6239 11933 1 SM PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

ANALISIS LOKASI DAN JUMLAH STASIUN PEMADAM

KEBAKARAN KOTA PEKANBARU

Jasriadi, Rian Trikomara Iriana, Sri Djuniati

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru, Kode Pos 28293, Indonesia

E-mail: qjasriadi@yahoo.com

ABSTRACT
Fire Company is an active protektif system in building structure. Pekanbaru is an area
which is gristle to fire danger. Population of Pekanbaru City pertained is multitude, this affect
to movement systems and development expanding everywhere. Location of effective post is an
effort to minimize fire impact which possibly will happened.
The research methodology consists of three phases: data collection, network analisys
using network analyst extention, and discussion. Analyse optimation of station which have in
Pekanbaru City conducted by using principle of service area to the stations which have been
placed in one location. Service area in this study is defined as the minimum area that can be
reached by fire station on the fire occur. Service area is generated using the network analisys
extention in ArcGIS software.
The results of this study indicate that stations still are not able to cover all of Pekanbaru
areas. Station allocated by government in this time not enough served all region of Pekanbaru
when at any times fire occur. On scenario 1-4 (existing station scenario with assumption speed
of extinguisher car is 50-65 km/hour), stations cannot include all region of Pekanbaru. It means
that Pekanbaru city still requires the addition of a new station building allocated to the areas
not yet covered service area that is counted 5 (five) new stations.

Keywords: optymal location, network analyst, service area , fire station

PENDAHULUAN dan pengumpulan data dan informasi


tertentu mengenai sebuah objek yang berada
Tingginya intensitas kebakaran di di permukaan bumi. Sistem Informasi
Pekanbaru selama ini banyak menimbulkan Geogerafis (SIG) merupakan sistem
kerugian sosial, ekonomi, psikologis massa, berbasis komputer yang mampu
politik, dan lingkungan. memanipulasi dan menyimpan informasi
Penelitian tentang lokasi pos pemadam geografis. SIG sudah dikembangkan
kebakaran menjadi penting dilakukan kedalam beberapa aplikasi yang bisa
dengan pertimbangan dapat mengurangi menganalisa jarak (network analyst)
dampak/resiko kerugian (korban jiwa, harta sehingga aplikasi ini bisa digunakan untuk
benda, bangunan, dan fasilitas umum) yang membantu usaha pendistribusian pos
besar. pemadam kebakaran Kota Pekanbaru.
Penginderaan jauh adalah sebuah ilmu yang .
mempelajari tentang pengamatan, penelitian

Jom FTEKNIK Volume 2 No.1 Februari 2015 1


Tujuan dan Manfaat penelitian ini adalah bagian Utara dan Timur Kota Pekanbaru.
menganalisa jangkauan pos pemadam Secara umum kondisi wilayah Kota
kebakaran yang sudah ada dan menetukan Pekanbaru merupakan dataran rendah
berapa jumlah pos yang ideal serta lokasinya dengan kemiringan lereng 0 persen - 2
untuk Kota Pekanbaru sebagai persen. Beberapa wilayah di bagian Utara
pertimbangan atau masukan bagi para dan Timur memiliki morfologi
perencana dan pemerintah kota. Selanjutnya bergelombang dengan kemiringan di atas
penelitian ini bisa menjadi referensi untuk 40 persen.
kajian lebih lanjut ataupun semacamnya.. Pertambahan penduduk Kota Pekanbaru
sekitar 5.300 jiwa per bulan yang tersebar
Profil Kota Pekanbaru pada 60 kelurahan dan 12 kecamatan
terutama di Kecamatan Tampan dan
Kota Pekanbaru adalah ibu kota dan kota Marpoyan Damai. (Pekanbaru, 3/10/2013
terbesar di Provinsi Riau, Indonesia. Kota antarariau.com)
ini merupakan kota perdagangan dan
jasa termasuk sebagai kota dengan tingkat Definisi Kebakaran
pertumbuhan, migrasi dan urbanisasi yang
tinggi. Posisi geografis Kota Pekanbaru Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil
terletak antara 10114 - 10134 Bujur atau besar pada tempat, situasi dan waktu
Timur dan 025 - 045 Lintang Utara. yang tidak dihendaki, merugikan dan pada
Dengan ketinggian dari permukaan laut umumnya sukar dikendalikan. Jadi api yang
berkisar 5 - 50 meter. Permukaan wilayah menyala di tempat-tempat yang dikehendaki
bagian utara landai dan bergelombang seperti kompor, di perindustrian dan tempat
dengan ketinggian berkisar antara 5 - 11 atau peralatan lain tidak termasuk dalam
meter. Luas daerah Kota Pekanbaru kategori kebakaran.
adalah 632,26 Km terdiri dari 12 Adapun definisi kebakaran menurut
Kecamatan dan 60 Kelurahan/Desa. Departemen Tenaga Kerja adalah Suatu
Kota Pekanbaru pada umumnya beriklim reaksi oksidasi eksotermis (terjadi karena
tropis dengan suhu udara maksimum pemanasan) yang berlangsung dengan cepat
berkisar antara 34,1 C - 35,6 C dan suhu dari suatu bahan bakar yang disertai dengan
minimum antara 20,2 C - 23,0 C. Curah timbulnya api atau penyalaan.
hujan antara 38,6 - 435,0 mm/tahun dengan
keadaan musim berkisar : Musim hujan Manajemen Penanganan dan
jatuh pada bulan Januari s/d April dan Pengendalian Kebakaran di Perkotaan
September s/d Desember dan musim
kemarau jatuh pada bulan Mei s/d Agustus. Dinas Pemadam Kebakaran merupakan
Kelembapan maksimum antara 96% - unsur pelaksana pemerintah daerah di
100%. Kelembapan minimum antara 46% - bidang penanggulangan kebakaran. Dinas
62%. Pemadam Kebakaran dipimpin oleh seorang
Kota Pekanbaru terletak pada ketinggian Kepala Dinas yang berada di bawah dan
rata-rata 5 meter di atas permukaan air bertanggung jawab kepada Gubernur
laut, hanya daerah-daerah tertentu yang melalui Sekretariat Daerah. Dinas Pemadam
letaknya lebih tinggi dari ketinggian rata- Kebakaran dalam melaksanakan tugas dan
rata, yaitu daerah di sekitar Bandar Udara fungsinya dikoordinasikan oleh Asisten
Sultan Syarif Kasim II dengan ketinggian 26 Tata Praja dan Aparatur. Dinas Pemadam
meter di atas permukaan air laut dan di Kebakaran mempunyai tugas melaksanakan
Jom FTEKNIK Volume 2 No.1 Februari 2015 2
usaha- usaha pencegahan dan faktor yang mempengaruhi nilai tanah
penanggulangan kebakaran serta adalah :
pertolongan dan atau penyelamatan 1. Faktor sosial
terhadap bencana lain. Tugas yang 2. Faktor ekonomi
merupakan pekerjaan yang beresiko tinggi 3. Faktor- faktor pemerintah
yang selalu dihadapi oleh para pekerjanya
4. Faktor lingkungan
setiap saat ketika sedang bertugas.
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara
Pekerjaan Umum No 11 tahun 2000 tentang Sistem Jaringan Jalan
Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan Jalan adalah suatu prasarana perhubungan
dalam pasal 1 menyatakan bahwa darat dalam bentuk apapun, meliputi segala
manajemen penanggulangan kebakaran di bagian jalan termasuk bangunan pelengkap
perkotaan adalah segala upaya yang dan perlengkapannya yang diperuntukkan
menyangkut sistem organisasi, personel, bagi lalu lintas kendaraan, orang dan hewan.
sarana dan prasarana, serta tata laksana Berdasarkan lingkup pengaturan, jalan
untuk mencegah, mengeliminasi serta dikelompokan menurut peruntukan, sistem,
meminimasi dampak kebakaran di fungsi, status dan kelas (www.dardela.com,
bangunan, lingkungan dan kota. 2009)

Peraturan Mengenai Waktu Tanggap Sistem Informasi Geografis


Penanganan Kebakaran
Sistem Informasi Geografis (SIG)
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara merupakan sestim berbasis komputer yang
Pekerjaan Umum Nomor 11/KPTS/2000, mampu memanipulasi dan menyimpan
waktu perjalanan dari pos pemadam menuju informasi geografis. SIG mampu
lokasi kebakaran tidak lebih dari 5 menit. menghasilkan data geografi yang baik.,
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam akurat dan dapat didistribusikan dengan
Negeri Republik Indonesia nomor 69 tahun cepat sehingga dapat dijadikan acuan
2012, tingkat waktu tanggap (response time dalam analisis pengambilan keputusan.
rate) daerah layanan wilayah manajemen
kebakaran (WMK) adalah rasio antara Digitasi Citra Satelit
kejadian kebakaran yang tertangani dalam
waktu tidak lebih dari 15 (lima belas) menit Digiitasi merupakan suatu teknik digitasi
tingkat waktu tanggap kebakaran pada atau proses konversi dari data format raster
pemukiman, bangunan gedung, ke dalam format vector. Pada teknik ini, peta
pabrik/industri dan tidak lebih dari 60 (enam yang akan didigitasi terlebih dahulu harus
puluh) menit tingkat waktu tanggap dibawa ke dalam format raster baik itu
kebakaran pada kawasan hutan. melelui proses scanning dengan alat scanner
atau dengan pemotretan. Jika peta tersebut
Faktor Lokasi Fasilitas Publik merupakan citra hasil foto udara ataupun
satelit maka langsung dimasukkan ke dalam
Wolcot (1987) menyatakan bahwa nilai ArcMap pada ArcGis.
suatu property seperti tanah dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi suatu kegiatan manusia. Faktor-
Jom FTEKNIK Volume 2 No.1 Februari 2015 3
Pendekatan Optimalisasi Peralatan yang digunakan untuk
menganalisis simulasi model lokasi pos
Optimalisasi adalah pemilihan solusi terbaik pemadam kebakaran adalah satu unit laptop
nilai-nilai yang tersedia dari beberapa fungsi dengan aplikasi GIS.
tujuan. Teknik optimasi pertama, yang Prosedur penelitian meliputi antara lain
dikenal sebagai steepest descent ditemukan tahap persiapan serta pengumpulan data.
oleh Carl Friedrich Gauss. Secara historis, Dalam tahap persiapan akan dijelaskan
istilah yang pertama diperkenalkan adalah mengenai proses persiapan penelitian yang
linear programming, yang diciptakan oleh meliputi proses penyusunan latar belakang,
George Dantzig di tahun 1940-an. sintesa literatur dan penyusunan kebutuhan
data sekunder. Sedangkan, pengumpulan
Network Analysis (Analisis Jaringan) data berkaitan dengan teknik pengumpulan
Berbasis SIG data serta proses verifikasi data.

GIS Network Analyst merupakan salah satu Bagan Alir Penelitian


extention yang disediakan pada software
ArcGis yang memiliki kemampuan untuk
melakukan analisa jaringan, dimana dalam
melakukan analisa jaringan Network
Analyst akan menemukan jalur yang paling
kecil impedensinya. Yang termasuk jaringan
pada Network Analyst disini yaitu seperti
jaringan jalan, jaringan kabel listrik,
jaringan sungai, jaringan pipa, dan lain-lain.
Dalam studi ini, simulasi service area
dilakukan untuk menyelidiki mana saja area
jangkauan yang dapat terjangkau oleh satu
pos pemadam kebakaran sebelum menit ke-
lima. Dalam simulasi service area, beberapa
skenario evakuasi pada waktu evakuasi, dan
terhubungnya jaringan transportasi yang
baik selama bencana kebakaran terjadi.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan mengembangkan


suatu model optimasi lokasi pos pemadam
kebakaran. Model yang dibangun sedapat
mungkin menyerupai karakteristik
objeknya. Model tersebut digunakan untuk
mengidentifikasi jangkauan pelayanan pos
pemadam kebakaran eksisting dan
memberikan arahan rekomendasi lokasi pos Gambar 1 Bagan Alir (flowchart)
pemadam kebakaran yang baru bagi wilayah
yang belum terjangkau oleh pos pemadam
kebakaran yang sudah ada.
Jom FTEKNIK Volume 2 No.1 Februari 2015 4
kebakaran 50 km/jam pos hanya mampu
HASIL DAN PEMBAHASAN melayani area maksimal seluas 51,919 km2.

A. Pos Eksisting dan Jangkauannya Tabel 1 Area Jangkauan Pos Eksisting


Simulasi 1
Simulasi 1 kecepatan kendaraan Area yang
pemadam 50 km/jam terlayani
No Pos
dalam waktu
5 menit (km2)
Pada saat solve running analisis jaringan 1 Pos Kopan 50,035
(dengan aplikasi ArcGis), ketujuh pos 2 Pos Bukit Raya 19,945
(eksisting) memperlihatkan area cakupan 3 Pos Tampan 55,632
yang dapat dijangkau (service area) oleh 4 Pos Rumbai 45,368
ketujuh pos sebagaimana yang diperlihatkan 5 Pos Tenayan Raya 14,500
6 Pos Akap 51,655
pada Gambar 2.
7 Pos Markas Komando 51,919

Simulasi 2 kecepatan kendaraan


pemadam 55 km/jam

Pada saat solve running analisis jaringan


(dengan aplikasi ArcGis), ketujuh pos
(eksisting) memperlihatkan area cakupan
yang dapat dijangkau (service area) oleh
ketujuh pos sebagaimana yang diperlihatkan
pada Gambar 3.

Gambar 2 Service area pada simulasi 1

Dari gambar terlihat ternyata dengan


kecepatan kendaraan mobil pemadam
kebakaran 50 km/jam, pos-pos pemadam
kebakaran yang sudah ada belum dapat
menjangkau seluruh wilayah Pekanbaru.
Adapun luas area yang dapat dijangkau oleh
masing-masing pos dengan waktu tanggap
WMK (Wilayah Manajemen Kebakaran)
adalah seperti ditampilkan pada Tabel 1. Gambar 3 Service area pada simulasi 2
Pada waktu capai maksimal yang ditetapkan
oleh Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Luas area yang dapat dijangkau oleh
Umum Nomor 11/KPTS/2000, waktu masing-masing pos dengan waktu capai 5
perjalanan dari pos pemadam menuju lokasi menit adalah seperti ditampilkan pada Tabel
kebakaran tidak lebih dari 5 menit, ternyata 2.
dengan kecepatan kendaraan pemadam Pada waktu capai maksimal yang ditetapkan
oleh Keputusan Menteri Negara Pekerjaan
Jom FTEKNIK Volume 2 No.1 Februari 2015 5
Umum Nomor 11/KPTS/2000, waktu Luas area yang dapat dijangkau oleh
perjalanan dari pos pemadam menuju lokasi masing-masing pos dengan waktu capai 5
kebakaran tidak lebih dari 5 menit, ternyata menit adalah seperti ditampilkan pada Tabel
dengan kecepatan kendaraan pemadam 3.
kebakaran 55 km/jam pos hanya mampu Pada waktu capai perjalanan dari pos
melayani area maksimal seluas 65,950 km2. pemadam menuju lokasi kebakaran
maksimal 5 menit, ternyata dengan
Tabel 2 Area Jangkauan Pos Eksisting kecepatan kendaraan pemadam kebakaran
Simulasi 2 60 km/jam pos hanya mampu melayani area
Area yang maksimal seluas 77,742 km2.
terlayani
No Pos
dalam waktu
5 menit (km2)
Tabel 3 Area Jangkauan Pos Eksisting
1 Pos Kopan 61,422 Simulasi 3
2 Pos Bukit Raya 30,573 Area yang
3 Pos Tampan 65,950 terlayani
No Pos
4 Pos Rumbai 52,776 dalam waktu
5 Pos Tenayan Raya 17,140 5 menit (km2)
6 Pos Akap 65,384 1 Pos Kopan 77,156
7 Pos Markas Komando 59,636 2 Pos Bukit Raya 40,549
3 Pos Tampan 70,271
4 Pos Rumbai 64,653
Simulasi 3 kecepatan kendaraan 5 Pos Tenayan Raya 21,137
pemadam 60 km/jam 6 Pos Akap 77,152
7 Pos Markas Komando 77,742
Pada saat solve running analisis jaringan
(dengan aplikasi ArcGis), ketujuh pos Simulasi 4 kecepatan kendaraan
(eksisting) memperlihatkan area cakupan pemadam 65 km/jam
yang dapat dijangkau (service area) oleh
ketujuh pos sebagaimana yang diperlihatkan Pada saat solve running analisis jaringan
pada Gambar 4. (dengan aplikasi ArcGis), ketujuh pos
(eksisting) memperlihatkan area cakupan
yang dapat dijangkau (service area) oleh
ketujuh pos sebagaimana yang diperlihatkan
pada Gambar 5.

Gambar 4 Service area pada simulasi 3

Jom FTEKNIK Volume 2 No.1 Februari 2015 6


baru agar seluruh wilayah Pekanbaru dapat
terlayani oleh pemadam kebakaran.
Berdasarkan simulasi solve running analisis
jaringan (dengan aplikasi GIS), diperolehlah
posisi pos rekomendasi dari beberapa
simulasi (diambil simulasi dengan
kecepatan 50 km/jam) dengan
menambahkan koordinat baru untuk pos
rekomendasi. Pos Markas Komando
merupakan pusat kontrol dari 6 (enam) pos
lainnya yang tersebar disekitar Pos Markas
Komando (centre station). Ini sesuai dengan
Keputusan Menteri Negara Pekerjaan
Umum, No. 11/KPTS/2000 dimana pos
Gambar 5 Service area pada simulasi 4 pusat harus memiliki service area yang lebih
luas daripada pos anak disekitarnya.
Luas area yang dapat dijangkau oleh Penempatan lokasi pos pemadam eksisting
masing-masing pos dengan waktu capai 5 selalu diletakkan di lahan pemerintah yaitu
menit adalah seperti ditampilkan pada Tabel kantor kecamatan bertujuan agar lebih
4. efisien karna ini fasilitas umum dan harus
Pada waktu capai maksimal 5 menit, ditempatkan di lahan pemerintah.
ternyata dengan kecepatan kendaraan Penempatan pos pemadam kebakaran juga
pemadam kebakaran 50 km/jam pos hanya perlu memperhatikan lokasi padat
mampu melayani area maksimal seluas pemukiman, pos tidak dibangun di lokasi
94,249 km2. yang jauh dari pemukiman. Maka dari itu
untuk Pekanbaru yang terdiri dari 12
Tabel 4 Area Jangkauan Pos Eksisting kecamatan minimal harus pula memiliki 12
Simulasi 4 pos pemadam kebakaran. Setelah dianalisis
Area yang dengan aplikasi GIS maka berikut ini adalah
terlayani posisi terbaik untuk penempatan pos
No Pos
dalam waktu
5 menit (km2) pemadam kebakaran baru untuk Kota
1 Pos Kopan 94,249 Pekanbaru.
2 Pos Bukit Raya 51,947
3 Pos Tampan 77,850
4 Pos Rumbai 72,163
5 Pos Tenayan Raya 20,204
6 Pos Akap 87,181
7 Pos Markas Komando 93,799

B. Pos Rekomendasi dan Lokasi


Berdasarkan analisis pos eksisting pada
point A diatas, terlihat cukup banyak
wilayah-wilayah yang tidak terlayani (not
covered) oleh masing-masing pos. Maka
Pekanbaru perlu ditambahkan beberapa pos

Jom FTEKNIK Volume 2 No.1 Februari 2015 7


Tabel 5 Koordinat Pos Pemadam
Kebakaran Kota Pekanbaru

Gambar 6 5 (Lima Pos Rekomendasi hasil Penambahan 5 pos baru merupakan jumlah
simulasi kecepatan 50 km/jam minimal dari rekomendasi penelitian ini.
Pos ditempatkan di lahan pemerintah yaitu
Analisis ini merekomendasikan kantor kecamatan setempat di Kota
penambahan 5 pos pemadam kebakaran Pekanbaru.
baru, 2 diantaranya didistribusikan pada
kecamatan yang belum dibangun pos KESIMPULAN DAN SARAN
pemadam kebakaran yaitu di Kecamatan
Marpoyan Damai dan Kecamatan Rumbai Kesimpulan yang dapat diambil dari
sedangkan 3 lainnya merupakan penelitian ini adalah :
penambahan pos yang sudah ada a. Berdasarkan analisis jaringan yang
sebelumnya yaitu 2 pos baru di Kecamatan dilakukan pada penelitian ini
Tenayan Raya dan 1 pos baru di Kecamatan memberikan kesimpulan bahwa
Rumbai Pesisir. Jadi analisa ini memberikan distribusi pos pemadam kebakaran Kota
rekomendasi Pekanbaru perlu dibangun pos Pekanbaru belum bisa menjangkau
pemadam kebakaran baru sehingga jumlah seluruh wilayahnya.
pos semuanya berjumlah 12 pos, 7 pos b. Perlu penambahan pos pemadam
eksisting ditambah 5 pos rekomendasi. kebakaran guna meminimalkan dampak
Berikut ini tabel distribusi jumlah dan lokasi kerugian akibat kebakaran yaitu
pos pemadam kebakaran Kota Pekanbaru sebanyak 5 (lima) pos baru, 2 diantaranya
beserta posisi yang disarankan. merupakan pos baru bagi kecamatan
yang belum ada pos pemadam
kebakarannya yaitu Kecamatan
Marpoyan Damai dan Kecamatan
Rumbai, sedangkan 3 lainnya adalah
tambahan pos di kecamatan yang sudah
ada yaitu Kecamatan Rumbai Pesisir dan
Kecamatan Tenayan Raya.
c. Pos pemadam kebakaran ditempatkan
pada kawasan dekat permukiman dan
diusahakan tetap berada dalam lahan

Jom FTEKNIK Volume 2 No.1 Februari 2015 8


pemerintah, maka direkomendasikan BERBASIS PETA. VOL. 1 NO.1
untuk membuat 5 (lima) pos baru pada
DESEMBER 2010 ISSN: 2088-1541.
koordinat yang telah ditentukan (Tabel
5). ESRI. 2008. Service Area service with
Saran yang dapat diberikan dari penelitian
synchronous execution Available at:
ini adalah :
a. Diperlukan kajian optimasi sebelum <URL:
membangun public facility untuk
http://resources.arcgis.com/en/help/ar
memperoleh hasil yang optimal.
b. Untuk penelitian selanjutnya disarankan cgis-rest-pi/index.html.>[2 April
menghitung variabel-variabel lain yang
2008].
berpengaruh pada penempatan pos
pemadam kebakaran seperti kepadatan Nugroho, S. K. 2010. Pengembangan
bangunan/pemukiman, kecepatan
Markas Pusat Pemadam Kebakaran di
dinamis dari mobil pemadam kebakaran,
kapasitas jalan, dan juga penguasaan Surakarta. Skripsi Jurusan Teknik
software atau program yang baik.
Arsitektur Fakultas Teknik. Surakarta.
c. Untuk kemajuan bersama diharapkan
pihak-pihak terkait agar saling Universitas Muhammadiyah
menyokong satu sama lain dan
Surakarta.
memberikan kemudahan demi
kepentingan bersama. Rahmawati, Mardiana. 2009. Penentuan
Jumlah dan Lokasi Halte Rute I Bus
DAFTAR PUSTAKA
Rapid Transit (BRT) di Surakarta
Alkhair, Hafidz. 2013. Simulasi Waktu dengan Model Set Covering Problem.
Evakuasi Berbasis SIG Untuk Analisis Skripsi Jurusan Teknik Industri
Tingkat Kerentanan Penduduk Kota Fakultas Teknik. Surakarta.
Padang Terhadap Bahaya Tsunami. Universitas Sebelas Maret.
Skripsi Jurusan Teknik Sipil. Septreziera, Maryuri. PENERAPAN
Pekanbaru. Universitas Riau. ANALISIS SPASIAL UNTUK
Bogir, Mohammad. 2009. Model Optimasi OPTIMASI PENEMPATAN UNIT
Lokasi Pos Pemadam Kebakaran (SK PEMADAM KEBAKARAN DI
: Kota Semarang). Skripsi Jurusan WILAYAH JAKARTA SELATAN.
Perencanaan Wilayah dan Kota. VOL. 13 NO. 1 JANUARI 2013: 52-
Semarang. Universitas Diponegoro. 62.
Buana P.W. 2010. PENEMUAN RUTE Thoha, A.S. 2008. Karakteristik Citra
TERPENDEK PADA APLIKASI Satelit. Skripsi Jurusan Kehutanan

Jom FTEKNIK Volume 2 No.1 Februari 2015 9


Fakultas Pertanian. Medan:
Universitas Sumatra Utara.
Yulianidar, Tika. 2012. Jangkauan
Pelayanan 7-Eeven Jakarta Selatan.
Skripsi Jurusan Geografi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam. Depok. Universitas Indonesia.

Jom FTEKNIK Volume 2 No.1 Februari 2015 10

You might also like