Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 130

BUKU PANDUAN

PENGAYAAN OSCE UKMPPD

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN 2016

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi..................................................................................................................... 2
Station 1 CVS............................................................................................................. 3
Station 2 Respiratory System..................................................................................... 11
Station 3 Neurobehavior............................................................................................ 21
Station 4 Gastrointestinal........................................................................................... 39
Station 5 Reproduction System.................................................................................. 47
Station 6 Musculosceletal System............................................................................. 59
Station 7 Endocrine and Metabolism......................................................................... 76
Station 8 Hematology and Oncology......................................................................... 79
Station 9 Genitourinary System................................................................................. 85
Station 10 Head and Neck.......................................................................................... 94
Station 11 Special Sensory......................................................................................... 105
Station 12 Pshyciatry................................................................................................. 125

2
STATION 1
CVS
Pemeriksaan JVP
Pemeriksaan fisik jantung
Pemasangan dan intepretasi EKG

3
CHECKLIST PEMERIKSAAN JUGULAR VEIN PRESSURE (JVP)

Nilai
No Kriteria
0 1
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai dokter
4. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
7. Meminta pasien untuk membuka baju
8. Meminta pasien untuk tidurterlentang dengan posisi leher 30-45 derajat

9. Pemeriksa mencuci tangan dengan prosedur yang benar


10. Pemeriksa berdiri di kanan pasien
11. Pemeriksa meminta pasien menggelengkan kepala ke sisi kiri
Inspeksi
12.
Pemeriksa memperhatikan external jugular vein (EJV), lalu tentukan
dimana puncak pulsasi EJV
13.
Tempatkan digiti IV manus sinistra anda pada puncak pulsasi tersebut
14.
Urut pembuluh darah sampai ke bagian base-nya dengan menggunakan
telunjuk
15. Lepaskan jari telunjuk anda sampai terjadi pengisian kembali kekosongan
pembuluh darah tersebut, sambil memperhatikan dimana letak puncak
pulsasi, TANDAI.
16. Temukan sternal angle yaitu pada pertemuan antara manubrium dan sternum
pada level costae II. (Right atrium sekitar 5-7 cm di bawah titik ini)
17. Estimasikan tinggi kolom vena dengan cara:
Dengan memakai penggaris, posisikan penggaris sejajar dengan
lantai dari puncak pulsasi tersebut ke sternal angle. (normalnya 2-
3 cm di atas sternal angle).
Jarak right atrium dengan titik ini (5-7cm) dijumlahkan dengan

4
tinggi vena kolum dengan titik sternal angle (2-3cm) yaitu sekitar
7-10cm H2O.
18.

19. Menginformasikan bahwa pemeriksaan telah selesai dilakukan


20. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada pasien

NILAI TOTAL

CHECKLIST PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG

Nilai
No Kriteria
0 1
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai dokter
4. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
7. Meminta pasien untuk membuka baju
8. Meminta pasien untuk tidur terlentang
9. Pemeriksa mencuci tangan dengan prosedur yang benar
10. Pemeriksa berdiri di kanan pasien
Inspeksi
11. Memeriksa pasien secara general (JVP, anemia, extremitas oedema, clubbing
fingers, ascites, tanda-tanda sanosis sentral/ peripheral, tiredness & lethargy,
dyspnea dan ortophnea)
12. Perhatikan bentuk prekordial (normal, pectus excavatum, pectus carinatum,
deformitas sternum, deformitas costae, scar operasi, frekuensi napas,
gerakan napas, inspirasi dan expirasi)

5
13. Perhatikan apakah ictus cordis tampak atau tidak
Palpasi
14. Letakkan telapak tangan di atas prekordium, yaitu di daerah:
a. Apex

b. Left upper sternal border (ICS II)

c.Right upper sternal border (ICS II)


d. Left lower sternal border (ICS IV)
e.Rasaan ada/tidaknya Thrills (murmur grade 4)
Perkusi (Menentukan Batas Jantung)
15. Menentukan batas kanan atas jantung (SIC II PSL dextra)
16. Menentukan batas kanan bawah jantung (SIC IV PSL dextra)
17. Menentukan batas kiri atas jantung (SIC II PSL sinistra)
18. Menentukan batas kiri bawah jantung (SIC IV MCL sinistra)
19. Menentukan kesan perkusi batas jantung (melebar atau tidak
melebar/normal)
Auskultasi
20. Letakkan stetoskop di setiap lokasi katup jantung
a. right upper ICS II
b. left upper ICS II
c. ICS IV
d. Apex
Gambar:

6
21. Memperhatikan intensitas suara yang didengar/ada tidaknya
splitting/suara napas tambahan

Suara Jantung 1 (S1)

Suara Jantung 2 (S2)

7
Suara Jantung 3 (S3)

Suara Jantung 4 (S4)

SUARA TAMBAHAN

8
Timming saat sistolik atau saat diastolik
Shape crescendo, descrescendo atau plateau
Location
Radiation axilla, back, suprasternal notch
22. Menginformasikan bahwa pemeriksaan telah selesai dilakukan
23. Pemeriksa mencuci tangan dengan prosedur yang benar
24. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada pasien
NILAI TOTAL

CHECKLIST PEMASANGAN EKG

Nilai
No Kriteria
0 1
1. Memberi salam kepada pasien (jika pasien sadar)
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai dokter
4. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
7. Meminta pasien membuka baju
8. Meminta pasien meletakkan segala perhiasan kogam dari tubuhnya
9. Meminta pasien untuk berbaring terlentang
10. Menyambungkan EKG ke sumber listrik dan mencoba menyalakannya
Prosedural
Pemasangan EKG
11. Membersihkan semua elektroda dengan alkohol
12. Membersihkan area tubuh yang nanti akan dipasangi elektroda alkohol
13. Menempatkan elektroda pada lokasi yang sesuai dengan menggunakan jel:
Lead Ekstremitas:
Merah tangan kanan,
kuning tangan kiri,
hijau kaki kiri
hitam kaki kanan
14. Lead prekordial:
V1 di PSL dextra ICS 2
V2 di PSL sinistra ISC 2

9
V3 di antara V2 dan V4
V4 di MCL sinistra ICS 4
V5 di anterior axillary line sinistra ICS 5
V6 di midaxillary line sinistra ICS 5

15. Meminta pasien untuk tenang, tidak berbicara dan tidak bergerak selama
perekaman
16. Merekam dan mencetak EKG dengan menuliskan keterangannya
17. Melepaskan perangkat elektroda
18. Merapikan alat-alat
19. Menginformasikan bahwa pemeriksaan telah selesai
Interpretasi EKG
20. Menginterpretasikan Irama
21. Menginterpretasikan heart rate/frekuensi
22. Menginterpretasikan aksis
23. Menginterpretasikan gelombang P
24. Menginterpretasikan gelombang T
25. Menginterpretasikan Kompleks QRS
NILAI TOTAL

10
STATION 2
Respiratory System
Pemeriksaan Thorax
Interpretasi foto thorax
RJP
Endotracheal intubation

11
CHECKLIST PEMERIKSAAN THORAX ANTERIOR

Nilai
No Kriteria
0 1
21. Memberi salam kepada pasien
22. Memperkenalkan diri kepada pasien
23. Menjelaskan peranannya sebagai dokter
24. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
25. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
26. Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
27. Meminta pasien untuk membuka baju
28. Meminta pasien untuk tidur terlentang
29. Pemeriksa mencuci tangan dengan prosedur yang benar
30. Pemeriksa berdiri di kanan pasien
Inspeksi
31.
Pemeriksa memperhatikan dinding dada (adakah kelainan/ tidak)
32.
Pemeriksa menyuruh pasien melakukan ventilasi dalam
33.
Perhatikan pergerakan dinding thorax selama ventilasi dalam
34.
Pemeriksa mencatat/menyampaikan hasil pemeriksaan yang diperoleh
Palpasi
35. Pemeriksa menghangatkan tangan sebelum melakukan palpasi
36. Rasakan gerakan pernafasan pasien dengan meletakkan telapak tangan pada
sisi kanan dan kiri dada pasien
37. Bandingkan gerakan dada kanan dan kiri
38. Lakukan pemeriksaan vokal fremitus
Meminta pasien menyebut tujuh puluh tujuh pada setiap titik
palpasi
Rasakan resonansi dan hantaran getaran pada dinding thorax
39. Lakukan perabaan pada sela iga
40. Pemeriksa mencatat/menyampaikan hasil pemeriksaan yang diperoleh
Perkusi
41. Mengayunkan pergelangan tangan kanan, mengetuk menggunakan phalang
distal digiti III dextra ke distal interphalang manus sinistra sebagai
landasannya.
Lakukanlah perkusi sistematis pada dinding thorax anterior
Lakukanlah pemeriksaan batas paru-hati
42. Cermati suara yang dihasilkan dari ketukan
43. Pemeriksa mencatat/menyampaikan hasil pemeriksaan yang diperoleh
Auskultasi
44. Hangatkan diafragma/bel stestoskop dengan menggunakan tangan
45. Bukalah head yang sesuai
46. Letakkan earpieces pada telinga

12
47. Dengarkan suara pernafasan 2 3 detik pada satu tempat sebelum
memeriksa tempat yang lainnya pada titik-titik auskultasi.
48. Cermati suara yang terdengar
49. Pemeriksa mencatat/menyampaikan hasil pemeriksaan yang diperoleh
50. Pemeriksa menginformasikan bahwa pemeriksaan telah selesai
51. Pemeriksa mencuci tangan dengan prosedur yang benar
NILAI TOTAL

CHECKLIST PEMERIKSAAN THORAX POSTERIOR

Nilai
No Kriteria
0 1
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai dokter
4. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
7. Meminta pasien untuk membuka baju
8. Meminta pasien untuk duduk pada bed pemeriksaan
9. Pemeriksa mencuci tangan dengan prosedur yang benar
10. Pemeriksa berdiri di kanan pasien
Inspeksi
11.
Pemeriksa memperhatikan dinding thorax posterior (adakah kelainan/
tidak)
12.
Pemeriksa menyuruh pasien melakukan ventilasi dalam
13.
Perhatikan pergerakan dinding thorax selama ventilasi dalam
14.
Pemeriksa mencatat/menyampaikan hasil pemeriksaan yang diperoleh
Palpasi
15. Pemeriksa menghangatkan tangan sebelum melakukan palpasi
16. Rasakan gerakan pernafasan pada punggung pasien dengan telapak tangan
pada sisi kanan dan kiri
17. Bandingkan gerakan dada kanan dan kiri
18. Lakukan pemeriksaan vokal fremitus
Meminta pasien menyebut tujuh puluh tujuh pada setiap titik
palpasi
19. Rasakan resonansi dan hantaran getaran pada dinding thorax
20. Lakukan perabaan pada sela iga
21. Pemeriksa mencatat/menyampaikan hasil pemeriksaan yang diperoleh

13
Perkusi
22. Mengayunkan pergelangan tangan kanan, mengetuk menggunakan phalang
distal digiti III dextra ke distal interphalang manus sinistra sebagai
landasannya.
Lakukanlah perkusi sistematis pada dinding thorax anterior
23. Lakukanlah pemeriksaan batas paru-hati
24. Cermati suara yang dihasilkan dari ketukan
25. Pemeriksa mencatat/menyampaikan hasil pemeriksaan yang diperoleh
Auskultasi
26. Hangatkan diafragma/bel stestoskop dengan menggunakan tangan
27. Bukalah head yang sesuai
28. Letakkan earpieces pada telinga
29. Dengarkan suara pernafasan 2 3 detik pada satu tempat sebelum
memeriksa tempat yang lainnya pada titik-titik auskultasi.
30. Cermati suara yang terdengar
31. Pemeriksa mencatat/menyampaikan hasil pemeriksaan yang diperoleh
32. Pemeriksa menginformasikan bahwa pemeriksaan telah selesai
33. Pemeriksa mencuci tangan dengan prosedur yang benar
NILAI TOTAL

CHEKLIST KEGAWATDARURATAN MEDIK

Menentukan Glasgow Coma Scale

Nilai
No Kriteria
0 1
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai dokter
4. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
7. Pemeriksa mencuci tangan dengan prosedur yang benar
8. Pemeriksa berdiri di kanan pasien
Menentukan Respon Membuka Mata (E)
9. Menentukan respon membuka mata melalui rangsangan perintah maupun
cubitan
1. = Tidak ada respon
2. = Dengan nyeri
3. = Dengan perintah verbal
4. = Spontan
Menentukan Respon Verbal (V)
10. Menentukan respon verbal melalui rangsangan peritah maupun cubitan
1. = Tidak ada respon
2. = Suara yang tidak berarti
3. = Kata-kata yang tidak tepat

14
4. = Disorientasi dan berbicara
5. = Orientasi baik dan berbicara
Menentukan Respon Motorik (M)
11. Menentukan respon motorik melalui rangsangan peritah maupun cubitan
1. = Tidak ada respon
2. = Gerakan extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di
sisitubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang
nyeri)
3. = Gerakan fleksi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas
dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri)
4. = withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi
stimulus saat diberi rangsang nyeri)
5. = Dapat melokalisasi nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat
diberi rangsang nyeri)
6. = Menuruti perintah

NILAI TOTAL

AIRWAY MANAGEMENT

Nilai
No Kriteria
0 1
1. Memastikan pasien tidak bernapas

2. Berdiri di sebelah kanan pasien

Look
3. Lihat apakah ada gerakan dada (gerakan napas)
4. Perhatikan apakah gerakan tersebut simetris atau tidak
Periksa apakah ada obstruksi jalan napas (periksa apakah ada lidah jatuh ke
belakang)
Listen
5. Dengarkan suara nafas dari mulut atau hidung atau dada pasien
6. Jika ada suara nafas, hitung frekuensi pernapasannya
Feel
7. Rasakan dengan pipi pemeriksa apakah ada hawa napas dari korban

8. Pemeriksa memeriksa ada/ tidaknya obstruksi napas oleh benda asing,


fraktur tulang wajah, fraktur maksila dan fraktur mandibula, fraktur trakea,
dll
Jika pasien mengalami henti napas
9. Berikan napas bantuan
Jika pasien mengalami pernapasan < 12-20x/ menit
10. Lakukan pernapasan buatan dengan melakukan tehnik yang benar (melalui
mulut atau hidung)
Jika pasien terdengar mendengkur (snoring)

15
11. Lakukan jaw thrust
12. Pasang oropharyngeal tube dengan tehnik yang benar
Jaw-Thrust Maneuver
(merupakan teknik airway yang efektif pada pasien yang mengalami cervical spine injury.
13. Pemeriksa berada di belakang kepala pasien
14. Letakkan kedua siku sejajar dengan posisi pasien/korban
15. Kedua tangan memegang sisi kepala pasien/korban

16. Penolong memegang kedua sisi rahang


17. Kedua tangan penolong menggerakan rahang ke posisi depan secara
perlahan
18. Pertahankan posisi mulut pasien/korban tetap terbuka
Melakukan Head Tilt Chin Lift (jika penderita tidak mengalami cervical spine unjury)
19. Letakkan tangan pada dahi pasien/korban
20. Tekan dahi sedikit mengarah ke depan dengan telapak tangan penolong
21. Letakkan ujung jari tangan lainnya dibawah bagian ujung tulang rahang
pasien/korban
22. Tengadahkan kepala dan tahan/tekan dahi pasien/korban secara bersamaan
sampai kepala pasien/korban pada posisi ekstensi
NILAI TOTAL

CHECKLIST

BREATHING MANAGEMENT

Nilai
No Kriteria
0 1
Memastikan pasien bernapas/ tidak
1. Inspeksi

a. Lihat apakah ada gerakan dada (gerakan napas)


b. Periksa apakah tanda-tanda jejas
c. Lihat apakah gerakan dada simetris atau tidak
d. Periksa penggunaan otot bantu napas
e. Periksa adanya deviasi trachea
f. Hitung frekuensi napas
2. Palpasi

a. Periksa adanya krepitasi


b. Periksa adanya massa
c. Periksa adanya nyeri tekan (bila korban sadar)
3. Perkusi

a. Sonor/ hipersonor/ redup


4. Auskultasi

16
a. Dengarkan jenis suara pernapasan dada kanan/ kiri apakah ada
suara napas tambahan atau tidak
5. Feel
Rasakan dengan pipi pemeriksa apakah ada hawa napas dari korban
(jika ada, hitung frekuensi pernapasannya)
Jika frekuensi pernapasan 40x/ menit (sesak) berikan napas bantuan dengan tekhnik yang benar
6. Ventilasi

Dengan memberikan bantuan napas tekhnik:


a. mouth to mouth
b. Mouth to nose
c. Mouth to mask
7. Oksigenasi

Dengan memberikan bantuan napas melalui alat berikut:


a. Kanul hidung
b. Breathing Mask
c. Non Breathing Mask
8. Jika pasien mengalami henti napas Lakukan pernapasan buatan

Jika pasien mengalami pernapasan < 12-20x/ menit


9. Lakukan napas bantuan dengan tekhnik yang benar

10. Periksa denyut nadi carotid

11. Lakukan evaluasi napas setelah memberikan bantuan napas

NILAI TOTAL

Checklist Endotracheal Intubation

Nilai
No. Kriteria
0 1

1. Mencuci tangan dengan tekhnik yang benar

2. Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan:

a. Sarung tangan
b. Laryngoscope
c. Endotracheal tube 3 ukuran (misal: 7.5, 8, 8.5)
d. Sungkup dan balonnya
2. Memakai sarung tangan untuk proteksi diri

17
3. Memposisikan diri di belakang kepala pasien

4. Menilai ada tidaknya cedera cervical

5. Melakukan head tilt & chin lift (jika tidak ada cedera cervical) atau jaw thrust
(jika ada cedera cervical).

6. Membuka mulut pasien dengan menggunakan finger-cross manuever

7. Menyingkirkan korpus alienum (jika ada) dengan finger swab dan melakukan
suction jika ada cairan

8. Memberikan oksigenasi dengan sungkup dan balon dengan benar

9. Mereposisi kepala pasien agar tidak terlalu hiperekstensi dan hiperfleksi

10. Memasang laryngoscope dengan benar:

a. Mempertahankan pembukaan mulut dari luar dengan tangan


kanan
b. Memasukkan ujung laryngoscope dari ujung mulut sebelah kanan
dengan menggunakan tangan kiri
c. Menelusuri sampai pangkal lidah
d. Menaruh lidah pada tempatnya di laryngoscope dan menggeser
lidah ke kiri
e. Menggeser terus sampai terlihat plica vocalis
f. Memasukkan ET ke trakea sampai mencapai ukuran 20 22.
(melakukan prosedur pemasangan dalam 15 30 detik, kalau tidak berhasil
segera lakukan oksigenasi terlebih dahulu baru mulai melakukan pemasangan
lagi)

11. Setelah ET berhasil dipasang, berikan oksigenasi secepat mungkin dan nilai
pengembangan dada korban (kalau yang mengembang lambung, artinya ET
masuk ke esophagus. Jika yang mengembang hanya satu paru berarti ET terlalu
dalam, tarik sedikit agar pengembangan dada simetris)

12. Meminta asisten melakukan oksigenasi, sementara kita auskultasi paru kanan,
paru kiri dan kemudian lambung

11. Menginflasikan balon dengan spuit kalau kita sudah yakin ET dalam posisi
yang benar

12. Menyambungkan ET ke ventilator bila perlu dan melakukan fiksasi

Checklist Resusitasi Jantung Paru

18
(Pasien tidak sadar, henti nafas dan henti jantung)

Nilai
No. Kriteria
0 1

1. Mengamankan korban dan diri kita (penolong) dari area yang berbahaya

2. Memeriksa kesadaran korban dengan cara: memanggil-manggil, menepuk-


nepuk, atau dengan perangsangan nyeri di glabela, supraorbital, manubrium
sternum atau di bantalan kuku

3. Meminta bantuan (berteriak minta tolong atau panggilan ke 118)

4. Memeriksa ada tidaknya trauma cervical dengan cara meraba bagian belakang
leher. Menilai ada tidaknya krepitasi atau mengenali trias fraktur cervical
(hilangnya kesadaran, multiple trauma pada daerah kepala dan jejas di atas
clavicula)

5. Melakukan head tilt chin lift (jika tidak ada cedera cervical) atau jaw thrust
(jika ada cedera cervical) dengan tekhnik yang benar

6. Membuka jalan napas (mulut) pasien dengan menggunakan finger-cross


maneuver

7. Melakukan finger swab untuk menghilangkan korpus alienum yang menyumbat


jalan nafas dan mendrainasi bila ada cairan (dimiringkan ke samping bila tidak
ada fraktur cervical)

8. Melakukan penilaian pernafasan dengan look (melihat pergerakan dada), listen


(mendengarkan ada tidaknya suara pergerakan udara dari hidung), feel
(merasakan ada tidaknya hembusan udara dari hidung korban).

9. Menilai denyut nadi karotis dengan dua jari

10. Memulai siklus resusitasi jantung paru dengan melakukan kompresi dada 30x
dan bantuan pernafasan 2x (30:2), dilakukan 3 siklus dalam 1 menit.

Cara melakukan kompresi dada:

Menelusuri batas bawah kosta sampai ke processus xyphoideus.


Letak kompresi adalah 2 jari di atas processus xyphoideus atau
diantara papilla mamae.
Menggunakan gravitasi tubuh kita dalam melakukan kompresi,
dengan tangan tetap lurus dan tidak bengkok
Memastikan korban berada pada alas yang keras, tidak lunak
11. Melakukan initial assessment (ABC) setiap 1 menit

12. Melakukan secondary survey jika korban telah ada nafas dan denyut nadi

Secondary survey: pemeriksaan head to toe (kepala-leher-dada-abdomen-


pelvis-punggung-ekstremitas atas-ekstremitas bawah)

19
13. Melakukan recovery position untuk korban.

Caranya: lengan korban yang di dekat sisi penolong diluruskan ke arah kepala
korban, lengan satunya diposisikan menyilang, kaki korban yang diseberang
sisi disilangkan ke sisi yang dekat penolong, kemudian gulingkan korban ke
arah penolong

14. Melakukan initial assessment ulang

20
STATION 3
NEUROBEHAVIOR
Pemeriksaan Nervus Cranialis
Pemeriksaan fungsi sensoris dan motoris
Reflek fisiologis, patologis dan meningeal sign

21
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS
ASSESSMENT OF SENSE OF SMELL (NERVUS OLFAKTORIUS)

Nilai
No Kriteria
0 1
Pembukaan
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Persiapan
7. Mempersiapkan zat yang digunakan untuk pemeriksaan (kopi, cengkeh)
8. Mencuci tangan dengan 7 langkah yang benar
Prosedural
Pemeriksaan Nervus I
9. Meminta pasien menutup mata
10. Meminta pasien untuk menutup satu lubang hidung
11. Mendekatkan zat penguji (misal kopi atau cengkeh) ke lubang hidung yang tidak
ditutup
12. Meminta pasien untuk menghirup zat penguji tersebut
13. Meminta pasien untuk mengenali zat penguji tersebut
14. Meminta pasien untuk menutup lubang hidung lainnya
15. Mendekatkan zat penguji (misal kopi atau cengkeh) ke lubang hidung yang tidak
ditutup
16. Meminta pasien untuk mengirup zat penguji tersebut
17. Mencuci tangan dengan benar
18. Catat hasil pemeriksaan
19. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Profesionalisme
20. Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme

22
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS
INSPECTION OF PUPIL AND PAPILLARY REACTION OF LIGHT (NERVUS III
OKULOMOTORIUS)

Kriteria Nilai
0 1
Pembukaan
1 Memberikan salam kepada pasien
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4 Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
6 Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
Persiapan
7 Mempersiapkan alat senter untuk pemeriksaan
8. Mencuci tangan yang benar dengan 7 langkah
Prosedural
Pemeriksaan Nervus III
8. Meminta pasien untuk melihat jauh
9. Menyinari mata pasien dengan berkas cahaya terang
10. Mengamati respon pupil langsung
11. Mengamati respon pupil tidak langsung (konsensual)
12. Mengulangi pemeriksaan yang sama pada mata yang lain
13 Mencuci tangan dengan benar
14. Catat hasil pemeriksaan
1.5 Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Profesionalisme
16 Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme
Ket 0 = Pemeriksa tidak mengerjakan atau mengerjakan dengan tidak sempurna
1 = Pemeriksa mengerjakan dengan sempurna

PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS


CORNEAL REFLEX (NERVUS V TRIGEMINUS)

Nilai
No Kriteria
0 1
Pembukaan
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Persiapan
7. Mempersiapkan kapas lidi yang ujungnya ditarik menjadi benang tipis
8. Mencuci tangan yang benar dengan 7 langkah

23
Prosedural
Pemeriksaan Nervus V
9. Menstabilkan kepala pasien dengan meletakkan tangannya di alis mata dan kepala
pasien
10. Meminta pasien untuk melihat pada sisi kanan
11. Mendekatkan ujung kapas dari sisi kiri menyentuh kornea kiri dengan perlahan-lahan
12. Mengulangi pemeriksaan yang sama pada mata yang lain
13. Mencuci tangan dengan benar
14. Catat hasil pemeriksaan
15. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Profesionalisme
16. Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme
Ket 0 = Pemeriksa tidak mengerjakan atau mengerjakan dengan tidak sempurna
1 = Pemeriksa mengerjakan dengan sempurna

PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS


ASSESSMENT OF STRENGTH OF TEMPORAL AND MASSETER MUSCLE (NERVUS
V TRIGEMINUS CABANG MOTORIK)

Nilai
No Kriteria
0 1
Pembukaan
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Persiapan
7. Mencuci tangan dengan benar dengan 7 langkah
Prosedural
Pemeriksaan Nervus V cabang motoric
8. Meminta pasien untuk mengatupkan giginya
9. Mempalpasi muskulus masseter dan temporalis secara bilateral
10. Perhatikan kelemahan otot yang akan menyebabkan rahang menyimpang ke sisi lesi
11. Mencuci tangan yang benar
12. Catat hasil pemeriksaan
13. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Profesionalisme
14. Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme

Ket 0 = Pemeriksa tidak mengerjakan atau mengerjakan dengan tidak sempurna


1 = Pemeriksa mengerjakan dengan sempurna

PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS


ASSESSMENT OF FACIAL SENSATION (NERVUS V TRIGEMINUS CABANG SENSORIK)

24
Nilai
No Kriteria
0 1
Pembukaan
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Persiapan
7. Menyiapkan bahan dan alat : sepotong kasa dan peniti
8. Mencuci tangan dengan benar dengan 7 langkah
Prosedural
Pemeriksaan Nervus V Cabang sensorik
9. Meminta pasien untuk menutup matanya
10. Meminta pasien untuk memberikan respon jika merasa sedang disentuh
11. Menyentuhkan sepotong kasa ke satu sisi dahi
12. Menyentuhkan sepotong kasa pada sisi dahi lainnya
13. Menyentuhkan sepotong kasa pada kedua pipi secara bergantian
14. Menyentuhkan sepotong kasa pada rahang kiri dan kanan
15. Membandingkan kedua sisi bagian yang disentuh, terasa sama atau tidak
16. Melakukan prosedur yang sama dengan menggunakan peniti tajam
17. Mencuci tangan dengan benar
18. Catat hasil pemeriksaan
19. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Profesionalisme
20. Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme
Ket 0 = Pemeriksa tidak mengerjakan atau mengerjakan dengan tidak sempurna
1 = Pemeriksa mengerjakan dengan sempurna

PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS


ASSESSMENT OF FACIAL ASYMETRY (NERVUS FASIALIS)

Nilai
No Kriteria
0 1
Pembukaan
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Persiapan
7. Mencuci tangan yang benar dengan 7 langkah
8. Memberi contoh cara pemeriksaan (cara memperlihatkan gigi, menggembungkan

25
pipi dan mengerutkan dahi)
Prosedural
Pemeriksaan Nervus Fascialis
9. Meminta pasien untuk memperlihatkan gigi
10. Meminta pasien untuk menggembungkan kedua pipi
11. Memberikan tekanan kedua pipi pasien
12. Meminta pasien untuk mengerutkan dahi
13. Mengamati adanya tidaknya asimetris pada pemeriksaan
Pemeriksaan kekuatan penutupan kelopak mata
14. Meminta pasien untuk menutup kedua matanya erat-erat
15. Membuka kedua mata pasien
16. Meminta pasien untuk menutup kedua matanya dengan erat sehingga pemeriksa
tidak dapat membuka kedua mata
17. Perhatikan kekuatan otot mata
18. Mencuci tangan dengan benar
19. Catat hasil pemeriksaan
20. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Profesionalisme
21. Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme
Ket 0 = Pemeriksa tidak mengerjakan atau mengerjakan dengan tidak sempurna
1 = Pemeriksa mengerjakan dengan sempurna

PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS


TONGUE, INSPECTION AT REST
TONGUE, INSPECTION AND ASSESSMENT OF MOTOR SYSTEM

Nilai
No Kriteria
0 1
Pembukaan
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Persiapan
7. Mencuci tangan yang benar dengan 7 langkah
Prosedural
Tongue, inspection at rest
8. Meminta pasien untuk membuka mulut dengan lidah terletak tenang di dasar mulut
9. Memperhatikan otot lidah
Inspection and assessment of motor system of tongue
10. Meminta pasien untuk membuka mulut
11. Meminta pasien untuk menjulurkan lidahnya
12. Memperhatikan lidah untuk menilai adanya deviasi
13. Mencuci tangan yang benar
14. Catat hasil pemeriksaan

26
15. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Profesionalisme
16. Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme
Ket 0 = Pemeriksa tidak mengerjakan atau mengerjakan dengan tidak sempurna
1 = Pemeriksa mengerjakan dengan sempurna

THE SENSORY SYSTEM


ASSESSMENT OF LIGHT TOUCH

Nilai
No Kriteria
0 1
Pembukaan
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Persiapan
7. Mencuci tangan yang benar dengan 7 langkah
Prosedural
8. Meminta pasien untuk menutup mata
9. Meminta pasien untuk memberitahukan kepada pemeriksa jika terasa ada sentuhan
10. Memeriksa sentuhan ringan pada jari tangan kiri dan kanan pasien dari distal ke
proksimal
11. Memeriksa sentuhan pada jari kaki kiri dan kanan pasien distal ke proksimal
12. Mencuci tangan yang benar
13. Catat hasil pemeriksaan
14. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Profesionalisme
15. Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme
Ket 0 = Pemeriksa tidak mengerjakan atau mengerjakan dengan tidak sempurna
1 = Pemeriksa mengerjakan dengan sempurna

27
THE SENSORY SYSTEM (ASSESSMENT OF SENSE OF PAIN )

Nilai
No Kriteria
0 1
Pembukaan
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Persiapan
7. Mempersiapkan peniti untuk pemeriksaan
8. Mencuci tangan yang benar dengan 7 langkah
Prosedural
Pemeriksaan rasa nyeri
9. Meminta pasien untuk menutup kedua matanya
10. Menyentuhkan ujung tajam peniti dan memberitahukan ini tajam kepada pasien
11. Menyentuhkan ujung tumpul peniti dan memberitahukan ini tumpul kepada pasien
12. Memeriksa sensasi nyeri pada tangan kiri dan kanan
13. Menanyakan sensasi yang dirasakan pasien, tajam atau tumpul
14. Melakukan pemeriksaan dari arah distal ke proksimal
15. Melakukan pemeriksaan yang sama pada jari kaki kiri dan kanan
16. Mencuci tangan yang benar
17. Catat hasil pemeriksaan
18. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Profesionalisme
19. Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme
Ket 0 = Pemeriksa tidak mengerjakan atau mengerjakan dengan tidak sempurna
1 = Pemeriksa mengerjakan dengan sempurna

THE SENSORY SYSTEM (ASSESSMENT OF VIBRATION)

Nilai
No Kriteria
0 1
Pembukaan
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Persiapan
7. Menyiapkan alat: garpu tala
8. Mencuci tangan yang benar dengan 7 langkah

28
Prosedural
Pemeriksaan vibrasi
9. Mengetuk garpu tala dengan tumit
10. Meletakkan garpu tala pada suatu tonjolan tulang di distal tubuh pasien
11. Meminta pasien untuk memberitahukan pada pemeriksa jika sudah tidak dapat
merasakan getaran garpu tala
12. Meminta pasien untuk menutup mata
13. Meletakkan garpu tala yang sedang bergetar pada falang distal jari tangan pasien dan
jari tangan pemeriksa
14. Merasakan getaran garpu tala dan menentukan kecepatan respon pasien
15. Melakukan pemeriksaan yang sama pada ibu jari kaki
16. Mencuci tangan yang benar
17. Catat hasil pemeriksaan
18. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Profesionalisme
19. Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme

THE SENSORY SYSTEM


ASSESSMENT OF DISCRIMINATIVE SENSATION (STEREOGNOSIS)

Nilai
No Kriteria
0 1
Pembukaan
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Persiapan
7. Mempersiapkan peniti
8. Mencuci tangan yang benar dengan 7 langkah
Prosedural
Pemeriksaan diskriminasi dua titik
9. Meminta pasien untuk menutup mata
10. Memegang dua peniti dengan jarak 2-3 mm
11. Menyentuh ujung jari tangan pasien
12. Meminta pada pasien untuk menyebutkan jumlah peniti yang dirasakan
13. Membandingkan daerah yang sama pada ujung jari lainnya
14. Membandingkan ujung jari kedua tangan
15. Mencuci tangan yang benar
16. Catat hasil pemeriksaan
17. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Profesionalisme
18. Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme
Ket 0 = Pemeriksa tidak mengerjakan atau mengerjakan dengan tidak sempurna
1 = Pemeriksa mengerjakan dengan sempurna

29
MOTOR SYSTEM
ASSESSMENT OF PASSIVE STRETCH

Nilai
No Kriteria
0 1
Pembukaan
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Persiapan
7. Mencuci tangan yang benar dengan 7 langkah
8. Meminta pasien untuk melemaskan ekstremitas yang akan diperiksa
Prosedural
Pemeriksaan passive stretch
9. Menggerakkan ekstremitas kanan atas dan kiri atas pasien yang diperiksa
10. Menggerakkan ekstremitas kanan bawah dan kiri bawah pasien yang diperiksa
11. Catat hasil pemeriksaan
12. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Profesionalisme
13. Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme
Ket 0 = Pemeriksa tidak mengerjakan atau mengerjakan dengan tidak sempurna
1 = Pemeriksa mengerjakan dengan sempurna

MOTOR SYSTEM
ASSESSMENT OF MUSCLE STRENGH

Nilai
No Kriteria
0 1
Pembukaan
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Persiapan
7. Mencuci tangan yang benar dengan 7 langkah
Prosedural
Pemeriksaan Kekuatan otot
8. Meminta pasien untuk menggerakkan secara aktif ekstremitaskiri atas kemudian
kanan atas
9. Meminta pasien untuk menggerakkan secara aktif ekstremitaskiri bawahkemudian
kanan bawah

30
10. Menahan gerakan pada ekstremitas kanan atas dan ekstremitas kiri atas
11. Menahan gerakan pada ekstremitas kanan bawahdan ekstremitas kiri bawah
12. Menggerakkan ekstremitas kanan atas kemudian kiri atas secara pasif pada pasien
13. Menggerakkan ekstremitas kanan bawah kemudian kiri bawah secara pasif pada
pasien
14. Meminta pasien untuk menahan ektremitas kanan atas dan kiri atas yang digerakkan
pemeriksa
15. Meminta pasien untuk menahan ektremitas kanan bawah dan kiri bawahyang
digerakkan pemeriksa
16. Mencuci tangan yang benar
17. Catat hasil pemeriksaan
18. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Profesionalisme
19. Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme
Ket 0 = Pemeriksa tidak mengerjakan atau mengerjakan dengan tidak sempurna
1 = Pemeriksa mengerjakan dengan sempurna

COORDINATION
INSPECTION OF GAIT (NORMAL, ON HELLS, ON TOES, HOPPING IN ONE PLACE, HEEL
TO TOE)

Nilai
No Kriteria
0 1
Pembukaan
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Prosedural
Pemeriksaan Inspection of Gait
7. Meminta pasien untuk berjalan lurus ke depan menjauh pemeriksa
8. Meminta pasien untuk kembali dengan berjalan pada ujung kaki mendekat
pemeriksa
9. Meminta pasien untuk berjalan menjauhi pemeriksa dengan tumit yang
menyentuh lantai
10. Meminta pasien untuk berjalan mendekat kembali pemeriksa dengan jalan
melompat-lompat dengan satu kaki di depan kaki lainnya (tumit satu kaki
menyentuh jari-jari kaki pada setiap langkah)
11. Memperhatikan gaya berjalan pasien
12. Catat hasil pemeriksaan
13. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Profesionalisme
14. Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme
Ket 0 = Pemeriksa tidak mengerjakan atau mengerjakan dengan tidak sempurna
1 = Pemeriksa mengerjakan dengan sempurna

31
COORDINATION
ROMBERGS TEST

Nilai
No Kriteria
0 1
Pembukaan
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Prosedural
7. Meminta pasien untuk berdiri di depan pemeriksa
8. Meminta pasien untuk merapatkan kedua kaki hingga kedua tumit dan jari-jari
kaki saling bersentuhan
9. Meminta pasien untuk merentangkan lengannya dengan telapak tangan
menghadap ke bawah
10. Meminta pasien untuk menutup matanya
11. Memperhatikan sikap pasien (bergerak atau tidak)
12. Catat hasil pemeriksaan
13. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Ket 0 = Pemeriksa tidak mengerjakan atau mengerjakan dengan tidak sempurna
1 = Pemeriksa mengerjakan dengan sempurna

COORDINATION
POINT TO POINT TESTING: BETWEEN INDEX FINGER AND NOSE

Nilai
No Kriteria
0 1
Pembukaan
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Prosedural
7. Pemeriksa duduk dengan jarak satu lengan dari pasien
8. Meminta pasien untuk menyentuh hidungnya
9. Meminta pasien untuk menyentuh jari pemeriksa
10. Meminta pasien untuk melakukan point 7 dan 8 secara bergantian secara cepat,
tepat dan lancer
11. Meminta pasien untuk menutup mata
12. Meminta pasien untuk mengulangi point 7, 8 dan 9
13. Catat hasil pemeriksaan

32
14. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Ket 0 = Pemeriksa tidak mengerjakan atau mengerjakan dengan tidak sempurna
1 = Pemeriksa mengerjakan dengan sempurna

TES TUMIT KE LUTUT DAN DYSDIADOCHOKINESIS

Nilai
No Kriteria
0 1
Pembukaan
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Prosedural
Tes tumit ke lutut
7. Meminta pasien untuk berbaring terlentang
8. Meminta pasien untuk menggeser tumit menuruni regio cruris ekstremitas lainnya
dimulai dari lutut
Tes dysdiadochokinesis
9. Meminta pasien untuk melakukan pronasi pada tangan kanan
10. Meminta pasien untuk melakukan supinasi pada tangan kiri
11. Meminta pasien untuk melakukan gerakan pronasi dan supinasi secara bergantian
12. Catat hasil pemeriksaan
13. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Ket 0 = Pemeriksa tidak mengerjakan atau mengerjakan dengan tidak sempurna
1 = Pemeriksa mengerjakan dengan sempurna

33
PHYSIOLOGICAL REFLEXES
TENDON REFLEXES (BICEPS, TRICEPS)

Nilai
No Kriteria
0 1
Pembukaan
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Prosedural
Pemeriksaan Refleks Tendon Biseps
7. Meminta pasien melemaskan lengan
8. Meminta pasien melakukan pronasi lengan bawah di pertengahan di antara
fleksi dan ekstensi
9. Meletakkan ibu jari dengan kuat pada tendon biseps pasien
10. Memukulkan palu refleks pada ibu jari pemeriksa
11. Mengamati kontraksi biseps yang diikuti dengan fleksi pada siku
Pemeriksaan Refleks Tendon Triceps
12. Memfleksikan lengan bawah pasien pada siku
13. Menarik lengan ke arah dada
14. Mengetuk tendon triceps di atas insersi prosesus olekranon ulna kira-kira 1-2
inci di atas siku
15. Catat hasil pemeriksaan
16. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Ket 0 = Pemeriksa tidak mengerjakan atau mengerjakan dengan tidak sempurna
1 = Pemeriksa mengerjakan dengan sempurna

PHYSIOLOGICAL REFLEXES
TENDON REFLEXES (PATELA, ANKLE)

Nilai
No Kriteria
0 1
Pembukaan
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Prosedural
Pemeriksaan Refleks Tendon Patela
7. Meminta pasien duduk dengan tungkai terjuntai di samping tempat tidur
8. Meletakkan tangan pada muskulus kuadriceps pasien

34
9. Mengetuk tendon patela dengan kuat dengan dasar palu refleks
Pemeriksaan Refleks Tendon Achilles
10. Meminta pasien untuk berbaring di tempat tidur
11. Tungkai difleksikan pada pinggul dan lutut
12. Meletakkan tangan di bawah kaki pasien untuk melakukan dorsofleksi pada
pergelangan kaki
13. Mengetuk Tendon Achilles tepat di atas insersi pada permukaan posterior
kalkaneus dengan ujung lebar palu reflex
14. Mengamati refleks yang terjadi
15. Catat hasil pemeriksaan
16. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Ket 0 = Pemeriksa tidak mengerjakan atau mengerjakan dengan tidak sempurna
1 = Pemeriksa mengerjakan dengan sempurna

PHYSIOLOGICAL REFLEXES
ABDOMINAL REFLEX

Nilai
No Kriteria
0 1
Pembukaan
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Prosedural
7. Meminta pasien untuk berbaring terlentang
8. Menggoreskan suatu batang/spatula lidah dengan cepat secara horisontal dari
lateral ke medial ke arah umbilicus
9. Amati kontraksi otot perut
10. Catat hasil pemeriksaan
11. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Ket 0 = Pemeriksa tidak mengerjakan atau mengerjakan dengan tidak sempurna
1 = Pemeriksa mengerjakan dengan sempurna

PATHOLOGICAL REFLEXES

35
HOFFMANN-TROMNER SIGN

Nilai
No Kriteria
0 1
Pembukaan
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Prosedural
7. Mempronasikan tangan pasien
8. Memegang falang terminal jari tengah pasien di antar ibu jari dan jari telunjuk
9. Falang secara pasif difleksikan dengan sentakan tajam
10. Melepaskan secara tiba-tiba falang tersebut
11. Catat hasil pemeriksaan
12. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Ket 0 = Pemeriksa tidak mengerjakan atau mengerjakan dengan tidak sempurna
1 = Pemeriksa mengerjakan dengan sempurna

PATHOLOGICAL REFLEXES
PLANTAR RESPONSE (BABINSKI)

Nilai
No Kriteria
0 1
Pembukaan
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Prosedural
Reflek Babinski
7. Meminta pasien untuk mengambil posisi yang santai
8. Menggoreskan telapak kaki dari arah pangkal jari-jari
9. Memperhatikan gerakan jari kaki pasien
10. Melaporkan hasil pemeriksaan
Reflek Chaddok
11. Menggoreskan lateral dorsum pedis dari arah posterior ke anterior
12. Memperhatikan gerakan jari kaki pasien
13. Melaporkan hasil pemeriksaan
Reflek Oppenheim
14. Mengurut tibia dari arah superior ke inferior

36
15. Memperhatikan gerakan jari kaki pasien
16. Melaporkan hasil pemeriksaan
Reflek Gordon
17. Meremas (squeezing) calf muscle
18. Memperhatikan gerakan jari kaki pasien
19. Melaporkan hasil pemeriksaan
Reflek Scuffner
20. Meremas tendon achilles
21. Memperhatikan gerakan jari kaki pasien
22. Melaporkan hasil pemeriksaan
Reflek Gonda
23. Memfleksikan digiti iv ke arah plantar
24. Memperhatikan gerakan jari kaki pasien
25. Melaporkan hasil pemeriksaan
Reflek Stransky
26. Menarik digiti v ke arah lateral
27. Memperhatikan gerakan jari kaki pasien
28. Melaporkan hasil pemeriksaan
Reflek Bing
29. Mengetuk dorsum dari proksimal digiti iv/v dengan palu reflek
30. Memperhatikan gerakan jari kaki pasien
31. Melaporkan hasil pemeriksaan
Refleks Rosolimo
32. Mengetuk bagian plantar dari proksimal digiti
33. Memperhatikan gerakan jari kaki pasien
34. Melaporkan hasil pemeriksaan
35. Catat hasil pemeriksaan
36. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Ket 0 = Pemeriksa tidak mengerjakan atau mengerjakan dengan tidak sempurna
1 = Pemeriksa mengerjakan dengan sempurna

37
RADICULAR SENSATION DISORDERS
LASEGUES SIGN

Nilai
No Kriteria
0 1
Pembukaan
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
6. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Prosedural
7. Meminta pasien untuk berbaring terlentang
8. Mengangkat tungkai pasien dengan memegang tumit pasien
9. Menekan lutut pasien dengan tangan yang lain
10. Mengangkat tungkai pasien dalam keadaan lurus
11. Catat hasil pemeriksaan
12. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Ket 0 = Pemeriksa tidak mengerjakan atau mengerjakan dengan tidak sempurna
1 = Pemeriksa mengerjakan dengan sempurna

RADICULAR SENSATION DISORDERS


TINELS SIGN

Nilai
No Kriteria
0 1
Pembukaan
1. Memberi salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
4. Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
5. Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Prosedural
Tes tinel terowongan karpal
6. Menekan ligamentum volare pergelangan tangan
Tes tinel sulkus nervus ulnaris
7. Menekan nervus ulnaris
Tes Tinel pada lutut
8. Menekan nervus safenus pada bagian medial tuberositas tibia
9. Memperhatikan penjalaran nyeri pada penekanan nervus
10. Catat hasil pemeriksaan
11. Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien.
Ket 0 = Pemeriksa tidak mengerjakan atau mengerjakan dengan tidak sempurna
1 = Pemeriksa mengerjakan dengan sempurna

38
STATION 4
Gastrointestinal
Pemasangan IV Line
RT
Pemeriksaan Abdomen

39
CHECKLIST KATETERISASI VENA

No. Kriteria Nilai

0 1

Pembukaan

1 Memberikan salam kepada pasien


2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4 Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
6 Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
7 Meminta pasien untuk berbaring
Persiapan Bahan dan Alat
8 Meja trolly berisi:
Cairan infus
Infus set makro (dewasa)/ IV kateter
Kapas Alkohol
Plester
Gunting
Sarung tangan
Ligator vena
Standar Infus
Abocath
Gaas steril

Prosedur
9 Persiapkan cairan yang akan dipakai dengan menusukan bagian tajam
infus set dengan cairan infus. Buka aliran dan pastikan cairan infus
mengalir lancar tanpa ada emboli udara di selang. Jika sudah yakin aliran
lancar, tutup aliran infus dan gantung pada standar infus
10 Informasikan kepada pasien bahwa kita akan memulai tindakan
11 Pakailah sarung tangan
12 Ligasi bagian proksimal dari lokasi vena yang akan ditusuk dengan
memakai ligator vena
13 Lakukan tindakan aseptic dengan benar
14 Kencangkan kulit di atas vena yang akan ditusuk dengan tangan kiri.
Tangan kanan memegang IV kateter
15 Tusukkan jarum sedistal mungkin dengan sudut 30-40 derajat ke vena,
dorong jarum sampai terlihat darah masuk ke reservoar.Hentikan
dorongan
16 Pisahkan bagian jarum dengan bagian kanul dengan mendorong bagian
kanul sambil mencabut bagian jarum. Perhatikan sudahkan darah keluar
dari kanul, tahan ujung kanul dengan ibu jari tangan kiri
17 Sambungkan kanul dengan infus kateter yang telah dibuka alirannya,

40
sesuai dengan jumlah tetesan yang diperlukan bila anda sudah yakin
bahwa tetesannya lancar.
18 Lakukan fiksasi dengan plester
19 Merapikan pasien dan peralatan
20 Mencuci tangan sesuai standar
21 Menginformasikan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
Profesionalisme
22 Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme
Nilai Total
Keterangan :
Nilai 0 = tidakdilakukan
Nilai 1 = dilakukandenganbenar

PEMERIKSAAN RECTAL TOUCHER

No. Kriteria Nilai


0 1
Pembukaan
1 Memberikan salam kepada pasien
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4 Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
6 Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
Persiapan
7 Mempersiapkan alat dan bahan
8 Mencuci tangan sesuai standar
9. Menggunakan sarung tangan sesuai standar
Prosedural
12 Menginstruksikan pasien untuk berbaring miring ke kiri atau ke kanan (Sims
position)
13 Melakukan inspeksi daerah sakrokoksigeal dan perianal
14 Mengolesi jari telunjuk yang telah memakai sarung tangan dengan jelly
15 Memasukkan jari telunjuk ke dalam anus sampai ke dalam ampula rekti
16 Merotasikan telunjuk searah jarum jam 360 derajat untuk menilai mukosa
rectum
17 Mempalpasi kelenjar prostat pada jam 12
19 Melakukan intepretasi hasil palpasi
20 Melihat adanya lendir atau darah pada jari telunjuk
21 Mencuci tangan dengan teknik yang benar
22 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
Profesionalisme
23 Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme
Nilai Total
Keterangan :
Nilai 0 = tidak dilakukan
Nilai 1 = dilakukan dengan benar

41
PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN

Nilai
No. Kriteria
0 1
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan
6. Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
7. Meminta pasien untuk membuka pakaian
8. Meminta pasien berbaring dalam keadaan supinasi
9. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien
10. Mereleksasikan posisi pasien dengan meminta pasien menekuk kedua lutut
11. Mencuci tangan sesuai standar
INSPEKSI
10. Mengamati kontur permukaan abdomen
11. Melaporkan hasil pemeriksaan inspeksi sesuai kasus
AUSKULTASI
12. Menghangatkan bagian diafragma stetoskop dengan telapak tangan
13. Melakukan auskultasi pada beberapa lokasi (4 kuadran)
14. Melaporkan hasil pemeriksaan sesuai kasus
PERKUSI
15. Melakukan teknik perkusi dengan benar pada permukaan abdomen
16. Melaporkan hasil pemeriksaan perkusi
PALPASI
17. Menghangatkan kedua tangan
18. Melakukan palpasi abdomen dengan benar
19. Melaporkan hasil palpasi abdomen
20. Pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan sikap profesional
Total
Keterangan :
Nilai 0 = tidak dilakukan
Nilai 1 = dilakukan dengan benar

42
PEMERIKSAAN KHUSUS HEPAR, GINJAL DAN LIEN

Nilai
No. Kriteria
0 1
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan
6. Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
7. Meminta pasien untuk membuka pakaian
8. Meminta pasien berbaring dalam keadaan supinasi
9. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien
10. Mereleksasikan posisi pasien dengan meminta pasien menekuk kedua lutut
11. Mencuci tangan sesuai standar
INSPEKSI
10. Mengamati kontur permukaan abdomen
11. Melaporkan hasil pemeriksaan inspeksi sesuai kasus
AUSKULTASI
12. Menghangatkan bagian diafragma stetoskop dengan telapak tangan
13. Melakukan auskultasi pada beberapa lokasi (4 kuadran)
14. Melaporkan hasil pemeriksaan sesuai kasus
PERKUSI HEPAR
15. Melakukan teknik perkusi dengan benar
16. Memeriksa batas bawah hepar
19. Memeriksa batas atas hepar
20. Memeriksa batas lobus kiri hepar
21. Melaporkan kesimpulan pemeriksaan ukuran hepar
PERKUSI SPLEEN
Melakukan perkusi spleen dari spatium intercostalis ke-9 sampai ke-12 pada linea
22.
aksilaris anterior kiri.
23. Melakukan perkusi sesuai garis schuffner
24. Menandai perubahan dari suara dari redup (dullness) menjadi timpani
25. Menyimpulkan ukuran spleen
PALPASIHEPAR
Melakukan palpasi hepar dengan benar
26. (tangan kiri menahan dinding abdomen posterior, tangan kanan melakukan palpasi
di bagian anterior pada sisi lateral kanan abdomen)
27. Melaporkan hasil palpasi hepar
PALPASI SPLEEN
Melakukan palpasi lien untuk menentukan pembesaran dari caudal ke cranial
dengan benar
28.
(tangan kiri menahan dinding posterior abdomen), tangan kanan melakukan palpasi
di anterior di bawah batas costa kiri, palpasi dari caudal ke cranial
Melakukan palpasi lien untuk menentukan pembesaran pateral dengan garis
29.
schuffner

43
30. Melaporkan ukuran lien
PALPASI GINJAL
Melakukan palpasi ginjal kanan dan kiri dengan benar
(tangan kiri menahan di dinding posterior, tangan kanan di dinding anterior
31.
melakukan palpasi dengan lembut di kuadran kanan atas lateral sejajar dengan
M.Rectus Abdominis
32. Melaporkan hasil palpasi ginjal
33. Pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan sikap profesional
Total
Keterangan :
Nilai 0 = tidak dilakukan
Nilai 1 = dilakukan dengan benar

PEMERIKSAAN KHUSUS ASCITES

Nilai
No. Kriteria
0 1
Persiapan
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan
6. Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
Tes Shifting Dullness
7. Melakukan perkusi dari arah umbilikus ke lateral
8. Menentukan titik tempat perubahan timpani ke pekak dan menandainya
9. Meminta pasien utntuk miring ke satu sisi
10. Perkusi pasien dari lateral titik yang ditandai tadi
11. Melaporkan apakah terdapat perubahan suara
Tes Undulasi
Minta pasien untuk menekan kedua tangan di atas garis tengah abdomen
12. Ketoklah salah satu sisi abdomen dengan ujung jari dan rasakan penjalaran getaran
pada sisi abdomen berseberangan
13. Melaporkan hasilnya
14. Pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan sikap profesional
Total
Keterangan :
Nilai 0 = tidak dilakukan
Nilai 1 = dilakukan dengan benar

44
PEMERIKSAAN KHUSUS APPENDIK

Nilai
No. Kriteria
0 1
Persiapan
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan
6. Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
7. Mencuci tangan sesuai standar
8. Meminta pasien berbaring dalam keadaan supinasi
9. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien
10. Meminta pasien untuk membuka baju
11. Mereleksasikan posisi pasien dengan meminta pasien menekuk lutut
12. Meletakkan tangan dengan lembut pada titik Mc Burney
13. Melakukan penekanan pada titik Mc Burney dengan pelan-pelan dan dalam
14. Melepaskan tekanan pada titik Mc Burney dengan cepat
15. Melakukan pemeriksaan kontra Mc Burney (Rovsings sign)
Melaporkan adanya nyeri tekan dan nyeri lepas tekan Mc Burney dan nyeri lepas
16.
kontra Mc Burney (Rovsings sign)
17. Meminta pasien untuk meluruskan kedua tungkai
18. Meminta pasien mengangkat tungkai kanan ke atas
19. Pemeriksa menahan lutut pasien
20. Mengulangi pemeriksaan serupa pada tungkai kiri
22. Melaporkan hasil pemeriksaan iliopsoas sign
Memposisikan pasien dengan tungkai kanan fleksi 90 pada sendi panggul dan
23.
sendi lutut
Memegang tungkai bawah pasien sedikit di atas sendi lutut dan pada pergelangan
24.
kaki (ankle)
25. Merotasikan tungkai bawah ke arah lateral dan medial
26. Melaporkan hasil pemeriksaan obturator sign
Keterangan :
Nilai 0 = tidak dilakukan
Nilai 1 = dilakukan dengan benar

45
PEMERIKSAAN HERNIA

Nilai
No. Kriteria
0 1
Persiapan
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
6 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
7. Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
8. Mencuci tangan sesuai standar
Finger Test
9. Menggunakan sarung tangan
10 Melakukan palpasi pada skrotum
11. Memeriksa skrotum dengan cara jari telunjuk diarahkan ke arah lateral dari
tuberkulum pubicum mengikuti fasikulus spermatikus sampai ke anulus
inguinalis internus
12. Mendorong isi hernia dengan menonjolkan kulit skrotum melalui anulus
eksternus
13. Meminta penderita untuk mengedan
14. Melaporkan hasil pemeriksaan
Siemen test
14. Meletakkan 3 jari di tengah-tengah antara SIAS dengan tuberculum pubicum
sambil melakukan palpasi
15. Bagian medialis ditekan dengan jari telunjuk melalui skrotum.
16. Penderita diminta mengejan
17. Melihat ada tidaknya benjolan di annulus inguinalis lateralis atau annulus
inguinalis medialis dan annulus inguinalis femoralis.
18. Melaporkan hasilnya
Tumb Test
17. Letakkan ibu jari di annulus inguinalis lateralis, annulus inguinalis medialis,
dan annulus inguinalis femoralis
18. Penderita diminta mengejan
19. Teraba tidaknya corda (silk sign)
20 Melaporkan hasilnya
21. Pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan sikap profesional
Nilai Total

Keterangan :
Nilai 0 = tidak dilakukan
Nilai 1 = dilakukan dengan benar

46
STATION 5
Reproduction System
Pemeriksaan gynekologi
Pemasangan IUD dan implant
ANC
Menolong Persalinan
Resusitasi Neonatus

47
CHECKLIST
PEMERIKSAAN GYNECOLOGI & INSERSI AKDR

NILAI
KONSELING PRA PEMASANGAN DAN SELEKSI KLIEN
0 1
1. Lakukan seleksi klien (anamnesis) secara cermat untuk memastikan tidak ada masalah
kondisi kesehatan sebagai pemakai AKDR sambil menjelaskan beberapa prosedur
pemasangan AKDR
2. Tanyakan riwayat kesehatan reproduksi:
- Tanggal haid terakhir, lama haid, pola perdarahan haid
- Paritas dan riwayat persalinan terakhir
- Riwayat kehamilan ektopik
- Nyeri yang hebat saat haid
- Anemia yang berat
- Riwayat infeksi sistem genital, penyakit hubungan seksual (PHS) atau infeksi
panggul
- Berganti-ganti pasangan (resiko tinggi infeksi)
- Kanker serviks
3. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik panggul serta jelaskan apa yang akan
dilakukan kemudian persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan
4. Alat-alat yang harus dipersiapkan:
- Bivalve speculum
- Tenakulum
- Sonde uterus
- Forceps/Korentang
- Gunting, Cucing
- Sarung tangan aseptik
- Cairan antiseptik (mis. Povidon Iodine)
- Gaas steril
- Sumber cahaya yang cukup untuk menerangi serviks
- AKDR Cu T 380 A
- Selimut
5. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kencingnya dan mencuci kemaluannya
menggunakan sabun terlebih dahulu
6. Cuci tangan dengan air dan sabun sesuai prosedur, lalu keringkan dengan kain bersih
7. Persilahkan ibu naik ke meja pemeriksaan
8. Inspeksi daerah perut (lihat tanda-tanda kehamilan, benjolan,dll)
9. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau kelainan lainnya di
daerah supra pubik
10. Ibu berbaring dalam posisi litotomi kenakan selimut
11. Menyalakan & mengatur lampu gynecologi
12. Cuci tangsn dan pakai sarung tangan yang sudah di DTT/steril
13. Lakukan inspeksi pada genitalia eksterna (labium, kelenjar bartoline, keadaan kulit
daerah vulva, keadaan klitoris, muara uretra, perineum, introitus vagina & discharge)
14. Lakukan desinfeksi daerah vulva/perineum mulai dari arah pubis ke perineum
15. Palpasi kelenjar bartholini & daerah sekitarnya
16.

48
Masukkan bivalve speculum vagina secara lege artis dengan cara menyibakkan labium
majus ke kanan-kiri dengan jari telunjuk & ibu jari tangan kiri, dan tangan kanan
memegang bivalve speculum dengan posisi miring terlebih dahulu dalam posisi tertutup
masuk ke 2/3 vagina, lalu memutar posisinya 90 derajat memposisikannya sejajar sumbu
vagina, sambil perlahan daun speculum dibuka dan dimasukkan sepenuhnya. Atur
bivalve speculum agar bisa memvisualisasikan cerviks, kemudian kunci skrup.
17. Lakukan pemeriksaan inspekulo dengan tangan kiri tetap mempertahankan posisi
spekulum:
- Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina
- Perhatikan daerah serviks (adanya erosi, benjolan, berdungkul, rapuh, mudah
berdarah)
Bila ada sekret vagina yang mencurigakan dilakukan pemeriksaan spesimen. Bila tidak
maka dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis dengan larutan povidone iodin pada
daerah vagina, porsio dan sekitarnya
18. Keluarkan spekulum dengan kunci skrup dibuka, dalam posisi tertutup, lalu memutar
posisinya 90 derajat, dan keluarkan dari vagina dengan perlahan kemudian diletakkan
pada wadah yang berisi cairan dekontaminasi (larutan klorin 0.5%)
Pemeriksaan Bimanual
19. Telunjuk & ibu jari kiri menyibakkan labium majus
20. Memasukkan jari telunjuk & jari tengah kanan ke vagina,
21. Telapak tangan kiri berada di daerah suprapubik menekan ke bawah
22. Lakukan perabaan pada introitus vagina, cerviks uteri (ukuran uterus, konsistensi,
permukaan, tumor,dll) & adneksa dengan tangan kanan, nyeri goyang cerviks (slinger
pain)
23. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik direndam ke dalam larutan klorin
0,5%.
TINDAKAN PRA PEMASANGAN
24. Masukkan lengan AKDR Cu T380A di dalam kemasan sterilnya:
- Buka sebagian kemasan AKDR dari bagian bertanda Buka atau kira-kira hingga
pada batas flange biru pada tabung insersi
- Tahan perangkat safe load dengan satu tangan, sementara satu tangan yang lainnya
memegang tabung insersi pada bagian yang dekat dengan flange biru. Tahan posisi
tangan pada perangkat Safe Load hingga prosedur pelipatan lengan horizontal selesai
dilakukan
- Dorong tabung insersi bersama AKDR ke dalam perangkat Safe Load hingga bagian
horizontal terlipat sempurna di dalam perangkat Safe Load
- Tarik tabung insersi keluar dari perangkat Safe Load. Pastikan bahwa ujung batang
vertikal tetap berada di dalam tabung insersi saat melakukan prosedur ini
- Angkat sedikit tabung insersi bersama dengan batang vertikal AKDR
- Dorong tabung insersi hingga lengan horizontal AKDR yang sudah terlipat di dalam
perangkat Safe Load masuk ke dalam tabung insersi
- Putar tabung insersi berlawanan dengan arah jarum jam perlahan hingga kurang
lebih 90 derajat
- Tarik tabung insersi bersama AKDR yang sudah terlipat keluar dari perangkat Safe
Load
- AKDR siap diinsersikan ke cavum uteri. Pastikan flange biru sesuai ukuran rahim
akseptor. Keluarkan keseluruhan AKDR dari kemasannya. Berhati-hatilah agar
AKDR dan batang inserter tidak jatuh keluar dari tabung insersi
25. Pakai sarung tangan yang baru

49
26. Lakukan asepsis dan antisepsis daerah vulva dan vagina
27. Pasang spekulum vagina sesuai prosedur
28. Jepit porsio dengan tenakulum arah jam 11 atau jam 1
29. Pegang sonde seperti memegang pulpen, masukkan sonde sesuai dengan posisi rahim
(sesuai hasil pemeriksaan bimanual: antefleksi atau retrofleksi) dengan metode no
touch technique yaitu secara hati-hati memasukkan sonde ke kavum uteri tanpa
menyentuh dinding vagina atau bibir speculum
30. Tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri, keluarkan sonde
31. Sesuaikan ukuran kedalaman cavum uteri dengan ukuran pada tabung insersi yang
masih berada di dalam kemasan sterilnya dengan menggeser leher biru pada tabung
insersi. Kemudian buka seluruh plastik penutup kemasan
32 Pegang tabung akdr dengan leher biru pada posisi horisontal (sejajar lengan akdr).
Sambil melakukan tarikan pada tenakulum (agar kedudukan portio dengan rahim
segaris) masukkan tabung insersi ke dalam cavum uterus sampai leher biru menyentuh
serviks atau sampai terasa adanya tahanan
32. Pegang dan tahan tenakulum dan batang inserter dengan satu tangan (tangan kiri)
33. Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik withdrawl yaitu menarik keluar
tabung insersi sampai pangkal batang inserter dengan tetap menahan batang inserter
34. Keluarkan batang inserter kemudian tabung insersi didorong kembali ke serviks sampai
leher biru menyentuh serviks atau terasa adanya tahanan
35. Keluarkan sebagian tabung insersi dan gunting benang AKDR kira-kira 3 4 cm
36. Keluarkan seluruh tabung insersi, buang ke tempat sampah terkontaminasi
37. Lepaskan tenakulum dengan hati-hati, kemudian rendam dengan larutan klorin 0,5%
38. Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas tenakulum tekan dengan kasa
selama 30 60 detik
39. Keluarkan spekulum rendam dalam larutan klorin 0,5%
40. Merapikan alat
41. Cuci tangan dengan air sabun
42. Pastikan klien tidak mengalami kram hebat dan amati selama 15 menit sebelum
memperbolehkan klien pulang
43. Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR dengan cara meraba
benang AKDR dan kapan harus dilakukan (jika ada keluhan)
44. Jelaskan pada klien apa yang dilakukan bila mengalami efek samping (keputihan,
pendarahan diluar haid normal, nyeri)
45. Beritahu kapan harus kontrol kembali (1 minggu, 3 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 1
tahun, atau jikaada keluhan)

CHECKLIST KETERAMPILAN KLINIK PEMASANGAN IMPLANT

Nilai
No. Kriteria
0 1
1. Menyapa klien dan memperkenalkan diri
2. Melakukan konseling sebelum pemasangan:
Riwayat alergi terhadap komponen anestesi (lidokain), zat antiseptic (betadine),
atau komponen implanon
Anamnesis kontraindikasi pemasangan implant: kehamilan
Menjelaskan efektivitas implant yang digunakan

50
Menjelaskan efek penggunaan implant: amenore, jumlah perdarahan yang
berkurang/sedikit, pola perdarahan yang tidak terduga (hari perdarahan
memanjang/memendek) dan tidak teratur/infrekuent
Menjelaskan waktu yang sesuai untuk pemasangan implant
3. Menjelaskan prosedur pemasangan kepada klien: tempat pemasangan di bawah kulit,
bagian dalam lengan atas non-dominan, 8-10 cm di atas epikondilus medialis
4. Meminta pasien untuk mencuci lengan yang akan dipasang implant
5. Mempersiapkan alat dan bahan:
Lidocaine 2%
Pisau bedah (bisturi)
Spuit 3 cc
Marker steril
Implant (keberadaannya dipastikan terlebih dahulu dengan mengetuk ujung
aplikator ke permukaan yang rata)
Betadine
Kassa steril
Kain berlubang steril
Plester
6. Meminta pasien untuk berbaring dengan lengan atas non-dominan tertekuk di siku dan
mengarah ke luar.
7. Mencuci tangan
8. Mengenakan sarung tangan steril
Melakukan prosedur pemasangan implant
Melakukan tindakan asepsis pada lokasi pemasangan implant
Menyuntikan lidokain sepanjang kanal insersi, meregangkan kulit tempat insersi
dengan ibu jari dan telunjuk
Menilai apakah anastesi sudah bekerja dengan menjepit kulit menggunakan pinset
Membuat sayatan pada kulit volar lengan atas secara transversal sepanjang 5 mm
9. Memasukkan trokar dengan berhati-hati ke subdermal melalui irisan tadi dan
diupayakan selalu sejajar dengan permukaan kulit
Memasukkan tabung silastik (implant) ke dalam trokar dan pelan-pelan didorong
dengan pendorong trokar, tetapi diusahakan ujung tabung silastik tidak melewati
ujung trokar. Trokar dimasukkan lebih panjang lagi, sehingga mencapai kira-kira
sedikit lebih panjang dari panjang tabung silastik. Dengan mendorong tabung
yang ada di dalam trokar dengan pendorong dan menarik trokar berlahan-lahan ke
arah luar maka susuk KB dapat terpasang
Melakukan dan menjelaskan prosedur palpasi
Memastikan keberadaan implant dengan mempalpasinya.
Meminta pasien untuk melakukan palpasi keberadaan implant
10.
Menaruh kassa steril pada tempat pemasangan, melakukan balut tekan pada
tempat pemasangan selama 24 jam, setelah itu diganti dengan plester kecil pada
tempat pemasangan selama 3-5 hari
11. Menjelaskan bahwa prosedur telah selesai dilakukan
12. Merapikan alat dan bahan
PELEPASAN IMPLANT
13. Melakukan palpasi lokasi implant
14. Menandai ujung distal implant
15. Melakukan disinfektan pada tempat pelepasan
16. Melakukan anestesi dengan lidokain pada ujung distal di bawah implant
17. Mendorong ujung proksimal implant ke arah distal sampai menonjol

51
18. Melakukan insisi longitudinal sepanjang 2 mm terhadap ujung distal implant yang
menonjol
19. Mendorong implant secara berlahan sampai ujung distal terlihat dan mengambil
implant dengan forceps/klem bengkok dan keluarkan implant
(Jika ujung distal implant tidak terlihat, mungkin terjadi jaringan fibrotic sekitar
implant, pisahkan jaringan fibrotic sampai ujung distal terlihat dan tarik implant
dengan forceps/klem. Jika ujung distal implant tetap tidak terlihat, masukkan forceps
pada tempat insisi dan jepit implant, dengan forceps kedua dengan hati-hati pisahkan
jaringan sekitar implant.
20. Menutup luka dengan plester, balut tekan dan biarkan selama 48 jam agar luka bekas
pelepasan implant dapat sembuh.
21. Menyatakan prosedur pelepasan implant telah selesai dilakukan
Total

Panduan Keterampilan Klinik


Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

No. Kriteria Nilai


0 1

INSPEKSI
1. Di depan cermin, perhatikan apakah kedua payudara simetris, apakah ada perubahan
bentuk, perubahan warna. Selanjutnya perhatikan apakah ada perubahan pada puting,
adanya kerutan, puting yang masuk ke dalam atau pengelupasan kulit

2. Angkat kedua lengan ke atas sambil memperhatikan apakah kedua payudara tetap
simetris
3. Angkat tangan kanan, gunakan tiga atau empat jari tangan kiri untuk merasakan
payudara kanan dengan teliti dan menyeluruh. Dimulai dari ujung bagian luar, tekan
dengan bagian jari dalam gerakan melingkar kecil, bergerak perlahan di sekitar
payudara. Lakukan juga perabaan pada daerah axila.
4. Letakkan bantal kecil di bawah bahu kanan, lengan kanan di bawah kepala. Periksa
payudara kanan dengan tangan kiri dengan meratakan jari-jari secara mendatar untuk
merasakan adanya benjolan.
5. Perhatikan tanda-tanda keluarnya cairan ataupun perdarahan dari putting susu.
Caranya dengan memencet putting susu dan melihat apakah ada cairan atau darah
yang keluar.
6. Ulangi langkah-langkah di atas untuk memeriksa payudara kiri
Nilai Total

Panduan Keterampilan Klinik


Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)

No. Kriteria Nilai


0 1
Pembukaan

52
1. Memberikan salam kepada pasien
1
2. Memperkenalkan diri
2
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
3
Persiapan
4. Mempersiapkan alat dan bahan
7 Pita ukur
Fetoskop
Timbangan+tinggi
Sphygmomanometer
Stetoskop
Prosedural
Anamnesis
5. Tanyakan identitas ibu
12
6. Tanyakan tentang tujuan ibu mendatangi fasilitas kesehatan ini
7. Tanyakan tentang:
Riwayat terlambat haid dan hari pertama haid terakhir (HPHT)
Riwayat haid dan gangguannya
Riwayat perkawinan
Riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya (kesulitan persalinan yang
lalu)
Riwayat penyakit ibu dan keluarga (yang berkaitan dengan masalah
kehamilan)
Kebiasaan (merokok, obatdanjamu, hewanpeliharaan)
8. Tentukan usia kehamilan menurut anamnesis haid dan buat taksiran persalinan
13 (rumus negele)
PEMERIKSAAN UMUM
9. Memeriksa Keadaan umum pasien
14
10. Mengukur berat badan pasien
15
11. Mengukur tinggi badan pasien
16
12. Memeriksa tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu tubuh)
17
PEMERIKSAAN KHUSUS
13. Menjelaskan tujuan pemeriksaan (bahwa pemeriksaan ini kadang kadang
menimbulkan perasaan khawatir atau tidak enak tetapi tidak akan
membahayakan bayi yang ada dalam kandungan)
14. Menjelaskan prosedur pemeriksaan
15. Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
16. Persilahkan ibu untuk berbaring
17. Sisihkan pakaian ibu hingga seluruh perut ibu tampak jelas
18. Meminta ibu untuk meletakkan kedua telapak kaki pada ranjang sehingga
19 terjadi sedikit fleksi pada sendi paha (coxae) dan lutut (genue) untuk
mengurangi ketegangan dinding perut

53
19. Tutup paha dan kaki ibu dengan kain yang telah disediakan
20
20. Mencuci tangan sesuai standar
21. Menggunakan sarung tangan sesuai standar
22. Pemeriksa berada disisi kanan ibu menghadap bagian lateral kanan
23. Beritahu kepada ibu bahwa pemeriksaakan memulai proses pemeriksaan
24. Inspeksi
(bila kehamilan diatas 20 minggu langsung kelangkah 5)
Tinggi fundus (penonjolan supra simfisis)
Hiperpigmentasi (areola mammae, lineanigra) dan striae
25. Palpasi
Tinggi fundus uteri
Keadaandindingperut
Massa, cairan bebas, nyeri tekan abdomen
26. Pada kehamilan 16 20 minggu mulai dilakukan pemeriksaan Auskultasi.
21 Karena pada usia kehamilan tersebut, sulit untuk menentukan punggung bayi
maka ujung stetoskop laenec diletakkan pada daerah sub-umbilikus.
Dengan alat Fetoskop Doppler denyut jantung bayi sudah dapat didengar pada
kehamilan 12 minggu atau lebih
Dengar bunyi dan hitung frekwensi bunyi jantung bayi. Untuk
membandingkan dengan bising aorta, pegang nadi ibu saat memeriksa bunyi
jantung bayi
PEMERIKSAAN KHUSUS OBSTETRI
27. Inspeksi
Tinggi fundus uteri diukur dalam cm setelah kehamilan 20 minggu
Hiperpigmentasi dan striae
Parut bekas operasi
Palpasi melakukan pemeriksaan Leopold 1 4
Leopold 1:
28. Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk
menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong
uterus kebawah (jika diperlukan, fiksasi uterus bawah dengan meletakkan
ibu jari dan telunjuk tangan kanan di bagian lateral depan kanan dan kiri
setinggi tepi atas simfisis).
29. Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah)
kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap kebagian kepala ibu.
30. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan
rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan
secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara
bergantian.
Leopold 2:
31. Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak
tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada
ketinggian yang sama.
32. Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan)
telapak tangan kiri dan kanan, kemudian geser kearah bawah dan rasakan
adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian
kecil (eksteremitas)
Leopold 3:

54
33. Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap kebagian kaki ibu
34. Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak
tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu
35. Tekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk menentukan
bagian t erbawah bayi (bagian keras, bulat dan hampir homogen, adalah
kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong)
Leopold 4:
36. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan
uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas
simfisis.
37. Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua jari-jari
tangan yang meraba dinding bawah uterus.
38. Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan (konvergen
atau divergen)
39. Setelah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian
terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan memegang bagian kepada
di dekat leher, dan bila presentasi bokong upayakan untuk memegang
pinggang bayi)
40. Fiksasikan bagian tersebut kearah pintu atas panggul kemudian letakkan
jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai
seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.
Pemeriksaan Auskultasi
41. Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu kemudian ambil fetoskop dengan
tangan kiri, kemudian templekan ujungnya pada dinding perut ibu yang sesuai
dengan posisi punggung bayi (bagian yang memanjang dan rata)
42. Tempelkan telinga kiri pemeriksa dan dengarkan bunyi jantung bayi
(pindahkan titik dengar apabila pada titik pertama bunyi jantung tersebut
kurang jelas, upayakan untuk mendapatkan punctum maksimum)
Apabila dinding perut cukup tebal sehingga sulit untuk mendengarkan bunyi
jantung bayi, pindahkan ujung fetoskop pada dinding perut yang relatif tipis
yaitu 3 cm dibawah pusat (subumbilikus)
43. Dengarkan dan hitung bunyi jantung bayi setiap 5 detik sebanyak 3 kali
pemeriksaan dengan interval 5 detik diantara masing-masing perhitungan
Jumlahkan hasil perhitungan 1, 2, dan 3 kemudian dikalikan dengan angka 4
untuk mendapatkan frekuensi denyut jantung bayi per menit (perhatikan
perbedaan jumlahmasing-masing penghitungan untuk menilai irama atau
keteraturan bunyi jantung)
44. Letakkan semua peralatan yang telah digunakan pada tempat semula.
45. Beritahukan bahwa prosedur pemeriksaan telah selesai, angkat kain penutup
dan rapikan kembali pakaian ibu.
46. Persilahkan ibu untuk duduk kembali
47. Cuci tangan sesuai standar
48. Catat hasil pemeriksaan pada lembar yang telah tersedia pada status pasien.
49. Jelaskan hasil pemeriksaan palpasi dan auskultasi yang meliputi:
Usia kehamilan
Letak janin
Posisi janin
Presentasi
Kondisi janin (sesuai dengan hasil pemeriksaan auskultasi)

55
50. Jelaskan hasil temuan atau penilaian klinis ibu dan kondisi kehamilannya.
51. Jelaskan tentang rencana asuhan antenatal berkaitan dengan hasil temuan
tersebut.
52. Catat pada buku control ibu hamil dan jelaskan tentang langkah atau asuhan
lanjutan serta jadwal pemeriksaan ulangan.
53. Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang (walaupun di luar jadwal yang
telah ditentukan) apabila ibu merasakan beberapa kelainan atau gangguan
kehamilan.
54. Serahkan kembali buku kontrol ibu hamil dan ucapkan salam.
Profesionalisme
55. Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme
Nilai Total

PERSALINAN NORMAL

No. Kriteria Nilai


0 1
Pembukaan
1. Memberikan salam kepada pasien
1
2. Memperkenalkan diri
2
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
3
Persiapan
4. a. Pasien
7 b. Instrumen dan medikamentosa
c. Bayi
d. Penolong
5. Cuci tangan sesuai standar
6. Menggunakan sarung tangan steril
Prosedural
PENGENALAN KALA II
7. His datang 4 5 kali dalam 10 menit, lama his 40 50 detik.
12
8. Ibu mengedan terus menerus, anus membuka, perineum menonjol.
9. Pada periksa dalam didapatkan:
a. Pembukaan lengkap, porsio tidak teraba
b. Penurunan Hodge III+ atau ketinggian 3+
c. Penunjuk/denominator UUK kiri atau kanan atas
d. Selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah
PIMPINAN KALA II
10. Setiap ada his, pimpin ibu mengedan pada fase puncak his dan minta ibu untuk
13 menarik lipat sendi lutut dengan mengaitkan pada lipat siku agar tekanan
abdomen menjadi efektif.
11. Istirahatkan ibu apabila his menghilang, letakkan kembali tungkai ibu diatas
14 ranjang persalinan dan dengar denyut jantung bayi pada waktu tersebut (tiap 5
menit)

56
12. Pimpin berulang-ulang hingga kepala bayi makin maju kearah vulva.
15 - Bila tindakan episiotomi diperlukan lanjutkan ke langkah D
- Bila tindakan episiotomi tidak diperlukan lanjutkan ke langkah E
EPISIOTOMI (Lihat Prosedur Episiotomi)
EKSPULSI KEPALA
13. Pada his berikut, minta pasien untuk mengait lipat lutut, pimpin untuk
mengedan sekuat mungkin (pada fase acme/puncak)
- minta untuk mengedan terus menerus apabila suboksiput sudah berasa
dibawah simfisis (sebagai hipomoklion)
14. Dengan satu tangan, tahan belakang kepala (untuk mengatur defleksi kepala),
letakkan telapak tangan lain pada perineum dengan membentangkan telunjuk
dan ibu jari sehingga bagian di antara kedua jari tersebut dapat mendorong
perineum untuk membantu lahirnya berturut-turut UUB, dahi, mata, hidung,
mulut dan dagu (hilangkan tahanan pada belakang kepala secara bertahap).
15. Lepaskan pegangan pada belakang kepala dan perineum, perhatikan proses
putaran paksi luar (UUK kembali kea rah punggung bayi).
16. Ambil kain/handuk bersih, seka muka, mulut, hidung dan kepala bayi dari
darah, air ketuban atau ferniks kaseosa. Bersihkan pula lipat paha, perineum
dan daerah di sekitar bokong ibu.
MELAHIRKAN BAYI
17. Dengan tangan kiri dan kanan, pegang kepala bayi secara biparietal (ibu jari
19 pada pipi depan, jari telunjuk dan tengah pada bawah dagu, jari manis dan
kelingking pada belakang leher dan bawah kepala). Sambil meminta ibu untuk
mengedan, gerakkan bayi ke bawah sehingga lahir bahu depan.
18. Gerakkan bayi ke atas sehingga lahir bahu belakang.
20 Kembalikan bayi pada posisi sejajar lantai, lahirkan berturut-turut dada dan
lengan, perut, pinggul dan tungkai.

Perhatikan:
Pada pertolongan persalinan dengan meja persalinan yang dapat
dilepas atau meja ginekologi, setelah kedua bahu lahir, topangkan
badan bayi pada lengan bawah kanan, tangan kiri memegang bagian
belakang tubuh bayi.
Letakkan bayi di antara kedua paha ibu (utk ranjang atau meja
ginekologi, letakkan bayi di atas perut ibu dan minta asisten untuk
memegangnya agar tidak terjatuh).
MANAJEMEN AKTIF KALA III (Lihat prodesur manajemen aktif kala III)
19. Bila plasenta telah lepas, lahirkan plasenta secara Brandt-Andrew:
a. Penolong pada sisi kanan ibu.
b. Regangkan tali pusat dengan menarik klem penjepit dengan salah satu
tangan.
c. Dengan 4 jari tangan lain, dorong korpus uteri ke dorsokranial hingga
plasenta masuk ke segmen bawah Rahim dan lumen vagina.
d. Regangkan lagi tali pusat, tekan suprasimfisis secara simultan agar
plasenta terdorong ke luar.
e. Lahirkan plasenta dengan menarik tali pusat. Tampung plasenta
dengan tangan kiri (atau mangkok logam).
PENJAHITAN LUKA EPISIOTOMI (Lihat prosedur episiotomi)
PEMANTAUAN KALA IV
20. Ganti baju ibu dengan baju bersih dan kering. Pasang pispot datar dan lebar

57
pada bagian bokong untuk memantau darah yang keluar.
21. Tutup perut bawah dan tungkai dengan selimut
22. Pantau tanda vital, kontraksi uterus dan perdarahan tiap 15 menit hingga 2 jam
21 pasca kala III.
Profesionalisme
23. Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme
Nilai Total

Checklist Resusitasi Neonatus

Nilai
No. Aspek yang dinilai
0 1
1. Mencuci tangan sesuai prosedur
2. Menggunakan
3. Mempersiapkan alat alat yang diperlukan
4. Menilai dan menjawab pertanyaan:
Apakah bayi cukup bulan?
Apakah bayi bernapas dan menangis?
Apakah tonus ototnya baik?
5. Bila terpenuhi, lakukan perawatan rutin:
Menjaga kehangatan
Memposisikan bayi dan menjaga jalan nafas
Mengeringkan
Melakukan evaluasi lanjutan
6. Bila tidak terpenuhi:
Hangatkan
Bersihkan jalan napa
Keringkan
Beri stimulasi
7. Monitoring detak jantung
8. Lakukan Ventilasi bila diperlukan, dengan cara:
Memilih ukuran sungkup yang sesuai
Memposisikan bayi
Posisi penolong berada disamping atau kepala bayi
Memegang dan memposisikan balon dan sungkup dengan benar
Melakukan ventilasi dengan benar
9. Melakukan evaluasi ventilasi
Usaha nafas
Frekuensi denyut jantung
Warna kulit
10. Melakukan kompresi dada:
Lokasi kompresi dada
Teknik kompresi dada

58
Dalamnya tekanan kompresi dada
Kecepatan kompresi dada
11. Melakukan evaluasi kompresi dada
Usaha nafas
Frekuensi denyut jantung
Warna kulit
12. Melakukan intubasi endotracheal bila diperlukan
13. Melakukan pengobatan yang tepat (epineprin)
14. Menentukan kapan resusitasi selesai dilakukan
Nilai total

59
STATION 6
Pemeriksaan Orthopedi
Pemasangan bidai
Pembalutan
Injeksi IM, IV, SC, IC
Bedah minor
Perawatan luka

60
Pemeriksaan Sendi Bahu

Nilai
No Butir penilaian
0 1
Pembukaan
1. Menyapa pasien dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
3. Menjelaskan prosedur pemeriksaan
4. Meminta izin untuk melakukan tindakan
Persiapan
5. Mencuci tangan
6. Meminta pasien untuk membuka baju
Prosedur
Look
Mengamati bentuk sendi bahu (simetris/ tidak) dilihat dari arah anterior,
7.
lateral dan posterior
Mengamati penonjolan tulang (bony prominence), klavikula, scapula dan
8.
humerus
9. Mengamati contour otot deltoid dan trapezius
10. Mengamati ada/ tidaknya pembengkakan/ deformitas
Feel
Melakukan perabaan pada sendi bahu dari anterior, lateral, posterior dan
11.
superior
Move
Melakukan fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, rotasi internal dan rotasi
12.
eksternal
Melakukan apley scratch:
1. Menyilangkan lengan kanan dan kiri menyentuh bahu
sisi kontra lateral melalui atas bahu
2. Menyilangkan lengan kanan dan kiri menyentuh bahu
sisi kontra lateral melalui bawah bahu

13.

Penutupan
14. Menginformasikan bahwa pemeriksaan telah selesai
15. Meminta pasien untuk merapikan baju dan duduk di meja periksa
16. Mencuci tangan

61
17. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada pasien
Total
Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan atau mampu melakukan tetapi tidak lengkap
1 = Pemeriksa mampu melakukan dengan benar

Pemeriksaan Sendi Siku

Nilai
No Butir penilaian
0 1
Pembukaan
1. Menyapa pasien dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
3. Menjelaskan prosedur pemeriksaan
4. Meminta izin untuk melakukan tindakan
Persiapan
5. Mencuci tangan
6. Meminta pasien untuk melipat lengan baju (jika perlu)
Prosedur
Look
7. Mengamati bentuk siku pada posisi ekstensi maupun fleksi
8. Mengamati ada tidaknya benjolan/ pembengkakan
Feel
Melakukan perabaan pada processus olecranon, epicondylus lateral dan
9.
medial
Melakukan perabaan untuk mengetahui ada tidaknya nyeri tekan/
10.
pembengkakan
Move
11. Melakukan gerakan fleksi, ekstensi, pronasi dan supinasi
Penutupan
14. Menginformasikan bahwa pemeriksaan telah selesai
15. Meminta pasien untuk merapikan baju dan duduk di meja periksa
16. Mencuci tangan
17. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada pasien
Total
Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan atau mampu melakukan tetapi tidak lengkap
1 = Pemeriksa mampu melakukan dengan benar

62
Pemeriksaan Sendi Pergelangan Tangan

Nilai
No Butir penilaian
0 1
Pembukaan
1. Menyapa pasien dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
3. Menjelaskan prosedur pemeriksaan
4. Meminta izin untuk melakukan tindakan
Persiapan
5. Mencuci tangan
6. Meminta pasien untuk melipat lengan baju (jika perlu)
Prosedur
Look
7. Mengamati permukaan dan kontur tangan dorsal/ palmar
Mengamati ada/tidaknya pembengkakan/ deformitas pergelangan tangan,
8.
tangan dan jari
Feel
Melakukan perabaan permukaan dorsal, palmar dan lateral pada sendi
9. pergelangan tangan, karpal, MCP (metacarpophalangeal), PIP (proximal
interpalangeal) dan DIP (distal interpalangeal)
10. Melakukan perabaan pada proccesus styloideus radii
Move
Melakukan gerakan palmarfleksi, dorsifleksi, eversi dan inversi pergelangan
11.
tangan
12. Melakukan gerakan digiti manus: adduksi, abduksi dan oposisi
Penutupan
13. Menginformasikan bahwa pemeriksaan telah selesai
14. Meminta pasien untuk merapikan baju dan duduk di meja periksa
15. Mencuci tangan
16. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada pasien
Total
Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan atau mampu melakukan tetapi tidak lengkap
1 = Pemeriksa mampu melakukan dengan benar

63
Pemeriksaan Panggul (Coxae/Hip)

Nilai
No Butir penilaian
0 1
Pembukaan
1. Menyapa pasien dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
3. Menjelaskan prosedur pemeriksaan
4. Meminta izin untuk melakukan tindakan
Persiapan
5. Mencuci tangan
Prosedur
Look
6. Mengamati cara berjalan, posisi berdiri, deformitas dan nyeri saat bergerak
7. Meminta pasien untuk membuka celana
Mengamati bentuk sendi panggul (simetris/ tidak) dilihat dari arah anterior,
8.
lateral dan posterior
9. Mengamati ada/ tidaknya pembengkakan/ deformitas
Feel
Melakukan perabaan pada sendi coxa femur dan sekitar sendi dari anterior,
10.
posterior dan lateral
Move
Melakukan gerakan fleksi, ekstensi, rotasi internal, rotasi eksternal, abduksi
11.
& adduksi
Penutupan
12. Menginformasikan bahwa pemeriksaan telah selesai
13. Meminta pasien untuk merapikan celana dan duduk di meja periksa
14. Mencuci tangan
15. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada pasien
Total
Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan atau mampu melakukan tetapi tidak lengkap
1 = Pemeriksa mampu melakukan dengan benar

64
Pemeriksaan Sendi Lutut

Nilai
No Butir penilaian
0 1
Pembukaan
1. Menyapa pasien dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
3. Menjelaskan prosedur pemeriksaan
4. Meminta izin untuk melakukan tindakan
Persiapan
5. Mencuci tangan
6. Meminta pasien untuk melipat celana (jika perlu)
Prosedur
Look
7. Mengamati posisi lutut saat berbaring/ berdiri
Mengamati warna kulit maupun pembengkakan, massa di bagian anterior/
8.
posterior dan medial/ lateral
Feel
9. Melakukan perabaan ada/ tidaknya massa/ pembengkakan, nyeri atau tidak
10. Melakukan perabaan pada pada patela (adanya dislokai atau tidak)
11. Merasakan ada tidaknya krepitasi
Move
12. Melakukan fleksi/ ekstensi untuk menilai ROM
Penutupan
13. Menginformasikan bahwa pemeriksaan telah selesai
14. Meminta pasien untuk merapikan celana dan duduk di meja periksa
15. Mencuci tangan
16. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada pasien
Total
Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan atau mampu melakukan tetapi tidak lengkap
1 = Pemeriksa mampu melakukan dengan benar

65
Pemeriksaan Sendi Pergelangan Kaki

Nilai
No Butir penilaian
0 1
Pembukaan
1. Menyapa pasien dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
3. Menjelaskan prosedur pemeriksaan
4. Meminta izin untuk melakukan tindakan
Persiapan
5. Mencuci tangan
6. Meminta pasien untuk melipat celana (jika perlu)
Prosedur
Look
Mengamati daerah pergelangan kaki dan kaki (deformitas, nodul,
7.
pembengkakan maupun kelainan kulit seperti ulkus)
8. Mengamati keadaan jari kaki
Feel
Meraba bagian sendi anterior sendi pergelangan kaki untuk menilai ada
9.
tidaknya pembengkakan dan nyeri tekan
10. Meraba tumit dan tendo achilles
11. Melakukan kompresi MTP 1-5 mediolateral
Move
Melakukan gerakan plantarfleksi, dorsofleksi, eversi dan inversi Pergelangan
12
kaki

Penutupan
13. Menginformasikan bahwa pemeriksaan telah selesai
14. Meminta pasien untuk merapikan celana dan duduk di meja periksa
15. Mencuci tangan
16. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada pasien
Total
Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan atau mampu melakukan tetapi tidak lengkap
1 = Pemeriksa mampu melakukan dengan benar

66
Pemasangan Armsling (brachio-cervical triangle)

Nilai
No Butir penilaian
0 1
Pembukaan
1 Menyapa pasien dan memperkenalkan diri
2 Menjelaskan tujuan pemeriksaan
3 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
4 Meminta izin untuk melakukan tindakan
Persiapan
5 Mencuci tangan
6 Menyiapkan alat: armsling/ mitela dan pengait, sarung tangan non steril
7 Menggunakan sarung tangan
Memeriksa pasien
Look : Inspeksi (lokasi cedera, apakah ada luka atau tidak, deformity, fraktur
8 dan tanda-tanda infeksi)
Feel : Palpasi (apakah ada krepitasi atau nyeri tekan)
Move : Suruh pasien melakukan gerakan sendi
Prosedur
Menempelkan jari-jari dari tangan yang mengalami cedera menyilang ke
9
daerah elbow sisi yang berseberangan
Menempatkan ujung mitela di atas bahu yang mengalami injuri dengan
10 basenya ada di belakang forearm dan apex di belakang elbow. Biarkan ujung
yang lain terjuntai ke bawah
Menyilangkan ujung mitela atas melewati bahu yang normal. Bawa ujung
mitela bawah ke atas dan ikat kedua ujungnya di belakang leher dengan
11
teknik square knot tying. Ujung-ujung jari harus berada dalam keadaan
ekstensi di base mitela
Membawa apex mitela ke bagian elbow dan rekat menggunakan pin atau
12
plester
Penutupan
13 Menginformasikan bahwa pemeriksaan telah selesai
14 Membuka sarung tangan dan mencuci tangan
Total

67
Pemasangan Bandaging Cedera Scalp

Nilai
No Butir penilaian
0 1
Pembukaan
1 Menyapa pasien dan memperkenalkan diri
2 Menjelaskan tujuan pemeriksaan
3 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
4 Meminta izin untuk melakukan tindakan
Persiapan
5 Mencuci tangan
6 Menyiapkan alat: bandage dan pengait, sarung tangan non steril
7 Menggunakan sarung tangan
Prosedur
Tempatkan bagian base mitela di regio frontal pasien, apex mitela dibawa ke
8
belakang sampai menutupi regio occipital, melalui daerah supraauricula
Kedua ujung mitela disilangkan di daerah oksiput, dan bawa ke regio frontal.
9
Simpul dengan teknik square knot tying
10 Apek mitela dibawa ke regio frontal dan sisipkan di belakang simpul

Penutupan
11 Menginformasikan bahwa pemeriksaan telah selesai
12 Membuka sarung tangan dan mencuci tangan
Total
Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan atau mampu melakukan tetapi tidak lengkap
1 = Pemeriksa mampu melakukan dengan benar

68
Pembebatan Cidera Ankle

Nilai
No Butir penilaian
0 1
Pembukaan
1 Menyapa pasien dan memperkenalkan diri
2 Menjelaskan tujuan pemeriksaan
3 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
4 Meminta izin untuk melakukan tindakan
Persiapan
5 Mencuci tangan
6 Menyiapkan alat: rool bandage, gunting verband, sarung tangan non steril
7 Meminta pasien duduk di atas bed dan kaki dijuntaikan ke bawah
8 Menggunakan sarung tangan
Memeriksa pasien
Look : Inspeksi (lokasi cedera, apakah ada luka atau tidak, deformity, fraktur
9 dan tanda-tanda infeksi)
Feel : Palpasi (apakah ada krepitasi atau nyeri tekan)
Move : Suruh pasien melakukan gerakan sendi
Prosedur
Mulailah melakukan pembebatan dari bagian dorsal di dekat base dari jari
kaki secara oblique mengelilingi seluruh kaki sampai ke 5 cm di atas
10
maleolus/mata kaki, ikat dengan memakai teknik square knot tying, namun
jangan terlalu kencang

Penutupan
11 Menginformasikan bahwa pemeriksaan telah selesai
12 Membuka sarung tangan dan mencuci tangan
Total
Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan atau mampu melakukan tetapi tidak lengkap
1 = Pemeriksa mampu melakukan dengan benar

Pembidaian Fraktur Ekstremitas Atas

Nilai
No Butir penilaian
0 1
Pembukaan

69
1 Menyapa pasien dan memperkenalkan diri
2 Menjelaskan tujuan pemeriksaan
3 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
4 Meminta izin untuk melakukan tindakan
Persiapan
5 Mencuci tangan
Menyiapkan alat: bidai, rool bandage, gunting verband, sarung tangan non
6
steril
7 Menggunakan sarung tangan
Memeriksa pasien
Look : Inspeksi (lokasi cedera, apakah ada luka atau tidak, deformity, fraktur
8 dan tanda-tanda infeksi)
Feel : Palpasi (apakah ada krepitasi atau nyeri tekan)
Move : Suruh pasien melakukan gerakan sendi
Prosedur
Memposisikan lengan dalam keadaan ekstensi dan membentuk sudut 45
9
derajat dari tubuh, dengan posisi plantar supinasi ke medial
Memposisikan bidai pada daerah medial dan lateral lengan yang mengalami
10
cedera dari bahu sampai pergelangan tangan
Mengikat bidai dengan menggunakan roll bandage dengan menggunakan
11
teknik square tying knot

Penutupan
12 Menginformasikan bahwa pemeriksaan telah selesai
13 Membuka sarung tangan dan mencuci tangan
Total

Pembidaian Fraktur Ekstremitas Bawah

Nilai
No Butir penilaian
0 1
Pembukaan
1 Menyapa pasien dan memperkenalkan diri
2 Menjelaskan tujuan pemeriksaan
3 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
4 Meminta izin untuk melakukan tindakan
Persiapan
5 Mencuci tangan
6 Menyiapkan alat: bidai, rool bandage, gunting verband, sarung tangan non

70
steril
7 Menggunakan sarung tangan
Memeriksa pasien
Look : Inspeksi (lokasi cedera, apakah ada luka atau tidak, deformity, fraktur
8 dan tanda-tanda infeksi)
Feel : Palpasi (apakah ada krepitasi atau nyeri tekan)
Move : Suruh pasien melakukan gerakan sendi
Prosedur
Lokasi fraktur pada tibia, ankle atau foot
Memasang bidai pada bagian lateral dan medial tungkai yang mengalami
9 cedera. Pada bagian medial, bidai harus sampai 5 cm di bawah dorsal foot
sedangkan pada bidai lateral, bidai cukup sampai 1/3 femur anterior.
Mengikat bidai dengan menggunakan rool bandage dan teknik square tying
10 knot. Dua ikatan pertama berada di atas lokasi fraktur, dua ikatan di bawah
lokasi fraktur dan satu ikatan di atas lutut
Lokasi fraktur pada femur atau pelvic
Memasang bidai pada bagian lateral dan medial tungkai yang mengalami
11 cedera. Pada bagian medial, bidai harus sampai 5 cm di bawah dorsal foot
sedangkan pada bidai lateral, bidai sampai axilla
Mengikat bidai dengan menggunakan rool bandage dan teknik square tying
12
knot. Ikatan juga dilakukan dengan mengelilingi dada

Penutupan
13 Menginformasikan bahwa pemeriksaan telah selesai
14 Membuka sarung tangan dan mencuci tangan
Total
Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan atau mampu melakukan tetapi tidak lengkap
1 = Pemeriksa mampu melakukan dengan benar

Teknik Injeksi Intramuscular (im.), subcutan (sc.), intracutan (ic.)

Nilai
No. Butir Penilaian
0 1
Pembukaan
1 Menyapa pasien dan memperkenalkan diri
2 Menjelaskan tujuan pemeriksaan
3 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
4 Meminta izin untuk melakukan tindakan
Persiapan
5 Persiapan alat dan bahan:

71
a. Spuit 3cc/ 5cc
b. Kapas alkohol
c. Sarung tangan
d. Plester
6 Mencuci tangan
7 Menggunakan sarung tangan
Masukkan obat ke dalam spuit sesuai dosis yang diinginkan, pastikan tidak
8
ada udara di bagian ujung spuit
Memilih bagian otot yang akan diinjeksi (perhatikan kondisi fisik, usia dan
9 jumlah obat yang akan diberikan), hindari daerah bekas luka,
pembengkakan, peradangan, infeksi dan lesi
Prosedur
10 Mengusapkan kapas alkohol di bagian yang akan diinjeksi, biarkan 30 detik
sampai kulit kering dan bakteri telah mati
11 Memegang spuit dengan tangan dominan anda (gunakan jari dan telunjuk)
12 Menggunakan tangan non dominan untuk mengencangkan kulit di sekitar
lokasi suntikan
13 Memasukkan jarum sehingga menembus otot yang dicari
14 Melakukan aspirasi, bila tidak ada darah lanjutkan, bila ada darah, cabut
jarum ulangi prosedur
(Teknik aspirasi: setelah menusukkan jarum ke lokasi suntikan, pegang
bagian bawah syringedengan tangan nondominan anda dan tarik bagian
tongkat syringe ka atas dengan tangan dominan bila jarum masuk ke
pembuluh darah, darah akan masuk ke dalam syringe, dan tindakan anda
SALAH) Tarik jarum dan ulangi prosedur
15 Memasukkan obat dengan perlahan (1cc/10 detik) (intramuscular dengan
posisi 90o, subkutan dengan posisi 45o, intrakutan dengan posisi 10-15o)

16 Setelah selesai, tarik jarum syringe


17 Menekan titik suntikan dengan kapas alkohol, tempel dengan plester

72
18 Memisahkan jarum dengan syringe, buang keduanya di tempat khusus
sampah medis
19 Memeriksa kembali lokasi suntikan dan pastikan tidak ada perdarahan,
pembengkakan, atau reaksi lainnya
Penutupan
20 Menginformasikan bahwa pemeriksaan telah selesai
21 Merapikan pasien
22 Merapikan alat dan membuang sarung tangan
23 Mencuci tangan
Total
Ket 0 = Pemeriksa tidak mampu mengerjakan atau mampu melakukan tetapi tidak lengkap
1 = Pemeriksa mampu melakukan dengan benar
Rawat Luka

No Kriteria Nilai
0 1
Pembukaan
1 Memberikan salam kepada pasien
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4 Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
6 Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
Persiapan
7 Mempersiapkan alat dan bahan:
Gaas steril
sarung tangan steril
2 buah Cucing steril
Pinset Anatomis steril
Pinset Cirugis steril
Gunting jaringan steril
Gunting Verband
Plester
antiseptic, seperti betadine
Infus NaCL 0.9%
Prosedur Rawat Luka
8 Melakukan Inspeksi Luka
9 Melakukan kajian luka: jenis luka
10 Melakukan kajian luka: luas/kedalaman luka
11 Melakukan kajian luka: tanda-tanda infeksi
12 Menuangkan larutan NaCl 0.9% ke dalam cucing I dan tuangkan bahan
antiseptik/betadine ke dalam cucing II
13 Mencuci tangan sesuai standar
14 Memakailah sarung tangan steril
15 Mengambil pinset anatomis dengan tangan kiri dan pinset cirurgis dengan
tangan kanan. Pinset cirurgis digunakan untuk mengambil gaas steril, dan
celupkan ke dalam cucing yang berisi NaCl, lalu peras menggunakan pinset

73
anatomis.
16 Membersihkan luka dengan menggunakan kasa lembab dengan kassa terpisah
untuk sekali usapan. Teknik pengusapan dari dalam ke luar (secara
sentrifugal). Kemudian usapkan bahan antiseptik/betadine pada daerah tepi
luka.
17 Keringkan luka dengan kassa steril kering yang diambil dengan pinset
anatomis. Beri topikal therapy bila diperlukan/sesuai indikasi. Kompres
dengan kasa lembab (bila kondisi luka basah) atau langsung ditutup dengan
kassa kering.
18 Lakukan penutupan luka dengan menggunakan plester secukupnya atau
dibalut dengan pembalut dengan balutan yang tidak terlalu ketat. Bila luka
lecet/ekskoriasi tidak perlu ditutup.
19 Mencuci tangan dengan teknik yang benar
20 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
Profesionalisme
21 Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme
Nilai Total
Keterangan :
Nilai 0 = tidak dilakukan
Nilai 1 = dilakukan dengan benar

Hecting (Penjahitan Luka)


No. Kriteria Nilai
0 1
Pembukaan
1 Memberikan salam kepada pasien
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4 Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
6 Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
Persiapan
7 Mempersiapkan Alat dan bahan
Bedah set/ minor set yang terdiri dari:
Gunting jaringan (ujung tajam) 1 buah
Gunting benang (ujung tumpul) 1 buah
Chucing 2 buah
Nierbeken/ bengkok 1 buah
Pinset anatomis 1 buah
Pinset cirurgis
Needle holder 1 buah
Benang side/ catgut secukupnya
Jarum jahit cutting lengkungan
Kasa steril secukupnya
Sarung tangan steril 1 pasang sesuai ukuran
Disinfektan, seperti povidone iodine/betadine
Doek lubang steril

74
Spuit 3 cc steril 1 buah
Lidokain 2% atau Pehacain untuk anestesi infiltrasi 2 ampul
Plester/ hypafix
Trifamycetin zalf atau sofratule bila ada
Adrenalin (sudah dimasukkan dalam spuit dan digunakan bila
terjadi reaksi alergi)
Lampu tindakan
Tempat sampah medis dan non-medis

Prosedur Hecting
8 Mencuci tangan sesuai standar 7 langkah
9 Tuangkan larutan NaCl 0.9% ke dalam cucing I dan tuangkan bahan
antiseptik/betadine ke dalam cucing II
10 Ambil pinset anatomis dengan tangan kiri dan pinset cirurgis dengan tangan
kanan. Pinset cirurgis digunakan untuk mengambil gaas steril, dan celupkan
ke dalam cucing yang berisi NaCl, lalu peras menggunakan pinset anatomis.
11 Bersihkan luka dengan menggunakan kasa lembab dengan kassa terpisah
untuk sekali usapan. Teknik pengusapan dari dalam ke luar (secara
sentrifugal). Kemudian usapkan bahan antiseptik/betadine pada daerah tepi
luka.
12 Menyuntikan lidokain secara sub kutan di sekitar tepi luka, melakukan
aspirasi. Apabila tidak ada darah, masukkan lidokain secara perlahan-lahan
sambil menarik jarum dan memasukan obat sepanjang tepi luka. Lakukan
pada tepi luka yang lainnya
13 Sambil menunggu reaksi obat, siapkan nalpoeder, jarum dan benang. Uji
reaksi obat dengan menggunakan pinset
14 Jahit luka kurang lebih 1 cm diatas ujung luka dan ikat, gunting benang
sisakan kira-kira 1 cm. Jahit satu persatu dengan jarak jahitan satu dengan
yang lainnya kurang lebih 1 cm. Teruskan sampai semua luka terjahit
15 Berikan antiseptik pada luka.
16 Tutup luka dengan kassa steril dan rekatkan dengan plester
17 Rapikan alat
18 Mencuci tangan dengan teknik yang benar
Profesionalisme
19 Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme.
Nilai Total
Keterangan :
Nilai 0 = tidak dilakukan
Nilai 1 = dilakukan dengan benar

75
STATION 7
Pengukuran BMI
Pemeriksaan Gula Darah

76
PENGUKURAN BMI

Nilai
No. Kriteria
0 1
PERSIAPAN
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan prosedur pemeriksaan
6. Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
5. Mempersiapkan timbangan dan meteran dengan benar
PROSEDUR PELAKSANAAN
6. Mempersilahkan pasien untuk melepaskan alas kaki dan barang-barang
lainnya
7. Mengukur tinggi badan pasien
8. Menghitung BMI
INTERPRETASI
9. Membuat interpretasi berdasarkan umur
10. Pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan sikap profesional
Nilai Total
Keterangan :
Nilai 0 = tidak dilakukan
Nilai 1 = dilakukan dengan benar

77
CHECKLIST PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH

No. Kriteria Nilai

0 1

1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri

Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan tindakan

2. Menjelaskan prosedur tindakan kepada pasien

3. Pemeriksa meminta ijin/inform consent untuk melakukan tindakan

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

5. Alat dan bahan

Glukometer
Sarung tangan
Kapas alkohol
Needle
Hipafix
Gaas steril
PROSEDUR PELAKSANAAN

6. Menghidupkan alat dengan menekan tombol power (simbol strip dan nomor kode akan
berkedip-kedip) dan pastikan nomor kode sama dengan nomor yang terdapat pada tabung
strip

7. Memasukkan strip ke lubang alat. Pastikan gambar jari tangan terdapat di bagian atas

8. Mengambil sample darah menggunakan lancing device dengan volume yang cukup (kurang
lebih 4 mikroliter)

9. Menempelkan sampel darah pada strip dan memastikan strip terisi penuh

10. Membaca hasil

11. Melepaskan strip dan membuangnya

11. Mengucapkan terima kasih kepada pasien

12. Memastikan alat bersih dan tersimpan baik pada temaptnya

13. Mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan

Nilai Total

78
STATION 8
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik Dasar
Pengukuran Vital Sign
Pemeriksaan Fisik Anemia

79
TEKNIK ANAMNESIS DASAR

No Kriteria Nilai

0 1

Pembukaan
1 Memberikan salam kepada pasien
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4 Melakukan kontak mata yang sesuai
Persiapan
5 Menanyakan identitas pasien
6 Menanyakan kesediaan pasien atau keluarga untuk melakukan anamnesis
Prosedur
7 Menanyakan onset
8 Menanyakan lokasi
9 Menanyakan kualitas
10 Menanyakan kuantitas
11 Menanyakan kronologis
12 Menanyakan faktor memperberat dan memperingan
13 Menanyakan keluhan penyerta
14 Menanyakan riwayat penyakit dahulu
15 Menanyakan riwayat penyakit keluarga
16 Menanyakan riwayat sosial (pendidikan, gaya hidup, dll)
17 Menanyakan pikiran (persepsi) pasien terhadap penyakitnya
Penutup
18 Membuat kesimpulan poin-poin penting dari hasil anamnesis
19 Menutup sesi anamnesis dan menjelaskan pemeriksaan selanjutnya kepada
pasien
Profesionalisme
20 Melakukan anamnesis dengan sikap profesional
Nilai Total
Keterangan :
Nilai 0 = tidak dilakukan
Nilai 1 = dilakukan dengan benar

80
81
PEMERIKSAAN TANDA VITAL

No. Kriteria Nilai


0 1
Pembukaan
1 Memberikan salam kepada pasien
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4 Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
6 Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
Persiapan
7 Mempersiapkan termometer raksa dengan benar
8 Mempersiapkan stetoskop dengan benar
9 Mempersiapkan sphygmomanometer raksa dengan benar
10 Mempersiapkan jam tangan dengan jarum detik
11 Mencuci tangan sesuai standar 7 langkah
Prosedural
Pemeriksaan Suhu Axilla
12 Memastikan suhu pada termometer menunjukkan angka 35.50 C
13 Meletakkan termometer pada lipat ketiak
14 Menunggu 510 menit
15 Melaporkan dan mencatat hasil pemeriksaan
Pemeriksaan Nadi
16 Memposisikan tangan pasien dengan benar
17 Memeriksa pulsasi arteri radialis dengan jari kedua dan ketiga
18 Menghitung jumlah nadi (frekuensi) dalam 1 menit
19 Menilai amplitudo nadi
20 Menilai keteraturan irama nadi
21 Melaporkan dan mencatat hasil pemeriksaan
Pemeriksaan Respirasi
22 Meminta pasien untuk melepaskan pakaian yang diperlukan
23 Menghitung gerakan pernapasan dengan cara inspeksi pergerakan dinding
dada atau palpasi dengan 2 tangan pada dada pasien
24 Menilai irama pernapasan
25 Melaporkan dan mencatat hasil pemeriksaan
Pemeriksaan Tekanan Darah
26 Memposisikan lengan pasien dengan siku sedikit ekstensi
27 Membebaskan lengan dari pakaian
28 Membuka keran raksa pada sphygmomanometer
29 Menempatkan cuff 2.55 cm dari fossa cubiti lengan atas
30 Melakukan palpasi pulsasi arteri brachial atau arteri radialis
31 Memompa balon sampai 30 mmHg diatas hilangnya pulsasi arteri
brachialis/radialis
32 Menurunkan tekanan dengan perlahan sampai pulsasi arteri brachialis atau
radialis dapat dirasakan kembali
33 Mencatat hasilnya sebagai Tekanan Sistolik Palpasi
34 Menempatkan bel stetoskop pada arteri brachilalis
35 Memompakan balon sampai 30 mmHg di atas Tekanan Sistolik Palpasi

82
36 Menurunkan tekanan dengan perlahan sekitar 2-3 mmHg per detik, sampai
pulsasi pertama dari arteri brachialis dapat didengarkan.
37 Mencatat sebagai Tekanan Sistolik
38 Melanjutkan untuk menurunkan tekanan pada cuff secara perlahan, sampai
pulsasi arteri brakialis tidak dapat didengar lagi.
39 Mencatat hasilnya sebagai Tekanan Diastolik
42 Merapikan alat
43 Meminta pasien kembali ke meja periksa
44 Mencuci tangan dengan teknik yang benar
45 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
Profesionalisme
46 Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesional
Nilai Total
Keterangan :
Nilai 0 = tidak dilakukan
Nilai 1 = dilakukan dengan benar

83
CHECKLIST PEMERIKSAAN FISIK DASAR

No Kriteria Nilai
0 1
Pembukaan
1 Memberikan salam kepada pasien
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4 Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
6 Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
Persiapan
7 Mempersiapkan stetoskop
8 Mencuci tangan sesuai standar
Prosedur
Inspeksi
9 Meminta pasien untuk berbaring
10 Berdiri di sebelah kanan pasien
11 Meminta pasien untuk membuka baju pada bagian yang akan diinspeksi
12 Melakukan inspeksi umum
13 Melaporkan hasil pemeriksaan inspeksi pada pasien
Palpasi
14 Menghangatkan tangan sebelum menyentuh pasien
15 Melakukan pemeriksaan palpasi pada toraks dada pasien dengan telapak tangan
dengan merasakan gerakan pernapasan
16 Membandingkan gerakan dada kanan dan kiri
17 Melakukan pemeriksaan vocal fremitus
18 Melaporkan hasil pemeriksaan palpasi
Perkusi
19 Meletakkan jari ketiga tangan kiri pada permukaan tubuh yang akan diperkusi
dengan menekan permukaan tubuh
20 Mengetuk menggunakan jari tengah tangan kanan dengan membentuk sudut
900terhadap telunjuk kanan pada lapang paru
21 Mengidentifikasi suara yang dihasilkan dari daerah yang diperkusi
22 Melaporkan hasil pemeriksaan perkusi
Auskultasi
23 Menghangatkan stetetoskop (bel atau diafragma)
24 Membuka bagian stetoscope yang sesuai
25 Menggunakan earpieces telinga dengan sesuai
26 Mendengarkan suara 23 detik pada satu tempat sebelum pindah ke tempat
lainnya
27 Mengidentifikasi suara yang dihasilkan dari daerah yang diauskultasi
28 Melaporkan hasil pemeriksaan auskultasi
29 Menjelaskan bahwa pemeriksaan telah selesai
30 Meminta pasien merapikan pakaian dan kembali ke meja periksa
31 Mencuci tangan sesuai standar
32 Menyimpulkan hasil pemeriksaan
33 Pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan sikap profesional

84
Nilai Total
Keterangan :
Nilai 0 = tidak dilakukan
Nilai 1 = dilakukan dengan benar

85
STATION 9
Genitourinary System
Kateterisasi uretra
Sirkumsisi

86
PEMASANGAN KATETER PRIA

No. Kriteria Nilai


0 1
Pembukaan
1 Memberikan salam kepada pasien
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4 Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
6 Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
7 Meminta pasien untuk berbaring
Persiapanalatdanbahan
8 Kotak instrument berisi:
Folley kateter sesuai ukuran 1 buah
Urine bag steril 1 buah
Pinset anatomi
Doek bolong steril
Gaas steril
Spuit 10 cc
Jelly
NaCl 0.9%
Sarung tangan steril
Bahan antiseptik
Cairan aquades
Plester
Gunting verband
Bengkok 1 buah
Senter
Prosedural (Dibantu asisten)
9 Informasikan kepada pasien bahwa kita akan memulai tindakan
10 Memakai sarung tangan steril untuk operator dan asisten
11 Melakukan tindakan desinfektan menggunakan gaas steril yang telah dilumuri
bahan desinfektan yang dijepit pinset anatomis. Tindakan ini dilakukan dari
meatus uretra sampai sekitar gland penis serta membuka preputium (jika
belum disirkumsisi)
12 Memasang doek bolong steril
13 Memakai inserter 10 cc yang telah diisi jelly, semprotkan ke meatus uretra
sampai habis, lalu tekan gland penis 1-2 menit
14 Meminta asisten membuka kemasan kateter dan menegakkan penis 90 derajat,
ujung belakang kateter dipegang oleh asisten, kemudian kateter dimasukkan
secara lembut dan hati-hati sampai urine keluar
15 Balon kateter dikembangkan dengan memasukkan cairan Nacl/aquades 5-10
cc. Tarik sedikit kateter. Apabila pada saat ditarik kateter terasa tertahan berarti
kateter sudah masuk pada kandung kemih

87
Gambar 1. Pemasangan kateter

16 Lepaskan doek, sambungkan kateter dengan urine bag. Lalu ikat disisi tempat
tidur. Fiksasi kateter pada bagian sisi dalam paha pasien
17 Informasikan bahwa tindakan sudah selesai
18 Merapikan pasien dan alat
19 Mencuci tangan dengan teknik yang benar
Profesionalisme
20 Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme
Nilai Total
Keterangan :
Nilai 0 = tidakdilakukan
Nilai 1 = dilakukandenganbenar

88
CHECKLIST PEMASANGAN KATETER WANITA

No. Kriteria Nilai


0 1
Pembukaan
1 Memberikan salam kepada pasien
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4 Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
6 Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
7 Meminta pasien untuk berbaring
Persiapan alat dan bahan
8 Kotak instrument berisi:
Folley kateter sesuai ukuran 1 buah
Urine bag steril 1 buah
Pinset anatomi
Doek bolong steril
Gaas steril
Spuit 10 cc
Jelly
NaCl 0.9%
Sarung tangan steril
Bahan antiseptik
Cairan aquades
Plester
Gunting verband
Bengkok 1 buah
Senter

Gambar 3. Pinset anatomis


Gambar 2. Folley cateter

Gambar 4. Urobag

Prosedural (Dibantu asisten)

89
9 Informasikan kepada pasien bahwa kita akan memulai tindakan
10 Meminta pasien melakukan posisi litotomi
11 Memakai sarung tangan steril untuk operator dan asisten
12 Menyuruh asisten untuk membuka labia mayora dan minora.
13 Membersihkan dari meatus uretra sampai keseluruh labia menggunakan gaas
steril yang sudah dilumuri cairan antiseptik yang dijepit pinset.
14 Menutup sekitar genital dengan doek steril.
15 Asisten membuka kemasan kateter, kemudian operator mengambil kateter
sambil mengolesi dengan jelly
16 Tangan kiri operator membuka labia mayora. Masukkan kateter ke dalam
uretra kira-kira 10 cm secara perlahan-lahan sampai urine keluar
17 Balon kateter dikembangkan dengan memasukkan cairan Nacl/ aquades 5-10
cc. Tarik sedikit kateter. Apabila pada saat ditarik kateter terasa tertahan berarti
kateter sudah masuk pada kandung kemih

Gambar 5.Folley kateter yang Gambar 6.Pemasangan folley kateter


dikembangkan

Gambar 7. Posisi balon kateter

Gambar 9. Pemasangan folley cateter


18 Lepaskan doek, sambungkan kateter dengan urine bag. Lalu ikat disisi tempat
tidur.
19 Fiksasi kateter pada bagian sisi dalam paha pasien
20 Informasikan bahwa tindakan sudah selesai
21 Merapikan pasien dan alat
22 Mencuci tangan dengan teknik yang benar
Profesionalisme
23 Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme
Nilai Total
Keterangan :
Nilai 0 = tidakdilakukan
Nilai 1 = dilakukandenganbenar

90
TINDAKAN SIRKUMSISI

No. Kriteria Nilai

0 1
Pembukaan
1 Memberi salam kepada pasien
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4 Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
6 Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
PERSIAPAN
7 Mempersiapkan alat dan bahan
minor set/sirkum set yang terdiri dari:
Gunting jaringan (ujung tajam) 1 buah
Gunting benang (ujung tumpul) 1 buah
Chucing 2 buah
Nierbeken/ bengkok 1 buah
Pinset anatomis 1 buah
Klem lurus kecil 3 buah
Klem bengkok (arteri/mosquito) 1 atau 2 buah
Needle holder 1 buah
Benang absorbable, misalnya plain catgut 3/0 secukupnya
Jarum jahit cutting lengkungan
Kasa steril secukupnya
Sarung tangan steril 2 pasang sesuai ukuran
Disinfektan, seperti povidone iodine/betadine
Doek lubang steril
Klem kain 3 buah
Spuit 3 cc steril 1 buah
Lidokain 2% atau Pehacain untuk anestesi infiltrasi 2 ampul
Plester/ hypafix
Trifamycetin zalf atau sofratule bila ada
Adrenalin (sudah dimasukkan dalam spuit dan digunakan bila terjadi
reaksi alergi)
Lampu tindakan
Tempat sampah medis dan non-medis
8 Meminta pasien tidur terlentang dan relaks
9 Mencuci tangan sesuai standar 7 langkah
10 Memasang sarung tangan steril untuk operator dan asisten
11 Menginformasikan kepada pasien bahwa kita akan memulai tindakan
Prosedural
Melakukan tindakan asepsis

91
12 Desinfeksi lapangan operasi (penis dan sekitarnya) dengan Povidone iodine
atau betadin secara melingkar sentrifugal
13 Persempit lapangan operasi dengan doek steril berlubang (dijepit dengan klem
kain bila perlu)
Melakukan tindakan anestesi (Anestesi infiltrasi)
14 Melakukan anestesi infiltrasi subkutan di dorsum penis proksimal ke lateral
kanan, aspirasi lalu tarik jarum sambil menginjeksi cairan anestesi.
15 Melanjutkan anestesi infiltrasi subkutan di lateral kiri, aspirasi lalu tarik jarum
sambil menginjeksi cairan anestesi.
16 Melanjutkan anestesi infiltrasi subkutan di daerah ventral dan lakukan infiltrasi
seperti diatas sehingga terbentuk ring block
17 Memijat daerah yang dianastesi dan tunggu 3 5 menit
18 Memeriksa anestesi lokal sudah bekerja dengan mencubitkan/menjepit ujung
peputium menggunakan pinset.
19 Bila belum teranestesi penuh tunggu 3-5menit berikutnya. (Pada batas tertentu
bila dipandang perlu dapat dilakukan anestesi tambahan)
Melakukan tindakan Release/ melepaskan perlengketan (jika terdapat perlengketan)
20 Menarik preputium dengan tangan kiri ke arah proksimal sampai
meregang sehingga terlihat perlengketan.
21 Menggunakan kasa steril (tanpa/dengan dibasahi povidone iodine) untuk
mendorong p r e p u t i u m k e a r a h p r o k s i m a l s e h i n g g a
perlengketan terlepas sedikit demi sedikit.
22 Jika dengan cara ini smegma masih sulit terlepas, dapat diatasi
dengan cara menjepit gumpalan smegma satu persatu,
kemudian bersihkan dengan kasa yang telah dicelup iodine povidon 10%.

Melakukan Insisi
23 Menandai batas insisi dengan menjepit kulit preputium dengan klem/pinset

24 Menjepit preputiumdengan klem bengkok pada jam 11 dan jam 1 (klem


ditarik ke distal)
25 Menjepit frenulum dengan klem kocher (klem lurus) pada arah jam 6 (klem
ditarik ke distal)

92
26 M e l a k u k a n i n s i s i p r e p ut i um d e n g a n m e n g g u na k a n g u n t i n g
j a r i n g a n p a d a a r a h j a m 1 2 k e arah sulcus coronarius hingga batas insisi
yang sudah ditandai sebelumnya.

27 Menyisakan mukosa kulit secukupnya dari bagian distal sulcus (dorsal penis).
28 Membuat tali kendali di dorsal penis dengan jahitan matras vertikal.
29 Menyisakan benang untuk dibuat tali kendali.
30 Memindahkan klem (dari jam 1 dan 11) ke ujung distal sayatan (jam 12 dan
12)
31 Melakukan insisi melingkar ke kiri dan ke kanan dengan arah serong menuju
frenulum di distal (pada frenulum insisi dibuat agak meruncing seperti huruf
V)

32 Membuat tali kendali di frenulum dengan matras horizontal atau dengan


matras 8 (cross).
33 Menyisakan benang untuk digunakan sebagai tali kendali.
34 Menggunting dan merapikan kelebihan mukosa
35 Menggunakan tali kendali untuk mengarahkan posisi penis
36 Menjahit sekeliling luka dengan jahitan simpul (Tidak diianjurkan

93
Mengikatnya terlalu erat. Tidak dianjurkn menggunakan jahitan jelujur
(Continuous Suture)).
37 Memastikan apakah ada bagian yang renggang yang memerlukan jahitan

Merawat perdarahan yang terjadi


38 Mencari sumber perdarahan dengan menghapus daerah luka dengan
menggunakan kasa, bila di dapatkan sumber perdarahan segera di jepit dengan
klem arteri kecil.
39 Melakukan ligasi dengan mengikat jaringan sumber perdarahan dengan catgut.
40 Memotong ikatan sependek mungkin.
41 Mencari seluruh sumber perdarahan lain dan lakukan hal yang serupa.
Merawat luka
42 Setelah selesai dijahit, mengolesi tepi luka dengan betadine dan salep
antibiotic
43 Perawatan luka bisa dilakukan dengan metode tertutup (close care) atau
terbuka (open care).
a) Metode terbuka
Bisa dilakukan bila ada jaminan penderita mampu menjaga
kebersihan luka.Setelah diolesi betadine dan salep antibiotika biarkan secara
terbuka (dianjurkan urologi).
b) Metode tertutup
S e t e l a h d i b e r i b e t a di n e d a n s a l e p a n t i b i o t i k a , b e r i k a n
s uf r a t u l e s e c a r a m e l i n g k a r. Tut u p d e n g a n k a s a s t e r i l , u j u n g
k a i n k a s a di p i l i n s e b a g a i t e m p a t f i k s a s i s u pr a p u bi c
d e n ga n menggunakan plester (balutan suspensorium) atau biarkan berbentuk
cincin (balutan ring).
44 Melepaskan doek steril
45 Merapikan peralatan yang telah digunakan
46 Menyampaikan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan
47 Mencuci tangan dengan teknik yang benar
Profesionalisme
48 Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme
Ket 0 = Pemeriksa tidak mengerjakan
1 = Pemeriksa mengerjakan dengan benar

94
STATION 10
Head and Neck
Pemeriksaan THT
Pemeriksaan Tiroid

95
Panduan KeterampilanKlinik
Pemeriksaan Telinga

No. Kriteria Nilai


0 1
Pembukaan
1 Memberikan salam kepada pasien
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4 Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
6 Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
Persiapan
7 Mempersiapkan lampu kepala
8 Mempersiapkan otoscop
9 Mempersiapkan senter
11 Mencuci tangan sesuai standar 7 langkah
Prosedural
12 Pasien berada dalam posisi duduk bersisian dengan pasien

13 Pakailah lampu kepala


Longgarkan ikatan lampu kepala & letakkan tepat pada glabella
Atur lampu kepala agar fokus,lingkaran fokus lampu diameternya1-3
cm
Kunci ikatan lampu kepala
14 Inspeksi auricula
- Jelaskan adanya lesi, deformitas, benjolan (keloid, kista, tophi, basal
sel ca), discharge (nanah/ darah), kesimetrisan kanan & kiri
- Battle sign?

15 Pemeriksaan mastoid
Jelaskan ada/ tidaknya abses/ fistel, nyeri ketok
16 Inspeksi canalis auricularis
Tarik daun telinga ke superoposterior& tragus ditekan
Sorotkan lampu kepala ke arah liang telinga
(lapang/sempit, edema, hiperemis, furunkel, serumen, sekret, polip,
jaringan granulasi)
Jelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
17 Gunakan otoskop
- Dipegang dengan tangan kanan untuk memeriksa telinga kanan&
dengan tangan kiri bila memeriksa telinga kiri, jari kelingking tangan
yang memegang otoskop ditekankan pada pipi pasien)
Jelaskan adanya perforasi, hiperemis, bulging

18 Lakukan manuver valsava

96
Pasien mengambil napas dalam, lalu meniupkan melalui hidung &
mulut yang tertutup, perhatikan pergerakan membrane timpani dengan
otoscop
Lakukan Tes Rinne 1

19 Garpu tala dibunyikan lalu ditempatkan tungkainya secara tegak lurus


pada planum mastoid pasien

20 Setelah pasien tidak mendengar bunyinya, pindahkan tangkai garpu


tala ke depan MAE pasien

21 Jelaskan hasil pemeriksaan anda


Lakukan Tes Weber

22 Bunyikan garputala, lalu tangkainya diletakkan tegak lurus pada garis


horizontal

23 Tanyakan ke pasien, telinga mana yang mendengar atau mendengar


lebih keras

24 Jelaskan hasil pemeriksaan anda


Lakukan Tes Swabach

25 Letakkan pangkal garputala yang sudah digetarkan pada puncak


prosesus mastoideus
26 Pada saat pasien tidak mendengar suara garputala, maka pindahkan
garputala itu ke prosesus mastoideus orang yang diketahui normal
ketajaman pendengarannya (pembanding)
27 Jelaskan hasil pemeriksaan saudara
28 Merapikan alat

29 Mencuci tangan dengan teknik yang benar

30 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien

Profesionalisme
31 Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme

Nilai Total
Keterangan :
Nilai 0 = tidak dilakukan
Nilai 1 = dilakukan dengan benar

97
Pemeriksaan Hidung dan Sinus Paranasalis

No. Kriteria Nilai


0 1
Pembukaan
1 Memberikan salam kepada pasien
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4 Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
6 Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
Persiapan
7 Mempersiapkan Spekulum hidung
8 Mempersiapkan Penlight atau senter
9 Mencuci tangan sesuai standar 7 langkah
Prosedural
10 Pemeriksa duduk menghadap pasien
11 Lakukan inspeksi hidung
Intepretasikan bentuk (deformitas, depresitulanghidung,
pembengkakan, anomali kongenital, napas cuping hidung)
Lakukan palpasi Hidung
12 Palpasi: krepitasi tulang hidung/ nyeri tekan pada peradangan hidung
& sinus
13 Periksa patensi setiap lubang hidung (tutup satu lubang hidung
dengan meletakkan jari anda pada lubang tersebut. Mintalah pasien
untuk menarik nafas. Lubang hidung kontralateral tidak boleh ditekan
secara berlebihan
14 Palpasi di regio sinus (sinus frontalis, sinus maksilaris, sinus
etmoidalis)
15 Intepretasikan hasil pemeriksaan
Palpasi sinus paranasalis
16 Tekan daerah sinus frontalis dari sebelah alis mata dengan menghindari
penekanan pada bola mata. Kemudian lakukan penekanan daerah sinus
maksilaris
Lakukan pemeriksaan rinoskopi anterior
17 Pasien duduk menghadap pemeriksa
18 Minta pasien menengadahkan kepala
19 Spekulum hidung dipegang dengan tangan kiri, arah horizontal,
dengan jari telunjuk ditempelkan pada dorsum nasi. Tangan
kananuntuk mengatur posisi kepala
20 Spekulum dimasukkan dalam posisitertutup (1cm) ke vestibulum
21 Periksa rongga hidung (luasnya lapang/sempit, sekret,konka media &
konka superior warna, edema), asal perdarahan di rongga hidung
22 Spekulum dikeluarkan dalam posisi terbuka
Setelah memeriksa satu lubang hidung, spekulum tersebut masih

98
dipegang dengan tangan kiri- dimasukkan ke dalam lubang hidung
lainnya
23 Cuci speculum hidung dan letakkan pada tempatnya
24 Intepretasikan hasil pemeriksaan
Transluminasi Sinus Frontalis
25 Persiapkan ruangan dalam kondisi gelap
26 Tempelkan ujung penlight dengan erat di bawah setiap alis mata dekat
dengan hidung
27 Tutupi pancaran sinarnya dengan tangan pemeriksa
28 Cari berkas cahaya merah yang ditansmisikan lewat sinus frontalis yang
berisi udara tersebut ke dahi
Perhatikan:
Ada tidaknya pancaran cahaya pada satu atau kedua sisi memberikesan
adanya mukosa yang menebal atau sekresi pada sinus frontal
28 Jelaskan hasil pemeriksaan saudara
29 Merapikan alat

30 Mencuci tangan dengan teknik yang benar

31 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien

Profesionalisme
32 Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme

Nilai Total
Keterangan :
Nilai 0 = tidak dilakukan
Nilai 1 = dilakukan dengan benar

Panduan KeterampilanKlinik
Pemeriksaan Faring

No. Kriteria Nilai


0 1
Pembukaan
1 Memberikan salam kepada pasien
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4 Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
6 Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
Persiapan

99
7 Mempersiapkan spatula lidah
8 Mempersiapkan Penlight atau senter
9 Mencuci tangan sesuai standar 7 langkah
10 Menggunakan sarung tangan
Prosedural
11 Pemeriksa duduk menghadap pasien
12 Ambil penlight dengan tangan kiri dan spatula lidah dengan tangan
kanan
13 Minta pasien untuk membuka mulut dan menjulurkan lidah
14 Sinari daerah rongga mulut dan faring
15 Tekan lidah dengan menggunakan spatula lidah pada sepertiga tengah
lidah
Inspeksi tonsil
16 Perhatikan besar, warna, muara kripti, apakah ada detritus
17 Perhatikan ukuran tonsil
T0 Tonsil sudah diangkat
T1 Tonsil masih di dalam fossa tonsilaris
T2 Tonsil sudah melewati pilar posterior tetapi
Belum melewati garis para Median
T3 Tonsil melewati garis paramedian belum lewat
garis median (pertengahan uvula)
T4 Tonsil melewati garis median, biasanya pada tumor
Inspeksi faring
18 perhatikan adanya pengeluaran sekret, massa atau ulserasi
19 Merapikan alat

20 Mencuci tangan dengan teknik yang benar

21 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien

Profesionalisme
22 Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme

Nilai Total

CHECKLIST PEMERIKSAAN TIROID

100
No. Kriteria Nilai
0 1
Pembukaan
1 Memberikan salam kepada pasien
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4 Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
6 Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
Persiapan
7 Mempersiapkan pita ukur
8 Mencuci tangan sesuai standar 7 langkah
Prosedural
9 Menyuruh pasien tidur di bed dan membuka baju
10 Pemeriksa berdiri di kanan pasien
Inspeksi
11 Perhatikan kontur, relief, tekstur kulit, benjolan, dan bekas luka operasi
12 Dengan dagu agak diangkat, perhatikan struktur di bagian bawah depan
leher. (dalam keadaan normal kelenjar tiroid tidak akan terlihat saat
inspeksi)
13 Perhatikan adanya deviasi trakea atau dialatasi vena
14 Bila curiga adanya pembesaran tiroid, minta pasien untuk melakukan
gerakan menelan. (Tiroid melekat dengan trakea sehingga akan tertarik
ke atas bersama dengan gerakan menelan)
Palpasi
15 Pasien diminta untuk duduk dan menundukkan leher sedikit serta
menoleh ke arah tiroid yang akan diperiksa. Pemeriksa berdiri didepan
pasien atau duduk setinggi pasien atau dari belakang pasien
16 Meraba daerah tiroid dengan jari telunjuk (dan atau 3 jari)
17 Pastikan ukuran, bentuk, konsistensi, nyeri tekan dan simetris
18 Untuk mempermudah meraba tiroid, geser laring dan tiroid ke satu sisi
dengan menggunakan ibu jari atau jari tangan lain pada kartilago tiroid
19 Periksalah kedua tiroid dengan cara yang sama sambil melakukan
gerakan menelan dan tentukan derajatnya

101
20 Auskultasi
21 Melakukan auskultasi diatas kelenjar tiroid. Dengarkan bruit, bising
pembuluh darah di daerah gondok
22 Membuat Interpretasi
23 Menentukan grade pembesaran kelenjar
24 Mencatat dan melaporkan hasil pemeriksaan meliputi : menentukan
difus/noduler, konsistensi kelenjar, nyeri tekan, ukuran kelenjar, suhu

102
dan warna kulit, perlengketan ke sekitarnya
25 Menentukan status klinis fungsi tiroid dengan menggunakan indeks
Wayne
26 Menentukan status klinis fungsi tiroid dengan menggunakan New
Castle
27 Meminta pasien kembali ke tempat duduk
28 Merapikan alat

29 Mencuci tangan dengan teknik yang benar

30 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien

Profesionalisme

31 Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme

Nilai Total

Panduan KeterampilanKlinik
Rongga Mulut

No. Kriteria Nilai


0 1
Pembukaan
1 Memberikan salam kepada pasien
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4 Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
6 Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
Persiapan
7 Mempersiapkan alat
- Senter
- Gauze steril
- Tounge spatle
- Sarung tangan
- Cotton bud
8 Mencuci tangan sesuai standar 7 langkah
9 Memakai sarung tangan
Prosedural
Inspeksi bibir
9 Duduk di depan pasien
10 Warna (pink, sianosis, anemia, dll)

103
Bentuk (simetris/ asimetris)
11 Teksture
12 Ukuran
13 Ada/ tidaknya lesi (palpasi lesi untuk menentukan tekstur dan
konsistensi lesi tersebut)
Inspeksi Gigi
14 Suruh pasien mengernyitkan gigi
15 PERHATIKAN
Gingiva
Warna (pink,hitam, dll)
Margin
Mucogingival line
Lesi
16 PERHATIKAN
Dental
Karies
Bentuk dan jarak gigi
Kelainan gusi (pigmentasi, sianosisi, perdarahan)
Suruh pasien membuka mulut dengan lebar
17 A. Dengan menggunakan gauze, tarik lidah ke lateral kanan/ kiri dan ke
atas maupun ke bawah
18 B. Perhatikan:
Warna
Kontur
Frenulum
Lesi
Sublingua Papilla

Uvula
19 posisi, hiperemis +/-,
20 edema +/-.
21 Memanjang +/-
Evaluasi Kelenjar Ludah
21 Perhatikan orifisium duktus kelenjar parotis
22 Perhatikan kelenjar submandibula
23 Inspeksi keadaan papila dan aliran saliva dengan mengeringkan papila
memakai kapas lidi
24 Amati aliran saliva yang dihasilkan dengan melakukan tekanan
eksternal pada kelenjar tersebut.
25 Lakukanlah palpasi pada kelenjar parotis
25 Lakukanlah palpasi pada kelenjar subamandibula.
26 Tulislah hasil pemeriksaan
Lidah
27 Periksalah mukosa lidah (perhatikan apakah ada massa, lesi,
kandidiasis, leukoplakia dll)
28 Pemeriksa meminta pasien untuk mengangkat lidahnya ke atap mulut ,

104
periksalah permukaan bawah lidah dapat diperiksa
29 Ambillah gauze dengan tangan kiri. Minta pasien untuk menjulurkan
lidahnya dan pegang dengan gauze
30 Lakukanlah palpasi pada lidah dengan tangan kanan
31 Catatlah hasil pemeriksaan saudara
Palatum Mole & Palatum Durum
32 Suruh pasien menengadah ke atas
33 Dengan menggunakan kedua tangan anda, Lakukan sesuai gambar di
bawah! Dan amati palatim mole dan palatum durum pasien
34 Meminta pasien kembali ke tempat duduk
35 Merapikan alat

36 Mencuci tangan dengan teknik yang benar

37 Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien

Profesionalisme

38 Melakukan pemeriksaan dengan sikap profesionalisme

Nilai Total

105
STATION 11
Special Sensory
Pemeriksaan fisik mata
Pemeriksaan integument

106
PEMERIKSAAN MATA

No Kriteria Nilai
0 1
Pembukaan
1 Memberi salam kepada pasien
2 Memperkenalkan diri kepada pasien
3 Menginformasikan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan
4 Menjelaskan prosedur pemeriksaan kepada pasien
5 Meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Prosedural
PEMERIKSAAN VISUS

PEMERIKSAAN VISUS DENGAN SNELLEN CHART


Pemeriksaan visus berfungsi untuk mengetahui tajam penglihatan pasien. Pada pasien normal,
tajam penglihatan adalah 6/6. Penurunan tajam penglihatan disebabkan gangguan pada media
refraksi atau saraf mata. Setiap pasien dengan visus < 6/6 harus dilakukan pemasangan pin hole
untuk membedakan kelainan refraksi atau bukan. Apabila setelah pemasangan pin hole visus
membaik, berarti penurunan visus disebabkan oleh kelainan refraksi.
Setiap pasien mata harus diperiksa visus OD, OS dengan mata tanpa koreksi kaca mata
(UCVA, uncorrected visual acuity) dan dengan koreksi terbaik / kaca mata (BCVA, best
corrected visual acuity). Tidak ada kontra indikasi pemeriksaan visus. Apabila pasien tidak bias
membca hurup atau angka, dapat digunakan E chart. Pada anak bayi atau balita yang belum bias
melihat gambar digunakan teknik fiksasi terhadap objek atau cahaya. Pada anak yang lebih besar
namun belum dapat membaca namun sudah dapat mengenali benda benda umum digunakan
Allen card atau Cardiff acuity card.
5 Pemeriksa berdiri atau duduk di sebelah kanan pasien
Pemeriksa meminta pasien untuk menutup mata kiri dengan telapak
tangan kiri atau occluder terlebih dahulu, untuk memeriksa visus OD,
dan kemudian meminta pasien untuk membaca huruf atau angka di
Snellen Chart dimulai dari atas sampai ke bawah.
Tajam penglihatan normal apabila pasien mampu membaca
keseluruhan hurup pada baris dengan visus 6/6 atau 20/20 atau 1,00.
Tajam penglihatan pada Snellen Chart umumnya memiliki rentangan
6/60 sampai 6/6.
Apabila dalam satu baris pasien tidak bisa membaca semua dengan
benar, maka di belakang visus ditulis huruf F (false), contoh: 6/6 F.
Apabila pasien tidak mampu melihat huruf atau angka teratas dari
Snellen chart, maka dilakukan penghitungan jari dari jarak 1 m, dan
berlanjut ke jarak 2 m, 3 m, 4 m, dan 5 m bila pasien mampu
menyebutkan jumlah jari pemeriksa. Apabila pasien hanya mampu
menghitung jari dari jarak tersebut, maka pembilang visus adalah jarak
hitung jari tersebut dan penyebut visus adalah 60, contoh: 1/60, 2/60,
5/60.
Apabila pasien tidak mampu menghitung jari pemeriksa, dilakukan
pelambaian tangan di depan mata pasien. Apabila mampu melihat dan

107
menyebutkan arah lambaian tangan (kanan-kiri atau atas-bawah) maka
visus pasien adalah 1/300 atau hand movement (HM).
Apabila pasien tidak mampu melihat dan menyebutkan arah lambaian
tangan, dilakukan penyinaran dengan lampu senter atau penlight di
depan mata kanan. Apabila pasien mampu melihat sinar tersebut
dilanjutkan dengan tes proyeksi iluminasi, dengan memberi sinar dari
arah superior, medial, lateral, dan inferior dan kemudian meminta
pasien menyebutkan arah datangnya sinar tersebut. Bila pasien dapat
menyebutkan arah datangnya sinar dengan tepat, maka visus pasien
adalah light perception (LP) dengan proyeksi iluminasi baik ke segala
arah. Sebaliknya bila pasien tidak mampu menyebutkan arah datangnya
sinar, maka visusnya LP dengan proyeksi iluminasi buruk.
Apabila pasien tidak mampu melihat sinar sama sekali, maka visus
pasien adalah 0 atau no light percepction (NLP).
Lakukan pemeriksaan yang sama pada OS dengan menutup mata kanan
dengan telapak tangan atau occluder dan lakukan pemeriksaan visus
seperti OD.

PEMERIKSAAN POSISI BOLA MATA

Pemeriksaan Posisi Bola Mata dengan Tes Hirschberg


Pemeriksaan posisi bola mata adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kedudukan
bola mata pada posisi primer (melihat lurus ke depan). Posisi normal bola mata disebut
orthotropia, posisi salah satu atau kedua bola mata deviasi ke medial disebut esotropia, posisi
salah satu atau kedua bola mata deviasi ke lateral disebut eksotropia, posisi salah satu atau kedua

108
bola mata deviasi ke superior disebut hipertropia, dan posisi salah satu atau kedua bola mata
deviasi ke medial disebut hipotropia.
Pemeriksaan posisi bola mata dikerjakan apabila pasien datang dengan keluhan salah satu atau
kedua mata menceng atau apabila pasien mengeluh melihat dobel/ganda bila melihat dengan
kedua mata (diplopia binokular) atau pemeriksa mencurigai adanya strabismus. Tidak ada kontra
indikasi mutlak dilakukan pemeriksaan ini.

6 Pemeriksa duduk dengan jarak sekitar 50 cm di depan pasien


Pemeriksa mengarahkan penlight atau lampu senter ke pangkal hidung
dengan jarak 30-40cm di depan pasien.
Pemeriksa meminta pasien untuk memfokuskan mata pada penlight
atau senter.
Perhatikan posisi jatuhnya reflek cahaya senter di kedua kornea pasien.
Pada posisi primer yang normal, kedua reflek cahaya kornea akan jatuh
tepat di depan pupil atau orthotropia.
Pada strabismus, reflek cahaya kornea tidak jatuh tepat di depan pupil:
Bila cahaya jatuh di medial pupil : eksotropia.
Bila cahaya jatuh di lateral pupil : esotropia.
Bila cahaya jatuh di superior pupil : hipotropia.
Bila cahaya jatuh di inferior pupil : hipertropia.
Untuk penentuan derajat strabismus:
a. 15o apabila reflek cahaya jatuh di tepi pupil.
b. 30o apanila reflek cahaya jatuh di pertengahan badan iris atau
antara pupil dan limbus.
c. 45o apabila reflek cahaya jatuh di limbus

PEMERIKSAAN GERAK BOLA MATA

Pemeriksaan gerak bola mata merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui
kemampuan bola mata untuk bergerak ke segala arah dan mengetahui kelainan otot-otot
ekstraokular yang menggerakkan bola mata. Pemeriksaan gerak bola mata terdiri dari tes duksi,
versi, dan vergensi. Tes duksi merupakan pemeriksaan untuk mengetahui fungsi rotasi dari bola
mata secara monokuler. Tes versi merupakan pemeriksaan untuk mengetahui gerakan kedua bola
mata yang bergerak secara konjugasi ke arah yang sama (ke kiri, kanan, atas, bawah). Tes
vergensi merupakan pemeriksaan untuk mengetahui gerakan kedua bola mata yang bergerak ke
arah yang berlawanan (ke medial atau lateral).
Pada keadaan normal pada tes duksi, bola mata dapat bergerak ke arah nasal / medial
(aduksi), temporal / lateral (abduksi), superior (elevasi / supraduksi), inferior (depresi /
infraduksi). Intorsi / insikloduksi merupakan gerakan rotasi dari meridian kornea superior ke arah

109
nasal, sedangkan ekstorsi / eksikloduksi merupakan gerakan rotasi dari meridian kornea superior
ke arah temporal.
Pada keadaan normal pada tes versi, kedua bola mata dapat bergerak ke arah kanan
(dekstroversi), ke kiri (levoversi), ke atas (sursumversi), ke bawah (deorsumversi).
Dekstrosikloversi merupakan gerakan rotasi meridian superior kornea kedua mata ke arah kanan
pasien, sedangkan levosikloversi merupakan gerakan rotasi meridian superior kornea kedua mata
ke arah kiri pasien.
Pada keadaan normal pada tes vergensi, kedua bola mata dapat secara sinergis bergerak ke arah
medial (konvergensi) atau ke arah lateral (divergensi) secara bersamaan.
Pemeriksaan gerak bola mata dikerjakan apabila pasien datang dengan keluhan salah satu atau
kedua mata menceng atau apabila pasien mengeluh melihat dobel/ganda bila melihat dengan
kedua mata (diplopia binokular) atau pemeriksa mencurigai adanya strabismus. Tidak ada kontra
indikasi mutlak dilakukan pemeriksaan ini.

7 Pemeriksaan Duksi dan Versi:


Pemeriksa duduk dengan jarak sekitar 50 cm di depan pasien.
Pemeriksa memposisikan jari telunjuk 30 cm di depan pangkal hidung
pasien dan meminta pasien melihat ke jari telunjuk pemeriksa.
Pemeriksa meminta pasien untuk mengikuti atau melirik sesuai arah
gerakan jari telunjuk pemeriksa dan menilai pergerakan bola mata
pasien.
Pemeriksa menggerakkan jari teluntuk secara berurutan ke kiri
pemeriksa kemudian selanjutnya secara berurutan ke arah kiri atas,
atas, kanan atas, kanan, kanan bawah, bawah, dan kiri bawah.
Pemeriksa mengamati gerak bola mata pasien apakah dapat bergerak
secara baik mengikuti arah jari pemeriksa.

Catat hasil pemeriksaan dengan membuat garis palang 8 seperti berikut


untuk setiap mata (gambar dua kali untuk OD dan OS):

OD OS

Apabila pasien dapat melirik ke ke arah yang diinginkan beri tanda

110
panah di ujung garis tersebut. Contoh gambar penulisan gerakan bola
mata normal ODS:

OD OS

Apabila pasien tidak dapat melirik ke arah tertentu, dapat diberikan


garis tegak lurus di ujung garis palang yang tidak bisa dilirik
pasien. Contoh OD pasien tidak bisa melirik ke arah lateral akibat
lesi nervus VI dekstra, OS gerak bola mata normal, maka
gambarnya adalah:
OD OS

8 Pemeriksaan Vergensi:
Pemeriksa duduk dengan jarak sekitar 50 cm di depan pasien.
Pemeriksa memposisikan jari telunjuk 30 cm di depan pangkal hidung
pasien dan meminta pasien melihat ke jari telunjuk pemeriksa.
Pemeriksa meminta pasien untuk mengikuti arah gerakan jari telunjuk
pemeriksa dan menilai pergerakan bola mata pasien.
Pemeriksa menggerakkan jari teluntuk ke depan mendekati pangkal
hidung pasien dan menilai gerakan konvergensi pasien.
Pemeriksa menggerakkan jari telunjuk ke belakang menjauhi pangkal
hidung pasien dan menilai gerakan divergensi pasien.

PEMERIKSAAN SEGMEN ANTERIOR

Pemeriksaan segmen anterior bola mata bertujuan untuk mengetahui keadaan segmen anterior
bola mata yang terdiri dari supra silia; palpebra superior dan inferior; silia; kojungtiva palpebra,
konjungtiva bulbi; kornea; sklera; COA; iris dan pupil; serta lensa. Pemeriksaan segmen anterior
untuk dokter umum dapat menggunakan senter atau pen light. Pemeriksaan segmen anterior
merpakan pemeriksaan yang harus dilakukan pada pasien mata. Tidak ada kontra indikasi
dilakukan pemeriksaan ini

9 Pemeriksa berdiri atau duduk di depan pasien

111
Pemeriksa melihat keadaan struktur berikut secara berurutan dengan
bantuan lampu senter
a. Supra silia (alis mata): apakah terdapat sikatrik, madarosis
b. Palpebra superior dan inferior: apakah terdapat benjolan/massa,
hiperemi, oedem, hematom
c. Silia (bulu mata): apakah terdapat coloret, sleeve.
d. Konjungtiva palpebra superior dengan melipat palpebra superior:
apakah terdapat benjolan, papil, folikel, benda asing, hiperemi.
e. Konjungtiva palpebra inferior dengan menarik palpebra inferior ke
bawah: apakah terdapat benjolan, papil, folikel, benda asing,
hiperemi.
f. Konjungtiva bulbi: apakah terdapat conjunctival vascular injection
(CVI), pericorneal vascular injection (PCVI), sub conjunctival
bleeding (SCB), benda asing, benjolan, pterygium.
g. Kornea: apakah ada infiltrat, erosi, ulkus, benda asing. Lakukan
pemeriksaan sensibilitas kornea jika ada infiltrate berbentuk
dendrit.
h. Sklera: apakah sclera berwarna putih, kuning, ada benjolan,
menipis (tampak bayangan koroid warna kecoklatan).
i. Camera okuli anterior (COA) atau bilik mata depan (BMD):
evaluasi kedalaman COA, apakah terdapat cell dan flare, hipopion,
hifema.
j. Iris dan pupil: evaluasi reflek pupil langsung dan konsesual,
evaluasi bentuk iris apakah bulat atau lonjong atau ireguler, apakah
ada sinekia posterior, sinekia posterior, neovaskularisasi iris,
material PEX di iris.
k. Lensa: evaluasi posisi lensa, kejernihan lensa, dan lakukan tes iris
shadow pada kecurigaan katarak senilis imatur.

PEMERIKSAAN SEGMEN POSTERIOR BOLA MATA


.
Pemeriksaan Segmen Posterior merupakan pemeriksaan menilai segmen posterior bola mata,
yaitu vitreus dan retina. Pemeriksaan segmen posterior dapat dilakukan dengan beberapa alat
seperti oftalmoskopi / funduskopi direk, lensa 78D, maupun oftalmoskopi indirek dengan
bantuan lensa 10D. Pemeriksaan segmen posterior dikerjakan pada seluruh pasien mata. Tidak
ada kontra indikasi untuk dilakukan pemeriksaan segmen posterior.

112
10 Pemeriksaan Reflek Fundus
Pemeriksaan reflek fundus dilakukan untuk menilai kejernihan media
refraksi (kornea, humor akuos, lensa, dan vitreus). Pada orang normal
reflek fundus akan positif dimana terlihat cahaya berwarna jingga di pupil
pasien. Pemeriksaan reflek fundus dilakukan pada semua pasien mata dan
apabila positif dilanjutkan dengan pemeriksaan retina.
Posisikan pasien duduk, dan pemeriksa dapat duduk atau berdiri
dengan jarak 30-50 cm di depan pasien.
Pemeriksa meminta pasien melihat lurus ke depan.
Pemeriksa menghidupkan funduskopi dengan mengatur cahaya
berwarna oranye dengan diameter cahaya yang paling besar. Saat
pemeriksaan ujung atas dari funduskop menempel di rima orbita
superior pemeriksa. Kelima jari tangan kanan menggenggam
oftalmoskop.

Arahkan cahaya ke OD dan evaluasi cahaya yang tampak di pupil


pasien. Reflek fundus positif (normal) apabila pupil berwarna jingga
penuh. Periksa OS dengan cara yang sama dan evaluasi reflek fundus.
Reflek fundus tidak normal apabila terdapat bayangan hitam di area
jingga dalam pupil akibat kekeruhan sebagian media refraksi atau
reflek fundus tidak tampak sama sekali (warna hitam) akibat kekeruhan
total media refraksi.
Reflek fundus positif normal:

113
Reflek fundus positif tidak normal akibat katarak sental:

Reflek fundus negatif:

11 Pemeriksaan Funduskopi Direk


Pemeriksaan funduskopi direk merupakan pemeriksaan untuk evaluasi
segmen posterior terutama retina. Funduskopi disebut direk apabila
gambar yang terlihat berbentuk tegak lurus, dan disebut indirek apabila
gambar yang terlihat terbalik (atas bawah, kanan kiri). Pasien dengan
reflek fundus positif harus dilanjutkan dengan pemeriksaan funduskopi
direk. Pasien dengan reflek fundus negatif tidak akan bisa dievaluasi
fundusnya.
Posisikan pasien duduk, dan pemeriksa dapat duduk atau berdiri
dengan jarak 30-50 cm di depan pasien.
Pemeriksa meminta pasien melihat lurus ke depan.
Pemeriksa menghidupkan funduskopi dengan mengatur cahaya
berwarna oranye dengan diameter cahaya yang paling besar. Saat
pemeriksaan ujung atas dari funduskop menempel di rima orbita
superior pemeriksa. Kelima jari tangan kanan menggenggam
oftalmoskop.
Periksa OD pasien dengan mata kanan pemeriksa, evaluasi reflek
fundus pasien. Apabila reflek fundus positif, pemeriksa bergerak maju
menuju pupil sampai terlihat retina (berwarna kuning, terdapat
pembuluh darah).
Evaluasi papil saraf optik dengan sedikit mengarahkan oftalmoskop ke
arah nasal. Papil saraf optik terdiri dari dua lingkaran berisi pembuluh
darah arteri dan vena. Lingkaran luar pada papil disebut sebagai disc,
dan yang dalam disebut sebagai cup. Normalnya rasio cup : disc adalah

114
0,3 - 0,4.
Evaluasi makula dengan arah lurus dan pasien melihat lurus ke depan.
Makula berwarna kuning cerah dengan reflek makula yang normal
seperti berkilauan.
Evaluasi retina secara keseluruhan apakah terdapat perdarahan (flame
shaped, dot dan blot), eksudat berwarna putih (hard exudate dan soft
exudate), edema retina, iskemia retina (pucat), dll.

Retina normal:

Retina pasien dengan diabetes tidak terkontrol, retinopati diabetik:

115
PEMERIKSAAN TONOMETRI SCHIOTZ

Pemeriksaan tonometri merupakan pemeriksaan untuk mengukur tekanan inta okular (TIO).
Tekanan intra okular yang abnormal dapat menyebabkan penyakit. Rentang normal TIO adalah
10-21mmHg. Peningkatan TIO merupakan faktor risiko utama glaukoma, sedangkan TIO di
bawah normal dapat menyebabkan makulopati hipotensi. Pemeriksaan TIO dengan tonometri
Schiotz merupakan pemeriksaan penyaring skrining, namun bukan alat baku emas untuk
pengukuran TIO. Aplanasi Goldmann merupakan alat pengukur TIO yang sampai saat ini
merupakan baku emas pengukuran TIO.
Pengukuran TIO dengan tonometri Schiotz dilakukan pada pasien dengan keluhan penurunan
tajam penglihatan dengan kecurigaan glaukoma baik primer maupun sekunder. Pasien dengan
rencana evaluasi segmen posterior dengan pupil yang dilebarkan, harus diukur TIO sebelum
pemberian midriatikum. Pasien dengan TIO >21mmHg kontra indikasi dilakukan pelebaran
pupil, harus diperiksa ulang dengan Aplanasi Goldmann dan dinilai keadaan COA terlebih
dahulu. Pasien dengan lesi pada kornea, dengan infeksi permukaan bola mata (konjungtivitis,
keratitis, uveitis) merupakan kontra indikasi dilakukan tonometri Schiotz. Apabila pemeriksa
ingin mengetahui TIO pada pasien tersebut sebaiknya digunakan tonometri non kontak.

12 Posisikan pasien dalam posisi berbaring atau apabila terpaksa dalam


posisi duduk dengan kepala tengadah.
Berikan tetes mata Pantocaine 0,5% sebagai anestesi lokal untuk
menghilangkan reflek berkedip kelopak mata apabila kornea disentuh.
Tunggu selama 5 menit atau sampai pasien tidak merasakan perih pada
mata yang diteteskan Pantocaine 0,5%.
Kalibrasi tonometri Schiotz pada tempatnya, periksa apakah jarum
dapat bergerak bebas saat tonometri disentukan ke alat kalibrasinya.
Bila jarum tidak dapat bergerak bebas, maka tonometri harus
dibersihkan terlebih dahulu. Bila jarum dapat bergerak bebas, maka
tonometri siap digunakan.

Minta pasien mengangkat ibu jari atau jari lainnya di atas pangkal
hidung dan minta pasien melihat ibu jarinya sebagai titik fiksasi.
Pegang kelopak mata pasien tanpa harus menekan ke arah bola mata
(ke bawah) agar tidak mempengaruhi hasil pengukuran.
Pegang tonometri dengan ibu jari dan telunjuk seperti gambar di bawah

116
ini

Letakkan tonometri Sciotz dengan beban 5,5 gram (sudah terpasang di


tonometri) di permukaan kornea tanpa menekan ke bawah dan lihat
jarum tonometri menunjuk ke skala berapa. Jarum tonometri dan skala
harus mengarah ke arah pemeriksa.

Cocokkan skala dengan TIO di tabel yang terdapat pada kotak


tonometri Schiotz.

117
Apabila hasil konversi TIO >21mmHg, ulang pengukuran dengan
menambahkan beban 10 gram. Lakukan pengukuran dengan cara yang
sama dan lihat tekanan intra okular pada tabel konversi.
Tekanan intra okular normal 10-21 mmHg. Apabila TIO >21mmHg
maka pasien dengan kecurigaan glaukoma.

PEMERIKSAAN LAPANG PANDANG KONFRONTASI

Pemeriksaan lapang pandang bertujuan untuk mengetahui luas lapang pandang pasien. Pasien
dengan kecurigaan kelainan lapang pandang seperti glukoma, retina, dan penyakit saraf optik
dapat diperiksa lapang pandangnya. Pemeriksaan lapang pandang degan teknik konfrontasi
merupakan pemeriksaan sederhana untuk menilai kualitas lapang pandang secara umum, namun
tidak spesifik membantu menegakkan diagnosis. Hasil pemeriksaan lapang pandang dengan
teknik konfrontasi hanya menghasilkan kesan lapang pandang. Untuk pemeriksaan kuantitatif
lapang pandang dapat digunakan teknik lain yang lebih kompleks. Pemeriksaan lapang pandang
dapat dilakukan bila visus pasien minimal 3/60.
13 Posisikan pasien duduk dan pemeriksa duduk dengan jarak 50 cm di
depan pasien.
Pemeriksa meminta pasien menutup mata kiri terlebih dahulu dengan
telapak tangan kiri terlebih dahulu, dan pemeriksa menutup mata kanan
nya dengan telapak tangan kanannya untuk memeriksa mata kanan
pasien.
Pemeriksa memposisikan jari telunjuk kiri di tengah tengah antara
pasien dan pemeriksa tepat di depan pangkal hidung pasien dan
pemeriksa. Jari telunjuk dapat digerakkan ke arah kiri pemeriksa dan
tanyakan kepada pasien apakah masih melihat jari pemeriksa.

118
Arahkan jari telunjuk pasien ke posisi sentral dan gerakkan jari
telunjuk ke arah kanan, atas, dan bawah secara bergantian dan tanyakan
sampai dimana dapat melihat jari telunjuk pemeriksa.
Apabila pasien masih melihat jari telunjuk pemeriksa sejauh yang
dapat dilihat oleh pemeriksa maka kesan lapang pandang pasien kesan
normal. Apabila pasien tidak mampu melihat jari telunjuk pemeriksa,
sedangkan pemeriksa masih dapat melihat jarinya, maka terdapat
kecurigaan kelainan lapang pandang. Apabila pasien tidak mampu
melihat saat jari telunjuk berada di sentral, namun mampu melihat jari
di daerah perifer, dapat dicurigai pasien mengalami penyempitan
lapang pandang sentral yang berarti ada kelainan di makula. Apabila
pasien hanya mampu melihat jari di bagian sentral, tidak bisa di bagian
perifer, harus dicurigai terjadi kerusakan lapang pandang perifer yang
sering terjadi pada pasien glukoma stadium akhir (tunnel vision).
Ulangi pemeriksaan untuk mata kiri pasiendengan menutup mata kanan
pasien dengan telapak tangan kanan, dan pemeriksa menutup mata kiri
dengan telapak tangan kiri.
Nilai lapang pandang pasien

PEMERIKSAAN BUTA WARNA (TES ISHIHARA)

Tes Ishihara merupakan salah satu pemeriksaan standar yang dilakukan untuk menilai
kemampuan pasien untuk melihat dan membedakan warna. Pemeriksaan Ishihara memerlukan
buku Ishihara dan cahaya yang cukup terang. Tes Ishihara dikerjakan pada pasien dengan
kecurigaan kelainan pada saraf optik dan retina luas atau lebih sering sebagai persyaratan
sesorang untuk masuk suatu instansi baru. Pasien dengan penglihatan warna yang normal dapat
membaca angka atau menunjukkan arah sesuai warna pada setiap lembaran buku. Tidak ada
kontra indikasi untuk dilakukan tes Ishihara.

14 Pasien duduk di kursi dengan meja di depannya


Pemeriksa duduk di depan pasien atau di belakang meja.
Pemeriksa membuka halaman pertama buku Ishihara dan meminta
pasien untuk membaca angka tersebut.
Balik halaman pertama sehingga tampak halaman ke-dua dan
kemudian minta pasien menyebutkan angka yang terlihat pada halaman
tersebut.
Untuk berikutnya pemeriksa membalik halaman buku Ishihara secara
acak, tidak disarankan untuk membalik halaman secara berurutan
karena beberapa pasien dengan buta warna positif sudah pernah
menghapal angka pada buku Ishihara.
Nilai kemampuan pasien untuk membedakan warna sesuai petunjuk
pada tiap halaman.

119
Pemeriksaan Fisik Kulit

No. Kriteria Nilai


0 1
Pembukaan
1 Memberikan salam kepada pasien
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan peranannya sebagai seorang dokter
4 Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5 Menjelaskan prosedur pemeriksaan
6 Meminta ijin sebelum melakukan pemeriksaan
Persiapan
7 Mencuci tangan sesuai standar 7 langkah
8 Memakai sarung tangan
Pemeriksaan Umum
9 Rambut
Hair loss (alopecia, dll)
Warna
(Rambut terdiri dari 2(dua) jenis, yaitu:vellus hair dan terminal hair. Vellus
hair adalah rambut yang terdapat pada tempat-tempat yang tersembunyi/
lipatan tubuh berukuran pendek. Terminal hair adalah jenis rambut yang lebih
kasar, tebal dan terlihat, contohnya adalah scalp hair dan alis mata
10 Kuku
Bentuk normalnya adalah rectangular, melengkungi nail plate, yang
memberikan warna pink pada nail bed (membatasi lunula dan free edge of
nail)
Warnanya putih pada lunula dan free edgenya

Pemeriksaan Khusus Kulit


(Inspeksi)

120
11 Perhatikan:
a. Lokasi : tempat dimana ada lesi
b. Distribusi
Bilateral : mengenai kedua belah badan
Unilateral : mengenai sebelah badan
Simetrik : mengenai kedua belah badan yang sama
Soliter : hanya satu lesi
Herptiformis : vesikel berkelompok
Konfluens : dua atau lebih lesi yang menjadi satu
Diskret : terpisah satu dengan yang lain
Regional : mengenai daerah tertentu badan
Generalisata : tersebar pada sebagian besar tubuh
12 Bentuk/susunan
a. Bentuk
Khas (bulat, lonjong, tetesan air mata,dll)
Tidak khas
b.Susunan
Linier (seperti garis lurus)
Anular (seperti lingkaran)
Polisiklik (sambung menyambung membentuk lingkaran)
Korimbiformis (susunan desi lesi besar di tengah yang dikelilingi oleh
lesi-lesi kecil di sekelilingnya)
13 Batas/ Ukuran
Tegas
Tidak tegas

Ukuran
Milier (sebesar kepala jarum pentul)
Lentikular (sebesar biji jagung)
Numular (sebesar uang logam)
Plakat (lebih besar dari numular)

121
14 Efloresensi
Efloresensi Primer
Makula (bercak pada kulit berbatas tegas berupa perubahan warna semata,
tanpa penonjolan atau cekungan)

Papul (penonjolan padat di atas permukaan kulit, < 0,5 cm, bersisikan
zat padat)

Plak (kumpulan papul/ papul yang lebar, datar, >0.5 cm)

Urtika (penonjolan padat yang disebabkan edema setempat, pruritik)

Nodus (penonjolan berupa massa padat yang sirkumskrip, terletak dikutan/


subkutan, >0.5 cm)

122
Tumor (nodul yang besar)
Vesikel (papul yang terdiri dari cairan, < 0,5 cm)

Bula (vesikel yang berukuran lebih besar, > 0,5 cm )


Pustul (papul yang berisis cairan purulen)

Kista (nodul yang berisi cairan, sel/ sisa sel)

123
Efloresensi Sekunder
Skuama (sisik berupa lapisan stratum korneum yang menebal akibat
proliferasi keratinosit)

Krusta (kumpulan debris, darah maupun cairan yang mengering)

Erosi (hilangnya lapisan epidermis, ditandai dengan keluarnya serum,


akan sembuh tanpa scarr)

Ekskoriasi (lecet kulit yang disebabkan kehilangan jaringan melewati


stratum basal (sampai ke stratum papilare), ditandai dengan
keluarnya darah selain serum)

Ulkus (hilangnya lapisan epidermis dan sebagian dermis, memiliki tepi,


dinding, dasar, dan isi,akan sembuh dengan scarr)

Scarr (new connective tissue replacing the lost dermal tissue in


dermo-epidermal damage)

Fisura (pembelahan linear ke dalam epidrmis mapun dermis)

124
Likenifikasi (hiperplasia epidermis)

Nilai Total

125
STATION 12
Pshyciatry
Wawancara dan pemeriksaan status mental
Psikoterapi supportif

126
CHECK LIST KETERAMPILAN WAWANCARA PSIKIATRIK

NO. KOMPONEN PENILAIAN SKOR


0 1
1. a) Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri pada pasien
b) Menunjukkan empati
c) Mampu menjadi pendengar aktif
d) Menanyakan identitas pasien
2. Menanyakan riwayat penyakit sekarang:
Menanyakan keluhan utama
Onset
Gejala
Upaya yang telah dilakukan
Gejala prodromal
Faktor presipitasi
3. Menanyakan penyakit dahulu:
Riwayat penyakit psikiatrik
Riwayat medis umum
Riwayat penggunaan alcohol dan zat lain
4. Menanyakan riwayat keluarga
5. Menanyakan riwayat pribadi:
Prenatal dan perinatal
Masa kanak awal
Masa kanak pertengahan
Masa remaja/pubertas
6. Menanyakan masa dewasa
Riwayat pekerjaan, pernikahan, pendidikan, aktivitas keagamaan,
aktivitas sosial dan situasi kehidupan sekarang.
7. Riwayat perkembangan seksual
8. Fantasi, impian dan nilai-nilai

7. Mampu membuat kesimpulan wawancara

Total Skor

Keterangan:
1 = dilakukan
0 = tidak dilakukan

127
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL PSIKIATRI

NO. KOMPONEN PENILAIAN SKOR

0 1
Pemeriksaan status mental
1. Kesan umum
2. Mood dan Afek
3. Pembicaraan
4. Gangguan Persepsi
5. Berpikir
bentuk pikir
isi pikir
6. Sensorium dan kognisi
kesadaran
orientasi
daya ingat
konsentrasi dan perhatian
berpikir abstrak
informasi dan intelegensia
7. Daya nilai dan tilikan
Total Skor

Keterangan:
1 = dilakukan
0 = tidak dilakukan

128
PSIKOTERAPI SUPORTIF

NO. KOMPONEN PENILAIAN SKOR

0 1

1. Membina dan mempertahankan hubungan terapeutik


Berinteraksi dengan empati
Menunjukkan ekspresi ketertarikan
Responsive

2. Melakukan tehnik komunikasi yang baik

Tidak menginterogasi
Menjadi pendengar aktif
Menggunakan pertanyaan terbuka

3. Melakukan tehnik intervensi dalam terapi suportif

Klarifikasi
Konfrontasi
Memberikan saran
Memberikan pujian
Memberikan semangat
Reassurance

4. Mengurangi dan mencegah kecemasan

Menggunakan tehnik reframing atau paraphrasing dan rasionalisasi

5. Memberi pengetahuan pada pasien sesuai dengan kompetensi terapis dan


bimbingan untuk mengantisipasi kesulitan

Total Skor

Keterangan:
1 = dilakukan
0 = tidak dilakukan

129
130

You might also like