Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Pembuatan Terasering Pada Lereng Terhadap Potensi Longsor
Pengaruh Pembuatan Terasering Pada Lereng Terhadap Potensi Longsor
Abstract Indonesia is one country with the population growth rate is large. This condition will require the opening of new land for
settlement. Limited land sometimes requires people to open new land on the slope areas. Opening of new land on the slopes will use
the method of cutting the slope to get flat land (terrace). Cutting this slope would result in increased potential for landslides due to
slope stability menurunya. Evaluation needs to be done at the opening of new land on the slopes, where the slope should remain
stable after the porch is made. This research was conducted to evaluate the maximum terrace width was in stable condition. The
model used in this study is a plane strain by the count to element method. The main purpose of this research is to obtain the
maximum terrace width formula on a slope. Dilalukan analysis on three ).), cohesion, (c) and angle of internal friction (variables,
namely slope ( Variations to the variable angle between 30o - 55o intervals 5o, 5 kN/m2 cohesion between - 25 kN/m2 with intervals 5
kN/m2, and internal friction angle between 20o - 45o intervals 5o. Maximum terrace width count conducted for each combination of
these variables. Formulation of the maximum terrace width is done by multiple linear regression methods, linear nin and a
combination of both. Determining the best formula is based on the value of the correlation koofisien. Results formulations have two
formulas is the formula for the maximum slope of the natural slope and a maximum width of the terrace on a slope.
tanah, dan perubahan muka air tanah Vierhoef (1989). (plane strain). Analisis stabilitas lereng dilakukan pada
Pemotongan lereng untuk terasering akan mengurangi dengan terasering pada berbagai kondisi lereng, yaitu
beban pada lereng, namun akan terbentuk bagian dengan variasi kemiringan lereng, kondisi tanah (nilai c
lereng yang tegak sehingga stabilitas lereng pada dan ), dan lebar teras. Hitungan dilakukan dengan
bagian tersebut akan berkurang. metode elemen hingga (FEM), menggunakan software
Analisis stabilitas lereng awalnya dikembangkan Plaxis versi 7.2.
dengan menganggap bidang longsor berupa bidang Lereng alam disederhanakan dalam model dua
planar. Metode analisis ini cukup sederhana, namun dimensi (plane strain). Model dibuat untuk
mempunyai kelemahan karena di lapangan bentuk menggambarkan lereng setinggi 30 meter, dengan
bidang longsor adalah lengkung. Analisis pendekatan kemiringan lereng () dibuat bervariasi antara 30o
bentuk bidang longsor lengkung lebih baik dari pada o o o o o
sampai 70 , dengan variasi = 30 , 35 , 40 , 45 , 50 ,
o
51
Sumiyanto, A.Adhe Noor PSH
Pengaruh Pembuatan Terasiring pada Lereng
Terhadap Potensi Lereng : 50-55
SF- SF-
C ERR
Taylor Model
15 25 30 1,2 1,188 1,00%
20 25 30 1,3 1,326 2,00%
25 25 30 1,4 1,410 0,71% 50
25 25 35 1,2 1,225 2,08%
10 30 35 1,0 1,105 10,50% 40
15 30 35 1,3 1,215 6,54%
20 30 35 1,4 1,306 6,71% 30
25 30 35 1,5 1,399 6,73% 24
18 42
15 35 40 1,0 1,106 10,60% 12 36
6 30
20 35 40 1,1 1,224 11,27% 24
52
Dinamika Rekayasa Vol. 6 No. 2 Agustus 2010
ISSN 1858-3075
mak
10
B
Pemotongan lereng pada penelitian ini dilakukan 5
secara bertahap dengan lebar tahapan adalah 0,5 m.
Hitungan dilakukan sampai lereng pada kondisi tidak 0
25
B
< 0,0
0,0 1,5
20 1,5 3,0
3,0 4,5
4,5 6,0
15 6,0 7,5
7,5 9,0
9,0 10,5
10 10,5 12,0
12,0 13,5
> 13,5
5
0
Gambar 7 Pergerakan teras pada lereng dengan kemiringan 30o. 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 1,4 1,6
53
Sumiyanto, A.Adhe Noor PSH
Pengaruh Pembuatan Terasiring pada Lereng
Terhadap Potensi Lereng : 50-55
B1
6,00
y = 0,1059x + 1,314 6
2
4,00 R = 0,8109
4
2,00 y = 0,0668x + 0,8606
2
R = 0,4347
2
0,00
0
0 10 20 30 40 50 60
0 4 8 12 16
B
M
1,5
C 1) Besarnya kemiringan lereng maksimum (mak) yang
1 y = -0,4647x + 0,5145 masih pada kondisi stabil dapat digunakan persamaan berikut
2
0,5 R = 0,9375 ini :
0 mak arctan 0,290 0,0145.c 1,31. tan
0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
tan 2) Lebar teras maksimum (B) yang dapat dibuat pada
suatu lereng dapat dihitung dengan persamaan berikut
Gambar 12 Formulasi besarnya nilai m dan c terhadap besarnya ini :
kemiringan lereng (). tan
B 0,4647. tan 0,5145.c 4,0764. tan 4,8714
Berdasarkan Gambar 12 dapat dituliskan persamaan tan
untuk nilai c dan m, yaitu sebagai Persamaan 4.7 dan
B. Saran
4.8.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan bahwa
m 0,4647. tan 0,5145 ..............................................(4) untuk tidak melakukan pemotongan lereng untuk
c 4,0764 . tan 4,8714 ...............................................(5) membuat teras jika kondisi kemiringanya lebih besar
dari nilai mak. Lebar teras pada pemotongan lereng
disarankan tidak melebihi lebar maksimum (B).
Jika Persamaan 4 dan 5 disubtitusikan ke dalam
Persamaan 3, maka dapat ditulis menjadi Persamaan 6. DAFTAR PUSTAKA
B 0,4647. tan 0,5145. 4,0764. tan 4,8714 .(6) Anonim, 2006, Tanah Longsor Desa Sijeruk Banjarnegara, Jawa
Tengan, http://www.bsmi-
Selanjutnya persamaan disubtitusikan kedalam semarang.or.id/v2/index.php/kiprah/4-kiprah/4-tanah-longsor-
sijeruk-banjarnegara, upload :1 Juni 2006, akses : 3 januri
Persamaan 6 akan menjadi Persasamaan 7. 2009.
Anonim, 2009, Proyeksi Penduduk 200-20025,
http://www.datastatistik-
54
Dinamika Rekayasa Vol. 6 No. 2 Agustus 2010
ISSN 1858-3075
55