KEMENTERIAN
PERDAGANGAN
corti!
an
THINK BIG
THINK ASEAN
Dengan diberlakukannya AEC pada
tahun 2015 (efektif per 1 Januari 2016),
‘akan membuka peluang yang sangat
besar tidak hanya bagi pelaku usaha
Indonesia melainkan juga tenaga kerja
profesional maupun masyarakat pada
umumnya (konsumen) dimana arus
perdagangan barang, jasa, investasi,
tenaga kerja terampil dan modal akan
lebih bebas diantara Negara Anggota
ASEAN. Untuk menjamin terbukanya
arus perdagangan barang, ASEAN telah
menandatangani ASEAN Trade In Goods
Agreement (ATIGA) pada tahun 2009
yang —merupakan_penyempurnaan
perjanjian CEPT-AFTA. Berdasarkan
komitmen penurunan tarif yang
berlangsung sejak 2004, pada tanggal 1
Januari 2010, ASEAN 6 (Brunei
Darussalam, Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura dan Thailand) secara
rata-rata telah menghapuskan sebesar
MYANMAR, 2014
24" ASEAN SUMMIT
OPENING CEREMONY
Nay aw Myarna, 19 May 2018
lebih dari 99% tarif bea masuknya
Dengan dihapuskannya tarif bea masuk
tersebut, peredaran —_perdagangan
barang antar ASEAN 6 dapat dikatakan
telah terbuka, Namun demikian, untuk
dapat menikmati tarif 0% tersebut,
terdapat kriteria tertentu, misalkan
barang yang diperdagangkan harus
memiliki kandungan lokal (ASEAN)
sebesar minimal 40%, kesesuaian
standar dan persyaratan terknis (SNI),
dan sebagainya, serta_ dalam
memperdagangkannya perlu_ meni
nakan formulir Surat Keterangan Asal
(SKA) Form D. Dalam hal pmbebasan
tarif bea masuk, Indonesia telah
memberikan tarif bea masuk 0%
terhadap 98.87% dari total pos tarif
yang dimiliki, sedangkan produk-
produk yang dianggap sangat sensitif
seperti beras dan gula masih dikenakan
tarif bea masuk.
Direktorat Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional
4. ML. Ridwan Rais No. 5, Gedung Utama Lantai 8, Jakarta Pusat
Tip: 024-23528601, Fax: 021-23528611, Email: Kumval-setkpi@kemenedag,go.idPeluang ASEAN Economic Community bagi Indonesia
Di bidang perdagangan bebas sektor jasa, ASEAN
telah — menandatangani ASEAN Framework
Agreement on Services (AFAS) yang koritmen
liberalisasi sektor jasa dilakukan melalui paket-
paket integrasi. Hingga tahun ini, ASEAN telah
menyepakati AFAS Paket 8 dengan target AFAS
Paket 10 pada tahun 2015. Liberalisasi disektor
jasa_dilakukan dengan mengintegrasikan 128
sub-sektor dari 12 sektor jasa ditambah dengan
16 sub-sektor finansial dan 13 sub-sektor alat
angkut udara (air transport). Adapun sektor-
sektor tersebut adalah: Jasa_ Bisnis; Jasa
Komuntkasi; Jasa Konstruksi dan Teknik Terkait;
Jasa Distribusi; Jasa Pendidikan; Jasa Lingkungan;
Jasa Finansial; Jasa Terkait Kesehatan dan Sosial;
Jasa Pariwisata dan terkait Perjalanan; Jasa
Rekreasi, Budaya dan Olahraga; _Jasa
Transportasi; dan Jasa lainnya.
Selain itu, di sektor jasa juga telah disepakati
pengaturan saling pengakuan (Mutual
Recognition Arrangements/MRAs) bagi 8 jenis
kualifkasi profesional: Engineering Services (jasa
teknik rekayasa); Nursing Services (jasa kepera-
watan); Architectural Services (jasa arsitektur);
Surveying services (jasa pemetaan); Tourism
Professional _(jasa_profesi__pariwisata);
Accountancy Services (jasa akuntansi); Medical
Practitioners (jasa_medis); Dental Practitioners
(asa dokter gigi). Namun demikian, terdapat 6
kriteria untuk menentukan pengakuan yaitu
Pendidikan, ujian, registrasi dan pemberian
lisensi, pengalaman pendidikan profesional
lanjutan dan kode etik (professional
conduct). Sektor jasa juga telah menyepakati
Persetujuan ASEAN tentang Pergerakan Orang
Perseorangan (ASEAN Agreement on Movement
of Natural Persons) dimana Indonesia dalam
proses meratifikasi. Pergerakan tenaga kerja
profesional perseorangan akan lebih terbuka,
namun tetap tunduk pada syarat dan aturan
nasional, seperti persyaratan dan prosedur
kualifikasi yang berlaku di negara masing-masing.
Hampir seluruh negara ASEAN memberikan
komitmen perpindahan tenaga kerja profesional
antar perusahaan (direktur, manajer dan tenaga
ahli) dan kunjungan bisnis. Dengan disepakatinya
8 MRAs di ASEAN, tenaga kerja terampil
Indonesia akan memiliki peluang yang sangat
beser untuk dapat bekerja di Seluruh Negara
‘Anggota ASEAN disamping itu, sektor-sektor jasa
potensial Indonesia seperti jasa_konstruksi,
Kesehatan, komunikasi dan pariwisata memiliki
peluang yang sama besarnya untuk meluaskan
usahanya di ASEAN.
Dalam hal investasi, dengan berlaku efektifnya
‘ACIA per 29 Maret 2012 akan menciptakan rezi
investasi yang terbuka, bebas, transparan dan
terintegrasi. ACIA akan menjadikan ASEAN
sebagai tempat yang memiliki daya tarik tinggi
bagi investor asing maupun investor intra-
ASEAN. Dengan berbagai keunggulan komparatif
yang dimiliki Indonesia dimana prtumbuhan
ekonomi yang stabil, melimpahnya sumber daya
alam dan manusia memberikan peluang bagi
Indonesia untuk menarik investor baik dari luar
ASEAN maupun investor dari Negara Anggota
ASEAN untuk berinvestasi di Indonesia
Peluang ASEAN Economic Community bag) indonesia