Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Diagnosis dan penanganan rehabilitasi medik pada anak dengan

Attention Deficit Hyperactivity Disorder

Bayu D. Susanto
Lidwina S. Sengkey

Program Studi Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi - RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Email: bayumenado@gmail.com

Abstract: Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) is one of the most common
childhood disorders and can continue through adolescence and adulthood. The average age of
onset is 7 years old. Symptoms in children is characteriterized by inattention, hyperactivity
and impulsivity, or a combination of these symptoms, which compromise basic daily functions
such as learning to read and making friends. ADHD is a complex disorder of impairment of
brain functions, associated with low rates of high-school graduation and completion of
postsecondary education as well as poor peer relationships, even when it is appropriately
managed, leading to high economic and social burdens. In many cases, it is accompanied by
one or more serious psychiatric comorbidities. In practice, the diagnosis is often made in
children who meet some but not all of the criteria recommended in DSM-IV. According to
National Institute of Mental Health and professional organizations such as AACAP, the
management of children with ADHD is a comprehensive, multidisciplinary and multimodal
approach. The managerial team of children with ADHD involves medical rehabilitation
specialists, physiatrists with occupational therapiests, psychologists, social workers, parents,
teachers, care givers, and environment.
Keywords: ADHD, inattention, hyperactivity, impulsivity, rehabilitation medicine

Abstrak: Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah adanya pola menetap dari
inatensi yang disertai hiperaktifitas dan impulsivitas, umumnya terjadi pada anak usia dini dan
usia sekolah. Gejala dapat diketahui sebelum usia 7 tahun dan dapat menetap sampai masa
remaja dan dewasa. ADHD dapat mengganggu fungsi dasar seorang anak, permasalahan
dalam hal belajar, dan kesulitan membina hubungan dengan teman. ADHD merupakan
gangguan yang kompleks dari fungsi otak yang menimbulkan masalah dalam pendidikan dan
sosial serta membutuhkan biaya yang cukup besar. Pada banyak kasus disertai oleh 1 atau
lebih masalah psikiatri yang serius. Kriteria diagnosis didasarkan pada Diagnostic and
Statistic Manual IV (DSM-IV). Sampai saat ini belum ada satu jenis terapi yang dapat diakui
untuk menyembuhkan anak dengan ADHD secara total. Berdasarkan National Institute of
Mental Health serta organisasi profesi lainnya di dunia seperti AACAP penanganan anak
dengan ADHD ialah dengan pendekatan komprehensif yang multidisiplin dan multimodal.
Penanganan pada anak dengan ADHD melibatkan multidisipliner ilmu termasuk dokter
spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi bersama tim termasuk psikolog, okupasi terapi,
sosial medik, orang tua, guru, care giver dan lingkungan.
Kata kunci: ADHD, inattention, hyperactivity, impulsivity, rehabilitation medicine

Attention deficit hyperactivity disorder dan dapat berlangsung sampai masa remaja
(ADHD) merupakan salah satu kelainan dan dewasa. Pada ADHD terjadi gangguan
perkembangan terbanyak pada masa anak perkembangan neural yang bersifat

157
158 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 3, November 2016, hlm.157-166

kompleks1 dengan gangguan pemusatan medik berupa terapi relaksasi, terapi


perhatian disertai hiperaktif. Kenyataannya, perilaku kognitif, sensori integrasi, terapi
ADHD tidak selalu disertai dengan snoezellen, serta terapi musik dan sosial
gangguan hiperaktif. Oleh karena itu, medik. Diperlukan penanganan medikasi
makna istilah ADHD di Indonesia, yang umum digunakan yaitu obat stimulan
lazimnya diterjemahkan menjadi Gangguan dan non stimulan, dan obat untuk memper-
Pemusatan Perhatian dengan/tanpa baiki fungsi fisik. Pengobatan dengan
Hiperaktif (GPP/H).1-4 ADHD memiliki psikoterapi termasuk terapi perilaku.
suatu pola yang menetap dari kurangnya Sangat diperlukan kerjasama orang tua,
perhatian dan atau hiperaktivitas, yang guru, dan caregiver dalam keberhasilan
lebih sering dan lebih berat bila penanganan anak dengan ADHD.1
dibandingkan dengan anak lain pada taraf
perkembangan yang sama. Biasanya Epidemiologi
didapatkan ciri-ciri ADHD ini pada dua ADHD merupakan gangguan neuro-
atau lebih situasi yang berbeda seperti di behavioral pada anak yang terbanyak,
rumah, di sekolah, dan di tempat kerja.1-3 mencakup sekitar 50% yang dirujuk ke
Anak dengan ADHD selalu memiliki tiga neurologis anak, neuropsikologis,
komponen ciri utama yang sama yaitu behavioral pediatrician, dan psikiatri
inattention, impulsivity, dan hyperactivity. 4 anak.5 Prevalensi gangguan ini sebesar
Penyebab pasti ADHD yang tampak 2,2% untuk tipe hiperaktif-impulsif, 5,3%
berlaku bagi semua gangguan belum untuk tipe campuran hiperaktif-impulsif
diketahui dan diduga penyebabnya ialah dan inatensi, serta 15,3% untuk ADHD tipe
disfungsi frontolimbik. Berbagai virus, zat- inatensi. ADHD terjadi pada 3-5% populasi
zat kimia berbahaya yang banyak dijumpai anak dan didiagnosis 2-16% pada anak usia
di lingkungan sekitar, faktor genetika, sekolah.6 Terdapat kecende-rungan ADHD
masalah selama kehamilan atau kelahiran, lebih sering terjadi pada anak laki-laki
atau apa saja yang dapat menimbulkan dibandingkan anak perempuan dengan
kerusakan perkembangan otak, berperan perbandingan 3 : 1.3,7
penting sebagai faktor penyebab ADHD
ini. Televisi, komputer, dan video game Etiopatofisiologi
mungkin mempunyai andil dalam
memunculkan atau memperberat gejala ini.3,9 Penyebab ADHD dipahami sebagai
Diagnosis anak dengan ADHD tidak disregulasi neurotransmiter tertentu di
mudah; kadang-kadang terdapat dua faktor dalam otak yang membuat seseorang lebih
normal yang salah didiagnosis. Tidak ada sulit untuk memiliki atau mengatur
satu tes untuk mendiagnosis anak secara stimulus internal dan eksternal. Beberapa
pasti mengingat gejala bervariasi, tergantung neurotransmiter, termasuk dopamin dan
usia dan lingkungan. Identifikasi dengan norepinefrin, memengaruhi produksi,
DSM IV memerlukan informasi dari pemakaian, pengaturan neuro-transmiter
keluarga orang tua, guru, pengasuh dan lain serta beberapa struktur otak.3,9
pemeriksaan dokter anak psikologi pertama Faktor-faktor yang mungkin berperan
kali dan dokter psikiatris.9,10 dalam terjadinya ADHD, yaitu:
Evaluasi yang penting sebelum 1. Faktor genetik: Mutasi gen pengkode
dilakukan penanganan mencakup neurotransmiter dan reseptor dopamin
neurological level, psychological level, (D2 dan D4) pada kromosom 11p
behavioural level, environment, task memegang peranan terjadinya ADHD,
performance, family dynamic, dan support.4 dalam hal ini reseptor D2 dan D4.11-13
Penanganan pada anak ADHD 2. Cedera otak: Telah lama diperkirakan
difokuskan untuk mengurangi gejala-gejala bahwa anak yang terkena ADHD
ADHD dan memperbaiki fungsi. mendapat cedera otak yang minimal dan
Penanganan dalam bidang rehabilitasi samar-samar pada sistem saraf pusatnya
Susanto, Sengkey: Diagnosis dan penanganan rehabilitasi medik ... 159

selama periode janin dan perinatalnya.6,9 penyandang ADHD terutama yang


3. Faktor neurokimiawi: Banyak neuro- tergolong ringan dengan anak normal yang
transmiter telah dihubungkan dengan sedikit lebih aktif dibanding anak yang
gejala defisit-atensi dan hiperaktivitas. lainnya. Tidak ada tes untuk mendiagnosis
Sebagian temuan berasal dari pemakaian secara pasti jenis gangguan ini, mengingat
banyak medikasi yang menimbulkan gejalanya bervariasi tergantung pada usia,
efek positif pada gangguan. Obat yang situasi, dan lingkungan.4 Hal ini
paling banyak diteliti dalam terapi menunjukkan ADHD merupakan suatu
gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas gangguan yang kompleks berkaitan dengan
ialah stimulan yang memengaruhi pengendalian diri dalam berbagai variasi
dopamin maupun norepinefrin. Stimulan gangguan tingkah laku.
meningkatkan katekolamin dengan Ciri-ciri ADHD muncul pada masa
mempermudah pelepasannya dan kanak-kanak awal, bersifat menahun, dan
menghambat ambilannya. Stimulan dan tidak diakibatkan oleh kelainan fisik yang
beberapa obat trisiklik, sebagai contoh, lain, mental, maupun emosional. Ciri utama
desipramine (Norpramine) menurunkan individu dengan gangguan pemusatan
3methoxy-4-hidroxyphenilglycol urin perhatian meliputi: gangguan pemusatan
(MHPG) yang merupakan metabolit dari perhatian (inattention), gangguan
norepinefrin. Clonidine (Catapres), suatu pengendalian diri (impulsivity), dan
agonis norepinefrin, berguna dalam gangguan dengan aktivitas yang berlebihan
mengobati hiperaktivitas. Obat lain yang (hiperactivity). Terdapat 3 subtipe ADHD,
menurunkan hiperaktivitas ialah obat yaitu:9,14
trisiklik dan dan inhibitor monoamin 1. Predominan hiperaktif-impulsif (ADHD/
oksidase (MAOI).10 HI): Simtom terbanyak (6) ialah
4. Struktur anatomi: Pemeriksaan brain kategori hiperaktif-impulsif; <6 simtom
imaging yang dilakukan pada anak inatensi.
dengan ADHD menunjukkan pengecilan 2. Predominan inatensi: Simtom terbanyak
volume otak yang bermakna pada (6) ialah kategori inatensi dan <6
korteks prefrontal dorsolateral, kaudatus, simptom dari hiperaktif-impulsif. Anak
palidum, korpus kalosum, dan sere- dengan subtipe ini kurang berperan atau
belum.12 Rapport et al. dari National mempunyai kesulitan bersama dengan
Institute of Mental Health meneliti anak anak lain. Mereka duduk tenang, tetapi
dengan ADHD menggunakan Magnetic tidak memberikan perhatian kepada apa
Resonance Imaging (MRI), menyatakan yang dilakukan. Orang tua mungkin
adanya pengecilan lobus prefrontal tidak memperhatikan simtom ADHD
kanan, nukleus kaudatus kanan, globus 3. Kombinasi hiperaktif-impulsif dan
palidus kanan, serta vermis dibanding- inatensi: 6 simtom inatensi dan 6
kan dengan anak tanpa ADHD.10 simtom hiperaktif-impulsif.
5. Faktor psikososial: Anak-anak dalam Kebanyakan anak dengan ADHD
institusi seringkali hiperaktif dan mempunyai tipe kombinasi.
memiliki rentan atensi rendah. Tanda
tersebut terjadi akibat adanya pemutusan Diagnosis
hubungan emosional yang lama, dan Kriteria diagnostik ADHD berdasarkan
gejala menghilang jika faktor pemutus DSM-IV ialah satu dari kriteria (1) atau (2)
dihilangkan, seperti melalui adopsi atau berikut: 9
penempatan di rumah penitipan.10 1. Gangguan pemusatan perhatian
(inatensi): 6 gejala inatensi berikut
Klasifikasi dan gejala klinik
2
telah menetap selama sekurang-
Seperti telah dikemukakan sebelumnya kurangnya 6 bulan bahkan sampai
bahwa tidak mudah untuk membedakan tingkat yang maladaptif dan tidak
160 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 3, November 2016, hlm.157-166

konsisten dengan tingkat perkembangan. luang secara tenang.


a. Sering gagal dalam memberikan e. Sering dalam keadaan siap bergerak/
perhatian pada hal yang detil dan pergi (atau bertindak seperti
tidak teliti dalam mengerjakan tugas digerakkan oleh mesin).
sekolah, pekerjaan atau aktivitas f. Sering bicara berlebihan.
lainnya. Gejala impulsivitas ialah sebagai berikut:
b. Sering mengalami kesulitan dalam g. Tidak sabar, sering menjawab
mempertahankan perhatian terhadap pertanyaan tanpa berpikir lebih
tugas atau aktivitas bermain. dahulu sebelum pertanyaan selesai.
c. Sering tampak tidak mendengarkan h. Sering sulit menunggu giliran.
apabila berbicara langsung. i. Sering menyela atau mengganggu
d. Sering tidak mengikuti instruksi dan orang lain sehingga menyebabkan
gagal menyelesaikan tugas sekolah, hambatan dalam lingkungan sosial,
pekerjaan sehari-hari, atau tugas di pendidikan, dan pekerjaan.
tempat kerja (bukan karena perilaku
menentang atau tidak dapat Beberapa gejala hiperaktif-impulsif
mengikuti instruksi). atau inatentif yang menyebabkan gangguan
e. Sering mengalami kesulitan dalam telah ada sebelum usia 7 tahun. Beberapa
menyusun tugas dan aktivitas. gangguan akibat gejala ada selama dua atau
f. Sering menghindari, membenci atau lebih situasi. Harus terdapat bukti jelas
enggan untuk terlibat dalam tugas adanya gangguan yang bermakna secara
yang memiliki usaha mental yang klinis dalam fungsi sosial, akademik, atau
lama (seperti tugas di sekolah dan fungsi pekerjaan. Gejala tidak semata-mata
pekerjaan rumah). selama perjalanan gangguan perkembangan
g. Sering menghilangkan atau ketinggalan pervasif, skizofrenia, atau gangguan
hal-hal yang perlu untuk tugas atau psikotik lain, dan tidak diterangkan lebih
aktivitas (misalnya tugas sekolah, baik oleh gangguan mental lain.9
pensil, buku ataupun peralatan) Kode berdasarkan tipe ialah sebagai
h. Sering mudah dialihkan perhatiannya berikut:9
oleh stimulasi dari luar. - 314.01 ADHD tipe kombinasi: jika
i. Sering lupa dalam aktivitas sehari- kriteria A1 dan A2 ditemukan selama 6
hari. bulan yang lalu.
2. Hiperaktivitas-impulsivitas: 6 gejala - 314.00 ADHD predominan tipe inatensi:
hiperaktivitas-impulsivitas berikut ini jika kriteria A1 ditemukan tetapi kriteria
telah menetap selama sekurang- A2 tidak ditemukan selama 6 bulan yang
kurangnya enam bulan sampai tingkat lalu.
yang maladaptif dan tidak konsisten - 314.01 ADHD predominan tipe
dengan tingkat perkembangan. hiperaktif-impulsif: jika kriteria A2
Gejala hiperaktivitas ialah sebagai ditemukan tetapi kriteria A1 tidak
berikut: ditemukan selama 6 bulan yang lalu.
a. Sering gelisah dengan tangan dan
kaki atau sering menggeliat-geliat di Kriteria diagnosis ADHD menurut
tempat duduk. DSM IV dan DSM IV-TR ini telah
b. Sering meninggalkan tempat duduk mengalami revisi melalui DSM V. Daftar
di kelas atau di dalam situasi yang gejala pada DSM V tidak berbeda dengan
diharapkan anak tetap duduk. DSM IV dan IV-TR. Perbedaan yang
c. Sering berlari-lari atau memanjat tampak ialah pada DSM V setelah
secara berlebihan dalam situasi yang dituliskan gejala akan diberikan beberapa
tidak seharusnya. contoh yang dapat muncul pada penderita
d. Sering mengalami kesulitan bermain ADHD, termasuk contoh gejala yang
atau terlibat dalam aktivitas waktu timbul pada masa remaja dan dewasa.
Susanto, Sengkey: Diagnosis dan penanganan rehabilitasi medik ... 161

Selain itu perbedaan ditunjukkan pada juga psikoedukasi kepada orang tua,
onset timbulnya gejala ADHD yang pengasuh serta guru yang sehari-hari
dimulai pada usia 12 tahun.9 berhadapan dengan anak tersebut.6
1. Medikamentosis: Cara ini dapat
Diagnosis banding10,15 mengontrol ADHD sampai 70-80%.
Dalam praktik sehari-hari, ADHD Obat yang merupakan pilihan pertama
sering kali memiliki gejala yang tumpang ialah obat golongan psikostimulan.
tindih dengan autism spectrum disorder Meskipun disebut stimulan, pada
(ASD) dan communication disorder - dasarnya obat ini memiliki efek yang
speech delayed. Pada penderita speech menenangkan pada penderita ADHD.4,5
delayed harus dipastikan ada tidaknya Yang termasuk stimulan antara lain:
gangguan pendengaran, retardasi mental amphetamine, dextroamphetamine dan
atau kurang stimulasi. Persamaan ADHD derivatnya. Pemberian obat psiko-
dengan ASD ialah adanya gangguan stimulan dikatakan cukup efektif
konsentrasi, tak mampu menunggu giliran, mengurangi gejala-gejala ADHD.6 Obat
meminta sesuatu dengan cara non-verbal, ini memengaruhi sistem dopaminergik
kurang peduli dengan lingkungan dan bila atau sirkuit noradrenergik korteks lobus
marah sulit ditenangkan.12 frontalis-subkortikal, meningkatkan
kontrol inhibisi dan memperlambat
Penatalaksanaan potensiasi antara stimulasi dan respon,
ADHD merupakan gangguan yang sehingga mengurangi gejala impulsif
bersifat heterogen dengan manifestasi dan tidak dapat menyelesaikan tugas.5
klinis beragam. Sampai saat ini belum ada Efek sampingnya ialah penarikan diri
satu jenis terapi yang dapat diakui untuk dari lingkungan sosial, fokus yang
menyembuhkan anak dengan ADHD secara berlebih, iritabel, sakit kepala, cemas,
total. Berdasarkan National Institute of sulit tidur, hilang nafsu makan, sindrom
Mental Health, serta organisasi profesi Tourette, serta munculnya tic.6,7
lainnya di dunia seperti American Academy 2. Diet: Meta-analisis menemukan bahwa
of Child and Adolescent Psychiatry menghindari pewarna makanan buatan
(AACAP), penanganan anak dengan dan bahan pengawet sintetik secara
ADHD dilakukan dengan pendekatan statistik bermanfaat mencegah terjadinya
komprehensif berdasarkan prinsip pendekatan gejala ADHD.15 Keseimbangan diet
yang multidisiplin dan multimodal.6 karbohidrat dan asam amino (triptophan
Tujuan utama penanganan anak sebagai serotonin substrate) juga dapat
dengan ADHD ialah:6 menjadi upaya lain.15 Belum ada bukti
Memperbaiki pola perilaku dan sikap bahwa pemanis buatan seperti aspartam
anak dalam menjalankan fungsinya memperburuk ADHD.15
sehari-hari terutama dengan memper- 3. Rehabilitasi medik: Mengembangkan
baiki fungsi pengendalian diri. kemampuan fungsio-nal dan psikologis
seorang individu dan mekanismenya
Memperbaiki pola adaptasi dan
sehingga dapat mencapai kemandirian
penyesuaian sosial anak sehingga
dan menjalani hidup secara aktif.
terbentuk kemampuan adaptasi yang
lebih baik dan matang sesuai dengan
Penanganan rehabilitasi medik pada
tingkat perkembangan anak.
anak dengan ADHD
Berdasarkan prinsip pendekatan yang Terapi okupasi
multidisiplin dan multimodal ini maka Terapi okupasi terdiri dari terapi
terapi yang diberikan dapat berupa obat,6,14 relaksasi, terapi perilaku kognitif (cognitive
diet,14 latihan,14 terapi perilaku, terapi behavior therapy), terapi sensori integrasi,
kognitif dan latihan keterampilan sosial; terapi snoezellen, dan terapi musik.16
162 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 3, November 2016, hlm.157-166

Terapi relaksasi adalah terapi yang partisipasi aktif pasien dan bersifat
menggunakan kekuatan pikiran dan tubuh individual melalui aktivitas yang bertujuan
untuk mencapai suatu perasaan rileks. melibatkan stimulasi sensorik untuk
Terapi relaksasi bertujuan untuk dapat perbaikan organisasi dan proses neurologis.
mengontrol ansietas, stres, ketakutan dan Terapi snoezellen20,22 dilakukan untuk
ketegangan, memperbaiki konsentrasi, memengaruhi sistem saraf pusat melalui
meningkatkan kontrol diri, meningkatkan pemberian rangsangan yang cukup pada
harga diri dan kepercayaan diri, serta sistem sensori primer (penglihatan,
meningkatkan kreativitas.18 pendengaran, peraba, perasa lidah,
Terapi perilaku kognitif bertujuan penciuman) dan juga pada sistem sensori
untuk mengubah perilaku seseorang dengan internal (vestibular dan proprioseptif).
mengubah pemikiran dan persepsi terutama Dalam bahasa Belanda kata snoezellen
pola berpikirnya. Terapi perilaku berfokus merupakan gabungan dari 2 kata, yaitu:
untuk mengurangi respon kebiasaan snufflen yang berarti eksplorasi aktif dan
(seperti marah, takut, dan sebagainya) doezelen yang berarti relaksasi atau pasif.
dengan cara mengenal situasi atau stimulus. Tujuan terapi snoezellen pada anak ADHD
Terapi ini melatih kemampuan berpikir, ialah:
menggunakan pendapat dan membuat - Anak mampu konsentrasi dan atensi
keputusan, dengan fokus memperbaiki terhadap satu stimulus
defisit memori, konsentrasi dan atensi, - Anak mampu rileks secara psikis
persepsi, proses belajar, membuat rencana, sehingga mengurangi perilaku impulsif
serta pertimbangan. Pada anak-anak, terapi - Anak mampu memberikan reaksi yang
ini memerlukan dukungan penuh dari orang tepat terhadap lingkungan
tua atau anggota keluarga lain. Intervensi - Anak mampu melakukan kontak dengan
pada terapi ini juga harus menarik seperti orang lain
menggunakan media gambar kartun, role - Anak punya rasa percaya diri
play, menggunakan bahasa menarik sesuai - Anak mampu mengeksplorasi
usianya, media latihan yang menyenangkan lingkungan
dan penuh warna. Bentuk lain dari - Anak mampu rileks secara fisik yang
intervensi ini dapat juga berupa metode self ditandai dengan penurunan muscle
recording.19 tension
Terapi sensori integrasi bertujuan Ruangan snoezellen khusus dirancang
untuk meningkatkan kemampuan proses untuk memberi stimulasi pada berbagai
sensoris dengan cara: sensasi, menggunakan efek lampu/cahaya,
- Mengembangkan modulasi sensoris warna, musik, wangi-wangian dan
yang berhubungan dengan atensi dan sebagainya. Kombinasi dari bahan berbeda
kontrol perilaku pada dinding dieksplorasi menggunakan
- Mengintegrasikan informasi sensoris sensasi taktil, dan pada lantai disesuaikan
untuk membentuk skema persepsi baik untuk merangsang sensasi keseimbangan.
sebagai dasar ketrampilan akademis, Idealnya, snoezellen merupakan terapi yang
interaksi sosial dan kemandirian tidak diarahkan dan dapat bertahap
fungsional. memberikan pengalaman multi sensorik
- Fokus terapi diarahkan untuk atau fokus pada 1 sensorik saja, secara
memunculkan motivasi intrinsik anak sederhana melalui adaptasi terhadap
untuk bermain interaktif dan bermakna. lampu/cahaya, atmosfer, suara, dan tekstur
Terapi sensori integrasi memberikan kepada kebutuhan spesifik pasien.
stimulasi sensori dan interaksi fisik untuk Lingkungan snoezellen memberikan
dapat meningkatkan integrasi sensori dan stimulasi langsung dan tidak langsung dari
peningkatan kemampuan belajar dan modalitas sensorik dan dapat digunakan
perilaku. Terapi ini merupakan terapi secara individu atau berkelompok untuk
modalitas yang kompleks dan memerlukan memberikan pendekatan sensorik.
Susanto, Sengkey: Diagnosis dan penanganan rehabilitasi medik ... 163

Peralatannya disesuaikan dengan tiap-tiap teratur dapat menstimulasi dan


anak ADHD:20,22 mengorganisasikan respon otot untuk
Stimulasi visual: serat optik semprot, menimbulkan rasa rileks.
proyektor dengan gambar. Keterampilan komunikasi: Efektif untuk
Stimulasi pendengaran (suara): kaset menstimulasi dan memotivasi bicara,
relaksasi, getaran suara dari peralatan serta memberi ruang untuk komunikasi
musik. non-verbal.
Olfaktori (bau): aroma terapi dapat Keterampilan sosial: Memberi kesem-
mengurangi tingkat kecemasan. patan untuk orang dengan disabilitas
Gustatori (rasa): setiap zat makanan perkembangan untuk berinteraksi dan
menyediakan rasa yang berbeda atau bekerja sama dengan orang lain.
tekstur. Keterampilan emosional: Musik mem-
Stimulasi taktil (sentuhan): bantal dan beri kesempatan untuk mengekspresikan
kasur dengan vibrasi, kain bertekstur. dan merasakan berbagai emosi.
Rangsangan proprioseptif dan vestibular Keinginan untuk berpartisipasi pada
(gerakan): kursi goyang, rocking horses. musik dapat membantu untuk
mengontrol emosi yang meledak-ledak,
Terdapat beberapa macam ruang snoezellen mengubah mood, serta dapat mencapai
yang ditata dengan tujuan yang berbeda efek positif dari harga diri.
contohnya:20,22
Ruang relaksasi: Ruang ini dipenuhi Terapi psikologi13,15,16
dengan warna yang lembut dan tidak Psikoterapi yang diberikan pada
mencolok, lagu-lagu lembut atau musik penderita ADHD termasuk dalam pelatihan
relaksasi, pemberian aroma ruangan kepada orang tua untuk memperbaiki
dengan aroma yang lembut, .ampu lingkungan di sekitar rumah dan sekolah.
penerangan yang lembut Terdapat berbagai pendekatan psikoterapi
Ruang aktivitas/adventure: Ruangan ini yang dapat dilakukan oleh seorang
dipenuhi dengan warna-warna yang psikolog; penggunaannya tergantung
mencolok, stimulasi visual yang kepada pasien dan simptomnya yang
dinamis, musik yang dinamis, dan alat- meliputi support groups, parent training,
alat permainan aktif dan social skills training.
Ruang natural: Ruangan alami seperti Memperbaiki lingkungan di sekitar
kebun bunga/taman, kolam ikan/ rumah dan sekolah dapat memperbaiki
akuarium, terdapat pasir, tanah, dan air perilaku anak dengan ADHD, namun
kendalanya ialah orang tua dari anak
Terapi musik merupakan terapi efektif ADHD memperlihatkan kekurangan yang
dan alat edukasi untuk anak dengan ADHD sama terhadap diri mereka sendiri,
sehingga dapat mempengaruhi perubahan sehingga mereka tidak dapat cukup
keterampilan yang penting pada gangguan membantu anaknya dengan kesulitannya.
belajar atau perilaku. Terapi musik Intervensi pendidikan yang berbeda untuk
mencakup beberapa hal, yaitu:23 orang tua disebut sebagai parent
Keterampilan kognitif: Musik dapat management training. Teknik ini meliputi
menstimulasi dan memfokuskan atensi operant conditioning yaitu sebuah aplikasi
dan terutama untuk orang yang tidak rewards untuk suatu perilaku yang baik dan
respon dengan intervensi lain. Seluruh hukuman untuk perilaku yang buruk.
intervensi terapeutik akan terstruktur Manajemen di dalam kelas (edukasi
dengan musik, untuk mempertahankan kepada guru) dilakukan sama dengan
atensi. parent management training yaitu guru
Keterampilan fisik: Terdapat bukti diajari tentang ADHD dan teknik untuk
ilmiah yang menunjukkan bahwa ritme memperbaiki perilaku yang diaplikasikan
164 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 3, November 2016, hlm.157-166

di ruangan kelas. Strategi yang digunakan Seringkali, anak dengan ADHD


meliputi peningkatan penyusunan aktivitas mendapatkan keuntungan lebih dari metode
di kelas atau daily feedback. mengajar satu-satu atau pengajaran dalam
kelompok kecil. Rutinitas kelas harus
Terapi sosial medik diprediksi dan hanya satu tugas yang
Penanganan ADHD dalam peran sosial diberikan kepada anak pada suatu
medik difokuskan pada bantuan perorangan waktu.17,18,25 Rutinitas di rumah juga harus
dan keluarga yang kesulitan dalam terstruktur dengan baik dan teratur.
penyesuaian diri dan pelaksanaan fungsi- Keluarga harus menghindari keramaian,
fungsi sosial diakibatkan oleh kondisi- supermarket, dan pusat perbelanjaan besar
kondisi yang disfungsi. Terapi ini berkaitan yang dapat memberikan terlalu banyak
dengan usaha untuk menjangkau dan stimulasi bagi anak. Kelelahan juga harus
memanfaatkan sumber dalam pemecahan dihindari ketika anak menjadi tak terkontrol
masalah social dengan tujuan pelayanan dan hiperaktivitas meningkat ketika anak
untuk sosialisasi dan pengembangan, menjadi lelah.16,17 Saran dari psikiater,
penyembuhan, pemberian bantuan, dokter anak dan social worker diperlukan
rehabilitasi dan perlindungan sosial, serta dalam kasus-kasus individual karena
pemberian informasi dan nasehat.24 mungkin ada kebutuhan untuk penempatan
sekolah khusus atau program khusus untuk
Terapi perilaku modifikasi perilaku. Anak yang cerdas juga
Strategi spesifik yang dapat dilakukan dapat ditempatkan dalam program sekolah
untuk terapi perilaku ini ialah:7 normal. Obat jarang diindikasikan kecuali
Reward system (anak diberikan hadiah terdapt indikasi tertentu seperti hiperaktif
bila dapat menyelesaikan tugas atau atau ketidakstabilan suasana hati.17,18,25
berperilaku baik).
Time out (misal: anak yang memukul Prognosis17
adiknya dihukum duduk di pojok Perjalanan anak dengan ADHD
ruangan selama 5 menit). bervariasi; ada yang mengalami remisi,
Response cost (misal: anak dilarang tetapi ada juga yang menetap.
nonton TV bila tidak menyelesaikan 1. Persisten atau menetap: Pada 40-50%
PR). kasus, gejala akan persisten hingga masa
Token economy (anak mendapatkan remaja atau dewasa.9,10 Gejala akan
bintang bila menyelesaikan tugas dan lebih cenderung menetap jika terdapat
kehilangan bintang bila berjalan-jalan riwayat keluarga, peristiwa negatif
di kelas. Jumlah bintang menentukan dalam hidupnya, komorbiditas dengan
reward yang diterima). gejala-gejala perilaku, depresi dan
Penting pula ditekankan bahwa gangguan cemas. Pada beberapa kasus,
dukungan orang tua sangat menentukan hiperaktivitas akan menghilang, tetapi
suksesnya terapi sehingga terapi perilaku tetap mengalami inatensi dan kesulitan
ini disertai dengan edukasi dan pelatihan mengontrol impuls (tidak hiperaktif,
pasien serta keluarganya. tetapi impulsif dan ceroboh). Anak ini
rentan dengan penyalahgunaan alkohol
Modifikasi lingkungan dan narkoba, kegagalan di sekolah, sulit
Anak-anak dengan ADHD tidak mempertahankan pekerjaan, serta
beradaptasi dengan baik untuk mengubah cenderung melakukan pelanggaran
dan tidak berfungsi dengan baik dalam hukum.
lingkungan yang sangat memberikan 2. Remisi: Pada 50% kasus, gejalanya akan
banyak stimulasi. Di sekolah, mereka harus meringan atau menghilang pada masa
ditempatkan di barisan depan sehingga remaja atau dewasa muda. Biasanya
mereka dapat lebih memperhatikan guru. remisi terjadi antara usia 12 hingga 20
Susanto, Sengkey: Diagnosis dan penanganan rehabilitasi medik ... 165

tahun. Gejala yang pertama kali 4. Sugiarmin M. Bahan ajar anak dengan
memudar ialah hiperaktivitas dan yang attention defisit hyperactivity
paling terakhir ialah distractibility. disorder. PBL, 2007; p. 1-5.
a. Remisi total: Anak yang mengalami 5. Shaywitz B, Fletcher J, Shaywitz S.
remisi total akan memiliki masa remaja Attention deficit hyperactivity
disorder. In: Swiman K, Ashwal S,
dan dewasa yang produktif, hubungan editors. Pediatric Neurology
interpersonal yang memuaskan, dan Principles and Practice (3rd ed). St
memiliki gejala sisa yang sedikit. Louis: Mosby, 1999; p. 585-94.
b. Remisi parsial: Pada masa dewasanya, 6. Wiguna T. Apakah anak dengan gangguan
anak dengan remisi parsial mudah pemusatan perhatian/hiperaktivitas
menjadi antisosial, mengalami (GPPH) memerlukan obat? In:
gangguan mood, sulit mempertahankan Pusponegoro H, Widodo D,
pekerjaan, mengalami kegagalan Mngunadmaja I, penyunting. A
disekolah, melanggar hukum, dan Journey to Child Neurodevelopmental
menyalahgunakan alkohol serta application in daily practice. Jakarta:
IDAI Cabang Jakarta, 2010; p. 137-
narkoba.
46.
7. Bahtera T. Manajemen penderita gangguan
Simpulan perhatian dan hiperaktivitas. In:
Attention deficit hyperactivity disorder Purwanti A, Mexitalia, Wistiani,
(ADHD) adalah adanya pola menetap dari Mellyana O, penyunting. Symposium
inatensi yang disertai hiperaktifitas dan dan Workshop Early Detection on
impulsivitas, umumnya terjadi pada anak Neurodevelopmental Disorders.
usia dini dan usia sekolah, dan dapat menetap Semarang: Badan Penerbit UNDIP,
sampai masa remaja dan dewasa. ADHD 2007; p. 29-35.
8. Visser SN, Bitsko RH, Danielson ML,
dapat mengganggu fungsi dasar seorang
Ghandour RM, Blumberg SJ,
anak, permasalahan dalam hal belajar, dan Schieve LA, et al. Treatment of
kesulitan membina hubungan dengan teman. Attention Deficit/Hyperactivity
Kriteria diagnosis didasarkan pada Disorder among Children with
Diagnostic and Statistic Manual IV (DSM- Special Health Care Needs, J Pedriatr.
IV). Sampai saat ini belum ada satu jenis 2015;166(6):1344-6.
terapi yang dapat diakui untuk menyem- 9. American Psychiatric Association. Diagnostic
buhkan anak dengan ADHD secara total. and Statistical Manual of Mental
Berdasarkan National Institute of Mental Disorders (4th ed.). Washington, DC:
Health serta organisasi profesi lainnya di American Psychiatric Publishing, 1994.
dunia seperti AACAP penanganan anak 10. American Psychiatric Association. Diagnostic
and Statistical Manual of Mental
dengan ADHD ialah dengan pendekatan Disorders (5th ed.). Washington, DC:
komprehensif yang multidisiplin dan American Psychiatric Publishing, 2013;
multimodal. p. 59-65.
11. Roger WJ. Attention deficit hyperactivity
DAFTAR PUSTAKA disorder. In: Howlin P, Udwin O,
editors. Outcomes in neuro-
1. New York State of Opportunity: Office of
developmental and genetic disorders.
Mental Health, 2016: p. 1-10.
New York: Cambridge University
2. Carpenter R, Reddi B. Neurophysiology: A
Press, 2002.
Conceptual Approach (5th ed).
12. Antshel KM, Macias MM, Barkley RA.
Florida: CRC Press, 2012; p. 77-274.
The Child with Attention Deficit
3. Wiguna T. Gangguan pemusatan perhatian
Hyperactivity Disorder. In: David
dan hiperaktivitas (GPPH). In: Elvira
RB, editor. Clinical Pediatric
SD, Hadisukanto G, editors. Buku
Neurology. New York; Demos
Ajar Psikiatri. Jakarta: Fakultas
Medical; 2009.
Kedokteran Universitas Indonesia,
13. Wikipedia. Attention deficit hyperactivity
2010; p. 441-54.
166 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 8, Nomor 3, November 2016, hlm.157-166

disorder. Available from: http: Adolescents. New Jersey: John Wiley


//en.wikipedia.org/wiki/Attention- and Son, 2008.
deficit_hyperactivity_ disorder_.2010. 20. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran
14. Pediatric Attention Deficit Hyperactivity Fisik dan Rehabilitasi Indonesia.
Disorder. Available from: http: Layanan kedokteran fisik dan
//emedicine.medscape.com/article/91 rehabilitasi. Jakarta: PB Perdosri,
2633-overview. 2013; p. 186-90.
15. Mental help. ADHD Attention deficit 21. Waiman E, Soedjatmiko, Gunardi H,
hyperactivity disorder. Available Sekartini R, Endyarni B. Sensori
from: http://www.mentalhelp. integrasi: dasar efektivitas dan terapi.
net/poc/view_doc.php?type=doc&id= Sari Pediatri. 2011;13:129-32.
13871&cn=3. 2007. 22. Challenor YB, Borkow RB. Central
16. Chu S, Reynolds F. Occupational therapy nervous system plasticity and
for children with attention deficit cognitive remediation. Boston:
hyperactivity disorder (ADHD), Part Butterworth Heinemann, 1996.
1: a delineation model of practice. Br 23. Coleman K, King B. Music therapy and
J Occup Ther. 2007;70(9):372-83. developmental disabilities. Available
17. Tamin TZ. Relaxation therapy. In: from: http: //www.preludemusic
Workshop Relaxation Therapy. therapy. com/dd.html. 1996.
Manado: Perdosri, 2007. 24. Angliadi LS, Sengkey L, Gessal J, Mogi
18. Wiguna T. Gejala, latar belakang ThI. Ilmu Kedokteran Fisik dan
permasalahan dan kebutuhan anak Rehabilitasi, 2006; p. 33.
dengan GPPH dan spektrum autistik. 25. Swan K, Ho V, Tazkarji B, Auten B.
In: Buku Prosiding Simposium Sehari Management of ADHD in Preschool-
Kesehatan Jiwa. Jakarta. IDI, 2007; p. Aged Children. Gainesville, Florida:
68-71. University of Florida Health Science
19. Hersen M, Gross AM. Handbook of Center Libraries, 2013.
Clinical Psychology, Children and

You might also like