Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 60
. PIPING TRAINING MANUAL PIPING DEPARTEMENT KBR INTERNAL USED ONLY PIPING TRAINING MANUAL DAFTAR ISI HALAMAN BABI DIFINISI-DIFINISI DALAM PERPIPAAN . BAB 2 KOMPONEN PERPIPAAN .... BAB3 CODE & STANDARD ... BAB 4 MATERIAL PERPIPAAN...... BABS DESAIN PERPIPAAN ngs shea of 1 PIPING TRAINING MANUAL BAB 1 DEFINISI-DEFINISI DALAM PERPIPAAN Alloy Stee! : Baja yang memilki sifat-sifat khusus yang lain dari carbon steel. Baja dapat dipertimbangkan sebagai alloy steel jika unsur paduan mangan, silicon, dan tembaga melebini sbb: Mangan (Mn) Silicon (Si) Tembaga (Cu) 1.65% 0.60 % 0.60% Disamping itu juga ditambahkan unsur paduan lain dalam jumlah tertentu untuk mendapatkan efek paduannya sesuai dengan batasan alloy steel yang telah diakui. Unsur paduan antara lain sbb: Aliminium (Al), Booron (Br), Chromium (Cr) sampai 3.99 %, Cobalt (Co), Columbium (Cb), Molybdenum (Mo), Nickel (Ni), Titanium (Ti), Tungsten (Ts), Vanadium (Va), Zirconium (Zr). Anchor : Jenis pipe support (restraint) yang tidak mengijinkan pipa bergerak baik translasi (lurus) maupun rotasi (putaran). Backing Ring : Cincin (ring) yang digunakan dalam pengelasan untuk mencegah masuknya spatter las ke dalam pipa dan untuk meyakinkan penetrasi pengelasan secara penuh pada dinding pipa bagian dalam. Base metal : Logam yang akan dilas, disolder atau dipotong. Branch Connection : Cabang pipa yang ditambahkan terhadap pipa utama dengan atau tanpa penggunaan fitting. Carbon Stee! : Baja dengan sifat-sifat khusus berdasarkan kandungan unsur carbon (C)- nya. Unsur paduan tidak boleh melebihi sbb: mangan (Mn) 1.65 % max., Sllicon (Si) 0.60 % max., Tembaga (Cu) 0.60 % max. Cold Bending : Proses pembengkokan pipa sampai radius tertentu yang dilakukan pada temperatur_kamar atau dengan pemanasan dibawah temperatur transformasi atau perubahan fase. Biasanya radius bengkokan adalah 5X diameter pipa. ‘Companion Fiange : Flange yang sesuai untuk disambung dengan flange lain atau valve dan fitting dengan ujung flange. Deposited Metal : Logam isian yang telah ditambahkan pada proses pemgelasan. Header : Pipa atau fitting yang mana beberapa pipa cabang (branch) disambungkan. Hot Bending : Proses pembengkokan pipa sampai radius tertentu dengan pemanasan ‘sampai temperatur tinggi yang sesuai dengan pekerjaan panas. Hot Taps : Pembuatan sambungan pipa cabang (branch) yang dilakukan pada saat system perpipaan dalam kondisi operasi. Cin iie eo PIPING TRAINING MANUAL Interpass Temperature : Temperatur minimal atau maksimal yang diperlukan pada deposited weld metal sebelum dimulai pengelasan ke pass selanjutnya pada pengelasan multiple- pass. Piping : Rangkaian dari Komponen perpipaan yang digunakan untuk mengalirkan, mendistribusikan, mencampur, memisahkan, mengeluarkan, mengukur, mengontrol aliran fluid, Piping Components : Elemen mekanikal yang sesuai untuk disambung atau dirangkai sehingga menjadi sistem perpipaan yang kokoh untuk fluida bertekanan. Piping System : Sistem perpipaan yang disambung dengan setelan atau kondisi desain yang sama. Post Weld Heat Treatment (PWHT) : Proses perlakuan panas setelah pengelasan untuk menghilangkan tegangan sisa yang terjadi selama proses pengelasan. Preheating : Pemanasan terhadap base metal sampai temperatur tertentu sebelum pengelasan dimulai. ‘Seamless Pipe : Pipa yang dibuat tanpa klem pengelasan. Pipa diproduksi malalui proses pierching billet yang dikuti dengan pengerolan (rolling) dan atau drawing. Stainless Stee! : Baja paduan yang memiliki sifat tahan terhadap korosi yang luar biasa. Unsur paduan yang utama adalah Nickel (Ni) dan Chromium (Cr). Sipinglinke sheet SoroT PIPING TRAINING MANUAL BAB2 KOMPONEN PERPIPAAN 2.1 Pipe Pipe (pipa) adalah komponen yang bebentuk silender berlubang yang digunakan untuk membawa fluida atau mengalirkan tekanan fluida. 2.1.1 Jenis pipa berdasarkan metode pembuatan a). Seam pipe (pipa dengan klem/sambungan) Electric resistance-welded pipe: Pipa memiliki sambungan longitudinal yang mana perpaduannya dibuat oleh panas yang diperoleh dari tahanan pipa terhadap aliran arus listrik dalam rangkaian dimana pipa merupakan bagiannya, dan dengan aplikasi tekanan. Furnace butt-welded pipe : Pipa ini memiliki sambungan longitudinal yang di las dengan penekanan secara mekanik dengan cara melintaskan koil yang telah dibentuk dan dipanaskan melalui perangkat rol-rol pengelasan, Electric fussion welded pipe : Pipa memiliki sambungan yang mana perpaduannya dibuat dalam bentuk tube oleh busur listrik pengelasan baik secara manual maupun otomatis. Pengelasan bisa dengan atau tanpa logam pengisi (filler metal). Double submerged-arc welded pipe : Pipa memiliki sambungan longitudinal yang dibuat paling sedikitnya 2 pas dan satu diantaranya dari sisi dalam pipa. Perpaduan sambungan dibuat oleh pemanasan busur listrik antara base metal dengan elektrode. Sistem pengelasan yang digunakan adalah submerged arc welding (SAW). Spiral welded pipe : Pipa memiliki sambungan berbentuk helical yang perpaduannya melaiui proses pengelasan electric resistance, electric fussion, maupun double-submerged arc welding, b). Seamless pipe (pipa tanpa klem / sambungan) Pipa diproduksi dengan proses piercing dari billet yang diikuti dengan pengerolan (rolling) atau drawing atau keduanya. 2.1.2 Panjang Pipa Berdasarkan standard pasar yang umum, panjang pipa dibagi dalam kategori sbb : 1. Single random length : panjang +/- 6 meter (20 feet). 2. Double random length : pajang +/- 12 meter (40 feet). 2.1.3 Tebal Pipa Tebal pipa pada umumnya ditentukan dalam sebutan “Schedule Number’. Namun demikian dalam hal khusus misainya untuk servis pada tekanan dan temperatur tinggi, corrosion allowance yang tinggi, dengan pertimbangan ekonomis dan ketersediaan di pasaran maka tebal pipa ditentukan sesuai dengan hasil perhitungan “Calculated thickness” [Guiles aa vor PIPING TRAINING MANUAL Contoh : Nps ‘Schedule Wall Thickness Outside Dia. Inside Dia (Inch) (mm) (mm) (mm) 40" STD, 40, 408 9.27 273.05 254.51 10" 80 15,09 273.05, 242.87 10" 120 21.44 273.05 230.17 10" XXS, 140 25.40 273.05 222.25 2.2 Fitting Fitting merupakan Komponen perpipaan yang berfungsi sebagai penyambung pipa dengan pipa, merubah arah pipa, membuat cabang pipa, memperkecil ukuran perpipaan, dll 2.2.1 Elbow Elbow adalah jenis fitting yang digunakan untuk merubah arah perpipaan secara menyudut 45 atau 90 derajat. Ditinjau dari radius bengkokan elbow tersedia dalam tipe sbb : 1. Long radius :radius = 1.5 x Diameter 2. Short radius : radius = 1 x Diameter Metode sambungan bisa berupa : buttweld, socket weld, dan threaded goign seca SHORT RABUS 97 ELeGH ro Onda oe (ee mma Se Se) ‘een see int Oe Cig (Gates ea Sorel PIPING TRAINING MANUAL 45° ELBOW 2.2.2 Tee so ELBOW Tee adalah jenis fitting 3 lubang (3-way fitting) yang berbentuk seperti huruf "T” digunakan untuk membuat cabang tegak lurus terhadap pipa utama. Terdapat 2 tive yang umum dipakai ai perpipaan sbb : 1. Stright Tee : Memiliki 3 bukaan dengan ukuran penampang yang sama. 2. Reducung Tee : Memiliki sebuah cabang dengan ukuran penampang yang lebih kecil dari pipa utamanya. Metode sambungan bisa berupa : buttweld, socket weld, dan threaded wen Tees [ts bene et ine Sect taaay fo Soom (Geena ot the ae) ‘tRAcHT TEE 9 ein 9 id rhe \ (Geen 0 Oe soe) fade 948 ner tr te = ye Sing REQUCNG TEE SCREWED SOCKED WELD [Sauipe eo PIPING TRAINING MANUAL 2.2.3 Reducer Reducer adalah jenis fitting yang digukanan untuk mereduksi ukuran perpipaan. Ada 2 tipe reducer sb: 1. Concentric Reducer : memiliki pusat sumbu (centerline) yang sama antara penampang yang besar dan yang kecil. 2. Eccentric Reducer : memiliki pusat sumbu yang berbeda (offset) antara penampang yang besar dan yang kecil. Concentric reducer adalah paling umum digunakan sedangkan eccentric reducer sering digunakan pada perpipaan di dadaerah sekitar pompa dan piperack. DIM cHaRT eer concern DEM cHaRT al t 2.2.4 Cap Cap adalah jenis fitting yang digunakan untuk menutup ujung pipa. Metode sambungan bisa berupa : butt weld, socket weld, treaded, WELD CAP CAP (oer eae PIPING TRAINING MANUAL 2.2.5 Weldolet Weldolet adalah jenis fitting yang digunakan untuk membuat cabang dengan ukuran lebih kecil dari pipa utamanya. Weldolet biasanya dipakai pada perpipaan dengan tekanan dan temperature tinggi dimana sambungan las dengan tipe buttweld. Penggunaan reinforcing ad tidak diperlukan pada weldolet, mae? ] a 2.2.6 Miter Mitre kadang-kadang digunakan untuk menggantikan elbow. Mitre difabrikasi dari material pia. Pemakaian miter untuk ukuran pipa besar bisa lebih murah dari pada elbow. Akan tetapi_memiliki kekurangan dimana pressure drop lebih tinggi dan rentan terhadap ‘overstress. Dengan pertimbangan kekurangan tersebut, miter biasanya dipakal untuk Perpipaan dengan ukuran besar dan tekanan rendah, ve wo sre TR weLD waTee 70 wexD ue Chadfuanngoiaae dee BAT PIPING TRAINING MANUAL 2.2.7 Coupling Coupling adalah jenis fitting yang digunakan untuk membuat cabang (half coupling) pada ipa dengan ukuran 2" ke atas dan untuk menyambung pipa lurus (full coupling). Metode sambungan bisa berupa : Socket weld, dan treaded. COUPLING SCREWED SOCKED WELD | | oy + 2.2.8 Plug Plug adalah jenis fitting yang digunakan untuk menutup bagian ujung yang terbuka dari coupling atau ujung valve dari vent atau drain. PLUG ¥e “*SEE CATALOG FOR DIMENSION 2.2.9 Swage ‘Swage adalah jenis fitting yang memiliki fungsi yang sama dengan reducer. Swage digunakan jika reduksi ukuran pipa sampai 1-1/2" dan lebih kecil. Swage juga tersedia dalam dua tipe yaitu concentric den eccentric. Bentuk ujungnya tergantung dari metode penyambungan yang diperlukan, antra lain sbb : 1. Plan End (PE) 2. Tread End (TE) 3. Bevel End (BE) Biasanya ujung swage dalam bentuk kombinasi misalnya; BLE - TSE (Bevel large end — thread small end)k BLE — PSE (Bevel large end — Plain small end), dil. sinsiningpipiaasle shew 901 PIPING TRAINING MANUAL SWAGE ECCENTRIC CONCENTRIC * SEE DMENSION CHART FOR DIMENSION RULE OF THUMB: ONE-IALF THE DIFFERENCE OF THE OUTSIDE UEMETERS 2.2.9 Union Union pada dasarnya digunakan untuk keperluan melepas fitting dan dalam beberapa kasus digunakan untuk menyambung (assembly) perpipaan, UNION 2.2.10 Thredolet & Sockolet Threadolet dan sockolet adalah fitting yang mempunyai fungsi sama dengan weldolet yaitu untuk membuat cabang lebih kecil dari pipa utamanya. Perbedaannya selain desain yaitu bentuk ujungnya yaitu dengan metode sambungan socketweld dan thread. 2.2.11 Stub-In ‘Stub-in bukan jenis fitting akan tetapi merupakan cara lain untuk membuat cabang ke utama. Ukuran cabang bisa sama atau lebih kecil dari pipa utamanya, Dengan stub-in penggunaan fitting bisa dihindari karena hanya menggunakan pipa biasa. Penggunaan stub- in sangat dibatasi hanya pada perpipaan dengan servis tekanan dan temperatur rendah karena konsentrasi tegangan di sambungannya cukup tinggi. Untuk memperkuat sambungan, biasanya bisa ditambahkan reinforcing pad. Challeng pone det aT PIPING TRAINING MANUAL STUB-IN_ CONNECTION 2.3 Flange Flange merupakan komponen perpipaan yang berfungsi untuk penyambung antara pipa dengan komponen yang lain seperti valve, strainer, expansion joint, alat-alat instrumen, dll.serta untuk menutup aliran fluida. Disamping fungsi tersebut dalam desain khusus flange diinstal untuk keperluan maintenance (break flange). Dari segi kekuatan terhadap tekanan dan temperatur, flange diklasifikasikan dalam satuan rating yaitu : 150#, 300#, 400#, 600, 900#, 900#, 1500#, dan 2500#. 2.3.1 Jenis-jenis Flange Welding Neck Flange : Flange ini dibedakan dari tipe flange yang lain karena bentuk hub yang panjang dan meruncing (taper) dengan tebal hub yang berangsur mengecil ke arah Ujungnya. Bentuk hub seperti ini memberikan perkuatan yang baik pada flange dari sudut kekuatan dan ketahatanan terhadap keremukan (dishing). Disamping itu juga sangat menguntungkan terhadap sevis dimana terjadi tekukan (bending) yang berulang-ulang akibat pemuaian pipa atau gaya-gaya variable yang lain. Welding neck flange sangat cocok untuk servis dengan kondisi berat (severe condition) WELD NECK Boll Cicle Outside Demeter Slip-on flange : Sangat disukai oleh kontraktor karena harga relatif murah, pemasangan lebih mudah dibanding dengan welding neck flange. Pengelasan terhadap pipa dengan 2 fillet weld. Akan tetapi flange slip-on memiliki keterbatasan terhadap kondisi fatigue kurang lebih sepertiga (1/3) dari kekuatan welding neck [Eiichi shea ro PIPING TRAINING MANUAL SUP ~ ON, Lap Joint Fiange : Flange merupakan tipe loose flange dimana flange tidak di sambung langsung ke pipa. Flange jenis ini biasanya dipadu dengan komponen lain yang disebut stub-end. Stub-end adalah komponen yang langsung di las ke pipa dan sekaligus berfungsi sebagai permukaan flange (flange facing) yang kontak dengan permukaan flange yang lainnya. Lap joint flange sangat mudah pemasangannya dan untuk keperluaan alignment dan sangat ekonomis untuk servis yang memerlukan stainless steel karena material flange bisa berupa carbon steel, Socket Flange : Dalam pemasangan socket flange, ujung pipa dimasukan kedalam ruang socket dan di las pada bagian hub.Flange jenis ini biasanya digunakan untuk ukuran kecil (small bore). Canvas pao PIPING TRAINING MANUAL Threaded Flange : Flange ini diinstal tanpa adanya pengelasan yang mana sangat tergantung pada thread untuk sealingnya. Flange ini tidak sesuai untuk kondisi cyclic (sering mati-hidup) dimana kebocoran dari thread bisa terjadi, Seal weld kadang-kadang digunakan untuk mengatasi kebocoran akan tetapi tidak bisa dipertimbangkan sebagai solusi yang memuaskan. Blind Flange : Digunakan untuk menutup ujung perpipaan, vaive, dan nozzle equipment. Dari sudut tekanan intemal dan beban baut, blind flange menderita tegangan yang paling tinggi dibanding dengan jenis flange yang lain, yang mana tegangan bending terjadi pada bagian pusat blind flange. Theat oT PIPING TRAINING MANUAL 2.3.2 Permukaan Flange (Flange Facing) Flat face : Pada flange baja diaplikasikan untuk rating 150# dan 300#. Penggunaan utamanya untuk menyesuaikan dengan flange besi tuang rating 125# dan 250#. Sifat brittle dari besi tuang selal menjadi masalah jika perpipaan dengan material baja dengan valve, pompa dan equipmen dari besi tuang. Dengan menggunakan flange baja dengan flat face untuk mendapatkan kontak permukaan yang penuh sehingga keretakan pada flange besi tuang bisa dihindari, Raised Face : Adaiah bentuk permukaan yang paling umum digunakan pada flange baja. Tinggi permukaan 1/16" untuk flange rating 150# dan 300i dan %~" untuk rating yang lebih tinggi. Permukaan difabrikasi dengan alur berbentuk spiral kecil dengan tujuan untuk menggigit dan memegang gasket. Ring Joint : Tipe ini menggunakan cincin baja sebagai seal yang disebut ring joint gasket Alur cincin difabrikasi pada permukaan flange dengan spesifikasi yang telah dialur berdasarkan standard interasional. Tipe permukaan ring joint ini adalah paling mahal dan sangat sesuai digunakan untuk servis dengan tekanan tinggi karena tekanan internal akan meningkatkan sealing force dari ring j g Arn ; ZA ona, my 2 ET BA iy ) 4 7 rn Tengue-ond= rie 7 ty a 2.3.3 Referensi Standard 1. ASME B16.5, Pipe Flange and Flanfed Fitting (NPS ¥% Through NPS 24) 2. ASME B16.47, Large Diameter Steel Flange (NPS 26Through NPS 60) 2.4 Valve Valve digunakan secara luas dalam sistem perpipaan untuk memotong, mengalihkan, atau mengatur aliran fluida. Pengoperasian valve bisa secara manual maupun secara otomatis melalui sinyal dari alat kontrol. Valve dibuat berdasarkan standard rating tekanan dan temperatur sesuai dengan ANSI / ASME B16.1 untuk material besi tuang, B16.34 untuk material baja, 816.24 untuk material perunggu. (Giaitahagsonaa meee PIPING TRAINING MANUAL 2.4.1 Kategori Valve Stop (Isolation) Valves : Stop valve digunakan untuk menutup aliran atau mengisolasi bagian sistem perpipaan. Persyaratan pokok dalam desain dari stop valve adalah hamibatan yang minimal terhadap fluida pada saat valve dalam kondisi buka penuh (fully open) dan kerapatan yang baik pada saat valve dalam kondisi tutup penuh (fully close). Jenis valve yang sesuai dengan persyaratan ini antara lain: Gate, Globe, Ball, Butterfly, Plug, dan Diaphragm Valve. Regulating Valves : Regulating valve digunakan secara luas dalam sistem perpipaan untuk mengatur aliran fluida. Pengaturan aliran bisa berupa pengonirolan aliran, tekanan, atau temperatur dengan cara memperbesar atau memperkecil aliran melalui valve dalam merespon sinyal dari alat kontrol tekanan, aliran, atau temperatur. Persyaratan utama dari valve pengontrol aliran adalah kemampuan untuk mengatur aliran dengan memperhatikan Posisi bukaan valve dan penurunan tekanan (pressure drop) fluida sesuai dengan yang diperlukan tanpa terjadi kerusakan. Jenis valve yang sesuai dengan persyaratan ini antara lain : Globe, Needle, Butterfly, Ball, Plug, dan Diaphragm Valve dengan design khusus. Back - Flow Prevention : Pada umumnya Check valve digunakan untuk mencegah terjadinya aliran balik (back flow). Pergerakan disk check valve yaitu dengan sendirinya (self-actuating) dimana disk akan terbuka jika aliran fluida searah aliran yang ditentukan dan menutup dengan cepat bilamana terjadi aliran balik. Dalam pemakaian tertentu, penggerak pneumatik untuk membantu penutupan disk check valve jika terjadi aliran balik. Prossure-Relief Devices : Pressure-Relief Devices digunakan untuk melindungi sistem perpipaan dan peralatan lain jika terjadi kenaikan tekanan melebihi tekanan desain, Pada umumnya relief valve dilengkapi dengan pegas yang ditekan yang mendesak disk terhadap dudukan (seat) valve. Jika gaya desak dari fluida terhadap disk valve melebihi gaya desak Pegas, secara otomatis valve akan terbuka dengan melepas tekanan fluida yang berlebih. Tipe lain dari pressure-relief device yaitu “rupture disk” bukan jenis valve. Rupture disk didesain untuk membuka pada tekanan yang ditentukan dan memiliki kemampuan untuk melepas aliran fluida (flow rate) dalam jumiah besar. Beberapa parameter yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe valve a 1. Penurunan tekanan (pressure drop) 2. Tingkat kebocoran dudukan valve (seat leakage) 3. Sifal-sifat fluida (fluid properties) 4. Tingkat kebocoran system (system leakage) 5. Persyaratan aktuasi/pengaturan (actuation requirement) 6. Biaya awal (initial cost) 7. Perawatan (maintenance) 2.4.2 Desain Valve Gate Valve : Gate valve didesain untuk mengisolasi sistem perpipaan. Pada umumnya valve ini dioperasikan pada posisi disk terbuka penuh atau menutup penuh. Gate valve dianjurkan untuk tidak digunakan sebagai pengatur atau mencekek (throttling) aliran fluida karena fungsi kontroInya tidak akurat. Disamping itu pada aliran fluida dengan kecepatan tinggi pembukaan sebagian disk valve akan menimbulkan terjadinya erosi pada permukaan disk dan seat (dudukan) valve serta vibrasi. Gate valve terdiri dari tiga (3) Komponen utama > Body, bonnet, dan trim, Body valve umumnya disambung pada system perpipaan dengan sambungan fiange, skrew, dan pengelasan. Bonnet disambung pada body biasanya dengan snuniring piping Sat 1S FOL PIPING TRAINING MANUAL. menggunakan baut untuk memungkinkan dilakukan pembersihan dan pemeliharaan valve. Trim terdiri dari stem, disk, dan seat. valve for 250-pig steam service. .-Hondwheel + Thrust collor “Bonnet FIGURE 42.5. Rising-stem solid-wedge gnte Hondwheet Yoke Glond. Thrust collar: Sonnet Stem— Body Disk FIGURE 42.6. Non-ising-stem solid-wedge ‘gate valve for 250psig steam service. er FIGURE AZ Spi wedge ge ve Globe Valve : Globe valve dapat digunakan untuk mengisolasi system perpipaan. Akan tetapi globe valve memiliki efek penurunan tekanan (pressure drop) sedikit lebin tinggi daripada valve seperti : gate, plug, ball valve. Globe valve digunakan secara luas untuk mengontrol aliran fluida karena memiliki kemampuan mencekik (throttling) aliran yang sangat baik. Perawatan globe valve relatif mudah sehingga valve ini sangat sesuai untuk servis yang memerlukan perawatan valve yang cukup tinggi. Pada valve yang dioperasikan secara Cyadieanag pipmaBie sheet TOUTS Es PIPING TRAINING MANUAL manual, pergerakan disk yang lebih pendek memberikan keuntungan dalam menghemat waktu pengoperasian khususnya jika valve harus acap kali diatur aliran fluidanya. Secara prinsip variasi dalam desain globe valve terietak pada tipe disk-nya yaitu tipe plug dan konvensional. Tipe plug memilki disk yang panjang dan meruncing sehingga membuat bidang Kontak terhadap seat yang cukup besar. Tipe plug ini memberikan ketahanan maksimal terhadap efek erosi dari aliran fluida akan tetapi tidak cocok untuk mengontrol beda tekanan yang tinggi. Tipe Konvensional memiliki bidang kontak antara disk dan seat yang sangat tipis. Hal ini cenderung dapat memecah endapan di atas seat dan memudahkan penutupan disk terhadap seat dengan kontak yang baik. tron body globe valve rising stern FIGURE A219 Angle globe valve with FIGURE A2.20 A typical large globe valve screwed ends, with Manged ends, FOUNE fats Lane eye le valve (ih er (einige er aT PIPING TRAINING MANUAL Needle Valve : Needle vale pada umumnya dipakai untuk instrumen, alat ukur, pengambilan sample, dsb. Valve ini sangat akurat dalam mencekik (throttling) aliran sehingga valve ini banyak digunakan untuk pengontrolan pada servis dengan tekanan dan temperatur tinggi. SONY WZ Ws WY tL \ at NY Load FIGURE 2.21 Needie valve for accurate throttling of flow. Butterfly Valve : Butterfly valve adalah jenis valve tekanan rendah yang digunakan untuk mengontrol dan mengatur, dan untuk mengisolasi aliran. Butterfly valve diproduksi dengan system sambungan flange, wafer (jepit), dan pengelasan. Butterfly valve tersedia dalam jenis metal to metal seat, soft seat, dan ful ined body and disk. Material seat butterfly vaive antara lain: Buna N, Neoprene, Fluorel, Hypalon, EPDM. Cipaioaing paises she ato PIPING TRAINING MANUAL tes nas os IGURE A222 “Typin aoged end bates uve Ca of ‘TOURE 42.23 wae toner ine, (Cour FIGURE 42.24. atery vv; weg ea eoy, Kayo nematode} ‘none end Plug Valve : Plug valve pada umumnya digunakan untuk mengisolasi aliran dengan system buka tutup cepat. Pada umumnya plug valve tidak didesain untuk mengatur aliran, akan tetapi dalam beberapa pemakaian plug valve dengan desain khusus dipakal untuk pencekikan aliran fluida gas. Bentuk port plug valve bisa single (tunggal) maupun multiple (banyak).Untuk tipe multiple port memberikan keuntungan antara lain simplifikasi dalam instalasi perpipaan dan nyaman dalam pengoperasiannya. Satu buah three-way atau four- way multiple valve dapat menggantikan dua, tiga, atau empat straight-way valve. Plug valve umumnya dapat dengan mudah direparasi atau dibersihkan tanpa harus melepas dari system perpipaan. (Te ieaticrining pipinationic - sheet 19 of GL _] PIPING TRAINING MANUAL ttt ant Taee-way, Thrae- mop, Form, “hworpert Three port Fouesport FIGURE A212. Mutipore wives, fo) Theeways Toop 1) Hreesy, ‘Pucepodt (@)Fotrany, Fooepat Ball Valve : Ball valve adalah valve dengan seperempat putaran dan sangat cocok untuk gas, udara bertekanan, cairan, dan servis campuran antara cair dan padat ( slurry). Pemakaian material soft-seat seperti nylon, delrin, karet synthetic, dan fluorinate polymers memberikan kemampuan sealing yang bagus. Komponen utama dari ball valve adalah body, spherical plug, dan seat. Ball valve dibuat dalam tiga pattern yaitu : venturi port, full port, an reduced port. Tipe full port memiliki diameter dalam sama dengan diameter dalam pipa, sedang tipe venturi dan reduced port pada umumnya satu tingkat lebih kecil dari inside diameter pipa. Body” FIGURE A2.16 Ball valve in closed positon (Caretta seer 20 FCT PIPING TRAINING MANUAL Diaphragm Valve : Diaphragm valve memberikan keuntungan dalam aplikasi tekanan rendah yang tidak mungkin diberikan oleh valve yang lain, Aliran fluida melintas valve dalam kondisi halus dan lurus sehingga memperkecil pressure drop. Valve ini sesuai untuk pencekikan dan sangat bagus menahan kebocoran walaupun untuk servis fluida yang mengandung larutan padat. FIGURE A213. shee of welenpe cipagn va io pen a ceed psi ape cent Check Valve : Check valve didesain untuk mencegah aliran balik (back flow) dalam system perpipaan. Secara prinsip check valve dibagi dalam 5 tipe : ‘Tee-pattern lift check valve Swing check valve Tilting disk check valve Wye-pattern lift check valve Ball check valve Gaya gravitasi memegang peranan penting dalam fungsi check valve, maka dari itu posisi pemasangan check valve harus selalu menjadi pertimbangan. Contoh, Lift dan ball check valve harus selalu dipasang secara horizontal sehingga arah gerakan disk selalu vertical ke atas. Swing dan tiling check valve pemasangannya harus selalu mempertimbangkan disk dapat menutup dengan mudah dan positif terhadap gaya gravitasi. FIGURE A2.27 Tilting disk check valve. (Courtesy, BTR Inc./Edward Valve.) ‘Cijadnniag ipigliaie- Shor -21 OL PIPING TRAINING MANUAL cop. Union cop ring bik Body seat cing —}- Bedy———| FIGURE A225. Lift check va, OURE 8228, Wye Ht etek Ye (Coton, BTR ested Vae) ms ; IS tb disk LS FIGURE A225. Swing check vive, GURE AL Ba stv Pressure-Relief Devices : Valve dengan kategori pressure relief divice yaitu Safety valve dan Pressure-relief valve. Keduanya sama-sama untuk memproteksi sistem perpipaan jika terjadi tekanan yang melebihi tekanan desain. Perbedaannya terletak pada servis fluidanya. Safety valve umumnya digunakan untuk servis fliuda gas atau uap karena karakteristik bukaan dan menutupnya valve sesuai dengan sifat-sifat fiuida termampatkan. Presure-relief valve umumnya digunakan untuk servis fluida cair. Valve akan buka secara proporsional terhadap tekana fluida dan kembali menutup jika tekan fluida dibawah tekanan setting (set pressure). Ruplure Disk adalah tipe khusus dari pressure-relief device (bukan jenis valve). Disk didesain untuk pecah secara otomnatis pada tekana yang telah ditentukan. Peralata memiliki Keunntungan khusus bilamana volume gas atau cairan yang harus dibebaskan daiam jumiah besar dalam waktu yang sangat cepat eam ‘Span wee PIPING TRAINING MANUAL ‘Cop Spring. adjusting screw Spring Body ‘Stem Seat isk Disk guide Bose FIGURE A2. pressure ox FIGURE A230. Safery vl. HOWRE ALE Thenspce de, erpe of let disor is 2. 5 Gasket Gasket merupakan komponen perpipaan yang dipasang di antara dua kontak permukaan fiange yang berfungsi sebagai sealing untuk menghindari terjadinya kebocoran. 2.5.1 Klasifikasi gasket Flat Ring Gasket : Digunakan pada flange dengan permukaan raised face. Dia memiliki diameter luar sama dengan diameter luar rised face. Material yang dipakai bisa logam atau non logam. Beberapa dari metallic gasket adalah berombak-ombak (corrugated) atau Cjudtnaring oping Se PIPING TRAINING MANUAL bersulam timbul (embossed), logam tipis dan berbentuk spiral (spiral wound). Non metallic gasket bisa berupa cardboards, asbestos, dan karet. Full Face Gasket : Gasket full face memiliki diameter Iuar hampir sama dengan flange dan dilengkapi lubang baut. Material gasket bisa berupa cardboard, asbestos, dan karet (rubber). Gasket tipe ini digunakan untuk flange dengan permukaan flat face. Metal Ring Gasket : Gasket ini memilki bentuk penampang oval atau octagonal yang dipasang pada alur permukaan flange yang disebut “ring joint’, Gasket ini terbuat dari logam pejal. Ditekomendasikan pemilihan gasket ring joint dengan kekerasan lebih rendah dari flange. 2.6 Bolt & Nuts Bolt & Nut merupakan komponen piping yang digunakan untuk mengencangkan sambungan flange dengan flange, valve dan equipment. Ada dua tipe baut (bolt) yaitu machine bolt (dengan kepala baut) dan stud bolt (tanpa kepala baut). Pemakaian stud bolt lebih umum daripada machine bolt . Material bisa carbon steel, alloy steel maupun stainless steel. 2.7 Trap ‘Ada dua (2) jenis trap yaitu : Steam trap dan Air (Drain) Trap Steam Trap : Steam trap berfungsi untuk mengeluarkan kondensat dari perpipaan uap atau peralatan dengan system pemanas uap dengan tanpa mengijinkan uap ikut terlepas. Ada beberapa tipe steam trap antara lain: Float Steam Trap : Terdiri dari sebuah ruangan yang mengandung pelampung dan mekanisme lengan (arm) yang mengatur posisi bukaan valve. Jika level kondensat didalam trap naik, maka valve terbuka dan memancarkan kondensat. Tipe valve ini cenderung mengeluarkan cairan dengan aliran Konstan (steady) selama posisi vaive proporsional terhadap kecepatan kondensat yang masuk. Dikarenakan discharge valve berada dibawah level cairan, maka diperlukan system vent untuk mengeluarkan gas yang tidak terkondensasi. FIGURE A232 Float steam trap. (Spirax Sarco Inc.) ‘Cyaan pple see 21 oT PIPING TRAINING MANUAL Thermostatic Steam Trap : Mengandung sebuah elemen thermostatic yang membuka dan menutup valve sebagai respon terhadap temperatur fluida. Kondensat yang terkumpul di upstream valve, mengalami pendinginan dan mendinginkan thermostat dan thermostat berkontraksisehingga _menyebabkan valve terbuka dan kondensat keluar. Bilamana kondensat yang lebih dingin dikeluarkan dan kondensat yang masuk dengan temperatur mendekati temperatur jenuh, thermostat mengembang dan menutup valve, Berdasarkan prinsip operasinya, thermostatic steam trap ini mengeluar Kondensat secara intermeten tergantung pada beban kondensat yang terjadi, FIGURE £235. TPermentite stem top. a) Tsp Sibert (ln ona. Spa So ne) Inverted Bucket Steam Trap : Terdri dari ruangan yang mengandung sebuah ember terbalik (bukaan di bawah) yang mengatur bukaan valve melalui suatu mekanisme pertalian tertentu. Valve dibuka ketika ember duduk di dasar trap. Ini akan membiarkan udara keluar selama pemanasan sampai bagian bawah ember di-seal olen kondensat yang naik. Valve akan akan tetap terbula selama kondensat mengalir dan udara yag terjebak keluar dari melalui lubang kecil pada bagian atas ember. Pada saat uap masuk ke dalam trap, uap mengisi ‘ember menyebabkan ember mengambang sehingga naik dan menutup valve. Uap perlahan- lahan keluar dan lubang di atas ember dan terkondensasi kemudian menyebabkan ember tenggelam dan membuka kembali valve sehingga kondensat mengalir keluar trap. Termodynamic Steam Trap: Pada tipe ini, semburan dari kondensat panas cenderung mendesak piston kecil ke dalam bukaan saluran keluar pada saat temperatur kondensat mendekati 30°F dari temperatur jenuhnya. Segera kondensat terkumpul di dalam system (Chaining sie BS erat PIPING TRAINING MANUAL drain mendingin dengan cukup dibawah temperatur semburan (flash temperature). Trap membuka dan mengeluarkan air yang terakumulasi sampai temperatur dari kondensat sekali lagi mendekati temperatur jenuh dan menyembur, sehingga menutup trap dan terus berulang-berulang secara siklus. FIGURE 42.34 tovened octet stam mp, ROURE A238. ‘Tetmolymnmic seam tmp (Soros Sas ed (wh etepa tee) (Speer Sc ne). Air (Drain) Trap : Drain trap digunakan untuk mengeluarkan zat cair yang terkondensasi di dalam servis gas. Drain trap beroperasi dengan prinsip yang sama dengan float steam trap kecuali drain trap tidak memiliki elemen thermostatic. 2.8 Strainer Strainer digunakan dalam system perpipaan untuk melindungi peralatan yang sensitive terhadap kotoran dan partikel lainnya yang terbawa oleh fiuida. Pada saat system start-up atau flushing, strainer dipasang pada posisi upstream pompa untuk melindunginya dari kotoran yang tertinggal di dalam pipa selama konstruksi, Strainer permanen blasanya juga dipasang di upstream control valve, trap, dan peralatan instrumen untuk proteksi terhadap produk Karat yang timbul dan terbawa dalam sistem perpipaan Beberapa tipe strainer yang tersedia di pasaran antara lain : 1. Wye (Y}strainer 2. Tee (T)-strainer 3. Cone strainer 4, Basket strainer Wye-strainer biasanya digunakan pada perpipaan dengan ukuran diameter kecil (small bore, 1-1/2" ke bawah) seperti pada trap, contro! valve dan instrumen. Basket strainer pada umumnya digunakan bilamana kapasitas aliran yang diperlukan tinggi. Chuliiainngpipnaaie- shea ato PIPING TRAINING MANUAL FIGURE A258, Bastt erie Tee-strainer biasanya digunakan pada perpipaan dengan ukuran diameter besar (big bore, 2" ke atas) seperti pada pompa, compressor, dl Cone strainer biasanya digunakan untuk keperluan temporer saja seperti pada aktivitas pembersihan perpipaan (flushing) dan pada saat start-up. FIGURE A236 Conical startup sinner. 2.9 Expansion Joint Expansion joint digunakan dalam sistem perpipaan untuk menyerap pemuaian akibat temperatur jika pemakain expansion loop tidak praktis dan tidak dikehendaki. Expansion joint tersedia dalam tipe slip, ball, metal bellows, rubber xpansion joint. ‘Slip expansion joint : Memiliki sleeve (lengan) yang masuk ke dalam body. Kebocoran dikontrol oleh packing yang terletak antara sleeve dan body. Kebocoran relatif kecil dan Cyaihianing pias ser aT PIPING TRAINING MANUAL mendekati nol pada beberapa pemakaian. Slip-expansion joint adalah cocok dipakai pada Perpipaan dengan pergerakan aksial yang besar. Slip-expansion joint tidak bisa menahan pergerakan lateral dan putaran menyudut karena bisa menyebabkan kebocoran karena packing bisa mengalami distorsi. Maka pemasangan guide sangat diperlukan pada instalasi slip-expansion joint Ball Expansion Joint : Terdisi dari socket dan bola dengan mekanisme sealing yang diletakkan diantaranya. Seal berasal dari material yang kaku dan dalam beberapa desain, selant lunak dapat diinjeksikan kedalam rongga antara bola dan socket. Ball Expansion joint mampu menyerap rotasi menyudut dan aksial, namun demikian tidak dapat mengakomodir pergerakan sepanjang sumbu longitudinal. Maka dari itu offset harus dipasang untuk menahan pergerakan aksial. Bellows Expansion Joint : Bellows joint mampu menyerap ekspansi dan konstraksi dengan alat yang namaya flexible bellows yang ditekan atau ditarik. TIT AGRTANLE PACK Sas FIGURE A240 Metal bellows expansi Bs expansion I FIGURE 2.41 Rubber expansion joint. VY oy ICURE A239 0) Sip gps ein jit Vary ‘Cad @} opin el egeonon jr (Boeo CO) pM wee OTL PIPING TRAINING MANUAL BAB3 CODE & STANDARD ‘Apa Code dan Standard ? Code : Dokumen yang mengatur persyaratan-persyaratan minimal dari suatu desain, material, fabrikasi, instalasi, pengetesan, inspeksi dalam system perpipaan. Standard : Dokumen yang mengandung peraturan desain dan konstruksi dan persyaratan individu dari komponen perpipaan seperti pipa, elbow, fiting, flange, valve, gasket dll. 3.1 Code dalam system perpipaan Dalam system perpipaan bertekanan kita kenal code ASME B31. Code ini terdiri dari beberapa serial antara lain : ASME B31.1, Power Piping Code ini menyangkut persyaratan-persyaratan minimal untuk desain, material, fabrikasi, instalasi, pengetesan dan inspeksi dari system perpipaan pembangkit tenaga dan perangkat pendukungnya untuk stasiun pembangkit lstrik, industri, plant pemanas, dil ASME B31.3, Process Piping Code ini menyangkut persyaratan-persyaratan minimal untuk desain, material, fabrikasi, instalasi, pengetesan dan inspeksi dari seluruh system perpipaan dalam pemrosesan dan handling dari zat kimia petroleum dan sejenisnya. Persyaratan ASME B31.3 beriaku pada semua fluida termasuk bahan baku, menengah dan bahan kimia akhir; produk petroleum, gas, uap, udara dan air, refrigran, dll. ASME B31.4, Liquid Transportation Systems for Hydrocarbons, Liquid Petroleum Gas, Anhydrous Ammonia, and Alcohols. Code ini menyangkut persyaratan-persyaratan minimal untuk desain, material, fabrikasi, instalasi, pengetesan dan inspeksi dari system perpipaan untuk transportasi fluida cair seperti minyak mentah (crade oil), natural gasoline, natural gas liquids, liquefied petroleum gas, liquid alcohol, liquid anhydrous ammonia, dll ASME B31.5, Refrigeration Piping Code ini menyangkut persyaratan-persyaratan minimal untuk desain, material, fabrikasi, instalasi, pengetesan dan inspeksi dari system perpipaan untuk refrigrant dan pendingin sekunder sampai temperatur -320°F. ASME B31.8, Gas Transmission and Distribution Piping System Code ini menentukan persyaratan-persyaratan minimal untuk desain, material, fabrikasi, instalasi, pengetesan dan inspeksi dan efek keselamatan dari pengeoperasian dan perawatan system perpipaan transmisi dan distribusi gas, termasuk pipeline gas, stasiun kompresor gas, stasiun pengatur dan pengukur gas, dll. Cipadiaainmepipinaliais whee 29 of PIPING TRAINING MANUAL ASME B31.9, Building Services Piping Code ini diaplikasikan pada servis-servis bangunan seperti Air untuk pemanas dan pendingin 2. Air kondensasi 3. Uap dan kondensat yang lain 4. Vakum 5. Udara bertekanan dan gas yang tidak berbahaya dan tidak mudah terbakar ASME B31.11, Slurry Tmnsportation Piping System Code ini menspesifikasi persyaratan-persyaratan minimal untuk desain, material, fabrikasi, instalasi, pengetesan dan inspeksi, pengoperasian dan perawatan dari perpipaan untuk transportasi fluida berlumpur (slurry) dan merial tidak berbahaya seperti oli, bijin meneral, konsentrat antara plant atau terminal pemrosesan sampai dengan plant atau terminal penerima. 3.2 Standard dalam system perpipaan Di dalam perpipaan terdapat banyak sekali standard sebagai referensi dalam desain Komponen perppaan anlar lin ANS! (American National Standard Institute) API (American Petroleum Institute) ASTM (American Society for Testing and Material) AWS (American Welding Society) EJMA (Expansion Joint Manufactures Association) MSS (Manufacturers Standardization Society of the Valve and Fitting Industry) NFPA (National Fire Protection Association) Di. PAP RaENs Berikut adalah beberapa standard yang sering di dalam perpipaan : ‘Cyulliaiag ppatase see Soar oT PIPING BASIC TRAINING MANUAL LIST OF PIPING COMPONENT STANDARDS COMPONENT | STD. NO. TITLE OF STANDARD (Valves: ‘ANS! 616.10 | Face to Face and End to End Dimensions of Ferrous Valves ‘ANS! B16.34 | Steel Valves, Flanged and Butt welding End ‘API 526 Flanged Safely Relief Valve ‘API527 ‘Commercial Seat Tightness of Safely Relief Valve with Metal fo Metal Seats ‘API 594 ‘Wafer Type Check Vaive API 595. Cast Iron Gate Valves, Flanged Ends API 598. ‘Valve inspection and Test ‘API 699 Stee! Plug Vaive, Flanged and Buti Welding Ends ‘API 600 Stee! Gate Valve, Flanged and Butt Welding Ends ‘API 602 Compact Carbon Steel Gate Valves: ‘API 603 Class 150, Corrosion-Resistant Gate Valves, ‘API 607 Fire Test for Soft Seated Quarter-Turm Valves ‘API 609 Butterfly Valves, Lug-Type and Wafer-Type ‘APL 6D Pipelines Valves, End Closures, Connector and Swivels MSS SP-67 _| Butterfly Valves MSS SP-70_| Cast Iron Gate Valves, Flanged and Threaded Ends, MSS SP-71__| Cast Iron Swing Check Valves, Flanged and Threaded Ends MSS SP-72 | Ball Valves with Flanged or Bull Welding Ends for General Service MSS SP-88_| Diaphragm Valves @ Flanges | ANSI 616.1 | Cast iron Pipe Flanges and Flanged Fiting, Class 25, 125, 250, and 800 ANSIB16,5_| Steel Pipe Flanges and Flanged Fittings ‘ANSI B16.47 | Large Diameter Steel Flanges, NPS 26 Through NPS 60 ‘API 605 Large Diameter Carbon Steel Flanges MSS SP-44 _| Steel Pipe Line Flanges (@) Fittings ‘ANSI 816.9 _| Factory-Made Wrought Steel Butt Weiding Fittings ANSI B16.11 | Forged Steel Fittings, Socket Welding and Threaded MSS SP-43__| Wrought Stainless Steel Butt Welding Fittings MSS SP-75_| High Test Wrought Welding Fittings @ Pipes ‘ANS! 836.10 | Welded and Seamless Wrought Steel Pipe ‘ANS! 836.19 | Stainless Pipe ()Boltings | ANSI ‘Square and Hex Bolts and Screw; Including Hex Cap Screws and B18.2.1 Lag Screws "ANSI ‘Square and Hex Nuts B18.22 (© Gaskets ANSI B16.20 | Ring-Joint Gaskets and Grooves for Steel Pipe Flanges ‘ANSIB16.21 | Non Metallic Flat Gaskets for Pipe Flanges @Mise. ‘ANSIB1.1 | Unified inch Screw Thread (UN and UNR Thread Form) ‘ANS! B2.1__| Pipe Thread (Except Dry Seal) MSS SP-6 | Std. Finishes for Contact Face of Pipe Flanges & Connections End Flanges of Valves & Fittings. ‘ANS! 616.25 | Butt Welding Ends MSS SP-26_| Standard Marking System for Valves, Fittings, Flanges, and Union. MSS SP-45 | Bypass and Drain Connection Standard EMA ‘Standard of The Expansion Joint Manufactures Association, Inc. Cyaltnamnsppagan see Soe PIPING BASIC TRAINING MANUAL BAB4 MATERIAL PERPIPAAN ‘Secara umum material perpipaan bisa dibagi dalam dua (2) kategori sbb 4. Metal ; carbon steel, alloy steel, stainless steel, kuningan, dil. 2. Non metal : PVC, FRP, dll. Beberapa faktor yang perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam pemilihan material antara lain sbb = ‘Temperatur dan tekanan Servis fluida Lingkungan operasi Mechanical properties material aENS Pe BES OL LG2- Lee-Ovew WISW | 9859 1S¢ V WLSY ved 281 VW WLSV LredM 0p YW WISW | Jbedl Ze W WLSW T@9-INO1=1081) BESOLS6-| __1e-OreV ASV] OBID ISEVMUSY| _IzeseeL VNuSv | Lzed/A EOP VWAsV | zed zie VWISv =IN01=1081) 8S OL 861- “Wgle-ovew WiSW | WEIS ISEVWLSY | 191e4 Zal VS | Sled COP W WISV | T9ledl Zl v WLS | (OW2-INZ/s091) Taals ges OL 861- 9Le-OreW WLSY | Wed Ise ¥ WLSY 9b€3 8b V WLSY SLEGM COV VWISV | 9bedL ZI VWISV | (OWZ-NZI-1091) | SSSINIVLS ges Ol sz" | 1rOe-OFZv WLSW £49 SEV WLSV | TOE 281 V WIS | “TPOEdM Or V WIS | TrOed! ZLE VW WIS (IN 8 = 39 8h) BES OL £SZ~ bOe-0rZW WLSY 849 1St VWLSV y0ed ZBL VY WISY POEM EOP WIWISW | POEdI ZLE VY WLSY UN 8-39 81) £65 OL S6I- ese W1SW ~ | badAL 22S ¥ WISY BIdM 02 VW WLS yO cee VWISV (ING) £69 OL LOb- 3 Yd c0ev WLSW £97 2s€ WLSV £37 0S€ V W1iSV. E1dM Oey V WLSV uo eee VWISV UN Z/}-€) £65 Ol E2- YS £070 WLS 2971 2s€ WLSV £31 0S€ V WLSV EldM 02 V WISW LHO see VWISY UN $/E=2) £68 Ol 62- 119 6-28E¥ WLS C10 212 ¥ WLS 64 781 VW WLISV 6d PEt V WLSW 6d SEE W WLSY (OW | = 39 6) £68 01 62-| VIO S-Z8eVWISV| $0 Zi2WWISV $428) V WISV Sam vee WV WIS sdscevnsy| (owy=i98)| SRLS 6 01 6¢-| PIO ze-laeVNisv| 6OMAIZWWISv| ed zelWNISV| ecdMpecWWIsv | __ecaseevWisv| (ont—s09/-c)| ACT £69 Ol 62" | 110 bb-Z86¥ WLSW 99M 212 7 WLS 13 28) WV WLSW Lid M v€2 W WIS¥ bid Ste W WISW | (OW % = 20 b/I-1) £68 OL 6e-| MO zi-LecvWisv| SOMZIZWWis¥| eld zelVWisv| zidmpezvWisy| cidSeeVWIsv| — (ON%— 191) ‘89% Ol 62~ V x9 pozW WIS LOM Lz W WLS 13 28h V NISV Ld vez WLS bd See Vv WISW (On %=9) Zev O1St | 09 YO SIS WLS 801 2sé VWLSY 2371 OSE ¥ WLISV 91M 02h V WISV 949 cee VW WISW dv Ol St | 99 49 SESW WLSV G97 2s€ V WLSW 237 0S€ V WISV S1dM 02h V WLSV. } ud cee V WISV Zo OL 6z-| OL NO SIGVWISv| OOMelZ WHS Sol WWisv| dd ez VWisv | ONO 901 VWIsY Z2y 01 6e- | O09 YO SESW WLSW | BOM 92 VWLSY SOl VWISW dd M bez VW WLS @ uO 901 V WIS Zev O62 | SSHYOSISVWISY | VOMSIc V WLS SOb VWISW dM vee V WLSV VS 901 VWLSV als Zev O1 62" | 09 HD SESW WLS SOM 91Z W WLSW SOL VNLSW ‘Gd vez V WLS gud es VIWLSW noguvo Zeb OL 62- Duo SezvWLSV | VOMOlZ WV WLSv SO} V WISW SdM bee VW WLS WHS 6S VW WiSv Zev O01 62-| 0949 SISVWISv | _eOM gle WV NLSV SOL VNsy | adm vez VWISY. ‘aud 19 dV Ley 0.1 62 DUS S8zv WISW VOM 9h2 ¥ WLSW SOk WV WISW ‘SdM vez V WLS Wud 7S Idv 6h) OL 6e- sev Wisv | 9 yo 92) ¥ WLSW SOLWWISY SAM VEZ V WLSV WHO eS VWs (9,) “aWwal SaiV 1d SONLLSVD SONIDHOS ‘SONILLU ‘S3did STWIdaLVA NOLLVNIGWOO TWSLVW ONIdid TWANVW ONINIVUL SISVE ONIdid aa Oe OL ¥Sz- orerw MSY SaAL FOE ISI ee-ozev WISV SdAL POC (SIV O€- OL LOL- +6 WLSV OW SZ‘O- 3 SHO 270zeV WiSY OW ZO-40 1 | AYNIWHAdWAL MOT 318 OL eS De-pely WISY BdAL WE (SIV | O8eeoIV WIS SdAI 2p 1817 ‘918 OL 8e6 Is-v6lW WISV BdAL bze1siv | _1ee-e6lv WiSV SdAL 12 ISI¥ 918 Ol 8eS We-v6lv Wisv AdAL OIE ISIV | Weereolv WiSY dAL OIE ISIV] SNLWYSAWAL HOIH £66 OL SP rvelvWisv| ONSzO-OSP0| 91a e6LVWISV| A-ONS'0-JOL Zz OL 62 Hz-v6lv WISV ar0 Tees WIS OWZO-101 ZV OL 6e- eLoevWIsv | TSSIS NOBYVO @-20eV WISW | TSSLS NOSUVO | ‘dWAL 3LVIGAWYaLNI i “ON GUVONWIS WrislvW "ON GUVONWIS Wesvin (90) ‘aWAL SINN ‘SLIO€ ‘SAOIANAS: ‘SIONV Td Sdid YOd NOLLVNISWOD TWALVW ONIL1O€ TWANVW ONINIVAL DISVE ONidid PIPING BASIC TRAINING MANUAL BAB 5 PIPING DESIGN 5.1 EXECUTION AND WORK OF PIPING DESIGN 5.1.1 Importance of Piping Design Function of Piping in Unit is Same as Blood Vessel of Human Body Piping Engineer Decides Equipment Layout; Construction of Structure and Various Design Data for Other Discipline Like Nozzle Orientation of Equipment, Construction of Structure and Other Desian Data Piping is Arranged to Meet Various Requirements of Process Piping Design is main Work of Plant Engineering [Gahan ee TT PIPING BASIC TRAINING MANUAL 5.1.2 Execution Flow (a) Execution Flow of Piping Design (Within Related Department) 1.8 ay id 20 Noivavaned 20 YL W OAV ayodn 10 NoLLvavdada Have OST Fa nowvavasea LnOAYT 94 Ila 2 nol vs¥esed SNTAVEG YT (SLNSWLYVd30 Galviaa NIHLIM) NDISaQ ONIidid 40 MOIS NOlinoaxa [wre nol anoaea 193 x 36ofG PIPING BASIC TRAINING MANUAL (b) Execution Flow of Piping Design (Within Piping Group) PLANNING OF PIPING DESIGN: « STUDY OF PROJECT @ PLANNING OF ENGINEERING EXECUTION PIPING BASIC DESIGN « STUDY OF DESIGN BASIS «¢ PREPARATION OF PLOT PLAN « PREPARATION OF PIPING MATERIAL SPECIFICATION * PREPARATION OF SPEC. & PROCEDURE FOR PIPING DESIGN ¢ PREPARATION OF STANDARD DRAWING PLANNING DETAIL DESIGN: «¢ STUDY OF PIPING LAYOUT * MECHANICAL STRENGTH ANALISIS ¢ PREP. OF INFORMATION TO OTHER DISCIPLINE DRAWING PIPING PREPARATION OF MATERIAL PIPING MATERIAL * PLANDWG TAKE OFF REQUISITION + IsODWG © SUPPORT DWG (Ciaatiaiioimnataa = seer Seo PIPING BASIC TRAINING MANUAL 5.2 PREPARATION OF PLOT PLAN 5.2.1 What is Plot Plan (1) Plot Pla the Unit (or Plan) by Showing Equipment Layout and Structure a Drawing Which Express Complete Configuration of Planning (2) Plot Plan is One of the Most Important Basic Design Documents, such as P&1 Diagram, for Detail Design Engineering 5.2.2 Required Data for Plot Plan (1) Space of Unit Area (2) Process Flow Diagram and Utility Flow Diagram (3) Proposed Plot Plan (from Client or Estimation Package) (4) Skelton or Drawing Which Shows Dimensions and Configuration of Equipment (5) Job Specification for Other Requirements * Applicable laws and Regulation « Take in/out Route for Raw Material and Product * Averange Wind Direction 5.2.3 Basic Philosophy “Process Equipment Shall be Arranged within a Given Unit Area to Consider Route of Take in/out Raw Material and Product for Smooth Flow of the Process” PIPING BASIC TRAINING MANUAL. 5.2.4 PREPARATION STEP PREPARATION OF PRELIMINARY PLOT PLAN « Preliminary Arrangement of Equipment Vv STUDY ON P, ISRY PLOT PLAN Study on: 1. Safety Distances 2. Piperack Width . Routing for Main Piping and Cable . Construction and Maintainability . Accessibility and Operability . Underground Obstruction Vv AAW COMPLETION OF PLOT PLAN 1, Detamination of Dimensions between Equipments and Structures 2. Modification as a Result of Piping Layout CiyudTuatniag pipngBisie- shee OA Wau SONVNGINIWE — BOsszudNoo ‘SHBONVHOXE IV3elV ONIGOINN 7 ONIGVO) ISATWiVO | 3ovnynd SQNWNALNW 37H OV UO Vay NOIbvaad0 NYE aunionais 40 HOOT GN Fy) Wa Sea) BBONVHOKS 7) Be Q LOW: 8 ' z fee e~ i uaonvilova 13H rs Oa1PO9 aly = i MpVe 3dld 2 | a a a! Sd¥INd ! a zs ea eae ee) ete —z- 7 ¥ Z R ZY vauy ONITINd ABN. 30vNaNd NO WANVIW ONINIVUL DISVE ONIdid WnYG 40 3sva HOWE Adid 40 ISVA —A\ wAMOL 40 3SVG —> die 40 asva \ \ wav » || I] sapas = |} at | SIN YSLVM \ ot ac BNI NaLvm aut ONFI009 suona nen | INAKMMISNI signe ev "vor LOST3 (MIA3GIS) INSW39ONVYYY JTdWVS INAOYDAdSGNN TWANVIN ONINIVEL DISVE ONIdid anna ioe anid SNOLIOS w30v3H 9s al — 4 avidl=d 2 3avao v oe giv-Lootos-.t ¥30V3H SW ZL (SM) 9Ly-LooISH=.9 ys Tog 3: TOr=3 a (smi) o1y-tooron-zt MENOL OL 3NT KMIIS WISNIANOD OYIHINO OL EON SUVS OL WEOVIG 1 d ynoke7 Buidid €°¢ WNANVW ONINIVYL SISVE ONidid

You might also like