Professional Documents
Culture Documents
4017 5658 1 SM PDF
4017 5658 1 SM PDF
ABSTRACT
Soursop is a potential source of antioxidant due to high vitamin C and poliphenol content. Antioxidant activity of
three different preparations i.e. fruit juice, 96% ethanol extract, and ethyl acetate extract. The antiocdidant were
measured by using 1.1-diphenyl-2 pycrihidrazyl (DPPH) radical solution. In addition, vitamin C and polyphenol
content of each preparation were also measured. Polyphenol content as measured in gram Gallic Acid
Equivalent (GAE)/100 g). Showed the fruit juice, 96% ethanol extract and ethyl acetate extract were 0,473,
0,324, and 0,194, respectively. Vitamin C content (mg/100 g) of these three preparations were 36.24, 30.56,
and 35.66, respectively. The antioxidant activities (ppm) determined by IC 50 showed fruit juice, 96% ethanol
extract and ethyl acetate extract were 282.61 ppm, 660.08 and 480.26, respectively. There was strong
correlation between vitamin C content and antioxidant activity, and between polyphenol content and
antioxidant activities. In conclusion, the use of fruit juice as antioxidant source was better than ethyl acetate
and ethanol 96% extract.
ABSTRAK
Sirsak memiliki potensi sebagai sumber antioksidan karena kandungan vitamin C dan polifenol yang cukup
tinggi. Aktivitas antioksidan dari tiga sediaan sirsak yaitu sari buah, ekstrak etanol 96% dan ekstrak etil asetat.
Pengujian antioksidan dilakukan dengan senyawa radikal 1,1-diphenyl-2-pycrilhidrazyl (DPPH). Selain diuji
potensi antioksidannya, masing-masing bentuk sediaan juga diukur kadar vitamin C dan kadar polifenolnya.
Hasil penelitian menunjukkan kandungan polifenol yang dihitung dalam gram Setara Asam Galat (SAG)/100 g)
sari buah, ekstrak etanol 96% dan ekstrak etil asetat berturut-turut adalah 0,473; 0,324 dan 0,194 dan
kandungan vitamin C (mg/100 g) berturut-turut adalah 36,24; 30,56, dan 35,66. Aktivitas antioksidan (ppm)
yang ditunjukkan oleh nilai IC 50, untuk sari buah, ekstrak etanol 96% dan ekstrak etil asetat berturut-turut
adalah sebesar 282,61; 660,08 dan 480,26. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat
antara kandungan vitamin C dengan aktivitas antioksidan, dan kadar polifenol dengan aktivitas antioksidan.
Pemanfaatan buah sirsak sebagai antioksidan lebih baik menggunakan sediaan sari buah daripada ekstrak etil
asetat dan ekstrak etanol 96%. [Penel Gizi Makan 2014, 37(2): 137-144]
Kata kunci: aktivitas antioksidan, buah sirsak (Annona muricata Linn), polifenol, vitamin C
137
Penel Gizi Makan, Desember 2014 Vol. 37 (2): 137-144
T
14
PENDAHULUAN pycrilhidrazyl) . DPPH merupakan senyawa
radikal yang digunakan untuk pengujian
anaman sirsak (Annona muricata Linn)
antioksidan didasarkan pada transfer elektron
banyak mendapat perhatian dari
yang menghasilkan perubahan warna
masyarakat karena pemberitaan 15
larutan .
mengenai khasiatnya dalam membunuh
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh
sel kanker. Buah sirsak mempunyai ukuran
informasi tentang potensi antioksidan sediaan
cukup besar yaitu 20-30 cm, dengan berat
buah sirsak serta menentukan kadar polifenol
sampai 2,5 kg per buah. Buah ini banyak
dan vitamin C yang terkandung didalamnya.
mengandung karbohidrat, terutama fruktosa
Informasi ini dapat dijadikan dasar langkah
dan kandungan vitamin seperti vitamin C,
1 selanjutnya dalam usaha mengembangkan
vitamin B1 dan B2 . Selain itu juga
potensi buah sirsak untuk digunakan sebagai
mengandung komponen lain yang berperan
obat atau jenis sediaan untuk pemeliharaan
sebagai antioksidan.
kesehatan.
Tanaman sirsak secara empiris telah
banyak dimanfaatkan sebagai obat. Daunnya
METODE
dapat digunakan sebagai obat wasir, sakit
kandung kemih, diare pada bayi, disentri, dan Penelitian ini menganalisis secara
sebagai sumber vitamin C. Daun sirsak dapat kuantitatif kandungan vitamin C dan total
digunakan sebagai peluruh keringat, anti polifenol, serta menguji aktivitas
2
kejang dan mempercepat masaknya bisul . antioksidannya dalam bentuk tiga sediaan
3
Menurut Taylor , pemanfaatan buah sirsak buah sirsak yaitu sari buah, ekstrak etanol
sebagai penurun tekanan darah sudah 96%, dan ekstrak etil asetat. Rancangan
dilakukan dibeberapa negara seperti Jamaika, percobaan yang digunakan adalah Rancangan
Peru, Malaysia dan India, sedangkan Acak Lengkap dengan 2 ulangan. Hubungan
pemanfaatan buah sirsak sebagai anti antara kandungan vitamin C dan aktivitas
reumatik sudah dilakukan di Brazil. antioksidan serta kandungan polifenol dan
Buah sirsak merupakan salah satu aktivitas antioksidan diuji dengan korelasi
sumber antioksidan yang potensial. Pearson.
Antioksidan merupakan substansi penting Penelitian dilaksanakan pada bulan
dalam tubuh yang mampu menghambat reaksi Februari sampai dengan Mei 2013 di
oksidasi dengan mengikat radikal bebas dan Laboratorium Farmasi Fakultas Matematika
4
molekul yang sangat reaktif . Radikal bebas dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
pada umumnya dapat mempunyai efek yang Pakuan dan di Laboratorium Balai Penelitian
sangat menguntungkan, seperti membantu Peternakan Ciawi, Bogor.
destruksi sel-sel mikroorganisme dan kanker. Bahan baku yang digunakan adalah 50
Akan tetapi, produksi radikal bebas yang kg buah sirsak masak yang dibeli dari pasar
berlebihan dan produksi antioksidan yang Bogor. Buah sirsak masak selanjutnya
tidak memadai dapat menyebabkan kerusakan dipisahkan dari kulit dan bijinya sehingga
5,6
sel-sel jaringan dan enzim-enzim . menghasilkan 33,5 kg daging buah, lalu
Buah sirsak memiliki kandungan diblansir secara bertahap dengan cara
7
senyawa polifenol yang tinggi , dan banyak dimasukkan dalam dandang yang berisi air
8
mengandung vitamin C . Senyawa fenol dan mendidih selama 5 menit untuk satu sisi dan 5
flavonoid yang banyak terkandung dalam menit berikutnya untuk yang lain. Daging buah
tumbuhan dapat berperan sebagai antioksidan kemudian dibuat tiga sediaan yaitu 10 kg
karena memiliki struktur molekul yang dapat daging buah dibuat sari buah sirsak,10 kg
memberikan elektronnya kepada molekul daging buah dibuat ekstrak etanol 96%, dan
9,10
radikal bebas . Kandungan fenol dan 10 kg daging buah dibuat ekstrak etil asetat.
flavonoid berbanding lurus dengan aktivitas Pembuatan sari buah sirsak dilakukan
6,11,12
antioksidan . Selain itu kandungan vitamin dengan menyaring daging buah sirsak
C juga berpengaruh terhadap aktivitas menggunakan kain batis, filtrat hasil
13
antioksidan . Adanya beberapa alasan kuat penyaringan dianggap sebagai sari buah
yang mengarah pada manfaat buah sirsak sirsak 100 persen. Ketiga sediaan selanjutnya
sebagai antioksidan, makadirasa perlu dikarakterisasi dengan melakukan
dilakukan penelitian untuk membuktikan hal penghitungan rendemen, uji organoleptik,
tersebut.Salah satu uji yang dapat dilakukan penetapan kadar air, dan pengamatan
untuk menentukan potensi kapasitas organoleptik.
antioksidan suatu senyawa adalah dengan Pembuatan ekstrak etanol 96%
menguji kemampuannya dalam membersihkan dilakukan dengan metode maserasi
senyawa radikal DPPH (1,1-diphenyl-2- menggunakan pelarut etanol 96%. Maserasi
138
Potensi antioksidan berbagai sediaan buah sirsak… (Prasetyorini; dkk)
19
tahap awal yaitu merendam 10 Kg daging (Spektrofotometri Serapan atom) . Uji
buah dalam 10 L etanol 96% selama 2 hari kuantitatif kandungan polifenol dan vitamin C
dalam botol kaca coklat yang dilapisi dilakukan di Laboratorium Farmasi FMIPA,
alumunium foil. Selama perendaman Universitas Pakuan, Bogor secara duplo.
dilakukan pengadukan (setiap 6 jam). Pada semua sediaan yang diperoleh
Selanjutnya setelah dimaserasi selama 2 hari, selanjutnya dilakukan uji aktivitas antioksidan.
maserat disaring dengan kain batis, filtrat Pengujian antioksidan dilakukan dengan
disimpan dalam botol kaca coklat yang lain, pereaksi DPPH (1,1-diphenyl-2-
20
dan residunya dimaserasi kembali dengan 10 picrylhydrazyl) . Nilai persentase hambatan
L etanol 96% selama 1 (satu) hari. Setelah terhadap DPPH dihitung berdasarkan
maserasi kedua selesai, maserat disaring persamaan berikut:
dengan kain batis. Filtrat digabungkan,
kemuadian diendap-tuangkan. Stelah itu,
ekstrak diuapkan pelarutnya menggunakan
0
rotary evaporator pada suhu 40 C dan di
vacuum dryer agar diperoleh ekstrak kental.
Pembuatan ekstrak etil asetat dilakukan Nilai IC 50 (Inhibition Concentration 50)
dengan metode maserasi menggunakan diperoleh dari perpotongan garis antara 50
pelarut etil asetat. Maserasi tahap awal yaitu persen daya hambat dengan sumbu
merendam 10 kg daging buah dalam 10 L etil konsentrasi menggunakan persamaan linier
asetat selama 2 hari dalam botol kaca coklat (y=bx+a), dimana y=50 dan x menunjukkan
yang dilapisi alumunium foil. Selama IC 50 . Penetapan aktivitas antioksidan berbagai
perendaman dilakukan pengadukan (setiap 6 sediaan sirsak dalam penelitian ini
21
jam). Setelah dimaserasi selama 2 hari, disesuaikan dengan standar dari Yen, et al
maserat disaring dengan kain batis, filtrat yaitu: sangat aktif (<50 ppm), aktif (50-100
disimpan dalam botol kaca coklat yang lain, ppm), kurang aktif (100-1000 ppm), tidak aktif
dan residunya dimaserasi kembali dengan 10 (>1000 ppm).
L etil asetat selama 1 hari. Setelah maserasi Selanjutnya untuk mengetahui hubungan
kedua selesai, maserat disaring dengan kain antara variabel kadar polifenol dan kadar
batis. Filtrat digabungkan, lalu diendap- vitamin C terhadap aktivitas antioksidan
tuangkan. Ekstrak lalu diuapkan pelarutnya dilakukan analisis data dengan metode
menggunakan rotary evaporator pada suhu Pearson menggunakan program SPSS 17.0.
0
40 C dan di vacuum dryer agar diperoleh Dalam menentukan katagori kekuatan
ekstrak kental. hubungan antara kandungan vitamin C dan
Sediaan yang diperoleh dilakukan uji aktivitas antioksidan serta hubungan antara
fitokimia secara kualitatif untuk kandungan polifenol dengan aktivitas antioksidan
22
flavonoid, alkaloid, tanin, saponin dan digunakan katagori dari Jonatan, 2009 yaitu:
polifenol. Uji kualitatif untuk kandungan tidak ada korelasi (r=0); korelasi sangat lemah
alkaloid dilakukan dengan 3 jenis pereaksi (r=0,00-0,25); korelasi cukup (r=0,25-0,50);
yaitu pereaksi Dragendroff (kalium bismuth korelasi kuat (r=0,50-0,75); korelasi sangat
nitrat), pereaksi Mayer (kalium merkuri iodida), kuat (0,75-0,99); korelasi sempurna (r=1).
dan pereaksi Wagner. Uji kualitatif untuk
kandungan tanin dilakukan dengan pereaksi HASIL
ferri klorida 1% dan pereaksi gelatin (larutan Preparasi dan Karakterisasi Buah Sirsak
gelatin 1%). Uji kualitatif kandungan saponin Sepuluh kilogram daging buah sirsak
dilakukan dengan uji sabun dan uji dibuat sari buah, menghasilkan rendemen sari
16
hemolisis . Uji kualitatif untuk polifenol buah sirsak sebesar 64,28 persen dengan
dilakukan dengan larutan ferri klorida 1%. Uji kadar air sari buah sebesar 42,3 persen.
kualitatif dilakukan dengan 3 kali ulangan. Ekstraksi 10 kg daging buah menggunakan
Terhadap sediaan yang diperoleh pelarut etil asetat, menghasilkan ekstrak
dilakukan pula uji secara kuantitatif untuk kental dengan kadar air 11,52 persen
mengetahui kandungan polifenol, vitamin C, sebanyak 162 gram, sehingga rendemen
kalium dan natrium. Uji kuantitatif kadar untuk ekstrak etil asetat adalah 1,44 persen.
polifenol dilakukan menggunakan metode Biru Ekstraksi 10 kg daging buah menggunakan
17
Prusia dan penetapan kandungan vitamin C pelarut etanol 96%,menghasilkan ekstrak
18
dilakukan dengan metode titrasi iodometri . kental dengan kadar air 3,77 persen sebanyak
Uji kuantitatif kandungan kalium dan natrium 1.486,75 gram, sehingga rendemennya
dilakukan di Balai Penelitian Peternakan sebesar 14,89 persen. Karakteristik hasil
Ciawi, Bogor dengan metode SSA preparasi sediaan buah sirsak pada Tabel 1.
139
Penel Gizi Makan, Desember 2014 Vol. 37 (2): 137-144
Tabel 1
Karakteristik Hasil Preparasi Buah Sirsak
Sediaan Fisik Warna Rasa Aroma Rende- Kadar
men Air
(%) (%)
Sari buah kental putih asam manis khas sirsak 64,28 42,3
Ekstrak Etil Asetat kental coklat-kuning asam manis khas sirsak 1,44 11,52
Ekstrak etanol 96 % kental coklat asam manis khas sirsak 14,89. 3,77
Tabel 2
Hasil Uji FitokimiaKualitatif Sediaan Buah Sirsak
dengan Beberapa Jenis Pereaksi
Identifikasi Senyawa Parameter Sari buah Ekstrak Ekstrak
etanol 96% etil asetat
Flavonoid Merah jingga + + +
Dragendorf Endapan merah + + +
Alkaloid
Tabel 3
Hasil Penetapan Kandungan Polifenol, Vitamin C, Natrium, dan Kalium
dalam Tiga Sediaan Buah yang Berbeda
Kandungan tiap 100 g ekstrak
Sediaan Polifenol (g SAG) Vit C (mg) Natrium (g) Kalium (g)
a a
Sari Buah 0, 473 38,24 0,0269 0,39
b b
Ekstrak Etanol 96% 0, 324 30,56 0,0416 0,26
c a
Ekstrak Etil Asetat 0, 194 35,66 0,0436 0,22
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata pada α 0,05, SAG = Setara Asam Galat
140
Potensi antioksidan berbagai sediaan buah sirsak… (Prasetyorini; dkk)
Tabel 4
Aktivitas Antioksidan Vitamin C, Sari Buah, Ekstrak Etanol 96%
dan Ekstrak Etil Asetat Buah Sirsak
Konsentrasi Inhibisi Konsentrasi Inhibisi Konsentrasi Inhibisi Konsentrasi Inhibisi
Vit. C Vit. C Sari buah sari ekstrak ekstrak ekstrak etil ekstrak
(ppm) (%) (ppm) buah etanol etanol asetat etil
(%) (ppm) (%) (ppm) asetat
(%)
2 25,38 100 41,99 400 31,64 200 27,99
Tabel 5
Hasil Uji Korelasi antara Kandungan Vitamin C, Polifenol
dan Aktivitas Antioksidan
Vitamin C Polifenol
IC Pearson Correlation -.977 -.556
N 3 3
Gambar 1
Grafik Hubungan antara Kadar Polifenol dengan Aktivitas Antioksidan
141
Penel Gizi Makan, Desember 2014 Vol. 37 (2): 137-144
Gambar 2
Grafik Hubungan antara Kadar Vitamin C dengan
Aktivitas Antioksidan
142
Potensi antioksidan berbagai sediaan buah sirsak… (Prasetyorini; dkk)
bahwa sari buah mempunyai aktivitas adalah 99,18 mg SAG, ekstrak etanol 96%
antioksidan yang lebih baik dibandingkan sebesar 48,22 mg SAG dan pada ekstrak etil
dengan 2 ekstrak yang lain walaupun masih asetat sebesar 2,79 mg SAG. Kadar vitamin C
lebih rendah dari vitamin C, dan hal ini pada setiap 100 g bahan yang terekstraksi
memberikan dugaan bahwa proses ekstraksi pada sari buah adalah 0,77 persen, ekstrak
menggunakan pelarut etanol 96% maupun etanol 96% sebesar 0,47 persen dan ekstrak
pelarut etil asetat dapat menurunkan etil asetat sebesar 0,05 persen. Nilai IC 50 pada
kandungan vitamin C atau komponen lain sari buah adalah 282,61 ppm, ekstrak etanol
yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga 96% adalah 660,08 ppm dan ekstraketil asetat
membuat kedua sediaan tersebut menjadi sebesar 480,26 ppm. Ditinjau dari kandungan
kurang efektif. Aktivitas antioksidan vitamin C polifenol dan vitamin C, untuk pemanfaatan
masih lebih baik dibandingkan dengan sebagai antioksidan lebih baik digunakan
aktivitas antioksidan sari buah sirsak, dimana sediaan sari buah dibandingkan dengan
aktivitas antioksidan vitamin C 68,1 kali lebih ekstrak etil asetat dan ekstak etanol.
kuat dibandingkan aktivitas antioksidan sari
buah, karena vitamin C yang diuji berupa zat SARAN
murni dengan kandungan 100 persen, Perlu dilakukan penelitian tentang
sedangkan vitamin C dalam sari buah hanya optimalisasi ekstraksi senyawa yang
0,038 persen. berpotensi sebagai antioksidan dari buah
Aktivitas antioksidan ekstrak etil asetat sirsak, untuk mengetahui kondisi optimal agar
lebih baik dibandingkan ekstrak etanol 96%, dapat menghasilkan aktivitas antioksidan yang
hal ini dikarenakan kadar vitamin C yang maksimum.
terdapat dalam ekstrak etil asetat lebih besar
bila dibandingkan kadar vitamin C yang UCAPAN TERIMAKASIH
terdapat dalam ekstrak etanol 96%. Selain itu,
Ucapan terimakasih disampaikan
kemungkinan terdapat senyawa-senyawa lain
kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian
yang lebih banyak tertarik pada ekstrak etil
kepada Masyarakat (Ditlitabmas), Direktorat
asetat seperti flavonoid dalam bentuk aglikon
Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti)
yang juga berpotensi sebagai antioksidan.
yang telah mendanai penelitian ini melalui
Hasil uji korelasi antara vitamin C
pendanaan Hibah Bersaing, kepada Lembaga
dengan aktivitas antioksidan maupun korelasi
Penelitian Universitas Pakuan yang telah
antara polifenol dengan aktivitas antioksidan
banyak membantu sehingga penelitian ini
ditunjukkan pada Tabel 5. Berdasarkan
berjalan lancar.
analisis korelasi terhadap aktivitas
antioksidan, terdapat hubungan korelasi yang
RUJUKAN
linier antara aktivitas antioksidan dengan
vitamin C, serta hubungan korelasi yang linier 1. Astawan M. Awet muda berkat sirsak.
antara aktivitas antioksidan (IC 50 ) dan 2010 [sitasi: 9 Oktober 2012]. Dalam:
polifenol. Hubungan linier tersebut http://health.kompas.com/read/2010/03/18
menunjukkan bahwa peningkatan kadar /09094978/Awet.Muda.Berkat.Sirsak.
vitamin C atau polifenol akan menurunkan nilai 2. Thomas.Tanaman obat tradisional, edisi 2.
IC 50 atau dengan kata lain meningkatkan Yogyakarta: Kanisius, 1992.
aktivitas antioksidan. Hasil uji korelasi 3. Taylor L. Herbal secrets of the rainforest.
nd
(Pearson) antara aktivitas antioksidan dan 2 ed. New York: Sage Press, 2002.
vitamin C menunjukkan bahwa nilai r adalah 4. Winarsi H. Antioksidan alami dan radikal
0,977 ini menunjukkan korelasi yang sangat bebas. Yogyakarta: Kanisius, 2007.
kuat, sedangkan hasil uji korelasi antara 5. Kikuzaki H, Hisamoto M, Hirose K,
aktivitas antioksidan dan polifenol Akiyama K, and Taniguchi H. Antioxidants
menunjukkan nilai r adalah 0,556 sehingga properties of ferulic acid and its related
korelasinya tergolong kuat . compound. J Agric Food Chem. 2002;50:
2161-8.
KESIMPULAN 6. Halliwall. Reactive species and
antioxidant, redox biology is a
Hasil penelitian menunjukkan ketiga
fundamental theme for aerobic life.
sediaan buah sirsak yang diuji, yaitu sari buah,
Plant Physiol. 2006;141:312-322.
ekstrak etanol 96% dan ekstrak etil asetat
7. Bora PS, Holschuh HJ, dan
berpotensi sebagai antioksidan, walaupun
Vasconcelos MAS. Characterization of
aktivitasnya lebih rendah dibandingkan
polyphenol oxidase of soursop (Annona
dengan vitamin C murni. Kandungan polifenol
muricata L.) fruit and comparative study
dalam setiap 100 g bahan, pada sari buah
143
Penel Gizi Makan, Desember 2014 Vol. 37 (2): 137-144
of its inhibition in enzyme extract and in 15. Huang DJ, Ou BX, and Prior RL. The
pulp. Cienciay Tecnologia Alimentaria. chemistry behind antioxidant capacity
2004;4:267-273. assay. J Agric Food Chem.
8. Radi J. Sirsak, budidaya dan peman- 2005;53:1841-1856.
faatannya. Yogyakarta:Kanisius,1997 16. Rajendra CE, Magadum DS, Nadaf MA,
9. Dawidowicz AL, and Olszowy M. Yoshada SV, Manjula M.
Mechanism change in estimating of Phytochemical screening of the
antioxidant activity of phenolic rhizome of kaempferia galanga. Int J
compounds.Talanta. 2012:97;312-317. Pharm and Phyto Research.2011;3:61-
10. Marinna E, Georgiew L, Totsera I, 63.
Seizova K, and Milkova T. Antioxidant 17. Gonzalez M, Guzman B, Rudyk R,
activity and mechanism of action of Romana E, and Molina MAA,
some synthesized phenolic acid amides Spectrophotometric determination of
of aromatic amines. Czech J Food Sci. phenolic coumpounds in propolis. Lat
2013;31:5-13 Am J Pharm.2003;22:243-8.
11. Kao MWS, FM Woods, WA Dozier, RC 18. Dioha IJ, O Olugbemi, TU Onuegbu
Ebet, M Nesbitt, J Jee, et al. Phenolic and Z Shahru. Determination of
content and antioxidant capacities of ascorbic acid content of some tropical
Alabama-Grown thornless blackber- fruits by iodometric titration. Int J Biol
ries. Int J Fruit Sci. 2008;7:33-46. Chem Sci. 2011;5:2180-2184.
12. Stanojevic L, Stankovich M, Nikolic V, 19. Harmita. Buku ajar analisis fisikokimia.
Nikolic L, Ristic D, Brunet JC et.al. Jakarta: Cipta Kreasi Bersama, 2006.
Antioxidant activity, total phenolic and 20. Molyneux P. The use of the stable free
flavonoid content of Hieracium radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH)
picosella L extract. Sensors. for estimating antioxidant activity.
2009;9:5702-5714. Songklanarin J Sci Technol. 2004;26:
13. Haciseuki A. An overview of ascorbic 211-219.
acid biochemistry. J Fac Pharm 21. Yen GC and Chen HY. Antioxidant
Ankara. 2009;38:233-255. activity of carius tea extract in relation
14. Wanasundara PKJPD, Shahidi F, to their antimutangeneticity. J Agri and
editors. Antioxidants: science, Food Chem.1995;43:27-32.
technology, and application. New 22. Jonathan S. Statistik itu mudah:
Jersey: John Wiley & Sons, 2005. panduan lengkap untuk belajar
komputasi statistik menggunakan
SPSS 16. Yogyakarta: Universitas
Atmajaya, 2009.
144