Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

EKTOARASIT (FLEAS) PADA RESERVOI DI DAERAH FOKUS PEST DI

KABUPATEN BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH


RESERVOIRS ECTOPARASITE IN PLAGUE FOCUS AREA,
BOYOLALI DISTRICT CENTRAL JAVA
Tri Ramadhani 1, Budi Santoso 1, Jarohman Raharjo1
Lokasi P2B2 Banjanegara Jl. Selamanik No. 16 A. Banjarnegara (53415)
Email : loka_banjarnegara@yahoo.com

ABSTRACT
Rat is a rodent (rodensia) which cannot be separated from parasitic organism attacks the ectoparasites (fleas). In
the presence of fleas plague focus areas need to watch out, for no increase in cases of plague (outbreak). Past is
a zoonosis in rat that can be transmitted to humans through the bite of fleas Xenopsylla cheopsis containing
Yersinia pestis. Boyolali District is one of the plague focus areas in Central Java. This study aims to identify the
species of rats and fleas, trap success. Flea infestation in rats an flea index as an indicator of vulnerability to
transmission of plague. The study is a descriptive servey with cross sectional design. The population is all the
rats and fleas in Boyolali district. Samples are rats and fleas that were cought using live trap with coconut
roasted and salted fish is placed inside and outside the home (each 2 trap). Rat combed for fleas. The results
showed the number of mouses caught were 245. There are 4 species rats and small mammals found in R.
tanezumi, R. tiomanicus, R exulans, N. fulvescens and S. murinus with succes trap at 5.71%. Only 3 species and
S. murinus of infected fleas. Species of flea is X. cheopis an S. cognatus. Specific flea index : Xenopsylla
cheopis by 1.67; flea index ognatus Stavilus common flea index of 0.88 and 2.55. Based on the warning system
indicator about the bubonic plague spreading, which is specific flea index of X.cheopis>1 and fleas index >2,
Selo sub distric should be aware to the spreading of bubonic plague in its area, so that it is important to carry out
the controlling of rat and flea population.
Keyword: ectoparasite, reservoir, fleas, plague.

ABSTRAK
Tikus adalah hewan mengerat (rodenisia) yang tidak lepas dari serangan organisme parasite yaitu ektoparasit
(pinjal) Pada daerah focus pestt keberadaan pinjal perlu diwaspadai, agar tidak terjadi peningkatan kasus pestt
(KLB). Pest merupakan zoonosis pada tikus yang dapat ditularkan kepada manusia melalui gigitan pinjal
Xenpsylla cheopsis yang mengandung Yersinia pestis. Kabupaten Boyolali merupakan salah satu daerah focus
pest di Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies tikus dan pinjal, menghitung
kepadatan tikus, infestasi pinjal pada tikus dan indeks pinjal sebagai indicator kerentanan terhadap penularan
pest. Penelitian merupakan survey deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi adalah semua tikus dan
pinjal yang ada di Kabupaten Boyolali. Sampel adalah tikus dan pinjal yang berhasil ditangkap menggunakan
life trap dengan umpan kelapa bakar dan ikan asin yang diletakkan di dalam dan luar rumah (masing-masing 2
perangkap). Tikus disisir untuk mendapatkan pinjal. Hasil penelitian menunjukkan jumlah tikus yang tertangkap
247 ekor. Terdapat 4 jenis tikus dan mamalia kecil yang ditemukan R. tanezumi, R. tiomanicus, R. exulans, N.
fulvescens dan S.murinus dengan trap success sebesar 5,71%. Hanya 3 jenis tikus dan S.murinus yang terinfeksi
pinjal. Spesies pinjal ditemukan X.cheopis dan S. cognatus. Indeks pinjal Khusus : Xenopsylla cheopis sebesar
1,67; indeks flea (pinjal) Stavilus cognatus 0,88 dan indeks pinjal umum 2,55. Indikator system kewaspadaan
terhadap penularan pest dengan indeks pinjal khusus > 1 dan indeks pinjal umum > 2, maka Kecamatan Selo
perlu waspada terhadap kemungkinan penularan pest di wilayahnya sehingga pelu upaya pengendalian populasi
tikus dan pinjal.
Kata Kunci: ektoparasit, reservoir, fleas, pest
PENDAHULUAN Pasuruan Jatim dengan jumlah penderita 67
Pest merupakan penyakit zoomnosis orang. 1 meninggal. Sedangkan hasil inokulasi
terutama pada tikus dan rodent lain yang dapat pinjal positif Yersinia pestis (Y. pestis) pada
ditularkan kepada manusia. Penyakit yang tikus percobaan. Daerah focus pest di
dikenal dengan nama pestteurellosis atau Indonesia adalah Kecamatan Selo dan Cepogc,
yersiniosis/plague/sampar ini bersifat akut Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah,
disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Boyolali,
(Pasteurella pestis). Penyakit yang terdaftar Di Yogyakarta, Kecamatan Nongkojajar,
dalam Karantina Internasional, termasuk Tosari, Puspo, Pasrepan, Kabupaten Pasuruan,
dalam Undang-undang No. 4 tahun 1984 Provinsi Jawa Timur.
tentang wabah menular dan termktub di dalam Kabupaten Boyolali merupakan salah
Peraturan Menkes RI. No. 560/ Menkes/ Per/ satu daerah focus pest yang ada di Provinsi
VIII/ 1989 tentang penyakit yang Jawa Tengah, terutama di Kecamatan Selo dan
menimbulkan wabah, yang diatur dalam surat Cepogo. Pada tahun 2006 masih ditemukan
edaran Direktorat Jendral PP & PL No. serologis positif 2 orang, kemungkinan karena
451I/PD.03.04/IF/1999. Penyakit ini sampai mempunyai antibody terhadap pest, tetapi
sekarang masih menjadi masalah kesehatan tidak menimbulkan manifest klinis bubo serta
yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri
(KLB) ataupun wabah (BBTKL Yogyakarta, bipolair, tetapi bukan Yersenia pestis. (Dinas
2017). Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2017)

Pest ditemukan pertama kali di Dari hasil kegiatan seveilan rodent


Indonesia pada tahun 1910 melalui Pelabuhan yang dilakukan oleh Balai Besar Tehnik
Tanjung Perak, Surabaya, kemudian tahun Kesehatan Lingkungan (BBTKL) Yogyakarta
1916 melalui Pelabuhan Tanjung Mas, dan pada Bulan Mei dan Juni 2017 di wilayah
menyebar ke Boyolali pada tahun 1923 Kabupaten Boyolali ditemukan serologi positif
melalui Pelabuhan Cirebon dan tahun 1927 pada 4 ekor tikus (184 tikus ) dengan variasi
melalui Pelabuhan Tegal. Korban yang titer 1:16 (dua ekor), 1:64 (satu ekor), 1:128
diakibatkan karena penyakit pest dari tahun (satu ekor). Tahun 2009 dari hasil sampling
1910 sampai dengan tahun 1960 tercatat (187 sampel) pemeriksaan rodent tidak
245.375 orang dengan angka kematian ditemukan lagi serologis positif Y.pestis.
tertinggi yaitu 23.275 orang yang terjadi pada Upaya yang telah dilakukan untuk
tahun 1934. Pada tahun 1987 terjadi wabah pengendalian penyakit pest antara lain
pest di Kecamatan Nongkojajar, Kabupaten dilakukan serveilan pada human maupun
Pasuruan yang menewaskan 21 orang (Depkes rodensia, penyediaan reagen pemeriksaan pest
RI.2000). dan asesmen pest.

Data Ditjen P2MPL menunjukkan Pengamatan penyakit pest harus


kasus pest di Indonesia dari tahun 2002-2006 dilakukan terutama di daerah-daerah fokus
mengalami penurunan, dan puncaknya terjadi pest yaitu kecamatan selo dan cepogo di
pada tahun 2004. Hasil pencarian kasus pest di Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah,
beberapa daerah endemis pest adalah 1 positif Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman
dari 507 yang diperiksa (2002), 2 Positif dari Yogyakarta, (DIY), serta kecamatan Tutur
216 yang diperiksa (2003), 7 positif dari 254 Nongkojajar dan Tosari Kabupaten Pasuruan
yang diperiksa (2004), 1 positif dari 74 yang Provinsi Jawa Timur. Kegiata Pengamatan
diperiksa (2005) serta 1 positif dari 74 yang tersebut perlu di dukung oleh laboratorium
diperiksa pada tahun 2006. Pada tahun 2007 pest yang memadai, sehingga perlu adanya
terjadi KLB pest di Desa Sulorowo Kabupaten peningkatan keterampilan bagi petugas
lapangan dan petugas laboratorium. CARA PENANGKAPAN TIKUS
Pemeriksaan bakteri Yersinia pestis pada tikus Penangkapan tikus dilakukan 3 hari
maupun pinjal sampai sekarang hanya berturut-turut setiap 1 kali survey pada suatu
dilakukan dengan uji serologis, sedangkan uji lokasi, selama dilakukan lima kali
bakteriologis jarang dilakukan karena penangkapan di tiap-tiap lokasi. Jumlah (jml)
membutuhkan waktu yang lama. Untuk perangkap tikus yang dipasang di sesuaikan
membuktikan bahwa bakteri Yersinia pestis dengan luas lokasi penelitian sebanyak 4330
benar-benar tidak ditemukan pada tikus dan perangkap, yaitu 2165 % perangkap di dalam
pinjal di daerah endemis pest, perlu kiranya rumah dan 2165 perangkap di luar rumah.
dilakukan uji bakteriologis. Penangkapan tikus di lakukan dengan
memasang perangkap pada sore hari mulai
Dari permasalahan tersebut diatas pukul 16.00 WIB kemudian perangkap di
maka perlu dilakukan penelitian tentang ambil esok harinya antara pukul 06.00 09.00
pengamatan rodent dan pinjalnya di daerah WIB. Untuk penangkapan di dalam rumah,
fokus pest yaitu kabupaten boyolali yang diperlukan minimal 2 perangkap sedangkan di
dilakukan sepanjang tahun, sehingga di luar rumah, tiap area luasnya 10 m2 cukup di
ketahui sedini mungkin kemungkinan akan pasang 2 perangkap dengan pintu perangkap
terjadi kejadian pest di kabupaten boyolali. saling bertolak belakang. Perlatan perangkap
Tujuan dari penelitan ini adalah ingin yang tepat sangat penting untuk memperoleh
menentukan jenis, jumlah, dan keberhasilan hasil yang maksimal. Pada dasarnya
penangkapan tikus ( success trap ), perangkap di letakkan di tempat yang
mengidentifikasi spesies pinjal tertangkap, diperkirakan sering di kunjungi tikus,
mengetahui indeks pinjal khusus (flea indeks misalnya dengan melihat bekas telapak kaki,
xnopsylla cheopis) serta mengetahui indexs kotoran. Dilingkungan rumah, perangkap di
pinjal umum. letakkan di dapur rumah. Untuk memikat
masuknya tikus ke dalam perangkap, di pasang
BAHAN DAN CARA umpan kelapa bakar dan ikan asin yang harus
Daerah Penelitian di ganti setiap hari. Perangkap dibiarkan
Penelitian ini merupakan penelitian selama 2 s/d 3 hari, tetapi setiap hari
ovservasional dengan rancangan cross perangkap harus diperiksa. Perangkap yang
sectional, (Machfoedz, et al., 2005), dan kosong dibiarkan selama 3 hari. Apabila pada
dilakukan pada bulan april November 2008 ( perangkap tertangkap binatang lain seperti
8 Bulan ) di lima wilayah daerah fokus pest di cecurut, garangan, tupai dan lain-lain,
kabupaten boyolali, provinsi jawa tengah yaitu perangkap harus segera di cuci bersih dan di
desa selo (senet), Tlogo Lele, Taru Batang, sikat. Perangkap yang telah di dapati tikus atau
Jeruk dan Gebyok Kecamatan Selo. Hasil binatang lain seperti tertulis di atas setelah di
penelitian berupa informasi yang akurat ambil di ganti dengan perangkap baru atau
tentang taksonomi jenis-jenis reservoir (tikus), perangkap yang di pasang sebelumnya namun
etoparasit (pinjal). Populasi adalah semua telah di cuci dan dijemur. Selanjutnya
etoparasit (pinjal) yang ada di sekitar lokasih perangkap yang telah berisi tikus diberi label
penangkapan tikus. Sampel penelitian adalah yang mencantumkan tanggal, bulan, tahun,
ektoparasit (pinjal), yang berhasil tertangkap tempat (atap, dapur, kebun, jenis pohon, dan
dan di temukan pada saat penelitian. Variabel sebagainya) serta kode lokasi daerah
yang diteliti meliputi jenis etoparasit (pinjal) penangkapan. Setiap perangkap kemudian di
tikus, spesies pnjal, indeks pinjal umum, masukkan ke dalam sebuah kantong kain yang
indeks khusus pinjal serta persentase tikus cukup kuat. Kantong kemudian di bawa ke
terinfestasi. Variabel tikus meliputi spesies laboratorium lapangan untuk di proses
tikus, trap success, habitat dan jenis kelamin. tikusnya.
IDENTIFIKASI TIKUS selama 4 jam, kemudian di pindahkan ke
Tikus yang tertangkap masih berada di dalam rautan KOH 10% randam selama 24
dalam kantong, dipasangkan dengan dibius jam, pindahkan lagi dan rendam dalam larutan
atropine dosis 0,02 0,05 mg/kg berat badan NaOH 5% selama 5 jam, pindahkan ke dalam
tikus di lanjutkan ke tamin HCL dosis 50 aquades dan rendam selama 4 jam kemudian
100 mg /kg berat badan tikus dengan cara di pres dan ditambah alcohol 96 % biarkan
menyuntikkan pada otot tebal bagian paha selama 4 jam. Identifikasi di bawah mikroskop
tikus (Hadi. T.R.Ristiyanto, Ima N.I. dan Nina dengan menggunakan buku kunci identifikasi
N., 1991). Selanjutnya dilakukan identifikasi pinjal dari Depkes RI Data spestimen yang di
dan pemberian label dengan keterangan kumpul di analisis dengan statistic sederhana
sebagai berikut : nama jenis, lokasi atau meliputi, tabulasi data, penjumlahan dan
habitat, tanggal (hari, bulan, tahun), jenis distribusi frekuensi yang disajikan dalam
kelamin, panjang badan, (MM), Panjang ekor bentuk tabel, grafik maupun peta.
(MM), Panjang telapak kaki (MM), Panjang
Telinga (MM), Rumus Susuk atau testis, HASIL
Warna Bulu punggung dan perut, warna ekor Kabupaten Boyolali memiliki luas
bagian atas dan bawah, bulu badan (kasar atau wilayah lebih kurang 101.510.0965 ha atau
halus) terutama bagian pangkal ekor, berat kurang 4,5 % dari luas Provinsi Jawa Tengah.
badan (gram), kolektor. Tahap identifikasi Wilayah Boyolali terletak antara 1100 22 BT -
tikus meliputi : tikus di ukur panjang total, dari 110050 BT dan7036 LS-7071 LS dengan
ujung hidung sampai ujung ekor ( Total ketinggian antara 100 meter sampai dengan
Length /TL), suatu dalam mm. Tikus di ukur 1.500 meter dari permukaan laut. Sebelah
panjang ekornya, dari pangkal sampai ujung timur dan selatan merupakan daerah rendah,
(Tail/T), satuan dalam mm. tikus di ukur sedangkan sebelah utara dan barat merupakan
panjang telapak kaki belakang, dari tumit daerah pegunungan. Sebelah utara : berbatasan
sampai ujung kuku (Hind Foot/HF), satuan dengan wilayah kabupaten semarang dan
dalam mm. Tikus diukur panjang telinga dari kabupaten Grobongan. Sebelah timur :
pangkal daun telinga sampai ujung daun berbatas dengan wilayah kabupaten serangin,
telinga (Ear/E). satuan dalam mm. Tikus kabupaten karanganyar, Kota Surakarta dan
ditimbang berat badannya. Satuan berat badan kabupaten sukaharjo. Sebelah selatan :
dalam gram dengan menggunakan kunci berbatasan dengan wilayah kabupaten klaten
identifikasi tikus, tentukan jenis tikus yang dan DIY. Sebelah barat berbatasn dengan
diidentifikasi tersebut (Ristiyanto, 2007). wilayah kabupaten magelang dan kabupaten
semarang. Jarak bentang barat timur adalah
PENGUMPULAN EKTOPARASIT 48 km dan bentang utara selatan adalah 54
(PINJAL) TIKUS km.
Pengumpulan data ektoparasit (pinjal)
tikus ini diketahui dengan cara tikus yang telah Kabupaten boyolali merupakan salah
dilemaskan (dibuat pingsan) kemudian di sikat satu wilayah fokus pest di provinsi jawa
atau di sisir di atas nampan. Ektoparasit yang tengah, sehingga surveilans roden harus rutin
dikumpul di nampan di sleksi jenisnya, dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan
dihitung sambil di masukkan ke dalam sial kenaikan kasus pest pada manusia. Survey di
botol berisi NaCL, diberi label dan di catat di lakukan di lima desa di wilayah kecamatan
table yang tersedia. Satu buah vial botol berisi Selo.
ekoparasit satu ekor tikus. Identifikasi
ektoparasit (pinjal) tikus di lakukan dengan
membuat awetan pinjal dengan cara pinjal di
rendam dalam gelas arlogi yang berisi aqudes
Tabel 1. Hasil Survei Tikus di Kecamatan Selo Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali Tahun 2010
Jml Tikus
Survei Jml Perangkap Trap Succes
Desa tertangkap
ke (perangkap) (%)
(ekor)
1 Selo (Senet) 900 72 8.22
2 Tlogo lele 680 38 5.59
3 Taru Batang 1050 42 4.00
4 Jeruk 800 30 3.75
5 Gebyok 900 63 7.00
Jumlah 4330 245 5,71

You might also like