301 591 1 SM

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

Jurnal Geliga Sains 3 (2), 14-18, 2009

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau


ISSN 1978-502X

HASIL BELAJAR KOGNITIF FISIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN


CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI
USAHA DAN ENERGI DI KELAS XI SMA N 1 UKUI

Fakhruddin*), Robiana, dan Yennita


Laboratorium Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA FKIP
Universitas Riau, Pekanbaru 28293

Abstract
This research aims to describe the results of cognitive learning physics students in the teaching and learning
contextual approach in physics education at SMAN 1 Ukui School. The subject matter of effort and energy.
The subjects studied were grade science students totaling 19 people, with the number of students 9 men and
10 women. Data collection in this research done at the end of the learning process by conducting tests of
cognitive skills. Data was analyzed using descriptive analysis techniques include absorbed power, learning
effectiveness, student learning and exhaustiveness learning purposes. Data analysis results showed: the
average absorbed power is 83.7 % with a good category to the category of effective learning effectiveness.
Students studying completeness 94.7 % and 85.7 % completeness of learning goals with comprehensive
categories. Thus, application implementation contextual approach Teaching and Learning ( CTL ) in the
subject matter of effort and energy effectively used to study physics at SMAN 1 Ukui.

Keywords: Cognitive Learning Results, Approach CTL

Pendahuluan 4. Daya serap dan daya ingat siswa teradap


pelajaran fisika masih rendah, karena
Setiap guru menginginkan proses
kurang ketertarikan siswa terhadap Fisika.
pembelajaran yang dilaksanakannya
5. Metode pembelajaran yang digunakan guru
meyenangkan dan berpusat pada siswa. Salah
cukup bervariasi (diantaranya metode
satu faktor penting untuk mencapai tujuan
ceramah, tanya jawab, dan diskusi
pembelajaran adalah proses pembelajaran yang
kelompok), namun hasil belajar fisika siswa
lebih menekankan pada keterlibatan siswa
masih rendah.
secara optimal (Moejiono dalam Kamali
Jika kondisi yang seperti ini tidak
2007).
dicarikan alternatif pemecahan masalahnya,
Berdasarkan informasi yang diperoleh
maka guru tetap sebagai sumber informasi
dari wawancara penulis kepada pihak sekolah
satu-satunya dikelas, tidak ada tukar informasi,
SMAN 1 Ukui sebelum melakukan penelitian
penguasaan konsep dan hasil belajar fisika
pada 10 November 2009, diperoleh informasi
siswa tetap rendah, dan pembelajaran fisika
sebagai berikut:
jadi membosankan.
1. Hasil belajar fisika yang diperoleh siswa
Dalam pilar manajemen berbasis
masih di bawah Standar Ketuntasan Belajar
sekolah (School Base Management), salah satu
Maksimum (6,0) sedangkan KKM yang
aspek penting dalam pembelajaran adalah
ditetapkan oleh sekolah (6,5)
dengan menerapkan PAKEM (Pembelajaran
2. Sebagian besar siswa tidak bisa
Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
menyelesaikan soal-soal latihan, PR, dan
dengan pendekatan CTL (Depdiknas, 2004).
ulangan fisika karena siswa tidak memiliki
Peserta didik secara langsung dihadapkan
buku pedoman
dengan kondisi nyata dilapangan maupun
3. Sebagian Besar siswa tidak dapat menjawab
dilaboratorium, baik pada objek maupun gejala
pertanyaan dari guru, karena kurang
yang relevan dengan konsep pelajaran.
motivasi dalam pembelajaran
Pendekatan CTL adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang bersifat
aplikatif, yakni selain dilakukan pendalaman
*)
Komunikasi Penulis
Fakhruddin, Robiana, dan Yennita; Hasil Belajar Kognitif Fisika Siswa... 15

konsep, juga mencakup penggunaan konsep- penemuan (discovery) dan penciptaan


konsep tersebut dalam dunia nyata. Dengan (invention).
demikian, peserta didik tidak hanya menguasai 3. Appliying, yaitu presentasi pengetahuan
konsep dari segi kognitif, melainkan juga pada dalam konteks pemanfaatannya.
aspek psikomotor dan apektif. Pendekatan 4. Cooperating,yaitu belajar dalam bentuk
CTL bertujuan memotivasi siswa untuk kontak interpersonal dan kerjasama.
memahami makna materi pelajaran yang 5. Transfering, yaitu belajar melalui
dipelajarinya dengan mengkaitkan meteri pemanfaatan pengetahuan dalam situasi
tersebut dengan konteks kehidupan mereka atau konteks baru.
sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan
kultural) sehingga siswa memiliki Tujuh komponen utama dalam
pengetahuan/keterampilan yang secara pembelajaran dengan pendekatan CTL
fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu yakni:
permasalahan/konteks ke permasalahan/ 1. Konstruktivisme, merupakan landasan
konteks lainnya. berfikir bahwa pengetahuan dibangun oleh
Menurut Muslich (2007), pembelajaran manusia sedikit demi sedikit, yang asilnya
CTL dikembangkan dengan memperhatikan diperluas melalui konteks yang terbatas.
lima unsur pokok yang disingkat dengan 2. Penemuan (Inquiri), yakni bahwa
REACT yakni: pengetahuan dan keterampilan yang
1. Relating, yaitu belajar dikaikan dengan diperoleh siswa diharapkan melalui
konteks pengalaman kehidupan nyata penelusuran dan penemuan sendiri.
2. Experiencing, yakni pembelajaran 3. Bertanya, yakni pengetahuan yang
dikaitkan dengan penggalian (eksplorasi), diperoleh seseorang bermula dari bertanya.

Tabel 1. Sintaks Pembelajaran melalui Pendekatan CTL.


No Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa CTL

1. Pendahuluan Menyampaikan tujuan Mendengarkan tujuan yang relating


pembelajaran yang ingin disampaikan guru
dicapai pada pelajaran tersebut
Menyampaikan prasyarat Menjawab prasyarat dari
guru
Menyampaikan motivasi Menjawab motivasi dari guru
2. Inti Menyampaikan materi dan Mendengarkan dan mecatat Cooperating
memberiakan contoh penjelasna guru
Menjelaskan dan Memperhatikan
mendemonstrasikan percobaan demonstrasi guru
Mengorganisasikan siswa Membentuk kelompok
kedalam kelompok belajar yang
heterogen Experiencing
Membimbing siswa menjawab Melakukan percobaan yang
pertanyaan yang ada di LKS ada di LKS
Meminta perwakilan dari setiap Menjawab pertanyaan yang
kelompok mempersentasikan ada di LKS
hasil diskusi didepan kelas Mempersentasikan hasil
percobaan kelompok yang applliying
diperoleh
3 Penutup Membimbing siswa Merangkum atau Transfering
merangkum atau menyimpulakn materi yang
menyimpulkan semua materi telah dipelajari
yang telah dipelajari
Memberikan tes Mengerjakan soal-soal tes
(Sanjaya, 2008)
Fakhruddin, Robiana, dan Yennita; Hasil Belajar Kognitif Fisika Siswa... 16

4. Masyarakat Belajar, yakni hasil belajar tes hasil belajar (keterampilan kognitif). Tes
diharapkan diperoleh melalui sharing antar hasil belajar ini disusun oleh peneliti
teman maupun orang-orang yang ada berdasarkan tujuan pembelajaran.
disekitarnya. Pola ini diacu dalam Rancangan penelitian yang digunakan
mengembangkan pembelajaran kooperatif. dalam penelitian ini adalah rancangan The one-
5. Permodelan, yakni pembelajaran yang shot case study. Sugiono (2008) mengatakan
menampilkan model yang dapat ditiru, bahwa jenis penelitian The one-shot case study
misalnya dalam mengoperasikan sesuatu. dapat dilihat pada Gambar 1.
6. Refleksi, yakni cara berfikir tentang apa
yang telah dipelajari atau berfikir
Treatment Post Test
kebelakang tentang berbagai pengalaman
belajar yang telah dilakukan dimasa lalu.
7. Penilaian Otentik, yakni proses (X) (T)
pengumpulan berbagai data yang
mengGambarkan perkembangan belajar Gambar 1. Rancangan Penelitian
siswa. Instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah tes hasil belajar
Masalah dalam penelitian ini adalah kognitif. Instrumen pengumpulan data ini
bagaimanakah hasil belajar kognitif fisika bertujuan untuk mengetahui daya serap,
siswa melalui penerapan pendekatan efektivitas, dan ketuntasan belajar siswa. Tes
contextual teaching and learning (CTL) pada hasil belajar ini disusun oleh peneliti
materi usaha dan energi di Kelas XI di SMAN berdasarkan tujuan pembelajaran.
1 Ukui. Manfaat yang diharapkan dari Teknik pengumpulan data adalah teknik
penelitian ini bagi guru didalam melaksanakan tes/pemberian tes, dimana data dikumpulkan
proses pembelajaran guna meningkatkan dengan cara memberikan tes hasil belajar.
aktivitas dan hasil belajar siswa. Bagi siswa Pemberian tes hasil belajar ini dilakukan
akan membuat siswa lebih aktif untuk setelah pembelajaran melalui pendekatan
memahami konsep fisika dan menyelesaikan Contextual Teaching and Learning (CTL).
masalah fisika. Selain itu, siswa juga Teknik analisis data dalam penelitian ini
diharapkan mampu menyampaikan dan dilakukan dengan menggunakan teknik
membagi pengetahuan fisikanya kepada siswa deskriptif, yaitu untuk melihat Gambaran hasil
lain. belajar siswa meliputi:

1. Daya Serap
Bahan dan Metode Daya serap siswa didefinisikan sebagai
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI kemampuan siswa terhadap materi yang
SMAN 1 Ukui. Pelaksanaan penelitian dimulai disajikan dalam proses pembelajaran. Daya
pada bulan Oktober sampai dengan Desember serap dihitung dari perbandingan antara skor
2009 semester ganjil Tahun Pelajaran yang diperoleh siswa terhadap skor maksimum
2009/2010 selama tiga bulan. Subjek yang ditetapkan.
penelitian adalah siswa kelas XI yang Untuk mengkategorikan daya serap
berjumlah 19 orang dengan jumlah laki-laki 9 yang diperoleh siswa dari hasil belajar
orang. Data dianalisis dengan menggunakan digunakan kriteria sebagai berikut.
analisis deskriptif untuk melihat hasil belajar
siswa melalui penerapan pendekatan CTL Tabel 2. Kategori Daya Serap Siswa
yang ditinjau dari aspek relevansinya dengan Interval (%) Kategori
materi pelajaran dan dengan karakteristik
siswa. 85-100 Amat baik
Instrumen penelitian berupa perangkat 70-84 Baik
pembelajaran yaitu silabus dan sistem 50-69 Cukup baik
penilaian, RPP dan LKS. Instrumen yang 0-49 Kurang baik
digunakan untuk mengumpulkan data adalah
Fakhruddin, Robiana, dan Yennita; Hasil Belajar Kognitif Fisika Siswa... 17

2. Efektivitas Pembelajaran 3. Ketuntasan Belajar


Efektivitas pembelajaran adalah Ketuntasan pembelajaran dapat diartikan
keberhasilan suatu pembelajaran berdasarkan sebagai tercapainya tujuan pembelajaran yang
daya serap rata-rata kelas. Setelah kegiatan dirumuskan oleh guru pada materi pokok
belajar mengajar dilakukan, maka diketahui tertentu yang ditandai dengan tidak perlunya
efektivitas pembelajaran. Pedoman untuk remedial, baik remedial siswa maupun
mengetahui efektivitas pembelajaran dapat remedial tujuan pembelajaran. Ketuntasan
dilihat pada Tabel 3. Individu Siswa dikatakan tuntas apabila siswa
tersebut mencapai skor 75 0 0 dan
Tabel 3. Kategori Efektivitas Pembelajaran Ketuntasan Belajar Klasikal apabila suatu
Daya serap rata-rata kelas telah mencapai 85% maka kelas itu
Kategori dikatakan tuntas. Sedangkan ketuntasan TP
kelas
91-100 Sangat Efektif dinyatakan tuntas apabila 75% dari jumlah
81-90 Efektif siswa menjawab benar TP tersebut dan
71-80 Cukup Efektif Ketuntasan materi dinyatakan tuntas bila
61-70 Kurang Efektif 85% dari seluruh TP tuntas.
<60 Tidak Efektif
Hasil dan Pembahasan
1. Daya Serap

Tabel 4. Daya Serap


No Uraian Materi Pokok Daya Serap Rata-rata (%) Kategori
1. PI 90,4 Amat Baik
2. P II 86,8 Amat Baik
3. P III 71,3 Baik
4. P IV 84,2 Baik
Materi Pokok 83,7 Baik

Berdasarkan Tabel 4 daya serap rata- 84,2% dengan kategori efektif. Sedangkan
rata siswa pada pertemuan I 90,4% dengan rata-rata daya serap terendah adalah pada
ketegori amat baik, pertemuan II dengan rata- pertemuan III dengan persentase 71,3%
rata 86,8 dengan kategori amat baik, kategori cukup efektif. Jadi, dari data dapat
pertemuan III rata-rata daya serap 71,3% disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran
dengan kategori baik, dan rata-rata daya serap dengan menggunakan pendekatan CTL pada
pada pertemuan IV 84,2% dengan kategori materi pokok usaha dan energi efektif dalam
baik. Sedangkan rata-rata 83,7% dengan pembelajaran.
kategori baik.
3. Aspek Ketuntasan Belajar Siswa
2. Efektivitas Pembelajaran Tabel 5. Ketuntasan Belajar Siswa
Berdasarkan Table 4 dapat dilihat
bahwa rata-rata daya serap siswa untuk setiap Jumlah Ketuntasan
pertemuan berbeda. Rata-rata daya serap siswa No Kategori
Siswa (%)
pada pertemuan I dengan persentase 90,4%
dikategorikan efektif, pertemuan II daya serap 1 18 94,7 T
rata-rata sebesar 86,8% dengan kategori
2 1 5,3 TT
efektif, dan pertemuan IV daya serap rata-rata
Fakhruddin, Robiana, dan Yennita; Hasil Belajar Kognitif Fisika Siswa... 18

Ketuntasan belajar siswa klasikal dan 1. Penerapan pendekatan CTL dapat


individu sudah mencapai hasil yang maksimal dijadikan salah satu alternatif dalam
dimana 94,7% siswa dapat mengikuti pembelajaran fisika.
pembelajaran dengan pendekatan yang 2. Selama pembelajaran berlangsung guru
diterapkan. sebaiknya mengarahkan siswa melalui
penekanan konsep-konsep penting yang
4. Aspek Ketuntasan Materi Pelajaran harus dikuasai siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dikuasai dengan
Tabel 6. Ketuntasan Materi Pelajaran
maksimal
Jumlah TP Ketuntasan 3. Disarankan bagi peneliti selanjutnya dapat
No Kategori mencari materi pokok yang berbeda atau
Tuntas (%)
bidang ilmu yang berbeda untuk
1 18 85,7 T meningkatkan mutu pendidikan dimasa
2 3 14,3 TT yang akan datang

Daftar Pustaka
Berdasarkan data dari 21 TP yang
dikembangkan, terdapat 18 TP (85,7% ) yang Arikunto, S., 2005. Dasar-dasar Evaluasi
telah dikuasai siswa secara klasikal dan Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta.
dinyatakan tuntas dan 3 TP (14,3%) belum Depdiknas, 2004. Kurukulum Mata Pelajaran
dikuasai siswa secara klasikal dan dinyatakan Sains SMA. Depdiknas, Jakarta.
Dikdasmen, 2006. Pengembanagan Model
tidak tuntas. Hal ini menunjukan bahwa
Pembelajaran yang Efektif.
pendekatan pembelajaran yang dikembangkan http://www.dikdasmen.og/files/ktsp/smp/pen
dalam penelitian ini memiliki relevansi yang gemmodel%2520pembel%2520yg%2520efe
tinggi terhadap karakteristik mata pelajaran ktif-mp.dok+pembelajaran+
yang disajikan. kontekstual&hl=id&ct=clnk=cd=1& gl=id
Kamali, 2007. Hasil Belajar Keterampilan Kognitif
Fisika Melalui Pendekatan CTL (Contextual
Kesimpulan dan Saran Teaching and Learning) pada Siswa Kelas
XI Pangkalan Lesung Kabupaten
Berdasarkan hasil analisis data dalam Pelelawan. FKIP UNRI, Pekanbaru.
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Muslich, M., 2007, KTSP Pembelajaran Berbasis
pembelajaran melalui penerapan pendekatan Kompetensi dan Konstektual. Bumi Akasara,
pada aspek kognitif yang dikembangkan Jakarta.
adalah efektif untuk pembelajaran materi Sanjaya, W., 2008. Strategi Pembelajaran
pokok usaha dan energi pada siswa kelas XI Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
SMAN 1 Ukui dengan kategori efektivitas Kenca Prenada Media Group, Jakarta.
Sudjana, 2005. Metode dan Teknik Pembelajaran.
tinggi. Hal ini ditandai dengan tercapainya
Falah Production, Bandung.
ketuntasan materi (85,7%) maupun ketuntasan Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan.
belajar siswa klasikal (94,7%). Alfabeta, Cetakan ke 6, Jakarta.
Sehubungan dengan kesimpulan hasil
penelitian di atas, maka penulis menyarankan:

You might also like