Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

PERBANDINGAN PENGOLESAN EDIBLE COATING

TERHADAP KETAHANAN WARNA BASIS


RESIN AKRILIK GIGI TIRUAN

NASKAH PUBLIKASI

Disusun untuk dipublikasikan pada jurnal ilmiah


Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Diajukan Oleh :
Rindra Aji Widhiya Putra
J520110054

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
COMPARISON OF EDIBLE COATING BASTING TOWARDS
COLOUR RESISTANCE IN ACRYLIC RESIN
BASE OF DENTURE

Rindra Aji Widhiya Putra1, Noor Hafida W2, Nilasary Rochmanita2


1. Student of Dentistry Faculty, Muhammadiyah University of Surakarta
2. Lecturer of Dentistry Faculty, Muhammadiyah University of Surakarta

ABSTRACT

Acrylic resin (Polymethyl Methacrylate) is used as the base material on


the denture. Acrylic resin as a base material has the disadvantage which can
absorb oral fluids that can cause discoloration. Prevention of absorption of oral
fluids that can affect the durability of color in acrylic resin base can be overcame
by applying edible coating. Edible coatings are food coatings that can be
consumed by products overlaid. The purpose of this study was to determine colour
durabilits differences in acrylic resin base which was coated by edible coating
and not coated.
This study was an experimental research laboratory. The study used 32
samples of heat cured acrylic resin shaped plate with a size of 20 mm x 20mm x
2mm samples were divided into two groups. The first group was coated by edible
coating and the second group was not coated by edible coating. Furthermore, the
two groups were immersed in the colored liquid for 18 days and measured wave
numbers of two groups ware measured by FTIR spectrophotometer instrument.
The result of the Independent Sample T-Test showed the value of P =
0.000 (P <0.000). So it can be concluded that there was a difference in color
between acrylic resin base which was smeared by edible coating and not coated.

Key Word : Acrylic resin (Polimetil Metakrilat) heat cured, edible coating,
FTIR spektrofotometer.

PERBANDINGAN PENGOLESAN EDIBLE COATING


TERHADAP KETAHANAN WARNA BASIS
RESIN AKRILIK GIGI TIRUAN

Rindra Aji Widhiya Putra1, Noor Hafida W2, Nilasary Rochmanita2


1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

INTISARI

Resin akrilik (Polimetil Metakrilat) adalah bahan yang digunakan sebagai


basis pada gigi tiruan. Resin akrilik sebagai bahan basis memiliki kelemahan yaitu
dapat menyerap cairan rongga mulut sehingga dapat menyebabkan perubahan
warna. Pencegahan penyerapan cairan rongga mulut yang mampu mempengaruhi
ketahanan warna pada basis resin akrilik dapat diatasi dengan mengaplikasikan
edible coating. Edible coating merupakan bahan pelapis makanan yang dapat
dikonsumsi dengan produk yang dilapisinya. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui perbedaan basis resin akrilik yang dilapisi dengan edible
coating dan tidak dilapisi dengan edible coating terhadap ketahanan warna.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris. Penelitian
menggunakan sampel resin akrilik heat cured berbentuk plat dengan ukuran 20
mm X 20mm X 2mm sebanyak 32 sampel yang dibagi menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama dilapisi dengan edible coating dan kelompok kedua tidak
dilapisi dengan edible coating. Selanjutnya kedua kelompok tersebut direndam di
dalam cairan berwarna selama 18 hari dan dilakukan pengukuran bilangan
gelombang dengan alat Spektrofotometer FTIR.
Hasil uji Independent Sample T-Test menunjukkan nilai P=0,000
(P<0,000) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan ketahanan
warna antara basis resin akrilik yang dilapisi dengan edible coating dengan basis
resin akrilik yang tidak dilapisi dengan edible coating.

Kata kunci : Resin akrilik (Polimetil Metakrilat) heat cured, edible coating,
spektrofotometer FTIR.

PENDAHULUAN Penyerapan cairan rongga


Saat ini kebutuhan masyarakat mulut pada basis resin akrilik gigi
terhadap perawatan kesehatan gigi dan tiruan merupakan faktor penyebab
mulut semakin meningkat, salah perubahan warna pada basis resin
satunya adalah pembuatan gigi tiruan. akrilik.4 Perubahan warna pada basis
Gigi tiruan merupakan protesa yang resin akrilik gigi tiruan yang
menggantikan gigi yang hilang. Dalam disebabkan oleh penyerapan cairan
pembuatan gigi tiruan bahan basis gigi rongga mulut dapat terjadi akibat
tiruan yang masih sering dipakai adalah makanan dan minuman yang
resin akrilik polimetil metakrilat jenis dikonsumsi oleh pengguna gigi tiruan
heat cured.1 misalnya teh, kopi dan minuman yang
Pemilihan resin akrilik sebagai mengandung cola sehingga warna basis
bahan basis gigi tiruan dikarenakan gigi tiruan cenderung berubah warna
resin akrilik memiliki kelebihan yaitu menjadi gelap.5 Perubahan warna ini
warnanya harmonis dengan jaringan dikarenakan basis resin akrilik
sekitarnya, relatif ringan, teknik polimetil metakrilat memiliki struktur
pembuatan dan pemolesannya mudah, non kristal dengan energi internal yang
dan harganya murah. Resin akrilik juga tinggi sehingga menyebabkan basis
mempunyai beberapa kelemahan yaitu resin akrilik polimetil metakrilat
penghantar termis yang buruk, mudah cenderung menyerap cairan rongga
terjadi abrasi pada saat pembersihan mulut atau yang disebut dengan proses
atau pemakaian, menyerap cairan imbibisi pada basis resin akrilik.2
mulut yang dapat menyebabkan Masalah penyerapan cairan
perubahan warna dan mudah terjadi dapat diatasi dengan memberikan
penempelan kalkulus dan deposit yang pelapis berbahan polimer. Polimer
juga dapat menyebabkan perubahan adalah gabungan dari senyawa-
warna.3 senyawa monomer. Berdasarkan
klasifikasinya polimer dibagi menjadi mekanis dengan mengurangi transmisi
polimer alam dan sintetis. Polimer alam uap air, aroma dan lemak dari bahan
terdiri dari protein, selulosa, glikogen, makanan yang dikemas.10
karet alam, wol dan sutra. Polimer
sintetis terdiri dari plastik METODE PENELITIAN
polietilentereftalat, plastik polietilena Jenis penelitian ini adalah
dan polivinil clorida.6 eksperimental murni. Penelitian ini
Beberapa tahun terahkir ini menggunakan sampel berupa plat resin
polimer alam lebih banyak digunakan akrilik dengan ukuran 20mm x 20mm x
sebagai pengganti polimer sintetis, hal 2mm dengan jumlah 32 yang dibagi
ini dikarenakan polimer alam memiliki menjadi dua kelompok masing-masing
kelebihan berupa sifat biocompatible kelompok 16 plat resin akrilik.
dan biodegradible yang lebih baik Pembuatan sampel diawali
dibanding polimer sintetis.7 dengan mengaduk gips dan air dengan
Penggunaan polimer alam perbandingan 3 : 1 pada ruber bowl
sebagai bahan pelapis dapat ditemui dengan menggunakan spatula plastik
pada edible coating. Edible coating sampai homogen, kemudian
merupakan bahan pelapis makanan dimasukkan ke dalam kuvet.
berbentuk tipis dengan ketebalan 0,35 Mengguncangkan kuvet supaya adonan
mm yang dapat dikonsumsi dengan gips merata dan tidak terdapat rongga
produk yang dikemas, selain itu edible di dalam gips. Membentuk Model
coating dapat digunakan sebagai malam menjadi segi empat dengan
penghambat transfer massa (misalnya ukuran 20 mm x 20 mm dengan
kelembaban, oksigen, lemak dan zat ketebalan 2 mm kemudian diletakkan
terlarut lainnya), sebagai carrier bahan di atas adonan gips tersebut dengan
makanan atau aditif dan untuk posisi mendatar dan rata dengan
meningkatkan ketahanan makanan. permukaan gips. Setelah gips dalam
Edible coating sendiri dapat terbuat kuvet tersebut mengeras, gips dan
dari bahan hidrokoloid (alginat, malam diolesi dengan vaselin.
karaginan, pati), lipid (lilin/wax, asam Pembuatan kontra dilakukan dengan
lemak), dan komposit yang merupakan meletakkan kontra kuvet diatas kuvet
gabungan dari bahan hidrokoloid dan yang telah diisi gips. Memastikan
lipid.8 kontra kuvet sudah terpasang dan tidak
Bahan pelapis edible coating terdapat jarak antara kuvet dengan
lebih dapat diterima oleh masyarakat kontra, menuang adonan gips yang
dibandingkan dengan pelapis dengan telah dimanipulasi dengan
bahan polimer sintetis. Kelebihan dari perbandingan yang sama yaitu 3 : 1
bahan tersebut yaitu memiliki sampai seluruh kuvet terisi penuh.
kemampuan antimikroba dan Menutup kuvet dan menempatkannya
antioksidan. Edible coating dapat ke dalam alat penekan kemudian
digunakan sebagai penghambat laju tekanan diaplikasikan hingga kedua
difusi cairan dengan cara melapiskan kuvet disatukan dengan rapat dan di
edible coating pada permukaan bahan tunggu hingga gips mengeras.2
yang akan dilapisi.9 Selain sebagai Apabila gips sudah mengeras
penghambat laju difusi, edible coating dilakukan boiling out dimulai dengan
juga melindungi produk dari kerusakan memasukkan kuvet yang berisi gips
yang telah mengeras ke dalam tungku menarik secara cepat dan
berisi air mendidih. Malam dalam gips berkelanjutan. Lembaran celophan
akan keluar, hal ini ditandai dengan yang baru ditempatkan diantara kuvet
permukaan air yang berwarna merah dan dilakukan pemberian tekanan
dan terdapat lapisan minyak di secara perlahan. Tekanan kembali
permukaan air. Memastikan malam dilakukan hingga kedua kuvet dapat
yang berada di dalam cetakan gips disatukan. Tindakan tersebut diulang
sudah bersih. Mengangkat kuvet dan hingga tidak terdapat kelebihan bahan
menunggu hingga suhu kuvet sesuai (flash). Apabila kelebihan bahan (flash)
dengan suhu ruangan.2 sudah tidak ada, lembaran celophan
Kuvet hasil boiling out yang dilepas dan kuvet ditekan secara
sudah dingin kemudian dibuat kanal perlahan dengan alat penekan.2
dibawah mould space sebagai tempat Perebusan dilakukan dengan
keluarnya kelebihan resin akrilik, cara memasukkan kuvet ke dalam
mengolesi cetakan gips dengan bahan tungku yang berisi air dengan suhu
separasi Could Mould Seal (CMS) ruang 37oC sampai seluruh kuvet
(Tricodent, Inggris) sampai rata dan terendam yang selanjutnya dipanaskan
menunggu sampai hasil olesan sampai suhu 74OC selama 2 jam dan
mengering. Bahan resin akrilik heat dilanjutkan pada suhu 100OC selama 1
cured merk ADM (Tricodent, Inggris) jam. Mengontrol suhu air dengan cara
dengan perbandingan bubuk dan cairan memasukkan termometer secara
adalah 3 : 1, sesuai dengan petunjuk bersamaan dengan waktu memasukkan
pabrik dimasukkan ke dalam pot kuvet. Menunggu suhu kuvet sesuai
porselen. Mengaduk dengan dengan suhu ruang kemudian
menggunakan spatula stainless steel mengangkat kuvet dan mengeluarkan
sebanyak 60 kali dalam 1 menit selama resin akrilik dari cetakan.2
7 menit. Menutup pot porselen dan Setelah akrilik dikeluarkan dari
mengguncangkan selama 3 menit cetakan dilakukan finishing dan
sampai adonan mencapai fase dought. polishing dengan cara kelebihan resin
Setelah adonan mencapai fase dought akrilik dihilangkan dengan
(adonan tidak seperti benang dan tidak menggunakan bur Arkansas Stone.
lagi melekat pada spatula atau cawan), Menghaluskan dengan amplas kasar
memasukkan adonan ke dalam cetakan dan halus. Membasahi pumice dan
gips dan pada permukaannya dilapisi mengoleskan pada bur polish yang
dengan celophan.2 selanjutnya diaplikasikan pada seluruh
Kuvet ditempatkan dalam alat permukaan resin akilik hingga seluruh
penekan dan tekanan diaplikasikan. permukaan halus. Menggosok resin
Pemberian tekanan dilakukan secara akrilik dengan kain wol atau kain flanel
perlahan supaya resin akrilik mengalir sampai seluruh permukaan mengkilat.2
ke seluruh rongga dari kuvet. Pembuatan edible coating
Kelebihan bahan kemudian dibuang dilakukan dengan memanaskan 1 L
dengan menggunakan crownmess. aquades pada gelas beker yang
Pemberian tekanan dilakukan lagi diletakkan pada hot plate sampai suhu
hingga kedua kuvet dapat disatukan. 80oC dan mengontrol suhu dengan
Kuvet dibuka, kemudian lembaran menggunakan termometer.
celophan dipisahkan dengan cara Menambahkan CMC 2 gr sedikit demi
sedikit dan mengaduk dengan mengunakan sinar infrared.
menggunakan stirrer selama 3 menit Pengukuran bilangan gelombang
pada suhu 80oC. Menambahkan dilakukan pada masing-masing sampel.
tepung karagenan 20 gr sedikit demi Bilangan gelombang pada setiap
sedikit dan mengaduknya selama 3 sampel diperoleh dengan menggunakan
menit pada suhu 80 oC. prinsip kerja dari spektrofotometer
Menambhakan gliserol 5 ml mengaduk FTIR.
sampai homogen selama 1 menit Analisa data dilakukan dengan
pada suhu 80oC. Menambahkan cara Data kuantitatif yang diperoleh
kalium sorbat 5 gr dan mengaduk kemudian diolah dengan menggunakan
selama 1 menit pada suhu 80oC. Statistical Product and Service
Menambahkan asam stearat sebanyak 5 Solution (SPSS) for Windows. Pertama
gr dengan tetap diaduk sampai data diuji normalitas untuk mengetahui
homogen selama 6 menit pada suhu distribusi data normal atau tidak
80oC.13 dengan mengunakan uji Shapiro-Wilk.
Pembuatan larutan berwarna Data tidak terdistribusi normal maka
yang akan digunakan untuk data dilakukan transformasi, apabila
perendaman resin akrilik dengan data hasil transformasi tidak
menggunakan 1 L air yang terdistribusi normal maka dilakukan
dicampurkan dengan zat pewarna analisa data dengan mengunakan uji
makanan berwarna hitam kemudian Mann Withney akan tetapi apabila data
dilakukan pengadukan sampai hasil transformasi terdistribusi normal
homogen. Selanjutnya memasukkan maka data dilakukan uji Independent
larutan warna ke dalam dua gelas baker Sample T-Test dengan taraf signifikansi
sebagai tempat perendaman resin atau derajat kepercayaan 95% ( =
akrilik.14 0,05).
Resin akrilik yang telah
diproses dibagi menjadi dua kelompok HASIL PENELITIAN
yang masing-masing terdiri dari 16 Penelitian dengan judul
sampel. Kelompok 1 : terdiri dari 16 Perbandingan Pengolesan Edible
sampel yang telah dilapisi dengan Coating Terhadap Ketahanan Warna
edible coating menggunakan kuas Basis Resin Akrilik Gigi Tiruan telah
ukuran 2 cm. Selanjutnya ditunggu dilaksanakan dan diperoleh data
sampai bahan pelapis melekat dan sebagai berikut.
kering. Merendam sampel ke dalam
larutan berwarna selama 18 hari. Tabel I. Data rerata bilangan
Kelompok 2 : sebagai kontrol terdiri gelombang plat resin akrilik.
dari 16 sampel yang tidak dilapisi
dengan edible coating yang selanjutnya N Bilangan
direndam dalam larutan berwarna Kelompok Gelombang
selama 18 hari. (cm-1)
Pengukuran dilakukan dengan ( )
menggunakan alat Spectrometer FTIR Dilapisi 16 3445,06
dengan cara meletakkan lempeng Edible
akrilik pada meja Spectrometer FTIR Coating
dan dilakukan penembakkan dengan Tanpa 16 3450,87
Dilapisi (Sig.) (Sig.)
Edible Hasil variansi ,734 ,000
Coating data
Keterangan : Hasil variansi ,000
N : Jumlah sampel data yang tidak
( ) :(Mean) dianggap sama
Tabel III. menunjukkan nilai p
Tabel I. menunjukkan nilai pada kolom hasil uji Levene Test 0,734
rerata bilangan gelombang kelompok (p > 0,05). Hal ini berarti variansi data
basis resin akrilik yang dilapisi dengan antara kedua kelompok sama. Hasil uji
edible coating lebih kecil dibandingkan Independent Sample T-Test
dengan nilai rerata bilangan gelombang menunjukkan nilai 0,000 (p < 0,05),
basis resin akrilik yang tidak diapisi yang berarti bahwa terdapat perbedaan
dengan edible coating. Selanjutnya nilai bilangan gelombang antara
dilakukan uji normalitas data dengan kelompok basis resin akrilik yang
menggunakan uji Shapiro-Wilk. dilapisi dengan edible coating dengan
kelompok basis resin akrilik yang tidak
Tabel II. Hasil Uji Shapiro-Wilk. dilapisi dengan edible coating,
Kelompok Sig. sehingga dapat disimpulkan bahwa
basis resin akrilik yang dilapisi dengan
Dilapisi Edible ,452
edible coating memiliki ketahanan
Coating
warna yang lebih baik dibandingkan
Tanpa Dilapisi ,572
dengan basis resin akrilik yang tidak
Edible Coating
dilapisi dengan edible coating.
Tabel II. menunjukkan nilai p
PEMBAHASAN
pada kelompok yang dilapisi dengan Hasil penelitian menunjukkan
edible coating adalah 0,452 (p > 0,05)
adanya perbedaan rerata pada
dan pada kelompok yang tidak dilapisi
kelompok data yang dilapisi dengan
dengan edible coating adalah 0,572 (p
edible coating dengan kelompok yang
> 0,05). Hal ini dapat disimpulkan tidak dilapisi dengan edible coating.
bahwa data yang terdapat pada keduaMasing masing kelompok
kelompok berdistribusi normal. Setelah
menunjukkan nilai rerata sebesar
didapatkan data berdistribusi normal
3445,06 cm-1 dan 3450,87 cm-1.
dilanjutkan dengan uji Independent Pengukuran perbedaan ketahanan
Sample T-Test untuk mengetahui warna dilakukan dengan
perbandingan ketahanan warna pada spektrofotometer FTIR. Prinsip kerja
basis resin akrilik yang hasilnya dapat
spektrofotometer FTIR adalah apabila
dilihat pada tabel. III berikut ini.
intensitas cahaya yang mampu
diteruskan oleh sampel besar maka
Tabel III. Hasil Uji Independent
bilangan gelombang yang diperoleh
Sample T-Test.
kecil sehingga stabilitas warna baik,
Hasil Hasil uji begitu juga sebaliknya apabila
uji Independent intensitas cahaya yang dapat diteruskan
Levene Sample T- oleh sampel kecil maka bilangan
Test Test
gelombang yang di dapat besar dikarenakan cairan akan terserap
sehingga stabilitas warna buruk. melalui proses difusi sehingga terjadi
Besarnya intensitas cahaya perubahan ketahanan warna pada basis
yang dapat diteruskan oleh basis resin resin akrilik. Penyerapan cairan yang
akrilik dipengaruhi oleh penyerapan terjadi melalui proses difusi disebabkan
cairan warna pada basis resin akrilik. oleh struktur non kristal dengan energi
Penyerapan cairan warna pada basis internal tinggi yang dimiliki oleh basis
resin akrilik dapat menyebabkan basis resin akrilik.2
resin akrilik menjadi pekat, sehingga Perbedaan ketahanan warna
semakin pekat basis resin akrilik maka pada basis resin akrilik yang tidak
intensitas cahaya yang dapat diteruskan dilapisi dengan edible coating juga
oleh basis resin akrilik semakin sedikit dapat terjadi karena monomer sisa yang
dikarenakan sebagian intensitas cahaya terkandung pada basis resin akrilik
dipantulkan kembali oleh basis resin setelah manipulasi basis resin akrilik.
akrilik.15 Monomer sisa ini dapat menyebabkan
Intensitas cahaya berkebalikan terjadinya ikatan antara cairan
dengan bilangan gelombang, semakin berwarna dengan basis resin akrilik.17
tinggi intensitas cahaya maka bilangan Ketahanan warna pada basis
gelombang yang diperoleh semakin resin akrilik yang dilapisi dengan
kecil begitu juga sebaliknya semakin edible coating lebih baik dibandingkan
rendah intensitas cahaya maka nilai dengan ketahanan warna pada basis
bilangan gelombangnya semakin resin akrilik yang tidak dilapisi dengan
besar.16 Berdasarkan prinsip kerja edible coating dikarenakan edible
spektrofotometer FTIR tersebut dapat coating membentuk suatu lapisan yang
disimpulkan bahwa resin akrilik yang dapat berfungsi sebagai barier terhadap
dilapisi dengan edible coating memiliki transfer massa.8
ketahanan warna yang lebih baik dari Barier yang dihasilkan oleh
pada resin akrilik yang tidak dilapisi lapisan edible coating dapat
dengan edible coating. menghambat terjadinya penyerapan
Basis resin akrilik yang tidak cairan yang disebabkan oleh energi
dilapisi dengan edible coating memiliki internal dari basis resin akrilik
ketahanan warna yang kurang sehingga tidak terjadi penyerapan
dibandingkan dengan basis resin akrilik cairan berwarna yang akan
yang dilapisi dengan edible coating. berpengaruh terhadap ketahanan warna.
Hal ini disebabkan karena basis resin Edible coating memiliki sifat proteksi
akrilik yang tidak dilapisi dengan terhadap perpindahan cairan.10 Sifat
edible coating terjadi penyerapan proteksi tersebut dapat menghambat
cairan warna yang menyebabkan terjadinya ikatan antara monomer sisa
terjadinya perbedaan ketahanan warna. basis resin akrilik dengan cairan
Sifat alami yang dimiliki basis resin berwarna sehingga terjadi perbedaan
akrilik yaitu penyerapan cairan yang ketahanan warna antara basis resin
berpengaruh pada perbedaan ketahanan akrilik yang dilapisi dengan edible
warna tersebut. Basis resin akrilik coating dengan basis resin akrilik yang
memiliki kecenderungan menyerap tidak dilapisi dengan edible coating.
cairan apabila ditempatkan pada Pengaplikasian edible coating
lingkungan yang basah, hal ini dengan cara dioles berpengaruh
terhadap penyerapan cairan berwarna Hipoklorit dan Klorhexidin. Maj.
ini. Cara pengolesan membuat edible Ked. Gigi (Dent. J).Vol. 38 Hal
coating merata ke seluruh permukaan 36-38
basis resin akrilik, sehingga edible 6. Sutrisna, N., 2007. Cerdas Belajar
coating dapat menempati daerah porus Kimia untuk Kelas XII Sekolah
pada basis resin akrilik dan tidak Menengah Atas/Madrasah Aliyah
menyebabkan penyerapan cairan Program Ilmu Pengetahuan Alam.
berwarna melalui daerah porus Bandung: Grafindo Media
tersebut.11 Pratama.
Dari pembahasan diatas dapat 7. Girindra, A. 1990. Biokimia I.
disimpulkan bahwa Terdapat Jakarta: PT Gramedia
perbedaan ketahanan warna antara 8. Prasetyaningrum, A. Rokhati, N.
basis resin akrilik yang dilapisi edible Kinasih, D.N. Novia, F.D. 2010.
coating dan basis resin akrilik yang Karakterisasi Bioactive Edible
tidak dilapisi edible coating. Terdapat Film dari Komposit Alginat dan
perbedaan ketahanan warna dimana Lilin Lebah sebagai Bahan
basis resin akrilik yang dilapisi edible Pengemas Makanan
coating memiliki ketahanan warna Biodigradible. Seminar Rekayasa
yang lebih baik dibandingkan dengan Kimia dan Proses 2010
basis resin akrilik yang tidak dilapisi 9. Haryanti, D.T. 2013. Pengaruh
edible coating. Lama Perendaman Basis Gigi
Tiruan Resin Akrilik Dalam Kuah
DAFTAR PUSTAKA Pempek Terhadap Perubahan
1. Saravi, E. Vodjani, M. Bahrani, F. Warna. Skripsi. Hal 3
2012. Evaluation of Cellular 10. Alsuhendra. Ridawati. Santoso,
Toxicity of Three Denture Base A.I. 2010. Pengaruh Penggunaan
Acrylic Resins. Dent. J. Vol. 9 Edible Coating Terhadap Susut
No. 4 Hal. 183-184 Bobot, pH, dan Karakteristik
2. Annusavice, K.J. 2003. Buku Ajar Organoleptik Buah Potong pada
Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Edisi Penyajian Hidangan Dessert.
10. Jakarta: EGC. Hal. 178-216 Jakarta: Fakultas Teknik.
3. Gunadi, H.A. Burhan, L.K. Universitas Negeri Jakarta
Suryatenggara, F. Margo, A. 11. Embuscado, M.E. and Huber, K.C.
Setiabudi, I. 2012. Ilmu Geligi 2009. Edible Films and Coatings
Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid 1. for Food Aplications. New York:
Jakarta: EGC Springer Science and Business
4. Singh, and Priyaki. 2012. Effect Media
of Tea, Coffee and Turmeric 12. Estiningtyas, H.R. 2010. Aplikasi
Solutions on the Colour of Denture Edible Film Maizena dengan
Base Acrylic Resin: An In Vitro Penambahan Ekstrak Jahe sebagai
Study. Pros. J. Vol. 12 No. 3 Hal. Antioksidan Alami pada Coating
152 Sosis Sapi. Skripsi. Hal 6-9
5. David dan Munadziroh, E. 2005. 13. Warsiki, E. dan Wahyono, C.D.
Perubahan Warna Lempeng 2012. Pembuatan Label/Film
Akrilik yang Direndam dalam Indikator Warna dengan Pewarna
Larutan Desinfektan Sodium
Alami dan Sintetis. Agroindustri
Jurnal. Vol. 1 No. 2 Hal. 83.
14. Fajarni, Sri. 2010. Pengaruh
Minum Teh Terhadap Stabilitas
Warna Bahan Basis Gigi Tiruan
Resin Akrilik Polimerisasi Panas
dan Nilon Thermoplastik. Skripsi.
Hal 22-23
15. Silverstein, R.M, Bassler, G.C,
Morrill, T.C. 1991. Spectrometric
identification of organic
compounds (Fifth Edition). New
York: John Wiley and Son Ltd
16. Duymus, Z.Y., Yanikoglu, N.,
Arika, M. 2010. Evaluation of
Colour Changed of Acrylic Resin
Materials in the Different
Solutions. Asian. Cham. J. Vol.
22, No. 9 Hal 6675

You might also like