Professional Documents
Culture Documents
Laporan Praktikum Kimia Organik Iih
Laporan Praktikum Kimia Organik Iih
ANILIN
Disusun oleh :
KP- F/F16
Monika Puspitasari 110116428 (31)
TAHUN 2017-2018
I. PUSTAKA
II. PROSEDUR
Sumber : Wibout, J.P, Practikum der organische Chemic, Vijfde druc, J.B waiters vitgevers
maatschappij, N.V Groningen, 1950, Jakarta.
Aromatische Aminen
De reactie wordt uitgevoerd in een rondbodemmkdf van 2L, die voorzien is van een
kurk, wearin een stijgbuis van ongeveer 1 cm diameter steekt. Men brengt in de kolt 31 gram
(1/4 md) nitrobenzene en 35 gram ijer heiraan wordt langzaam 135 cm 2 25% zautzuur
toegevoegd en wel zo, dat men eerst het tiende deel van deze hoeveelheid in de kolf giet, dan
de kolf met de stijgbuis verbindt en omschudt. De reactive treedt in onder
warmteontwikkeling, we droogt zorg (door de kolf met water te koelen) dat de reactie niet te
hoftog wordt, man voegt dan in kleire porties de rest van het zoutzuurtoe, terwijl men de kolf
steeds omschudt en de reactie rustig doet verlopen. Als al het zout zuur is toege vaegd, verhit
men de kolf nog een uur op het waterbad.
Na afloop der reactie (de geur van nitrobenzeen is dan met meer waar te nemen)
voegt man ongeveer 50 cm3 water toe en zoveel sterke natronloog (langzamerhand, opdat het
mengsel niet te warm worrdt), dat de vloeistot sterk alkalisch reageert. De inhoud van de kolf
wordt nu aan destillatie met stoom onder worpen, waar bij het gevormde aniline met water
over destilleert.
Als het destilaat niet meer troebel duch waterhekter is, is the destillatie afgelopon.
Met voegt aan het destillaat zoveelgepoederd keakenzourt toe, als na goed omschudden nog,
oplost en schudt de vloelstuf in een scheitrechter tweenmaalmet aether uit. De aetherische
oplossing wordt gedrougd buven een paar stukjes vaste kali, gefiltreed en de aether op een
waterbad afgedestilleerd. Daarna zuivert mende, al seen heldergele olie in the kolf
achtergebleven, aniline door destillatie (kookpunt 184o). Reacties op aniline:
1. chloorkalk reaction. Een weinig aniline wordt met water geschud; door filtrate door
een nat filter scheidt men de waterige oplossing van het onop gelost gebleven aniline.
Bu dit filtraat voegt men een weinig van een heldere, vers bereide
chloorkalkoplossing (venkregen door chloorkalk met koud water te schudden en
daarna te filteren). Er ontstaat een intens blauwviolette kleur. Deze reactie is zeer
gevoelig en specifiek voor aniline o-en m toluidine geven een veel zwakhere en
weignig karakteristieke verkleuring met een chloorkalk oplossing. Zaiten van aniline
geven de chloorkalk-reactie niet.
2. tribroomaniline. Als mn bijeen verdunde oplossing van een anilinezout broom water
voegt, ontstaat een wit neerslagvan 2,4,6 tribroomanioline (smeltpunt 19o).
3. aniline wart reactie. Een paar druppels aniline worden in verdundzwavelzuur
opgelost, men voegt een kaliumbrchromaat toevoegt. Er zet zich een zwart neerslagaf.
4. isocarbonitril reactie. Een druppel aniline wordt met een druppel chloroform en wat
alkoholische loog zacht verwarmd; men herkent de vorming van een isocarbonitril
aan de karakteristieke, onaangename. Zie voor kleurreacties op andere aromatisch
aminen schoorl organische analyse III, 42-45 (1941)
III. DASAR TEORI
Pembuatan Anilin
1. Aminasi Chlorobenzen
Pada proses aminasi chlorobenzen menggunakan zat pereaksi amoniak cair, dalam fasa
cair dengan katalis Tembaga Oxide dipanaskan akan menghasilkan 85 - 90 % anilin.
Sedangkan katalis yang aktif untuk reaksi ini adalah Tembaga Khlorid yang terbentuk dari
hasil reaksi samping ammonium khlorid dengan Tembaga Oxide. Mula - mula amoniak
cair dimasukkan ke dalam mixer dan pada saat bersamaan chlorobenzen dimasukkan pula,
tekanan di dalam mixer adalah 200 atm. Dari mixer campuran chlorobenzen dengan
amoniak dilewatkan ke preheater kemudian masuk ke reaktor dengan suhu reaksi 235 C
dan tekanan 200 atm. Pada reaksi ini ammonia cair yang digunakan adalah berlebihan.
Dengan menggunakan katalis tertentu, reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
C6H5Cl + 2 NH3 ===> C6H5NH2 + NH4Cl
Pada proses aminasi chlorobenzen, hasil yang diperoleh berupa nitro anilin dengan yield
yang dihasilkan adalah 96 % .
2. Reduksi Nitrobenzen
a. Reduksi fasa cair
Untuk fasa cair, nitrobenzen direduksi dengan hidrogen dalam suasana asam
( HCl ) serta adanya iron boring, dengan suhu sekitar 135 - 170 C dan tekanan antara
50 - 500 atm, dimana asam ini akan mengikat oksigen sehingga akan terbentuk air,
dengan bantuan katalis Fe2O3 reaksinya sebagai berikut :
4 C6H5NO2 + 11 H2 ===> 4 C6H5NH2 + 8 H2O
Proses reduksi dalam fasa cair sudah tidak digunakan lagi karena tekanan yang
digunakan tinggi sehingga kurang effisien dari segi ekonomis dan teknis. Yield yang
dihasilkan adalah 95 %.
b. Reduksi fasa gas
Proses pembuatan anilin dari reduksi nitrobenzen dalam fasa gas, sebagai
pereduksi adalah gas hidrogen dan untuk mempercepat reaksi dibantu dengan
katalisator Nikel Oksid, reaksinya sebagai berikut :
C6H5NO2 + 3 H2 ===> C6H5NH2 + 2H2O
Pada proses reduksi fasa gas dengan suhu didalam reaktor sekitar 275 - 350 C
dan tekanan 1,4 atm, reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermis karena
mengeluarkan panas. Yield yang dihasilkan pada prosese ini adalah 98 % dan
kemurnian dari hasil ( anilin ) yang tinggi ini ( 99 % ) mengakibatkan anilin dari segi
komersial dapat digunakan.
Nitrobenzena
IV. TUJUAN
1. Menjelaskan cara melakukan reduksi nitrobenzena menjadi anilin.
2. Menjelaskan proses destilasi uap.
3. Menjelaskan proses salting out.
4. Terampil cara penanganan eter sebagai pelarut pengekstrasi.
V. BAHAN DAN ALAT
Bahan :
1. Nitrobenzena 31 g
2. Serbuk Fe 35 g
3. HCl 25% 135 ml
4. NaOH q.s.
5. NaCl q.s.
6. Eter q.s
Alat :
1. Keteluap
2. Labu alas bulat
3. Labu Erlenmeyer berukuran
4. Gelasukur
5. Spot ball
6. Cawan porselin
7. Gelas arloji
8. Corong kecil
9. Pendingin udara
10. Pipa pengaman
11. Pipa bengkok
12. Corong pisah
13. Pendingin Liebig
14. Termometer
15. Adaptor
VI. MEKANISME REAKSI
Mekanisme reaksi sintesis anilin sederhana :
VII. SKEMA KERJA
Bila HCl sudah habis.Labu dipanaskan pada tangas air selama 1 jam sampai
reaksi selesai (dapat diketahui dengan test)
Test:
Ambil sedikit sampel ,dilarutkan dalam HCl
encer maka larutan harus jernih
Tidak ada lagi bau nitrobenzena
Anilin dipisahkan dari airnya dengan corong pisah, sisa yang terlarut air
ditambhakan 20 g serbuk NaCl untuk tiap 100 ml destilat,dikocok kuat agar NaCl
larut
Anilin ditarik dengan pengocokan eter 2 kali dalam corong pisah(tiap kali dipakai
20 ml eter)
HCl 25% berfungsi sebagai katalis reaksi dan menciptakan suasana asam yang
diharapkan dalam dalam reaksi, bila suasana dalam reaksi netral bukan anilin yang
terbentuk melainkan N-fenil hidroksiamin, sedangkan bila dalam suasana basa hasil dari
anilin sedikit dan produk samping yang dihasilkan lebih banyak jadi tidak efektif. Dalam
penambahan HCl 25% pun harus diperhatikan selain dilakukan dilemari asam karena uap
nitrobenzena yang beracun dan HCl 25% mudah menguap, penambahannya harus
HCl25% ke dalam larutan nitrobenzene bukan sebaliknya karena jika dalam labu sudah
terdapat HCl baru ditambahkan nitrobenzena maka HCl nya akan bereaksi semua , dan
itu dapat menimbulkan reaksi eksoterm berlebih (sangat panas) dan bumping.
Dipilih katalis HCl 25%, kenapa bukan HCl encer, HCl pekat atau pun H 2SO4 ,
karena bila menggunakan HCl encer makaakan dihasilkan banyak hasil samping terutama
air, dan bila menggunakan HCl pekat akan terjadi ledakan saat zat di campur karena
konsentrasi katalis terlalu pekat, bila menggunakan H2SO4 reaksinya tidak sesuai yang
diharapkan, karena untuk membuat anilin reaksi redoks membutuhkan H + dari HCl bila
digunakan H2SO4 maka akan ada 2H+
X. KESIMPULAN
Pembuatan anilin dengan menggunakan Fe dan HCl sebagai reduktor akan
membentuk banyak asetamin. Proses destilasi uap digunakan untuk mendestilasi cairan
yang memiliki tekanan uap yang tinggi. Titik didih destilasi sederhana hingga 180-184C.
Untuk menarik anilin keluar dari air, digunakan prinsip salting out. Labu alas bulat
didiamkan di lemari asam hingga reaksi selesai atau terbentuk N-fenil hidroksia amin.
Pemasangan alat yang tepat akan membantu jalannya destilasi sehingga menghasilkan
anilin yang maksimal
XI. DISKUSI
1. Kenapa yang dipakai harus HCl 25% ?
saat pengambilan HCl haruslah HCl 25%, apabila yang diambil HCl pekat =HCl 38%
maka akan meledak
2. Mengapa penambahan eter perlu dilakukan 2x ?
Dilakukan 2x agar diharapkan lebih banyak anilin yang terekstraksi daripada
dilakukan 1x
3. Menagpa HCl ditambahkan sedikit demi sedikit?
Penambahan HCl dilakukan sedikit demi sedikit karena bersifat eksoterm
(melepaskan panas), jika dituang semua secara langsung akan menimbulkan reaksi
yang eksplosive (meledak)
4. Mengapa yang digunakan NaOH pekat bukan NaOH encer ?
Untuk menetralkan HCl 25% (cukup pekat) harus menggunakan NaOH pekat
Hasil penambahan HCl 25% ke campuran menghasilkan anilin HCL
5. Mengapa anilin berubah menjadi keruh pada udara terbuka ?
Karena anilin mudah teroksidasi pada suhu ruangan