dan < 4
pada batu bata sesudah
pembakaran di waktu malam di pCi/I, dan tinggi pada 4 pCi/I, nilai ini
beberapa kawasan Aceh Besar

213
Evi Yufita dkk: Identifikasi Kandungan Radon (Rn-222) pada Bahan Bangunan Batu Bata
di Kawasan Aceh Besar

merupakan batas ambang normal UCAPAN TERIMA KASIH


(tergolong aman) untuk kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, Penulis mengucapkan terima kasih
terlihat bahwa nilai rata-rata konsentrasi kepada Oktia Maharani, S.Si yang telah
radon pada bahan bangunan yaitu batu membantu penelitian ini sekali. Ucapan
bata sebelum dan sesudah pembakaran terima kasih juga disampaikan kepada Dr.
masih berada di bawah nilai ambang Zulkarnain Jalil, M.Si (Tim Focal
normal yaitu < 2 pCi/I, sehingga batu bata Research Area/FRA, FMIPA Unsyiah,
yang berasal dibeberapa kawasan Aceh Banda Aceh) atas diskusinya.
Besar tersebut masih aman digunakan
untuk bahan bangunan sehingga tidak
mengganggu kesehatan manusia. DAFTAR PUSTAKA

KESIMPULAN Hasnel Sofyan. (1998). Mewaspadai Gas


Radon, Buletin ALARA 1 (3), 17-24.
Dari hasil penelitian pengukuran
konsentrasi radon di 6 desa pada Zaenal Hendro. (2008), Kalibrasi
Kecamatan Aceh Besar nilai rata-rata Pemantauan Radon Pasif Menggunakan
konsentrasi radon tertinggi pada batu bata Arang Aktif dan Faktor-faktor yang
sebelum pembakaran terdapat di Desa Mempengaruhinya, unpublished.
Lhiep sebesar 1,80 pCi/I dan terendah di
Desa Lambada Peukan sebesar 0,72 pCi/I. Gatot Wurdiyanto. (2009), Keselamatan
Nilai rata-rata tertinggi pada batu bata dan Metrologi Radiasi, Buletin ALARA
sesudah pembakaran terdapat di Desa Vol. 11 No. 1.
Lambada Peukan sebesar 0,52 pCi/I dan Rini Safitri, Muhammad Syukri, Edwar
terendah pada Desa Lhiep sebesar 0,14 Iswardi, Madya Mohammad Suhaimi
pCi/I. Tinggi rendahnya nilai konsentrasi Jaafar, Pendeteksian Paparan Radon pada
radon batu bata sebelum pembakaran pada Tanah di Seluruh Kawasan Aceh yang
beberapa kawasan tersebut selain dilanda Tsunami 2004 untuk
dipengaruhi oleh jenis tanah yang Mengantisipasi Dampak Negatif pada
digunakan untuk pebuatan batu bata juga Kesehatan Masyarakat, Laporan
karena letak geografis daerah Penelitian, Universitas Syiah Kuala, 2009.
pengambilan sampel. Sedangkan nilai
konsentrasi radon pada batu bata setelah Eny Erawati dan Wiwid Wahyu U. P,
pembakaran dipengaruhi oleh proses Kajian Radioaktivitas untuk Pengawasan
pembakaran, dimana dapat menyebabkan Berbagai Bahan Bangunan, Prosiding
retakan /celah pada batu bata. Dengan Seminar Nasional Keselamatan Nuklir,
adanya retakan tersebut gas radon yang Jakarta, 5-6 Agustus 2009.
ada di dalam batu bata dapat keluar dan
mengalir ke udara bebas. Yudha Romadhona, Pengaruh
Hasil ini masih berada di bawah Penambahan Abu Insenerator terhadap
nilai ambang normal yaitu < 2 pCi/I, Kualitas Batu bata dengan Tanah Liat di
sehingga batu bata yang berasal Kabupaten Temanggung, Skripsi, Jurusan
dibeberapa kawasan Aceh Besar tersebut Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
masih aman digunakan untuk bahan Negeri Semarang, 2007.
bangunan sehingga tidak mengganggu
kesehatan manusia.

214

You might also like