Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Marine Fisheries ISSN 2087-4235

Vol. 3, No. 2, November 2012


Hal: 123-128

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERIKANAN


TANGKAP DALAM RANGKA PENGEMBANGAN INDUSTRIALISASI
PERIKANAN LAUT

The Development of Capture Fisheries Management Information System in


Relation to the Development of Marine Fisheries Industrialization

Oleh:

John Haluan1*, Eko sri Wiyono1, Rikhie Supriyadi2

1 Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
1 Alumni Program studi Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, FPIK, Institut Pertanian Bogor

* Korespondensi: haluan@gmail.com

Diterima: 23 Mei 2012; Disetujui: 28 Agustus 2012

ABSTRACT
Developing capture fisheries management information system needs a Management
Information System (MIS) which could support various aspects within an integrated and holistic
system to gain better access of information on Marine Fisheries Industrialization in Indonesia. The
objectives of the research are to investigate the management information system in lobster
fisheries and develop management infomation system to support marine fisheries industrialization.
This research implemented integrated approach information system for holistic system application.
Applies a systems approach that takes into account the system as a whole integrated information
for each activity or application. The system limits on the development of the lobster fishery in PPN
Palabuhanratu. The technology used for processing the data and information on the lobster fishery
is a computerized information technology. Analysis of system requirements derived from the fishing
company, fishermen and stakeholders. Establishing the design of information systems in the
lobster fisheries at PPN Palabuhanratu by identifying the real system, preparation of the scheme,
providing menus, preparation of the logical flow of programs and computer applications. With the
establishment of fisheries information management system will facilitate information services more
quickly and accurately.
Key words: capture fisheries, industrialization, management information system (MIS),

ABSTRAK
Pengembangan sistem informasi manajemen perikanan tangkap dalam rangka
pengembangan industrialisasi perikanan laut sudah mempunyai dasar hukum Undang-Undang
Republik Indonesia No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, tertera pada Bab VI: Sistem Informasi
dan Statistik Perikanan, pasal 46: (1) Pemerintah menyusun dan mengembangkan sistem
informasi dan data statistik perikanan serta menyelenggarakan pengumpulan, pengolahan,
analisis, penyimpanan, penyajian, dan penyebaran data potensi, sarana dan prasarana, produksi,
penanganan, pengolahan dan pemasaran ikan, serta data social ekonomi yang terkait dengan
pelaksanaan pengelolaan sumberdaya ikan dan pengembangan sistem bisnis perikanan.
(2)Pemerintah mengadakan pusat data dan informasi perikanan untuk menyelenggarakan system
informasi dan data statistic perikanan.; pasal 47: (1) Pemerintah membangun jaringan informasi
perikanan dengan lembaga lain, baik di dalam maupun di luar negeri., (2) Sistem informasi dan
data statistic perikanan harus dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh seluruh pengguna data
124 Marine Fisheries 3 (2): 123-128, November 2012

statistic dan informasi perikanan. Pengembangan sistem informasi manajemen perikanan


tangkap perlu suatu Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang dapat menunjang berbagai aspek
dan elemen dalam suatu sistem yang holistik dan terintegrasi untuk mencapai tujuan meningkatkan
akses informasi IPTEKS-Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam Pelaksanaan Program
Pengembangan Industrialisasi Perikanan Laut di Indonesia.
Kata kunci: Perikanan tangkap, industrialisasi, sistem manajemen informasi

PENDAHULUAN Salah satu sektor perikanan tangkap


yang produktif adalah perikanan lobster yang
Indonesia dengan kekayaan potensi tergolong ekonomis penting. Lobster
perikanan yang dikandungnya memerlukan merupakan salah satu marga dari family
cara penanganan tersendiri sehingga dapat Palinuridae yang terdiri atas 49 spesies lobster
dimanfaatkan secara optimal. Namun (Phillips et al., 1980) Perairan Indo-Pasifik barat
demikian, data dan informasi yang ada tentang terdapat 11 jenis udang karang dari marga
perkembangan potensi dan kelayakan untuk Panulirus dan 6 diantaranya terdapat di
pengelolaannya tidak tersedia secara akurat, Indonesia seperti Panulirus homarus, P
padahal sangat dibutuhkan sebagai dasar penicillatus, P.longipes, P polyphagus, P
dalam pengambilan kebijakan pengelolaan atau versicolor dan P ornatus (Moosa dan Aswandy
mengoreksi kebijakan yang sebelumnya. Pada 1984). Dalam tulisan ini akan dibahas
kondisi tersebut, data dan informasi terstruktur, mengenai penerapan sistim informasi
sistematis, dan mudah diakses menjadi hal manajemen dari perikanan lobster di
yang sangat penting. Palabuhanratu dalam menunjang industrialisasi
Undang-Undang Republik Indonesia perikanan laut. Tujuan dari penelitian ini adalah
Nomor 45 tahun 2009 tentang Perubahan Atas identifikasi sistem informasi menajemen
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan lobster serta membangun suatu
Perikanan pasal 46 ayat 1, pemerintah pusat sistim informasi dalam menunjang
dan pemerintah daerah menyusun dan industrialisasi perikanan laut.
mengembangkan sistem informasi dan data
statistik perikanan serta menyelenggarakan
pengumpulan, pengolahan, analisis, METODE
penyimpanan, penyajian, dan penyebaran data
potensi, pemutakhiran data pergerakan ikan, Penelitian dilaksanakan pada bulan April
sarana dan prasarana, produksi, penanganan, 2011 sampai dengan bulan Juli 2011. Tempat
pelaksanaan penelitian di Pelabuhan Perikanan
pengolahan dan pe masaran ikan, serta data
Nusantara Palabuhanratu.
sosial ekonomi yang berkaitan dengan
pelaksanaan pengelolaan sumberdaya ikan dan Metode penelitian yang dipergunakan
pengembangan sistem bisnis perikanan. dalam pengumpulan data adalah studi kasus
Sistim informasi manajemen dan wawancara langsung terhadap pimpinan
perusahaan, staf dan karyawan di PPN
dalam perikanan tangkap merupakan hal yang
Pelabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat.
sangat dibutuhkan terutama dalam pengelolaan
perikanan. Sistem informasi manajemen yang Proses pengembangan sistem informasi
dimaksud adalah sistem informasi manajemen berbasis komputer yang akan dikembangkan
(SIM) lengkap dengan perangkat keras dan ini mengikuti metode siklus hidup sistem.
perangkat lunaknya. Sistem Informasi Menurut McLeod (1993 ), tahapan siklus
Manajemen (SIM) atau Management hidup sistem dalam pengembangan sistem
Information Systems (MIS) merupakan aplikasi informasi berbasis komputer terdiri dari
sistem informasi manajemen di bidang tahapan perencanaan, analisis sistem,
perikanan selama ini cenderung bersifat parsial. rancang bangun, penerapan dan penggunaan.
Hal ini karena aplikasi sistem informasi Setiap tahapan dapat dibagi-bagi lagi menjadi
manajemen lebih banyak dilakukan oleh tahapan tahapan yang lebih rinci sehingga
kalangan pakar dalam lembaga yang telah dalam pelaksanaannya dapat lebih sistematis
mapan, dimana mereka cenderung melihat dan terencana. Tahapan-tahapan kerja yang
kebutuhan pemerintah dan pasar. Hal ini tidak dilakukan untuk komputerisasi sistem informasi
bisa dipungkiri, karena sebagian pakar ingin adalah sebagai berikut:
menunjukkan perannya kepada bangsa ini
untuk sektor-sektor yang dianggap lebih 1. Tinjauan lapang dan identifikasi sistem
produktif. dimaksudkan untuk melihat kondisi dan
masalah yang terjadi di lapangan. Teknik
yang digunakan pada tahapan ini yaitu
Haluan et al. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Perikanan Tangkap 125

dengan menggunakan teknik wawancara HASIL DAN PEMBAHASAN


langsung terhadap pimpinan perusahaan,
staf dan karyawan perusahaan. Pada Seluruh aktivitas penangkapan lobster di
wawancara tersebut ditanyakan mengenai PPN Palabuhanratu meliputi kegiatan
masalah-masalah yang ada pada sistem pembelian, kegiatan penjualan, kegiatan
yang sedang berjalan serta harapan- penanganan persediaan dan kegiatan
harapan yang diinginkan dalam penyajian pencatatan pembiayaan perusahaan. Laporan
informasi pengendalian produksi. Dengan tersebut digunakan sebagai informasi untuk
pendekatan ini diharapkan sistem informasi memantau dan mengevaluasi kinerja
yang dibangun dapat lebih memuaskan perusahaan. Hal yang sama dikatakan oleh
pengguna; Santoso et al. (2009) dalam kajiannya terhadap
pengembangan sistem sertifikasi berbasis
2. Tahapan analisis sistem dimaksudkan jaminan mutu dan ketahanan pangan produk
untuk menjelaskan sistem yang sedang udang ekspor, menyatakan bahwa
berjalan secara lebih detail, yaitu meliputi pengembangan sistem mempunyai tiga pilar
sumber data, pengguna informasi, input utama yaitu monitoring, pengujian dan
dan output pengguna informasi serta pengawasan. Pengolahan informasi dapat
mekanisme aliran informasi. Hal serupa dilakukan setelah seluruh data terkumpul.
juga dilakukan terhadap sistem yang akan Keterlambatan pada salah satu bagian
dibangun, yaitu dengan menetapkan tujuan- pelaksana operasional perusahaan akan
tujuan yang ingin dicapai, menetapkan menyebabkan keterlambatan seluruh sistem.
mekanisme serta kebutuhan-kebutuhan Penerapan sistem informasi manajemen dalam
sistem untuk mencapai tujuan tersebut. Alat pengelolaan suatu pelabuhan, merupakan
bantu yang digunakan pada tahapan ini salah satu strategi yang diharapkan dapat
adalah diagram arus data (DAD) dan membantu mewujudkan kinerja pelabuhan yang
algoritma sistem.; efektif dan efisien. Sam et al. (2011)
3. Tahapan Desain sistem dimaksudkan menyatakan bahwa penerapan strategi
untuk membuat dokumentasi sistem yang merupakan hal yang penting bagi suatu
lebih rinci lagi sehingga akan pelabuhan untuk mengembangkan competitive
mempermudah proses pengkodean advantage sehingga pelabuhan perikanan tidak
program komputer. Alat bantu yang hanya dapat bertahan, tetapi juga dapat
digunakan pada tahap ini adalah diagram memenangkan persaingan.
arus data (data flow diagram),pseudocode Proses produksi pada perusahaan
(structured English) serta algoritma lobster adalah sebagai berikut:
program;
1. Penerimaan produk dari pemasok berupa
4. Tahapan pengkodean program udang lobster, ikan dan produk perikanan
merupakan tahapan utama dari lainnya;
proses pengembangan sistem informasi
berbasis komputer. Pada tahapan ini 2. Proses penyortiran produk yang diterima
dilakukan pengkodean program komputer berdasarkan jenis, berat dan kondisi;
sehingga diperoleh suatu sistem aplikasi 3. Pembayaran dan pencatatan produk lobster
dari sistem informasi yang dibangun. atau ikan oleh bagian administrasi dan
Pada penelitian ini, bahasa yang keuangan;
digunakan adalah bahasa pemrograman
Visual Basic 6. 0 Enterprise for Windows; 4. Penampungan produk di perusahaan yang
disimpan dalam bak-bak penampungan
5. Tahapan pengujian dilakukan untuk dalam jangka waktu tertentu;
melihat ke-valid-an (kesesuaian dengan
keinginan pengguna) dari sistem aplikasi 5. Pemeliharaan produk lobster hidup dan ikan
yang dibangun. Pengujian dilakukan lainnya;
dengan menggunakan data historis 6. Pengepakan (packaging) lobster yang telah
perusahaan. Bila pada sistem aplikasi yang siap kirim dengan teknik pengepakan kering
dibangun masih belum valid, maka dan basah;
dilakukan perbaikan-perbaikan, sedangkan
bila sudah valid, maka sistem aplikasi siap 7. Pengiriman produk untuk para pelanggan
untuk diterapkan pada sistem; sesuai dengan jenis dan ukuran produk;
8. Pencatatan data produk yang diterima
pelanggan dan biaya penjualan produk.
126 Marine Fisheries 3 (2): 123-128, November 2012

Identifikasi sistem berisi data nama pemasok, alamat, nomor


telpon, tanggal mulai memasok dan jenis
Sistem informasi yang ada di PPN pasokan.
Palabuhanratu sudah menggunakan komputer
tetapi masih sebatas digunakan untuk 5. Data pembelian yang diperoleh dari bagian
pembuatan laporan dan pencatatan produk produksi. Data tersebut berupa kualitas,
serta hal-hal lain yang bersifat teknis. kuantitas, jenis produk, waktu pembelian,
Administrasi perusahaan banyak dilakukan pemasok dan biaya pengiriman.
dengan menggunakan arsip dokumentatif yang
6. Data inventaris fasilitas penunjang produksi
terdiri dari surat-surat (surat pembelian barang,
yang diperoleh dari bagian produksi. Data
surat penjualan barang dan surat jalan).
tersebut meliputi jenis, jumlah dan kondisi
Penyediaan informasi operasional dan kondisi
serta keterangan lain mengenai perangkat
perusahaan dalam rangka pelaksanaan
keras yang digunakan dalam proses
kegiatan manajerial perusahaan dengan
produksi.
spesifikasi data sebagai berikut :
7. Data kepegawaian yang diperoleh dari
1. Data produksi yang diperoleh dari bagian
bagian SDM dan Umum. Data tersebut
produksi. Data produksi tersebut berupa
meliputi jumlah, identitas dan keterangan
kualitas, kuantitas serta jenis produk yang
lainnya mengenai karyawan yang bekerja di
tersedia dan menjadi input bagi bagian
perusahaan.
pemasaran untuk melakukan kegiatan
pemasaran berikutnya. 8. Data biaya dikeluarkan oleh setiap bagian
manjerial perusahaan. Data ini meliputi
2. Data pelanggan yang diperoleh dari para
jumlah, waktu, kegunaan dan keterangan
pelanggan utama (perusahaan pengekspor
lainnya yang berkaitan dengan biaya
dan restoran) melalui pencatatan yang
operasional tiap bagian manajerial
dilakukan oleh bagian pemasaran. Data
perusahaan.
pelanggan tersebut terdiri dari kualitas,
kuantitas, ukuran, jenis produk dan
frekuensi pengiriman. Sub sistim pembelian
3. Data penjualan yang diperoleh dari bagian Menu utama sub sistim pembelian
pemasaran. Setelah transaksi dilakukan meliputi informasi mengenai pemasok,
data berupa kualitas, kuantitas, jenis produk transaksi jual beli, jurnal pembelian,
dan waktu pemasaran dan biaya pengiriman pengeluaran uang dan jurnal pengeluaran
disatukan dalam laporan penjualan. uang. Tampilan menu utama sub sistem
pembelian disajikan Gambar 2. Pada Gambar
4. Data pemasok yang diperoleh dari pemasok
3 dan 4 masing-masing merupakan contoh
melalui pencatatan yang dilakukan oleh
tampilan untuk form info perusahaan dan foto
bagian pembelian. Data pemasok tersebut
produk.

Gambar 1 Tampilan Form Menu Utama Subsistem Pembelian


Haluan et al. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Perikanan Tangkap 127

Gambar 2 Tampilan form info perusahaan

Gambar 3 Tampilan form foto produk lobster

Berdasarkan hasil pembentukan sistem (reproducing) dan pengkomunikasian


manajemen perikanan lobster menunjukkan (communicating) (Eriyatno, 1989). Menurut
bahwa pengelolaan basis data terdiri dari Davis (1991) basis data merupakan suatu
beberapa tahapan yaitu pengambilan data kumpulan data terhubung (irrelated data) yang
(classifying), penyusunan data (arranging), disimpan secara bersama-sama yang tidak
peringkasan data (summarizing), penghitungan perlu suatu kerangkapan data (controlled
(calculating), penyimpanan (storing), redundancy) dengan cara tertentu sehingga
pengambilan kembali (retrieving), repoduksi mudah untuk digunakan atau ditampilkan
128 Marine Fisheries 3 (2): 123-128, November 2012

kembali. Sedangkan sistem basis data adalah suatu sistem yang holistik dan terintegrasi
gabungan dari beberapa basis data (data base) untuk mencapai tujuan meningkatkan akses
dengan personal (brainware) baik sebagai informasi dalam Pelaksanaan Program
pengguna, perancang ataupun pengelola basis Pengembangan Industrialisasi Perikanan Laut
data, teknik (software) untuk merancang dan di Indonesia. Sistim informasi manajemen
mengelola basis data serta sistem komputer mempermudah usaha perikanan tangkap.
(hardware) untuk mendukungnya (Davis, 1991). Keberadaan data yang terkomputerisasi akan
Kelebihan dari Sistim Informasi Manajemen lebih mempermudah sistem
Perikanan Tangkap ini adalah :
1. Mempermudah dalam penyimpanan dan
pengolahan data; DAFTAR PUSTAKA
2. Keakuratan dan kecepatan informasi dalam Davis GB. 1991. Management Infromation
menganalisis data perikanan lobster; Systems: Conceptual foundations,
structure and development.McGraw-Hill
3. Dapat memprediksi tingkat produksi dari Kogakusha.Tokyo.
perikanan lobster, tingkat harga yang lebih
akurat dan cepat; Eriyatno. 1989. Analisa sistem industri
pangan.Pusat Antar Universitas pangan
4. Efektif dalam melakukan perencanaan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
pengembangan usaha perikanan lobster
baik untuk pasar ekspor maupun lokal; Mc Leod R. 1993. Sistem informasi manjemen:
studi sistem infromasi berbasis komputer:
5. Musim penangkapan lobster dapat terjemahan. Prenhallindo. Jakarta.
diestimasi berdasarkan hasil tangkapan
bulanan; dan Moosa MK, Aswandy I. 1984. Udang karang
(Panulirus spp) dari perairan Indonesia.
6. Pengoperasian lebih mudah dan cepat LON LIPI. Jakarta. 40 pp.
dibandingkan secara manual.
Phillips BF, Cobb JS, George RW. 1980.
Perlu adanya pengembangan dalam General biology. In The biology and
Sistim Informasi Manajemen Tangkap terutama management of lobster vol.II. J.S.Cobb
perlunya antisipasi data yang tidak akurat dan B.F Phillips (eds). Academic Press.
sehingga kurang maksimalnya analisis dalam New York.
model aplikasi. Selain itu pengaruh musim yang
perlu didukung oleh adanya data seperti suhu, Sam AR, Wisudo SH, Murdiyanto B, Iskandar
salinitas dan curah hujan sehingga analisis BH. 2011. Strategi Pengembangan
pengaruh data terhadap musim akan lebih Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam
optimal. Zahman Jakarta (PPSNZJ) sebagai
Pusat Pemasaran Perikanan. Marine
Fisheries. 2(2): 129-139.
KESIMPULAN DAN SARAN Santoso, Hardjomidjojo H, Haluan J, Wisudo
SH. 2009. Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem informasi
Sertifikasi Berbasis Jaminan Mutu dan
manajemen perikanan tangkap perlu suatu
Keamanan Pangan Produk Udang
Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang dapat
Ekspor. Buletin PSP. XVIII(2): 73-81.
menunjang berbagai aspek dan elemen dalam

You might also like