Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

HASIL PENELITIAN

FAKTOR SOSIO-PSIKOLOGI MASYARAKAT


YANG BERHUBUNGAN DENGAN
ANEMIA IBU HAMIL
DI KOTA TANJUNG BALAI, SUMATERA UTARA

Fotarisman Zaluchu
Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara
Jl. Sisingamangaraja No. 198 Medan, 20126

ABSTRACT

Anemia in pregnant women is a problem in Indonesia. Based on SKRT 1992, 60% of pregnancy
women in Indonesia has anemia. In North Sumatra, prevalence of anemia among pregnancy women is
78, 65%. In 2003, in Tanjung Balai 40, 2% of pregnant women had anemia. Anemia in pregnancy
women is influenced by many factors.One of the prominent factor is the socio-psychology factor.
Therefore, the
objective of this study is to explore the assotiation of socio-psychological factors with anemia in
pregnant women. This study was located in Tanjung Balai City, where the prevalence of pregnant
women is the fifth highest in Province of North Sumatra. This study design using qualitative approach
with Focus Group Discussion (FGD) technique. The population of this study is all of informants who
knows about socio-psychological factors among pregnant women. The sampel is using purposive
method by choosen
three health centers in Tanjung Balai City. From every health center was selected 10 informants who
will interviewed by using guidance questionaire. The conclusions of this study are: most of the
pregnant women in Tanjung Balai City have high risk associated with not enough food supplies, have
restriction in
norms, value of culturs more important than health care of pregnant women, and women are
subordinated by husbands. This study was recommended an integrative approach by changing the
socio-
psycological factors to decrease the prevalence of anemia among the pregnant woman, not
onlydistributed the iron tablets iron with health education. Keywords:Anemia, Pregnancy women,
Socio-psychology aspect.
PENDAHULUAN temukan di Indonesia (Depkes, 1999).
Masalah kematian ibu masih menjadi Anemia sendiri didefinisikan sebagai
persoalan utama di Indonesia. Berdasarkan suatu keadaan di mana kadar Hb di dalam
data yang ada, Angka Kematian Ibu (AKI) darah kurang dari normal untuk kelompok
pada tahun 1997 sebesar 343/100.000 yang bersangkutan. Kelompok ditentukan
kelahiran hidup (SDKI, 1997) dan menurun menurut umur, dan jenis kelamin (Depkes,
menjadi 307/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 1999). Menurut SE Menkes nomor: 736 a
2003). Hal ini berarti terjadi penurunan, /Menkes/XI/1989 dijelaskan bahwa batas
namun tidak signifikan ka normal kadar Hb adalah 11 gram% untuk ibu
rena angka tersebut hamil.
masih yang tertinggi di ASEAN. Sementara Berdasarkan data yang ada, pada
itu, menurut BPS Sumut tahun 2004, di tahun 2003, sebanyak 40,2% ibu hamil
Propinsi Sumatera Utara, Angka Kematian mengalami anemia di Kota Tanjung Balai.
Ibu pada tahun 2004 adalah 330/100.000 (Profil Dinkes Sumut, 2002). Secara
kelahiran hidup (BPS Sumut Tahun 2004). nasional, SKRT Tahun 2001 memperlihatkan
Tingginya angka kematian ibu ini bahwa prevalensi Anemia pada Ibu Hamil
erat kaitannya dengan terjadinya perdarahan. adalah 40%. Selain itu hasil survei Status
Secara Nasional sekitar 94,4% kematian ibu Gizi Balita di 19 Kab/Kota Prop. Sumatera
disebabkan oleh triad komplikasi persalinan Utara yang dilakukan oleh PSG FK dan
yaitu perdarahan, infeksi dan eklampsia) dan FKM USU bekerjasama dengan Dinas
sekitar 5,6% karena kondisi penyakit yang Kesehatan Prop. Sumut pada tahun 2005,
memperburuk keadaaan ibu dan dari triad menunjukkan tingginya prevalensi status gizi
komplikasi persalinan tadi, sebanyak 40% buruk di Kota Tanjung Balai yakni sebesar
kematian ibu terjadi karena perdarahan. 13,5%. Angka Kematian Bayi di Kota
Salah satu faktor resiko utama Tanjung Balai juga tinggi yaitu 49,5/1.000
terjadinya perdarahan adalah anemia. kelahiran hidup pada
Menurut SKRT 1992, sekitar 60% ibu hamil tahun 2003 dan pada
menderita anemia (Hb kurang dari 11 gr%) tahun 2004 menjadi 45,7/1.000 kelahiran
yang akan meningkatkan risiko terjadinya hidup (BPS Sumut, 2004).
kematian ibu jika dibandingkan dengan ibu Kota Tanjung Balai merupakan 5
yang tidak anemia dengan perbandingan 700 (lima) besar Kab/Kota di Propinsi Sumatera
Universitas Utara selain Kabupaten Nias Selatan,
Sumatera Kabupaten Nias, Kabupaten Tapanuli
Utara Tengah dan Kabupaten
Faktor Sosio-psikologi Masyarakat yang Tapanuli Selatan,
Berhubungan dengan Anemia (11 18)
yang tingkat prevalensi anemia ibu hamil dan
Fotarisman Zaluchu
status gizi balita buruknya bisa dikategorikan
12
tinggi.
per 100.000 dibandingkan dengan 190 per
Diperkirakan, munculnya masalah
100.000 (Depkes RI, 1996).
anemia pada ibu hamil dan gizi buruk pada
Prevalensi anemia pada ibu hamil
balita juga diakibatkan karena model
sangat tinggi, di Propinsi Sumatera Utara
penanggulangan yang selama ini hanya
berdasarkan hasil survei tahun 1999 adalah
bertitik pusat pada model kuratif. Program
sebesar 78,65%. Pada tahun 2002 menurun
dan kegiatan intervensi penanggulangan yang
menjadi 53,8%. Namun angka ini masih tetap
pernah dilaksanakan belum berdampak
tinggi. Secara nasional, untuk kategori
terhadap penurunan prevalensi anemia pada
kelompok anemia pada wanita, anemia ibu
ibu hamil, antara lain Pemberian Makanan
hamil menduduki urutan kedua setelah
Tambahan (PMT) bagi Ibu Hamil dan
anemia pada remaja putri.
Pemberian Tablet Tambah Darah (Zat Besi).
Selain dapat menyebabkan kematian
Tetapi, program dan kegiatan intervensi
ibu atau kematian janin, anemia pada ibu
biasanya dilaksanakan secara generalisasi
hamil juga menyebabka
tanpa mempertimbangkan karakteristik
n bayi dengan Berat
penduduk karena dalam masyarakat beragam
Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR ini
situasi demografis dan psikologis melekat.
pada akhirnya akan menjadi masalah yang
Menurut Sarwono (2004), individu
berhubungan dengan gizi buruk.
tidak dapat melepaskan diri dari masyarakat
Secara nasional, anemia merupakan
secara umum. Dengan demikian, perilakunya,
masalah kesehatan ya
termasuk dalam pera
ng penting, karena
watan kehamilan,
berperan dalam tingginya masih tingginya
mencukupkan gizi, akses terhadap pelayanan
Angka Kematian Ibu (AKI), Berat Badan
kesehatan, bergantung kepada keberadaannya
Lahir Rendah (BBLR), dan Angka Kematian
di dalam masyarakatnya.
Bayi. Terdapat beberapa jenis anemia
Itu sebabnya untuk mencapai
aplastik, anemia hemolitik, anemia kurang
efektifitas dan efisiensi program dalam
besi atau lebih populer dengan sebutan
rangka penanggulangan
anemia gizi besi dan anemia megaloblastik.
anemia pada ibu
Diantara ke-4 jenis anemia tersebut anemia
hamil, pengenalan terhadap masalah dan
gizi besi merupakan yang paling banyak di
kemudian rencana penanggulangannya
seharusnya berorientasi pada kekhasan dan pemeliharaan kehamilan pada ibu hamil
kekhususan masing-masing wilayah. Oleh beserta yang dihubungankan dengan norma-
karena itu, dibutuhkan data dasar yang norma yang ada dan yang selama ini
menyeluruh dan multikompleks terhadap dipraktekkan di masyarakat.
masalah yang berhubunga HASIL DAN PEMBAHASAN
n dengan kesehatan 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
di Kota Tanjung Balai dalam hal ini adalah Kota Tanjung Balai adalah salah satu
anemia pada ibu hamil. kota yang terletak di wilayah Propinsi
Penelitian ini bertujuan untuk Sumatera Utara. Batas-batas daerahnya
mengetahui gambaran sosio-psikologis adalah sebagai berikut: sebelah Utara
masyarakat yang mempengaruhi terjadinya berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Balai
anemia pada ibu hamil. Dengan mengetahui Kabupaten Asahan, sebelah Timur
gambaran sosio-psikologis ini, upaya berbatasan dengan Kecamatan Sei Kepayang
penanggulangan anemia dalam kerangka Kabupaten Asahan, sebelah Barat berbatasan
upaya akselerasi AKI dan AKB bisa dengan Kecamatan Simpang Empat
dilakukan dengan lebih Kabupaten Asahan, dan sebelah Selatan
tepat. Penelitian ini berbatasan dengan Kecamatan Simpang
dapat dimanfaatkan sebagai dasar bagi upaya Empat, Kabupaten Asahan.
Universitas Berdasarkan pencatatan, luas
Sumatera wilayah Kota Tanjung Balai adalah 60.529
Utara km
Faktor Sosio-psikologi Masyarakat ya 2
ng Berhubungan dengan Anemia (1118) . Secara administratif, dibagi atas 5
Fotarisman Zaluchu kecamatan dan 30 kelurahan. Jumlah
13 penduduk laki-laki adalah sebanyak 76.070
penanggulangan yang lebih komprehensif orang sementara jumlah penduduk
dan terarah kepada perempuan adalah 77.024 orang.
persoalan yang 2. Anemia dan Sosio-psikologis Masyarakat
sebenarnya. Masalah anemia yang dialami oleh
METODE PENELITIAN ibu hamil erat kaita
Penelitian ini dilakukan di Kota nnya dengan perubahan
Tanjung Balai, Sumatera Utara. Penelitian kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
menggunakan pendeka Meskipun sebab-sebab anemia dalam
tan penelitian kehamilan bisa disebabkan oleh perubahan
qualitatif. Dengan mengasumsikan bahwa fisiologis tersebut berupa defisiensi terhadap
kondisi sosio-psikologis masyarakat sejumlah nutrisi penting (Cunningham dkk,
berhubungan dengan pola normatif yang 1995), namun tidak dapat dipungkiri bahwa
selama ini berlangsung, maka dilakukan masalah sosio-psikologi yang menjadi latar
pengambilan data melalui Focus Group dari masalah tersebut amat penting
Discussion (FGD) pada 3 kelompok peranannya.
masyarakat. Pembahasan mengenai latar budaya
Kelompok masyarakat yang menjadi dan kondisi sosio-psikologi adalah bagian
peserta FGD adalah kelompok masyarakat penting dari kajian pe
yang berasal dari tokoh agama, tokoh nelitian kualitatif. Latar
masyarakat dan kader, yang dianggap dapat alamiah yang sering diperhadapkan dengan
memberikan informasi mengenai masalah latar ilmiahnya metode penelitian kuantitatif
anemia pada ibu hami pada 3 lokasi menjadi sebuah objek studi yang menarik.
Puskesmas berbeda yang ditentukan secara Termasuk di dalam persoalan untuk
purposif. FGD dilaksanakan di daerah yang memahami dan mendalami mengenai
berdekatan dengan lokasi tempat tinggal penyakit anemia pada ibu hamil ini.
masing-masing. Peserta didapatkan Secara teoretis, penyebab anemia
bekerjasama dengan institusi kesehatan di dalam kehamilan sebenarnya merupakan
lokasi penelitian. rangkain masalah sejak seorang wanita lahir
FGD dipimpin peneliti sebagai sampai dengan tuanya. Di dalam proses daur
moderator. Pengumpu hidup itulah, maka kehamilan, bisa menjadi
lan data dibantu sebuah tahapan yang menjadi akibat dari
dengan tape recorder dan catatan penelitian. proses sebelumnya. Seorang ibu hamil
Setiap kelompok FGD masing-masing terdiri umumnya mengalami anemia, bukan saja
dari 10 orang peserta dengan demikian pada karena kehamilannya, te
3 kelompok FGD keseluruhan informan tapi karena anemia
adalah 30 orang. yang dibawa sejak usia reproduktif (Depkes
Data yang ada dianalisis dengan RI, 2001).
menggunakan interpretasi atas content materi Berdasarkan hasil penelitian di Kota
FGD, menggunakan alat bantu software EZ- Tanjung Balai, seorang ibu hamil biasanya
Text versi 3.06 dari CDC. Pertanyaan harus melakukan banyak pekerjaan, baik
menggunakan panduan yang telah produktif maupun reproduktif. Akibatnya
dipersiapkan sebelumnya oleh penliti. banyak ibu hamil yang melakukan
Pertanyaan berhubungan dengan konsep pekerjaannya dengan be
ban kehamilannya Dalam penelitian yang dilakukan oleh
tersebut, sebagaimana disampaikan oleh Fikarwin dkk (2002) di Sipirok, Tapanuli
salah seorang responden, Selatan, gambaran yang tidak jauh berbeda
Universitas juga ditemukan. Gangguan kesehatan
Sumatera reproduksi ditemukan amat buruk. Dan hal
Utara ini erat kaitannya dengan persoalan gender,
Faktor Sosio-psikologi Masyarakat ya faktor sosial ekonomi yang buruk, preferensi
ng Berhubungan dengan Anemia (1118)
terhadap anak laki-laki dan diskriminasi.
Fotarisman Zaluchu
Misalnya, mereka menemukan fakta
15
mengenai pendapat masyarakat alim-ulama
janin, plasenta, dan cairan amnion (Huliana
mengenai persalinan,
dalam Paath, 2004). Dengan kebutuhan
bersalin itu kalaupun tidak ditolong,
pertumbuhan yang begitu penting tersebut,
sebetulnya tidaklah mengapa. Kalau
bisa dibayangkan bagaimana hasilnya
sudah tidak waktunya, anak itu akan
seorang ibu hamil yang membatasi diri dari
keluar dengan sendirinya. Tak
makanan yang sebenarnya sumber dari
seorang pun bisa menahannya. Tapi
kebutuhan kehamilannya.
kalau waktunya belum, dipaksa pun
Larangan bisanya datang berupa
tidak bisa. Tuhan sudah mengaturnya
pantangan mengenai apa yang tidak boleh
demikian. Tengok saja kambing,
dimakan, beserta risiko yang mungkin
siapakah yang tolong? Tidak ada
dihadapi seorang ibu hamil. Keadaan ini
kan? Tapi anaknya lahir juga.
dapat digambarkan berdasarkan pernyataan
Manusia pun sebetulnya begitu. Tapi
salah seorang informan berikut,
karena kita punya pikiran dan
tidak boleh pula ibu hamil itu makan
perasaan serta agama, kita membantu
banyak-banyak, nanti bayinya besar,
dan mendoakannya. Itu saja.
apalagi baru hamil pertama sekali...
Mengenai peranan
Seorang perempuan umumnya tidak
suami, pandangan
memiliki kebebasan bahkan untuk memilih
masyarakat yang ditemukan oleh peneliti
perlindungan kesehatan pada dirinya,
tersebut dapat terlihat dari pernyataan berikut
termasuk dalam memilih alat KB yang
ini,
mungkin sesuai dengan dirinya. Seorang ibu
(tanggung-jawab suami adalah) Cari
biasanya tidak dapat memutuskan atas dasar
uang, kalau sudah ber
keyakinannya pada alat KB, namun lebih
salin kita panasi
kepada ketakutan akan risiko yang akan
badannya. Mardiapi istilahnya di sini.
terjadi karena keputusan yang bersifat
Itu sampai 40 hari. Kita sendiri yang
personal tadi. Seba
memasak, mencuci. Tidak boleh kita
gaimana diungkapkan
memakan masakan istri. Haram itu.
oleh salah seorang ibu,
Karena dia masih kotor, itu sama
Misalnya kita pande-pandean nanti
dengan najis. Jadi, masakannya pun
terbentur masalah, maka kita yang
kotor istilahnya.
akan disalahkan. Maka saya tanyakan
Ketika suami di lokasi penelitian
dulu sama suami, mana bisa kita
tersebut ditanyakan mengenai tanggung-
mutuskan sendiri. Apalagi kan biaya
jawabnya atas kehamilan dan persalinan,
KB tidak gratis, jadi otomatis kita
mereka menjawab,
konsultasikan dululah sama suami...
Iyalah... Itu kewajibannya melayani
Memang ada sebagian yang berani
suami. Kalau misalnya hamil,
menerobos kekakuan
bersyukurlah kita. Dia pun harus
itu, namun mereka
bersyukur walaupun payah. Supaya
tetap tidak bebas melakukannya.
Universitas
merondok-rondoklah kalau tidak Sumatera
diijinkan oleh suami. Kita pakai pil Utara
tanpa sepengetahuan dia, misalnya, Faktor Sosio-psikologi Masyarakat yang
ya, pande-pande kita lah Berhubungan dengan Anemia (11 18)
Keadaan ini sungguh sangat Fotarisman Zaluchu
memberikan beban yang sangat besar kepada 16
seorang perempuan, terlebih karena hal ini lancar pergilah dia kusuk. Jadi
dipicu oleh keengganan suami atau laki-laki perempuan memang begitu. Bibit dari
menolong isterinya dalam kesehatan kita, kita tanam, maka dia
reproduksinya sendiri. merawatnya lagi. Sampai besar dia
Bagi yang menggunakan alat KB, merawatnya, kita suruh. Dia urus
biasanya suami tidak mau menggunakan alat anak kita, itulah tugasnya. Satu lagi
KB, mengurus kita.
memang di sini perempuan ada yang Gambaran di atas, sebagaimana
bebas memilih alat KB, tetapi tetap ditunjukkan oleh penelitian ini, maupun
perempuan yang harus menggunakan penelitian mengenai kesehatan reproduksi di
KB. Suami biasanya tidak mau wilayah yang berada dalam wilayah Propinsi
Fakta-fakta di atas merupakan yang sama, memperlihatkan bahwa
gambaran umum di wilayah penelitian. bungkus keadaan sosial-budaya
masyarakat amat besar pengaruhnya terhadap diklasifikasikan sebagaibukan makanan.
kesehatan wanita, terlebih di masa hamil. (Foster dan Barbara, 1986). Lebih jauh
Kejadian anemia, bukanlah kejadian yang dijelaskan, sedemikian kuat kepercayaan-
melulu merupakan fakta patologis yang kepercayaan mengenai apa yang dianggap
memiliki dimensi kesehatan saja, namun makananmisalnyadan apa yang
menjadi kajian yang sangat erat kaitannya dianggap bukan makanan sehingga terbukti
dengan dimensi kultural masyarakat. sangat sukar untuk meyakinkan orang
Dapat dikatakan bahwa wanita (masyarakat) untuk menyesuaikan makanan
hamil, tidak dapat melepaskan diri dari mereka.
persoalan yang secara turun temurun di Hal lain yang menarik sebagaiman
yakini, bukan saja oleh lingkungannya, disampaikan di atas adalah bahwa kehamilan,
namun oleh mereka sendiri. Mereka adalah oleh masyarakat dan kemudian ibu hamil
individu dalam masyarakat, yang sendiri, dianggap sebagai sebuah proses biasa
membutuhkan masyarakat sebagai rujukan saja. Artinya tidak ada kepentingan yang
perilakunya (Sarwono, 2004). Bahkan untuk harus dicermati dengan lebih baik ketika
dan demi alasan itulah, ibu hamil cenderung kehamilan terjadi. Padahal, kehamilan adalah
merelakan diri untuk mengabaikan kesehatan proses penting. Karena itulah, biasanya
sendiri karena panduan perilaku yang wanita hamil mengabaikan banyak hal-hal
disampaikan oleh lingkungannya dianggap penting untuk perawa
lebih penting dan harus dipatuhi. tan kehamilannya.
Banyak yang beranggapan bahwa Rendahnya pemeriksaan antenatal (antenatal
jika dilakukan peningkatan kesejahteraan dan care) misalnya, bukan hanya berhubungan
ekonomi, hal itu akan berkorelasi dengan dengan akses atas sarana pelayanan
peningkatan derajat kesehatan wanita. Hal itu kesehatan namun juga pada keengganan
dalam batasan tertentu bi masyarakat menjadikannya sebagai prioritas.
sa saja berarti benar. Mereka memiliki alternatif perawatan yang
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa banyak menurut mereka lebih bisa melindungi
masalah yang dihadapi oleh wanita juga mereka dan kehamilannya.
bergantung pada kepercayaan-kepercayaan Dari gambaran di atas, maka jelaslah
yang keliru, yang dapat ditemukan di mana bahwa upaya untuk memcegah persoalan
saja, mengenai hubungan antara makanan anemia ibu hamil tidak melulu hanya pada
dan kesehatan misalnya, kepercayaan- Universitas
kepercayaan, pantangan-pantangan dan Sumatera
upacara-upacara, yang mencegah orang Utara
memanfaatkan sebaik-baiknya makanan yang Faktor Sosio-psikologi Masyarakat ya
ng Berhubungan dengan Anemia (1118)
tersedia bagi mereka (Foster dan Barbara,
Fotarisman Zaluchu
1986).
17
Ibu hamil membutuhkan makanan
persoalan distribusi tabel zat besi seperti
yang bergizi, baik untuk dirinya sendiri
selama ini sudah dilakukan oleh instansi
maupun untuk memenuhi kandungan nutrisi
kesehatan, namun lebih kepada upaya untuk
bagi janin yang dikandungnya. Selama
membongkar berbagai praktek-praktek
trimester I kehamilan kebutuhan zat besi ibu
kesehatan yang tidak berpihak kepada
lebih rendah karena tidak menstruasi dan zat
wanita. Maka dengan demikian, penanggung-
besi yang digunakan janin minimal. Mulai
jawab atas kejadian anemia pada ibu hamil
dari trimester II terdapat pertambahan sel-sel
adalah mereka yang secara kolektif telah
darah merah yang berlangsung sampai
mendisain budaya yang ada, baik tokoh
trimester III. Penambahan sel-sel darah
agama dan tokoh masyarakat yang ada di
merah tersebut kira-kira sama dengan
masyarakat.
penambahan sebesar 450 mg besi. Selama
KESIMPULAN DAN SARAN
kehamilan tubuh wanita memerlukan 1000
Dapat disimpulkan bahwa
mg Fe. Kebutuhan Fe digunakan untuk
kepercayaan dan norma sosial masih sangat
perkembangan janin 300 mg, plasenta 50 mg,
mempengaruhi keberadaan iu hamil di lokasi
ekspansi sel darah merah, kehilangan basal
penelitian. Tidak terlindunginya para ibu
240 mg. Distribusi kebutuhan Fe ini tidak
hamil dari aturan, pantangan atau larangan
sama dari waktu ke waktu selama kehamilan.
yang diberikan dan diajarkan oleh
Kebutuhan Fe ini terutama meningkat pada
lingkungannya menyebabkan ibu hamil
trimester terakhir. Pada awal kehamilan
cenderung hanya menerima semuanya tanpa
kebutuhan Fe pada wanita adalah 0,8 mg/hari
memikirkan akibat
kebutuhan terus meningkat hingga mencapai
bagi kesehatannya.
10-12 mg pada akhir kehamilan (Husaini,
Kepercayaan dan norma ini sering tidak
1989).
diperhatikan dalam berbagai upaya promisi
Namun sayangnya, karena berbagai
kesehatan. Sementara itu, status ibu hamil
pantangan agama, tahayul, kepercayaan
umumnya masih merupakan subordinasi dari
mengenai kesehatan, dan suatu peristiwa
suami. Mereka kebanyakan tidak merasa
yang terjadi secara kebetulan dalam sejarah,
berhak atas kebutuhan akan makanan,
ada bahan-bahan makana
perawatan kesehatan sampai dengan
n yang bergizi baik
pemilihan alat KB. Status ini jelas sangat
yang tidak boleh dimakan dan
mempengaruhi keberada 2004, Laporan Program Kerja Dinas
an mereka sebagai Kesehatan Propinsi Sumatera Utara
perempuan yang sedang membutuhkan Tahun 2004, Medan
perhatian, zat makana Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara,
n dan perlindungan. 2004, Profil Kesehatan Propinsi
Secara lebih luas, pengaruh norma dan Sumatera Utara, Medan.
karakteristik sosial menjadi sangat penting Foster, GM dan Barbara Gallatin Anderson,
sebagai rujukan kepada ibu hamil, yang 1986. Antropologi Kesehatan,
biasanya diwariskan secara turun temurun. penerjemah Priyanti Pakan Suryadrma
Disarankan supaya para penentu dan Meutia F Hatta Swasono (Cetakan
keputusan kesehatan di daerah sebaiknya 1), UI Press, Jakarta.
mengembangkan konsep kebijakan atau Universitas
penelitian yang berhubungan dengan Sumatera
perubahan nilai perempuan di masyarakat. Utara
Hal ini dapat dite
mpuh dengan menggunakan
pendekatan patron-klien yang banyak http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456
ditemukan dan masih berpengaruh di
masyarakat kita. Selain itu, kepada petugas
kesehatan di daerah untuk meningkatkan
peran dalam promosi kesehatan. Promosi
kesehatan yang direkomendasikan lebih
kepada peningkatan pengetahuan spesifik
dari ibu hamil sehingga sejak dari tingkat
pengetahuan mereka sudah memiliki
dasarnya. Masalah anemia banyak
berhubungan dengan sektor lain, antara lain
ekonomi. Maka penyelesaian masalah
anemia sebenarnya bisa dikerjakan secara
terintegrasi dan menyeluruh. Jika hal ini
dilakukan maka satu sama lain akan saling
mempengaruhi.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, FG, Paul
C MacDonald, dan
Norman F Gant, 1995. Obstetri
Williams Edisi 18. Alih bahasa Joko
Suyono dan Andry Hartono, EGC,
Jakarta.
Depkes RI, 1996. Pedoman Pemantauan
Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak (PWS-KIA). Depkes RI, Jakarta
Depkes RI, 1997. Survei Kesehatan Rumah
Tangga Balitbangkes, Jakarta.
Depkes RI, 1999. Pedoman Pemberian
Tablet Besi - Foist dan Sirup Besi bagi
Petugas. Direktorat Jenderal
Pembinaan Kesehatan Masyarakat.
Direktorat Bina Gizi Masyarakat,
Jakarta.
Depkes RI, 2001. Pedoman Pemantauan
Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak (PWS - KIA), Direktorat
Jenderal Pembinaan Kesehatan
Masyarakat. Direktorat Bina Kesehatan
Keluarga, Jakarta.
Depkes RI, 2001. Yang Perlu Diketahui
Petugas Kesehatan Tentang Kesehatan
Reproduksi. Depkes RI, Jakarta.
Depkes RI, 2002, Laporan SKRT 2001:Studi
Tindak Lanjut Ibu Hamil, Badan
Penelitian dan Pengembangan, Jakarta
Depkes RI, 2003. Program Penanggulangan
Anemia Gizi Pada Wanita Usia Subur
(WUS), Direktorat Gizi Masyarakat.
Direktorat Jenderat Bina Kesehatan
Masyarakat, Jakarta.
Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara,

You might also like