Professional Documents
Culture Documents
Warna Kulit
Warna Kulit
Fase III : mulai Nampak adanya deposit melanin di dalam membrane veskula. Disini
mulai terjadi melanisasi melanosom.
Di kulit kepala dan lengan (bagian yang tidak tertutup pakaian) dam 1mm 2 terdapat lebih
kurang 2000 melanosit epidermal. Sedangkan pada bagian badan lain, dalam 1mm 2 terdapat
kurang lebih 1000 melanosit epidermal.
Telah dibuktikan adanya korelasi antara warna kulit dan besarnya melanosom. Kulit hitam
memiliki melanosom besar, tunggal, padat dengan melanin, sedangkan melanosom pada
orang kulit putih tersusun dari partikel kecil yang bergabung dan tidak padat dengan melanin.
Pembentukan melanin didalam melanosit sangat kompleks. Ada 2 macam pigmen melanin
dengan variasi warna yang terjadi (G. Prota, 1981).
1. Eumelanin : memberikan warna gelap, terutama hitam, coklat dan variasinya. Pigmen
ini tidak larut hampir di semua macam pelarut, mempunyai berat molekul yang tinggi,
mengandung nitrogen, terjadi karena oksidasi polimerisasi dari bentuk intermediate
yang berasal dari DOPA.
2. Feomelanin : memberikan warna cerah, kuning sampai merah, larut dalam alkali,
mengandung nitrogen dan sulfur. Terutama terdiri dari Benzotiazin dan Benzotiazol,
berasal dari sisteinildopa, misalnya terdapat pada rambut manusia dan pada melona.
Pada biosintesa melanin tersebut, bila aada penambahan sistein dan glutathione pada
Dopaquinon akan menyebabkab reaksi non-enzim yang cepat pada metabolism melanosit.
Pembentukan eumelanin dan feomelanin berada dibawah pengawasa genetic dan sangat
tergantung pada kandungan Sulfhidril dalam sel melanosit tersebut.
Hal ini menerangkan kemungkinan terjadinya pencampuran kedua warna eumelanin dan
feomelanin bila kandungan sulfhidril tidak terlalu rendah untuk menghasilkan eumelanin atau
terlalu tinggi untuk mengubah semua dopaquinon menjadi sisteinildopa. Setiap perbedaan
Kandungan sulfhidril dapat diharapkan menghasilkan jedua macam indol dan sisteinildopa
dan terjadilah ko-polimerisasi yang menghasilkan warna campuran.
1. Warna kulit konstitusif, yaitu secara genetic diturunkan tanpa dipengaruhi factor sina
uv dan hormone
2. Warna kulit fakultatif, yaitu warna kulit akibat pengaruh sinar uv dan hormone.
Warna ini jelas tampak pada bagian badan yang tidak tertutup pakaian
Bila terjadi penyinaran kulit oleh sinar matahari, maka terjadi reaksi fisiologis kulit sebagai
berikut. Kulit yang terpapar sinar matahari selama antara 6-20 jam akan menghasilkan
eritema yang, cepat atau lambat menimbulkan pencoklatan kulit (tanning). Hal ini disebabkan
oleh sinar ultraviolet A (UV-A) dengan panjang gelombang 290-320 nm dan sinar yang
terlihat (visible light) dengan panjang gelombang 320-700 nm.
Tanning cepat tampak jelas 1 jam setelah kulit terpapar matahari dan kemudian akan hilang
kembali dalam waktu 4 jam. Hal ini mungkin disebabkan oleh reaksi oksidasi dari radikal
bebas semiquinon yang tidak stabil didalam melanin. Di sini tidak tampak adanya
pembentukan melanosom baru. Tanning lambat terjadi 48-72 jam setelah kulit terpapar sinar
matahari dengan panjang gelombang 320-500 nm. Reaksi serupa terjadi pula pada sunburn
(290-320nm). Hal ini disebabkan oleh pembentukan melanosom-melanosom baru secara
perlahan, dan baru terlihat dalam 72 jam.
Sinar ultraviolet gelombang agak panjang serta sinar yang dapat dilihat, antara 320-700 nm,
merupakan penyebab melanigenesis, tetapi gelombang-gelombang lebih pendek (290-320
nm) masih merupakan inisiator paling efektif untuk melanogenesis.
Efek negative sinar matahari terhadap kulit dapat dihindari jika kulit dilindungi dengan
menggunakan kosmetik pelindung kulit yang disebut tabir surya. Untuk kulit di iklim tropis
hendaknya menggunakan tabir surya yang tidak mengandung PABA (Para Amino Benzoic
Acid), karena PABA bersifat photosensitizer yang dapat mencoklatkan kulit.
Sebagamana mahluk yang lain, manusia akan mengalami penuaan. Proses penuaan ini antara
lain tampak dari kerutan dan keriput pada kulit atau kemunduran lainnya disbanding ketika
masih muda. Ada dua teori yang dapat menjelaskan proses penuaan, yaitu:
1. Penuaan merupakan proses alami yang tak dapat dihindari oleh semua mahluk hidup.
2. Penuaan adalah akibat kerusakan baik anatomi maupun fisiologi pada semua organ
tubuh, mulai dari pembuluh darah dan organ tubuh lainnya sampai kulit
Perubahan akibat proses penuaan yang terjadi pada kulit dapat dibagi atas perubahan
anatomis, fisiologis, serta kimiawi. Beberapa perubahan anatomis dapat terlihat kangsung,
seperti hilangnya elastisitas dan fleksibilitas kulit yang menimbulkan kerut dan keriput,
berkurangnya jumlah rambut di kepala