Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

TEMPERATURE

TRANSMITTER
Temperature Transmitter adalah suatu piranti yang digunakan untuk mengirimkan sinyal
yang diterima dari hasil sensing kemudian diteruskan ke Temperature control maupun
Temperature Indicator, tergantung bagaimana peran Temperature Transmitter tersebut. Untuk
mengetahui jumlah sinyal yang akan di kirim, Temperature Transmitter membutuhkan sensor
panas, baik itu menggunakan RTD, Thermocouple maupun sensor panas lainnya.
Tapi, kali ini kami akan membahas tentang Temperature Transmitter yang sensornya
menggunakan RTD. Seperti pada pembahasan sebelumnya, RTD mengubah energi panas
menjadi nilai tahanan. Adapun rangkaian Temperature Transmitter menggunakan RTD adalah
sebagai berikut.

Temperature transmitter bekerja dengan mengubah energi panas menjadi tahanan untuk
mengatur nilai sinyal output yang akan diterima oleh receiver. Sinyal output temperature
transmitter dapat berupa arus 4 mA untuk nilai minimum dan 20 mA untuk nilai maksimum.
Adapun daftar nilai konversi RTD (ohm) ke mA adalah sebagai berikut.
Tabel Temperature Transmitter Range 0-120 F
Persentase Temperature Nilai Tahanan Nilai Arus
NO.
(%) (F) RTD (ohm) (mA)
1 0 0 93.03 4.00
2 25% 30 99.57 8.00
3 50% 60 106.06 12.00
4 75% 90 112.53 16.00
5 100% 120 118.97 20.00

Tabel Temperature Transmitter Range 0-400 F


Persentase Temperature Nilai Tahanan Nilai Arus
NO.
(%) (F) RTD (ohm) (mA)
1 0 0 93.03 4.00
2 25% 100 114.68 8.00
3 50% 200 135.97 12.00
4 75% 300 156.90 16.00
5 100% 400 177.47 20.00

Adapun penerapan Temperature Transmitter dengan P&ID adalah sebagai berikut.


Pada gambar di atas Temperatur Transmitter (TT) berfungsi sebagai pemberi instruksi
agar komponen pengikutnya dapat bekerja. Temperatur transmitter memberikan instruksi berupa
sinyal elektrik kepada Temperature Indicator (TI) dan Temperature Indicator Control (TIC).
Temperature Indicator (TI) berfungsi untuk menampilkan besaran suhu bahan kimia yang ada
pada tangki atau titik pengukuran. Sedangkan, Temperature Indicator Control (TIC) berfungsi
untuk mengatur pembukaan dari Temperature Control Valve (TCV), apabila suhu isi dari tangki
melebihi batas suhu yang telah ditentukan, maka Temperature Control Valve akan menutup
sehingga suhu burner akan mengecil maupun sebaliknya apabila suhu dari isi tangki mencapai
suhu minimum, maka Temperatur Indicator Control (TIC) akan memerintahkan Temperature
Control Valve untuk membuka sehingga api dari burner suhunya naik karena bahan bakarnya
bertambah juga.
Akan tetapi, karena Temperature Indicator Control (TIC) membutuhkan sinyal elektrik sedang
Temperature Control Valve (TCV) menggunakan sinyal Pneumatik untuk mengatur bukaan
valvenya, maka digunakan alat Current to Pneumatik (I/P) yang berfungsi untuk mengubah
sinyal elektrik menjadi sinyal pneumatik maupun sebaliknya mengubah sinyal pneumatik
menjadi sinyal elektrik.

TENTANG TEMPERATURE TRANSMITTER


Dalam instalasi sistem pengukuran suhu (temperatur transmitter) dibutuhkan
kabel pengontrolsistem. RTD (Resistence Temperature Detector) maupun thermocouple dapat
dihubungkan langsung ke terminal I/O kontrol, atau menggunakan konversi signal temperature
transmitter.

Pada banyak sistem, temperature transmitter digunakan untuk merubah atau mengkonversi signal
dari RTD maupun signal thermocouple menjadi signal 4 20 mA, jadi bukan secara langsung
menyambungkan kabel dari RTD dan thermocouple ke perangkat kontrol.

KEUNTUNGAN / KELEBIHAN MENGGUNAKAN TEMPERATURE


TRANSMITTER
Keuntungan menggunakan temperature transmitter untuk mengirim signal
dari sensor (RTD dan thermocouple) untuk sistem kontrol antara lain adalah:

1. Signal yang dihasilkan dari bagian sensor yaitu RTD dan thermocouple adalah kategori signal
tingkat rendah, signal rendah sangat rentan, terutama pada kondisi pengiriman signal jarak
jauh. Jadi penggunaan Temperature Transmitter dengan merubah menjadi arus
antara 4hingga 20 mA memberikan solusi untuk menghilangkan faktor-faktor pengganggu
signal seperti kebisingan, konduksi, dll.
2. Dengan pengiriman arus hanya 4 20 mA, terhitung hanya membutuhkan kabel ukuran kecil,
dibandingkan dengan kabel yang mempertahankan sebuah
nilai resistansi dari RTD maupun thermocouple.
3. Kotak kontrol kabel transmiter dapat digabung menjadi satu diantara transmiter yang lainnya.
4. Tidak membutuhkan card kontrol khusus untuk RTD maupun thermocouple. Cukup
menghubungkan transmiter ke input analog I/O pada card kontrol.
5. Fasilitas pemeliharaan yang lebih simple, karena diagnosis langsung pada transmiter.

Temperature Transmitters

A temperature transmitter is an electrical instrument that interfaces a temperature sensor (e.g. thermocouple, RTD, or thermistor)
to a measurement or control device (e.g. PLC, DCS, PC, loop controller, data logger, display, recorder, etc.). Typically,
temperature transmitters isolate, amplify, filter noise, linearize, and convert the input signal from the sensor then send (transmit) a
standardized output signal to the control device. Common electrical output signals used in manufacturing plants are 4-20mA or 0-
10V DC ranges. For example, 4mA could represent 0C and 20mA means 100C.

Pengertian dan Fungsi Transmitter


Transmitter adalah suatu alat kelanjutan dari sensor, dimana merupakan salah satu elemen dari sistem
pengendalian proses. Untuk mengukur besaran dari suatu proses digunakan alat ukur yang disebut
sebagai sensor (bagian yang berhubungan langsung dengan medium yang diukur), dimana transmitter
kemudian mengubah sinyal yang diterima dari sensor menjadi sinyal standart. Berdasarkan besaran yang
perlu ditransformasikan transmitter dapat digolongkan sebagai transmitter temperatur, transmitter tinggi
permukaan, transmitter aliran.Transmitter dapat dihubungkan dengan berbagai alat penerima seperti
instrument penunjuk, alat pencatat, pengatur yang mempunyai sinyal masukan yang standart.

Tergantung pada jenis sinyal keluaran dapat dibedakan misalnya sinyal transmitter pneumatik dan
transmitter elektrik. Seperti semua alat penumatik, transmitter pneumatik mempunyai keuntungan yakni
aman terhadap bahaya percikan api yang diakibatkan hubungan singkat pada transmitter elektrik.
Kegunaan dari transmitter yang memberikan sinyal standart berupa sinyal pneumatik atau sinyal listrik
dari besaran proses (process variable) yang diukur ke peralatan lain yang membutuhkannya antara lain :
1. Peralatan lain seperti indikator, recorder yang bekerja dengan standart sinyal yang sama
2. Memungkinkan pengiriman sinyal kepada jarak yang cukup jauh dan cepat serta aman
3. Menekan biaya pengoperasian maupun biaya pemeliharaan.
Sinyal Transmitter
Sinyal transmitter adalah suatu tanda ataupun sinyal yang diberikan ke alat penerima seperti pencatat,
penunjuk yang berupa skala angka angka. Jenis jenis sinyal yang terdapat pada transmitter adalah :
1. Sinyal pneumatik atau tekanan udara
Besaran standart sinyal pneumatik ini adalah 3 15 Psi atau 0,2 1,0 kg/cm2.
2. Sinyal elektrik
Besaran standart sinyal elektrik ini adalah 4 mA 20 mA dan skala kerja sinyal tegangan ada yang
berkisar 1 5 VDC dan ada juga 0 10 VDC.
Jenis jenis Transmitter
Dalam ilmu instrumentasi dikenal dua sistem sinyal yang dapat dipergunakan pada transmitter yaitu
sinyal pneumatik dan sinyal elektrik. Berdasarkan kedua sistem tersebut transmitter dapat digolongkan
menjadi dua jenis yaitu :
1. Transmitter elektrik
2. Transmitter pneumatik
Umumnya sistem dari transmitter ini adalah merupakan jalur pengirim sinyal dari alat perasa ke kontroler
dan dari kontroler ke pengatur akhir (control valve).

Konverter sinyal
Mengubah nilai menjadi sinyal standar
Konverter sinyal universal ABB dari rentang CC memperkuat, mengubah, mengisolasi dan
mengukur semua jenis sinyal analog untuk memastikan proses pabrik yang aman dan andal. Kapan
pun Anda memerlukan isolasi listrik 3 arah, pilih konverter sinyal ABB untuk melindungi aplikasi
proses dan otomatisasi dari tegangan lebih.

Manfaat utama

Operasi yang aman dengan isolasi galvanik 3 arah


Penyesuaian yang mudah dan tepat
Mudah dipilih dari perangkat fungsional dan multifungsi

Fitur utama
Output sinyal standar yang berbeda pada satu perangkat
Terminal penghubung plug-in
Konversi sinyal termokopel
Sinyal pengukuran saat ini
Setelah dikonfigurasi tidak ada penyesuaian kembali yang diperlukan
Operasi yang aman dengan isolasi 3 arah listrik

Apa itu Konverter Sinyal?


Konverter Sinyal adalah perangkat yang mengubah sinyal dari sensor menjadi sinyal arus industri, mengubah
sinyal input analog menjadi sinyal keluaran analog, menormalkan sinyal, atau mengisolasi sinyal.
Sinyal elektronik yang terdeteksi oleh detektor berbeda sifatnya karena perbedaan data yang diukur (misalnya
suhu, tekanan, dan voltase). Hal ini membuat sulit untuk memasukkan data secara langsung ke sirkuit
kontrol. Oleh karena itu, perlu untuk menyembunyikan atau menormalkan data ke bentuk sinyal yang mudah
digunakan.
Jenis dan Fungsi Konverter
Jenis Konverter
Isolator
Konverter masukan sensor
Distributor
Konverter sinyal
Alarm
Konverter Pulse I / O
Konverter karakteristik
Transformator potensial
Transformer arus
Konverter daya
Konverter daya reaktif
Konverter daya
Konverter efisiensi daya
Konverter frekuensi
Konverter fasa
Alarm
Konverter antarmuka

Fungsi utama
Pengonversi sinyal
Mengkonversi input arus / voltase DC ke tegangan DC / arus dan mengeluarkan hasilnya.
Isolasi sinyal input dan keluaran sinyal.
Mengonversi sinyal input dari termokopel ke arus / tegangan dan mengeluarkan hasilnya.
Mengonversi sinyal dari sel beban ke tegangan / arus dan mengeluarkan hasilnya.
Mengonversi laju pulsa masukan dan mengeluarkan hasilnya.
Mengonversi sinyal pulsa ke sinyal analog dan mengeluarkan hasilnya.
Mengonversi sinyal analog ke sinyal pulsa dan mengeluarkan hasilnya.
Meratakan sinyal yang tidak memiliki karakteristik output linier dan menghasilkan hasilnya.
Konverter Daya
Menerima masukan sinyal dari transformator potensial (PT) dan transformator arus (CT), menghitung daya
aktif, dan mengeluarkan sinyal DC dan sinyal denyut kumulatif.
Interface Converters
Mengkonversi antara protokol serial RS-232C / USB dan RS-422/485.

Komponen-komponen Sistem Pneumatik


BY: ONNY

Sistem pneumatik bertujuan untuk menggerakkan berbagai peralatan dengan


menggunakan gas kompresibel sebagai media kerjanya. Udara menjadi satu media
kerja sistem pneumatik yang paling banyak digunakan karena jumlahnya yang tidak
terbatas dan harganya yang murah. Udara yang dikompresi oleh kompresor,
didistribusikan menuju berbagai macam aktuator melewati sistem kontrol tertentu.
Kadang ada juga udara terkompresi tersebut dicampur dengan atomized oiluntuk
kebutuhan pelumasan pada sistem aktuator. Namun yang lebih umum adalah udara
terkompresi yang kering, atau telah mengalami proses pengeringan melalui air dryer.
Salah Satu Contoh Aplikasi Sistem Pneumatik

Prinsip kerja dan komponen-komponen yang digunakan pada sistem pneumatik, hampir
sama dengan sistem hidrolik. Untuk perbedaan antara keduanya, bisa Anda baca
pada artikel ini.

Berikut adalah komponen-komponen sistem pneumatik secara umum :

1. Kompresor
Kompresor adalah suatu alat mekanikal yang bertujuan untuk menaikkan tekanan suatu
gas dengan cara menurunkan volumenya. Komponen inilah yabg mensupply udara
bertekanan untuk sistem pneumatik, serta menjaga tekanan sistem agar tetap berada
pada tekanan kerjanya.
Kompresor

2. Regulator & Gauge


Kedua alat tersebut menjadi komponen wajib di setiap sistem pneumatik. Regulator
adalah komponen yang berfungsi untuk mengatur supply udara terkompresi masuk ke
sisptem pneumatik. Sedangkan gauge berfungsi sebagai penunjuk besar tekanan udara
di dalam sistem. Keduanya dapat berupa sistem mekanis maupun elektrik.
Regulator dan Gauge pada Sistem Pneumatik

3. Check Valve
Check Valve adalah valve atau katup yang berfungsi untuk mencegah adanya aliran
balik dari fluida kerja, dalam hal ini udara terkompresi. Terutama adalah apabila pada
sebuah sistem pneumatik tersebut dipergunakan tanki akumulator udara,
sehingga Check Valve tersebut mencegah adanya udara dari akumulator untuk kembali
menuju kompresor namun tetap mengalirkan udara bertekanan dari kompresor untuk
masuk ke dalam akumulator.

4. Tanki Akumulator
Tanki akumulator atau juga disebut buffer tank berfungsi sebagai cadangan (storage)
tekanan udara terkompresi yang digunakan untuk penggerak aktuator. Selain itu tanki
ini juga berfungsi untuk mencegah ketidakstabilan supply udara ke aktuator, lebih
menstabilkan kerja kompresor agar tidak terlalu sering mematikan dan menyalakannya
lagi, serta lebih memudahkan desain sistem dalam menempatkan kompresor jika
diharusakan penempatan aktuator pneumatik lebih jauh dengan kompresor.

Tanki Akumulator Sistem Pneumatik

5. Saluran Pipa
Pipa-pipa digunakan untuk mendistribusikan udara terkompresi dari kompresor atau
tanki akumulator ke berbagai sistem aktuator. Diameter pipa yang digunakan pun
bermacam-macam tergantung dari desain dan tujuan penggunaan sistem pneumatik
tersebut. Pada sebuah sistem pneumatik besar (menggunakan lebih dari dua aktuator),
untuk area sistem supply (area kompresor dan tanki) digunakan pipa berdiameter lebih
besar daripada yang digunakan pada area aktuator. Namun jika sistem pneumatik yang
ada kecil, misal hanya untuk menggerakkan satu saja aktuator, maka diameter pipa
yang digunakan pun akan seragam di semua bagian.

6. Directional Valve
Directional valve atau katub pengatur arah yang instalasinya berada tepat sebelum
aktuator, adalah berfungsi untuk mengatur kerja aktuator dengan cara mengatur arah
udara terkompresi yang masuk atau keluar dari aktuator. Satu valve ini didesain untuk
dapat mengatur arah aliran fluida kerja di dua atau bahkan lebih arah aliran. Ia bekerja
secara mekanis atau elektrik tergantung dari desain yang ada.

Pneumatic Directional Valve

7. I/P Controller
Pada aktuator pneumatik yang kerjanya dapat bermodulasi diperlukan satu alat kontrol
supply udara bertekanan yang khusus bernama I/P Controller. I/P Controller ini
mengubah perintah kontrol dari sistem kontrol yang berupa sinyal arus, menjadi besar
tekanan udara yang harus disupply ke aktuator.

Pneumatic I/P Controller

8. Aktuator
Pneumatik aktuator adalah alat yang melakukan kerja pada sistem pneumatik. Ada
berbagai macam jenis pneumatik aktuator sesuai dengan penggunaannya. Antara lain
adalah silinder pneumatik, diafragma aktuator, serta pneumatik motor.
Diafragma Aktuator

You might also like