Professional Documents
Culture Documents
Naskah Publikasi HASNA
Naskah Publikasi HASNA
NASKAH PUBLIKASI
HASNA
N 101 13 027
ABSTRACT
Backgroun: Menstrual disorders often affect the quality of life of adolescent and
young adult women, and can be an indicator of serious problems one of which is
the irregularity of the menstrual cycle. Menstrual cycle disorders indicate a
change in the production of reproductive hormones. Nutritional status
(overweight and obesity) usually experience anovulatory chronic or menstrual
irregularities chronically, as it tends to have a that excess fat cells, so that
producing excessive estrogen. While the status of malnutrition (underweight) will
be a shortage of weight and does not have enough fat cells to produce estrogen
needed for ovulation and menstruation that can lead to irregular menstrual
cycles.
Objectiv: To determine correlation of body mass index and abdominal
circumference with menstrual cycle disorders on Female Students in Senior High
School 5 Palu
Method: In this study, the type of research that is used is the type of analytical
research with cross sectional approach. Sampling was done by probability
sampling by stratified random sampling. Total sample in this study was 105
people. Body mass index percentage was obtained from Height and weight by
microtoise and weight scale, while abdominal circumference used nonstretchable
tape. Menstrual cycle was obtained by questionnaire. Data analysis was
performed using univariate, bivariate by chi-square test ( = 0.05).
Results: Data were analyzed using by chi-square test obtained the probability
value 0.000 for the correlation of body mass index with menstrual cycle disorders
and probability value 0.000 for the correlation of abdominal circumference with
menstrual cycle disorders on Female Students in Senior High School 5 Palu.
Conclusion: There are significant correlation between body mass index and
abdominal circumference with menstrual cycle disorders on Female Students in
Senior High School 5 Palu.
ABSTRAK
Latar Belakang: Gangguan menstruasi sering mempengaruhi kualitas hidup
remaja dan wanita dewasa muda serta dapat menjadi indikator masalah serius
salah satunya yaitu ketidakteraturan siklus menstruasi. Gangguan siklus
menstruasi menandakan adanya perubahan produksi hormon reproduks. pada
status gizi lebih (overweight dan obesitas) biasanya mengalami anovulatory
chronic atau menstruasi tidak teratur secara kronis, karena cenderung memiliki
sel sel lemak yang berlebih, sehingga memproduksi estrogen yang berlebihan.
Sedangkan pada status gizi kurang (underweight) akan terjadi kekurangan berat
badan dan tidak mempunyai cukup sel lemak untuk memproduksi estrogen yang
dibutuhkan untuk ovulasi dan menstruasi sehingga bisa mengakibatkan siklus
menstruasi tidak teratur.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dan lingkar perut
dengan gangguan siklus menstruasi pada Siswi SMA Negeri 5 Palu
Metode: Pada penelitian ini, jenis penelitian yang dipakai adalah jenis penelitian
analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara
probability sampling dengan stratified random sampling. Total sampel pada
penelitian ini adalah 105 orang. pengukuran indeks massa tubuh diperoleh dari
data tinggi badan dan berat badan dengan menggunakan mikrotoa dan timbangan,
sedangkan lingkar perut menggunakan pita pengukur. Data siklus menstruasi
diperoleh dari kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan
uji chi-square (=0,05).
Hasil: Analisis data menggunakan uji chi-square diperoleh nilai probabilitas
0,000 untuk hubungan indeks massa tubuh dengan gangguan siklus menstruasi
dan nilai probabilitas 0,000 untuk hubungan lingkar perut dengan gangguan siklus
menstruasi pada Siswi SMA Negeri 5 Palu
Kesimpulan: Adanya hubungan bermakna antara indeks massa tubuh dan lingkar
perut dengan gangguan siklus menstruasi pada Siswi SMA Negeri 5 Palu.
Kata Kunci: Indeks Massa Tubuh, Lingkar Perut, Gangguan Siklus Menstruasi
5
PENDAHULUAN
Menstruasi merupakan perdarahan uterus yang terjadi secara siklik dan
dialami oleh sebagian besar wanitausia reproduktif.[1] Gangguan menstruasi sering
mempengaruhi kualitas hidup remaja dan wanita dewasa muda serta dapat
menjadi indikator masalah serius salah satunya yaitu ketidakteraturan siklus
menstruasi.[2] Gangguan siklus menstruasi menandakan adanya perubahan
produksi hormon reproduksi. Pemendekan masa folikular menyebabkan siklus
menstruasi menjadi lebih singkat (polimenore) berhubungan dengan penurunan
kesuburan dan keguguran, sedangkan pemanjangan siklus menstruasi
(oligomenore) berhungan dengan kejadian anovulasi, infertilitas, dan
keguguran.[3]
Berdasarkan dari depkes RI (2010), di Indonesia wanita berusia 20 24 tahun
yang memiliki siklus menstruasi teratur sebesar 76,7% dan yang tidak teratur
14,4%, sedangkan, di provinsi sumatera utara didapatkan 68,3% siklus yang
teratur dan 11,6% wanita dengan siklus tidak teratur.[4]
Faktor yang dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi yaitu kekurangan
atau kelebihan berat badan, stres secara emosional atau melakukan kegiatan fisik
secara berlebihan.[5] Pada wanita dengan indeks massa tubuh yang terlalu tinggi
(overweight atau obesitas) atau terlalu rendah (underweight), rerata panjang siklus
semakin meningkat.[6] Berdasarkan dari penelitian Juliana Sari Harahap[4] di
dapatkan bahwa menurut World Health Organization (WHO) menyebutkan
bahwa massa tubuh yang berada diatas ataupun dibawah batas normal di
hubungkan dengan siklus yang tidak teratur.
Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (riskesdas)[7] prevalensi nasional
obesitas umum pada penduduk umur 15 tahun adalah 10,3%. Berdasarkan
perbedaan menurut jenis kelamin menunjukkan, bahwa prevalensi nasional
obesitas umum pada laki-laki umur 15 tahun adalah 13,9%, sedangkan
prevalensi nasional obesitas umum pada wanita umur 15 tahun adalah
23,8%.prevalensi nasional obesitas sentral pada penduduk umur 15 tahun adalah
18,8%.
6
METODE
Penelitian ini menggunakan metode observational analitik, dengan pendekatan
cross sectional (potong lintang) untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh
dan lingkar perut dengan gangguan siklus menstruasi. penelitian ini dilakukan
pada Siswi SMA Negeri 5 Palu yang berjumlah 105 orang berdasarkan kriteria
inklusi dan ekslusi dengan menggunakan teknik pengambilan sampel probability
sampling yaitu stratified random sampling.
variabel dalam penelitian ini yaitu indeks massa tubuh dan linggkar perut
sebagai variabel bebas dan ganggaun siklus menstruasi sebagai variabel terikat.
instrumen pada penelitian ini menggunakan mikrotoise dan timbangan injak untuk
pengukuran tinggi badan dan berat badan dalam memperoleh data indeks massa
tubuh, untuk data lingkar perut menggunakan pita pengukur sedangkan untuk data
gangguan siklus menstruasi menggunakan kuisioner.
Pengolahan data dilakukan secara bertahap berupa editing, coding, tabulating,
dan entry data. Lebih lanjut, data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan
program statistical product anf service solution (SPSS). Analisis data dilakukan
secara univariat, bivariat dengan uji chi-square (=0,05) .
HASIL
1. Analisis Univariat
Analisis univariat yaitu dilakukan terhadap masing-masing variabel dan
disajikan secara deskriptif.
7
Berdasarkan dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 105 responden,
paling banyak responden mempunyai lingkar perut normal yaitu berjumlah
91 Siswa atau 86,7%, sedangkan untuk kelompok responde lingkar perut
yang berlebih atau obesitas yaitu berjumlah 14 Siwa atau 13,3%.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yaitu untuk mencari besar hubungan pada masing-masing
variable bebas dan variable terikat dengan menggunakan uji Chi square.
A. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Gangguan Siklus Menstruasi
Hasil analisis hubungan antara indeks massa tubuh dengan gangguan
siklus menstruasi yaitu diperoleh data bahwa pasien dengan indeks massa
tubuh kurang yaitu berjumlah 8 Siswi, dimana diantaranya 6 orang yang
9
PEMBAHASAN
1. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Gangguan Siklus Menstruasi
Berdasarkan dari hasil analisis data dengan program komputer SPSS
menggunakan uji korelasi chi-square diperoleh bahwa adanya hubungan
antara indeks massa tubuh dengan gangguan siklus menstruasi. Hal ini
didasarkan pada nilai p < nilai yaitu p = 0,000. Hal ini menunjukan bahwa
terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan gangguan siklus
menstruasi pada Siswi SMA Negeri 5 Palu.
Penelitian ini didukung dengan penelitian sebelumnya yaitu dilakukan oleh
Felicia et al.[9] Hasil uji statistic menunjukkan ada hubungan yang bermakna
antara status gizi dengan siklus menstruasi pada remaja putri di PSIK FK
Unsrat Manado dengan p value sebesar 0,000. Berdasarkan hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa dari 67 responden, ada 9 responden (33,3%)
yang memiliki status gizi kurus dengan siklus menstruasi teratur, 6 responden
(20,7%) yang memiliki status gizi normal dengan siklus menstruasi tidak
teratur, dan 2 responden (18,2%) yang memiliki status gizi gemuk dengan
siklus menstruasi teratur. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pratiwi[8] Dari hasil uji statistic menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
antara status gizi dengan keteraturan siklus menstruasi denga p value sebesar
0.003.
Menurut Jumiatum[10] bahwa, seorang wanita yang mengalami kekurangan
maupun kelebihan gizi akan berdampak pada penurunan fungsi hipotalamus
yang tidak memberikan rangsangan kepada hipofisa anterior untuk
11
KESIMPULAN
1. Adanya hubungan bermakna antara indeks massa tubuh dengan gangguan
siklus menstruasi pada Siswi SMA Negeri 5 Palu.
2. Adanya hubungan bermakna antara lingkar perut dengan gangguan siklus
menstruasi pada Siswi SMA Negeri 5 Palu.
SARAN
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat lebih memahami tentang
kesehatan reproduksi remaja khususnya siklus menstruasi dengan cara
membaca buku atau mencari info yang up-date dari berbagai sumber sehingga
dapat memberikan solusi yang tepat apabila menemui kasus gangguan siklus
mentruasi yang tidak hanya dipengaruhi oleh status gizi.
2. Bagi Remaja
Diharapkan remaja harus mulai mengenal diri dan tubuhnya serta
perubahan perubahan tubuh dengan cara mencatat siklus menstruasi setiap
bulannya. Dapat menjaga berat badan agar dapat mengurangi dampak dari IMT
yang berlebih atau kurang terhadap siklus menstruasi.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Norwitz ER, Schorge JH. At A Glance Obstetri Dan Ginekologi. Edisi 2.
Erlangga: Surabaya; 2007
2. Karout N, Hawai S, Altuwajri S. Prevalence And Patterm Of Menstrual
Disorder Among Lebanese Nursing Student. EMHJ. 2012; 18(4)
3. Suparman E. Prmenenstrual Syndrome. EGC: Jakarta; 2011
4. Harahap JS. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Siklus Menstruasi Pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010,
2011 Dan 2012. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2013
5. Brown P, Spencer RF. Menopouse. Erlangga: Surabaya; 2007
6. Prawihardjo S. Ilmu Kandungan. Edisi 3. PT Bina Pustaka: Jakarta; 2014
7. Riskesdas. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional.
BPDPK RI: Jakarta; 2007
8. Pratiwi A. Hubungan Status Gizi Dengan Keteraturan Siklus Menstruasi
Siswi SMA Negeri 1 Mojolaban Universitas Sebelas Maret:Surakarta; 2011
9. Felicia, Hutagaol E, Kundre R. Hubungan Status Gizi Dengan Siklus
Menstruasi Pada Remaja Putri Di PSIK FK Unsrat Manado. Ejournal
Keperawatan (E-Kp). 2015; vol. 3, no.1.
10. Jumiatum. Hubungan Status Gizi Dengan Siklus Menstruasi Pada
Mahasiswa Akademi Kebidanan Uniska Kendal. J.Ilmu Kesehatan. 2013; Vol
4 No 1.
14
11. Rofiq HS. Persentase Lemak Tubuh Dan Lingkar Pinggang Sebagai Faktor
Risiko Bagi Ketidakteraturan Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri. Studi Di
SMA Negeri 3 Semarang. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro;
2009
12. Rakhmawati A. Hubungan Obesitas Dengan Kejadian Gangguan Siklus
Menstruasi Pada Wanita Dewasa Muda. Unversitas Diponegoro: Semarang;
2012