Professional Documents
Culture Documents
BAB II Risiko Perubahan Kurs
BAB II Risiko Perubahan Kurs
BAB II Risiko Perubahan Kurs
PENDAHULUAN
Six sigma didefinisikan sebagai metodologi untuk mengelola variasi dalam suatu
proses yang menyebabakan produk rusak , yaitu produk yang mempunyai penyimpangan
yang lebih besar dari standar penyimpangan tertentu , dan secara sistematis bekerja untuk
mengelola variasi tersebut, untuk menghilangkan produk rusak tersebut.
Tujuan dari six sigma adalah untuk mengurangi variasi output dari suatu proses
tertentu, sehingga dalam jangka panjang bisa menghasilkan produk rusak kurang dari 3,
4 produk rusak per 1 juta output.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari risiko perubahan harga kurs ?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi perubahan harga kurs?
3. Bagaimana independensi bang sentral terhadap perubahan harga kurs?
4. Bagaimana eksposur terhadap perubahan harga kurs?
1.3 Tujuan
1. Agar mengetahui pengertian dari risiko perubahan harga kurs
2. Agar mengetahui apa saja faktor yang dapat mempengarhui perubahan harga kurs
3. Agar mengetahui independensi bang sentral terhadap perubahan harga kurs
4. Agar mengetahui eksposur-eksposur terhadap perubahan harga kurs
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Penjelasan :
Pada kolom kedua, disajikan situasi Rupiah melemah dari Rp. 9000/$ pada awal tahun
menjadi Rp 11000/$ pada akhir tahun. Berarti dolar mengalami apresiasi terhadap rupiah
sebesar 22,22%. Apabila dipandang dari sudut rupiah, berarti Rupiah mengalami
3
depresiasi terhadap dolar sebesar 18,18%. Sedangkan pada kolom ketiga, disajikan bahwa
pada awal tahun rupiah menguat dari Rp. 9000/$ menjadi Rp. 7000/$ pada akhir tahun.
Berarti dolar mengalami depresiasi terhadap rupiah sebesar 22.22% dan dari sudut
pandang rupiah, berarti rupiah mengalami apresiasi terhadap dolar sebesar 28.57%
et / e0 = (1+ih)t / (1+if)t
keterangan :
et = kurs pada priode t
e0 = kurs pada awal priode
ih = inflasi yang terjadi pada negara domestic (home)
if = inflasi yang terjadi pada negara asing
t = waktu
contoh :
kurs awal adalah Rp.10000$. Inflasi di Indonesia 20% dan Amerika Serikat 5%. Kurs
Rp/$ satu tahun mendatang menurut rumus di atas adalah :
e1 = 10000 (1+0,2)1/(1+0,05)1
= Rp. 11.429/$
Dari hasil ini dapat diketahui bahwa kurs di akhir tahun adalah Rp. 11.429/$ dan
berarti rupiah mengalami depresiasi terhadap Dolar ($).
2.2.2 Perbedaan Tingkat Bunga
Tingkat bunga ada 2 yaitu :
a) Tingkat bunga nominal
Yaitu tingkat bunga yang bisa diobservasi. Misalnya jika ada informasi tingkat
bunga deposito sebesar 14% perrtahun maka itu merupakan tingkat bunga
nominal. Negara yang tingkat bunga nominalnya tinggi maka mata uangnya
cendrung mengalami depresiasi. Hal ini dijelaskan melalui persamaan kondisi
paritasinternational fisher effect seperti berikut ini:
4
et / e0 = (1 + rh)t / (1 + rf)t
Keterangan :
et = kurs pada priode t
e0 = kurs pada awal priode
rh = tingkat bunga nominal di negara domestic (home)
rf = tingkat bunga nominal pada negara asing
t = waktu
Contoh :
Kurs awal adalah Rp.10000$. Inflasi di Indonesia 20% dan Amerika Serikat
5%. Kurs Rp/$ satu tahun mendatang menurut rumus di atas adalah
e1 = 10000 (1+0,2)1/(1+0,05)1
= Rp. 11.429/$
Berarti menurut prediksi international fisher effect rupiah melemah menjadi
Rp. 11.429/$
b) Tingkat bunga riil
Yaitu tingkat bunga yang tidak dapat diobservasi secara langsung. Tingkat
bunga riil berpengaruh positif terhadap nilai mata uang. Negara yang
mempunyai tingkat bunga riil biasanya mata uang negara tersebut akan cendrung
menguat karena uang akan mengalir ke negara dengan tingkat keuntungan yang
lebih tinggi. Tingkat bunga riil dapat dihitung secara tidak langsung dengan
persamaan :
(1 + R) = (1 + a) (1 + i)
Keterangan :
R = tingkat bunga nominal
a = tingkat bunga riil
i = inflasi
5
2.2.3 Independensi Bank Sentral
Independensi adalah kemampuan bertahan dari tekanan (biasanya) pemerintah yang
sedang berkuasa. Misalnya untuk mengatasi masalah pengangguran. Secara pintas
adalah dengan menambah jumlah uang yang beredar sehingga akan menimbulkan
inflasi. Jika tingkat inflasi lebih tinggi dari pada pertumbuhan ekonomi maka
pertumbuhan ekonomi riil negara tersebut akan negatif . Negara yang mempunyai bank
Sentral yang independen akan bertahan terhadap tekanan dan bisa mengendalikan inflasi
sehingga mata uang negara tersebut cendrung menguat. Sebaliknya, negara yang
mempunyai bank sentral yang kurang independen akan mudah ditekan dan mendorong
terjadi inflasi sehingga menurunkan mata uang negara tersebut.
2.2.5 Ekspektasi
Mata uang bisa dilihat sebagai sekuritas sehingga bisa digunakan sebagai alat
investasi. Pengaharapan masa mendatang cukup menentukan nilai suatu sekuritas. Jika
pengharapan terhadap suatu mata uang positif, maka mata uang negara tersebut akan
menguat dan begitu sebaliknya.
Berikut ini adalah ringkasan mengenai pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap kurs.
Pengaruh terhadap
Faktor
kurs
Inflasi tinggi Depresiasi
Tingkat bunga nominal tinggi Depresiasi
Tingkat bunga riil tinggi Apresiasi
Pertumbuhan ekonomi tinggi Apresiasi
Independensi bank sentral
Apresiasi
tinggi
6
Ekspektasi positif (negatif) Apresiasi (Depresiasi)
7
Dalam Rp. Awal tahun () Akhir tahun ()
Kurs = Rp. 80/ Kurs = Rp.100/
Kas 1.000.000 12.500 10.000
Piutang Dagang 2.000.000 25.000 20.000
Persediaan 2.000.000 25.000 20.000
Aktiva tetap 5.000.000 62.500 50.000
Total Aset 10.000.000 125.000 100.000
Hutang dagang 2.000.000 25.000 20.000
Hutang jangka panjang 2.000.000 25.000 20.000
Modal saham 6.000.000 75.000 60.000
Total pasiva 10.000.000 125.000 100.000
Total aset adalah Rp.10.000.000. Karena perusahaan ini adalah perusahaan Jepang,
maka harus dikonversikan ke dalam jepang. Misalkan pada awal tahun kurs adalah Rp
80/. Maka akan terlihat bahwa total aset 125.000 dan modal saham 75.000.
Sedangkan kurs pada akhir tahun adalah Rp.100/, maka akan terlihat bahwa total aset
turun menjadi 10.000 dan modal saham juga turun menjadi 60.000. penurunan
modal saham menunjukan perusahaan mengalami kerugian sehingga modal sahamnya
berkurang nilainya. Namun nilai ekonomis perusahaan tetap sama antara awal tahun dan
akhir tahun karena kerugian ini semata-mata disebabkan oleh perubahan kurs bukan
karena perubahan nilai ekonomis.
Misalkan harga sepeda motor tersebut adalah 100.000. jika kurs yen/Rp adalah
0.0125/Rp maka sepeda motor tersebut akan berharga Rp. 8.000.000 di Indonesia.
Apabila nilai yen menguat terhadap rupiah menjadi 0.01/Rp maka harga sepeda motor
Honda akan naik menjadi Rp.10.000.000. Karena harga sepeda motor Honda di
8
Indonesia semakin mahal, mengakibatkan penjualannya menjadi berkurang dan
menurunnya arus kas masuk Honda dari penjualan di pasar Indonesia, sedangkan Honda
tetap melakukan pengeluaran input dan tenaga kerja. Maka operasi Honda akan
terganggu karena pemasukan menjadi lebih sedikit dengan pengeluaran yang tetap sama.
9
b) Money-Market Hedge
Hedging dengan money-market instrument dapat dilakukan apabila instrument
derivatif tidak ada. Contoh : seorang eksportir Indonesia akan memperoleh $1 juta
pada 3 bulan mendatang. Keadaan ini tentu tidak terlepas dari resiko perubahan kurs,
sehingga untuk menghilangkan resiko tersebut dapat dilakukanhedging sebagai
berikut :
Misalkan tingkat bunga dalam $ untuk 3 bulan mendatang adalah 5 %
T=0 (sekarang) pinjam sebesar $1 juta / (1,05) = $ 952.381.
10
2.4.2 Manajemen Eksposur Akuntansi
Eksposur akuntansi terjadi jika perusahaan multinasional mengkonversikan laporan
keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Proses konversi tersebut akan
menimbulkan kerugian ataupun keuntungan. Manajemen terhadap eksposur akuntansi
bisa dilakukan dengan menyesuaikan aset dan kewajiban tergantung prediksi kurs di
masa mendatang.
Apabila kurs melemah, maka sebaiknya aset dikurangi dan kewajiban ditambah.
Sebaliknya apabila kurs menguat maka aset ditambah dan kewajiban dikurangi. Namun
cara seperti ini tidak sepenuhnya dapat menghilangkan resiko karena kita harus
menebak kemana arah pergerakan kurs, jika tebakan salah maka kita akan menderita
kerugian.
Alternatif lain adalah dengan menggunakan derivatif untuk mencegah kerugian akibat
perubahan kurs. Misalkan perusahaan Amerika serikat mempunya anak perusahaan di
Indonesia dan memiliki situasi seperti berikut ini :
Jika kurs rupiah melemah dari Rp. 5.000/$ menjadi Rp 10.000/$ maka perusahaan
tersebut akan mengalami kerugian. Hedging yang bisa dilakukan adalah dengan menjual
rupiah forward. Apabila perusahaan bisa mendapatkan partner yang bersedia menjual
dolarforward 1 tahun dengan kurs Rp. 5000/$, maka perusahaan tersebut akan menjual
rupiah forward seharga Rp. 6 juta dengan kurs Rp. 5000/$. Tahun depan nilai modal
saham dalam dolar adalah $1.200, karena perusahaan bisa menjual rupiah dengan kurs
Rp. 5000/$ meskipun kurs spot-nya saat ini adalah Rp. 10.000/$.
11
2.4.3 Manajemen Eksposur Operasi
Eksposur operasi terjadi karena perubahan kurs yang mengakibatkan terganggunya
operasi perusahaan. Manajemen eksposur operasi dapat dilakukan dengan cara :
a) Jangka Pendek
Yaitu dengan memanfaatkan situasi perubahan kurs untuk kepentingan
perusahaan.
b) Jangka Panjang
Yaitu dengan mengurangi sensitivitas operasi perusahaan terhadap perubahan
kurs. Pengurangan sensitivitas tersebut dapat dilakukan dengan cara seperti
berikut ini :
Aspek Pemasaran, perusahaan harus membuat sensitivitas konsumen
terhadap kurs menjadi berkurang , misalnya dengan melakukan difrensiasi
terhadap produknya agar menarik konsumen untuk membeli.
Mendiversifikasikan pasar luar negri, yaitu menjual produk-produk
perusahaan ke berbagai negara di dunia.
Aspek Produksi, yaitu dengan mendiversifikasikan inputnya dan
memindahkan fasilitas produksinya.
Aspek lain, contohnya apabila perusahaan jepang menjual produknya ke
Amerika Serikat dan menerima $. Perusahaan tersebut bisa meminjam
dalam $, sehingga eksposur bersihnya adalah 0.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Untuk dapat melakukan perubahan atas sistem ERP keuangan perusahaan terkait
dengan perubahan mata uang fungsional, diperlukan persiapan yang baik dan terperinci
untuk memastikan bahwa perubahan tersebut tidak mengganggu operasional perusahaan.
Diperlukan kerja sama yang intensif diantara manajemen perusahaan, konsultan
teknologi informasi dan external auditor untuk memastikan bahwa proses re-
implementasi ERP SAP dapat berjalan sebagaimana direncanakan. Keberhasilan
perusahaan untuk merubah paradigma para manajemen dan karyawannya terkait
perubahan mata uang fungsional ini menunjukkan bahwa proses persiapan proyek ini
telah dilakukan tepat pada waktunya.
3.2 Saran
Untuk dapat sukses dalam melakukan suatu perubahan yang mendasar di sistem
ERP perusahaan, perusahaan perlu memperhatikan berbagai kepentingan yang dapat
terpengaruh dengan proses implementasi modifikasi ERP keuangannya. Proses migrasi
data termasuk menjalankan 2 sistem yang menggunakan mata uang fungsional yang
berbeda pada saat yang bersamaan hingga pada dimulainya saat go-live sebaiknya
diperhatikan seksama untuk menghindari kesalahan data pelaporan keuangan, mengingat
pentingnya laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan bisnis oleh
manajemen perusahaan. - Makalah Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://www.akhmadshare.com/2017/11/makalah-pengaruh-perubahan-kurs-valuta-asing.html
http://desynovitasari92.blogspot.co.id/2013/06/resiko-perubahan-nilai-tukarkurs-a.html?m=1
https://widianaambarwati.wordpress.com/2016/06/29/manajemen-risiko-operasional-dan-
risiko-perubahan-kurs/
14