Professional Documents
Culture Documents
Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat Dari Induk Abalon (Haliotis Asinina) Yang Berpotensi Sebagai Kandidat Probiotik
Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat Dari Induk Abalon (Haliotis Asinina) Yang Berpotensi Sebagai Kandidat Probiotik
Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat Dari Induk Abalon (Haliotis Asinina) Yang Berpotensi Sebagai Kandidat Probiotik
Tabel 1. Hasil uji karakter penciri Bakteri Asam Laktat hasil isolasi dari abalon
Gambar 2. Reaksi Gram dan bentuk sel isolat BAL yang diisolasi kerang mata tujuh (abalon) dan habitatnya
Uji daya antibakteri strain BAL terhadap bakteriostatik, yang hanya bersifat menghambat
bakteri patogen E. coli, B. cereus dan S. aureus pertumbuhan sel bakteri indikator tetapi tidak
Hasil uji penghambatan pertumbuhan bakteri membunuh sel. Menurut Rahayu (2004), zona
indikator dengan metode difusi sumuran hambatan yang kabur kemungkinan merupakan
menunjukkan bahwa tujuh daintara sepuluh aksi dari asam dan komponen antibakteri lainnya
isolat memperlihatkan kemampuan menghambat yang hanya bersifat bakteriostatik, karena
pertumbuhan bakteri indikator, ditandai dengan sebagian bakteri uji (indikator) tetap hidup pada
terbentuknya zona jernih di sekitar sumuran daerah zona jernih walaupun dengan
dengan ukuran yang bervariasi. Tiga isolat pertumbuhan yang sangat lambat. Sementara itu
memiliki kemampuan menghambat tiga bakteri zona hambatan dengan pinggiran yang tegas
indikator sekaligus yakni isolat OPA3, OPA4 dan mengindikasikan isolate mempunyai
AL1. Tiga isolate mampu menghambat kemampuan menghasilkan metabolit yang
pertumbuhan dua bakteri indikator yaitu isolat bersifat bakterisida, dimana metabolit dapat
OPA5, OPA6 dan OPA7. Sementara itu hanya membunuh sel bakteri indicator. Hal ini
satu isolat yang hanya mampu menghambat merupakan salah satu kemampuan yang
pertumbuhan satu bakteri indikator yaitu isolat diharapkan dari bakteri probiotik sehingga lebih
OPA1, sedangkan tiga isolat lainnya yakni OPA1, dapat mengendalikan pertumbuhan bakteri
RL1 dan KA1 tidak mempunyai kemampuan pathogen dalam aplikasinya.
menghambat satupun bakteri indikator (Gambar
4).
Berdasarkan karakter zona penghambatan-
nya, sepuluh isolat yang diuji memperlihatkan
karakter penghambatan yang berbeda, namun
secara umum ada yang memperlihatkan zona
hambatan dengan pinggiran kabur (tidak tegas)
dan sebagian yang lain memperlihatkan zona
hambatan dengan pinggiran tegas.. Pinggiran Gambar 4. Grafik uji antibakteri supernatan isolat BAL
yang kabur menunjukkan bahwa metabolit aktif terhadap bakteri indikator Eschericia coli, Staphylococcus
yang terdapat dalam supernatan bersifat aureus dan Bacillus cereus dengan metode difusi
sumuran (well diffusion)
Uji toleransi terhadap asam dan empedu yang sangat ekstrim untuk petumbuhan
Berdasarkan hasil uji kemampuan mikroorganisme, termasuk bakteri asam laktat
penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri yang secara umum teradaptasi untuk hidup
patogen pada tahap penelitian sebelumnya dalam habitat dengan suasana pH yang cukup
kemudian diseleksi 2 isolat yang mempunyai rendah. Pada pH 4, 5 dan 7 kedua isolat mampu
daya hambat terbaik untuk kemudian tumbuh dengan baik, peningkatan pertumbuhan
dilanjutkan dengan uji pertumbuhan isolat yang eksponensial terjadi pada pengamatan jam
dalam suasana asam dan empedu. Data yang ke 24 karena adanya rentang waktu inkubasi
didapatkan dari uji ini berupa data absorbansi yang cukup panjang dari jam ke 4 sampai jam ke
dengan menggunakan alat spektrofotometer. 24 sehingga terjadi pembelahan sel yang sangat
Adanya penambahan nilai absorbansi seiring signifikan. Isolat OPA4 mencapai pertumbuhan
dengan penambahan waktu inkubasi terbaik pada pH 7 sedangkan isolat AL1 pada pH
menunjukkan adanya pertumbuhan isolat BAL 5. Bakteri asam laktat pada umumnya
yang diuji (Gambar 5). menghendaki suasana pH sedikit dibawah pH
Gambar 5 memperlihatkan bahwa kedua netral untuk pertumbuhan terbaiknya (Axellson
isolat Bakteri Asam Laktat yang diuji 1998).
menunjukkan kemampuan tumbuh dalam Hasil uji ketahanan isolat terhadap cairan
suasana asam yang relatif sama. Isolat OPA4 dan empedu menunjukkan bahwa keempat isolat
AL1 mempunyai kemampuan adaptasi yang mempunyai kemampuan yang amat sangat baik,
sangat baik terhadap suasana asam, karena karena terjadi peningkatan pertumbuhan pada
terjadi peningkatan pertumbuhan pada 3 level keseluruhan level konsentrasi empedu (0,05%;
pH dalam periode 24 jam. Pada pH 2 kedua 0,15%; dan 0,30%) dalam periode 24 jam (Gambar
isolat tidak tumbuh, karena pH 2 merupakan pH 6).
Gambar 5. Grafik uji pertumbuhan isolat terpilih dalam suasana asam selama waktu inkubasi 24 jam, (a) isolat
OPA4 dan (b) isolat AL1
Gambar 6. Grafik uji pertumbuhan isolat terpilih dalam cairan empedu selama waktu inkubasi 24 jam
Kemampuan tumbuh dalam cairan empedu hubungan kekerabatannya bahkan dianggap
dari kedua isolat yaitu OPA4 dan AL1 belum sebagai neotype strain dari spesies Lactobacillus
dapat dibedakan satu sama lain, hal ini diduga lactis (Dellaglio et al. 2002). Menurut Vlieger et al.
karena konsentrasi empedu yang digunakan (2009) anggota spesies ini sudah diaplikasikan
masih sangat rendah. Uji ketahanan terhadap sebagai bakteri probiotik pada susu bayi
cairan empedu ini menggunakan metode yang bersama-sama dengan Bifidobacterium.
dikembangkan oleh Gilliand et al. (1984) yang
menggunakan konsentrasi cairan empedu
sebesar 0,05%; 0,15%; dan 0,30%. Sebagai bahan
perbandingan, peneliti lain (Ljungh et al. 2002)
menguji ketahanan isolat Lactobacillus paracasei
subsp. Paracasei F19 pada 20% cairan empedu
dan masih menunjukkan adanya pertumbuhan
pada waktu inkubasi 2 jam.