Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

PENENTUAN INTERVAL PERAWATAN PREVENTIF KOMPONEN ELEKTRIK DAN KOMPONEN

MEKANIK YANG OPTIMAL PADA MESIN EXCAVATOR SERI PC 200-6


DENGAN PENDEKATAN MODEL JARDINE

Imam Sodikin
Jurusan Teknik Industri,
Fakultas Teknologi Industri,
IST AKPRIND Yogyakarta
amdiki@yahoo.com

ABSTRACT
PT. Gunung Madu Plantations is one of the companies operating in the area of farming industry
with the main product of sugar. In order to exist, the company needs to increase the work
effectiveness and efficiency in using the farming tools through the planning of maintenance scheduling
in order that the machines or units that are going to be used can operate well, and do not experience
the damage while used.
Intention of this reseach is indentified flaw of electric and mechanic component heavy equipment
excavator PC200-6, calculate and analize rapid value electric and mechanic component flaw heavy
equipment excavator PC200-6, establish a good time for preventive replacement action, and establish
preventive interval timing schedule expectation which is optimazed.
The product that get an envelope acquirement electric component performation and mechanic
difference, that mirrored from timer mean beetween flaw and down time. As a whole reliability level
has decreasing while timer operation period, so that flaw rapid as long as utilizing each compenent
has increasing. Interval timer even electric component flaw timer is 9.99 days. While mechanic
compnent is 10.18 days. Even down time electric component is 0.885 hours, while mehanic
component is 1.98 hours. Timer even preventive ekectric component treatment is 0.86 hours, while
mechanic component 1.02 hours. Flaw probabilty for electric component are 1.82 % - 34.92%, while
mechanic component are 2.27%-32.58%. absolute value down time component which minimum for
electric compnent is 0.8172 hours 0.1452 hours, while mechanic component is 0.9840 hours
0.2064 hours. Absolute valuer down time which minimum for electric component is tp = 8 days with
down time total 0.1542 hours, while absolute total value of down time which minimum for mechanic
component are on tp = 8 days with down time total 0.2064 hours

Key words: Preventive maintenance, electric component, mechanic component, Jardine Model

INTISARI
PT. Gunung Madu Plantations merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
industri pertanian dengan hasil utamanya berupa gula. Peralatan produksi yang digunakan adalah
alat-alat pertanian dan alat-alat bantu pertanian. Salah satu hal yang mendukung kelancaran kegiatan
operasi adalah kesiapan mesin-mesin produksi dalam melaksanakan tugasnya, maka diperlukan
suatu sistem perawatan yang baik. Perusahaan perlu meningkatkan efektivitas dan efesiensi kerja di
dalam penggunaan alat-alat pertanian tersebut melalui perencanaan penjadualan perawatan agar
mesin atau unit yang akan digunakan dapat beroperasi dengan baik, dan tidak mengalami gangguan
kerusakan pada saat digunakan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi tingkat kerusakan dari komponen elektrik dan
mekanik alat berat excavator seri PC200-6, menghitung dan menganalisis nilai laju kerusakan
komponen elektrik dan mekanik alat berat excavator seri PC200-6, menentukan waktu yang baik
untuk tindakan preventive replacement, dan menentukan ekspektasi jadual interval waktu perawatan
preventif yang optimal.
Hasil yang diperoleh meliputi performansi komponen elektrik dan mekanik berbeda, yang tercermin
dari rata-rata waktu antar kerusakan dan down timenya. Secara keseluruhan tingkat keandalan
mengalami penurunan selama periode waktu operasi, sehingga laju kerusakan selama penggunaan
masing-masing komponen mengalami peningkatan. Rata-rata interval waktu kerusakan komponen
elektrik adalah 9,99 hari, sedangkan untuk komponen mekanik adalah 10,18 hari. Rata-rata down time
komponen elektrik adalah 0,885 jam, sedangkan komponen mekanik adalah 1,98 jam. Rata-rata
waktu perawatan preventif komponen elektrik adalah 0,86 jam, sedangkan komponen mekanik adalah
1,02 jam. Probabilitas banyaknya kerusakan komponen elektrik adalah 1,82 % s/d 34,92 %,
sedangkan komponen mekanik adalah 2,27 % s/d 32,58 %. Nilai total down time komponen elektrik

150 Jurnal Teknologi, Volume. 1 Nomor 2 , Desember 2008, 150 - 160


adalah 0,8172 jam s/d 0,1452 jam, sedangkan komponen mekanik adalah 0,9840 jam s/d 0,2064
jam. Total nilai down time yang minimum untuk komponen elektrik adalah pada tp = 8 hari dengan
total down time 0,1452 jam, sedangkan total nilai down time yang minimum untuk komponen mekanik
adalah pada tp = 8 hari dengan total down time 0,2064 jam.

Kata kunci: Perawatan preventif, komponen elektrik, komponen mekanik, Model Jardine

A. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi yang biaya yang tidak sedikit untuk menggantikan
semakin pesat, memacu industri-industri terus komponen yang rusak. Untuk itu perusahaan
berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas harus melakukan sistem perawatan yaitu
produk yang dihasilkannya. Dalam bidang perawatan preventif pada mesin-mesin
industri saat ini, kualitas produk sangat produksinya. Perawatan preventif merupakan
menentukan tingkat persaingan. Industri yang perawatan secara berkala terhadap mesin-
tidak mampu menghasilkan kualitas produk mesin produksi sebelum mesin mengalami
yang baik, akan dapat dengan mudah kerusakan.
tersingkirkan oleh industri pesaingnya yang PT. Gunung Madu Plantation
mampu menghasilkan produk lebih baik. merupakan perusahaan yang bergerak dalam
Peningkatan hasil industri yang terus-menerus bidang industri pertanian yang hasilnya berupa
memerlukan proses produksi yang lancar. gula. Pada perusahaan tersebut banyak
Kelancaran proses produksi dipengaruhi oleh digunakan alat-alat bantu untuk peningkatan
keandalan dan ketersediaan (avaibility) mesin efesiensi kerja. Salah satu alat bantu yang
yang dipergunakan. Mesin yang rusak secara sangat penting fungsinya adalah alat berat
mendadak dapat mengganggu rencana pengangkat dan pengangkut jenis excavator
produksi yang telah ditetapkan. Untuk seri PC 200-6. Fungsi yang vital pada alat
menanggulangi hal tersebut diperlukan tersebut menyebabkan kelancaran proses
perencanaan perawatan mesin yang terjadual produksi terhambat, jika terjadi kegagalan
(preventive maintenance), untuk mengurangi sistem atau kerusakan.
kerusakan mesin mendadak (failure Terjadinya kerusakan mesin akibat
maintenance). Tujuan utama dari kegiatan ini rusaknya komponen elektrik dan atau mekanik
adalah untuk menjaga mesin atau fasilitas tidak dapat diketahui dengan pasti. Setiap
lainnya agar dalam keadaan siap pakai ketika komponen mesin yang berbeda jenisnya
diperlukan. Akan tetapi tiap perusahaan memiliki keandalan dan laju kerusakan yang
memiliki perbedaan kebijakan yang diterapkan. juga berbeda. Kondisi tersebut menyebabkan
Hal ini didasari karena perbedaan konsep diperlukannya kebijakan perawatan yang baik
dalam memelihara mesin atau fasilitas lainnya. serta memadai pada saat dibutuhkan, dan
Perusahaan menilai pemeliharaan mesin ini salah satu bentuk aktivitas perawatan adalah
sangat penting diperhatikan. Sistem penggantian (replacement) komponen yang
pemeliharaan yang benar berpengaruh telah mengalami kerusakan (Pawesti, 2005).
terhadap kelangsungan perusahaan. Hal ini Salah satu pendekatan dalam cara
disebabkan dengan sistem pemeliharaan yang menanggulangi hal tersebut adalah dengan
benar maka akan berpengaruh terhadap membuat ekspektasi interval waktu perawatan
kelancaran proses produksi. Kelancaran yang optimal dan menganalisis hubungannya
proses produksi membutuhkan mesin-mesin dengan down time. Melalui penelitian ini
atau peralatan produksi yang berada dalam diharapkan diperoleh kebijaksanaan
keadaaan baik. Untuk menjaga kondisi agar perawatan yang optimal pada komponen
mesin-mesin tersebut tetap dalam keadaan elektrik dan mekanik jenis alat berat excavator
andal adalah dengan melakukan proses seri PC200-6 serta minimalnya down time.
perawatan. Perawatan mesin yang dilakukan Penelitian ini memiliki tujuan
terdiri dari 3 macam perawatan yaitu: mengidentifikasi tingkat kerusakan dari
preventive maintenance, corrective komponen elektrik dan mekanik alat berat
maintenance, dan break down maintenance. excavator seri PC200-6. Menghitung dan
Masalah sistem perawatan merupakan menganalisis nilai laju kerusakan komponen
salah satu masalah penting dalam industri. elektrik dan mekanik alat berat excavator seri
Alasan utamanya adalah karena sistem PC200-6. Menentukan waktu yang baik untuk
perawatan merupakan faktor utama untuk tindakan preventive replacement. Menentukan
kelangsungan hidup suatu sistem produksi. ekspektasi jadual interval waktu perawatan
Jika mesin tidak dirawat, maka akan preventif yang optimal.
mengalami kerusakan yang lebih parah 1. Definisi Manajemen Pemeliharaan
sehingga perusahaan akan mengeluarkan

Sodikin, Penentuan Interval Perawatan Preventif Komponen Elektrik Dan Komponen Mekanik 151
Pemeliharaan merupakan salah satu Tujuan pemeliharaan yang utama
kegiatan logistik yang paling penting dalam dapat didefinisikan sebagai berikut
mendukung kesiapan operasi peralatan (Corder, 1992):
industri. Konsep pemeliharaan sistem a. Memperpanjang usia kegunaan asset
yang berlaku umum yang bertitik tolak (yaitu setiap bagian dari suatu tempat
pada kebutuhan operasi suatu sistem, di kerja, bangunan dan isinya)
antaranya menggambarkan (Suharto, b. Menjamin kesediaan optimum
1991): peralatan yang dipasang untuk
a. Antisipasi tingkat dukungan perawatan produksi atau jasa dan mendapatkan
b. Aturan umum perbaikan / repair dan laba investasi (return of investment)
batasan-batasannya maksimum yang mungkin.
c. Tanggung jawab organisasi untuk c. Menjamin kesiapan operasional dari
perawatan seluruh peralatan yang diperlukan
d. Elemen elemen utama dari dalam keadaan darurat setiap waktu,
dukungan logistik sebagaimana yang misalnya unit cadangan, unit
berlaku pada sistem baru jika akan pemadam kebakaran dan penyelamat.
terjadi perubahan sistem yang sudah d. Menjamin keselamatan orang yang
ada harus tersedia, sehingga menggunakan sarana tersebut.
memudahkan proses pemeliharaan Perawatan dibagi ke dalam
mesin beberapa jenis sebagai berikut (Suharto,
e. Kebutuhan keefektifan sistem 1991):
kaitannya dengan kemampuan a. Berdasarkan Tingkat Perawatan
dukungan sistem yang ada dalam Perawatan dalam penentuannya
menjalankan sebuah konsep berdasarkan tingkat kesulitan serta
pemeliharaan yang dibuat waktu pelaksanan yaitu proses operasi
f. Lingkungan perawatan dalam proses penggunaan objek yang
g. Konsep perawatan pada dasarnya akan dirawat. Semakin lama waktu
menjelaskan secara umum penggunaan maka proses perawatan
keseluruhan lingkungan dukungan yang dilakukan semakin terencana.
sistem dimana sistem tersebut Berdasarkan tingkatan maka
berbeda. perawatan dibagi ke dalam beberapa
2. Kebijakan Pemeliharaan tingkatan yaitu perawatan tingkat
Setiap perusahaan memiliki kebijakan ringan, sedang, dan berat.
yang berbeda dalam proses pemeliharaan. b. Perawatan Berdasarkan Periode
Hal itu karena tiap perusahaan memiliki Pelaksanaannya
cara pandang yang berbeda dalam tujuan Berdasarkan periodenya perawatan
yang ingin dicapai setelah adanya proses dibagi menjadi perawatan terjadual
tersebut. dan perawatan tidak terjadual.
konsep pemeliharaan melayani hal-hal c. Perawatan Berdasarkan Dukungan
sebagai berikut (Suharto, 1991): Dananya
a. Untuk memenuhi pengembangan Berdasarkan dananya perawatan dibagi
dalam rekayasa sistem, dan juga menjadi perawatan terprogram dan
untuk memenuhi kriteria desain untuk perawatan tidak terprogram.
elemenelemen yang mendukung d. Perawatan Berdasarkan Kebijakannya
kebutuhan logistik. Berdasarkan kebijakannya perawatan
b. Untuk memenuhi kebutuhan dibagi ke dalam:
pengembangan dukungan logistik 1) Perawatan melalui pemeriksaan
secara lokal baik yang berhubungan (maintenance by inspection).
langsung atau tidak langsung dengan 2) Peremajaan sistem/fasilitas
proses produksi (facility/system replacement).
c. Untuk memenuhi ahliahli dasar 3) Mengubah rancangan untuk
perencanaan pemeliharaan secara detail perawatan (maintenance by
dan akibat-akibatnya atau halhal yang redesign).
mempengaruhi atau yang tergantung 4) Menyediakan persediaan
padanya, sehingga proses pemeliharaan penyangga (buffer storage) pada
dapat berjalan dengan baik dan dapat kebijakan perawatan lainnya
memperkecil kemungkinan terjadinya yang dipakai.
kerusakan e. Perawatan Berdasarkan Tempat
Pelaksanaannya

152 Jurnal Teknologi, Volume. 1 Nomor 2 , Desember 2008, 150 - 160


Perawatan mesin dalam prakteknya maka peralatan disentralisasi
perlu adanya tempat perawatan yang penempatannya di unit-unit perawatan
disesuaikan dengan macam/beban sesuai dengan tempat dan macam
kerja yang dihadapi. Tempat tersebut perawatan yang dilakukan.
harus dilengkapi dengan peralatan Laju kerusakan suatu produk mengikuti suatu
yang memadai karena alat yang pola dasar atau kurva yang disebut Bathub
dipergunakan rata-rata memiliki harga Curve , dan dari kurva ini masa pakai suatu
mahal maka perlu diperhatikan produk dapat dibagi menjadi 3 periode waktu
keefektifan dan keefisienan dalam atau phase seperti pada gambar berikut ini:
penggunaannya, oleh karena itu untuk
menghindari duplikasi kemampuan,

Burn In Periode Useful Life Periode Wear Out Periode


Laju
kegagalan

A B C waktu
T0 T1 T2
Gambar 1. Bathtub Curve

Pola kerusakan dapat dibedakan Dan memiliki fungsi kepadatan


menjadi 3 kategori, yaitu (Nurcahyo, probabilitas normal.
2006): 3. Fungsi Distribusi Kerusakan
1) Kategori Burn In Period, pada Beberapa fungsi dapat digunakan
waktu T0 T1 dan sesuai untuk menguraikan distribusi
Kategori ini menggambarkan laju kerusakan, seperti fungsi kepadatan
kerusakan yang menurun seiring kemungkinan f(t), fungsi kemungkinan
dengan penambahan waktu kumulatif F(t), dan fungsi laju kerusakan
operasi komponen atau sistem. (t ) . Umumnya di dalam teori
Dan memiliki fungsi kepadatan keandalan dipakai variabel acak yang
probabilitas Weibull. berkesinambungan seperti waktu, jarak,
2) Kategori Useful Life Period, pada putaran dan temperatur. Bila variabel
waktu T1 T2 acak adalah diskrit, maka sulit untuk
Kategori ini menggambarkan laju menentukan fungsi laju kerusakan
kerusakan yang cenderung (Lewis, 1987).
konstan seiring dengan Hubungan fungsi kepadatan
penambahan waktu operasi kemungkinan f(t), fungsi kemungkinan
komponen atau sistem. Dan kumulatif F(t) dan fungsi laju
memiliki fungsi kepadatan
kerusakan (t ) adalah :
probabilitas Eksponensial. Pada
pabrik-pabrik industri digunakan 1

mesinmesin yang berada pada


periode useful life karena pada
F(t)= f (t )dt ................ (1)
0
1
..
priode ini merupakan suatu R(t)=1 F(t) = exp [ ( t )dt ] (2)
periode masa pakai alat. 0

3) Kategori Wear Out Period,


R(t)= e
t ....................................(3)
pada waktu T2 T
Kategori ini menggambarkan laju f (t )
= .............................. (4)
kerusakan yang meningkat seiring R(t )
dengan penambahan waktu Fungsi distribusi yang sering digunakan
operasi komponen atau sistem. untuk menganalisa kerusakan atau

Sodikin, Penentuan Interval Perawatan Preventif Komponen Elektrik Dan Komponen Mekanik 153
kegagalan karena fatique dari material serta kepadatan ini merupakan bentuk dari
umur suatu alat antara lain (Walpole, 1986): fungsi distribusi statistik yang
a. Distribusi Normal menunjukkan kenampakan, ciri khas,
Distribusi normal dikenal dengan bentuk dan karakteristik dari pola data yang
sepeti genta. Distribusi ini simetris terjadi. Pola dari distribusi yang terjadi
terhadap nilai rata rata (mean value). tersebut merupakan bentuk
b. Distribusi Weibull representatif dari pola data aktual atau
Distribusi Weibull biasa digunakan untuk data pengamatan. Dari bermacam-
memodelkan kekuatan bahan, waktu macam distribusi yang ada saat ini,
rusak komponen, peralatan, serta sistem pada umumnya model yang sering
elektronik dan mekanik. digunakan untuk menganalisis
c. Distribusi Gamma distribusi waktu kejadian kerusakan
d. Distribusi Eksponensial atau kegagalan komponen berbentuk
Distribusi Eksponensial mempunyai distribusi kontinyu seperti distribusi
tingkat kegagalan yang tetap terhadap normal, Lognormal, exponential, dan
waktu, sedangkan distribusi log normal Weibull. Untuk mempermudah
untuk jangka waktu yang panjang penentuan distribusi kerusakan
mempunyai tingkat kegagalan dibantu dengan software Arena 7.0.
meningkat. Distribusi ini mempunyai sifat b. Uji Kecocokan Distribusi Kerusakan
matematika yang menguntungkan, tetapi Pengujian distribusi bertujuan untuk
terbatas penggunaannya karena bila mengetahui apakah sampel yang
suatu sistem mempunyai umur dengan diambil mengikuti pola distribusi
distribusi eksponensial maka tertentu sesuai yang diasumsikan.
penggunaan sebelumnya tidak akan Metode yang dipergunakan untuk uji
berpengaruh pada umur di masa yang kecocokan distribusi adalah dengan
akan datang. Goodness Of Fit Test. Metode ini
4. Penentuan Komponen Kritis terdiri dari dua tipe, tipe pertama
Setiap mesin terdiri dari berbagai jenis adalah general test atau uji umum,
komponen-komponen penyusunnya. berguna untuk menguji lebih dari satu
Masing-masing komponen memiliki distribusi teoritis, sedangkan tipe
kemungkinan mengalami kerusakan kedua adalah specific test atau uji
sehingga untuk mendapatkan kembali ke khusus berguna untuk menyesuaikan
kondisi yang baik, komponen tersebut validitas data pada satu distribusi
harus diperbaiki atau diganti. Namun tidak tertentu yaitu, distribusi weibull,
semua komponen mesin yang mengalami normal, lognormal, dan eksponensial
kerusakan berdampak signifikan terhadap (Ebeling, 1997).
beban non produksi perusahaan dari biaya
perawatan yang harus dikeluarkan. 5. Preventive Replacement Time
Komponen-komponen menjadi kelompok Model penetapan interval perawatan
komponen kritis. Jumlah komponen ini pencegahan, dalam hal ini penggantian
biasanya lebih sedikit dari komponen yang pencegahan yang telah dikembangkan
non kritis, namun biaya untuk pergantian dengan mempertimbangkan ketersediaan
komponennya lebih besar dari kelompok jumlah teknisi untuk meminimumkan down
lainnya. time adalah model Jardine (1987). Model
a. Penentuan Distribusi Umur Komponen tersebut yaitu: Preventive replacement
Kritis akan dilakukan pada interval penggantian
Untuk menganalisis dan memecahkan (tp) dan selama interval penggantian ada
persoalan dari kondisi yang riil yang kemungkinan terjadi beberapa kali
ada di perusahaan, perlu diuraikan penggantian komponen yang terjadi
langkah-langkah pemecahannya, secara mendadak (failure replacement).
sehingga dapat memberikan Setiap terjadi penggantian yang
gambaran yang jelas bagaimana mendadak, memerlukan waktu sebesar Tf
persoalan tersebut dapat dipecahkan. dan setiap penggantian pencegahan
Analisis kegagalan komponen kritis memerlukan waktu sebesar Tp untuk
mesin dengan menggunakan mengganti komponen seperti yang terlihat
pendekatan fungsi kepadatan pada gambar di bawah ini (Santoso,
berdasarkan kriteria yang sesuai 2005):
dengan pola data yang terjadi. Fungsi

154 Jurnal Teknologi, Volume. 1 Nomor 2 , Desember 2008, 150 - 160


Gambar 2. Siklus Penggantian Pencegahan
Nilai harapan banyaknya kerusakan
yang terjadi H(tp) pada panjang siklus
tertentu dapat dihitung dengan rumus: Sehingga: D (tp) = H (tp)Tf + Tp . (8)
T p 1 i +1
1 i )] f (t )dt ..(5)
tP + TP
H ( tp ) = [1 + H (tp
i=0 Keterangan:
i
Tf = waktu yang diperlukan untuk
Keterangan: penggantian komponen karena
H(tp) = banyaknya kerusakan kegagalan kerusakan
dalam interval waktu (0, tp), merupakan Tp = waktu yang diperlukan untuk
nilai harapan. penggantian komponen karena tindakan
f(t) dt = fungsi kepekaan peluang (p.d.f) preventif (komponen belum rusak)
tp = interval waktu kerusakan. tp + Tp = panjang satu siklus
6. Perangkat Electrical Equipment dan
Penetapan interval pencegahan (tp) yang Mechanical Equipment pada Komatsu seri
optimal mempergunakan persamaan PC200-6
(Jardine, 1987): Perangkat sistem elektrik pada
Komatsu seri PC200-6 selain sebagai
Downtimeakibatkegagalan+ Downtimepenggantian pencegahan (6) perangkat standar dalam alat-alat berat,
D(t p ) =
panjangsiklus komponen elektrik pada seri PC200-6 juga
berfungsi sebagai alat pemantau atau
memonitor kerja dari sistem mesin atau
engine dan sistem hidrolik. Ketiga sistem
Keterangan : tersebut saling berhubungan atau saling
Downtime akibat kegagalan = ekspektasi berkaitan, jika terjadi gangguan pada
jumlah kegagalan dalam interval (0, tp) x sistem mesin atau sistem hidrolik maka
waktu untuk penggantian kegagalan pada panel monitor akan menyala sebagai
tanda peringatan terjadinya gangguan dari
= H(tp) x Tf ................................................ (7) salah satu sistem. Sehingga dapat
Downtime akibat penggantian pencegahan mempermudah melakukan tindakan
= Tp perawatan dan dapat mempermudah
operator dalam menjalankan atau
pengoperasian unit di lapangan (Wijaya,
2005).

Sodikin, Penentuan Interval Perawatan Preventif Komponen Elektrik Dan Komponen Mekanik 155
Gambar 3. Ruang Kemudi (Machine Monitor)

Perangkat sistem mekanik terbagi dari mesin dan sistem hidrolik dapat
menjadi 2 komponen, yang terdiri dari diketahui.
komponen mesin dan komponen sistem
hidrolik. Cara kerja dari kedua komponen B. PEMBAHASAN
ini yaitu, jika mesin menyala maka akan 1 Penentuan distribusi tingkat kerusakan
menggerakkan pompa hidrolik, kemudian korektif Komponen Elektrik dan Mekanik.
akan memompa oli hidrolik yang nantinya a Untuk komponen elektrik, hasil dari
dialirkan keseluruh perangkat alat kerja program arena 7.0:
dari unit. Semua sistem ini dimonitor oleh
sistem perangkat elektrik sehingga kondisi

Gambar 4. Distribusi laju kerusakan Log normal komponen elektrik

156 Jurnal Teknologi, Volume. 1 Nomor 2 , Desember 2008, 150 - 160


b Untuk komponen mekanik, hasil dari program arena 7.0:

Gambar 5. Distribusi laju kerusakan Log normal komponen mekanik

bervariasi, sedangkan komponen yang


2 Perhitungan rata-rata dan standar deviasi dominan mengalami kerusakan terutama
waktu antar kerusakan instalasi kabel body. Total interval waktu
a Perhitungan Rata-rata dan Standar kerusakan komponen elektrik yaitu
Deviasi waktu antar kerusakan untuk 3596,64 jam. Total down time akibat
komponen elektrik kerusakan pada komponen elektrik yaitu
Waktu antar kerusakan ini merupakan 35,4 jam. Data waktu antar kerusakan,
kerusakan pada semua komponen elektrik down time, nilai rata-rata, dan standar
selama periode pengamatan. Komponen deviasi selengkapnya dapat dilihat pada
yang mengalami kerusakan cukup tabel berikut ini.

Tabel 1. Nilai rata-rata, dan standar deviasi waktu antar kerusakan dan down time
komponen elektrik
Uraian Rata-rata ( ) Standar Deviasi ( )
Interval waktu kerusakan 119,89 jam = 9,99 hari 70,21 jam = 5,85 hari
Down Time 0,885 jam = 0,073 hari 1,01 jam = 0,084 hari

Waktu yang diperlukan untuk melakukan H(tp) pada tp =1


tindakan perawatan preventif yaitu rata- 1
(t T i )2
H (1 ) = {1 + H (0 )}
1
rata 0,86 jam, sehingga waktu perawatan T i 2 exp ( T )
0
2

i
preventif (Tp) adalah 0,072 hari dan waktu = 0,0182
rata-rata down time (Tf) adalah 0,073 hari.
Dengan menggunakan persamaan 5 dan Selanjutnya dilakukan pula perhitungan
bantuan tabel distribusi kumulatif Z, maka H(tp) dari tp = 2 hari sampai 8 hari. Hasil
dapat dihitung nilai harapan banyaknya perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
kerusakan yang terjadi H(tp) pada panjang tabe.
siklus tertentu, yaitu sebagai berikut:

Sodikin, Penentuan Interval Perawatan Preventif Komponen Elektrik Dan Komponen Mekanik 157
Tabel 2. Nilai H(Tp) pada masing-masing interval waktu kerusakan
untuk komponen elektrik
tp (hari) Nilai Harapan H(tp)
1 0,0182
2 0,0420
3 0,0746
4 0,1133
5 0,1600
6 0,2150
7 0,2782
8 0,3492

Interval waktu perawatan preventif optimal D(tp) pada tp = 1


untuk meminimumkan down time dapat
ditentukan dengan menghitung D(tp) yang H (tp )(0 , 073 ) + (0 , 072 )
D (tp ) =
minimum dengan menggunakan tp + 0 , 072
persamaan 8. Perhitungan D(tp) (untuk = 0,0681
mencari beberapa waktu interval Selanjutnya dilakukan pula perhitungan
perawatan preventif) dengan parameter D(tp) dari tp = 2 hari sampai 8 hari. Hasil
H(tp) = interval waktu 1 sampai 8 hari, Tp = perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
0,072 hari, dan Tf = 0,073 hari adalah tabel.
sebagai berikut:

Tabel 3.Total down time dari beberapa interval waktu tp untuk komponen elektrik
Tp (hari) D(tp) (hari) D (tp) (jam)
1 0,0681 0,8172
2 0,0362 0,4344
3 0,0251 0,3012
4 0,0196 0,2352
5 0,0166 0,1992
6 0,0145 0,1740
7 0,0130 0,1560
8 0,0121 0,1452

Berdasarkan hasil perhitungan D(tp) dari pengamatan. Komponen yang mengalami


masing-masing interval yang ada pada kerusakan cukup bervariasi, sedangkan
tabel di atas, maka dapat ditentukan komponen yang dominan mengalami
interval perawatan yang optimal yaitu kerusakan terutama under carier, boom,
pada tp = 8 dengan total down time arm. Total interval waktu kerusakan
0,1452 jam. 3421,45 jam. Total waktu down time akibat
b Perhitungan rata-rata dan standar kerusakan pada komponen mekanik 55,45
deviasi waktu antar kerusakan untuk jam.
komponen mekanik Data waktu antar kerusakan, down
Waktu antar kerusakan ini time, nilai rata-rata, dan standar deviasi
merupakan kerusakan pada semua selengkapnya dapat dilihat pada tabel
komponen mekanik selama periode berikut ini.

Tabel 4. Nilai rata-rata, dan standar deviasi waktu antar kerusakan dan down time komponen mekanik
Uraian Rata-rata ( ) Standar Deviasi ( )
Interval waktu kerusakan 122,19 jam = 10,18 hari 90,59 jam = 7,55 hari
Down Time 1,98 jam = 0,165 hari 1,98 jam = 0,165 hari

Waktu yang diperlukan untuk melakukan bantuan tabel distribusi kumulatif Z,


tindakan perawatan preventif yaitu rata- maka dapat dihitung nilai harapan
rata 1,02 jam, sehingga waktu banyaknya kerusakan yang terjadi H(tp)
perawatan preventif (Tp) adalah 0,085 pada panjang siklus tertentu (dari tp = 2
hari dan waktu rata-rata down time (Tf) hari sampai 8 hari). Hasil perhitungan
adalah 0,165 hari. Dengan selengkapnya dapat dilihat pada tabel
menggunakan persamaan 5 dan berikut ini.

158 Jurnal Teknologi, Volume. 1 Nomor 2 , Desember 2008, 150 - 160


Tabel 5. Nilai H(Tp) pada masing-masing interval waktu kerusakan
untuk komponen mekanik
tp (hari) Nilai Harapan H(tp)
1 0,0227
2 0,0521
3 0,0845
4 0,1217
5 0,1642
6 0,2152
7 0,2681
8 0,3258

Interval waktu perawatan preventif beberapa waktu interval perawatan


optimal untuk meminimumkan down time preventif) dengan parameter H(tp) =
dapat ditentukan dengan menghitung interval waktu 1 sampai 8 hari, Tp =
D(tp) yang minimum dengan 0,085 hari, dan Tf = 0,165 hari. Hasil
menggunakan persamaan 8. perhitungan selengkapnya dapat dilihat
Perhitungan D(tp) (untuk mencari pada tabel berikut ini.

Tabel 6.Total down time dari beberapa interval waktu tp untuk komponen mekanik
Tp (hari) D(tp) (hari) D (tp) (jam)
1 0,0820 0,9840
2 0,0451 0,5412
3 0,0321 0,3852
4 0,0257 0,3084
5 0,0220 0,2640
6 0,0198 0,2376
7 0,0182 0,2184
8 0,0172 0,2064

Berdasarkan hasil perhitungan D(tp) sedangkan untuk komponen mekanik


dari masing-masing interval yang ada pada adalah 1,98 jam atau 0,165 hari.
tabel di atas, maka dapat ditentukan interval 3. Waktu yang diperlukan untuk
perawatan yang optimal yaitu pada tp = 8 melakukan tindakan perawatan
dengan total down time 0,2064 jam. preventif untuk komponen elektrik
adalah rata-rata 0,86 jam atau 0,072
C. KESIMPULAN hari, sedangkan untuk komponen
Berdasarkan pengolahan data dan analisis mekanik adalah rata-rata 1,02 jam
hasil pembahasan di atas, maka dapat atau 0,085 hari.
disimpulkan: 4. Probabilitas banyaknya kerusakan
1. Performansi atau unjuk kerja yang terjadi semakin meningkat atau
komponen elektrik dan mekanik berkorelasi positif terhadap bertambah
berbeda, yang tercermin dari rata-rata lamanya waktu perawatan preventif (1
waktu antar kerusakan dan down time. hari s/d 8 hari) untuk komponen
Secara keseluruhan tingkat keandalan elektrik adalah 0,0182 s/d 0,3492 atau
mengalami penurunan selama periode 1,82 % s/d 34,92 %, sedangkan untuk
waktu operasi, sehingga laju komponen mekanik adalah 0,0227 s/d
kerusakan yang menggambarkan 0,3258 atau 2,27 % s/d 32,58 %.
tingkat kerusakan selama penggunaan 5. Nilai total down time yang terjadi
masing-masing komponen mengalami akibat kerusakan semakin menurun
peningkatan sejalan dengan lamanya berkorelasi negatif terhadap
waktu operasi. bertambah lamanya interval waktu
2. Rata-rata interval waktu kerusakan perawatan preventif (1 hari s/d 8 hari)
untuk komponen elektrik adalah untuk komponen elektrik adalah
119,89 jam atau 9,99 hari, sedangkan 0,0681 hari s/d 0,0121 hari atau
untuk komponen mekanik adalah 0,8172 jam s/d 0,1452 jam, sedangkan
122,19 jam atau 10,18 hari. Rata-rata untuk komponen mekanik
down time untuk komponen elektrik adalah0,0820 hari s/d 0,0172 hari atau
adalah 0,885 jam atau 0,073 hari, 0,9840 jam s/d 0,2064 jam.

Sodikin, Penentuan Interval Perawatan Preventif Komponen Elektrik Dan Komponen Mekanik 159
6. Total nilai down time yang minimum Nurcahyo, R., 2006, Modern Maintenance
dari komponen elektrik adalah pada tp Managemen and Spare part
= 8 hari dengan total down time = Managemenet, Quality Buana Insani
0,0121 hari atau 0,1452 jam, Colsulting, Jakarta
sedangkan total nilai down time yang Pawesti, G, H., 2005, Analisis Kerusakan
minimum dari komponen mekanik Mesin untuk Menentukan Penjadwalan
adalah pada tp = 8 hari dengan total Perawatan komponen Kritis
down time = 0,0172 hari atau 0,2064 Berdasarkan MTTF (Mean Time To
jam. Failure) dengan Pendekatan Reability,
Teknik Manajemen Industri, IST.
Daftar Pustaka AKPRIND, Yogyakarta.
Corder, A., diterjemahkan Hadi, K., 1992, Santoso A., Anantasari, 2005, Penetapan
Tenik Manajemen Pemeliharaan, Waktu Penggantian Pencegahan
Erlangga, Jakarta. Komponen Mesin untuk
Ebeling, E. Charles, 1997, An Introduction Meminimumkan Down time., Prosiding
to Reliablity and Maintanability Seminar Nasional Pemodelan Sistem.
Engineering, Mc Graw Hill., Suharto, 1991, Manajemen Perawatan
Singapore. Mesin, Jakarta, PT. Rineka Cipta
Jardine, A.K.S, 1987, Maintenance, Anggota IKAPI.
Replacement and Reliability, Pitman Walpole R, E., Myers Raymond H, 1986,
Publising, New York. Ilmu Peluang dan Statistika untuk
Lewis, EE., 1987, Introduction To Insinyur dan Ilmuan, ITB-Press,
Reliability Engineering, Department of Bandung.
Mechanical and Nuclear Engineering Wijaya, Y., 2005, Sistem Pengoperasian
Northwestern University, John Willey & dan Perawatan Mesin Excavator 320-
Sons. 320L, Teknik Mesin, UGM,
Yogyakarta.

160 Jurnal Teknologi, Volume. 1 Nomor 2 , Desember 2008, 150 - 160

You might also like